08e00349 PDF
08e00349 PDF
08e00349 PDF
FARMASI INDUSTRI
Di
LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT
KESEHATAN ANGKATAN DARAT
BANDUNG
Disusun oleh :
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
073202014
Disetujui oleh :
Pembimbing,
Disahkan Oleh:
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. Drs. I Made Sudjana, Apt., M.M.
NIP : 131283716 Kolonel CKM NRP 30186
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini sebagai hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker di Lembaga Farmasi
Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung, yang
dilaksanakan pada tanggal 4 Februari – 29 Februari 2008.
Praktek Kerja Profesi di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan
Darat telah memperluas wawasan penulis tentang gambaran sebuah industri
farmasi bagaimana cara mengelola dan manajemen dari suatu industri farmasi.
Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini beserta penyusunan
laporannya tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dukungan, petunjuk, bimbingan, saran serta berbagai fasilitas dan
kemudahan bagi penulis.
Pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Kolonel CKM Drs. I Made Sudjana, Apt, MM. selaku Kepala
Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat.
2. Bapak Letkol CKM Drs. Sambas Setiawan, Apt selaku Wakil Kepala
Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat dan sebagai
pembimbing.
3. Bapak Letkol CKM Drs.Yan Suryana Ilham, Apt, M.M selaku kepala
Instalasi Penelitian dan Pengembangan Lembaga Farmasi Direktorat
Kesehatan Angkatan Darat.
4. Ibu Letkol CKM. (K). Dra.Nur Laila, Apt, M.Si. selaku Kepala Instalasi
Pengawasan Mutu Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat
5. Bapak Letkol CKM Drs.Wawan Kusdiawan, Apt selaku kepala Instalasi
Produksi Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat dan
sebagai pembimbing.
6. Ibu Mayor CKM. (K). Dra. Emmy Winarni, Apt. selaku Kepala Instalasi
Penyimpanan Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
7. Bapak Mayor CKM Drs. Abdul Azis, MM selaku Kepala Bagian
Administrasi dan Logistik Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan
Angkatan Darat.
8. Bapak Mayor CKM Drs. Agoes Imam Nugroho, Apt. selaku Kepala
Inatalasi Pemeliharaan Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan
Darat.
9. Bapak Mayor CKM Drs. T.P. Simorangkir, M.Si., Apt. selaku Koordinator
Mahasiswa Praktek Kerja Profesi di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan
Angkatan Darat.
10. Bapak Mayor CKM Drs. Junaidi, Apt. selaku Kepala Seksi Sediaan Cair
Steril Instalasi Produksi Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan
Darat.
11. Bapak Kapten CKM Riboed Soemargo, S.Si, Apt. selaku Kepala Urusan
Tablet Seksi Sediaan Padat Instalasi Produksi Lembaga Farmasi Direktorat
Kesehatan Angkatan Darat dan sebagai pembimbing.
12. Ibu Dra. Neneng Cahyati, Apt. selaku Kepala Seksi Kemas Instalasi simpan
dan sebagai pembimbing.
13. Ibu Dra. Lisa Olii, Apt, M.Si. selaku Koordinator Mahasiswa Praktek Kerja
Profesi di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat dan
sebagai pembimbing.
14. Ibu Dra. Tuti Sunarti, Apt. selaku Kepala Seksi Sediaan Cair dan Steril
Instalasi Produksi dan sebagai pembimbing.
15. Ibu Dra. Weni Widaningsih, Apt. selaku Kepala Seksi Kimia Fisika Instalasi
Pengawasan Mutu dan sebagai pembimbing
16. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. selaku Dekan Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.
17. Bapak Drs. Wiryanto, MS, Apt selaku Koordinator Program Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.
18. Bapak Drs. Daniel Azali, Apt selaku Staf Pengajar Program Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.
19. Seluruh Staf dan Karyawan Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan
Angkatan Darat.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Semoga Allah SWT membalas budi baik Bapak dan Ibu dengan balasan
yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Penulis
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
RINGKASAN ........................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
2.1 Sejarah................................................................................ 3
Dalam).................................................................... 8
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.5 Kualifikasi Tenaga Kerja Ditkesad .................................... 11
2.8.4 Peralatan................................................................. 28
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.1.3 Kegiatan Instalasi Pengawasan Mutu
(Instal.Wastu) ......................................................... 54
(Instal.LitBang) ...................................................... 57
4.4 Peralatan............................................................................. 87
5.2 Saran................................................................................... 93
LAMPIRAN.............................................................................................. 95
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Halaman
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
RINGKASAN
Bandung yang dilakukan antara lain membuat catatan kegiatan harian yang
berisi absensi dan materi kegiatan yang ditanda tangani oleh pembimbing,
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
membantu Dirkesad dalam menyelenggarakan pembinaan dan melaksanakan
maupun di Apotek.
pengembangan obat.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal, baik secara jasmani, rohani dan sosial sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum.
maupun di Apotek.
masyarakat. Untuk menghasilkan obat jadi yang memenuhi persyaratan yang telah
Salah satu aspek CPOB adalah personil yang memiliki pengetahuan dan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
industri farmasi. Apoteker sebagai personil yang profesional harus memahami
farmasi bagi calon apoteker, maka Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
famasi melalui program Praktek Kerja Profesi Apoteker yang dilaksanakan dari
mutu, serta bidang penelitian dan pengembangan sesuai dengan pedoman CPOB
kerja profesinya.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB II
2.1 Sejarah
Belanda.
pada tanggal 1 Juni 1950 dilakukan serah terima dari MSL kepada TNI AD
yang menjadi dasar dalam penetapan hari jadi Lafi Ditkesad melalui SK No.
2. Depot Obat Tentara Pusat (DOTP) yang berkembang menjadi Depot Obat
September 1960 terhitung mulai tanggal 8 Juni 1960 LKAD dan DOAD
3
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
1. LAFIAD yang akhirnya menjadi Lembaga Farmasi Jawatan Kesehatan
disatukan kembali menjadi Lafi Ditkesad hingga 31 Maret 2005 dan mulai 1 April
2005 dipisah lagi menjadi Lafi Ditkesad dan Gudang Pusat II Ditkesad.
Visi Lafi Ditkesad adalah menjadi salah satu lembaga produksi yang
mampu memenuhi kebutuhan obat bermutu dan aman bagi prajurit, PNS TNI AD
dan keluarganya.
strategi.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
2. Tujuan Lafi Ditkesad adalah sebagai berikut :
dukungan kesehatan.
kesehatan.
kesehatan.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Fungsi pengawasan mutu; meliputi segala usaha, pekerjaan dan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.4 Struktur Organisasi Lafi Ditkesad
Januari 2004 tentang organisasi dan tugas Lafi Ditkesad telah mengalami
pada lampiran 1. Struktur tersebut telah diterapkan sejak bulan April 2005,
Pa Ahli Lafi dijabat oleh Pamen TNl Angkatan Darat berpangkat Letnan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
a. Perwira Ahli Madya Manajemen Industri, disingkat Pa Ahli Madya
Jemen In.
Tekfi.
tugasnya dibantu oleh dua kepala seksi yang masing-masing dijabat oleh
jawab kepada Kalafi. Kasi TUUD dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
tiga kepala urusan yang masing-masing dijabat oleh Pamen TNI Angkatan Darat
berpangkat Kapten CKM dan PNS golongan tiga serta satu perwira urusan yang
dijabat oleh Pamen TNI Angkatan Darat berpangkat Letnan CKM terdiri dari:
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
a. Kepala Urusan Administrasi Personil dan Logistik, disingkat
Kaurminperslog.
dua Kepala Seksi yang masing-masing dijabat oleh Pamen TNI Angkatan
Ka Instal. Prod dijabat oleh Pamen TNI Angkatan Darat berpangkat Letnan
tugasnya dibantu oleh empat Kepala Seksi yang masing-masing dijabat oleh
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Kepala Seksi Sediaan Cair/steril, disingkat Kasi Dia Cair/steril
tugasnya dibantu oleh dua Kepala Seksi yang masing-masing dijabat oleh
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
5. Instalasi Simpan, disingkat Instal. Simpan
Urusan yang dijabat oleh Pama TNI Angkatan Darat berpangkat Kapten
CKM dan satu Perwira Urusan yang dijabat oleh Pama TNI Angkatan
Simpan Matprod.
Obat Jadi.
Pegawai Negeri Sipil (PNS). Adapun data personil Lafi Ditkesad Bulan
Tabel 1. Data Personil Lafi Ditkesad Bulan Februari 2008 Berdasarkan Jenjang
Pendidikannya.
1 S2 Farmasi 2 1 3
2 S2 Manajemen 2 - 2
3 S1 Apoteker 7 3 10
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
4 S1 Kimia / Sarjana lain-lain 3 3 6
7 Asisten Apoteker 1 7 8
8 Analis 1 2 3
10 Perawat Veteriner - -
11 STM Alkes - 2 2
13 SLTP 1 20 21
14 SD - 3 3
Cara Pembuatan Obat Yang Baik yang mengharuskan seluruh industri farmasi
pembangunan gedung baru di Jl. Gudang Utara No. 26 Bandung dengan rancang
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Pembangunan gedung baru ini dilaksanakan setelah Rencana Induk Pembangunan
(RIP) dalam rangka sertifikasi CPOB Lafi Ditkesad mendapatkan persetujuan dari
Februari 1996.
1. Bangunan
d. Fasilitas sumber air PDAM dan air baku farmasi untuk seluruh kebutuhan
pabrik.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
2. Peralatan
Dokumen protap yang sudah dibuat dan dilaksanakan terdiri dari betalaktam
4. Pelatihan CPOB
minimal 1 tahun.
5. Sertifikasi CPOB
Sertifikasi CPOB yang telah diterima oleh Lafi Ditkesad sampai bulan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
5) Cairan obat luar non antibiotik
telah ditetapkan.
industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri obat jadi adalah industri
yang memproduksi suatu produk yang telah melalui seluruh tahap proses
pembuatan. Obat jadi ini dapat berupa sediaan atau paduan bahan yang siap
kesehatan dan kontrasepsi. Industri bahan baku adalah industri yang memproduksi
semua bahan baku baik berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat dan digunakan
bertujuan untuk menjamin tersedianya obat yang dibutuhkan dengan jenis dan
jumlah yang cukup, mutu yang baik dan terjangkau oleh masyarakat.
karena itu industri tersebut wajib memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 245//Menkes/SK/V/1990 adalah sebagai
berikut :
4. Industri farmasi obat jadi dan bahan baku wajib memenuhi persyaratan
43/Menkes/SK/II/1988.
CPOB.
6. Obat jadi yang diproduksi oleh industri farmasi hanya dapat diedarkan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
ketentuan dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
terlebih dahulu.
4. Dengan sengaja memproduksi obat jadi atau bahan baku obat yang
rangkaian proses di industri farmasi dalam pembuatan obat jadi, sesuai dengan
tujuan penggunaannya.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Pengawasan menyeluruh pada pembuatan obat sangat penting untuk
menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi, tidak cukup bila
obat jadi hanya sekedar lolos dari serangkaian pengujian, tetapi sangat penting
bahwa mutu obat harus dibentuk dalam produk obat tersebut. Semua obat
hendaknya dibuat dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau, oleh karena itu
industri farmasi harus memiliki sistem pengawasan mutu yang efisien, yang
sepenuhnya dapat menjamin mutu obat jadi yang dihasilkan. Untuk menjamin
mutu obat jadi adalah dengan cara penerapan CPOB dalam seluruh aspek dan
Obat yang berkualitas adalah obat jadi yang benar-benar dijamin bahwa
obat tersebut :
tujuannya.
5. Dikemas dalam kemasan yang sesuai dan terlindung dari kerusakan dan
kontaminasi.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.8.1 Ketentuan Umum
2. Tidaklah cukup obat jadi hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian,
tetapi yang sangat penting adalah bahwa mutu harus dibentuk ke dalam
produk tersebut. Mutu obat tergantung pada bahan awal, proses pembuatan
3. Untuk menjamin mutu suatu obat jadi tidak hanya mengandalkan pada
satu pengujian tertentu saja. Semua obat hendaklah dibuat dalam kondisi
dan mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan yang dikehendaki, bila perlu
dapat dilakukan penyesuaian dengan syarat bahwa standar mutu obat yang
2.8.2 Personalia
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
juga harus memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik, sehingga mampu
melakukan tugasnya secara profesional, memiliki sifat dan kesadaran yang tinggi
yang lain.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
dibuat sesuai dengan prosedur yang disetujui dan kondisi yang
ditentukan.
2. Pelatihan
mereka yang bekerja di daerah steril dan daerah bersih atau bagi
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
c. Pelatihan dilaksanakan menurut program tertulis yang telah disetujui
pelaksanaan kerja, pembersihan dan pemeliharaan yang baik. Tiap sarana kerja
silang dan berbagai kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu obat dapat
dihindarkan.
3 Kelas 1 35,2 1
4 Kelas 10 352 10
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan rancang bangun
dan penataan gedung adalah kesesuaian dengan kegiatan produksi, luasnya ruang
binatang.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
d. Pencegahan terjadinya penggunaan kawasan produksi sebagai lalu
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
d. Kegiatan pengolahan bahan bagi produk bukan obat dipisahkan dari
pencucian peralatan.
antara ruang ganti pakaian dengan ruang pengisian dan ruang ganti
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
7. Permukaan bagian dalam ruangan (dinding, lantai dan langit-langit)
hendaklah licin, bebas dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah
pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air, permukaannya rata dan
hendaklah kedap air dan memiliki permukaan yang mudah dicuci. Sudut-
8. Saluran air limbah hendaklah cukup besar dan mempunyai bak kontrol
serta sirkulasi udara yang baik. Saluran yang terbuka hendaklah sedapat
11. Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi lain di daerah produksi
ceruk yang tidak dapat dibersihkan. Instalasi seperti ini sedapat mungkin
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
12. Pemasangan tulang atap, pipa dan saluran udara di dalam ruangan
13. Pipa yang terpasang di dalam ruangan tidak boleh menempel di dinding
dan laboratorium.
16. Gudang penyimpanan bahan hendaklah cukup luas, terang serta ditata dan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Bila diperlukan hendaklah disediakan sarana gudang dengan
tertentu.
perputaran persediaan.
masing label yang berbeda dan bahan cetak lain disimpan terpisah
17. Pintu yang membuka langsung ke lingkungan luar dari ruang produksi
2.8.4 Peralatan
rancang bangun dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta
ditempatkan dengan tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk obat
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
terjamin secara seragam dari bets ke bets, serta untuk memudahkan pembersihan
dan perawatannya.
persyaratan-persyaratan berikut:
bahan yang diolah karena hal ini dapat merubah identitas, mutu atau
kemurnian bahan baku, bahan antara, produk ruahan atau obat jadi.
sempurna.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
f. Penyaring untuk cairan tidak boleh melepaskan serat ke dalam
sesudahnya.
berlangsung dan hendaklah diberi label atau tanda yang jelas agar
mudah dikenal.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
g. Sistem-sistem penunjang seperti sistem pemanas, ventilasi,
3. Pemeliharaan
Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap
aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia,
bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya dan setiap
1. Personalia
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
c. Tiap personil yang mengidap suatu penyakit atau menderita luka
yang bersih termasuk penutup rambut yang bersih sesuai dengan tugas
produk.
2. Bangunan
baik.
b. Toilet tersedia dalam jumlah yang cukup dengan ventilasi yang baik
dan tempat cuci kaki bagi personil yang letaknya mudah dicapai dari
daerah kerja.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
d. Harus ada prosedur tertulis yang menunjukkan penanggungjawab
sanitasi
3. Peralatan
b. Harus ada prosedur tertulis yang cukup rinci untuk pembersihan dan
2.8.6 Produksi
sehingga menjamin obat yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
1. Bahan awal
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Setiap penerimaan bahan awal hendaklah dilakukan pemeriksaan
pengawasan mutu.
c. Bahan awal yang baru tiba, harus dikarantina, sampai disetujui dan
d. Label yang menunjukkan status bahan awal hanya boleh dipasang oleh
mutu.
2. Validasi proses
3. Pencemaran
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
tingkatannya tidak berpengaruh langsung pada kesehatan, hal ini
CPOB.
a. Sistem yang menjabarkan cara penomoran bets dan lot secara rinci
atau obat jadi suatu bets atau lot dapat dikenali dengan nomor bets atau
lot tertentu.
b. Sistem penomoran bets atau lot harus menjamin bahwa nomor bets
a. Bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
pengawasan mutu.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
d. Bahan baku, produk antara, dan produk ruahan hendaknya diperiksa
6. Pengembalian
a. Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan
didokumentasikan.
b. Bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan tidak
ditetapkan.
7. Pengolahan
bahwa daerah pengolahan dan peralatan bebas dari bahan, produk atau
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
d. Semua kegiatan pengolahan hendaklah dilaksanakan mengikuti
e. Semua produk antara atau produk ruahan harus diberi label yang tepat
8. Produk steril
a. Cara produksi ada dua kategori yaitu aseptis dan sterilisasi akhir.
dirancang khusus.
steril
g. Personel memakai pakaian khusus untuk daerah bersih dan steril serta
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
perhiasan dan kosmetik tidak boleh dipakai dalam ruangan bersih dan
steril.
harus kedap air dan tidak retak. Tidak boleh ada bagian yang dapat
dan saluran pembuangan dipasang terpisah serta tidak boleh ada bak
pencucian.
dibersihkan.
yang efektif.
9. Pengemasan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Sebelum kegiatan pengemasan dimulai hendaklah dilakukan
dalam keadaan bersih dan bebas dari produk, sisa produk lain atau
bahan atau produk tersebut layak untuk diolah ulang melalui prosedur
mutunya.
a. Obat jadi yang dikembalikan dari gudang pabrik misalnya karena label
atau kemasan luar yang kotor dapat diberi label kembali dan harus
b. Obat jadi yang dikembalikan dari peredaran dan sudah lepas dari
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
dijual kembali, diberi label kembali atau diolah ulang ke bets
ulang.
12. Karantina obat jadi merupakan titik akhir pengawasan sebelum obat jadi
terlebih dahulu.
dipatuhi.
14. Penyimpanan bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Semua bahan hendaklah disimpan secara rapi dan teratur untuk
keseluruhan dari suatu obat oleh satu atau lebih pabrik pembuat
pemberi kontrak).
Pengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara pembuatan obat
yang baik untuk memastikan tiap obat yang dibuat senantiasa memenuhi
1. Ketentuan umum
sebagai berikut:
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
d. Meluluskan atau menolak setiap bets bahan awal, produk antara,
produk.
2. Laboratorium pengujian
lainnya.
pelindung dan alat pengaman seperti respirator atau masker, kaca mata
pelindung dan sarung tangan yang tahan terhadap asam atau alkali.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
d. Pereaksi dan media biakan bakteri yang diterima hendaklah dicatat,
serta dibuat sesuai dengan prosedur pembuatan tertulis dan diberi label
g. Catatan analisis mencakup nama dan nomor bets, nama petugas yang
jumlah bahan awal yang diterima, jumlah wadah, bahan baku, bahan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
pengemas, produk antara, produk ruahan dan obat jadi dari bets atau
h. Contoh pertinggal dengan identitas yang jelas dan mewakili setiap bets
3. Validasi
b. Pengolahan ulang
pengawasan mutu.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
2) Pengolahan ulang suatu bets produk dapat dipertimbangkan
diproduksi.
peralatan produksi.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
e. Penelitian stabilitas
keluhan.
penanganannya.
g. Obat kembalian
kerusakan, daluarsa atau hal lain yang menimbulkan keraguan atas mutu
produk tersebut.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
dan dapat dipercaya dalam penyediaan bahan awal yang memenuhi
produksi dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPOB. Program inspeksi diri
untuk karyawan, penyimpanan bahan awal dan obat jadi, peralatan, produksi,
Inspeksi diri dapat dilakukan bagian demi bagian sesuai dengan kebutuhan
Obat Kembalian
ditangani secara:
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
a. Hendaklah dibuat catatan tertulis mengenai semua keluhan dan laporan
yang diterima.
berkaitan.
bets obat jadi atau seluruh obat jadi yang bersangkutan dan
atau beberapa bets atau seluruh obat jadi tertentu dari semua mata rantai
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
adanya efek samping yang tidak diperhitungkan yang merugikan
kesehatan.
obat jadi dapat pula sekaligus merupakan penghentian pembuatan obat jadi
yang bersangkutan.
tingkat konsumen.
3. Obat Kembalian
Obat kembalian adalah obat jadi yang telah beredar dan kemudian
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
keabsahan, atau sebab lain mengenai kondisi obat, wadah, atau kemasan
dapat digunakan.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Obat kembalian tidak dapat diolah ulang harus dimusnahkan.
berwenang.
2.8.10 Dokumentasi
manajemen yang meliputi spesifikasi bahan baku dan produk, prosedur, metode
mendapat instruksi secara rinci dan jelas mengenai bidang tugas yang harus
setiap bets atau lot suatu produk sehingga memungkinkan penyelidikan serta
penelusuran terhadap bets atau lot untuk produk yang bersangkutan. Sistem
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB III
Kesehatan (Satkes) dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Rencana
kebutuhan obat dengan anggaran yang tersedia dan selanjutnya dianalisa dan
mengatur tata cara pengadaan obat yang dilakukan dengan cara pembelian obat
produksi obat Lafi Ditkesad yang terdiri dari rencana kebutuhan bahan aktif,
52
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
berdasarkan formula dan spesifikasi obat yang telah ditentukan oleh Lafi
Ditkesad, disamping itu Bagminlog juga menyusun rencana dan anggaran untuk
memeriksa keadaan barang secara administrasi, fisika dan kimia, dan pemeriksaan
mutu dilakukan oleh Instalasi Wastu. Setelah barang lulus uji mutu akan
dibuatkan Laporan Hasil Pengujian (LHP) dan Berita Acara (BA) Penerimaan
Material, lalu barang disimpan di Gudang Pusat II dan barang yang tidak
pemasok.
barang yang berkaitan dengan semua proses kerja yang berlangsung di Lafi
keadaan bahan dan pengeluarannya sesuai dengan sistem First In First Out
(FIFO), First Expired First Out (FEFO) dan First Unstable First Out (FUFO).
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.1.3 Kegiatan Instalasi Pengawasan Mutu (Instal. Wastu)
kualitas bahan baku obat, bahan pembantu, bahan pengemas, produk antara,
produk ruahan, dan obat jadi yang dihasilkan sampai dengan pemantauan
yang terdiri dari apoteker dan analis yang terlatih dan berpengalaman dalam
menjalankan tugasnya.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
2. Menyiapkan prosedur pengambilan sampel untuk pemeriksaan dan
didokumentasikan.
meliputi bahan baku obat, bahan baku pembantu dan embalage. Hasilnya
dapat dicatat pada laporan hasil pengujian (Blanko laporan hasil pengujian
Dicatat pada laporan hasil pengujian sediaan jadi (Blanko laporan hasil
diluluskan.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
12. Hasil pengujian laboratorium yang dilaksanakan diringkas, dicatat dan
1. Laboratorium kimia
2. Laboratorium mikrobiologi
3. Ruang fisika
Peralatan yang terdapat di ruang fisika antara lain adalah alat uji kekerasan
tablet, keregasan tablet, waktu hancur tablet dan alat uji kebocoran strip.
4. Ruang Instrumen
5. Ruang timbang
7. Gudang reagen
8. Perpustakaan
9. Ruang staff
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.1.4 Kegiatan Instalasi Penelitian dan Pengembangan (Instal. Litbang)
1. Membuat spesifikasi teknis bahan baku obat, bahan pembantu dan bahan
pengemas (embalage).
Lafi Ditkesad.
3. Merevisi ulang suatu formula yang sudah ditetapkan bila suatu saat terjadi
dihasilkan oleh Lafi Ditkesad berupa produk betalaktam dan produk non
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
betalaktam, dimana masing-masing produk dikerjakan pada gedung yang berbeda.
Pada Instal. Prod. terdapat empat seksi yaitu: seksi sediaan padat, seksi sediaan
cair steril, seksi sediaan khusus dan seksi kemas. Masing-masing seksi dikepalai
diminta, jenis peralatan yang dimiliki (kapasitas dan spesifikasi mesin), jumlah
sumber daya manusia dan jam kerja serta waktu produksi yang tersedia.
dalam Catatan Pengolahan dan Pengemasan Bets (Batch Record) yang disusun
oleh tim dan disetujui oleh Ka. Instal. Wastu dan Ka. Instal. Prod, kemudian
pemeriksaan selama proses (In Process Control). Pada bagian pengemasan dalam
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
diterima, prosedur pengemasan, pengambilan contoh, hasil obat jadi, pengiriman
bets dan catatan pengemasan Bets untuk setiap produk. Barang yang telah
masing-masing seksi produksi, yaitu seksi sediaan padat, seksi sediaan cair, seksi
sediaan khusus.
Kasi Diadat adalah seorang Apoteker yang bertanggung jawab kepada Ka.
Instal. Prod. Pada seksi ini memproduksi obat-obatan yang terdiri dari: sediaan
a. Sediaan Tablet
pencetakan, penyalutan dan stripping. Hasil dari seksi sediaan tablet ini kemudian
cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaan rata atau
cembung, mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Peralatan yang digunakan oleh seksi sediaan padat untuk pembuatan
tablet diantaranya adalah mesin pembuat mucilago dengan energi panas dari uap,
mesin cetak tablet, mesin salut film serta mesin strip tablet.
langsung dan metoda granulasi basah. Tablet yang diproduksi adalah tablet biasa,
tablet kunyah, tablet lapis, tablet salut film dan tablet salut enterik
Bahan yang ditimbang diambil dari Instal. Simpan. Bahan yang dibawa
extractor dan meja timbang yang kuat dan tahan getar. Bahan baku yang
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
3) Proses pencampuran bahan berkhasiat dengan fase dalam
homogen.
ke dalam hasil campuran zat berkhasiat dengan fase dalam dan diaduk
5) Proses pengeringan
Massa yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 380C selama
6) Proses pengayakan
dari jenis dan ukuran tablet yang akan dibuat. Hasil pengayakan disebut
7) Proses pengeringan
pada suhu dan waktu tertentu sampai mencapai kadar air sekitar 2-5 %
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
8) Proses pengayakan
9) Pengawasan mutu
Pada granul yang telah dikeringkan dilakukan uji mutu (IPC) meliputi
Setelah granul lulus dalam uji mutu (IPC) dibuat massa cetak yaitu
hingga homogen.
Setelah lulus uji mutu dilakukan pencetakan tablet dengan mesin cetak
sesuai dengan ukuran, diameter dan berat tablet yang diinginkan. Untuk
tablet berlapis dua dibuat sedemikian rupa sehingga kedua lapisan warna
sama tebal dan tidak tersisa granul salah satu warnanya saja pada
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
debu/fines yang masih ada pada permukaan tablet. Ruang cetak tablet
ketebalan, diameter tablet, uji waktu hancur, kadar bahan aktif dan uji
disolusi untuk tablet tertentu (untuk tablet yang ada monografi uji
disolusinya).
Setelah dicetak, tablet ada yang disalut dan ada yang langsung distrip.
Tablet bersalut ada dua jenis yaitu tablet salut film dan tablet salut gula.
Pada tablet salut film, sediaan tablet disalut dengan larutan penyalut.
Alat-alat yang digunakan adalah coating pan dan spray nozzle. Tablet ini
gula atau sugar coating merupakan sediaan tablet yang disalut dengan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
16) Proses penyetripan
suhu mesin ± 800C - 110 0C sebagai pengemas primer. Suhu mesin tidak
melekat satu sama lain dan juga tidak boleh terlalu tinggi karena akan
pemeriksaan uji kebocoran strip. Tablet yang telah distrip siap untuk
Alur proses produksi tablet dan tablet salut dapat dilihat pada Lampiran 4.
cetak sampai dengan proses penyetripan dan pengemasan tanpa melalui proses
granulasi.
b. Sediaan Kapsul
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Alur proses produksi kapsul terdiri dari tahapan sebagai berikut:
Simpan .
2) Pencampuran/granulasi
kapsul.
3) Pengawasan mutu
Hasil pencampuran massa kapsul dilakukan IPC oleh Instal. Wastu yang
4) Pengisian kapsul
Setelah massa kapsul diluluskan oleh Instal. Wastu maka massa kapsul
5) Polishing
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
6) Pengawasan mutu
7) Stripping
8) Pengawasan mutu
Pada hasil stripping dilakukan tes kebocoran strip. Kapsul yang telah di
c. Sirup Kering
Alur proses produksi sirup kering hampir sama dengan alur proses
produksi tablet, yang membedakan hanya pada proses pencetakan, stripping dan
pengemasan. Alur proses produksi sirup kering dapat dilihat pada Lampiran 6.
Seksi sediaan cair dikepalai oleh seorang Kasi (Apoteker) yang bertanggung
jawab kepada Ka Instal. Prod. Seksi sediaan cair ini memproduksi obat-obatan
yang terdiri dari sediaan salep, sediaan sirup, dan sediaan cairan obat luar.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
a. Sediaan Salep
pengisian. Peralatan yang digunakan antara lain mesin peleleh basis (double
Simpan
2) Pelelehan basis
3) Pencampuran
Bahan basis yang telah dilelehkan lalu dicampur dengan zat aktif dan
4) Pengawasan mutu
5) Pengisian tube
Setelah lulus uji mutu, massa salep diisikan ke dalam tube dengan suhu
6) Pengawasan mutu
keseragaman isi tube dengan cara menimbang tube satu persatu yang
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
dilakukan setiap 15 menit. Setelah lulus uji mutu, tube siap dikemas dan
b. Sediaan Sirup
Ruang produksi sirup merupakan ruang kelas III yang terdiri dari ruang
antara lain mixer, colloid mill, tangki pemanas (double jacket), filter, drum
stainless, mesin pengisi sirup, penutup botol dan pemasangan etiket yang
Simpan
jacket). Pemanasan menggunakan uap air yang dihasilkan oleh ketel uap.
3) Pencampuran
4) Pengawasan mutu
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
5) Pengisian, penutupan dan labelling
6) Pengawasan mutu
meliputi kadar zat aktif, pH larutan dan berat jenis. Selama proses
(Air Handling System), air washer, air shower, dan ruang penyangga (air lock).
Lantai, dinding dan langit-langit dilapisi oleh bahan epoksi untuk memudahkan
pembersihan.
Ruang kelas A terdiri dari Laminar Air Flow (LAF), dimana dilakukan
pengisian ke dalam vial. Ruang kelas B meliputi loker, koridor kelas B, air
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
shower, dan ruang staging steril. Ruang kelas C meliputi ruang timbang, ruang
staging, ruang campur, ruang cetak tablet, ruang karantina, ruang salut film, ruang
penyetripan, ruang isi kapsul, ruang isi sirup kering, ruang cuci vial, ruang botol
bersih, ruang simpan alat, ruang IPC, ruang janitor, loker kelas C wanita dan pria.
Ruang kelas D meliputi ruang coding, ruang kemas, ruang karantina obat jadi,
ruang gudang sejuk, ruang gudang botol/vial, ruang cuci botol, ruang simpan alat,
dan kelas B dilakukan dengan sistem recycle/ sirkulasi (udara dari kelas B
disaring kemudian ditambah udara segar 10-20 % dan diolah kembali), kemudian
udara yang masuk disaring dengan HEPA filter. Sementara untuk ruang kelas C
dengan sistem pengolahan udara terbuka (udara segar yang masuk disaring
dengan pre-filter dan medium filter). Kondisi ruangan di Betalaktam selalu diukur
secara berkala untuk mengukur pertukaran udara, suhu udara, kelembaban dan
sepatu dan sarung tangan. Sebelum memasuki ruangan dan saat keluar dari
4. Seksi Kemas
Pengemasan dilakukan pada produk ruahan tablet, kapsul, sirup, dan salep.
Pengemasan tablet dilakukan setelah proses stripping. Tablet yang sudah distrip,
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
dipilih yang baik kemudian dimasukkan ke dalam sak plastik lalu dislep, setiap
sak plastik berisi 25 strip, tiap-tiap strip berisi 10 tablet. Hasil slep kemudian
dimasukkan ke dalam dus dimana setiap dus isinya berbeda sesuai dengan ukuran
a. Untuk tablet dengan diameter 7,5 mm, setiap dus berisi 50 sak plastik.
b. Untuk tablet dengan diameter 10-13 mm, setiap dus berisi 30 sak
plastik.
distrip, dipilih yang baik kemudian dimasukkan ke dalam sak plastik lalu di seal.
Hasil seal kemudian dimasukkan ke dalam dus dimana tiap dus berisi 20 sak
plastik, setiap sak plastik berisi 25 strip dan setiap strip berisi 10 kapsul.
Untuk sirup dipak ke dalam dus. Tiap dus berisi 36 botol dilengkapi
dimasukkan ke dalam dus kecil. Setiap dus kecil berisi 25 tube dan dimasukkan ke
Setelah dikemas dan diperiksa oleh Instl. Wastu seksi kemas membuat laporan
administrasi yang terdiri dari laporan bulanan dan bukti penyerahan obat jadi yang
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.1.6 Kegiatan Instalasi Simpan (Instal.Simpan)
barang yang berkaitan dengan setiap proses kerja yang berlangsung di Lafi
serta proses pendukung lainnya. Barang- barang yang disimpan di gudang Instal.
1. Bukti Penyerahan Barang (BP) dari Instal. Simpan ke Gudang Pusat II.
2. Menyerahkan bahan baku, bahan pengemas, reagensia, dan bahan lain serta
dan pengeluaran barang dicatat di kartu gudang. Ruang Instal. Simpan terdiri dari
ruangan administrasi, ruang sejuk (AC), ruang sampling (kelas C), ruang timbang,
ruang bahan aktif, ruang bahan cair dan ruang produk jadi, ruang bahan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.1.7 Kegiatan Instalasi Pemeliharaan (Instal.Har)
1. Penanganan Limbah
sekitar industri tersebut. Limbah Lafi Ditkesad berasal dari proses produksi dan
proses pengujian, yang terbagi atas limbah padat dan limbah cair.
dengan menggunakan dust collector yaitu limbah (debu) disedot dari ruang
dibakar. Khusus untuk limbah dari proses penyalutan tablet, terlebih dahulu diolah
dengan air washer. Sedangkan limbah cair produksi Non Betalaktam langsung
melalui air washer, dimana limbah padat (debu) disedot oleh blower dari ruangan
yang berdebu seperti ruangan strip, isi kapsul, cetak, coating, campur dan ruang
isi sirup kering, lalu disemprot dengan air bertekanan 4 bar sehingga debu akan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
jatuh di bak penampungan. Air dialirkan ke bak destruksi yang dilengkapi dengan
dozing pump dan pH meter. Cairan ini didestruksi untuk memecah cincin
Betalaktam dengan larutan NaOH 0,1 N yang diteteskan secara otomatis sampai
Aluminium Chloride pada bak koagulan dan flokulan polimer anionik pada bak
aerobik pada bak aerasi agar dapat menghancurkan zat organik. Untuk menjaga
sebagai berikut:
Air limbah yang masuk dari produksi Betalaktam yang telah mengalami
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Bak Sedimentasi Pertama
berlangsung lama. Air limbah dari bak ini mengalir ke bak equalisasi.
c. Bak Equalisasi
Disini terjadi proses fisika. Di bak ini material padat dihancurkan dengan
dengan pompa untuk mengendalikan fluktuasi jumlah air kotor yang tidak
merata, yaitu pada jam kerja dan di luar jam kerja. Bak ini juga terdapat
Air limbah masuk ke dalam bak ini dengan menggunakan pompa secara
ini dilengkapi dengan aerator untuk memasukkan oksigen dari udara yang
pencemar menjadi gas yang tidak mencemari. Di dalam bak ini dilakukan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
e. Bak Sedimentasi Kedua (Clarifier)
Air limbah dari bak aerasi mengalir ke dalam bak sedimentasi kedua.
Dalam bak ini air mengalami penjernihan. Bak ini memiliki dinding
f. Bak Koagulasi
g. Bak Flokulasi
Dari bak koagulasi cairan dialirkan ke bak flokulasi yang berfungsi untuk
mengendapkan endapan yang masih terbawa. Di dalam bak ini air limbah
sedimentasi kedua. Untuk air yang sudah jernih akan langsung menuju ke
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
h. Bak Pengendapan akhir (Bak Sedimentasi Ketiga)
bawah bak. Pada bak ini diberi karung yang berfungsi sebagai
2) Bak Cairan
bak flokulasi dan bak kontrol yang gunanya untuk menahan endapan dan
partikel lain yang masih terdapat dalam air limbah dari bak flokulasi.
Melalui bak bidang miring, air dari bak flokulasi mengalir ke bak kontrol.
Cairan yang sudah jernih dialirkan ke bak kontrol yang berisi ikan sebagai
kontrol biologi untuk diperiksa kadar COD dan BOD serta TDS (jumlah
zat padat total), pH dan angka fenol. Jika hasilnya memenuhi syarat air
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Parameter yang harus dipantau untuk limbah cair adalah :
1. pH
2. Suhu
7. Minyak / lemak
FARMASI (Kep-51/MENLH/10/1995)
(mg/L) (mg/L)
BOD 100 75
TSS 100 75
Total-N 30 -
Fenol 1,0 -
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Denah IPAL dapat dilihat pada Lampiran 9.
listrik dan Instalasi udara bertekanan. Sumber air bersih didapat dari suplai
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang diolah menjadi air baku farmasi
melalui Instalasi pengolahan air. Air baku farmasi adalah air yang memenuhi
syarat untuk digunakan sebagai bahan baku air untuk produksi steril maupun
a. Instalasi Listrik
Sumber listrik Lafi Ditkesad berasal dari PLN dengan daya sebesar 2000
kW. Pada saat ini belum digunakan generator karena beberapa pertimbangan
antara lain karena jarang terjadi pemadaman listrik dari PLN dan penggunaan
b. Pengolahan Demineralisata
Sumber air bersih berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
kemudian diolah menjadi air baku farmasi melalui instalasi pengolahan air.
Pemilihan PDAM sebagai sumber air oleh Lafi Ditkesad adalah karena banyaknya
Air yang berasal dari PDAM terlebih dahulu ditampung pada tangki yang
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
dalam suatu alat filtrasi. Air yang diolah menjadi air demineralisata mengalami
3) Resin Kation
4) Resin Anion
kandungan Total Dissolved Solid (TDS) kurang dari 8 ppm dan silika
digunakan.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
c. Pengolahan Air Suling
dengan alat dan pemroses aquadest, dengan alat ini dihasilkan air suling.
d. Boiller (Steam)
Air baku untuk menghasilkan uap panas adalah aqua demineralisata yang
ditekan melalui pompa air masuk ke filter kemudian ditampung di dalam tangki
stainless steel untuk mensuplai steam. Air dipanaskan melalui boiler hingga
menjadi uap. Alat ini bekerja secara semi otomatik dengan alat-alat pengaman
yang lengkap. Udara panas yang dihasilkan dialirkan melalui pipa ke ruang-ruang
e. Udara Bertekanan
bekerja secara otomatis dengan alat pressure switch. Kompresor juga dilengkapi
dengan air dryer, main line filter, mist separator dan micro mist separator.
Instalasi kompresor ini digunakan hanya pada peralatan yang memerlukan udara
bertekanan.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
obat yang dituangkan dalam Prosedur Tetap (Protap) yang meliputi
diproduksi.
bahan baku, bahan setengah jadi, produk ruahan maupun obat jadi
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
pengolahan bets dan catatan pengemasan bets yang sudah diisi, disimpan di
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB IV
PEMBAHASAN
kesehatan dan dukungan kesehatan untuk kepentingan TNI AD, PNS dan
obat jadi yang bermutu tinggi, aman dan berkhasiat, meskipun obat-obat tersebut
produksinya Lafi Ditkesad selalu mengacu pada CPOB. Sertifikasi dilakukan oleh
84
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
dari pada biaya produksi. Obat yang diproduksi Lafi Ditkesad merupakan ” me
too product” yaitu dengan mencontoh sediaan yang telah beredar di pasaran. Obat
4.1 Personalia
terdiri dari militer dan PNS. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
personil sipil Lafi Ditkesad diterima melalui tes penerimaan PNS yang
dilaksanakan secara terpusat di Angkatan Darat. Dalam hal ini Lafi Ditkesad
Instalasi produksi dan instalasi pengawasan mutu dipimpin oleh Apoteker yang
berlainan, yang tidak saling membawahi. Hal ini telah sesuai dengan persyaratan
CPOB.
Sanitasi dan higiene di Lafi Ditkesad telah diupayakan untuk dapat terus
ditingkatkan sesuai prinsip CPOB. Hal ini dilakukan antara lain dengan jalan
Setiap personil yang bekerja di bagian produksi terutama beta laktam harus dalam
keadaan sehat dan setelah proses produksi selesai diwajibkan untuk mandi guna
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.3 Bangunan
Gedung produksi Lafi Ditkesad terdiri dari gedung produksi beta laktam
dan non beta laktam. Sarana dan prasarana unit produksi non betalaktam sedang
obat golongan Sefalosporin yang terpisah dari kedua gedung produksi lainnya.
Lokasi bangunan produksi dibuat lebih tinggi dibandingkan dengan jalan dan
Ditkesad melakukan hal yang serupa yaitu gedung sediaan beta laktam dan non
dipisahkan sesuai dengan CPOB. Gedung produksi non beta laktam telah
memiliki spesifikasi kelas ruangan seperti kelas D. Gedung produksi beta laktam
produksi juga dilengkapi dengan sistem pengaturan udara (Air Handling System).
proses. Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan alat pengukur beda tekanan
dibandingkan dengan ruang unit proses agar partikel-partikel obat dari ruang unit
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
proses tidak mencemari ruang lain dan koridor. Perbedaan tekanan juga dapat di
lihat antara ruang produksi dengan ruang antara. Tekanan ruang antara dibuat
minimal sama besar dengan koridor kelas D gedung non beta laktam, sedangkan
untuk gedung beta laktam, tekanan ruang antara dibuat lebih negatif dibandingkan
ruang produksi agar debu-debu dari ruang produksi tidak keluar tanpa pengolahan
terlebih dulu. Perbedaan tekanan ini tergantung dari kegiatan produksi di ruang
kontaminan kelas D ke ruang kelas B beta laktam maka grill outlet disimpan di
dekat pintu kelas D dalam ruang antara. Lafi Ditkesad memiliki gedung produksi
beta laktam yang telah memenuhi standar CPOB baik ruangan maupun mesin-
mesin dan peralatan pendukung produksi. Ruang kelas A beta laktam berupa
Limbah cair yang dihasilkan oleh beta laktam maupun non beta laktam
dengan CPOB.
4.4 Peralatan
yang tepat serta pemasangan dan penempatan yang benar. Di setiap peralatan
telah dilengkapi dengan nomor identitas dan protap cara penggunaan alat. Tiap
ruang unit proses hanya terdapat satu peralatan. Peralatan yang telah selesai
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.5 Produksi
mutu dimulai dari penyediaan bahan baku, tahap produksi, tahap pengemasan
sampai obat siap didistribusikan. Setiap produk yang akan diproduksi telah
Setiap personil yang terlibat dalam proses produksi telah menyadari akan
Bets sangat diperlukan karena merupakan bagian dari tugas dan tanggung
jawabnya.
Dalam tiap alur produksi terdapat parameter kritis yang harus diperhatikan
(suhu dan durasi), proses pencetakan tablet (gaya tekan mesin cetak) dan proses
berlangsung dan dicatat dalam Catatan Pengolahan dan Pengemasan Induk. Hal
ini telah dilaksanakan oleh Lafi Ditkesad, namun diperlukan suatu sistem yang
informasi.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.6 Pengawasan Mutu
obat yang baik dengan tujuan untuk menghasilkan obat yang memenuhi
membantu dalam proses pengawasan mutu bahan baku obat, bahan pembantu dan
bahan kemas serta obat jadi yang telah diproduksi dan pemantauannya dalam
distribusi. Untuk evaluasi dicatat di Catatan Pengolahan Bets. Bila instalasi wastu
belum menyatakan lulus maka personil instalasi produksi tidak dapat melanjutkan
pemeriksaan laboratorium dari instalasi wastu, produk antara dan produk ruahan
disimpan dalam ruang karantina dilengkapi dengan identitas yang jelas sesuai
pemeriksaan dan pengujian bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat
jadi, program uji stabilitas dan penetapan tanggal kadaluarsa, validasi prosedur
analisa, penyusunan dan penyimpanan spesifikasi yang berlaku bagi tiap bahan
baku dan produk jadi termasuk metode pengujiannya. Namun, di Lafi Ditkesad
Seksi kemas akan memeriksa hasil pengemasan primer dan melengkapi kemasan
sebelum mengemasnya dalam folding box atau zak plastik. Pengawasan terhadap
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
pengemasan dilakukan dengan cara menimbang setiap folding box dan master
kekeliruan dalam proses pengemasan seperti jumlah strip obat, brosur, sendok
takar, serta folding box sehingga dapat dilakukan perbaikan. Setelah seksi kemas
menyelesaikan tugasnya maka obat jadi diserahkan dari instalasi produksi (seksi
kemas) ke instalasi simpan. Obat jadi akan disimpan di gudang karantina instalasi
penyimpanan.
inspeksi yang dipilih dari instalasi produksi, wastu, litbang dan pemeliharaan.
Konsultan dari luar dapat diikut sertakan guna penilaian yang lebih objektif.
Setelah tim inspeksi terbentuk maka tim menyusun daftar periksa, melaksanakan
inspeksi serta membuat dokumentasi yang mencakup hasil temuan serta saran
terhadap obat maka dapat dilakukan pengujian terhadap bets obat tersebut dan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.7 Dokumentasi
obat.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB V
5.1 Kesimpulan
2. Lafi Ditkesad saat ini sedang dalam tahap pengembangan menuju CPOB
laktam yang telah memenuhi CPOB sehingga dalam waktu dekat akan
persyaratan ruang yang telah ditentukan oleh CPOB, seperti sarana dan
obat jadi
92
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
5.2 Saran
seefisien mungkin.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, http://www.inventoryops.com/warehouse_management_systems.htm
Anonim, http://investa-bostinco.com/products.htm
Anonim, http://actmagazine.com
Anonim,http://www.google.com/search?q=cache:aA9ClPCru1wJ:searchstorage.t
echtarget.com/tip/1,289483,sid5_gci928358,00.html+good+storage+prac
tices&hl=id&ct=clnk&cd=16&gl=id
Badan POM. 2001. Petunjuk Operasional Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Jakarta.
Badan POM. 2006. Petunjuk Operasional Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Jakarta.
Jakarta.
World Health Organization, 2002, WHO Technical Report Series, No. 902,
Geneva
94
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 1. Struktur Organisasi LAFI DITKESAD
Ka. Lafi
Waka. Lafi
SI TUUD
Ins. Litbang Ins. Wastu Ins. Prod Ins. Har Ins. Simpan
Kasilit Kasibang
LEMBAGA FARMASI
DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT
INSTALASI PENGAWASAN MUTU
g. Rotasi jenis
h. Indeks bias
i. Bobot jenis g/ml g/ml g/ml g/ml
j. Susut pengeringan % % % %-%
k. Kadar abu % % % Maks. %
l. Kadar % % % %-%
14. PEMERIKSAAN LAIN :
15. PUSTAKA : Farmakope Indonesia Ed. IV Th. 1995/Prosedur Tetap
16. CATATAN : 17. KESIMPULAN :
Memenuhi Syarat
18. PEMERIKSA :
BANDUNG, 200
KA. INSTAL. WASTU
( )
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 3. Blangko Hasil Pengujian Laboratorium
LEMBAGA FARMASI
DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT
INSTALASI PENGAWASAN MUTU
BANDUNG, 200
KA. INSTAL. WASTU
( )
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
98
Ins. Simpan
Penimbangan C
E
T
A
Pencampuran K
L
G A
R granulasi N
A G
N S
U U
L Pengeringan N
A G
S
I
Pengayakan
QC
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
99
Ins. Simpan
Penimbangan
Pencampuran
Pengisian
Polishing
Stripping
Sie. Kemas
QC
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
100
Ins.Simpan Botol
Penimbangan Pencucian
Pencampuran Pengeringan
Labelling
Sie. Kemas
QC
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
101
Ins.Simpan
Penimbangan
Pelelehan Basis
Pencampuran
Sie. Kemas
QC
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
102
Ins.Simpan Botol
Penimbangan Pencucian
Labelling
Sie. Kemas
QC
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 9. Denah Instalasi Pengolahan Air Limbah
BAK
8b
Bidang Miring PENAMPU
9 NGAN Pump
Dosing Pump
Pipa pengalir
Pengaduk 8a
cairan dari bak penampung
BAK FLOKULASI 7
Karung Penyaring
Endapan
Dosing Pump
Limbah Cair
6 Pengaduk BAK Beta Laktam
SEDIMENTASI 3
BAK KOAGULASI
BAK SEDIMENTASI 2
1
(CLARIFIER) 5 BAK
PENAMPUNGAN
AWAL
BAK
SEDIMENTASI 1
Pump
3
2
BAK
Pengaduk EQUALISASI Limbah Cair
Non Beta Laktam
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 10. KARTU PERSEDIAAN
Nama Barang :
Bentuk Sediaan :
Kemasan :
Nama Pabrik :
No. Registrasi :
Faktur
Terima Dari/ Surat Pesanan SPB Penerimaan Pengeluaran Sisa No. Exp. Harga Satuan
No Pesanan
Keluar Kepada Persediaan Bets Date
Tgl No Tgl No Tgl No Tgl Jml Tgl Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 11. KARTU BARANG
Nama Barang :
Bentuk Sediaan :
Kemasan :
Nama Pabrik :
No. Registrasi :
Penerimaan Pengeluaran
No Sisa Persediaan No. Bets Exp. Date Paraf
Tgl Jml Tgl Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 12. KARTU GUDANG
Nama Barang :
Bentuk Sediaan :
Kemasan :
Nama Pabrik :
No. Registrasi :
Terima Dari/ Surat Pesanan SPB Penerimaan Pengeluaran Sisa No. Exp. Paraf
No
Keluar Kepada Tgl No Tgl No Tgl Jml Tgl Jml Persediaan Bets Date
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Bandung, 2008.
USU e-Repository © 2008