Anda di halaman 1dari 11

A.

JUDUL
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA
PELAJARAN IPA MATERI CAHAYA DAN SIFATNYA MELALUI
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DI SD
NEGERI MOJO RINGINARUM KABUPATEN KENDAL

B. BIDANG KAJIAN
DESAIN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

C. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistimatis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta,konsep-konsep,atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan.Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam hidup sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui
pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan
secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.Di tingkat Sekolah Dasar
diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, Lingkungan, teknologi, dan
masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu
karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiri) untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan
pada pemberian pengalaman belajar langsung melalui penggunaan dan pengembangan
ketrampilan proses dan sikap ilmiah.Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA
di SD merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan
menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.Pencapaian SK dan
KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja
ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
Uraian di atas oleh peneliti digunakan sebagai dasar untuk menentukan strategi,
media,metode dalam pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Mojo Kecamatan Ringinarum.
Karena pada pembelajaran IPA materi”Cahaya dan sifat-sifatnya” hasil evaluasinya rendah
sehingga tidak mencapai ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu nilai 73. Dari 20 orang
siswa L: 9, P:11 hanya 11 siswa yang mendapat nilai 73. Berdasarkan hal tersebut, maka
penulis merencanakan untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan
hasil belajar siswa sesuai harapan semua pihak.
Dari hasil tes formatif pelajaran IPA, pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya, di kelas V
SD Negeri Mojo, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal, diperoleh data dari 20 siswa
hanya 11 siswa (55%) yang mendapat nilai tuntas (73 ke atas). Sedangkan 9 siswa (45%)
mendapat nilai di bawah 73, atau belum mencapai ketuntasan(KKM)
Berdasarkan hasil identifikasi bersama dengan teman sejawat diketahui bahwa materi
pembelajaran ”Cahaya dan Sifatnya” merupakan materi yang belum dikenal sebelumnya. Siswa
masih terbawa oleh cerita – cerita bahwa pelangi adalah selendang para Bidadari dari langit.
Terbukti dari pertanyaan guru “ Apakah Pelangi itu ? “ terdapat 4 anak yang menjawab bahwa
pelangi berasal dari selendang Bidadari.
Dengan bimbingan Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) melalui Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ) penulis mengidentifikasikan masalah – masalah yang timbul setelah
mengadakan pembelajaran.
Berdasarkan refleksi diatas penulis melakukan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor
untuk mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil
diskusi terungkap beberapa masalah pembelajaran yang muncul yaitu sebagai berikut :
a. Perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran kurang.
b. Keterlibatan siswa dalam mengikuti pelajaran kurang.
c. Siswa tidak berani menjawab pertanyaan – pertanyaan guru.
d. Siswa belum dapat menyerap materi pembelajaran sesuai dengan harapan.
e. Siswa belum dapat mejawab soal – soal dengan baik dan benar.
Berdasarkan identifikasi beberapa hal tersebut di atas, terdapat banyak kekurangan yang
dialami siswa kelas V SD Negeri Mojo pada materi pokok “ Cahaya dan Sifat – sifatnya ” mata
pelajaran IPA semester II tahun pelajaran 2013 / 2014.

D. PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH


a. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, siswa kelas V SD Negeri Mojo agar menguasai pelajaran
dengan baik, penulis merumuskan masalah perbaikan :
1. Apakah dengan menerapkan implementasi model pembelajaran Demonstrasi dan menggunakan
alat peraga kaca kristal, cakram warna dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPA?
2. Apakah dengan menerapkan implementasi model pembelajaran Demonstrasi pada materi cahaya
dan sifatnya siswa dapat membuktikan pelangi?
3. Apakah dengan Implementasi model pembelajaran Demonstrasi pada IPA materi Cahaya dan
Sifatnya, siswa mampu menggunakan cahaya sebagai sumber penerangan pada malam hari
dengan menggunakan sumber cahaya yang sederhana . ?
4. Mungkinkah melalui implementasi model pembelajaran Demonstrasi, siswa akah lebih menyukai
mengadakan percobaan ?
b. Pemecahan masalah
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka perlu diakan pemecahan masalah yang serius, agar
penelitian Tindakan Kelas berjalan dengan lancar dan sesuai prosedur dengan langkah-langkah
yang telah ditentukan.
1. Apakah dengan menerapkan implementasi model pembelajaran Demonstrasi dan menggunakan
alat peraga kaca kristal, cakram warna dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPA?
Implementasi model pembelajaran Demonstrasi pada siswa dengan bimbingan guru, akan
menumbuhkan rasa senang pada siswa. Namun demikian model demonstrasi ini membutuhkan
dana yang agak lumayan dalam pelaksanaannya.
2. Implementasi model pembelajaran Demonstrasi ini, dapat membuktikan adanya pelangi,
sehingga dipastikan siswa kelas V SD Negeri Mojo,kecamatan Ringinarum senang akan mata
pelajaran Sains / IPA.
3. Implementasi model pembelajaran Demonstrasi pada IPA materi Cahaya dan Sifatnya, siswa
mampu menggunakan cahaya sebagai sumber penerangan pada malam hari dengan
menggunakan sumber cahaya yang sederhana dalam melakukan kegiatan yang bersifat
khusus.Misalnya pada pengajian, perlu adanya cahaya yang sifatnya akan menerangi lingkungan
sekitar.
4. Mungkinkah melalui implementasi model pembelajaran Demonstrasi, siswa akah lebih menyukai
mengadakan percobaan ? Implementasi model pembelajaran demonstrasi akan memberikan pola
pikir yang leluasa bagi siswa, sehingga siswa yang pernah demonstrasi ingin mengulangnya.

E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :
1. TUJUAN KHUSUS :
Meningkatkan kualitas tingkat pemahaman siswa SD Negeri Mojo kecamatan Ringinarum
kabupaten Kendal terhadap materi pelajaran, khususnya mata pelajaran IPA materi Cahaya dan
Sifat – sifatnya.
2. TUJUAN UMUM :
a. Memperbaiki pelaksanaan proses pembelajaran IPA dalam rangka meningkatkan prestasi belajar
siswa.
b. Mendiskripsikan penggunaan alat peraga kaca kristal dan cakram warna dalam pembelajaran
IPA tentang ”Cahaya dan sifat-sifatnya” terhadap hasil belajar siswa.
d. Mendiskripsikan penggunaan metode eksperimen dan kerja kelompok dalam pembelajaran IPA
tentang ”Cahaya dan sifat-sifatnya” terhadap hasil belajar siswa.

F. MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi guru sebagai peneliti
1. Sebagai sarana untuk mengembangkan diri secara profesional dan lebih percaya diri dalam
pembelajaran model Demonstrasi
2. Untuk memperbaiki pembelajaran, serta hasil penelitian yang diperolehnya dapat disebarkan
pada teman sejawat, sehingga mereka tergerak untuk mencoba hasil tersebut atau paling tidak
mencoba melakukan perbaikan pembelajaran di kelasnya.
3. Melalui PTK, Guru mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan sendiri.
b. Bagi siswa
Siswa memperoleh layanan pembelajaran yang lebih bervariasi dan maksimal, hal ini dapat
menumbuhkan minat belajar siswa. Dengan melaksanakan PTK permasalahan yang dihadapi
anak dapat segera diselesaikan.
c. Manfaat bagi sekolah
Penelitian Tindakan Kelas bermanfaat bagi sekolah dimana penelitian itu dilaksanakan, karena
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang berujung pada meningkatnyaoutput sekolah.
d. Manfaat bagi lembaga / Instansi Pendidikan
Pengetahuan yang diperoleh dalam PTK yang dilaksanakan oleh guru dapat ditularkan kepada
guru lain dalam satu sekolah. Juga dapat ditularkan kepada guru lain antar sekolah melalui forum
KKG atau kegiatan lain yang sejenis. Dengan demikian proses pembelajaran secara umum akan
meningkat.

G. KAJIAN PUSTAKA ;
1. Kajian Teori
a. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Seorang guru dalam kaitannya dengan pembelajaran selalu ingin membuat situasi belajar
mengajar lebih menarik kepada siswa. Karena situasi pembelajaran yang menarik akan sangat
menentukan bagaimana proses pembelajaran itu berhasil. Agar tercapai hal tersebut guru harus
sering merenung dengan merefleksi diri, meneliti apakah pembelajaran yang diberikan pada
siswa sudah tercapai semaksimal mungkin.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu renungan yang dilakukan oleh penulis dalam rangka
memperbaiki kinerjanya. Sesuai dengan pendapat Car dan Kemmis ( McNiff, J, 1991 : p.2
) bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri, dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru dengan menerapkan penggunaan metode
eksperimen dan kerja kelompok untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar mendiskripsikan sifat-sifat cahaya pada siswa kelas
V SD Negeri Mojo, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat, melalui implementasi
model pembelajaran Demonstrasi yang dilakukan siswa dengan bimbingan guru, tidak mustahil
siswa bisa lebih tertarik lagi pada mata pelajaran Sains / IPA.
b. Hakekat Pembelajaran ;
Dalam kegiatan pembelajaran, metoda mengajar merupakan salah satu
komponen yang harus dilaksanakan. Pada dasarnya metoda mengajar merupa kan teknik yang
digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran.
”Penggunaan metoda yang tepat dalam mengajar, akan dapat memotivasi dan meningkatkan
prestasi belajar siswa”(Winataputra, 1997: 44).
Dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar berbagai macam metoda dapat gunakan. Dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini, metoda yang penulis gunakan adalah metoda bervariasi, yaitu
metoda tanya jawab, penugasan, ceramah, diskusi dan metoda eksperimen. Dengan penggunaan
metoda yang tepat dapat membantu cara berfikir anak, hal ini sesuai pendapat Carol
Gestwicki(1995 hal:321) bahwa dalam perkembangan terdapat perubahan yang dapat
diramalkan. Anak terlibat langsung dalam praktek pembelajaran IPA.
Dalam pembelajaran IPA jika anak langsung mempraktekkan apa yang sedang dipelajari
maka anak akan menemukan langsung pengalaman yang digali melalui proses dalam praktek
IPA. Dengan demikian pengalaman tersebut akan tertanam dalam diri anak dan tidak mudah
terlupakan. Dalam Penelitian Tindakan Kelas penulis menekankan pendekatan ini dengan
harapan agar tidak sesuai pepatah Cina Kuno :
Saya mendengar, maka saya lupa
Saya melihat , maka saya tahu
Saya melakukan, maka saya ingat
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktifitas (Tri Anni, 2004;4 ).
Memang betul teori diatas, karena perubahan tingkah laku siswa yang terjadi merupakan bukti telah terjadi proses
belajar mengajar, dan ini merupakan hasil belajar yang telah dilakukan.
d. Model pembelajaran Demonstrasi
Mengajar didepan kelas tidak terlepas dari metode, karena metode atau cara didalam menyampaikan materi
pembelajaran kepada siswa, ada beberapa pendapat tentang metode pembelajaran;
1. Menurut Subijanto (1990;40) bahwa metode mengajar menyangkut pengertian yang luas
dan merupakan garis-garis besar.
2. Menurut Udin S.Wiranata (1992;217) bahwa metode mengajar diartikan sebagai cara
menyajikan atau mengantarkan materi pelajaran.
3. Menurut Nana Sujana (2000;76) bahwa metode adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa saat berlangsungnya pembelajaran.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan metode demonstrasi secara bervariasi dengan metode-
metode lain seperti ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas pada saat menyampaikan latihan
Metode Demonstrasi
Metode demontrasi adalah cara menyampaikan pelajaran kepada siswa lebih mengedepankan melakukan perbuatan
atau praktek daripada ceramah
Menurut Hisyam Zaini bahwa metode demonstrasi digunakan sebagai cara untuk memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan dengan mencoba berbuat, atau tindakan terhadap sesuatu. Jadi aktifitas siswa lebih banyak berpraktek
dan mengamati daripada mendengarkan penjelasan guru.
Beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Peralatan mudah didapat.
b) Siswa dengan mudah mempraktekkan alat tersebut.
c) Siswa yang melakukan praktek benar-benar sudah siap.
d) Semua harus mendapatkan kesempatan.
e) Tujuan yang akan dicapai hendaknya jelas.
f) Setiap tahapan hendaknya sudah dapat diukur keberhasilannya, sehingga tahapan berikutnya dapat dilanjutkan.

2. Kajian Empiris
Dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul :
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran IPA Materi Cahaya dan Sifatnya melalui
Implementasi Model Pembelajaran Demonstrasi di SD Negeri Mojo Ringinarum Kabupaten Kendal”diharapkan bisa
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran IPA dikelas. Setelah semua siswa kelas V tertarik akan mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam khususnya materi Cahaya dan Sifatnya, diharapkan hasil Uji Kompetensi mata pelajaran
IPA dapat menghasilkan nilai yang memuaskan.

3. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, maka dapat diambil pokok-pokok pikiran sebagai
berikut :
Bahwa pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yaitu dalam mempelajari materi pokok ”Cahaya dan
Sifat-sifatnya” dengan menggunakan implementasi model pembelajaran Demonstrasi, alat
peraga yang bermacam-macam, dan anak melakukan praktek langsung, dapat mengaktifkan
proses pembelajaran.
Implementasi model Pembelajaran Demonstrasi di SD Negeri Mojo Kendal” diharapkan bisa mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran IPA dikelas. Setelah semua siswa kelas 5 tertarik akan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
khususnya materi Cahaya dan Sifatnya, diharapkan hasil uji Kompetensi mata pelajaran IPA dapat menghasilkan
nilai yang memuaskan.

H. METODE PENELITIAN
1. Subyek Penelitian.
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Mojo Kecamatan Ringinarum
Kendal. Subjek penelitian siswa kelas V yang berjumlah 20 siswa terdiri dari L:9, P: 11, dengan latar belakang
orang tua siswa yang berbeda-beda dan berpengaruh sekali pada tingkah laku dan pola pikir siswa / siswi.

2. Faktor-faktor yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas :


1. Penerapan implementasi model pembelajaran Demostrasi terhadap siswa kelas V dengan materi Cahaya dan
Sifatnya pada mata pelajaran IPA.
2. Ketrampilan guru dalam penggunaan model pembelajaran Demonstrasi.
3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA khusunya Cahaya dan Sifatnya, pada mata pelajaran IPA yang
menerapkan model pembelajaran Demonstrasi.
4. Hasil belajar siswa setelah peneggunaan pendekatan Model Demonstrasi dalam pembelajaran IPA khususnya
Cahaya dan Sifatnya..

3. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas.


1. Perencanaan :
1). Menentukan materi pelajaran dari silabus kelas V semester 2
2). Menyusun RPP sesuai dengan Indikator
3). Menyiapkan alat peraga yang diperlukan
4). Menyiapkan Lembar Kerja Siswa
5). Menyiapkan alat evaluasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam bentuk siklus-siklus yang
akan dilaksanakan. Masing-masing siklus tidak sama waktu pelaksanaannya, dan masih saling terkait antara siklus
yang satu dengan siklus lainnya.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan observer lainnya untuk mengamati tingkah laku dan sikap
siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Refleksi dilaksnakan untuk menganalisa sejauh mana indikator yang dapat dicapai pada tiap-tiap siklus, indikator
yang belum tercapai dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya.

4. Siklus Penelitian .
Pelaksanaan ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Siklus I
a. Proses Perencanaan
 Mengidentifikasi masalah
 Merumuskan masalah
 Menetapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran
 Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) siklus I
 Menyediakan alat peraga
 Menyiapkan lembar observasi/pengamatan
 Menyusun LKS
 Menyusun soal tes formatif
b. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Adapun langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut :
 Guru mengatur tempat duduk
 Guru mencatat kehadiran siswa
 Guru memberikan apersepsi untuk masuk pada materi pelajaran
 Guru menjelaskan materi pelajaran
 Guru bersama siswa mengadakan percobaan tentang pembiasan cahaya menggunakan kaca kristal
 Siswa secara berkelompok melakukan percobaan tentang pembiasan cahaya putih dengan kaca
kristal
 Siswa bersama guru mengadakan percobaan peragaan pembiasan cahaya putih dengan
menyemburkan air lewat mulut
 Siswa bersama guru membuat kesimpulan tetang cahaya putih berasal dari warna - warna pelangi
 Siswa mengerjakan tes formatif

Siklus II
a. Proses Perencanaan
 Mengidentifikasi masalah
 Merumuskan masalah
 Menetapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran
 Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) siklus I
 Menyediakan alat peraga
 Menyiapkan lembar observasi/pengamatan
 Menyusun LKS
 Menyusun soal tes formatif

b. Proses Pelaksanaan Pembelajaran


Adapun langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut :
 Guru mengatur tempat duduk
 Guru mencatat kehadiran siswa
 Guru memberikan apersepsi untuk masuk pada materi pelajaran
 Guru menjelaskan materi pelajaran
 Guru bersama siswa mengadakan percobaan tentang pembiasan cahaya menggunakan kaca kristal
 Siswa secara berkelompok melakukan percobaan tentang pembiasan cahaya putih dengan kaca
kristal
 Siswa bersama guru mengadakan percobaan peragaan pembiasan cahaya putih dengan
menyemburkan air lewat mulut
 Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang cahaya putih berasal dari warna / warna pelangi
 Siswa mengerjakan tes formatif
c. Proses Pengamatan dan Pengumpulan Data
* Pengamatan
Pengamat mengamati proses perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA siklus I menunjukan
adanya peningkatan pada pemahaman materi maupun perolehan hasil tes formatif yang
dilakukan siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh teman sejawat
untuk melakukan pengamatan. Adapun instrumen yang digunakan dalam pengamatan berupa
lembar observasi. Hal-hal yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran diantaranya
adalah :
1) Kegiatan Guru
a) Pemberian apersepsi
b) Pemanfaatan alat peraga
c) Pelaksanaan ekperimen
d) Pemberian motivasi
e) Penguasaan materi
f) Pelaksanaan evaluasi
2) Kegiatan siswa
a) Motivasi belajar siswa
b) Keaktifan belajar siswa
c) Kejelian siswa dalam melakukan percobaan
d) Kerjasama siswa
* Pengumpulan Data
Hasil tes formatif sebelum perbaikan menunjukan rendahnya penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran . Dari 20 orang siswa hanya 11 siswa yang memperoleh nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal. Artinya siswa yang tuntas dalam proses pembelajaran hanya 11 siswa. Setelah
dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I siswa mengalami kenaikan dari 11 orang siswa
yang tuntas menjadi 15 orang siswa yang mencapai standar KKM. Dengan demikian perlu
diadakan perbaikan lagi, karena aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih
rendah.

d. Proses Refleksi
Dalam proses Refleksi pembelajaran siklus I, siswa mengalami peningkatan belajar. Hasil tes
formatif sebelum perbaikkan dari 20 siswa hanya 11 siswa yang memperoleh nilai memenuhi
standar KKM. Setelah diadakan perbaikkan siklus I terdapat 15 siswa yang mencapai standar
KKM. Artinya masih perlu diadakan perbaikkan pembelajaran lagi, karena aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran juga masih rendah.
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, dan bimbingan dari supervisor, yang menjadi
penyebab kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah penerapan alat peraga
yang masih didominasi oleh guru.
Guru perlu menerapkan metoda eksperimen dengan alat peraga kaca kristal dan cakram warna
pada anak secara berkelompok, pada materi cahaya dan sifat-sifatnya.

Siklus II
a. Proses Perencanaan
Perbaikkan pembelajaran siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan pembelajaran siklus I.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I masih ditemukan masalah-masalah yang
menghambat ketuntasan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan dan
refleksi pada perbaikkan pembelajaran siklus I aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran
masih sangat rendah. Setelah peneliti mengadakan diskusi dengan teman sejawat dan mendapat
bimbingan dari supervisor guru perlu menerapkan metode eksperimen dan penggunaan alat
peraga oleh anak secara berkelompok, untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran. Maka rencana perbaikan pembelajaran siklus II disusun dengan menekankan
eksperimen dan alat peraga oleh anak secara berkelompok. Adapun langkah-langkah yang
direncanakan dalam perbaikkan pembelajaran siklus II secara umum tersusun sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi masalah
2) Merumuskan masalah
3) Menetapkan langkah perbaikan
4) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) siklus II
5) Menyediakan alat peraga
6) Menyiapkan lembar observasi / pengamatan
7) Menyusun LKS
8) Menyusun tes formatif
b. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Adapun langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut :
1) Guru mengatur tempat duduk
2) Guru mencatat kehadiran siswa
3) Guru memberikan apersepsi untuk masuk pada materi pelajaran, Guru menjelaskan materi
pelajaran
4) Guru bersama siswa mengadakan percobaan tentang
pembiasan cahaya menggunakan kaca kristal.
5) Siswa secara berkelompok melakukan percobaan tentang pembiasan cahaya putih dengan kaca
kristal
6) Siswa bersama guru mengadakan percobaan peragaan pembiasan cahaya putih dengan
menyemburkan air lewat mulut
7) Siswa bersama guru membuat kesimpulan tetang cahaya putih yang berasal dari warna-warna
pelangi
8) Siswa mengerjakan tes formatif

c. Proses Pengamatan dan Pengumpulan Data


* Pengamatan
Pengamat mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam
menerapkan metode eksperimen dengan kaca kristal
Pengamat menulis semua temuan pada proses pembelajaran sampai hasil perolehan siswa
Hasil dari pengamatan terhadap guru saat pembelajaran berlangsung diperoleh temuan sebagai
berikut :
1) Guru sudah menerapkan metoda eksperimen dengan baik.
2) Guru berhasil mengaktifkan siswa dengan mengadakan tanya jawab tentang proses percobaan
yang baru saja dilakukan
3) Guru sudah memberikan kesempatan pada siswa agar melakukan percobaan dengan cakram
warna
4) Guru juga memberikan motivasi belajar pada siswa bagi yang belum memahami
penggunaan alat peraga
Temuan yang diperoleh dari siswa adalah :
1) Siswa aktif dalam melakukan percobaan secara kelompok
2) Banyak peningkatan minat dalam siswa mengikuti pelajaran
3) Pemahaman siswa terhadap materi lebih konkrit
4) Ada lima siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar
d. Proses Refleksi
Setelah selesai melaksanakan kegiatan perbaikkan pembelajaran pada siklus II selanjutnya
diadakan refleksi atas semua kegiatan yang telah dilakukan.
Secara umum pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Sudah cukup berhasil
karena nilai yang diperolah anak menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi, walaupun
dari 20 siswa, masih ada 5 anak yang belum mencapai nilai KKM.
Berdasarkan temuan hasil refleksi dan evaluasi pada siklus II, ternyata dengan metoda percobaan
cakram warna, maka pemahaman siswa kelas V SD Negeri Mojo kecamatan
Ringinarum kabupaten Kendal tahun 2013 /2014 dapat ditingkatkan.
Hal tersebut terbukti dari hasil analisa nilai tes yang dilakukan setelah akhir siklus II , siswa yang
memperoleh nilai 73 mencapai 90%,dengan nilai rata-rata 85,25.
F. JADWAL PENELITIAN
Pelaksanaan Januari Pebruari Maret April
No Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal X X X X X X
2 Siklus 1
Perencanaan X X
Tindakan X
Observasi X
Refleksi X
3 Siklus 2
Perencanaan X X
Tindakan X
Observasi X
Refleksi X
4 Pelaporan X X

Keterangan:
1. Pelaksanaan tindakan pada siklus I : Pebruari minggu ke – 3
2. Pelaksanaan tindakan pada siklus II : Maret minggu ke - 3

DAFTAR PUSTAKA

Crain C.W (1980). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Gestwicki, C. (1995). Teori Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka

Hadiat. 2000. Alam Sekitar Kita 3 . Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Haryanto.
2004 . Sains . Jakarta :Erlangga.

Kemmis, Car. ( McNiff ,J,1991). Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka

Mikarsa, L.H, dkk. (2005 ).Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ngalim, P. (1990 ). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis .Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai