Anda di halaman 1dari 4

Jenis Infeksi Jamur Kulit

Infeksi jamur kulit terbagi menjadi beberapa jenis, dan di antaranya merupakan infeksi yang
menular, yaitu:

 Kurap (tinea). Kurap adalah jenis infeksi jamur kulit menular, yang bisa terjadi di berbagai
area tubuh, seperti di badan (tinea corporis), kulit kepala (tinea capitis), selangkangan
(tinea cruris), atau di kaki (tinea pedis).
 Jamur kuku (tinea unguium). Infeksi jamur ini terjadi di kuku, baik di tangan maupun di
kaki. Sama seperti kurap, jamur kuku juga bisa menular.
 Panu (tinea versicolor). Panu adalah jenis infeksi jamur yang menyerang lapisan atas kulit.
Infeksi ini tidak menular.
 Ruam popok (diaper rash). Ruam popok adalah iritasi kulit yang umum terjadi pada bayi,
salah satu penyebabnya adalah infeksi jamur.
 Kandidiasis. Ini merupakan jenis infeksi jamur kulit yang dapat menyerang sejumlah area
lembap, seperti ketiak, selangkangan, sela-sela jari, area lipatan payudara, dan lipatan
perut.

Penyebab dan Faktor Risiko Infeksi Jamur Kulit


Penyebab infeksi jamur kulit yang paling sering adalah jamur jenis Candida, Dermatophyta,
atau Malassezia.
Kurap
Kurap disebabkan oleh jamur golongan Dermatophyta. Jamur ini hidup dari keratin, yaitu suatu
protein yang terdapat di kulit, kuku, dan rambut. Terdapat beberapa jenis Dermatophyta yang
dapat menyebabkan kurap, yaitu Epidermophyton, Microsporum, dan Trichophyton. Jamur ini
sebenarnya hidup secara alami di kulit dan tidak menimbulkan masalah. Tetapi ketika jamur
berkembang dengan cepat, misalnya dalam lingkungan yang lembap, akan menginfeksi kulit.
Kurap dapat menyebar melalui kontak fisik antar manusia atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi jamur, misalnya penggunaan bersama pakaian atau handuk dengan orang yang
terinfeksi. Selain itu, penularan juga dapat terjadi akibat kontak dengan hewan yang terinfeksi,
serta dengan tanah yang mengandung spora jamur.
Sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi kurap, antara lain adanya
luka pada kulit, berenang atau mandi di fasilitas umum, tidak mengenakan alas kaki di ruang
publik, serta berbagi sikat gigi atau pakaian dengan penderita kurap.
Jamur kuku
Sama seperti kurap, infeksi jamur pada kuku juga disebabkan oleh golongan jamur Dermatophyta.
Infeksi bisa terjadi melalui penggunaan alat manikur atau pedikur di salon, yang tidak disterilkan
setelah digunakan pada orang lain.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan infeksi jamur kuku adalah diabetes, cedera pada kuku
atau kulit di sekitar kuku, sistem kekebalan tubuh lemah, dan penggunaan kuku palsu. Faktor
lainnya adalah kondisi lembap dalam jangka panjang pada kaki, misalnya akibat pemakaian jenis
sepatu yang menutupi jari kaki dalam waktu lama. Usia di atas 65 tahun juga dapat menjadi salah
satu faktor pemicu infeksi jamur kuku.
Panu
Panu disebabkan oleh perkembangan jamur Malassezia di kulit. Belum diketahui apa yang
menyebabkan jamur ini berkembang. Para ahli mengaitkannya dengan sejumlah faktor, seperti
cuaca lembap dan panas, keringat berlebih, kulit berminyak, perubahan hormon, dan sistem
kekebalan tubuh lemah.
Ruam popok
Ruam popok disebabkan oleh jamur Candida albicans. Jamur ini berkembang di area yang
lembab. Misalnya, pada bayi yang terlalu lama memakai popok basah akibat urine atau feses.
Ruam juga dapat timbul bila kulit bayi lecet akibat mengenakan popok yang terlalu ketat. Selain
itu, paparan zat kimia dari detergen bisa mengiritasi kulit bayi dan menyebabkan ruam.
Kandidiasis
Kandidiasis disebabkan oleh infeksi jamur Candida. Sebenarnya jamur ini hidup secara alami di
kulit, tapi bisa tumbuh tak terkendali dan menyebabkan infeksi. Kondisi tersebut dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain:

 Berat badan berlebih.


 Cuaca panas.
 Kondisi kulit yang lembap atau basah.
 Mengenakan pakaian ketat.
 Tidak menjaga kebersihan tubuh.
 Penggunaan jenis obat tertentu, seperti antibiotik atau kortikosteroid.
 Kondisi yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh lemah, misalnya diabetes atau
kehamilan.

Gejala Infeksi Jamur Kulit


Gejala infeksi jamur kulit tergantung kepada jenis infeksi yang dialami. Di bawah ini akan
dijabarkan gejala dari masing-masing jenis infeksi jamur kulit.
Tinea corporis – Ruam kemerahan dengan bagian tepi yang menyerupai cincin. Selain memiliki
tekstur bersisik, ruam juga terasa gatal, serta bisa melepuh dan mengeluarkan cairan.
Tinea cruris – Kulit di sekitar selangkangan memerah, mengelupas, dan terasa gatal atau seperti
terbakar.
Tinea pedis – Gatal disertai sensasi panas dan menyengat di antara jari kaki atau di telapak kaki.
Selain itu, kulit di telapak kaki akan terasa kering, mengelupas, atau melepuh.
Tinea capitis – Bercak yang terasa gatal di kepala, serta kulit kepala memerah, botak dan bersisik
di area yang terkena kurap. Gejala lain yang mungkin timbul adalah nyeri di kulit kepala,
pembengkakan kelenjar getah bening di kepala, dan demam ringan.
Jamur kuku – Warna kuku pucat atau gelap, bentuk kuku berubah, menebal, serta rapuh. Jamur
kuku lebih sering terjadi di kaki, namun juga dapat menyerang kuku di tangan.
Ruam popok – Kulit di bokong dan di area selangkangan hingga ke paha, memerah dan
mengalami iritasi, serta hangat bila disentuh.
Kandidiasis – Jenis infeksi ini umumnya terjadi di lipatan kulit, dengan gejala seperti benjolan
berisi nanah, serta ruam yang disertai gatal dan rasa terbakar. Kandidiasis juga bisa terjadi di kulit
di bawah kuku, dengan gejala bengkak dan nyeri, disertai nanah.
Ada pula kandidiasis yang menyerang mulut. Gejala yang timbul antara lain bintik-bintik putih di
lidah dan bagian dalam mulut, yang terasa nyeri dan bisa berdarah bila digaruk. Gejala lainnya
adalah kulit pecah-pecah di sekitar mulut, kesulitan dalam menelan, dan rasa tidak enak di mulut.
Pada kandidiasis yang menyerang vagina, gejalanya antara lain kulit di sekitar vagina memerah,
disertai gatal dan rasa terbakar, serta keluar cairan putih atau kuning dari vagina.

Diagnosis Infeksi Jamur Kulit


Dokter dapat mengenali jenis infeksi jamur kulit dengan melihat tanda yang muncul pada kulit
pasien, seperti ruam. Bila diperlukan untuk memastikan diagnosis, dapat diambil sampel kerokan
kulit yang sudah diproses dengan larutan kalium hidroksida (KOH) atau sampel kulit yang
terinfeksi (biopsi) untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Pengobatan Infeksi Jamur Kulit


Beberapa jenis infeksi jamur kulit bisa ditangani dengan krim atau salep antijamur yang dijual
bebas. Namun bila kondisi tidak juga membaik, segera periksa ke dokter, agar diberikan
pengobatan yang lebih sesuai.
Beberapa jenis obat antijamur adalah clotrimazole, fluconazole, miconazole, terbinafine,
ketokonazol, dan griseofulvin. Selain berbagai obat di atas, dokter juga bisa meresepkan obat
kumur, seperti nystatin, untuk mengatasi infeksi jamur di daerah mulut. Tetapi untuk kandidiasis
mulut yang berat, dokter akan meresepkan amphotericin B.

Pencegahan Infeksi Jamur Kulit


Pencegahan infeksi jamur kulit dapat dilakukan dengan melakukan beberapa langkah sederhana,
namun tergantung kepada jenis infeksi yang dialami. Berikut ini akan dijelaskan sejumlah langkah
pencegahan pada masing-masing jenis infeksi jamur kulit.
Pencegahan kurap
Kurap dapat dicegah dengan rutin menjaga kebersihan tubuh, serta menghindari penggunaan
bersama sikat gigi, handuk, atau pakaian. Selain itu, hindari kontak langsung dengan orang atau
hewan yang terinfeksi, terutama bagi seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Jaga kebersihan kulit kepala dengan rutin keramas, agar terhindar dari kurap kepala. Sedangkan
untuk mencegah kurap kaki, cuci kaki dengan sabun setiap setelah pulang dari bepergian. Jangan
lupa untuk langsung mengeringkan kaki terutama pada sela-sela jari. Ingatlah untuk tidak berbagi
penggunaan kaos kaki dan sepatu dengan orang lain, serta selalu kenakan sandal di fasilitas umum.
Langkah pencegahan lain adalah dengan menjemur atau mengeringkan sepatu setiap selesai
dipakai. Hal ini untuk menghindari kondisi lembap pada sepatu, yang memicu perkembangan
jamur. Selain itu, pilih kaos kaki berbahan katun atau wol, dan segera ganti apabila basah.
Pencegahan jamur kuku
Jamur kuku bisa dicegah dengan menjaga kuku tetap pendek. Kuku yang pendek akan lebih mudah
dibersihkan dan terhindar dari cedera. Cara lain untuk mencegah jamur kuku adalah dengan tidak
berbagi alat manikur dan pedikur, mengurangi penggunaan kuku palsu dan pewarna kuku, serta
selalu menggunakan alas kaki di luar rumah. Selain itu, selalu keringkan kaki bila basah, terutama
bagian sela-sela jari.
Pencegahan panu
Panu dapat dicegah dengan menjaga kulit tetap kering saat berada di daerah lembap atau panas.
Selain itu, jangan berbagi pakai handuk, pakaian, dan tempat tidur dengan orang lain, terutama
yang diketahui menderita panu.
Penelitian menunjukkan, panu kambuh kembali pada 40-60 persen penderita yang berhasil
sembuh. Pada penderita yang sering mengalami kekambuhan, perawatan kulit menggunakan
sampo dengan kandungan selenium sulfida, dapat dilakukan tiap 2 minggu. Langkah lain yang
dapat dilakukan adalah dengan menghindari paparan sinar matahari dalam waktu lama dan tidak
melakukan aktivitas yang memicu keringat berlebihan.
Pencegahan ruam popok
Untuk mencegah ruam popok, jangan memasang popok terlalu kencang pada bayi. Bahkan
dianjurkan untuk membiarkan bayi sesekali tidak mengenakan popok. Selalu bersihkan bokong
bayi dengan air setiap mengganti popok, lalu keringkan dengan handuk yang berbahan lembut.
Hindari penggunaan alkohol atau parfum sebagai pembersih bokong bayi.
Pencegahan kandidiasis
Kandidiasis mulut dapat dicegah dengan menjaga kebersihan mulut, di antaranya dengan
menggosok gigi atau menggunakan benang gigi. Berkumur setiap selesai menggunakan
kortikosteroid inhaler juga sangat disarankan.
Sedangkan untuk mencegah kandidiasis pada vagina, hindari penggunaan pakaian yang ketat.
Jangan menggunakan pakaian dalam dari bahan yang daya serapnya kurang, seperti nilon dan
poliester. Sebaiknya, gunakan pakaian dalam berbahan katun yang mudah menyerap keringat.
Hindari penggunaan sabun atau pembersih kewanitaan yang mengandung pewangi, karena bisa
mengakibatkan iritasi dan mengganggu tingkat keasaman vagina. Cukup bersihkan bagian luar
vagina dengan air dan sabun lembut tanpa kandungan detergen.

Anda mungkin juga menyukai

  • Miliariasis
    Miliariasis
    Dokumen3 halaman
    Miliariasis
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Varikokel
    Varikokel
    Dokumen3 halaman
    Varikokel
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Jamur Kulit
    Jamur Kulit
    Dokumen6 halaman
    Jamur Kulit
    WIDA YANTI
    Belum ada peringkat
  • Varikokel
    Varikokel
    Dokumen3 halaman
    Varikokel
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Ganglion
    Ganglion
    Dokumen2 halaman
    Ganglion
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Obat Alami Wasir
    Obat Alami Wasir
    Dokumen2 halaman
    Obat Alami Wasir
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Dede
    Dede
    Dokumen1 halaman
    Dede
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Varises
    Varises
    Dokumen1 halaman
    Varises
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Lupus
    Lupus
    Dokumen1 halaman
    Lupus
    yaumil
    Belum ada peringkat
  • JamurKuku
    JamurKuku
    Dokumen3 halaman
    JamurKuku
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Scabies
    Scabies
    Dokumen2 halaman
    Scabies
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Sorak
    Sorak
    Dokumen1 halaman
    Sorak
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Jantung Koroner
    Penyakit Jantung Koroner
    Dokumen1 halaman
    Penyakit Jantung Koroner
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Ketombe Atau
    Ketombe Atau
    Dokumen1 halaman
    Ketombe Atau
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • KUTU
    KUTU
    Dokumen2 halaman
    KUTU
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Pneumon I
    Pneumon I
    Dokumen2 halaman
    Pneumon I
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Granulasi
    Granulasi
    Dokumen1 halaman
    Granulasi
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Jenis Infeksi Jamur Kulit
    Jenis Infeksi Jamur Kulit
    Dokumen4 halaman
    Jenis Infeksi Jamur Kulit
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Luka Bakar
    Luka Bakar
    Dokumen2 halaman
    Luka Bakar
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Penyebab Luka
    Penyebab Luka
    Dokumen1 halaman
    Penyebab Luka
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Dermatitis Atopik
    Dermatitis Atopik
    Dokumen2 halaman
    Dermatitis Atopik
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Granulasi
    Granulasi
    Dokumen1 halaman
    Granulasi
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Angular Cheilitis
    Angular Cheilitis
    Dokumen1 halaman
    Angular Cheilitis
    drg.Adlya
    Belum ada peringkat
  • Jenis Jenis Luka
    Jenis Jenis Luka
    Dokumen2 halaman
    Jenis Jenis Luka
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Abses Hati
    Abses Hati
    Dokumen2 halaman
    Abses Hati
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Abses Dentoalveolar
    Abses Dentoalveolar
    Dokumen2 halaman
    Abses Dentoalveolar
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Abses Dentoalveolar
    Abses Dentoalveolar
    Dokumen2 halaman
    Abses Dentoalveolar
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Mendeteksi Keberadaan Kutu Rambut
    Mendeteksi Keberadaan Kutu Rambut
    Dokumen1 halaman
    Mendeteksi Keberadaan Kutu Rambut
    nini nono
    Belum ada peringkat
  • Penyebab Penyakit Rabies
    Penyebab Penyakit Rabies
    Dokumen1 halaman
    Penyebab Penyakit Rabies
    nini nono
    Belum ada peringkat