Disusun Oleh :
Sinta Sri Wulandari
3.39.17.0.24
LT 2D
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
6.5 Pembahasan.................................................................................................15
ii
JOB 06
WATER LEVEL CONTROL
6.1 Pendahuluan
Banyaknya ditemui kelalaian dalam mematikan pompa air ketika air yang ada dalam
tampungan atau wadah telah penuh. Maka kami berfikiran membuat sebuah alat yang
menggunakan sensor air untuk mengetahui keadaan air di dalam tampungan atau wadah
tersebut dengan tiga lampu indikator. Lampu indikator pertama saat posisi air berada
pada keadaan low atau pada dasar permukaan tampungan atau wadah. Lampu indikator
kedua saat posisi air berada pada keadaan setengah dari dari tampungan atau wadah.
Lampu indikator ketiga saat posisi air berada pada keadaan penuh dalam tampungan
atau wadah. Sehingga alat ini dapat memudahkan manusia untuk lebih menghemat air
dan lebih praktis ketika sedang melakukan berpergian jauh bahkan sedang sibuk dengan
urusan pribadi. Dunia industri terus berkembang dengan sistem-sistem yang baru dalam
bidang manufaktur maupun energi, khususnya sistem kontrol. Saat ini banyak sekali
ditawarkan suatu metode kontrol yang efektif dan mudah untuk diimplementasikan,
salah satunya kontrol dengan sistem WLC (Water Level Control) Kontrol level air
merupakan salah satu dari sekian banyak sistem yang ada dalam dunia industri. Selain
sederhana, sistem tersebut banyak sekali digunakan dalam dunia industri, misalnya:
industry kimia, proses produksi minyak dan gas, dan lain-lain.
Pada project ini dilakukan proses kontrol level air dari suatu prototype Water Level
Control.
1
menentukan batas atas dan batas dari level air. Jadi pada saat anda sedangkan
menjalankan pompa air, dengan mengaplikasikan rangkaian Water Level Control
pada pompa air yang anda gunakan, anda tidak perlu menunggu hanya untuk
mematikan pompa air pada saat tangki atau bak air penuh karena apabila air dalam
tangki sudah penuh maka pompa akan padam dengan sendirinya tanpa harus
menekan tombol stop. Demikian juga apa bila air dalam tangki atau bak mulai
berkurang sesuai dengan batas yang telah ditentukan maka pompa akan jalan
dengan sendirinya. Dengan demikian ada bisa melakukan kegiatan yang lain yang
lebih berguna. Jadi pada saat anda sedangkan menjalankan pompa air, dengan
mengaplikasikan Rangkaian Water Level Control pada pompa air yang anda
gunakan, anda tidak perlu menunggu hanya untuk mematikan pompa air pada saat
tangki atau bak air penuh karena apabila air dalam tangki sudah penuh maka
pompa akan padam dengan sendirinya tanpa harus menekan tombol stop.
Demikian juga apa bila air dalam tangki atau bak mulai berkurang sesuai dengan
batas yang telah ditentukan maka pompa akan jalan dengan sendirinya.
Dalam pengoperasian WLC dapat dioperasikan secara manual dan otomatis.
Pastikan sumur terisi sampai menyentuh sensor WLC pada level high.
2
oleh S3. Ketiga motorpun dapat bekerja secara bersama. Pengoperasian secara
manual tidak dipengaruhi oleh WLC.
B. Pengoperasian Otomatis
Pompa DWP P3
1. Air di sumur dalam pada level maks pompa P3 siap beroperasi
2. Air di grand reservoir pada level medium atau lebih rendah pompa P3
running,
3. Air di grand reservoir pada level maks pompa P3 OFF,
4. Pompa diamankan terhadap beban lebih,
5. Pompa P3 terinterlok pada level minimum di sumur dalam.
Pompa distribusi P1 dan P2
1. Air di grand reservoir pada level medium pompa P1 dan P2 ready,
2. On/off pompa bergantung pada levl air di menara air
air di menara pada level low kedua pompa P1 dan P2 beroperasi semua
(rancangan tidak boleh start bersama-sama) air di menara pada level medium
satu pompa bekerja, salah satu pompa terus bekerja (missal P1) melayani
kebutuhan air bagi pemakai, sedangkan pompa lain (P2) pada posisi
standby,air di menara pada level high semua pomp off, jika air kembali pada
level medium salah satu pompa kembali bekerja, namun yang bekerja
berganti P2 sedangkan P1 ganti pada posisi standby, jadi pada setiap level ini
tercapai pompa P1 dan P2 bekerja bergantian,
3. Setiap pompa diamankan terhadap beban lebih
4. Semua pompa P1 dan P2 terinterlok pada level minimum di grand
reservoir.
Catatan tambahan sebagai panduan dalam rancangan:
1. Setiap pompa disediakan indicator yang mengindikasikan keadaannya
(ready, running, dan overload)
2. Pada posisi otomatis setiap terjadi gangguan karena tidak tersedia air
di setiap gugus, maka disediakan indicator berupa lampu tanda dan
perangkat tanda bahaya (alarm),
3. Catu daya 3x380/220 Volt, 50 Hz dipasang di ruang kendali,
4. Jarak panjang pompa P3 dan ruang kendali ±300meter, rugi tegangan
yang diijinkan maksimum 5%
5. Sensor dan tranduser level air (WLC) dapat dipasang sesuai ketentuan.
3
6.2.2. Kontaktor
Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang
mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang
akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak
Bantu NO (Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC (Normally
Close) akan membuka.
4
Apabila pada kumparan kontaktor diberi tegangan yang terlalu tinggi maka akan
menyebabkan berkurangnya umur atau merusak kumparan kontaktor tersebut.
Tetapi jika tegangan yang diberikan terlalu rendah maka akan menimbulkan
tekanan antara kontak-kontak dari kontaktor menjadi berkurang. Hal ini
menimbulkan bunga api pada permukaannya serta dapat merusak kontak-
kontaknya. Besarnya toleransi tegangan untuk kumparan kontaktor adalah
berkisar 85% - 110% dari tegangan kerja kontaktor. Komponen penting pada
kontaktor (Magnetic Contactor) adalah kumparan magnit (coil) dengan simbol
A1 – A2 yang akan bekerja bila mendapat sumber tegangan listrik, kontak utama
terdiri dari simbol angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dan kontak bantu biasanya tediri dari
simbol angka 11, 12, 13, 14, ataupun angka 21, 22, 23, 24 dan juga angka depan
seterusnya tetapi angka belakang tetap dari 1 sampai 4. Prinsip Kerja Magnetic
contactor adalah pada saat salah satu kontaktor normal, NO akan membuka dan
pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya
yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan
bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi
tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga
terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara
elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang
pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik.
Gb. 5.2.2.2 Sakelar Magnetik Kontaktor Dengan 3 Kontak Utama Dan 2 Kontak
Bantu (NO / NC)
Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak bantu. Kontak
utama tendiri dari kontak NO dan kontak bantu terdiri dan kontak NO dan NC.
Konstruksi dari kontak utama berbeda dengan kontak bantu, yang kontak
utamanya mempunyai luas permukaan yang luas dan tebal. Kontak bantu luas
permukaannya kecil dan tipis. Kontaktor pada umumnya memiliki kontak utama
5
untuk aliran 3 fasa. Dan juga memiliki beberapa kontak bantu untuk berbagai
keperluan. Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus utama, yaitu arus
yang diperlukan untuk beban, misalnya motor listrik, pesawat pemanas dan
sebagainya. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk mengalirkan arus bantu
yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan magnet, alat bantu rangkaian, lampu
-lampu indikator, dan lain-lain. Notasi dan penomoran kontak-kontak kontaktor
sebagai berikut:
6
yang tinggi jika diaplikasikan pada tegangan penuh, akan mengakibatkan
penurunan tegangan sumber dan pengaruh transien torsi pada sistem mekanik.
Motor AC 3 fasa bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa sumber untuk
menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC 1 fasa untuk
menghasilkan beda fasa diperlukan penambahan komponen Kapasitor. Motor
induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor
dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan
jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa berdasarkan
lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor belitan (wound rotor)
adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan yang sama
dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe
motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan logam
yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi, kemudian
setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan logam terhubung
singkat dengan batangan logam yang lain. Apabila sumber tegangan 3 fase
dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan putar dengan kecepatan
seperti rumus berikut :
Ns = 120 f/P
keterangan:
Ns = Kecepatan Putar
f = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi. Karena
batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet akan
menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g dihasilkan oleh gaya (F)
pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah
dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpotongnya batang
konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut
timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator
(ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr). Perbedaan kecepatan antara nr dan ns
disebut slip (s), dinyatakan dengan
7
S= (ns- nr)/ ns
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang
konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
Arus yang terlalu besar yang timbul pada beban motor listrik akan mengalir pada
belitan motor listrik yang dapat menyebabkan kerusakan dan terbakarnya belitan
motor listrik. Untuk menghindari hal itu dipasang termal beban lebih pada alat
pengontrol. Prinsip kerja thermal beban lebih berdasarkan panas (temperatur)
yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas
bimetal. Dan sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan,
bimetal akan menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus rangkaian listrik
(Kontak 95-96 membuka).
8
TOLR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal. Apabila benda
terkena arus yang tinggi, maka benda akan memuai sehingga akan melengkung
dan memutuskan arus. Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat
melewati TOLR, dapat diatur dengan memutar penentu arus dengan
menggunakan obeng sampai didapat harga yang diinginkan.
Gangguan – gangguan overload yang biasa terjadi antara lain disebabkan oleh
arus start yang terlalu besar atau motor listrik berhenti secara mendadak,
terjadinya hubung singkat (short circuit), terbukanya salah satu fasa dari motor
listrik 3 fasa serta pembebanan yang berlebihan pada jaringan.
9
serta mengamankan atau melindungi peralatan yang terhubung di rangkaian
beban bila terjadi gangguan pada sistem yang dilayani. Dengan demikian maka
suatu switchgear harus dilengkapi dengan peralatan rele proteksi dan sistem
interlock yang bisa membuka secara otomatis saat terjadi gangguan sehingga
kerusakan lebih lanjut dapat dihindari
Pada umumnya switchgear di Unit Pembakit Listrik / Power Station adalah tipe
busbar tunggal / single busbar type atau metal clad dimana circuit breaker
ditempatkan dalam bilik tertutup yang dinamakan Cubicle.Circuit Breaker yang
berada di dalam cubicle harus dapat dikeluarkan ( rack out ) dan dimasukkan
kembali ( rack in ) terutama untuk keperluan pemeliharaan. Tegangan kerja dari
switchgear tergantung dari kapasitas Unit Pembangkit dan tegangan kerja
peralatan bantunya, pada umumnya tegangan kerja yang digunakan antara 3.3kV
sampai 11kV Dari uraian tersebut diatas maka switchgear berfungsi sebagai
berikut :
Circuit Breaker (CB) merupakan suatu alat listrik yang berfungsi untuk
melindungi sistem tenaga listrik apabila terjadi kesalahan atau gangguan pada
sistem tersebut, terjadinya kesalahan pada sistem akan menimbulkan berbagai
efek seperti efek termis, efek magnetis dan dinamis stability.
10
Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian
listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi
arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau peralatann lain.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Circuit Breaker (CB) agar dapat
melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut :
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus
hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, sehingga tidak
membuat sistem kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu
sendiri
Setiap Circuit Breaker dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu CB, yaitu :
1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya
itu akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral
sistem.
2. Arus maksimum continue yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus
ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban
dimana pemutus daya tersebut terpasang.
3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.
4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini
berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain
disekitarnya.
11
6.2.6. Push button
Saklar merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk menghubungkan
dan memutuskan dua titik atau lebih dalam suatu rangkaian elektronika. Salah
satu jenis saklar adalah saklar Push button yaitu saklar yang hanya akan
menghubungkan dua titik atau lebih pada saat tombolnya ditekan dan pada saat
tombolnya tidak ditekan maka akan memutuskan dua titik atau lebih dalam suatu
rangkaian elektronika.
12
6.3 Gambar Rangkaian
6.3.1 Latihan 1 : Pengawatan Water Level Control
13
6.4 Hasil Percobaan
6.4.1. Hasil akhir proyek WLC.
14
Gb. 6.4.1.3 Pompa 1,2,3,Sumur,Ground Reservoir,Tandon
15
otomatis dan grand reservoir tidak berisi air maka pompa 1 bekerja. Kemudian setelah
grand reservoir terisi penuh (menyentuh elektroda pada level high) dan tandon tidak
berisi air, maka pompa 2 dan 3 bekerja secara bergantian. Setelah air menyentuh
elektroda pada level medium salah satu pompa mati dan salah satunya masih mengisi
sampai air penuh (menyentuh elektroda level high). Kemudian setelah air penuh, motor
yang tadi mengisi mati. Setelah air pada tandon menyentuh level medium kembali, maka
salah satu motor mengisi kembali sampai penuh dan motor mati, begitu seterusnya.
16
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut.
1. Water Level Control berfungsi untuk mengontrol level air dalam sebuah tangki
penampungan yang banyak di jumpai di rumah, dimana pompa air dapat di
operasikan dan di matikan secara otomatis.
2. Pengoperasian WLC dapat dioperasikan secara manual dan otomatis.
3. Pengoperasian secara manual tidak dipengaruhi oleh WLC.
4. Pengoperasian secara otomatis dipengarui oleh ketinggian air yang menyentuh
elektroda untuk menggerakkan ketiga motor.
17
DAFTAR PUSTAKA
Atmanto, Lukas Joko Dwi. 2008. Rancangan Listrik Kendali Industri. Semarang: Politeknik
Negeri Semarang.
Arinugroho Afif, dkk. 2017. Rancang Bangun Modul Pengasutan Dan Pengukuran Arus
Starting Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Data Logger Mt4 Series. Tugas Akhir.
https://listrikpemakaian.wordpress.com/2011/07/11/kontaktor-magnetik-magnetic-contactor-
mc/
http://www.alatuji.com/article/detail/536/water-level-control-untuk-mengidentifikasikan-
level-air#.WlgtNqiWbIU
18