Anda di halaman 1dari 9

A.

KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan dimasyarakat (Maryunani A, 2013).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support)
dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk
membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam
tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam
rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan (Maryunani A, 2013).
Pada dasarnya perilaku hidup bersih dan sehat yang dipraktikan oleh setiap
keluarga/rumah tangga adalah banyak, namun ditetapkan 10 (sepuluh) indikator
PHBS di rumah tangga, yaitu:

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

2. Memberikan bayi ASI eksklusif.

3. Menimbang bayi dan balita.

4. Menggunakan air bersih.

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

6. Menggunakan jamban sehat.

7. Memberantas jentik di rumah.

8. Makan buah dan sayur setiap hari.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.

10. Tidak merokok di dalam rumah.


Sasaran pembinaan PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota rumah
tangga, yaitu:
1. Pasangan usia subur.
2. Ibu hamil dan ibu menyusui.
3. Anak, remaja dan dewasa.
4. Usia lanjut.
5. Pengasuh anak

2. ETIOLOGI

Hal-hal yang mempengaruhi PHBS sebagian terletak di dalam diri individu


itu sendiri, yang disebut faktor intern, dan sebagian terletak di luar dirinya yang
disebut faktor ekstern (faktor lingkungan).

1. Faktor Internal

a. Keturunan Seseorang berperilaku tertentu karena memang sudah


demikianlah diturunkan dari orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalah
sifat-sifat yang diperoleh dari orang tua atau neneknya dan lain sebagainya.

b. Motif Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu.
Motif atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya kebutuhan, yang
oleh Maslow dikelompokkan menjadi kebutuhan biologis, kebutuhan sosial,
dan kebutuhan rohani.

2. Faktor Eksternal

Yaitu faktor-faktor yang ada di luar diri individu bersangkutan. Faktor-


faktor ini mempengaruhi individu sehingga di dalam diri individu timbul
unsur-unsur dan dorongan untuk berbuat sesuatu.

a. Unsur-unsur perilaku bagi individu, meliputi pengertian atau pengetahuan


tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau kepercayaan tentang
manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana yang diperlukan
untuk melakukannya, serta dorongan atau motivasi untuk berbuat yang
dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya.

b. Unsur-unsur perilaku bagi individu sebagai anggota kelompok, meliputi


pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan
atau kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya,
sarana yang diperlukan untuk melakukannya, dorongan atau motivasi untuk
berbuat yang dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya, serta norma atau
dukungan kelompok bahwa apa yang akan dilakukan itu benar atau bisa
diterima oleh kelompoknya.

3. KLASIFIKASI KLINIS

Dari sepuluh indikator PHBS maka akan didapatkan empat klasifikasi rumah
tangga yang menjalankan PHBS. Menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai berikut:
1. Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
2. Klasifikasi II (warna kuning): jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
3. Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
4. Klasifikasi IV (warna biru) : Klasifikasi III + ikut dana sehat
Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2008 mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS
tidak terpenuhi, maka tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.

5. KOMPLIKASI
Bagi orang yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat akan
berisiko terserang penyakit. Jika perilaku hidup bersih dan sehat ini tidak
diterapkan maka akan berdampak pada timbulnya komplikasi penyakit lain.
Komplikasi PHBS dapat menyebabkan :
1. Diare karena tidak menerapkan cuci tangan yang bersih.
2. Stroke, hipertensi, jantung yang disebabkan karena merokok.
3. Kematian yang disebabkan karena pada saat persalinan tidak ditolong oleh
tenaga kesehatan.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor risiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
danada DM.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


A. Data Subjektif
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, no registrasi, dan diagnose
medis
b. Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah sakit kepala disertai rasa berat ditengkuk, sakit kepala
berdenyut
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada sebagain besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala.
Gejala yang dimaksud adalah sakit dikepala , pendarahan dihidung,
pusing, wajah kemerahanan, dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada
penderita hipertensi. Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak
diobat, bisa timbl sakit kepala, kelelahan, muntah, sesak napas,
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan otak,
mata jantung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami
penurunan kesadaran atau koma
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, DM, penyakit ginjal,
obesitas, hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, penggunaan
alcohol dan obat kontrasepsi oral dll.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.

B. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/ Istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi,
perspirasi.
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,
radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)
pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress
multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue
perhatian, tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).
e. Makanan/Cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB
akhir akhir ini (meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik
2) Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema,
glikosuria.
f. Neurosensori
1) Gejala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala, subojksipital (terjadi
saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa
jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,
epistakis).
2) Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara, efek, proses pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit
kepala.
h. Pernafasan
1) Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea,
ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok.
2) Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyi nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
1) Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural

TULISAN MERAH: SALAH KARENA MENGGUNAKAN PENGKAJIAN


HIPERTENSI Cari yang pengkajian umum saja !!!
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dalam keluarga berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Defisiensi pengetahuan PHBS berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

D. INTERVENSI KEPERWATAN

No Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Ketidakefektifan NOC : NIC :


pemeliharaan kesehatan
dalam keluarga 1. Keluarga mampu 1. Kaji tingkat pengetahuan
berhubungan dengan meningkatkan derajat keluarga mengenai masalah
ketidakmampuan kesehatan dalam kesehatan
keluarga dalam
keluarganya. 2. Berikan Penkes kepada
menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan. 2. Keluarga mampu keluarga tentang :
menggunakan pelayanan a. Manfaat dari
kesehatan dengan baik. pemeriksaan secara rutin
3. Jika ada anggota keluarga b. Resiko yang terjadi
yang sakit keluarga mampu apabila tidak melakukan
mengenal masalah kesehatan pemeriksaan secara
dan mampu memberikan rutin.
penanganan yang tepat bagi c. Memberikan edukasi
anggota keluarga yang sakit. tentang perilaku hidup
bersih dan sehat.
2. Defisiensi pengetahuan NOC : NIC :
PHBS berhubungan
dengan kurangnya 1. Menyatakan pemahaman 1. Kaji kesiapan dan
informasi tentang tentang proses penyakit hambatan dalam belajar.
perilaku hidup bersih dan 2. Mengidentifikasi efek 2. Tetapkan dan nyatakan
sehat.
samping obat dan batas tekanan darah
kemungkinan komplikasi “terkontrol dengan baik”.
yang perlu diperhatikan. 3. Bantu pasien dalam
3. Mempertahankan tekanan mengidentifikasi gaya
darah dalam parameter hidup yang tidak sehat
normal. misalnya : obesitas, rokok
4. Mampu menerapkan dan alkohol, pola hidup
PHBS dalam keluarga. penuh stres.
4. Intruksikan dan peragakan
teknik pemantauan tekanan
darah mandiri.
5. Demonstrasikan pada
keluarga mengenai PHBS.
6. Berikan informasi
mengenai PHBS dan
bagaimana penerapannya.
7. Motivasi untuk membuat
program olahraga sendiri
dalam menerapkan PHBS.
DAFTAR PUSTAKA

Mukono.2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya

Mc. Kenzie, J.F., Neiger, B.L., & Smeltzer, J.L. 2005. Planning
implementing and evaluation health promotion programs. San Fransisco, CA :
Pearson Education.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online),


(http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat, diakses pada
tanggal 14 Pebruari 2018)

Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). (Online)
(http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12diakses pada tanggal
14 Pebruari 2018)

Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University


Sumijatun, et al.2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai