KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan dimasyarakat (Maryunani A, 2013).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support)
dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk
membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam
tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam
rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan (Maryunani A, 2013).
Pada dasarnya perilaku hidup bersih dan sehat yang dipraktikan oleh setiap
keluarga/rumah tangga adalah banyak, namun ditetapkan 10 (sepuluh) indikator
PHBS di rumah tangga, yaitu:
2. ETIOLOGI
1. Faktor Internal
b. Motif Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu.
Motif atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya kebutuhan, yang
oleh Maslow dikelompokkan menjadi kebutuhan biologis, kebutuhan sosial,
dan kebutuhan rohani.
2. Faktor Eksternal
3. KLASIFIKASI KLINIS
Dari sepuluh indikator PHBS maka akan didapatkan empat klasifikasi rumah
tangga yang menjalankan PHBS. Menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai berikut:
1. Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
2. Klasifikasi II (warna kuning): jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
3. Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
4. Klasifikasi IV (warna biru) : Klasifikasi III + ikut dana sehat
Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2008 mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS
tidak terpenuhi, maka tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.
5. KOMPLIKASI
Bagi orang yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat akan
berisiko terserang penyakit. Jika perilaku hidup bersih dan sehat ini tidak
diterapkan maka akan berdampak pada timbulnya komplikasi penyakit lain.
Komplikasi PHBS dapat menyebabkan :
1. Diare karena tidak menerapkan cuci tangan yang bersih.
2. Stroke, hipertensi, jantung yang disebabkan karena merokok.
3. Kematian yang disebabkan karena pada saat persalinan tidak ditolong oleh
tenaga kesehatan.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor risiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
danada DM.
B. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/ Istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi,
perspirasi.
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,
radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)
pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress
multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue
perhatian, tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).
e. Makanan/Cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB
akhir akhir ini (meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik
2) Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema,
glikosuria.
f. Neurosensori
1) Gejala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala, subojksipital (terjadi
saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa
jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,
epistakis).
2) Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara, efek, proses pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit
kepala.
h. Pernafasan
1) Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea,
ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok.
2) Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyi nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
1) Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
D. INTERVENSI KEPERWATAN
Mc. Kenzie, J.F., Neiger, B.L., & Smeltzer, J.L. 2005. Planning
implementing and evaluation health promotion programs. San Fransisco, CA :
Pearson Education.