Anda di halaman 1dari 26

STRUKTUR KRISTAL

A. Kata Pengantar
Stuktur kristal adalah salah satu aspek penting dalam ilmu material dan teknik,
banyak sifat bahan bergantung pada stuktur kristalnya. Prinsip dasar banyaknya
karakterisasi bahan seperti Difraksi sinar-X (XRD), Transmisi elektron
miskroskopi (TEM) didasarkan pada kristalografi. Maka dari itu memahami dasar-
dasar struktur kristal sangatlah penting.

B. Susunan Atom

Kristal disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara berulang-ulang


yang tak hingga didalam ruang. Sedangkan non-kristal atau Amorf – susunananya
acak atom.
Periodisitas atom dalam padatan kristal dapat dideskripsikan dengan
menghubungkan titik dalam ruang yang disebut Kisi. Kisi merupakan susunan titik
yang teratur dan periodik di dalam ruang.
C. Kisi Ruang
➢ Kisi Ruang dapat didefinisikan sebagai titik tiga dimensi yang masing-masing
memiliki lingkungan yang identik.
➢ Jika periodisitas sepanjang garis adalah ɑ, kemudian posisi titik dimanapun
sepanjang garis dapat diperoleh dengan translasi sederhana, ru = ua.
➢ Dengan cara yang sama ruv=uɑ + vb akan mengulangi titik di sepanjang bidang
2D, dimana u dan v adalah bilangan bulat.

1
D. Simetri
Simetri mengacu pada pola atau aturan tertentiu Bidang simteris ketika
direproduksi dengan operasi tertentu. Kata simetri itu sendiri menunjukkan simteri
rotasi 2 kali lipat (dikembalikan dengan rotasi 180°). Dalam gambar di bawah
bidang terlihat identik setelah rotasi 90°. Bidang mempunyai simteri rotasi 4 kali
lipat saat berulang sepanjang 4 kali (ditunjukkan oleh titik merah) dalam rotasi 360°
penuh.

E. Operasi Simetri
Operasi simetri terdiri dari :
1. Translasi
2. Rotasi
3. Refleksi
4. Inversi

F. Translasi

Titik pertama diulangi pada jarak yang sama sepanjang garis oleh translasi uT,
di mana T adalah vektor translasi dan u adalah bilangan bulat.Translasi pada suatu
titik dengan koordinat xyz x + a y + b z + c di mana, a, b dan c adalah vektor
satuan dalam arah x, y dan z masing-masing.
G. Rotasi
Rotasi dapat diterapkan pada vektor translasi T pada semua arah, searah jarum
jam atau berlawan arah jarum jam, melalui sudut yang sama ɑ dalam ruang 2D.
Jika dua operasi rotasi, masing-masing searah jarum jam dan berlawan arah jarum
jam, diterapkan pada vektor translasi T, itu akan terbentu dua titik kisi lagi. Karena
pola yang teratur, translasi antara dua titik ini akan menjadi kelipatan dari T (pT).

2
Satu simetri rotasi n-lipat berarti rotasi melalui sudut 2π / n akan mengulangi
objek atau motif sebanyak n kali dalam rotasi 360 ° penuh. n = 1 berarti tidak ada
simetri. Berikut ini adaalah macam-macam rotasi:
a. 1 kali rotasi sumbu -Sebuah objek yang membutuhkan rotasi pengulangan 360°
penuh untuk mengulanginya sendiri tidak memiliki simetri rotasi.

b.
c. 2-kali Rotasi Sumbu -Jika suatu benda tampak identik setelah rotasi 180°, yaitu
dua kali dalam 360° rotasi, maka dikatakan memiliki simetri rotasi 2 kali lipat
(2π / 180).

3
Selain itu juga terdapat 3,4 dan 6-fold simetri rotasi.

Apakah mungkin ada 5,7 atau 8 kali simetri rotasi? Objek dengan 5,7 dan 8
atau lebih simteri ada di alam. Contohnya adalah bintang laut (5-fold), bunga
dengan 5 atau 8-fold simetri.

Meskipun, tidak ada kemungkinan pada kristalografi mereka tidak dapat


meberikan ruang yang lengkap.

H. Refleksi atau Simetri Cermin


Sebuah objek dengan refleksi simetri akan menghasilkan cerminan dari dirinya
sendiri pada bidang disebut bidang mirror (m).

4
Operasi refleksi : xyz -x y z (x y z) melintasi bidang cermin tegak lurus terhadap
sumbu x.
I. Simetri dan Kisi Ruang
Elemen simtetri didiskuiskan untuk 5 tipe pada ruang kisi 2D. Ketika translasi
diaplikasikan untuk tiga garis maka akan terbentuk total kisi sebanyak 7 sistem
kristal.

J. Inversi - Pusat simetri


Dalam operasi ini, setiap bagian dari objek direfleksikan melalui pusat inversi
yang disebut pusat simetri yang dilambangkan sebagai i. Objek direproduksi
terbalik dari posisi aslinya.

5
K. Operasi Gabungan
Operasi simetri gabungan juga ada. Sebagai contoh, rotasi dapat
dikombinasikan dengan inversi yang disebut inversi roto. Sumbu inversi roto
dilambangkan sebagai n. Sebagai contoh, inversi roto 6 kali lipat (6) melibatkan
memutar objek sebesar 60°(360/6), dan membalik melalui pusat simetri.

L. Kelompok Titik dan Antariksa


Operasi simetri menghasilkan berbagai pengaturan titik kisi dalam tiga dimensi.
Ada 32 cara unik di mana titik-titik kisi dapat diatur dalam ruang. Elemen non-
translasi ini disebut point-groups.
Sejumlah besar struktur 3D dihasilkan ketika translasi [translasi linear, translasi
+ refleksi (Bidang glide) dan translasi + rotasi (sumbu scew)] diterapkan pada
kelompok titik. Ada 230 bentuk unik yang dapat dihasilkan dengan cara ini. Ini
disebut kelompok ruang.

6
M. Simbol Hermann-Mauguin
1. 32 Kelompok 32 titik dilambangkan dengan notasi yang disebut simbol
Hermann-Mauguin. Simbol-simbol ini pada dasarnya menggambarkan elemen
simetri unik yang ada dalam bidang.
2. Bentuk pada Gbr. (A) berisi 1 sumbu 4 kali lipat, 4 sumbu 2 kali lipat, 5 bidang
cermin. 3 bidang cermin dan 2 sumbu 2 kali lipat unik karena yang lain dapat
dihasilkan oleh operasi simetri. Oleh karena itu, simbol kelompok titik untuk
bentuk ini adalah 4 / m2 / m2 / m. "/" Antara 4 atau 2 dan m menunjukkan
bahwa mereka saling tegak lurus.

N. Ringkasan
1. Kisi spasi adalah pengaturan titik dengan setiap titik memiliki lingkungan yang
persis sama.
2. Operations Operasi simetri mengembalikan benda ke posisi semula. Ada
empat operasi simetri –Translasi, refleksi, rotasi, dan inversi.
3. Ada 32 grup titik dan 230 grup ruang.
4. Symbols Simbol Jerman-Mauguin digunakan untuk menunjukkan kelompok
titik

O. Sistem Kristal
Titik-titik kisi ruang dalam kristal ditempati oleh atom. Posisi atom apa pun dalam
kisi 3D dapat digambarkan dengan vektor ruvw = ua + vb + wc, di mana u, v dan w
adalah bilangan bulat.

7
Tiga vektor satuan, a, b, c dapat menentukan sel seperti yang ditunjukkan oleh
daerah yang diarsir pada Gambar. (a) Sel ini dikenal sebagai sel satuan (Gambar.
b) yang bila diulangi dalam tiga dimensi menghasilkan struktur kristal.
P. Kisi Bravais
Unit vektor a, b dan c disebut parameter kisi. Berdasarkan pada kesetaraan
panjang atau ketidaksetaraan dan orientasinya (sudut di antara mereka, α, β dan γ )
total 7 sistem kristal dapat didefinisikan. Dengan pemusatan (sisi, basis dan sisi
pusat ) ditambahkan ke ini, 14 jenis kisi 3D, yang dikenal sebagai kisi Bravais,
dapat dihasilkan.

Q. Sistem Kristal

8
9
R. Koordinat titik
Posisi setiap titik dalam sel satuan diberikan oleh koordinatnya atau jarak dari
sumbu x, y dan z dalam hal vektor kisi a, b dan c. Jadi titik yang terletak pada a / 2
sepanjang sumbu x, b / 3 sepanjang sumbu y dan c / 2 sepanjang sumbu z, seperti
111
yang ditunjukkan pada gambar di bawah, memiliki koordinat 2 3 2

S. Bidang Kristal
Indeks miller
Bidang dalam kristal dijelaskan oleh notasi yang disebut indeks Miller.
1. Indeks Miller suatu bidang, ditunjukkan oleh h k l, diberikan oleh kebalikan
dari pemotongan bidang pada tiga sumbu.
2. Bidang, yang memotong sumbu X pada 1 (satu parameter kisi) dan sejajar
dengan sumbu Y dan Z, memiliki indeks Miller h = 1/1 = 1, k = 1 / = 0, l = 1
/ ͚= 0. Ditulis sebagai (hkl) = (100).
3. Indeks miller dari beberapa bidang lain dalam sistem kubik ditunjukkan pada
gambar di slide berikutnya

Untuk menemukan Indeks Miller dari sebuah Bidangt, ikuti langkah-langkah ini:
a. Menentukan pemotongan bidang di sepanjang sumbu kristal .
b. Mengambil resiprokal

10
c. Membersihkan fraksi
d. Kurangi ketentuan terendah dan lampirkan pada bracket.
Contoh : memotong pada a,b, c: ¾, ½, ¼ (hkl) = (4/3, 2, 4) = (2 3 6)
T. Bidang kristal
Bidang juga dapat memiliki intersep negatif, mis. 1, -1/2, 1 h kl = 1 -2 1. Ini
dilambangkan sebagai ( 121 ). Bidang yang memiliki indeks serupa, mis. sisi kubus
(100), (010) dan (001). Ini disebut sebagai kelompok bidang dan dinotasikan
sebagai {100} yang mencakup semua (100) kombinasi termasuk indeks negatif.

U. Bidang yang Ekivalen

Perhatikan pergeseran titik asal dari lingkaran biru sampai merah untuk indeks
negatif
V. Bidang dalam Sistem Heksagonal
Berbeda dengan sistem kristal lainnya, maka bidang-bidang dan arah-arah
bidang kristal pada sistem heksagonal menggunakan 4 indeks yaitu (h, k, i, l).
Dimana i ditentukan dengan penjumlahan dari h dan k melalui:
i = -(h+k)

11
Biasanya i diganti menjadi titik (.) dan sehingga ditulis (h k . l)
Karena sistem ini disusun oleh 3 sumbu bidang dan 1 sumbu tegak lurus bidang
basalnya. Sumbu pada bidang basal adalah a1, a2 dan a3 yang mana satu dan lainnya
menbentuk sudut 1200. Indeks h, k, i adalah reciprocal/potongan bidang kristal
terhadap sumbu a1, a2 dan a3, sedangkan indeks l adalah perpotongan dengan sumbu
c.
Misalkan:
a. (0, 0, 0, 1)
Bidang ini memotong a1, a2 dan a3 masing-masing di ~ dan memotong sumbu c
di 1. Sehingga reciprocalnya adalah 1/~, 1/~, 1/~,1/1 ® (0, 0, 0, 1)
b. (1, 1, 0, 0)
Bidang ini memotong sumbu a1, a2, a3 masing-masing di 1, 1, ~, dan sumbu c
di ~. Sehingga reciprocalnya adalah 1/1, -1/1, 1/~,1/~ ® (1, -1, 0, 0) ditulis (1
1 0 0)
c. Jika terdapat 6 bidang prisma dengan indeks yang berbeda (1 0 0), (0 1 0), (1̅ 1
0), (1̅ 0 0), (0 1̅ 0), (1 1̅ 0). Maka sumbu keempat (a3) berlawanan arah dengan
penjumlah vektor a2 dan a1. Dan digunakan indeks i digunakan bersama indeks
hkl menjadi (h k i l) atau (h k . l). Sehingga indeks dari keenam bidang sekarang
menjadi (1 0 1̅ 0), (0 1 1̅ 0), (1̅ 1 0 0), (1̅ 0 1 0), (0 1̅ 1 0), (1 1̅ 0 0) yang mana
sekarang ekivalen, dan tergolong kelompok bidang {1 0 ̅1 0}

W. Jarak antar Bidang pada Kristal


Jarak antar bidang pada suatu kristal atau yang disebut sebagai interplanar
spacing dilambangkan dengan dhkl
a. Jarak antar bidang kristal pada sistem kubus
Bidang-bidang kristal sebenarnya bukan bidang tunggal:
Misal bidang (010)

12
Terlihat d010 = 𝑎
1
Juga d111 = 3 𝑎√3

Untuk sistem kubus, secara umum (dibuktikan dengan argumentasi geometri)

Untuk sistem tetragonal:

b. Jarak antar bidang kristal sistem selain kubus (umum)


Sebelum menghitung jarak antar bidang, terlebih dahulu didefinisikan vektor
balik :

13
Volume sel abc :

Volume Sel a*b*c* :

Sudut antar vektor balik:

Dengan analisa geometri dapat diperoleh perumusan jarak antar bidang hkl unit
sel untuk berbagai jenis kristal:
1. Triklinik

Dengan

2. Monoklinik

Dengan

14
3. Ortotombik

4. Tetragonal

5. Trigonal (Rombohedral)

Dengan

6. Heksagonal

X. Arah Kristal
Arah pada kristal didefiniskan sebagai garis yang menghubungkan antara dua
titik atau vektor. Arah pada kristal dinyatakan dengan menentukan koordinat (u, v,
w) dari suatu titik pada vektor (ruvw) yang melalui titik asal. Dimana
ruvw= ua + vb + wc
Arah pada kristal dituliskan menjadi [uvw]. Misalnya, arah [110] berada pada
vektor r110 yang merupakan proyeksi panjang pada sumbu x dan y yang memiliki
satu satuan (dalam bentuk satuan vektor a dan b). Arah kristal dam bentuk
kelompok seperti [110], [101], [011] dapat ditulis <110>.

Kelompok arah <100> dan <110> kelompok arah <111>

15
Berikut ini langkah-langkah yang digunakan untuk menuliskan tiga indeks arah
pada kristal:
a. Temukan koordinat dari kedua ujung garis, lalu gambar garis dari titik asal yang
sejajar dengan garis arah dan tentukan panjang proyeksi pada sumbu x, y, dan
z dalam satuan vektor a, b, dan c.
b. Jika dalam bentuk pecahan, maka ubahlah menjadi bilangan bulat, dan ubahlah
menjadi bilangan sederhana.
c. Menutup ketiga indeks dengan kurung siku [uvw] dengan tanpa koma.
Baris yang melewati uvw juga akan melewati 2u2v2w dan ½ u ½ v ½ w.
Karenanya [uvw], [2u2v2w] dan [½ u ½ v ½ w] sama dan ditulis sebagai [uvw].
Jika indeks arah bernilai pecahan, maka perlu diubah menjadi bilangan bulat dan
disederhanakan menjadi nilai yang terkecil, seperti pada gambar berikut:

Y. Arah Kristal Heksagonal


Berbeda dengan sistem kristal lainnya, untuk kristal yang memiliki simetri
heksagonal, beberapa arahnya tidak akan memiliki serangkaian indeks yang sama.
Hal ini disebabkan karena digunakan empat sumbu. Dan keempat indeksnya
dituliskan sebagai [uvtw] Untuk mengubah sistem tiga indeks [UVW] menjadi
sistem empat indeks [uvtw] maka digunakan rumus berikut:
U = u –t u = (2U-V)/3 t = -(u + v) = -(U + V)/3
V = v –t v = (2V-U)/3
W=w w=W
Contoh:

[100] = [2 1̅ 1̅ 0] [210] = [1 0 1̅ 0]

16
Z. Hubungan antara Arah dan Bidang Kristal
Arah dan bidang pada sistem kubus memiliki indeks yang sama yang tegak
lurus terhadap satu sama lain. Jika arah [uvw] tegak lurus terhadap bidang (hkl),
maka u=h, v=k, dan w=l. Contoh: bidang {100} dan arah <100> tegak lurus
terhadap satu sama lain.
Arah [uvw] sejajar dengan (hkl) jika [uvw] terletak pada bidang (hkl) dimana
hu + kv + lw = 0.Contoh: [1̅ 1 0] terletak pada bidang (111) karena 1.(- 1) + 1.1 +
1.0 = 0.

AA. Bilangan Koordinasi


Bilangan koordinasi adalah suatu bilangan yang menunjukkan berapa jumlah
atom-atom yang tetangga terdekat dari suatu atom pada suatu kristal. Bilangan
koordinasi bergantung pada dua faktor, yakni:
a. Kovalensi
Jumlah ikatan kovalen di sekitar suatu atom bergantung pada jumalah elektron
valensinya.
Contoh:
C6 : 1 s2 2s2 2p2
Ada 4 elektron pada kulit L sehingga bila membentuk ikatan aka nada ikatan.
Berdasarkan kovalensi maka bilangan koordinasinya adalah 4.
b. Penumpukan atom
Karena sejumlah energi bebas, bila ion dengan muatan berbeda saling
mendekati, bahan dengan ikatan ion, umumnya memiliki bilangan koordinasi
yang tinggi, yaitu mempunyai sebanyak mungkin atom tetangga terdekat tanpa
menimbulkan gaya tolak-menolak yang kuat antara ion dengan muatan sama.
Berikut adalah bilangan koordinasi dari beberapa sistem kristal:
a. FCC

17
Pada FCC bilangan koordinasinya adalah 12 (Z=12), yaitu terdiri dari 12 atom
tetangga terdekat (4 atom pojok, 4 atom sisi, dan 4 atom ekivalen sel
berikutnya)
b. BCC

Pada BCC bilangan koordinasinya adalah 8.


c. HCP

Memiliki bilangan koordinasi 12, yakni 6 atom pojok, 3 atom di bagian tengah,
dan 3 atom bagian tengah dari sel yang ada diatasnya.
BB. Faktor Pengelompokan Atom (APF)
Atomic packing factor atau packing efficiency (APF) adalah seberapa dekat
atom dikelompokkan dalam satu unit sel dan merupakan rasio volume atom dalam
satu unit sel sel dan volume unit sel, yang secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut.

18
Di mana Natom adalah jumlah atom dalam setiap unit sel. Setiap sistem kristal
memiliki APF yang berbeda-beda bergantung terhadap geometri sel yang mereka
miliki. Berikut adalah perhitungan dari beberapa sistem kristal:
a. Sistem kubus sederhana.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa struktur kristal ini memiliki
jumlah atom yang berada dalam unit sel sebanyak satu buah, sehingga besarnya
APF sebagai berikut.
Volume atom (Va)

Volume Unit Sel (Vs)

APF:

Dari hasil ini dapat kita simpulkan bahwa hampir setengah dari ruang dalam
unit sel ini kosong, oleh karena struktur SC ini bersifat longgar.
b. BCC

Pada struktur ini terdapat 8 atom sudut dan 1 atom pusat sehingga total
√3
atomnya berjumlah 2, sedangkan jari-jarinya adalah 𝑅 = 𝑎 maka besarnya
4
APF untuk struktur BCC ini adalah:
Volume atom (Va)

19
Volume Unit Sel (Vs)

APF:

Hasil ini menunjukkan bahwa atom hanya menempati sekitar 68% dari
keseluruhan volume unit sel.
c. FCC

Pada struktur ini terdapat 8 atom yang besarnya seperdelapan bagian sudut
dan 6 atom pada pusat bidang permukaan kubus yang besarnya setengah.
Dengan demikian, struktur ini memiliki 4 atom dalam sebuah unit sel,
√2
sedangkan jari-jari atomiknya adalah 𝑅 = 𝑎 maka besarnya densitas kemasan
4
FCC adalah:
Volume atom (Va)

Volume Unit Sel (Vs)

APF:

20
Maka atom-atom dari struktur FCC ini menempati kira-kira 74% dari total
keseluruhan volume dari satu unit sel.
d. HCP

Pada HCP terdapat 12 atom yang terletak di sudut dengan besarnya


seperenam bagian, 2 atom yang berada di tengah-tengah dengan besarnya
setengah bagian, dan tiga atom yang terletak di bidang tengah sehingga atom
dengan HCP memiliki 6 atom dalam satu unit sel. Bilangan koordinasi dari
HCPadalah 12 yang nilainya sama dengan struktur kristal FCC sehingga kristal
ini memiliki APF yang besarnya 0.74
Jari-jari:
R = a/2
Volume sel (Vs)

APF:

e. Sistem kubus intan


Dalam sistem kubus intan, terdapat 8 atom yang menempati posisi sudut
yang besarnya seperdelapan bagian, kemudian ditambahkan dengan empat
atom yang menempati posisi ¼, ¼, ¼ ; ¾ , ¾, ¼ ; ¾, ¼ , ¾ ; dan ¼, ¼, ¾
sehingga atom yang berada dalam satu unit sel berjumlah 8 atom. Karena atom-
atom ini terikat secara tetrahedral maka besarnya bilangan koordinasi dari
struktur kubik intan ini adalah 4. Dengan demikian, besarnya APF untuk
struktur kubik intan adalah:

21
Menghitung jari-jari atom kubik intan:

Volume Atom (Va)

Volume Unit Sel (Vs)

Rapat Kemasan:

CC. Densitas Bidang


Densitas bidang atau Planar Density (PD) adalah fraksi bidang kristal yang
ditempati oleh atom-atom kristal. Densitas linier bergantung pada densitas
pengelompokan atom pada bidang tertentu. Densitas bidang dirumuskan sebagai
berikut:
jumlah atom pada bidang
Densitas bidang (PD) = luas bidang

Contoh:

22
Terdapat 2 atom ( ¼ x 4 atom pojok dan ½ x 2 atom samping) pada bidang {110}
sistem FCC. Densitas bidangnya adalah
2 √2
PD = a√2a = a2

Dalam bidang {111} dari kisi FCC ada 2 atom (1/6 x 3 atom sudut + 1/2 x 3 atom
samping). Densitas bidangnya adalah:

Densitas bidangnya lebih tinggi dari {110} dan bidang lainnya. Karena itu, densitas
{111} adalah densitas paling padat di FCC.
DD. Densitas Garis
Sedangkan densitas garis atau Linier Density (LD) adalah jumlah atom per
satuan panjang sepanjang arah tertentu. Densitas garis dirumuskan sebagai
berikut:
jumlah atom pada arah vektor
LD = panjang arah vektor

Contoh :
Linier density untuk BCC pada [1, 0, 0]

23
Arah [110] pada kisi FCC memiliki 2 atom (1/2 x 2 atom sudut + 1 pusat atom)
dan panjangnya adalah √2𝑎

Densitas ini adalah arah yang paling padat di kisi FCC.


EE. Struktur Kristal Close-Packed
FCC dan struktur kristal heksagonal memiliki APF atau efisiensi
pengelompokan paling tinggi, yakni 74% (0,74). Struktur seperti ini dapat
dikatakn sebagai bidang atom yang Close-Packed. Pada FCC, bidang {111}
adalah bidang yang close-packed (penuh sesak/padat) dan bidang basal (0001)
adalah bidang yang close-packed pada HCP. Sehingga, kedua struktur tersebut
dapat dihasilkan dengan menumpuk bidang-bidang ini. Sebagian dari tumpukan
tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

24
Ada dua jenis rongga di antara atom-atom, yakni simpul atas (b), dan simpul bawah
(c). Lapisan atom-atom selanjutnya menempati di bagian b. Pada FCC, atom di
lapisan ketiga menempati di atas bagian c dan pengulangan ini menghasilkan
susunan ABC ABC ABC. Pada sistem HCP, pusat atom dari lapisan ketiga terletak
langsung di atas pusat atom pada lapisan pertama (posisi a) sehingga menimbulkan
susunan AB AB AB.

FF. Hubungan antara struktur dan sifat kristal


Aluminium (Al) bersifat ulet sedangkan besi (Fe) dan magnesium (Mg) tidak.
Hal ini bisa dijelaskan dari strukur kristalnya. Al adalah FCC sedangkan Fe adalah
BCC dan Mg adalah HCP.
Deformasi plastis dalam logam terjadi terutama oleh suatu proses yang disebut
slip. Slip secara luas dapat digambarkan sebagai pergeseran bidang kristal anatara
satu dengan yang lainnya. Slip terjadi pada sebagian besar bidang yang
pengelompokannya rapat dalam arah yang paling padat yang terletak pada bidang
itu. Bidang slip dan arah bersamaan tersebut dinamakan dengan sistem slip
Pada FCC, bidang {111} adalah close-packed dan ada empat bidang {111}
unik. Masing-masing bidang ini terdiri dari tiga arah <110> yang close-packed.

25
Oleh karena itu, terdapat 4 x 3 = 12 sistem slip. Pada HCP, bidang basal (0001)
adalah bidang close-packed dan memilik tiga arah [1 1̅̅̅
2 0]. Oleh karena itu, jumlah
sistem slipnya adalah 1 x 3 = 3.
Slip yang lebih banyak pada sistem slip memungkinkan deformasi plastik yang
lebih baik sebelum fraktur mempengaruhi keuletan pada FCC.

Bidang close-packed juga merupakan bidang dengan jarak antarplanar terbesar


dan sehingga memungkinkan slip berlangsung dengan mudah pada bidang ini.
Struktur BCC memiliki 48 kemungkinan sistem slip. Akan tetapi, tidak ada bidang
yang close-packed. Oleh karena itu, deformasi plastis sebelum fraktur tidak
signifikan. Slip mungkin terjadi pada bidang {110}, {112} dan {123} di arah
<111>.

26

Anda mungkin juga menyukai