Anda di halaman 1dari 158

ALUR PELAYANAN PASIEN IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pasien baru datang dalam keadaan darurat ke ruang IGD


RSUD Jeumpa Hospital Bireuen
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah alur
pemeriksaan pasien IGD
KEBIJAKAN Prosedur alur pelayanan pasien IGD
PERSIAPAN 1. Rostool / brangkat
2. Buku catatan IGD
3. Buku Triase
PROSEDUR 1. Pasien baru ditempatkan diatas kereta dorong
Kereta dorong tersebut berfungsi sebagai :
 Tempat penerimaan pasien
 Tempat pemeriksaan
 Tempat melakukan tindakan
 Sarana transportasi pasien
2. Diatas kereta dorong dilakukan identifikasi, jika
dipandang perlu pasien dipindahkan dari kereta
dorong keatas tempat tidur
3. Jika keadaan pasien gawat, segera dimasukkan
keruang Resusilasi untuk diberikan bantuan hidup
dasar
4. Pasien penyakit dalam ditempatkan kepemeriksaan
penyakit dalam
5. Pasien kecelakaan ditempatkan di pemeriksaan
bagian bedah
6. Pasien kasus bedah ditempatkan dibagian bedah
7. Pasien kasus kebidanan didorong keruang P.K.
kebidanan
8. Pasien anak ditempatkan di pemeriksaan anak
9. Pasien diduga kasus perkosaan dirujuk ke Unit
Kebidanan dan Kandungan, jika penderita
mengalami kegawatan diatas lebih dahulu di IGD
baru kemudian dirujuk
10. Pasien lain – lain diperiksa diruangan pemeriksaan
11. Kasus tiba mati (death on arrival)
Bila pasien masuk IGD telah mati pada waktu tiba di IGD
diberikan surat keterangan “tiba Mati” dan
selanjutnya dikirim ke Instalasi Kamar Jenazah,
Otopsi tidak dilakukan di IGD
12. Pasien yang datang dengan rujukan dokter spesialis
untuk dirawat sendiri langsung masuk ruang rawat
inap tanpa konsultasi
13. Setelah pasien mendapat pemeriksaan dan
pengobatan di IGD pasien yang akan mendapat
perawatan diantar ke ruang rawat inap sesuai
dengan jenis kelamin dan kelas permintaan pasien
14. Pasien yang belum stabil dan diharapkan stabil
dalam waktu relatif singkat ditempatkan diruang
observasi.
15. Pasien yang diperbolehkan pulang, diberi penjelasan
atau surat rujukan intern untuk perawatan dan
pengobatan selanjutnya.

UNIT TERKAIT 1. Rekam Medik


2. Kamar Jenazah
3. Bidang Pelayanan
TIMBANG TERIMA JAGA
PAGI, SORE DAN MALAM

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Melakukan timbang terima jaga dari shift sebelumnya ke


shift berikutnya
TUJUAN Acuan penerapan langkah – langkah pedoman bagi para
petugas IGD dalam melaksanakan timbang terima
KEBIJAKAN Proses timbang terima jaga pagi, sore dan malam
PERSIAPAN 1. Buku laporan jaga
2. Buku inventaris ruangan
3. Absen petugas jaga
PROSEDUR 1. Setiap pergantian jaga, semua petugas wajib
melakukan timbang terima
2. Waktu timbang terima jaga ;
Dokter :
 Jam 08.00 Wib : Timbang terima jaga malam
dengan pagi
 Jam 20.00 Wib : Timbang terima jaga pagi dengan
malam
Perawat :
 Jam 08.00 Wib : Timbang terima jaga malam
dengan pagi
 Jam 14.00 Wib : Timbang terima jaga pagi dengan
sore
 Jam 20.00 Wib : Timbang terima jaga sore dengan
malam
3. Setiap timbang terima dilaksanakan dengan secara
tulisan dan lisan dan yang ditimbang terimakan :
 Obat – obatan
 Alat – alat kesehatan
 Kebersihan dalam dan ruangan IGD
 Kebersihan halaman IGD
 Instruksi
4. Apabila sesudah timbang terima jaga ada kekeliruan
dan kekurangan menjadi tanggungjawab yang
menerima
5. Sesudah selesai timbang terima jaga, petugas
menandatangani absen pulang.

UNIT TERKAIT Petugas IGD


PELAYANAN KONSULEN
SMF DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Penderita yang memerlukan tindak lanjut dikonsulkan


oleh Dokter Triase kepada SMF, terkait sesuai dengan
penyakitnya
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah pelayanan
Konsulen SMF di IGD
KEBIJAKAN Pelayanan konsulen SMF di IGD dilakukan SMF terkait
setelah dikonsulkan Dokter Triase
PROSEDUR 1. Dokter Triase memutuskan penderita harus
dikonsulkan ke SMF lain (Penyakit Dalam,
Kebidanan, Bedah, dsb) sesuai dengan penyakitnya
2. Dokter Triase menuliskan surat Konsul
3. Perawat mengantarkan surat konsul kepada Dokter
Konsulen yang bertugas sesuai dengan jadwal jaga
Dokter Konsulen
4. Dokter konsulen datang dan memeriksa penderita
yang dikonsulkan di IGD
5. Dokter konsulen menjawab surat konsul dan
memberikannya kepada perawat untuk diteruskan
ke Dokter Triase
6. Dokter Triase menindak lanjuti balasan konsul
tersebut

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Bagian SMF terkait (Penyakit Dalam, Bedah, Obgyn,
dll)
PENGAMBILAN, PENOMORAN DAN PENGEMBALIAN
REKAM MEDIK PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Penomoran registrasi pada rekam medic pasien rawat inap


TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – lankah pedoman bagi
para petugas IGD dalam hal pengambilan, penomoran dan
pengembalian Rekam Medik agar tertib dan aman
KEBIJAKAN Prinsip tatacara registrasi diruang rawat inap
PERSIAPAN 1. Buku catatan IGD
2. Buku registrasi rekam medic
PROSEDUR 1. Seluruh pasien yang berobat di IGD harus
mengambil rekam medic oleh petugas rekam medic
2. Apabila pasien datang sendiri dan tidak bisa
mengambil rekam medic diloket, petugas IGD dapat
membantu mengambilkannya dan telah diberi nomor
rekam medic oleh petugas rekam medic
3. Apabila pasien – pasien pernah berobat / rawat inap,
rekam medic harus memakai rekam medic yang lalu
dengan nomor rekam medic yang sama
4. Bukti penomoran rekam medic (kartu kecil) ulangan
harus diberi kepada pasien / keluarga dengan
nomor yang sama dengan nomor rekam medic yang
tinggal di Rumah Sakit
5. Seluruh tindakan, pemeriksaan dan pengobatan
yang telah dilakukan terhadap pasien harus dicatat
didalam rekam medic tersebut
6. Pasien rawat inap rekam medic langsung diserah
terimakan petugas IGD kepada petugas rawat inap
7. Pasien pulang rawat inap rekam medic dikembalikan
ke loket rekam medic dan pasien diberitahu untuk
berobat ulang membawa bukti penomoran rekam
medic
UNIT TERKAIT 1. Petugas IGD
2. Petugas Rekam Medik
IDENTIFIKASI PENDERITA PADA SAAT MASUK IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Identifikasi penderita adalah pembuatan / pengisian data –


data penderita yang dilakukan oleh petugas rekam medic.
TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah – langkah
identifikasi penderita pada saat masuk IGD
KEBIJAKAN Setiap penderita yang masuk IGD harus diidentifikasi
untuk kepentingan Rumah Sakit dan penderita
PROSEDUR 1. Pasien diterima dan ditempatkan oleh Paramedis
ditempat tidur. Jika keadaan pasien gawat dan atau
darurat, maka Paramedis segera melaporkan
penderita kepada Dokter Jaga Tiase untuk segera
diberikan pertolongan.
2. Paramedis memberitahukan pasien / keluarga untuk
mendaftar di Tempat Pendaftaran Pasien (TPP)
3. Petugas TPP menanyakan identitas penderita untuk
kemudian dituliskan pada Rekam Medik yang telah
diberi nomor, yaitu : Nama, Jenis Kelamin, Tanggal
Lahir, Alamat, Kota, Nomor Telepon,
Penanggungjawab Biaya, Pengantar, Surat Kiriman
Dokter.
4. Rekam Medik yang telah berisi identitas penderita
diserahkan kepada dokter untuk menuliskan hasil
pemeriksaannya, waktu masuk IGD dan waktu
keluar IGD serta tindak lanjut pemeriksaan.
Misalnya, pulang, meninggal, atau dikirim ke ruang
rawat inap
5. Setelah diisi rekam medic ditandatangani oleh
Dokter Triase dan kemudian dikembalikan kepada
petugas TPP untuk disimpan.
Catatan : Jika keadaan penderita tidak gawat dan tidak
darurat, maka penulisan identitas dapat dilakukan
sebelum diberi pertolongan.

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Bagian Keperawatan
3. Bagian Keuangan
PROSEDUR PELAYANAN PASIEN
DI RUANG TRIASE

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah pelayanan


pasien di Ruang Triase
RUANG LINGKUP 1. Petugas IGD
2. Pasien / Keluarga Pasien
URAIAN UMUM  Triase adalah sistem seleksi penderita sehari – hari
dan dalam keadaan bencana
 Prosedur pelayanan pasien di ruang triase
PROSEDUR 1. Pasien datang ke IGD dan didorong keruang Triase
2. Petugas Triase mengadakan pengkajian pasien /
keluarga
3. Petugas Triase mengadakan pemeriksaan terhadap
pasien tersebut
4. Bila pasien dapat dilakukan tindakan / pengobatan
diruang triase pasien disuruh pulang
5. Pasien memerlukan resusitasi dimasukkan keruang
resusitasi
6. Pasien kasus bedah didorong ditempatkan dibagian
bedah
7. Pasien kasus internis didorong ditempatkan dibagian
penyakit dalam
8. Pasien kasus anak didorong ditempatkan kebagian
anak
9. Pasien kasus kebidanan didorong dan ditempatkan ke
ruang kebidanan
UNIT TERKAIT  Rekam Medik
 Buku Harian IGD
MENGHITUNG DENYUT NADI
DAN PERNAFASAN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Suatu pemeriksaan denyut jantung dan jumlah pernafasan


pasien
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah menghitung
denyut nadi dan pernafasan
KEBIJAKAN Proses penghitungan nadi dan pernafasan dengan tepat
dan benar
PERSIAPAN Jam tangan dengan petunjuk detik
PROSEDUR 1. Persiapan alat – alat yang dibutuhkan :
 Jam tangan dengan petunjuk detik
 Catatan nadi dan pernafasan pasien
2. Beritahu pasien atau keluarga
3. Hitung denyut nadi selama satu menit
4. Observasi frekwensi, irama dan volume
5. Hitung pernafasan selama satu menit
6. Catatan hasil tindakan dan respon pasien
7. Bereskan alat – alat

UNIT TERKAIT 1. Rekam Medik


2. Buku catatan IGD
MENGUKUR SUHU BADAN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Suatu tindakan pelayanan dengan mengukur suhu tubuh


untuk mengetahui proses penyakit
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah mengukur
suhu tubuh
KEBIJAKAN Proses mengukur suhu tubuh
PERSIAPAN 1. Thermomiter
2. 3 buah botol berisi larutan sabun
3. Bengkok
4. Potongan kertas dan tissue
5. Buku catatan suhu
PROSEDUR 1. Persiapan alat – alat yang dibutuhkan :
 Thermomiter bersih dalam tempatnya
 3 (tiga) buah botol berisi larutan sabun,
desinfektan dan air bersih
 Bengkok
 Potongan kertas atau tissue
 Catatan suhu
2. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga
3. Bila perlu buka baju dan keringkan daerah axilla
4. Periksa thermometer kembali apakah air raksa
tepat pada angka nol
5. Jepitkan thermometer dengan reservoirnya tepat di
tangan axilla, lengan pasien diletakkan di dada
6. Setelah 5 – 10 menit thermometer diangkat dan
dibaca, dan hasilnya dicatat dalam catatan suhu
7. Bersihkan kembali thermometer dan keringkan
8. Air raksa turunkan kembali pada angka nol, dan
letakkan pada tempatnya
9. Beritahu pasien dan keluarganya
10. Perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT 1. Ruang IGD


2. Rekam Medik
PELAYANAN PENDERITA AKUT ABDOMEN
DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Akut Abdomen adalah Peritonitis, Perdarahan dalam perut,


Perforasi, Obstraksi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah pelayanan
penderita akut abdomen
KEBIJAKAN Penderita Akut Abdomen harus dilakukan operatuf yang
ditentukan oleh Dokter Bedah
PROSEDUR 1. Dokter memutuskan penderita adalah akut abdomen
dan segera dioperasi di kamar bedah
2. Perawat mempersiapkan penderita :
a. Pemasangan HGT
b. Pemasangan cateter
c. Schorsten
d. Pemasangan Infuse
e. Pemeriksaan laboratorium
f. Rekaman EKG bagi penderita > 40 tahun
g. Ro. Foto thorax k/p
3. Keluarga penderita diberitahu bahwa penderita akan
dioperasi (informed consent)
4. Perawat membuat surat izin operasi (sio) dan
ditanda tangani oleh keluarga
5. Perawat mengadakan pencukuran disekitar daerah
operasi
6. Penderita diberikan suntikan anti biotika pra
operative
7. Penderita dibawa kekamar bedah IGD untuk
selanjutnya dioperasi
8. Dilapor pada bagian Anestesi

UNIT TERKAIT 1. Bagian rekam medic


2. Standar pelayanan medis
3. Bagian farmasi
4. Bagian keuangan
5. SMF terkait
PELAYANAN PENDERITA LUKA TUSUK TERTUTUP
DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Penderita dengan luka tusuk tertutup adalah penderita


yang kena tusuk benda tajam dan runcing seperta paku,
jarum, dll
TUJUAN Sebagai acuan penerapan dan langkah – langkah
pelayanan penderita luka tusuk tertutup
KEBIJAKAN Pelayanan penderita kena paku atau sejenisnya harus
ditangani segera dan professional
PROSEDUR 1. Dokter memutuskan penderita luka kena tusuk
paku / sejenisnya
2. Penderita dipersiapkan oleh perawat :
a. Penyediaan alat – alat yang dibutuhkan
b. Pembersihan luka serta melebarkannya
(explorasi)
c. Menutup luka dengan kain gans
d. Pemberian suntikan ATS dan antibiotika
3. Dokter membuat surat rujukan ke poliklinik rawat
jalan bedah
4. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran
kepada juru pungut

UNIT TERKAIT 1. Bagian rekam medic


2. Standar pelayanan medis
3. Bag. Rawat jalan
4. Bagian farmasi
5. Bagian keuangan
PELAYANAN PENDERITA DENGAN
LUKA TEMBAK TEMBUS DI KAKI

No. Dokumen No. Revisi Hal.

JEUMPA HOSPITAL
BIREUEN Tanggal terbit Ditetapkan
16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen
PROTAP
PELAYANAN IGD

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Luka tembak tembus di kaki adalah luka yang disebabkan


oleh peluru senjata api
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah pelayanan
penderita dengan luka tembak tembus di kaki
KEBIJAKAN Pelayanan penderita dengan luka tembak di kaki
dilakukan Dokter Bedah setelah dikonsulkan Dokter Triase
PROSEDUR 1. Dokter menyatakan luka tersebut adalah luka
tembak, luka dibersihkan dan dipasang tampon
2. Dokter memerintahkan kepada perawat untuk
mempersiapkan alat – alat dan melaksanakan :
 Pembersihan luka dengan NaCl 0,9%, H2O2,
Betadin
 Pemasangan tampon
 Pemberian suntikan ATS
 Luka ditutup dengan kain gaas
3. Bila perlu dilaksanakan Ro. Foto
4. Dokter membuat surat pengantar opname ke ruang
inap
5. Petugas kepolisian menandatangani status penderita
6. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran
kepada Juru Pungut
7. Penderita dibawa oleh petugas untuk dirawat di
ruangan

UNIT TERKAIT 1. Bagian rekam medic


2. Standar pelayanan medis
3. Bagian ruangan
4. Bagian keuangan
5. SMF terkait
PELAYANAN LUKA BAKAR
GRADE II, III, IV DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Luka bakar dengan grade II, III, IV adalah luka bakar yang
disebabkan oleh api atau penyebab lain dengan derajat
luka bakar lebih dari 10 % atau mengenai lebih dalam dari
superficial skin
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah pelayanan
penderita luka bakar
KEBIJAKAN Proses pelayanan penderita dengan luka bakar
PROSEDUR 1. Pasien dilaporkan ke Dokter jaga triase
2. Dokter melakukan tindakan A-B-C (Airway,
Breathing, Circulation).
 Pemasangan O2 kalau perlu
 Pemasangan infuse untuk resusitasi cairan
 Pemasangan cateter, kalau perlu
 Kemudian mengkonsulkan ke Dokter Bedah
3. Dokter Bedah menginstrukskan kepada perawat :
 Membersihkan luka bakar dengan NaCl 0,9%,
kemudian diberikan reparat nitrat, ditutup
dengan gaas steril
 Bila diperlukan, pemasangan bidai pada sendi –
sendi untuk pencegahan contraktur
 Pemeriksaan darah dan urin lengkap
4. Keluarga penderita diberi tahu bahwa penderita
akan dirawat inap
5. Dokter membuat surat pengantar opname
6. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran ke
juru pungut
7. Penderita diantar oleh petugas ruangan

Catatan : Indikasi rawat inap luka bakar grade II :


Anak – anak > 10%
Dewasa > 15 %
Luka bakar perinual

UNIT TERKAIT 1. Bagian rekam medic


2. Standar pelayanan medis
3. Bagian farmasi
4. Bagian ruangan
5. Bagian keuangan
6. SMF terkait
PELAYANAN PENDERITA VULNUS MORSUM
DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Vulnus Morsum adalah luka gigitan binatang seperti


anjing, kucing dan lain-lain yang dapat mengakibatkan
penyakit Rabies
TUJUAN Sebagai acuan penerapan dan langkah – langkah
pelayanan penderita Yang digigit binatang
KEBIJAKAN Pelayanan perawatan luka penderita yang digigit anjing,
kucing dan lain-lain dilakukan di IGD kemudian dirujuk
ke DKK Banda Aceh.
PROSEDUR 1. Perawat mempersiapkan penderita
a. Luka dibersihkan dengan sabun / detergen
b. Membersilihkan luka dengan H2O2
c. Mengoleskan betadin dan menutup luka dengan
kain kasa
2. Pemberian suntikan ATS dan anti biotika
3. Dokter memberitahukan keluarga penderita, agar
penderita selanjutnya dibawa ke Dinas Kesehatan
4. Dokter membuat surat pengantar ke DKK dan resep
obat maka
5. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran ke
Juru Pungut

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Standar Pelayanan Masyarakat
3. DKK
4. Bagian Farmasi
5. Bagian Keuangan
PENANGANAN LUKA GIGITAN ANJING

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Penanganan pasien dengan kasus luka digigit Anjing di


IGD
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
melakukan penanganan luka gigitan anjing
KEBIJAKAN Prosedur penanganan luka gigitan anjing
PERSIAPAN 1. Sabun / deterjen
2. Peralatan luka 1 set
3. ATS / Toxoid
4. Formulir rujukan ke Dinkes Bireuen
PROSEDUR A. Bersihkan luka gigitan anjing dengan
sabun/detterjen, alcohol dan sedikit antiseptic
B. Rawat perdarahan
C. Tutup luka dengan longgar
D. Berikan ATS / Toxoid
E. Berikan Anti biotik yang diresepkan oleh dokter
F. Anjurkan penderita untuk konsultasi ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Bireuen
G. Berikan surat rujukan dengan menggunakan
Formulir yang sudah disediakan
H. Jelaskan kepada keluarga bahwa sedapat mungkin
anjing yang menggigit dapat ditemukan dan dikurung
kemudian diperiksakan kepada Dinas Peternakan.

UNIT TERKAIT 1. Petugas IGD


2. Pasien / keluarga
3. Dokter jaga IGD
PELAYANAN PENDERITA
DIGIGIT ULAR DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Penderita yang digigit ular tanpa memandang jenis ular


apa yang menggigit
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita yang digigit ular
KEBIJAKAN Pelayanan penderita yang digigit ular dilakukan oleh
Dokter Bedah setelah dikonsulkan oleh Dokter Triase
PROSEDUR 1. Dokter menyatakan luka tersebut adalah luka gigitan
ular
2. Dokter menginstruksikan kapada perawat untuk :
 Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan
 Luka dibersihkan dengan sabun, H2O2 dan diolesi
dengan Betadin
 Luka bekas gigitan diperlebar
3. Dokter memberikan resep yang terdiri dari: ATS, ABU,
Antibiotika, Analgetika (kp)
4. Pemberian ABU sbb :
 Dewasa :I = 5ml I.M
: II = 5ml S.C didaerah luka
 Anak-anak : I = 0,5ml/kg BB I.M
: II = 0,5ml/kg BB SC didaerah luka
5. Dokter memberikan surat rujukan berobat jalan ke
Poliklinik rawat jalan bedah
6. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran kepada
Juru Pungut

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Farmasi
4. Bagian Rawat Jalan
5. Bagian Keuangan
6. SMF terkait
PELAYANAN PENDERITA KERACUNAN MASSAL

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Penderita yang mengalami kasus keracunan, apakah


disebab oleh makanan atau yang lainnya yang mengenai
sejumlah orang
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita keracunan massal
KEBIJAKAN Pertolongan pertama penderita kasus keracunan missal
dilakukan di IGD, kemudian diobservasi, bila memerlukan
perawatan selanjutnya dikonsulkan di SMF terkait
PROSEDUR 1. Pengantar penderita / keluarga melapor kepada
petugas IGD / Satpam bahwa ada penderita
keracunan missal akan masuk IGD
2. Perawat bersama petugas non perawatan
mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan
termasuk brancard
3. Perawat dan petugas non perawatan dibantu
pengantar pasien / keluarga mengangkat penderita
ke brancard lalu dimasukkan ke ruangan medical.
4. Dokter IGD memeriksa penderita dan memberikan
instruksi penanganan penderita kepada seluruh
perawat IGD
5. Dokter IGD memutuskan penderita dirawat inap dan
mempersiapkan surat pengatar opname
6. Perawat terlebih dahulu menghubungi ruang rawat
inap penyakit dalam untuk memberitahukan
penderita yang akan dirawat
7. Petugas mempersiapkan surat pengantar opname,
op.brief dan status
8. Pengantar penderita / keluarga menyelesaikan
pembayaran ke Juru Pungut
9. Penderita dibawa keruang rawat inap oleh perawat /
petugas non perawatan dan diserahterimakan
kepada petugas ruangan.

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medic


2. Bagian Keuangan
3. Bagian Ruangan
4. SMF Terkait
PENILAIAN GLOSGOW COMA SCALE (GCS)

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Menilai – nilai kesadaran pada pasien dengan kondisi


tertentu
TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah untuk menilai GCS
KEBIJAKAN Prosedur pemeriksaan Glasgow Coma Scale (GCS)
PROSEDUR
1. EYE OPENING
 Spontan membuka mata……………………. 4
 Terhadap suara membuka mata………….. 3
 Terhadap nyeri membuka mata…………… 2
 Menutup mata terhadap segala jenis
rangsangan…………………………………….. 1

2. VERBAL RESPONSE
 Berorientasi baik……………………………… 5
 Bingung (bisa membentuk kalimat tapi
arti keseluruhan………………………………. 4
 Bisa membentuk kata tetapi tidak
mampu mengucapkan suatu 3
kalimat……………….
 Bisa mengeluarkan suara yang tidak
punya arti………………………………………. 2
 Suara : tidak ada……………………………… 1

3. MOTORIK RESPONSE
 Menurut perintah…………………………….. 6
 Dapat melokalisir rangsangan sensorik di
kulit……………………………………………… 5
 Menolak rangsangan nyeri pada anggota
gerak (WITHDRAWAL)……………………….. 4
 Tidak ada gerakan……………………………. 1

TOTAL SCORING
1. <8 Berat
2. 9 – 12 Sedang
3. 13 – 15 Ringan

UNIT TERKAIT 1. Petugas IGD


2. Petugas Ruang Rawat Inap
3. Petugas Medis
PROSEDUR PELAYANAN PENDERITA
TRAUMA CAPITIS SKG 14 – 15 DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Penderita Trauma Capitis SKG 14-15 adalah penderita


yang mengalami trauma pada kepala dengan penurunan
kesadaran ringan (dalam respon eye / verbal ataupun
motorik)
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita trauma capitis SKG 14-15 di Instalasi Gawat
Darurat
KEBIJAKAN Penderita trauma capitis SKG 14-15 harus diobservasi dan
dilakukan Head Scanning bila diperlukan
PROSEDUR 1. Dokter memeriksa pasien didampingi perawat
2. Dokter menginstruksi kepada perawat tindakan yang
perlu dilakukan seperti :
a. Pemasangan Infuse
b. Pemasangan Oksigen
c. Pemasangan obat / suntikan
d. Pemeriksaan laboratorium
3. Pasien diobservasi selama ± 2 jam di IGD agar dapat
dievaluasi keadaannya
4. Bila penderita mengalami penurunan kesadaran
atau muntah- muntah, penderita dapat discanning,
selanjutnya dikonsultasikan ke Bedah Syaraf untuk
tindakan selanjutnya
5. Bila penderita tidak menunjukkan penurunan
kesadaran, penderita dapat dipulangkan dengan
catatan bila dirumah terjadi muntah-muntah atau
penurunan kesadaran, maka penderita dapat dibawa
kembali ke Rumah Sakit
6. Kemudian keluarga penderita menyelesaikan
pembayaran ke bagian keuangan.
UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik
2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Radiologi
4. Bagian Farmasi
5. Bagian Keuangan
6. SMF Bedah Syaraf
7. Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR PELAYANAN PENDERITA
TRAUMA CAPITIS SKG 9 – 13 DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Trauma Capitis SKG 9-3 adalah penderita dengan trauma


kepala dan penurunan kesadaran sedang
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita trauma capitis SKG 9-13
KEBIJAKAN Pelayanan penderita trauma SKG 9-13 harus dilakukan
Head Scanning dan bila ada tanda Intra Cranial
Haemorrhagis dilakukan tindakan operatif
PROSEDUR 1. Dokter memutuskan pasien dirawat inap
2. Penderita dipersiapkan perawat
 Pemasangan O2 kalau perlu
 Pemasangan infuse
 Pemberian suntikan anti biotika, anti muntah,
anti perdarahan pada kepala
 Pemeriksaan darah lengkap
3. Pemberitahuan kepada keluarga penderita bahwa
penderita harus dirawat inap
4. Dokter membuat surat pengantar opname dan surat
permintaan Head Scanning
5. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran
kepada Juru Pungut
6. Penderita diantar oleh 2 orang perawat ke Instalasi
Radiologi dan seterusnya keruangan

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Radiologi
4. Bagian Farmasi
5. Bagian Keuangan
6. Bagian Ruangan
7. SMF Bedah
PROSEDUR PELAYANAN PENDERITA
TRAUMA CAPITIS SKG < 9 DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Trauma Capitis SKG < 9 adalah penderita dengan trauma


kepala dan penurunan kesadaran berat (coma) atau
unrespons
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita trauma capitis SKG < 9
KEBIJAKAN Pelayanan penderita trauma capitis SKG < 9 harus
dilakukan Head Scanning dan bila ada tanda Intra Cranial
Haemorrhagis dilakukan tindakan operatif
PROSEDUR 1. Dokter memutuskan pasien dirawat di ICU
2. Penderita dipersiapkan perawat
 Pemasangan O2
 Pemasangan saluran nafas
 Pemberian infuse
 Pemasangan NGT dan Cateter
 Pemeriksaan darah lengkap
3. Pemberitahuan kepada keluarga penderita bahwa
penderita harus dirawat di ICU
4. Dokter membuat surat permintaan pemasangan ETT
kepada petugas anesthesia / petugas terlatih
5. Dokter membuat surat pengantar untuk opname
6. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran
kepada Juru Pungut
7. Penderita diantar oleh 3 orang perawat dengan O2
terpasang / ambu bag

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian ruangan ICU
4. Bagian Farmasi
5. Bagian Keuangan
6. SMF Bedah
PELAKSANAAN KASUS PERKOSAAN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Tata cara penanganan pelayanan pada pasien dengan


kasus perkosaan di RSUD JEUMPA HOSPITAL
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan
pelayanan kasus perkosaan
KEBIJAKAN Proses pelayanan kasus - kasus perkosaan
PERSIAPAN 1. Buku khusus Visum et Repertum
2. Pertinggal permintaan Visum et Refertum
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang datang dengan mengaku kasus
perkosaan harus membawa surat Visum et
Repertum dari polisi disertakan dengan membawa
pasfoto 1 (satu) lembar
2. Petugas IGD mencatat pada buku Visum et
Repertum khusus kasus perkosaan:
a. Nama Pasien, Jenis Kelamin, Umur, Pekerjaan,
Alamat
b. Nomor permintaan Visum et Refertum dari Polisi
c. Lengketkan gambar tersebut sudut kanan buku
tersebut
3. Kemudian Pasien dibawa ke bagian kebidanan dan
bila perlu diberi tindakan dan pengobatan
4. Jika penderita mengalami kegawatan, maka-lebih
dahulu diatas di IGD
5. SELURUH HASIL PEMERIKSAAN DICATAT DAN
DITULIS LANGSUNG OLEH DOKTER Spesialis
kandungan dan ditandatangai
6. Permintaan Visum et refertum dibalas sesuai dengan
hasil pemeriksaan yang dijumpai dan
ditandatangani dan dijaga kerahasiaannya

UNIT TERKAIT 1. Pasien


2. Keluarga pasien
3. Petugas IGD
4. Dokter Spesialis kandungan dan Kebidanan
PENANGANAN KASUS PENYIKSAAN ANAK
(CHILD ABUSE) DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Kasus-kasus penyiksaan terhadap anak adalah tindakan


kekerasan yang dilakukan terhadap anak
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah prosedur
penanganan pasien anak yang dicurigai karena penyiksaan
KEBIJAKAN Penanganan kasus penyiksaan anak secara fisik dilakukan
oleh SMF terkait (Dokter Anak, Dokter Obgyn, Dokter
Bedah) sesuai dengan keluhannya dan secara kejiwaan
oleh Dokter Psikiatri Anak.
PROSEDUR 1. Pasien diantar oleh orang tua atau keluarga
2. Pasien dibawa petugas ke Triase
3. Dokter Triase menolong pasien sesuai prosedur untuk
menangani kegawatannya, kemudian mengkonsulkan
sesuai keluhan fisik kepada SMF terkait (Anak, Obgyn,
Bedah)
4. Penanganan secara kejiwaan dilakukan oleh Dokter
Psikiatri anak.
5. Petugas IGD melapor ke Satpam, kemudian Satpam
melapor ke Kepolisian
6. Dokter Triase membuat laporan lengkap untuk
keperluan visum
UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik
2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian VER
4. Polri
5. SMF terkait (Anak, Obgyn, Bedah, Psikatri)
6. Bagian Keuangan
PELAYANAN PENDERITA PARTUS BIASA
(PEMBUKAAN LENGKAP) DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Partus biasa adalah ibu yang melahirkan anak dari jalan
lahir tanpa bantuan alat
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita partus biasa di IGD
KEBIJAKAN Dapat ditolong oleh Bidan atau Dokter Triase setelah
dikonsulkan ke Dokter Spesialis Obgyn
PROSEDUR 1. Penderita tiba di IGD dengan keadaan sudah keluar
tanda dan Hiskuat.
2. Penderita ditidurkan di Gynaecology bed kemudian
diperiksa dalam (Vaginal toucher) pembukaan
lengkap
3. Alat-alat untuk menolong persalinan dipersiapkan
oleh bidan
4. Penderita dipimpin oleh persalinan
5. Sesudah anak lahir dan ibu dibersihkan, lapor
Dokter
6. Dokter memutuskan penderita dirawati diruangan /
R.OJ
7. Keluarga penderita diberitahu bahwa penderita
harus dirawat diruangan/R.O.I
8. Dokter membuat surat pengantar opname dan
melampirkan op.brief yang sudah disetujui oleh
Pel.Med.
9. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran ke
Juru Pungut
10. Penderita dan bayinya diantar oleh petugas atau
bidan ke ruangan
11. Penderita dan bayinya diserah terimakan kepada
petugas ruangan
12. Kalau penderita dirawati di R.O.I (nomor 8, 9, 10, 11
tidak dilaksanakan, hanya no. 9 dilaksanakan pada
waktu pasien pulang).

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Obgyn
4. Bagian Farmasi
5. Bagian Keuangan
PELAYANAN PENDERITA PARTUS BIASA
(PEMBUKAAN BELUM LENGKAP) DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Partus biasa adalah ibu yang melahirkan anak dari jalan
lahir tanpa penyulit dan bantuan alat
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita partus biasa
KEBIJAKAN Dapat ditolong oleh Bidan atau Dokter Jaga setelah
dilaporkan ke Dokter Spesialis Obgyn
PROSEDUR 1. Penderita dipersiapkan oleh bidan, dilakukan
vaginal louche ternyata inpartu
2. Lapor Dokter, diputuskan penderita dirawat
diruangan
3. Keluarga penderita diberitahu bahwa penderita
harus dirawat diruangan
4. Dokter membuat surat pengantar opname dan
melampirkan op.brief yang sudah disetujui oleh
Pel.Med.
5. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran ke
Juru Pungut
6. Penderita diantar keruangan oleh petugas/bidan
7. Penderita diserah terimakan kepada petugas
ruangan

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Obgyn
4. Bagian Farmasi
5. Bagian Keuangan
PELAYANAN PENDERITA GRAVIDA
DAN TALI PUSAT MENUMBUNG DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Tali pusat menumbung adalah tali pusat yang lebih


dahulu lahir dari bagian lain dari janin
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita dengan Gravida dan Tali Pusat Menumbung
KEBIJAKAN Penanganan penderita Gravida dan Tali Pusat Menumbung
dilaksanakan oleh Dokter Spesialis Obgyn untuk operasi
setelah dikonsulkan Dokter Triase
PROSEDUR 1. Dokter Obgyn memutuskan penderita untuk di
operasi di Kamar Bedah Obgyn / KBG
2. Penderita dipersiapkan oleh Bidan:
 Pemasangan infus
 Pemasangan Kateter
 Pemeriksaan darah urine dan rutin
 Membersihkan penderita
3. Keluarga penderita diberitahu bahwa penderita akan
dioperasi
4. Petugas Anestesi diberitahu melalui aiphone
5. Dokter membuat surat pengantar opname dan
melampirkan op.brief yang sudah disetujui oleh
Pel.Med.
6. Keluarga pasien menyelesaikan pembayaran kepada
Juru Pungut
7. Penderita diantar oleh bidan ke Kamar Bedah
Gynekologi
8. Penderita ditimbang terimakan kepada petugas
Kamar Bedah Gynekologi
UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik
2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Keperawatan
4. Bagian Obgyn
5. Bagian Farmasi
6. Bagian Keuangan
PELAYANAN PENDERITA GRAVIDA
BAGIAN LETAK LINTANG

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Keadaan bayi dengan posisi badan memanjang kearah


samping tubuh si ibu
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita gravida dengan Letak Lintang
KEBIJAKAN Penderita gravida dengan letak lintang ditangani oleh
Dokter Spesialis Obgynutnukre posisi/operasi setelah
dikonsulkan Dokter Triase
PROSEDUR 1. Dokter Obgyn memutuskan penderita untuk
dioperasi di Kamar Bedah Obgyn/KBG
2. Penderita dipersiapkan oleh Bidan:
 Pemasangan infus
 Pemasangan Kateter
 Pemeriksaan darah urine dan rutin
3. Keluarga penderita diberitahu bahwa penderita akan
di operasi
4. Petugas Anestesi diberitahu melalui aiphone
5. Dokter membuat surat pengantar opnaine dan
melampirkan op.brief yang sudah disetujui oleh
Pel.Med.
6. Keluarga pasien menyelesaikan pembayaran kepada
Juru Pungut
7. Penderita diantar oleh bidan ke Kamar Bedah
Gynekologi
8. Penderita ditimbang terimakan kepada petugas
Kamar Bedah Gynekologi

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Keperawatan
4. Bagian Obgyn
5. Bagian Farmasi
6. Bagian Keuangan
PELAYANAN PENDERITA
RETENSIO PLASENTA DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Retensio Plasenta adalah plasenta yang tertinggal dalam


rahim setelah anak lahir
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita Retensio Plasenta
KEBIJAKAN Penderita retensio Plasenta penangannnya dilaksanakan
oleh Dokter Spesialis Obgyn untuk tindakan manual atau
operasi setelah dikonsulkan Dokter Triase
PROSEDUR 1. Dokter Obgyn memutuskan penderita untuk dirawat
diruangan
2. Penderita dipersiapkan oleh bidan:
 Pemasangan infus
 Pemeriksaan darah lengkap
3. Keluarga penderita diberitahu bahwa penderita harus
dirawat di ruangan
4. Dokter membuat surat pengantar opname dan
melampirkan op; brief yang sudah disetujui Pel.Med
5. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran
kepada Juru Pungut
6. Pasien diantar oleh petugas/bidan keruangan
7. Penderita diserahterimakan kepada petugas ruangan
UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik
2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Keperawatan
4. Bagian Obgyn
5. Bagian farmasi
6. Bagian Keuangan
PELAYANAN PENDERITA
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Kehamilan Ektopik Terganggu adalah kehamilan di luar


rahim yang terganggu
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita Kehamilan Ektopik Terganggu
KEBIJAKAN Pengangan oleh Dokter Spesialis Obgyn untuk segera
dioperasi setelah dikonsulkan oleh Dokter Triase
PROSEDUR 1. Dokter Obgyn memutuskan penderita harus
dioperasi dikamar bedah Gynekologi (KBG)
2. Penderita dipersiapkan oleh bidan:
 Pemasangan infus
 Pemasangan kateter
 Pemeriksaan darah dan urine lengkap
3. Keluarga penderita diberitahu bahwa penderita
akan dioperasi
4. Petugas Anastesi diberitahu melalui aiphone
5. Dokter membuat surat pengantar opname dan
melampirkan opname brief yang sudah disetujui
oleh Pel.Med.
6. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran
kepada Juru Pungut
7. Penderita diantar oleh Bidan ke kamar bedah
gynekologi
8. Penderita ditimbang terimakan kepada petugas
kamar bedah Gynekologi

UNIT TERKAIT 1. Bagian rekam Medik


2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Keperawatan
4. Bagian Obgyn
5. Bagian farmasi
6. Bagian Keuangan
PELAYANAN PENDERITA
DENGAN EKLAMPSIDI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Eklampsi adalah ibu hamil dengan kejang disertai dengan


tekanan darah >160/110 mm Hg.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita eklampsi
KEBIJAKAN Pelayanan penderita Eklampsi dilakukan oleh Dokter
Obgyn setelah dikonsulkan Dokter Triase
PROSEDUR 1. Dokter Obgyn memutuskan penderita untuk dirawat
di ruang rawat inap
2. Penderita dipersiapkan oleh bidan:
- Membebaskan jalan nafas
- Pemberian O2
- Pemasangan infuse
- Pemasangan kateter
- Pemberian Sulfas Magneticus (sesuai anjuran
dokter)
3. Keluarga penderita diberitahu bahwa penderita
harus di rawat diruang rawat inap
4. Dokter membuat surat pengantar opname dan
melampirkan op.rief yang sedang disetujui oleh
Pel.Med
5. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran
kepada Juru Pungut
6. Penderita diantar oleh petugas/bidan keruang rawat
inap
7. Penderita diserah terimakan kepada petugas
ruangan

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Keperawatan
4. SMF terkait
5. Bagian Farmasi
6. Bagian Keuangan
PENANGANAN REAKSI ANAPHILATIK

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Prosedur kerja dalam menanggulangi pasien shock akibat


obat-obatan dan sebagainya
TUJUAN Mencegah terjadinya shock anaphilatik dan kematian
pasien
KEBIJAKAN Tatacara penanganan shock anaphilatik pada pasien di
RSUD JEUMPA HOSPITAL Bireuen
PERSIAPAN 1. Siapkan alat-alat pemeriksaan, Vitas sign
2. Oksigen
3. Peralatan infus
4. Obat-obatan Cth: Adrenalin, corticosteroid, anti
histamin, dll
PROSEDUR 1. Petugas bersikap tenang dan bertindak cepat dan tepat
2. Bila pada saat itu sedang dilakukan pemberian

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi rawat jalan
ASPIRASI MINYAK TANAH

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Kasus penderita dengan kasus terminum / sengaja


diminum minyak tanah
TUJUAN Untuk mencegah memperberat penyebaran racun didalam
tubuh
KEBIJAKAN Prosedur tindakan aspirasi minyak tanah
PERSIAPAN 1. Peralatan Infus set
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Foto thorax
PROSEDUR A. Anamnesis.

1. Adanya riwayat minyak tanah yang terminum,


tentukan jumlahnya telah berapa lama muntah
2. Tindakan Pertama untuk mengatasinya
3. Gejala lain seperti: sesak nafas, batuk dan muntah,
rangsangan pada saluran cerna, umumnya hampir
menyerupai Bronchopneumonia
4. Gejala penekanan susunan syaraf pusat – palpasi
dan kesadaran menurun

B. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda penanganan saluran cerna, muntah


dan diare
2. Tanda aspirasi yang menyerupai Bronchopneumonia
Sesak nafas dapat sampaisianosis dan reetraksi
3. Tanda-tanda penekanan syaraf pusat, penurunan
sampai koma

C. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah tepi lengkap


2. Analisa Gas darah
3. Foto Thorax, AP
D. Diagnosis
Aspirasi Minyak Tanah

E. Tehrapi

1. Jangan lakukan pencucian lambung, cegah anak


jangan muntah
2. IVFD Glukosa5% - 10% + KCL 10 Mg/fls
3. Antibiotika : Ampicillin 100 Mg / kgBB / hari,
Kloramfenico l50 - 75 mg / kgBB / hari
4. Kafein – bila terjadi penekanan SSP

UNIT TERKAIT 1. Dokter jaga IGD


2. Petugas IGD
MELAKUKAN BILASAN LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Suatu tindakan membersihkan lambung dengan


menggunakan slang
TUJUAN Untuk mengheluarkan toxin yang ada didalam lambung
KEBIJAKAN Pelayanan pada keperawatan sesuai dengan standar
Pelayanan yang ada
PERSIAPAN PERSIAPAN ALAT DAN OBAT :
1. Slang penduga lambung berbagai ukuran dan
corongnya
2. Bengkok besar
3. Perlak dan alasnya
4. Ember penampung
5. Air hangat / dingin 1-2 liter / NaCl 0,9% sesuai
kebutuhan
6. Kassa/tissue
7. Gelas ukuran
8. Celemek dari karet
9. Gelas berisi air matang
10.Pelicin/jelly
11.Set terapi lengkap dan siap pakai
12.Pinsetanatomi
13.Obat-obatan (sulfas atropin, Norit)
14.Susu yang diperlukan dalam tempatnya

PERSIAPAN PASIEN:
1. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan
2. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
PROSEDUR PROSEDUR PELAKSANAAN:
1. Memasang perlakdanalasnya didada pasien
2. Meletakkan bengkok dibawah dagu pasien
3. Melatakkan ember yang diberi alas kain pelkedekat
pasien
4. Menentukan panjang slang penduga yang masuk
kedalam lambung
5. Memberi peicin pada ujung slang penduga lambung
6. Menutup pangkal slang penduga lambung dengan
cara menekuk/diklem
7. Memasukkan slang penduga pelan-pelan kedalam
lambung melalui lubang hidung
8. Bagi pasien sadar dianjurkan menelang slang
penduga perlahan- lahan sambil menarik nafas
dalam
9. Menyakinkan slang penduga masuk kedalam
lambung dengan cara;
10. Setelah yakin slang penduga masuk kelambung
pasien. Posisi diatur miring tanpa bantal dan letak
kepala lebih rendah
11. Memasang corong pada ujung slang kemudian
masukkan air/cairan. Selanjutnya ditunggu sampai
air/cairan tersebut keluar dari lambung dan
ditampung dalam ember
12. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai
air/cairan yang keluar dari lambung berwarna
jernih/tidak berbau
13. Mengobservsitensi, nadi pernafasan dan respon
pasien
14. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat


PEMAKAIAN SUCTION PUMP DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Suction pump adalah alat yang digunakan pada penderita


untuk menyedot cairan/lender yang berlebihan dirongga
mulut yang dapat mengganggu jalan nafas.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemakaian
suction pump
KEBIJAKAN Pamakaian suction pump terhadap penderita dilakukan
oleh perawat
PROSEDUR 1. Persiapan alat-alal
2. Memberikan penjelasan kepada penderita/keluarga
3. Sambungkan alat dengan listrik dan buat dalam
posisi ON
4. Pilih cateter suction yang sesuai dengan penderita
dan sambungkan dengan alat
5. Masukkan cateter melalui rongga mulut/rongga
hidung dengan cara cepat dan lakukan berulang kali
sampai tenggorokan/hidung kesannya bersih.
6. Setiap saat cateter suction bilas dengan air bersih
7. Setelah selesai bersihkan alat-alat dan kembalikan
ke tempatnya.

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Bidang Pelayanan Medis
3. Bagian Keuangan
PEMASANGAN BIDAI
PADA PASIEN FRAKTUR

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Perbidaian adalah salah satu cara yang mengusahakan


agar anggota badan dalam keadaan tidak bergerak
(imobilisasi)
TUJUAN 1. Mencegah pergerakan lebih lanjut
2. Mengurangi cedera lebih lanjut (akibat pergerakan)
3. Mengurangi perdarahan
4. Megurangi rasa nyeri
KEBIJAKAN Prosedur pemasangan bidai di IGD
PERSIAPAN PERSIAPAN ALAT:
1. Alat Bidai
2. Verban gulung
3. Bantal kecil
PROSEDUR PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Pastikan terlebih dahulu bahwa permasalahan A – B
– C telah ditangani. Bila ada perdarahan, lakukan
control perdarahan terlebih dahulu
2. Pada penderita sadar, katakan terlebih dahulu apa
yang akan dilakukan (membidai dapat menimbulkan
rasa nyeri)
3. Buka daerah yang cedera dan akan dilakukan
pembidaian bila ada perhiasan yang mengganggu
pembidaian, dibuka
4. Bila ada luka patah terbuka, tutupi terlebih dahulu
luka dengan kasa steril
5. Lakukan penarikan ringan pada ujung tungkai (kaki)
atau ujung lengan (tangan) apabila terabakrepitasi,
jangan teruskan tarikan
6. Periksa PMS
7. Lakukan pembidaian dengan :
 Selalu melewati dua sendi sebelum patah, dan
satu sendi setelah patah (satu sendi proksimal
satu sendi distal) Pemasangan alat yang kaku
(papan, besi bidai, dll), minimal pada dua sisi
walaupun bila teraksa, satu sisi juga boleh.
 Pada bagian yang berlekuk, lakukan
penyanggahan dengan sesuatu yang lunak
(bantual kecil, dsb)
 Bila tidak ada alat yang kaku, dapat dilakukan
immobilisasi ke tubuh, misalnya dengan
membalut lengan ketubuh, atau membalut
tungkai ke tungkai yang sehat
 Periksalah kembali PMS setelah selesai
membidai
 Bila ada tulang yang menonjol, jangan
paksakan untuk masuk kembali. Laporkan
pada petugas yang mengambil alih

UNIT TERKAIT 1. Petugas IGD


2. Keluarga pasien
3. Dokter IGD
4. Ruang Bedah
PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pemasangan infus adalah tindakan pada penderita yang


menurut dokter harus diberi terapi cairan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemasangan
infus
KEBIJAKAN Pemasangan infus dilaksanakan dengan benar dan
professional oleh perawat atas petunjuk dokter
PROSEDUR 1. Dokter memerintahkan pemasangan influs
2. Perawat mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
3. Memberi penjelasan kepada pasien/keluarga pasien
4. Pemasangan infus kedalam botol cairan dan
mengeluarkan udara dari selang influs
5. Tentukan vena yang sesuai dengan jarum dan
distuwing
6. Desimfeksi
7. Pemasangan jarum infus kevena yang sudah
ditentukan
8. Menutup tusukan infus yang sudah terpasang dengan
kain gaas betadin, fiksasi dengan plaster
9. Menyesuaikan tetesan
10. Mencatat jam pemasangan jumlah tetesan, jumlah fles
dalam buku catatan IGD
11. Memperhatikan reaksi pasien
12. Membereskan alat-alat
13. Perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT 1. Sub. Bidang rekam medis


2. Bag. Instalasi farmasi
MELAKUKAN SKIN TEST

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Suatu tindakan menginjeksi obat didalam kulit


TUJUAN Untuk mengetahui ketahanan obat didalam tubuh
KEBIJAKAN Pelayanan pada keperawatan sesuai dengan Standar
Pelayanan yang ada
PERSIAPAN PERSIAPAN ALAT :
1. Spuit 1 cc / 3 cc dan jarum steril dalam tempatnya
2. Obat-obatan yang diperlukan
3. Kapas alcohol dalam tempatnya
4. Gergaji ampul
5. NaCl 0,9%, aquadest
6. Bengkok

PERSIAPAN PASIEN :
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan

PROSEDUR PROSEDUR PELAKSANAAN :


1. Menggulung lengan baju pasien bila perlu
2. Mengisi spuit dengan obat yang akan ditest sejumlah
0,1
3. Mendesinfeksi kulit yang akan disuntik
menggunakan kapas alkohol, kemudian
direnggangkan dengan tangan kiri perawat
4. Menyuntikkan obat sampai permukaan kulit
menjadi gembung dengan cara lubang jarum
menghadap keatas dan membuat sudut antara 15-
30 derajat dengan permukaan kulit
5. Menilai reaksi obat setelah 0-15 menit dari waktu
penyuntikan. Hasil (+) bila terdapat tanda
kemerahan pada daerah penusukan dengan
diameter minimal 1 cm
6. Mencatat hasil reaksi skin test
UNIT TERKAIT Seluruh instalasi rawat inap
PEMBERIAN OBAT MELALUI MULUT / ORAL

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan obat oral kepada pasien


melalui mulut
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemberian obat
melalui mulut
KEBIJAKAN Proses pemberian obat melalui mulut
PERSIAPAN 1. Rekam medic
2. Buku catatan IGD
3. Obat yang diperlukan dalam tempatnya
4. Air minum dalam tempatnya
PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Persiapan alat-alat /obat-obatan yang dibutuhkan :
 Obat yang diperlukan dalam tempatnya sesuai
dengan dosis
 Air minum dalam tempatnya
2. Pasien diberi penjelasan
3. Obat diberikan langsung kepada pasien dan
ditunggu sampai obat ditelan habis, bila perlu pasien
dibantu
4. Setiap pemberian obat harus dicatat dan
diperhatikan reaksi pasien

UNIT TERKAIT 1. Petugas IGD


2. Dokter IGD
3. Pasien/keluarga
PERMINTAAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Mendapatkan pemeriksaan laboratorium sebagai


penunjang diagnose medis
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
permintaan pemeriksaan laboratorium
KEBIJAKAN Proses permintaan pemeriksaan laboratorium
PERSIAPAN 1. Blangko laboratorium yang telah diisi oleh dokter
untuk diperiksa
2. Ditanda tangani oleh dokter
3. Disetujui oleh keluarga pasien
4. Buku catatan IGD
PROSEDUR 1. Dokter menentukan pemeriksaan yang dibutuhkan
diblangko pemeriksaan
2. Petugas IGD memberikan penjelasan kepada
pasien / keluarga
3. Petugas IGD membuat/mengisi formulir
pemeriksaan laboratorium dan di tanda tangani oleh
dokter
4. Petugas IGD mencatat dibuku catatan IGD/Rekam
Medik
5. Petugas IGD menyerahkan formulir (bon) tersebut
kepada petugas laboratorium
6. Petugas laboratorium meneliti dan mencatat daftar
permintaan tersebut
7. Petugas laboratorium mempersiapkan alat-alat yang
dibutuhkan
8. Petugas laboratorium mengambil pemeriksaan
tersebut sesuai dengan permintaan
9. Petugas laboratorium memeriksa diruang
laboratorium
10. Setelah selesai diperiksa petugas laboratorium
mencatat hasil tersebut di buku laboratorium dalam
buku hasil pemeriksaan
11. Hasil pemeriksaan tersebut diserahkan petugas
laboratorium kepada petugas IGD
12. Petugas IGD memberikan hasil tersebut kepada
dokter
13. Petugas IGD mencatat dibuku harian IGD dan
Rekam Medik

UNIT TERKAIT 1. Dokter IGD


2. Petugas IGD
3. Petugas laboratorium
4. Pasien / keluarga
MENYIAPKAN PENGAMBILAN DARAH
UNTUK PEMERIKSAAN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Suatu tindakan pengambilan darah sesuai kebutuhan


TUJUAN Untuk pemeriksaan Laboratorium
KEBIJAKAN Pelayanan pada kepero vatan sesuai dengan Standar
Pelayanan yang ada
PERSIAPAN PERSIAPAN ALAT :
1. Botol kecil / tabung specimen yang sudah diberi
label
2. Spuitsteril, berbagai ukuran
3. Kapas alkohol dalam tempatnya
4. Tourniquet
5. Label pemeriksaan
6. Set pemasangan kateter

PERSIAPAN PASIEN
1. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan

PROSEDUR PROSEDUR PELAKSANAAN


1. Pemeriksaan darah
a. Menentukan pembuluh darah yang akan
ditusukkan untuk pengambilan darah
b. Mendesinfeksi permukaan kulit pembuluh darah
yang akan ditusuk dengan menggunakan kapas
alcohol
c. Memasang tourniquet
d. Mengambil darah pemeriksaan dengan cara
menusukkan jarum pada pembuluh darah,
dengan jumlah sesuai kebutuhan
e. Memasukkan darah pada tempat yang sudah
disediakan
f. Memasang label pada tempat darah dengan :
 Mencantum nama
 Nomor rekam medic
 Tanggal dan jam pengambilan
g. Mengirim darah dan menyertakan formulir
pemeriksaan yang sudah diisi dan
ditandatangani dokter

2. Pemeriksaan urine biasa pada pasien tidak sadar


a. Menyiapkan tempat urine
b. Memasang kateter
c. Menampung urine dengan bengkok
d. Masukkan urine kedalam tempat yang tersedia
e. Memasukkan label pada tempat urine dengan
cara :
 Mencantumkan nama
 Nomor rekam medik
 Tanggal dan jam pengambilan
f. Mengirimkan urine dengan menyertakan formulir
pemeriksaan yang sudah diisi dan
ditandatangani dokter.

3. Pemeriksaan jaringan
a. Menyiapkan tempat jaringan
b. Memasang label pada tempat jaringan dengan :
 Mencantumkan nama
 Nomor rekam medic
 Tanggal dan jam pengambilan
c. Mengisi tempat jaringan dengan larutan formalin
d. Memasukkan jaringan kedalam tempat yang
sudah disediakan
e. Mengirim bahan dengan menyertakan formulir
pemeriksaan yang sudah diisi dan ditantangani
dokter

UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat


PERMINTAAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Suatu acuan tertulis dalam permintaan darah transfusi


sesuai dengan kebutuhan untuk pasien dari bank darah /
PMI
TUJUAN Prosedur ini sebagai acuan penerapan langkah-langkah
untuk mendapatkan darah dari bank darah
KEBIJAKAN Prosedur permintaan darah di bank darah
PERSIAPAN 1. Rekam Medik
2. Bon permintaan darah
3. Buku catatan IGD
4. Buku Catatan laboratorium
5. Daftar jaga petugas PMI
PROSEDUR 1. Dokter membuat surat permintaan darah yang di
tanda tangani
2. Bon permintaan darah diberikan petugas IGD /
ruangan kepada petugas laboratorium bank
darah / PMI
3. Petugas PMI mengambil darah untuk pasien sesuai
permintaan
4. Petugas PMI / bank darah melakukan reaksi uji
silang untuk menentukan golongan darah
5. Petugas laboratorium Bank Darah memeriksa
golongan darah serta persyaratan lainnya
6. Darah donor diambil dari keluarga pasien sesuai
dengan kebutuhan
7. Bila tidak ada donor, petugas laboratorium
mengambil darah dari lemari pendingin dan
memanaskan ditemperatur ruangan
8. Petugas laboratorium menyerahkan darah kepada
petugas IGD dan langsung ditransfusikan
9. Selama pasien ditansfusi harus dimonitoring ketat
oleh petugas IGD

UNIT TERKAIT 1. Pasien


2. Keluarga pasien
3. Petugas IGD / ruangan
4. Petugas Laboratorium bank darah / PMI
PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Suatu langkah tindakan dalam pemberian transfusi darah


melalui pembuluh darah
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemberian
Transfusi darah
KEBIJAKAN Proses pemberian transfusi darah
PERSIAPAN 1. Rekam medic
2. Buku catatan IGD / ruangan inap
3. Tranfusi set
4. Cairan NaCl 0,9%
5. Darah sesuai yang diinginkan
PROSEDUR 1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan :
 Transfusi set
 Cairan NaCl 0,9%
 Darah yang akan diberikan sesuai dengan
kebutuhan
 Kapas
 Alkohol
 Gaas steril
 Gunting
 Pelster
 Pengalas
 Bengkok
2. Beritahu pasien atau keluarga
3. Perawat cuci tangan
4. Tentukan area yang akan ditusuk
5. Terili keadaan darah dan suhunya sesuai dengan
suhu tubuh normal
6. Cek ulang kembali label darah dengan formulir
permintaan
7. Pasang selang dengan cairan NaCl 0,9% sesuai
dengan prosedur pemasangan infus
8. Cek silang dengan teman sejawat sebelum darah
dipasang
9. Pindahkan kantong transfusi pada kantong darah
10. Hitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan
11. Perhatian reaksi pasien
12. Catat waktu pemberian, golongan darah dan jumlah
tetasan
13. Bereskan alat-alat dan perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT 1. Petugas IGD / Ruangan


2. Pasien
3. Keluarga pasien
MENGGANTI VERBAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Membersihkan dan memberikan obat pada daerah luka


dengan menggunakan alat-alat steril untuk mempercepat
penyembuhan luka dan terjadinya infeksi
TUJUAN Sebagai acuan penerpan langkah-langkah pelayanan
pengganti verban pada luka
KEBIJAKAN Prosedur pelayanan pengganti luka
PERSIAPAN Sediakan alat-alat yang dibutuhkan :
Bak Instrumen berisi alat-alat steril
1. Pinset anatomi : 2 buah
2. Pinset Chirurgis : 2 buah
3. Gunting lurus : 1 buah
4. Kain gaas steril
5. Mangkok kecil
6. Plester, verban
7. Lidiwaten, bethadine, alcohol 70%, NaQ
8. Nierbekken / bengkok : 2 buah
9. Obat luka sesuai dengan kebutuhan missal :
Supratulle, H2O2

PROSEDUR Kriteria Pelaksanaan :

UNIT TERKAIT 1. Petugas IGD / Ruangan


2. Pasien
3. Keluarga pasien
PEMASANGAN CATETER

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pemasangan cateter adalah pemasangan alat untuk


memperlancar keluarnya urine bagi penderita yang tidak
sadar atau yang tidak bisa buang air kecil
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemasangan
cateter
KEBIJAKAN Pemasangan cateter dilaksanakan dengan benar dan
profesional pada pasien oleh perawat atas petunjuk dokter
PROSEDUR 1. Dokter memerintahkan pemasangan cateter
2. Perawat mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
termasuk memilih nomor cateter yang sesuai
3. Mengatur posisi pasien
4. Perawat memasang sarung tangan
5. Ujung penis diolesi dengan betadin
6. Membubuhi jelli diujung cateter kemudian
dimasukkan melalui lobang penis dengan
menggunakan pinset
7. Bila sudah berhasil baion diisi dengan air 20 cc
8. Mencatat tindakan dalam satu pasien

UNIT TERKAIT 1. Sub. Bid. Rekam medis


2. Bag. Instalasi farmasi
3. Sub. Bid. Keuangan
4. Sub. Bid. Pelayanan medis
PEMASANGAN NGT

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pemasangan NGT adalah pemasangan alat melalui hidung


sampai ke lambung
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemasangan
NGT
KEBIJAKAN Pemasangan NGT dilaksanakan oleh perawat dengan benar
dan professional pada pasien atas perintah dokter
PROSEDUR 1. Dokter memerintahkan pemasangan NGT
2. Perawat mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan,
termasuk memilih nomor NGT yang sesuai
3. Mengatur posisi pasien
4. Perawat memasang sarung tangan
5. Mengukur panjang NGT yang akan dimasukkan
6. Membubuhi jelli diujung NGT, kemudian
dimasukkan melalui lobang hidung dengan
mempergunakan pinset sambil menyuruh pasien
menelan
7. Menyedok cairan lambung dengan spuit untuk
memastikan pemasangan telah betul
8. NGT difiksasi dengan plester, ujung NGT disambung
dengan wadah penampungan
9. Mencatat tindakan dalam status pasien

UNIT TERKAIT 1. Bagian rekam medis


2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Instalasi Farmasi
4. Sub. Bagian Keuangan
PERMINTAAN ECG

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Mendapatkan rekaman dari pada bagian-bagian jantung


TUJUAN Sebagai acuan penerpan langkah-langkah untuk
permintaan pelayanan ECG
KEBIJAKAN Proses permintaan pelayanan ECG
PERSIAPAN 1. Rekam Medik
2. Buku catatan harian poliklinik
3. Buku ECG
PROSEDUR 1. Dokter menetukan pasien harus di ECG
2. Petugas menyerahkan surat permintaan ECG
3. Petugas memberitahukan kepada pasien / keluarga
4. Pasien / keluarga pasien menandatangani surat
persetujuan / perjanjian
5. Petugas mengantar bon kepet ECG
6. Petugas mempersiapkan pasien
7. Petugas ECG melaksanakan proses ECG
8. Petugas melepaskan kembali hasil pemeriksaan ECG
dari tubuh pasien untuk dan menyuruh untuk
memakai bajunya kembali
9. Petugas mengambil hasil pemeriksaan ECG petugas

UNIT TERKAIT 1. Petugas poliklinik / ruangan


2. Pasien / keluarga
3. Petugas ECG
PERMINTAAN ETT

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN ETT adalah alat yang digunakan pada penderita gawat


darurat untuk membebaskan jalan nafas
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemasangan
ETT
KEBIJAKAN Pemasangan ETT dilakukan oleh dokter/perawatan astesi
atau dokter/ perawat yang mendapat pelatihan untuk
memasang alat tersebut
PROSEDUR 1. Persiapan alat-alat
2. Mengatur posisi pasien
3. Membuka mulut dengan laryngoscope agar trachea
terlihat
4. Masukkan ETT ketrachea
5. Untuk memastikan ETT dalam posisi yang benar
dites dengan udara melalui ETT
6. Apabila kedua paru mengembang pemasangan ETT
telah benar
7. Masukkan udara kebalon ETT sebanyak 5 – 10 cc
ETT difiksasi dengan plaster
8. Perhatikan reaksi penderita

UNIT TERKAIT 1. Sub. Bid. Rekam medic


2. Bag. Instalasi farmasi
PROSEDUR TINDAKAN
VENA SECTIE

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Adalah tindakan yang dilakukan setelah gagal


memasukkan cairan melalui periper seperti biasanya
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tindakan vena
sectie
KEBIJAKAN Vena sectie dilakukan oleh Dokter Bedah setelah
dikonsulkan oleh Dokter Triase
PROSEDUR 1. Dokter memutuskan tindakan vena sectie (oleh
karena pemasangan infuse tidak dapat dilakukan
secara biasa). Ini dilakukan pada pasien yang tidak
dapat dilaksanakan pemasangan infuse melalui
pembuluh darah tepi
2. Perawat mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
3. Pemberitahuan kepada keluarga penderita bahwa
penderita akan dilaksanakan vena sectie
4. Dokter Bedah melakukan tindakan vena sectie.
Pasien berasal dari bahagian Bedah atau dari
konsul bahagian lain
5. Melakukan desinfeksi
6. Setelah vena sectie berhasil dilaksanakan, dipasang
Abbocath yang sesuai
7. Abbocath disambungkan dengan selang infuse yang
telah berisi cairan infuse
8. Desinfeksi
9. Menjahit luka pada vena sectie, memberi anti septic,
ditutup dengan kain gaas steril dan difiksasi dengan
plester
10. Mencatat jam pemasangan jumlah tetesan dalam
buku catatan IGD
11. Memperhatikan reaksi pasien
12. Membereskan alat – alat
13. Dokter dan Perawat mencuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik
2. Bagian Keuangan
3. Bagian Ruangan
4. SMF terkait
PEMAKAIAN LARIYNGOSCOPY DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Adalah suatu alat bantu untuk pemasangan


Endotrachealtube dijalan nafas
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah prosedur
pemakaian alat Resusulator
KEBIJAKAN Pemakaian Laryngoscopy dilakukan pada penderita yang
gagal nafas melalui trachea yang dilakukan oleh Dokter
Anestesi atau tanga yang sudah terlatih untuk itu
PROSEDUR 1. Persiapan alat
2. Mengatur posisi penderita terlentang
3. Extensi kepala lebih baik
4. Memasukkan blade Laryngoscopy kemulut penderita
dari arah sudut kanan mulut penderita sambil
menggeser lidah dengan blade laryngoscopy kearah
kiri sampai ujung blade berada didepan epiglottis
5. Kalau pakai blade lurus epiglottis dilewati Kalau
pakai blade bengkok ujung blade hanya sampai di
depan epiglottis
6. Angkat mandi bula penderita dengan laryngoscopy
(ingat : jangan didongkel)!!!
7. Akan kelihatan lumentrachea / pita suara penderita
8. Kalau melakukan intubasi masukkan
endotrachealtube kelumentrachea
9. Laryngoscopy dicabut kembali dan dibersihkan
UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik
2. Standar Pelayanan Medis
3. SMF terkait
PEMAKAIAN ALAT
RESUSITATOR MANUAL DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Resuscitator Manual adalah alat bantu nafas buatan


TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemakaian alat
bantu nafas manual (Resusitator manual).
KEBIJAKAN Pemakaianresuscitatormanualharussesuaistandar
pelayanan atas instruksi Dokter
PROSEDUR 1. Persiapan alat
2. Mengatur posisi penderita terlentang
3. Extensi kepala lebih baik
4. Memasang facemask kemulut dan hidung penderita
5. Memompakan udara dari balon Resusitator
(Breathing)
6. Memastikan keberhasilan melakukan pemompaan
udara (breathing) dilihat dari turun naiknya
dada/perut penderita saat dipompakan
7. Melakukan pemompaan terus (selama masih tidak
bernafas spontan)
a. Untuk Dewasa : 12 – 20 kali / menit
b. Untuk Anak-anak : 20 – 30 kali / menit
8. Perhatikan reaksi penderita

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Standar Pelayanan Medis
3. SMF terkait
PEMBERIAN 02

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Memberikan bantuan pernafasan dengan menggunakan


oksigen murni
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemberian O2
(Oksigen)
KEBIJAKAN Proses pemberian oksigen dengan benar
PERSIAPAN 1. Tabung oksigen
2. Botol pelembab
3. Slang nasal
PROSEDUR 1. Persiapan alat-alat yang dibutuhkan :
 Tabung O2 dan flow meter
 Botol pelembab
 Slang nasaloctunal / masker
2. Beri penjelasan kepada pasien/keluarga pasien
3. Atur posisi pasien
4. Buka flow meter, dan ukur dosis secara bertahap
5. Pasang slang octunal/masker pada pasien
6. Perhatikan reaksi pasien, pernafasan dan nadi
7. Catat dalam lembaran catatan perawatuan (Rekam
Medik)

UNIT TERKAIT 1. Pasien


2. Petugas IGD
3. Keluarga pasien
PELAYANAN RADIOLOGI
DILUAR JAM KERJA DARI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pasien-pasien yang hendak memerlukan Radiologi diluar


jam kerja
TUJUAN Prosedur sebagai acuan penerapan dan langkah-langkah
penanganan Radiologi diluar jam kerja
KEBIJAKAN Pelayanan radiologi diluar jam kerja diberlakukan kepada
pasien yang emergensi
PROSEDUR 1. Dokter jaga membuat surat pengantar ke ruang
Radiologi
2. Petugas IGD melihat daftar jaga petugas Radiologi
3. Petugas IGD menelepon petugas Radiologi
4. Pasien dipersiapkan untuk dilakukan Radiologi
5. Sesudah petugas Radiologi tiba, pasien diantar oleh
petugas/ perawat IGD dan membawa surat pengantar
dari Dokter
6. Petugas Radologi mencatat identitas pasien didalam
Buku Harian Radiologi
7. Petugas Radiologi melaksanakan pembuatan foto
Radiologi dengan permintaan dokter
8. Setelah selesai difoto, pasien dibawa oleh perawat
keruang pemeriksaan
9. Film diprosesoleh petugas Radiologi, setelah film
selesai diproses foto Radiologi diserahkan kepada
dokter yang meminta melalui petugas/perawat IGD
UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik
2. Bagian Radiologi
3. Bagian Keuangan
PELAYANAN PASIEN TIDAKAKUT
DAN TIDAK GAWAT PADA JAM KERJA

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Merupakan pembagian pasien tidak akut / tidak gawat


yang penanganannya tidak segera diperlu ditanggulangi di
IGD pada jam keija di RSUD Jeumpa Hospital
TUJUAN Prosedur ini sebagai acuan penerapan langkah-langkah
pelayanan pasien tak akut dan tidak gawat pada jam kerja
KEBIJAKAN Pembagian pasien yang tidak gawat dan tidak akut
PERSIAPAN 1. Rekam Medik
2. Catatan IGD
PROSEDUR 1. Pasien datang ke IGD pada hari kerja jam 07.30 s/d
14.00 WIB
2. Petugas IGD menganalisa pasien/keluarga diruang
triase
3. Bila pasien tergolong pasien tidak akut dan tidak
gawat, petugas IGD menyarankan/ mengantar
pasien tersebut ke poliklinik sesuai dengan keluhan
pasien tersebut.

UNIT TERKAIT 1. Petugas IGD


2. Pasien dan keluarga pasien, Dokter IGD
PEMBUATAN SURAT KETERANGAN
CUTI SAKIT DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Surat Keterangan Cuti Sakit adalah surat keterangan yang


menjelaskan bahwa penderita perlu untuk istirahat
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pembuatan
surat keterangna cuti sakit
KEBIJAKAN Surat keterangan cuti sakit diberikan paling lama 3 hari
PROSEDUR 1. Pasien yang berobat jalan memiliki surat keterangan
izin sakit pada Dokter IGD
2. Dokter IGD memberikan surat keterangan cuti sakit
kepada pasien
3. Surat keterangan cuti sakit yang diberikan kepada
pasien maksimum berlaku untuk 3 hari
4. Apabila masih membutuhkan perpanjangan surat
keterangan cuti sakit, pasien harus datang ke Dokter
IGD, (diluar hari kerja), dokter IGD
mempertimbangkan apakah pasien tersebut masih
membutuhkan istirahat atau tidak.
5. Surat keterangan cuti sakit ditandatangani oleh
Dokter IGD

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


KETENTUAN PELAKSANAAN
PERTEMUAN BERKALA PETUGAS IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pertemuan yang dilakukan oleh kalangan petugas diruang


IGD untuk membahas segala permasalahan yang
ditemukan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pedoman
dalam melaksanakan pertemuan seluruh petugas IGD
KEBIJAKAN PERSIAPAN Pertemuan seluruh Dokter dan perawat IGD yang bertugas
di IGD
1. Para anggota petugas IGD
2. Permasalahan yang akan dibahas

PROSEDUR 1. Pertemuan diadakan setiap bulan satu kali pada


pukul 11.30 WIB Minggu ke-IV pada hari selasa
setiap bulannya
2. Apabila pada waktu tersebut ada sesuatu hal yang
mendadak, dilakukan pada waktu yang ditetapkan
kembali, dan waktunya dapat ditulis dipapan
pengumuman IGD
3. Pertemuan dipimpin oleh kepala IGD dan kepala
Perawat IGD
4. Masalah yang dibahas adalah masalah-masalah
yang timbul untuk peningkatan pelayanan
5. Hasil pertemuan harus ditulis dalam buku notulen
rapat IGD
6. Seluruh peserta pertemuan harus mengisi daftar
hadir rapat

UNIT TERKAIT 1. Seluruh dokter jaga di IGD


2. Seluruh perawat di IGD
3. Seluruh Pihak terkait di IGD
PEMAKAIAN TELEPON
DIDALAM RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pemakaian telepon dari IGD ke bagian-bagian lain didalam


Rumah Sakit
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemakaian
telepon didalam Rumah Sakit
KEBIJAKAN Pemakaian telepon didalam Rumah Sakit dilakukan untuk
membantu kelancaran tugas IGD
PROSEDUR 1. Catat nomor akan dituju
2. Angkat gagang telepon
3. Dengar nada pilih
4. Tekan nomor yang dituju
5. Bila terdengar nada pilih (tersambung dengan nada
yang dituju) berbicaralah dengan singkat, jelas dan
sopan
6. Setelah selesai berbicara, letakkan gagang telepon
dengan benar pada tempatnya.

UNIT TERKAIT 1. Bagian Operator Telepon


2. Bagian ruangan / Kelas / VIP
PEMAKAIAN TELEPON KELUAR RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Tatacara pemakaian telepon keluar rumah sakit untuk


keperluan masalah di RS
TUJUAN Prosedur ini sebagai acuan penerapan dan langkah-
langkah pemakaian telepon keluar rumah sakit
KEBIJAKAN Proses pemakaian telepon keluar rumah sakit
PERSIAPAN 1. Nomor telepon yang akan dihubungi
2. Mencatat kebuku telepon keluar
PROSEDUR 1. Catat nomor yang dituju
2. Sediakan alat-alat tulis yang diperlukan
3. Angkat gagang telepon
4. Dengar nada pilih
5. Tekan nomor yang dituju
6. Bila terdengar nada panggil, berbicaralah dengan
singkat dan jelas/sopan

UNIT TERKAIT 1. Daftar nomor telepon


2. Buku catatan pemakaian telepon
ALAT KOMUNIKASI

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Alat komunikasi adalah suatu perangkat elektronik yang


digunakan untuk kepentingan pegawal atau masyarakat
yang membutuhkan untuk konsultasi atau pelayanan
pasien
TUJUAN 1. Menerima informasi dari sarana kesehatan
dilapangan / pasien atau masyarakat
2. Untuk konsultasi dan pengiriman pasien
3. Memberitahu akan jadwal jaga dokter
4. Konsultasi dengan dokter jaga on call
KEGIATAN 1. Alat komunikasi hanya dipergunakan untuk
kepentingan pasien di IGD
2. Biaya operasional alat komunikasi dibebankan kepada
BLU RSUD Jeumpa Hospital
3. Alat komunikasi terdiri dari :
 Telepon IGD : 082360170178
 Telepon dokter / jaga :

PROSEDUR KERJA 1. Pesawat telepon


a. Cara mengirim berita
 operasionalkan telepon sesuai dengan cara
penggunaan telepon dalam hal mengirim
telepon
 catat pada buku penggunaan dan pemakaian
telepon secara lengkap
 ucapkan salam dan beritahukan identitas
tertebih dahulu.
 Sampaikan berita dengan kata-kata/kalimat
yang jelas dan sopan.

b. Cara menerima
 Catat berita/pesan dari pengirim telepon
secara lengkap
 operasionalkan telepon sesuai dengan
penggunaan dalam hal menerima telepon
 sampaikan pesan/berita tersebut kepada
yang berhak menerimanya dengan segera

2. Pesawat Telepon Dokter Jaga


a. Cara mengirim berita
 Operasionalkan telepon sesuai pedoman
penggunaan telepon mengirim berita
 Ucapkan salam dan beritahukan identitas
terlebih dahulu
 Sampaikan berita/komunikasi dengan jelas
dan sopan.
b. Cara menerima
 Operasionalkan telepon sesuai dengan
penggunaan menerima telepon
 Catat berita/pesan bila diperlukan.

UNIT TERKAIT IGD


PENGADAAN
OBAT – OBATAN RUTIN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Obat-obatan rutin adalah obat-obat yang setiap hari


digunakan di IGD
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pengadaan
obat-obatan rutin di IGD
KEBIJAKAN Pengadaan obat-obatan rutin diminta ke bagian Farmasi
sesuai dengan kebutuhan IGD dengan memakai format
yang sudah ditentukan
PROSEDUR 1. Perawat mengisi Form Permintaan dan Pengisian
farmasi
2. Form tersebut ditanda tangani perawat yang
meminta dan disetujui oleh dokter IGD
3. Form yang sudah ditanda tangani dikirim ke bagian
Farmasi
4. Petugas Farmasi memberikan obat-obat rutin sesuai
dengan Form Permintaan
5. Perawat IGD menerima obat-obatan tersebut dan
menandatangani penerimaan pada Form Permintaan
6. Obat-obatan rutin disimpan dilemari yang sudah
ditentukan.

UNIT TERKAIT Bagian Farmasi


PENGADAAN OBAT-OBATAN
LIFE SAVING/EMERGENCY

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Obat-obat life saving / emergency adalah obat-obat yang


dipakai untuk bantuan hidup dasar bagi penderita gawat
darurat
TUJUAN Sebagai acuan untuk pengadaan obat-obatan Life Saving /
Emergency di IGD
KEBIJAKAN Obat-obatan life saving/emergency harus tersedia setiap
saat dan digunakan sesuai instruksi dokter
PROSEDUR PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Perawat mengisi form Daftar Permintaan dan
Penggunaan Farmasi
2. Form tersebut ditandatangani oleh perawat yang
meminta dan disetujui oleh Dokter IGD
3. Form yang sudah ditandatangani dikirim ke Instalasi
Farmasi
4. Petugas Farmasi memberikan obat-obatan life saving
/ emergency sesuai dengan form permintaan
5. Perawat IGD menerima obat-obatan tersebut dan
menandatangani penerimaan pada form permintaan
6. Obat-obat life saving/emergency disimpan dalam
lemari yang sudah ditentukan.

UNIT TERKAIT Bagian Farmasi


MENDAPATKAN OBAT
GOLONGAN NARKOTIKA DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

JEUMPA HOSPITAL
BIREUEN Tanggal terbit Ditetapkan
16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen
PROTAP
PELAYANAN IGD

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Semua obat-obatan yang termasuk kedalam golongan


narkotika yang dipakai di IGD misalnya morphin, pethidin,
dll
TUJUAN Sebagai acuan penerapan dan langkah-langkah untuk
mendapatkan obat golongan narkotika
KEBIJAKAN Permintaan obat-obatan golongan narkotika di IGD harus
melalui Farmasi dan diminta oleh Dokter
PROSEDUR 1. Dokter IGD menuliskan resep obat golongan
narkotika dengan dosis lazim dan mencantumkan :

1) Nama pasien
2) Jenis kelamin
3) Umur
4) Alamat pasien
5) Tanggal pembuatan resep
6) Nama Dokter
7) NIP
8) Banyaknya obat narkotika yang diperlukan ditulis
dengan angka Romawi juga dengan huruf

2. Resep obat golongan narkotika diserahkan kepada


perawat yang bertugas
3. Perawat yang bertugas menyerahkan kepada
petugas Farmasi dengan didampingi keluarga pasien
untuk menyelesaikan administrasinya
4. Setelah obat golongan narkotika diterima oleh
perawat yang bertugas, obat tersebut langsung
dipakai sesuai dengan cara pemberian dan dosisnya.

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Farmasi
PENGGUNAAN ALAT-ALAT

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Suatu tatacara penggunaan alat-alat diruang IGD RSUD


Jeumpa Hospital Bireuen
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penggunaan alat-alat diruang IGD
KEBIJAKAN Proses penggunaan alat-alat
PERSIAPAN 1. Buku inventaris alat-alat
2. Daftar pemakaian alat-alat habis pakai
3. Buku laporan
PROSEDUR 1. Persiapan kelengkapan dan kebersihan serta
kesterilan sebelum melaksanakan suatu tindakan
2. Bersihkan semua alat-alat setelah digunakan untuk
suatu tindakan
3. Bila ada alat-alat yang rusak dan tidak dapat
dipakai lagi, pisahkan dan buat laporan tertulis
untuk dapat diperbaiki kembali
4. Buang semua alat-alat disposable ke tempat yang
telah ditentukan
5. Simpan semua kembali alat-alat ke tempat semua
dalam keadaan siap pakai

UNIT TERKAIT 1. Bagian Penunjang RSUD Jeumpa Hospital Bireuen


2. Diklat
3. Semua petugas IGD
PENGADAAN BARANG-BARANG
INVENTARIS DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Barang-barang yang dibutuhkan di IGD selain dari barang-


barang habis pakai
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pengadaan
barang-barang inventaris di IGD
KEBIJAKAN Pengadaan barang-barang inventaris IGD diminta ke
bahagian penunjang Medis dengan memakai Formulir yang
sudah ditentukan
PROSEDUR 1. Petugas penganprah mencatat barang yang
dibutuhkan ke Formulir B-2 (Daftar Permintaan dan
Penggunaan Farmasi dalam rangkap tiga)
2. Daftar tersebut ditandatangan oleh :
 Yang menyetujui : Ka. IGD
 Yang meminta : Ka. Ruangan IGD
3. Formulir diantar ke Penunjang Medis untuk
disetujui
4. Formulir diantar ke Bagian Farmasi untuk
pengambilan barang
5. Petugas penganprah menerima barang yang diminta
sekaligus menandatangani Formulir
6. Petugas membawa barang ke IGD

UNIT TERKAIT 1. Bagian Penunjang Medis


2. Bagian Farmasi
PENGADAAN ALAT-ALAT KESEHATAN
HABIS PAKAI

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Alat-alat kesehatan habis pakai adalah alat-alat kesehatan


yang digunakan setiap hari di IGD
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
pengadaan alat-alat kesehatan habis pakai
KEBIJAKAN Pengadaan alat-alat kesehatan habis pakai diminta ke
bagian Farmasi sesuai dengan kebutuhan IGD dengan
memakai format yang sudah ditentukan
PROSEDUR 1. Perawat mengisi Form Daftar Permintaan dan
Penggunaan Farmasi
2. Form tersebut ditanda tangani oleh perawat yang
meminta dan disetujui oleh Dokter IGD
3. Form yang sudah ditanda tangani dikirim ke bagian
Farmasi
4. Petugas Farmasi memberikan alat-alat kesehatan
habis pakai sesuai dengan Form permintaan
5. Perawat IGD menerima alat-alat kesehatan tersebut
dan menanda tangani penerimaan pada form
permintaan
6. Alat-alat kesehatan habis pakai disimpan dilemari
yang sudah ditentukan dan didistribusikan sesuai
dengan keperluan IGD

UNIT TERKAIT 1. Bagian Farmasi


STERILISASI ALAT-ALAT KESEHATAN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN 1. Suatu prosedur cara sterilisasi alat-alat kesehatan


dengan menggunakan auto clave
2. Auto claf adalah bejana yang dapat ditutup rapat
dan diisi dengan uap panas dengan tekanan tinggi,
dengan suhu 115 - 125 derajat Celcius didalamnya
dan tekanan uapnya 2 – 4 atm
3. Sterilisasi adalah memusnahkan semua mikro
organisme beserta sporanya
4. Cara sterilisasi dapat dibagi :
 Auto claf
 Sterilisasi dengan api
 Panas basah atau sterilisasi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pedoman
untuk sterilisasi alat-alat
KEBIJAKAN Prosedur tatacara sterilisasi alat-alat kesehatan di RSUD
Jeumpa Hospital Bireuen
PERSIAPAN 1. Alat-alat yang akan disterilkan
2. Auto claf pada tempatnya
3. Listrik
PROSEDUR I. Cara mempergunakan autoclave
1. Peralatan dicuci bersih dan dikeringkan
2. Dibungkus dengan kain dan diusahakan pinggir
alat tenun berada dipinggir lipatan agar mudah
membukanya
3. Setiap bungkus harus ada keterangan mengenai
apa yang ada didalamnya dan kapan disterilkan
4. Susunan alat tenun diatur dan harus ada sela
untuk lewatnya panas
5. Autoclaf ditutup rapat dengan mengunci semua
sekrupnya
6. Listrik dinyalakan, klep yang ada pada autoclave
akan mengeluarkan udara secara otomatis
7. Sesudah cukup waktu untuk steril, listrik
dimatikan, klep dibuka untuk menurunkan
tekanan dan suhu didalam auto claf
8. Jika alat yang sudah dianggap steril dan kondisi
lembab pembungkusnya perlu diulang sekali lagi

Lamanya sterilisasi dengan mempergunakan auto claf


1. Suhu 115 derajat celcius lamanya 30 menit
2. Suhu 121 derajat celcius lamanya 20 menit
3. Suhu 126 derajat celcius lamanya 15 menit

II. Sterilisasi dengan Api


Alat bedah dimasukkan kedalam baskom lalu dituangi
spritus atau alkohol. Tuang secukupnya (5-10 ml)
kemudian dibakar

III. Panas Basah atau Sterilisator


1. Air didalam sterilisator harus setiap hari diganti
2. Semua alat harus terendam air, lalu ditutup
3. Listrik dinyalakan
4. Alat sudah dianggap steril setelah 15 menit sejak air
mendidih
5. Alat diangkat dengan korentang steril

UNIT TERKAIT Petugas IGD ruang rawat inap


MEMINDAHKAN PASIEN DARI RUANG
IGD KE RUANG RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pemindahan pasien yang telah diberikan perawatan dan


pengobatan di IGD dan selanjutnya dilakukan perawatan
diruang rawat inap
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
meindahkan pasien keruang rawat inap
KEBIJAKAN Prosedur pelayanan pasien dari IGD ke ruang rawat inap
PERSIAPAN 1. Rekam Medik
2. Catatan IGD
3. Pasien yang akan dirawat
4. Ruangan yang sudah disetujui oleh pihak keluarga
dan ruangan
5. Status yang telah diisi oleh dokter
PROSEDUR 1. Setelah pasien diberi tindakan dan pengobatan
dokter memutuskan untuk rawat inap
2. Pasien dan keluarga diberi penjelasan bahwa pasien
perlu untuk rawat inap
3. Setelah setuju, pasien / keluarga diberi penjelasan
tentang harga dan fasilitas ruangan yang ada
4. Petugas IGD memberitahu / menanyakan apakah
ruangan yang diminta pasien / keluarga masih ada
tempat, bila tidak ada petugas IGD kembali
memberi penjelasan kepada pasien/ keluarga untuk
memilih fasilitas yang ada
5. Petugas IGD memberitahu petugas ruang rawat
inap untuk mempersiapkan tempat dan alat-alat
yang dibutuhkan
6. Petugas ruangan memberitahu petugas IGD bahwa
ruangan telah siap ditempati
7. Petugas IGD mengantar/mendorong pasien keruang
rawat inap
8. Petugas IGD dan petugas rawat inap memindahkan
pasien ke tempat tidur
9. Petugas IGD menyerahkan rekam Medik dan
instruksi (perawatan) kepada petugas ruang rawat
inap
10. Petugas IGD kembali ke tempat tugas

UNIT TERKAIT 1. Petugas IGD


2. Petugas Ruang rawat inap
RUJUKAN PENDERITA KE ICU DARI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Penderita yang terancam jiwanya yang segera dimasukkan


ke ICU
TUJUAN Sebagai acuan penerapan dan langkah-langkah
pengiriman penderita dari IGD ke ICU
KEBIJAKAN Rujukan penderita dari IGD ke ICU dengan indikasi Chest
Pain (MCI akut), SVT, PJK luas nyha IV, kelainan katub
PROSEDUR 1. Dokter IGD / Dokter Konsul Penyakit Dalam /
Cardiolog memutuskan penderita dirawat di ICU
2. Penderita dipersiapkan oleh perawat :
a. O2
b. Infuse
c. NGT
3. Memberi penjelasan kepada keluarga penderita
bahwa penderita harus dirawat di ICU
4. Dokter membuat surat pengantar opname dan
melampirkan op. brief yang sudah disetujui oleh
pel.Med
5. Petugas ICU diberitahu melalui Aiphone
6. Keluarga penderita menyelesaikan pembayaran
kepada Juru Pungut
7. Penderita diantar oleh petugas / Perawat minimal 2
orang dengan membawa O2
8. Penderita diserah terimakan kepada petugas ICCU
UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik
2. Standar Pelayanan Medis
3. Bagian Farmasi
PROSEDUR RUJUKAN KE
RUMAH SAKIT LAIN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk merujuk


pasien ke rumah sakit lain
RUANG LINGKUP 1. Petugas IGD
2. Pasien
3. Keluarga Pasien
URAIAN UMTJM Proses rujukan ke rumah sakit lain
PROSEDUR 1. Dokter memutuskan pasien harus dirujuk kerumah sakit
lain yang tipenya lebih tinggi atau rumah sakit khusus
2. Petugas IGD memberitahu pasien / keluarga bahwa
pasien perlu dirujuk kerumah sakit lain
3. Petugas IGD mengambil surat rujukan pasien dan
mengisi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan serta
alamat pasien
4. Dokter mengisi riwayat penyakit, diagnose sementara
serta tindakan dan pengobatan yang telah diberikan
sekaligus menandatangani surat rujukan tersebut
5. Petugas IGD mengagendakan surat tersebut ke Buku
Rujukan Rumah Sakit dan mencatat ke Rekam Medik
Pasien
6. Petugas IGD memberitahu petugas ambulan
7. Petugas ambulan mempersiapkan ambulan dan surat
jalan ambulan
8. Petugas IGD kembali memeriksa keadaan pasien dan
perlengkapan yang dibutuhkan pasien
9. Petugas IGD membawa keluarga pasien kekasir atau
petugas yang ditentukan untuk menyelesaikan
administrasi biaya
10. Petugas IGD menyerahkan surat rujukan kepada
keluarga pasien
11. Perawat mendorong pasien dari IGD ke ambulan didepan
pintu masuk IGD
12. Ambulan berangkat ke Rumah Sakit yang dituju
sekaligus dengan perawat (apabila ada tenaga)
13. Petugas IGD mencatat jam berangkat ambulan tersebut
14. Setelah sampai dirumah sakit yang dituju perawat atau
petugas ambulan menyerah terimakan pasien kepada
petugas rumah sakit tersebut dan mencatat jamnya
15. Ambulan kembali pulang bersama perawat bila ada

UNIT TERKAIT 1. Rekam medic


2. Buku catatan IGD
3. Buku rujukan pasien
4. Buku catatan perjalanan ambulan
5. Buku catatan keuangan
PELAYANAN PASIEN PULANG

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pasien berobat jalan diruang IGD


TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
petunjuk pasien pulang dari IGD
KEBIJAKAN Proses pelayanan pasien pulang dari IGD
PERSIAPAN 1. Rekam medic
2. Surat rujukan Intern
3. Buku catatan IGD
4. Buku catatan Keuangan
PROSEDUR 1. Dokter IGD memutuskan pasien boleh pulang dan
rawat jalan
2. Petugas IGD mengambil format rujukan intern
Rumah Sakit
3. Dokter menulis surat rujukan :
 Kemana pasien dirujuk
 Riwayat penyakit
 Tindakan / pengobatan yang diberikan
4. Petugas IGD memberikan penjelasan kepada
keluarga pasien mengenai :
 Penyakitnya
 Pengobatan / tindakan yang diberikan
 Perawatan dirumah
 Pengobatan selanjutnya
5. Petugas IGD menyerahkan surat rujukan intern
kepada keluarga pasien
6. Petugas IGD mencatat di Rekam Medik
7. Petugas IGD membawa keluarga / pasien kekasir
8. Petugas IGD mengantar pasien sampai kepintu
keluar IGD untuk pulang.

UNIT TERKAIT 1. Dokter IGD


2. Petugas IGD
3. Pasien yang mau pulang
4. Keluarga pasien
TATACARA PEMAKAIAN AMBULANCE

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Tatacara pemakaian Mobil Ambulance adalah yang digunakan


untuk mengantar pasien hidup atau mati pulanag atau dirujuk
TUJUAN Sebagai acuan dalam pelaksanaan pemakaian ambulance
KEBIJAKAN Setiap pemakaian ambulance harus sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan
PERSIAPAN 1. Surat tugas, supir ambulance
2. Perda biaya ambulance sesuai dengan retribusi yang
berlaku
3. Surat rujukan atau surat kematian
PROSEDUR 1. Petugas ruangan / IGD melapor kepada supir ambulance
bahwa ada pasien hidup atau mati yang akan pulang
atau dirujuk kerumah sakit yang typenya lebih tinggi
atau sesuai dengan keinginan keluarga
2. Supir ambulance meminta Surat tugas kepada bidang
pelayanan medis pada jam kerja dan Dokter IGD atau
Duty Manager di luar jam kerja.
3. Biaya adminstrasi dibayarkan oleh supir ambulance ke
bagian kasir RSUD Jeumpa Hospital Bireuen
4. Supir ambulance membawa pasien ke tempat tujuan
5. Setelah selesai supir kembali lagi ke RSUD Jeumpa
Hospital Bireuen
6. Sampai di RSUD Jeumpa Hospital Bireuen supir melapor
kekoordinator ambulance dan menyerahkan kunci mobil
ambulance

UNIT TERKAIT 1. Petugas ruangan / IGD


2. Supir ambulance
3. Kasir
4. Pasien
5. Duty Manager
6. Dokter Jaga IGD
7. Pelayanan dan penunjang medis
PEMINDAHAN PENDERITA DARI
AMBULANCE / MOBIL KE IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pemindahan penderita dari Ambulance / mobil ke IGD


adalah penderita yang datang ke IGD
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita dari mobil Ambulan / mobil penumpang ke IGD
KEBIJAKAN Pelayanan penderita dari ambulance / mobil penumpang
ke IGD harus memberitahu petugas IGD / Satpam
PROSEDUR 1. Supir Ambulance / keluarga penderita melapor
kepada petugas IGD / Satpam bahwa ada penderita
yang mau diangkat ke IGD
2. Perawat bersama petugas non perawatan membawa
Bran card ke pintu gerbang IGD
3. Petugas non perawatan bersama mengangkat
penderita keatas Brancard dibawah pengawasan
perawat IGD
4. Brancard bersama dengan penderita didorong oleh
petugas non perawatan keruang Triase

UNIT TERKAIT 1. Satpam


2. Bagian Transportasi / Kemotoran
PELAYANAN PENDERITA YANG
MENGALAMI MUSIBAH DIDALAM RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Adalah penderita yang mengalami musibah kecelakaan


yang tidak disangka-sangka seperti bom, kebakaran, dsb
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
penderita yang mengalami musibah di Rumah Sakit
KEBIJAKAN Pertolongan bagi pasien yang parah dilakukan tindakan
khusus di IGD, bila memerlukan tindakan selanjutnya
dikonsulkan ke SMF terkait, sedang pasien yang ringan
pertolongan dilakukan ditempat
PROSEDUR 1. Ada laporan bencana (mis: ledakan bom) disalah
satu bahagian dari Rumah Sakit kepada Kepala
Badan Pelayanan RSUD Jeumpa Hospital Bireuen
2. Kepala Badan Pelayanan memberikan perintah
kepada Ka. Instalasi Gawat Darurat untuk
mempersiapkan diri
3. Ka. IGD membentuk team yang terdiri dari Dokter,
Perawat untuk melakukan initial assessment pada
tempat kejadian
4. Team dapat dibagi dalam dua kategori :
I. Bersifat kas (perlu evaluasi pasien keluar Rumah
Sakit)
II. Bersifat dapat dilokalisir
I. Bersiar Luas
a. Tim penilai yang dibentuk melaporkan
kepada Kepala Badan Pel. Kes bahwa
perlunya evakuasi pasien keluar RS oleh
karena bencana sifatnya tidak dapat
dilokalisir, sambil melaporkan perkiraan
korban bencana dengan klasifikasinya
b. Kepala Badan Pel. Kes memerintahkan
Ka. Rumah Tangga agar bersiap-siap
mengevakuasi pasien
c. Ka. Rumah Tangga mempersiapkan
petugas RS termasuk satpam dan
petugas ambulance untuk bersiap-siap
mengevakuasi pasien sesuai dengan
petunjuk pintu keluar / ambulance dan
tempat evakuasi yang dituju
d. Team IGD menilai ulang klasifikasi pasien
dan menyalurkan kepada bagian terkait

II. Bersifat dapat dilokalisir


a. Pasien korban bencana dikirim ke Triase
dan menyalurkannya kepada bahagian
terkait
5. Petugas penganprah menerima barang yang diminta
sekaligus menandatangani Formulir
6. Petugas membawa barang ke IGD

UNIT TERKAIT 1. Bagian Penunjang Medis


2. Bagian Farmasi
PENANGGULANGAN
MUSIBAH/BENCANA DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Musibah / Bencana adalah segala jenis keadaan baik


berupa bencana alam atau huru hara, dsb
TUJUAN Sebagai acuan penerapan dan langkah-langkah pelayanan
penderita yang mengalami musibah / bencana.
KEBIJAKAN Penanggulangan musibah dilakukan oleh Team yang
sudah dipersiapkan IGD setelah berkoordinasi dengan
instansi terkait
PROSEDUR PROSEDUR PELAKSANAAN :

1. Gubernur Provinsi Aceh memberi perintah melalui


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen kepada
Direktur Jeumpa Hospital Bireuen untuk
menanggulangi musibah / bencana yang terjadi.
2. Direktur Jeumpa Hospital Bireuen memerintahkan
kepada Ka. IGD agar mempersiapkan diri untuk
menangani musibah / bencana.
3. Ka. IGD membentuk Team yang terdiri dari Dokter,
Perawat untuk segera melakukan initial assessment
bersama dengan dinas terkait.
4. IGD dipersiapkan untuk menampung penderita yang
akan tiba sekaligus memberitahukan Konsultan
untuk mempersiapkan diri.
5. Setelah mendapatkan gambaran situasi yang jelas,
team medis IGD 118 diturunkan kelapangan.

UNIT TERKAIT 1. Bag. Bedah


2. Bag. Peny. Dalam
3. Bag. Anesthesia
4. Bag. Keperawatan
5. Bag. Kemotoran
6. Instansi Terkait
PENANGGULANGAN BENCANA
DILUAR RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau


manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan
manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan,
kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan
masyarakat, yang memerlukan pertolongan dan bantuan
segera yang terjadi diluar RS
TUJUAN Semua korban mendapatkan pertolongan kesehatan secara
cepat, tepat serta mengurangi cacat dan kematian,
berdasarkan prioritas kegawatannya.
KEBIJAKAN Juklak SK Menkes No. 28/MenKes/SK/I/1995 tentang
Juklak Umum Penganggulangan Medik Korban Bencana
PROSEDUR PROSEDUR PELAKSANAAN :

1. Dokter jaga IGD menerima pemberitahuan melalui


telepon / kurir / Humas RSUD Jeumpa Hospital
bahwa ada terjadi di wilayah Bireuen
2. RSU Zainal Abidin Banda Aceh sebagai pusat
rujukan utama
3. Ka. Instalasi Gawat Darurat memerintahkan team
yang terdiri dari 1 orang dokter, 2 orang perawat dan
supir ambulance menuju kelokasi kejadian.
4. Instalasi Gawat Darurat mempersiapkan untuk
menanggulangi korban bencana yang dirujuk ke
RSUD Jeumpa Hospital Bireuen
5. Setibanya korban bencana di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Jeumpa Hospital Bireuen, maka
berlaku prosedur white code.
UNIT TERKAIT Seluruh unit yang ada di RSUD Jeumpa Hospital Bireuen
PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI
DALAM LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Prosedur penanggulangan kebakaran / bencana yang


terjadi di lingkungan RSUD Jeumpa Hospital Bireuen.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah - langkah cara
penanggulangan bencana kebakaran yang terjadi
dilingkungan RSUD Jeumpa Hospital Bireuen
KEBIJAKAN Tata cara penanggulangan bencana di RSUD Jeumpa
Hospital Bireuen
PERSIAPAN 1. Sirene, pengeras suara
2. Petugas regu P3K
PROSEDUR 1. Beritahu orang-orang dengan teriakan kebakaran /
bencana
2. Bunyikan sirene, kentongan dan pengeras suara
untuk diumumkan berulang – ulang
3. Laporkan ke coordinator Pemadam Kebakaran dan
kewaspadaan bencana
4. Mengumpulkan seluruh regu penanggulangan
kebakaran dan bencana
5. Memberikan pengarahan kepada semua regu perihal
tugas masing-masing
6. Regu menuju lokasi kebakaran / instruksi kepada
masing-masing regu untuk melaksanakan tugas
7. Memberikan perintah / instruksi kepada masing-
masing regu untuk melaksanakan
8. Regu pemadam kebakaran melakukan pemadaman
sesuai dengan perintah
9. Regu pengaman area melaksanakan pengamana area
10. Regu penyelamat personil melaksanakan
penyelamatan pasien, pegawai dan pengunjung yang
terjebak api / bencana
11. Regu pengaman dokumen melaksanakan
pengamanan dokumen / barang-barang material
milik Rumah Sakit / Pasien
12. Regu P3K melaksanakan Tugas P3K
13. Kebakaran dan Bencana berhasil diatasi /
dipadamkan, yakinlah sudah tidak ada api / bara
yang tinggal, selanjutnya kumpulkan APK dan alat
lainnya
14. Seluruh regu melaporkan hasil pelaksanaan tugas
kepada koordinator pemadam kebakaran / hansip
mengadakan pemeriksaan lokasi, penyusunan
dokumentasi dan inventarisasi sebab akibat
kebakaran / bencana dan membuat laporan kepada
Kepala Badan RSUD Jeumpa Hospital Bireuen

UNIT TERKAIT 1. Setiap petugas RSUD Jeumpa Hospital


2. Petugas Pemadam Kebakaran
3. Pasien / keluarga pasien
PENGAMBILAN SURAT
KETERANGAN KEMATIAN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Suatu tatacara pengambilan surat kematian pada pasien


yang opname di RSUD Jeumpa Hospital Bireuen dan telah
dinyatakan meninggal oleh dokter yang bertanggungjawab
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pengambilan
surat keterangan kematian
KEBIJAKAN Prosedur pengambilan surat keterangan kematian
PERSIAPAN 1. Rekam Medik
2. Registrasi surat keterangan kematian
3. Tanda tangan dokter yang menangani
PROSEDUR 1. Dokter menetapkan pasien telah meninggal dunia
2. Perawat membawa status pasien ke bagian
adminstrasi
3. Petugas administrasi mengisi formulir surat
keterangan kematian yang telah tersedia
4. Petugas adminstrasi / perawat menandatangani
surat tersebut kepada dokter yang menentukan
pasien tersebut sudah meninggal dunia
5. Petugas menyerahkan surat tersebut kepada
keluarga pasien yang telah dimasukkan dalam
amplop surat

UNIT TERKAIT 1. Dokter ruangan / IGD


2. Perawat Ruangan / IGD
3. Petugas administrasi
4. Keluarga pasien
PENANGANAN KASUS MENINGGAL
DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Kasus – kasus yang meninggal di IGD adalah pasien -


pasien yang sudah meninggal begitu sampai di IGD atau
pasien yang meninggal dalam penanganan di IGD
TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah prosedur penanganan
pasien meninggal di IGD
KEBIJAKAN Pasien meninggal di IGD harus dinyatakan oleh Dokter
PROSEDUR Keadaan ini dibagi dua bahagian :

A. Pasien diantar oleh orang tua atau keluarga.

a. Pasien dinyatakan DOA (Death On Arrival)


b. Pasien dinyatakan sudah meninggal oleh Dokter
Triase
c. Dokter membuat surat keterangan sudah
meninggal dan disertai dengan tanggal, jam
sampai di IGD
d. Pasien dikirim ke kamar jenazah

B. Pasien meninggal dalam penganan di IGD

a. Pasien dibawa keruang resusitasi


b. Dokter Triase melakukan resusitasi kardio-
pulmoner dengan cepat dan intensif
c. Dokter Triase menyatakan meninggal kalau
resusitasi tidak berhasil
d. Dokter Triase membuat surat kematian dengan
diagnose sebab kematian
e. Pasien dibawa kekamar jenazah

UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik


2. Standar Pelayanan Medis
3. Instalasi Kamar Jenazah
4. Bagian Keuangan
PROSEDUR TETAP
PENGURUSAN JENAZAH ORANG TAK DIKENAL
DAN JENAZAH GELANDANGAN / PENGEMIS
DI RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Jenazah orang tak dikenal adalah jenazah yang diterima


tanpa identitas yang jelas sampai kurun waktu 3 hari,
sedangkan jenazah gelandangan/pengemis merupakan
jenazah yang dapat diketahui sebagian identitasnya,
keberadaannya serta aktifitasnya di wilayah Kabupaten
Bireuen
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pengurusan
jenazah dengan kriteria tersebut diatas
KEBIJAKAN Setiap jenazah baik itu orang tak dikenal / gelandangan /
pengemis harus dirawat dan dilayani untuk pengurusan
lebih lanjut
PERSIAPAN 1. Buku Register Pencatatan Jenazah orang tak
dikenal / gelandangan,
2. Buku Rekam Medis Ruang IGD
3. Buku Laporan tentang Jenazah tersebut yang
ditujukan baik ke Bupati Bireuen, dinas sosial dan
ke Polres Bireuen
PROSEDUR 1. Petugas penerima jenazah mencatat kedalam buku
Register pencatatan Jenazah di Ruang IGD
2. Petugas menganalisa tentang identitas jenazah
apakah lengkap atau tidak
3. Petugas melakukan perawatan dan pelayanan
jenazah
4. Jika jenazah tersebut merupakan orang tak dikenal,
maka dibuatlah laporan ke Polres Bireuen untuk
ditindak lanjuti
5. Jika jenazah tersebut adalah gelandangan /
pengemis, maka dibuatlah laporan ke Bupati
Bireuen dan dinas sosial Kabupaten Bireuen untuk
ditindaklanjuti
6. Untuk mayat orang tak dikenal, jika sampai lebih 3
(tiga) hari, maka pihak rumah sakit dapat
mendesak / memohon kepada pihak Polres Bireuen
untuk segera dilakukan penguburan jenazah
7. Sedangkan untuk janazah gelandangan / pengemis,
maka pihak rumah sakit dapat memohon kepada
Bupati Bireuen - c/q. Dinas Sosial Kabupaten
Bireuen untuk dengan segera dilakukan penguburan
jenazah tersebut
8. Segala biaya yang ditimbulkan karena masalah
tersebut diatas biaya ditanggung oleh pihak Rumah
Sakit, pihak Dinas Sosial dan pihak Polres Bireuen

UNIT TERKAIT 1. Dokter dan Petugas IGD


2. Petugas Perawatan / pelayanan ruang jenazah
3. Petugas Rekam Medis
4. Bupati Bireuen
5. Dinas sosial Kabupaten Bireuen
6. Polres Bireuen
PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Visum et repertum adalah laporan tertulis dari seorang


dokter di IGD yang dibuat berdasarkan permintaan dari
Pihak Kepolisian
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pembuatan
Surat Visum et Repertum (VER)
KEBIJAKAN Visum et Repertum dikeluarkan oleh bagian VJEJl setelah
ditandatangani oleh Dokter yang memeriksa pasien
tersebut.
PROSEDUR 1. Pasien menyerahkan kepada petugas IGD surat
permintaan Visum et Repertum yang dikirimkan
oleh kepolisian yang ditandatangani sekurang-
kurangnya Letda Kepolisian
2. Dokter IGD mencatat pada status data-data pasien
dengan lengkap seperti: ukuran luka, penyebab
luka, tempat luka, dalamnya luka, sekaligus
membuat gambarnya distatus
3. Visum et Repertum dibuat dalam Bahasa Indonesia.
4. Visum et Repertum diketik oleh petugas Rumah
sakit (Bag. VER) kemudian ditanda tangani oleh
Dokter yang memeriksa pasien.
5. Visum et Repertum Jenazah dilakukan dikamar
mayat.
UNIT TERKAIT 1. Bagian Rekam Medik
2. Kepolisian RI
3. Bagian V.E.R
4. Bagian Keuangan
PELAYANAN PASIEN PESERTA
ASURANSI KESEHATAN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Peserta ASKES adalah peserta yang berstatus pegawai


negeri sipil / keluarga yang memiliki kartu ASURANSI
KESEHATAN
TUJUAN Sebagai panduan bagi para pasien dengan status PNS
kelas ruangan rawat inap sesuai dengan
golongan/kepangkatan
KEBIJAKAN PERSIAPAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan
pasien Askes
1. Kartu ASKES
2. Surat rujukan dari Puskesmas bila ada, bila darurat
memakai rujukan dari IGD
PROSEDUR 1. Setiap peserta ASKES berhak mendapat pelayanan
kesehatan IGD (sesuai dengan kepegawaian dan
jabatan)
2. Setiap peserta ASKES dalam keadaan gawat darurat
harus menunjukkan kartu tanda Peserta ASKES
3. Petugas IGD membuat surat rujukan IGD yang
ditandatangani pasien/keluarga sesuai dengan
tindakan yang diberikan
4. Apabila pasien/keluarga tidak dapat menunjukkan
kartu tanda peserta, dan apabila pasien rawat jalan,
pasien harus membayar biaya sesuai perda yang
berlaku tidak diberi resep ASKES dan apabila dalam
3x24 jam dapat kembali mengurus kartu tanda
peserta, uang/tarif pelayanan dikembalikan (biaya
obat tidak dapat dikembalikan)
5. Apabila malam hari peserta datang tidak membawa
kartu ASKES, maka pasien diberikan obat sekali
makan dan keesokan harinya pasien / keluarga
mengurusnya kembali ke bagian ICD, dan diberikan
resep ASKES bila perlu
6. Bila pasien rawat inap harus diantar keruang rawat
inap dan bila dalam 3x24 jam tidak dapat mengurus
kartu PHB dan rujukan, biaya IGD dibayar sesuai
dengan perda yang berlaku
7. Peserta ASKES sukarela sama seperti ASKES wajib
8. Pada anak berusia 21-25 tahun, selain persyaratan
tersebut, juga diharuskan menyerahkan kartu
pelajar / mahasiswa yang masih berlaku dan
memfotocopynya
9. Hak mendapatkan pelayanan perawatan peserta
wajib PHB :
 Gol. I dan II Kelas III
 Gol. III Kelas II
 Gol. IV Kelas I
Untuk anggota veteran kelas II, ASKES sukarela
sesuai dengan kelas tertera pada kartunya
10. Apabila peserta PHB / Sukarela veteran
menginginkan ruangan yang lebih tinggi dari
kelasnya, maka wajib menambah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

UNIT TERKAIT 1. Tertugas IGD


2. ASKES
PROSEDUR PEMEERIAN OBAT SECARA TEPAT DAN
BENAR SESUAI DENGAN PRINSIP 6T + 1W

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Suatu kegiatan yang diberikan secara oral / parenteral


sesuai program pengobatan dengan prinsip 6T + 1W
TUJUAN  Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap
tindakan Malpraktik
 Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program
therapy
 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
petugas dalam penerapan prinsip 6T + 1W
 Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga
terhadap perawat
KEBIJAKAN Pengecekan terhadap penggunaan dan konsumsi obat
sebagai salah satu peran perawat, perlu dilakukan dalam
suatu pola atau alur yang sistematis sehingga resiko
kerugian baik secara material maupun secara non material
dapat di eliminasi.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan ;
1. Informed consent pengelolaan obat
2. Format pemberian obat oral dan injeksi
3. Format serah terima obat
4. Kotak obat dan lemari obat

Instruksi Kerja :
Penerimaan Obat
1. Pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat
2. Penanggungjawab pengelolaan obat adalah kepala
ruangan yang secara operasional dapat
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk
3. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada
keluarga dan obat yang telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat dengan menuliskan
dilembar serah terima obat.
4. Perawat menuliskan nama pasien, No Reg, jenis
obat. Jumlah obat dalam format serah terima dan
ditanda tangani oleh keluarga atau pasien.
Selanjutnya keluarga atau pasien mendapatkan
penjelasan tentang 6T+1w (Tepat pasien, Tepat obat,
Tepat dosis, Tepat cara, Tepat waktu, Tepat
pendokumentasian dan Waspada & aksi obat).
5. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan
oleh perawat dalam kotak obat

Pembagian / Pemberian obat


6. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin
dalam format pemberian obat
7. Obat yang telah disimpan diberikan oleh perawat
kepada pasien dengan terlebih dahulu dicocokkan
dengan therapy yang di instruksikan dokter pada les
pasien.
8. Pada saat pemberian obat, perawat atau bidan
mencocokkan kembali nama pasien, obat, dosis, cara
waktu, reaksi alergi serta pendokumentasian yang
tepat dan benar.

UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat


2. Kamar Operasi
3. ICU
4. Semua Ruang Rawat Inap
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT PER NGT

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien Kepala


Sesuai dengan program pengobatan yang tetah ditentukan
secara tepat dan benar melalui selang penduga lambung
(maag slang).
TUJUAN - Membantu mengurangi rasa nyeri
- Membantu menegakkan diagnose
- Memberikan kesenangan dan rasa puas dalam diri
pasien
KEBIJAKAN Melakukan pemasangan NGT sesuai dengan kebutuhan
dan sesuai dengan program dokter.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
- Meja atau baki / bengkok
- Obat - obatan yang diperlukan dalam tempatnya
- Gelas obat
- Sendok obat
- Gelas ukuran / spuit 50 cc
- Air minum dalam tempatnya
- Lap meja atau tissue bila mungkin disediakan
- Buku catatan dan kartu
- Kartu obat yang mencantumkan secara lengkap
6T+IW (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
cara, tepat waktu, waspada terhadap reaksi)
# Bentuk dan macam obat yang dapat diberikan melalui
selang penduga lambung (Maag slang)
# Obat cair yang terdiri dari :
- Larutan
- Suspensi
- Emulsi
# Obat padat yang terdiri dari :
 Tablet
 Puyer
 Pil
 Kapsul
Instruksi kerja
 Perawat cuci taman
# Pasien disiapkan dalam posisi semi Fowler
 Bersihkan ujung selang penduga lambung
 Menyiapkan obat yang akan diberikan. Baca ulang
seperti pemberian obat. Jika obat yang diberikan
dalam bentuk tablet / kapsul, obat terlebih dahulu
dihaluskan dalam bentuk serbuk/puyer
 Campur obat dengan air secukupnya kedalam gelas
obat, pastikan tercampur secara merata.
 Siapkan corong atau spuit 50 cc kedalam pangkalan
selang penduga lambung
 Masukan obat yang lebih dicampur air ladika dalam
corong, bila cairan tidak mengalir secara lancar, posisi
pipa harus ditinggikan.
 Setelah obat habis selang dibilas dengan air pastikan
sisa obat dalam selang telah masuk semua kemudian
selang segera ditutup kembali.
 Alat-alat yang digunakan dibereskan dibersihkan dan
dikembalikan ketempat semula. Perawat mencuci
tangan
 Bila terjadi reaksi pada saat dan setelah pemberian
obat harus segera dilaporkan kepada
penanggungjawab ruangan atau dokter yang
bersangkutan dan pemberian obat segera dihentikan.
UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat
2. ICU
3. Ruang Perawatan

TEKHNIK ASEPTIK PENYIMPANAN ALAT-ALAT YANG


TELAH DISTERILISASI DAN DTT

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Penyimpanan instrument dengan benar untuk


menghindari terjadi infeksi dan kontaminasi
TUJUAN Supaya untuk menghindari dari debu dan mencegah
terjadinya infeksi
KEBIJAKAN Pencegahan infeksi dan menjaga kesterilan alat-alat
instrument (PI)
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Tempat Instrumen
2. Korentang
3. Partus set
4. Curetset
5. Kain pembungkus

Instruksi Kerja :
1. Semua instrument yang sudah dipakai, direndam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
2. Setelah itu dicuci dengan deterjen dan disikat
3. Bilas dengan air bersih atau air mengalir
4. Keringkan dengan udara atau dengan handuk
5. Masukkan kedalam autoklaf pada suhu 121° selama
20 menit
6. Setelah steril, pindahkan ketempat bak instrumen
dengan menggunakan korentang
7. Setelah Itu bubuhi tanggal dan rotasikan suplai
tersebut. Proses ini berfungsi sebagai peringatan,
tetapi tidak dijamin sterisasikan paket tersebut.
UNIT TERKAIT 1. Kamar Operasi
2. ICU
3. Ruang Rawat Inap
4. Poliklinik
STERILISASI INSTRUMEN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Sterilisasi adalah Membunuh semua organisme termasuk


bakteri endospora.
TUJUAN  Agar tidak terjadi penyebaran mikro organisme
 Mencegah terjadinya penyebaran mikro organisme
dari instrumen kepada pasien
KEBIJAKAN Setiap alat instrument yang akan digunakan terlebih
dahulu harus disterilkan dan dalam keadaan siap pakai
sesuai dengan kebutuhan.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Alat-alat instrument
2. Larutan Clorine 0,5%
3. Rinso
4. Autoclave (Oven)
5. Kain lap bersih
6. Kain lap pembungkus instrumen

Instruksi Kerja :
1. Siapkan larutan clorine 0,5% dalam wadah tertutup
2. Setelah selesai tindakan wadah berisi larutan clorine
0,5% dimasukkan instrumen yang telah selesai
dipakai
3. Intrumen dibawa kembali ketempat cuci alat
intrumen dan direndam selama 10 menit dalam
larutan clorine 0,5%
4. Buang larutan clorine 0,5% lalu cuci alat instrument
pakai rinso
5. Bilas dengan air bersih
6. Keringkan instrument dengan kain lap bersih
7. Bungkus dengan kain lap pembungkus instrument
dan diberi tanggal
8. Masukkan dalam auto clave (oven)
9. Atur suhu oven 170 cc hingga dalam batas waktu 60
menit
10. Setelah stent masukkan ketempat masing-masing
dan disusun dengan rapi pada tempatnya

UNIT TERKAIT 1. Semua Ruang Rawat Inap


2. Kamar Operasi
3. ICU
4. Poliklinik
MENCUCI TANGAN DENGAN LARUTAN BERBAHAN
DASAR ALKOHOL (HANDSCRUB ANTI SEPTIK)

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Hand scrub anti septic dapat menggantikan proses cuci


tangan dengan sabun dan air sebagai prosedur utama
untuk meningkatkan kepatuhan untuk menjaga
kebersihan tangan
TUJUAN Menghilangkan kotoran dan debu serta mengurangi baik
flora sementara maupun tetap
KEBIJAKAN Dilakukan untuk mencegah infeksi nasokomial dan
dilakukan sesuai prosedur
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Hand scrub anti septik

Instruksi Kerja :
1. Tuangkan larutan ke telapak tangan secukupnya.
2. Gosokkan kedua Telapak tangan
3. Gosok punggung dan sela - sela jari dengan tangan
kanan dan sebaliknya
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela - sela jari
UNIT TERKAIT 1. Semua Petugas Ruang Perawatan
2. Semua Petugas Poliklinik
3. Dokter
4. Cleaning Service
PENCEGAHAN INFEKSI PADA TINDAKAN SUCTION

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pencegahan infeksi pada tindakan suction adalah suatu


tindakan pencegahan infeksi sebelum dan selama
melakukan tindakan suction
TUJUAN Meminimalkan kontaminasi silang sewaktu melakukan
suction
KEBIJAKAN Pencegahan infeksi Rumah Sakit ( PI )
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Anti septic
2. Sarung tanggan DTT
3. Masker
4. Tempat limbah infeksius
5. Larutan disinfektan
6. Handuk kering

Istruksi Kerja :
1. Membaca Basmillah;
2. Cuci tangan dengan menggunakan anti septic
3. Keringkan dengan menggunakan handuk kering
4. Pakai sarung tangan DTT dan masker
5. Lakukan penghisapan / suction kepada pasien
6. Bekas kateter penghisap dibersihkan, didesinfeksi
dengan mendidihkan atau menguap
7. Lepas sarung tangan
8. Masukkan bekas sarung tangan kedalam tampat
limbah infeksius
9. Cuci tangan dengan menggunakan anti septic
10. Keringkan dengan menggunakan handuk kering
11. Membaca Hamdallah

UNIT TERKAIT 1. Kamar Operasi


2. ICU
3. Ruang Rawat Inap
PROSEDUR PENGGUNAAN BED SIDE MONITOR

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pemasangan alat – alat monitor tanda - tanda vital dengan


menggunakan sebuah alat yang dipasang disamping
tempat tidur pasien.
TUJUAN Untuk melakukan monitoring secara terus menerus secara
invasive Spt ; NIBP. ECG 3 lead, Sp02, Temp, terhadap
pasien-pasien yang membutuhkan pantauan kontinue.
Sehingga setiap ada perubahan dari TTV tersebut dapat
diketahui secara cepat dan pasien mendapat penanganan
dengan cepat.
KEBIJAKAN Bedside monitor hanya digunakan untuk melakukan
pengawasan secara ketat terhadap pasien tetentu, dalam
hal pengawasan tanda-tanda.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan
1. Monitor Set
- Kabel untuk listrik
- Kabel untuk NIBP
- Kabel untuk temperature
- Kabel untuk ECG monitor, yang diberi tanda
warna
- Kabel untuk Sp02
2. Plat elektroda
- chest elektroda yang telah tersedia dengan jelli
yang masih baik
3. Kapas / kassa

Intruksi Kerja
1. Mencuci tangan
2. Membaca Basmallah
3. Pasien diberitahu tujuan pemasangan
4. Perhiasan yang terbuat dari logam sebaiknya dilepas
5. Alat monitor disiapkan dan dekatkan disamping
pasien
6. Bersihkan lokasi penempatan Chest electrode
7. Lokasi pemasangan Elu
a. Elektroleextremitas
o Merah (RA) tangan kanan / bahu kanan
o Kuning (LA) tangan kiri / bahu kiri
o Hijau (LF) kaki kiri / pinggang kiri
8. Manset dipasang dilengan atas pasien sebelah kiri
atau kanan
9. Temperatur dapat ditempatkan pada daerah axila
10. Sensor Sp02 dapat ditempatkan diujung jari
telunjuk atau jari tengah posisi lampu sensor diatas
punggung ujung jari
11. Periksa tegangan listrik yang digunakan sesuai atau
tidak dengan alat
12. Tekan tombol ON/OFF pada monitor sedikit agak
lama tunggu system monitor bekerja
13. Atur tombol menu sesuai dengan yang dibutuhkan
- Untuk monitor setup pada menu Biomed atau
pada angka 375 untuk masuk pada menu
selanjutnya. (khusus monitor DRAGER)
- Untuk kembali pada awal tekan tombol menu
kembali atau Exit pada layar main menu.
- Untuk mengukur tekanan darah tekan tombol
NBP start atau stop
- Untuk menonaktifkan alaram tekan tombol alarm
silence
- Untuk menghilangkan program main menu pada
layar monitor tekan tombol
14. Monitor harus selalu dalam keadaan Stand-by
dengan baterai penyimpanan arus harus selalu terisi
penuh
15. Setelah melakukan monitoring pasien diberitahu dan
alat yang terdiri dari kabel dan lainnya dirapikan,
dibersihkan dan disimpan pada tempatnya agar
mudah dipergunakan kembali.

UNIT TERKAIT 1. ICU


2. Unit Gawat Darurat
3. Kamar Operasi
MEMBERSIHKAN LANTAI

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Membersihkan lantai adalah menghilangkan kotoran debu-


debu dan noda - noda yang ada dilantai dengan
mengunakan larutan disinfektan untuk meminimalkan
resiko infeksi.
TUJUAN - Mengurangi jumlah mikro organisme yang dapat
menulari pasien, staf dan pengunjung.
- Mengupayakan lingkungan yang bersih dan
menyenangkan untuk pasien dan staf.
KEBIJAKAN Dilakukan secara berkala dan juga sewaktu - waktu bila
diperlukan mendadak sesuai dengan prosedur dan
keperluan.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan:
1. Kain pel (2 buah)
2. Ember (2 buah)
- Ember berisi larutan klorin 0,5% (Bayclin)
- Ember berisi air bersih

Instruksi Kerja :
1. Baca Basmallah
2. Memberitahu kepada pasien dan keluarga
3. Memasang tanda peringatan / tanda melarang
melintas
4. Kain pel dimasukkan kedalam larutan klorin lalu
diperas, jangan terlalu kering
5. Mulailah mengepel dari sudut lalu kebagian tengah
6. Kain pel dibersihkan dalam ember bersih, lalu
dimasukkan kedalam larutan klorin, diperas,
kemudian dipakai lagi
7. Jika larutan klorin kelihatan kotor harus diganti
8. Setelah selesai semua alat-alat dibersihkan lalu
dijemur
9. Setelah lantai kering tanda peringatan diambil
10. Petugas mencuci tangan.

UNIT TERKAIT 1. IPS – LS


2. Cleaning Service
PEMERIKSAAN URINE RUTIN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan penyaring


dengan bahan urin untuk mengetahui fungsi organ
saluran kencing.
TUJUAN Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan-kelainan pada
urine baik yang bersifat organik/anorganik dalam saluran
kencing.
KEBIJAKAN Pemeriksaan urine digunakan sebagai tes penyaring.
PROSEDUR Persiapan :
1. Personalia : Analis
2. Alat
- Tabung centrifuge
- Centrifuge
- Obyek glass, deck glass
- Mikroskop
3. Reagen :
- Comburstiks

Cara Kerja
A. Makroskopis :
1. Diamati adanya warna dari kejernihan urine.
2. Reagenstik dicelupkan kedalam urine, tunggu
beberapa menit dan sesuaikan standar warna pada
tabung combur menurut parameter yang ada.
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Protein adalah suatu kumpulan asam amino esensial yang


berperan dalam semua proses metabolisme
TUJUAN Untuk mengetahui kadar protein total dalam pemeriksaan
sample darah.
KEBIJAKAN Nilai normal : Protein total : 6,6 - 8,7 gr/dl
PROSEDUR Persiapan :
1. Personalia : Analis
2. Alat :
- Klinipet
- Fotometer
- Tabung reaksi
- Rak tabung
- Centrifuge
3. Reagen : Kit protein total. [IU Dl AG]

Cara Kerja:
A. Pembuatan reagen kerja ;
Reagen siap pakai.
B. Cara Kerja :
1. Siapkan 3 tabung reaksi (tb. blangko. tb.
standar, tb. sample).
2. Masukan kedalam tabung reaksi masing-masing
1.000 p1 reagen kerja.
3. Tambahkan 10ul. Aqua pada tabung blangko,
campur dengan baik.
4. Tambahkan 10p1 reagen standar pada tabung
standar, campur dengan baik.
5. Tambahkan 10p1 sample pada tabung sample,
campur dengan baik.
6. Diamkan pada suhu karhar selama 15 menit.
7. Dibaca dengan fotometer program endpoint
panjang gelombang 546.
8. Catat hasil samplenya dengan satuan gram/dl.
PEMERIKSAAN ALBUMIN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Albumin adalah salah satu fraksi dan protein dengan berat
molekul paling rendah dan berperan utama dalam
pemeliharaan tekanan osmotic dalam darah.
TUJUAN Untuk mengetahui kadar albumin dalam pemeriksaan
sample darah.
KEBIJAKAN Nilai normal : 3,5 - 5,3 gr/dl
PROSEDUR Persiapan :
1. Personalia : Analis
2. Alat :
a. Klinipet
b. Fotometer
c. Tabung reaksi
d. Rak tabung
e. Centifuge
3. Reagen: Kit albumin [Biosystim,COD11547]

A. Pembuatan reagen kerja :


Reagen kerja siap pakai.
B. Cara Kerja :
1. Siapkan 3 tabung reaksi (tb.blangko, tb.standar,
tb.sample).
2. Masukkan kedalam tabung reaksi masing-masing
2.000 reagen kerja.
3. Tambahkan 30 jj1 reagen standar pada tabung
standar, campur dengan baik.
4. Tambahkan 30 sample pada tabung sample,
campur dengan baik.
5. Diamkan 1 menit pada suhu kamar.
6. Dibaca dengan fotometer pada program end point
dengan panjang gelombang 578 nm.
7. Catat hasil samplenya dengan satuan gram/dl.
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Golongan darah adatah pengelompokan jenis darah


berdasarkan antigen yang terdapat dalam eritrosit.
TUJUAN Untuk mengetahui jenis golongan darah dalam
pemeriksaan sample darah
KEBIJAKAN Eritrosit dengan antigen A : Gol. Darah A
Eritrosit dengan antigen B : Gol. Darah B
Eritrosit dengan antigen AB : Gol. Darah AB
Eritrosit tidak ada antigen AB : Gol. Darah O
PROSEDUR Persiapan :
1. Personalia : Analis
2. Alat :
- Obyekglass
- Pengaduk
3. Reagen :
- Anti – A
- Anti – B
- Larutan Kontrol

Cara Kerja :
1. Diteteskan secara terpisah pada obyek glass anti - A,
anti – B dan larutan kontrol.
2. Tambahkan masing-masing satu tetes sample darah
3. Campur masing-masing dengan menggunakan
pengaduk
4. Amati terjadinya aglutinasi
5. Catat hasil pemeriksaan sebagai golongan darah

1. Interpretasi Hasil:

Golongan Anti - A Anti – B Anti – A -


B
A + - +
B - + +
AB + + +
O - - -

Catatan :
 + = Aglutinasi
 - = Tidak aglutinasi
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
(Cyanmeth)

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Hemoglobin adalah suatu protein yang memberikan


pigmen pada eritrosit, dengan tugas utama adalah
transport O2 dari paru-paru ke jaringan dan transfer CO2
dari jaringan ke paru - paru dan membantu sebagai
system buffer dalam darah.
TUJUAN Untuk mengetahui kadar haemoglobin dalam pemeriksaan
sampel darah
KEBIJAKAN Kadar haemoglobin rendah : anemia
Kadar haemoglobin tinggi : polisitemia
Nilai normal :
Pria : 13 – 16 gr/dl
Wanita : 12 – 14 gr/dl
PROSEDUR Persiapan :

1. Personalia : Analis
2. Alat :
- Pipet hemoglobin/micropipette 20 ul
- Pipet volume 5,0 ml
- Tabung reaksi
- Rotameter
3. Reagen : Larutan Drabkin

Cara Kerja :
1. Masukkan dalam tabung reaksi 5,0 ml larutan
drabkin
2. Tambahkan 20p1 sample, campur dengan baik,
tunggu 3-5 menit
3. Baca absorbance sample terhadap blangko aquades
4. Pembacaan pada fotometer dengan factor 36,77 pada
panjang gelombang 546 nm
5. Catat hasil samplenya dengan satuan gram
PROSEDUR PEMERIKSAAN LEHER

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pemeriksaan leher adalah untuk mengetahui adanya


kelainan yang terdapat dileher
TUJUAN - Menentukan struktur integritas leher
- Mengetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan
- Memeriksa system limfatik
KEBIJAKAN Dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan yang
terdapat dileher.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Stetoskop

Instruksi Kerja :
1. Beritahu pasien secara ramah
2. Atur posisi duduk atau berdiri
3. Lepaskan benda apapun yang menutup leher
4. Amati bentuk leher, warna kulit, pembengkakan,
benjol atau massa
5. Palpasi kelenjar tiroid dengan cara meletakkan
tangan pada leher pasien. Palpasifosa suprasternal
dengan jari telunjuk dan jari tengah serta anjurkan
pasien untuk menelan agar memudahkan palpasi
6. Jika teraba kelenjar tiroid, pastikan bentuk, ukuran,
konsistensi dan permukaannya
7. Catat hasil pemeriksaan
UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat
2. Kamar Operasi
3. ICU
4. Ruang Rawat Inap
5. Ruang Rawat Jalan
PROSEDUR MENGELUARKAN FECES SECARA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PROSEDUR
15. Keluarkan feces dan letakkan feces ke pispot
16. Sebelum mulai memasukkan jari lagi, kaji tanda-tanda
kelelahan
17. Bersihkan daerah perianal dengan tissue
18. Lepaskansarungtangan
19. Gunakan waslap untuk membersihkan daerah perianal
dengan air sabun
20. Bilas dengan air bersih
21. Keringkan dengan handuk
22. Lepas alas bokong
23. Kenakan kembali pakaian pasien
24. Angkat selimut mandi sambil menarik selimut pasien
keatas
25. Ganti linenjika kotor
26. Rapikan pasien
27. Buka sampiran dan buka jendela
28. Bersihkan pispot
29. Cuci tangan dan baca Hamdallah
30. Dokumentasikan warna bau dan konsistensifeces
UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat
2. Semua Ruang Rawat Inap
PEMASANGAN NEBULASl DENGAN OKSIGEN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pelembab yang membentuk microsol, kabut butir-butir


kecil air (garis tegah riya 5-10 micro )
TUJUAN - Untuk mengeluarkan secret dengan jalan
memancarkan butir-butir air melalui jalan nafas.
- Untuk pemberian obat-obatan aerosol
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan gangguan pola nafas
karena penumpukan secret dan atau penyempitan saluran
nafas.
PROSEDUR Peralatan dan bahan :
1. Setnebulizer
2. Obat-obatan untuk terapi aerosol bila diperlukan
3. Stetoscop
4. Aquadest
5. Selang 02
6. Masker transparan
7. Bengkok
8. Tissue
9. Handscoon

Intruksi Kerja :
1. Pasien diberitahu tentang tindakan akan dilakukan
2. Atur posisi pasien duduk / setegah duduk
3. Alat-alat didekatkan pada pasien
4. Hubungkan nebulizer dengan 02
5. Nebulizer disambungkan ke listrik
6. Aktifkan nebulizer dengan memutar tombol ON
7. Dengar suara nafas dengan stetoscop
8. Pasangkan masker transparan menutupi hidung dan
mulut pasien
9. Waktu dan kelembaban diset sesuai dengan indikasi
10. Pasien dianjurkan nafas panjang dan menghisap
udara yang keluar
11. Pengisapan dilakukan dengan cara hirup udara
melalui hidung tahan sebentar dan dikeluarkan
melalui mulut.
12. Setelah waktu yang diset selesai, nebulizer di stop
13. Lakukan clupping untuk mempermudah
mengeluarkan secret
14. Dengar suara nafas
15. Apabila masih terdengar suar aronchi, dapat diulang
lagi
16. Mulut pasien dibersihkan dengan tissue
17. Alat - alat dirapikan

UNIT TERKAIT 1. ICU


2. Ruang Paru
PENANGANAN PASIEN SHOCK DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Shock adalah gangguan perfusi organ dan oksigenisasi


jaringan.
TUJUAN Intruksi ini digunakan sebagai acuan untuk menangani
pasien shock di unit gawat darurat.
KEBIJAKAN 1. Dalam menangani pasien shock harus dapat
mengenali adanya shock itu sendiri melalui tanda-
tanda klinis yang terjadi.
2. Semua petugasyangmenangani pasien shock harus
memakai alat pelindung did dengan cara-cara yang
sesuai dengan standar yang bertaku.
PROSEDUR Peralatan dan pahan:
1. Oksigen
2. Peralatan infus (abocat, infuset, cairan infus)
3. Papan shock

Instruksi Kerja :
1. Siapkan alat – alat
2. Baca Basmallah
3. Cuci tangan dengan menggunakan anti septic
4. Ucapkan salam kepada pasien
5. Jelaskan pada pasien/keluarga tentang tindakan
apa yang akan dilakukan
6. Bebaskan jalan nafas (pertahankan jalan nafas)
7. Berikan oksigen
8. Raba artoriradialis
9. Beri posisi shock
10. PasangInfus
11. Observasi keadaan umum pasien terus
12. Bereskan alat – alat
13. Cuci tangan
14. Ucapkan Hamdallah

UNIT TERKAIT 1. Kamar operasi


2. ICU
3. Ruang Perawatan
PEWANGANAN PASIEN SHOCK DENGAN DC SHOCK DI
IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Memberikan Kejutan Listrik / arus searah (DC-Shock)


yang melewati otot jantung (Miocardium) sehingga terjadi
depolarisasi serentak pada seluruh/sebagian otot jantung.
TUJUAN - Diharapkan setetah memberikan DC-Shock pacemaker
normal akan kembali mengendalikannya.
- Dilakukan pada pasien yang mengalami henti jantung
KEBIJAKAN Sebagai upaya terakhir dalam memberikan pertolongan
kepada pasien henti jantung sesuai prosedur
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :

1. Mesin defibrillator yang terdiri dari tiga kabel :


a. Kabel untuk listrik
b. Kabel untuk penempatan chest electrode
c. Kabel pedal untuk memberikan elektrode
2. Set Selector Elektrode
3. Jelly

Intruksi Kerja :

1. Pengguna harus telah pernah mengikuti pelatihan


ACLS atau Pelatihan lain tentang cara pengguna DC-
Shock
2. Hidupkan defibrillator pada tombol yang bertuliskan
angka 1 ( langkah pertama )
3. Tempelkan chestelektrode pada dada untuk
memonitor gambaran jantung dengan tepat (RA =
Dada Kanan), (LA = Dada Kiri), (LL = Pinggang Kiri)
4. Set Selektrode / Pilih Lead yang akan dimonitor
5. Tentukan pemberian energy secara singkron atau
asinegkron
6. Olesi Pedel dengan Jelly
7. Letakkan Pedel pada Apeks dan Sternum
8. Lihat tampilan EKG pada layar monitor VFIVT
9. Pilih energy yang akan diberikan
10. Beri peringatan pada anggota tim bahwa energy
akan diisi
11. Tekan tombol "Charge" yang bertuliskan angka 2
(Langkah kedua) pada pedalapeks (tangan kanan)
jika tersedia atau langsung pada a (atdefibrilator).
12. Jika energy sudah terisi penuh beri peringatan
kembali dengan suara yang jelas dan keras setiap
kali sebelum melakukan shock "Saya akan
melakukan Shock pada hitungan ke tiga (3)

- Satu "Saya bebas" (yakinkan pasien tidak


menyentuh besi tempat tidur dan orang lain yang
menyentuh pasien, tempat tidur dan alat)
- Dua "Anda Bebas" Yakinkan anda tidak
menyentuh pasien, tempat tidur dan alat lainnya)
- Tiga "Semua orang bebas" (Yakinkan sekeliling
anda aman).

13. Beri tekanan lebih kurang 10 kg pada kedua pedel


secara bersama.
14. Berikan shock pada tombol yang bertuliskan angka
3 ( Langkah ketiga )
15. Lihat monitor jika VF/VT masih tetap segera isi
kembali energi, raba nadi Jika ada perobahan
gambaran EKG dilayar monitor, misalnya ada
electrode yang lepas atau letak pedel yang salah.
16. Ulangi dari langkah 11 seperti diatas
17. Setelah alat dipergunakan, bersihkan, rapikan
kembali dan letakkan pada tempat semula agar
mudah untuk penggunaan selanjunya.

UNIT TERKAIT 1. ICU


2. Ruang Perawatan
PROSEDUR PEMERIKSAAN KEPALA

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pemeriksaan kepala adalah untuk mengetahui adanya


kelainan yang terdapat di kepala
TUJUAN - Mengetahui bentuk dan fungsi kepala
- Mengetahui kelainan yang terdapat di kepala
KEBIJAKAN Dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan klinis.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Lampu
2. Sarung tangan jika terdapat luka

Instruksi Kerja :
1. Beritahu pasien secara ramah
2. Atur posisi pasien duduk atau berdiri
3. Lepaskan penutup kepala, kacamata, dll
4. Lakukan inspeksi dengan mengamati bentuk kepala,
kesimetrisan dan keadaan kulit kepala.
5. Lakukan palpasi dengan gerakan memutar. Yang
lembut menggunakan menggunakan ujung jari,
lakukan mulai dari depan turun kebawah melalui
garis tengah kemudian palpasi setiap sudut garis
kepala.
6. Rasakan apakah terdapat benjolan atau massa,
pembengkakan, dan nyeri tekan. Jika hal itu
ditemukan, perhatikan beberapa besarnya,
bagaimana konsistensinya dan dimana
kedudukannya.
7. Catat hasil pemeriksaan

UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat


2. Kamar Operasi
3. ICU
4. Ruang Rawat Inap
5. Ruang Rawat Jalan
PEMASANGAN EKG

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN - Suatu alat untuk mengetahui irama jantung


- Pemasangan EKG harus dilakukan sesuai dengan
prosedur pelayanan intensif yang ditetapkan sebagai
pedoman kerja bagi staf di unit pelayanan intensif.
TUJUAN Untuk mengetahui adanya kelainan jantung
KEBIJAKAN PemasanganEKGharusdilakukansesuaidengan prosedur
pelayanan intensif yangditetapkansebagaipedoman kerja
bagi staf di unit pelayanan intensif.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Mesin EKG dilengkapi dengan 3 kabel sbb :
- Satu kabel untuk listrik
- Satu kabel untuk glaund
- Satu kabel untuk penderita yang terdiri dari 6
kabel
2. Platelektroda yaitu :
- Elektroda ekstermitas yang di ikat dengan ban
pengikat khusus
- Elektroda yang dilengkapi dengan balon pengisap
3. Jelly untuk penghantar listrik
4. Kertas EKG

Instruksi Kerja :
1. Baca Basmallah
2. Siapkan alat
3. Cuci tangan
4. Beritahu penderita / keluarga bahwa akan
dilakukan perekaman jantung
5. Anjurkan penderita/keluarga untuk membuka
pakaian dan perhiasan
6. Penderita diminta untuk berbaring

Cara menempatkan electroda :


- Elektroda ekstermitas dipasang pada pergelangan
tangan kanan dan kiri searah dengan telapak tangan
yang sudah diberi jelly
- Pada ekstermitas bawah pada pergelangan kaki
kiri/kanan sebelah dalam
 Warna putih : lengan kanan
 Warna hitam : lengan kiri
 Warna hijau : kaki kanan
 Warna merah : kaki kiri

7. Elektroda sandapan unupolarperikardial dipasang


pada :
- Sela Iga ke 4 pada garis sternal kanan : V1
- Sela Iga ke 4 pada garis sternal kanan : V1
- Terletak diantara V2 dan V4 adalah : V3
- Ruang iga ke 5 pada garis tengah klavikula : V4
- Garis aksila tengah sejajar dengan V4 : V5
- Garis aksila tengah sejajar dengan V4 : V6
- Pada umumnya perekaman hanya 12 lead yaitu :
Lead I, II, III, AVR, AFV, V1, V2, V3, V4, V5, V6

8. Hidupkan mesin EKG dan tunggu untuk pemanasan


9. Periksa kembali kalibrasi EKG antara lain :
 Kalibrasi Im volt
 Kecepatan 25 m/detik
10. Lakukan kalibrasi 3x dengan menekan tombol
ON/start dan setelah itu bergerak
11. Pindahkan lead selectan
12. Setelah selesai tulis pencatatan :
 Nama penderita
 Umur
 Jenis kelamin
 Tanggal / jam pembuatan rekaman
 Tulis nama ruangan
 Tulis disudut kiri bawah nama sipembuat
rekaman
 Rapikan alat-alat EKG kembali
 Cuci tangan setelah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT 1. ICU


2. Ruang Perawatan
3. Poliklinik Penyakit Dalam
TEKHNIK ASEPTIK PADA PEMASANGAN KATETER
WANITA

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Tekhnik Aseptik pada pesangan kateter wanita adalah


pemasangan selang melalui uretra wanita
TUJUAN Untuk mencegah infeksi pada saat mengosongkan
kandung kemih
KEBIJAKAN Mencegah terjadinya infeksinasokomial dan pada pasien.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Kateter yang steril sesuai ukuran
2. Pasang sarung tangan steril
3. Spuit 10 cc yang telah didesinfeksi tingkat
tinggi/steril
4. Air matang / aquades didalam wadahnya
5. Larutan anti septic povi-idoniodine 10%
6. Jelly
7. Kassa steril
8. Urinebag

Istruksi Kerja :
1. Memberitahu pasien
2. Mencuci tangan dengan air yang mengalir,
menempatkan pasien pada posisi terlentang
dengan membuka labia
3. Memakai sarung tangan pada kedua tangan
4. Membersihkan bagian uretra dan bagian labia
dengan hati-hati
5. Pegang labia terpisah tangan kiri dan bersih daerah
uretra sebanyak 2x dengan larutan
6. Masukkan kateter dengan hati – hati yang sudah
diolesi dengan jelly, kira-kira 5 – 8 cm
7. Setelah urine keluar dan hubungkan kateter
ketabung pengumpulan urine
8. Lalu masuk air aquades melalui spuit ± 15 cc
kedalam kateter
9. Tarik kateter lurus biarkan keluar dengan periahan
kedalam pengumpulan kemudian di cabut kateter
10. Sebagai alternatif, jika kateter lurus akan
digunakan lagi, taruh pada larutan klorin 0,5% dan
rendam selama 10 menit untuk didekontaminasi
11. Lepaskan sarung tangan dengan cara dibalikkan
dan dibuang ke tempat limbah infeksius
12. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
dan keringkan

UNIT TERKAIT 1. Kamar Operasi


2. ICU
3. Ruang Rawat Inap
PROSEDUR KATETERISASI URINE PADA PRIA

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Kateterisasi adalah memasukkan selang karet atau plastic


melalui uretra kedalam kandung kemih
TUJUAN  Menghilangkan dis.ltnsi Kandung kenih
 Mengosongkan kandung Kemih dari urine
KEBIJAKAN Mengosongkan vesikaurinaria dengan menggunakan
selang sebagai upaya memenuhi kebutuhan eliminasi
pasien.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Sarung tangan steril
2. Pelumas (jelly)
3. Larutan pembersih anti septic
4. kapas/Kassa
5. Pinset
6. Kateter
7. urinebag/wadah urine
8. Spuit yang telah berisi aquades
9. Perlak pengalas
10. Plester

Instruksi Kerja :
1. Beritahu pasien secara ramah
2. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Cuci tangan
4. Tempatkan perlak pengalas
5. Gunakan sarung tangan
6. Ambil kapas atau kassa dengan larutan anti septik,
lalu bersihkan disekitar meatus urethra dengan
gerakan melingkar
7. Oleskan pelumas pada dasar ujung kateter
8. Angkat penis pada posis tegak dan minta pasien
untuk menghindari mengejang dengan cara menarik
nafas dalam dan dengan perlahan masukkan kateter
melalui meatus.
9. Jika di instruksikan pasang kateter menetap,
kembangkan balon dan periksa kekuatan tahanan.
10. Hubungkan ujung kateter keurinebag
11. Ffksasf kateter pada bagian atas paha pasien
12. Lepaskan sarung tangan dan bereskan peralatan
13. Cuci tangan
14. Catat hasil prosedur termasuk ukuran kateter,
tanggal pemasangan dan toleransi pasien

UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat


2. Kamar Operasi
3. ICU
4. Semua Ruang Perawatan
PROSEDUR MENGANGKAT JAHITAN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Mengangkat jahitan adalah suatu tindakan melepaskan


jahitan yang biasanya dilakukan pada hari ke 5 - 7 atau
sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi.
TUJUAN  Mempercepat proses penyembuhan luka
 Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya
korpusa.'ineum
KEBIJAKAN 1. Sebagai prosedur pengobatan dan pencegahan
infeksi
2. Prosedur mengangkat jahitan harus memperhatikan
prinsip steril
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Baki instrument steril berisi :
 Pinsetanatomis dan sirurgis
 Gunting uphecting
 Kassa steril
2. Nierbeken
3. Kapas
4. Korentang
5. Gunting plester
6. Plester
7. Alkohol 70%
8. Betadine 10%

Istruksi Kerja :
1. Beritahu pasien secara ramah
2. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Cuci tangan
4. Buka balutan dengan hati – hati
5. Bersihkan bekas plester dengan kapas alcohol
6. Desinfeksi sekitar luka operasi dengan alcohol 70%
dan oleskan luka operasi dengan betadine 10%
7. Lepaskan jahitan satu persatu selang - selang
dengan cara menjepit simpul jahitan dengan
pinsetsirurgis dan tarik sedikit keatas, kemudian
menggunting benang tepat dibawah simpul yang
berdekatan dengan kulit atau pada sisi lain yang
tidak ada simpul.
8. Oleskan luka dan sekitarnya dengan betadine 10%
9. Tutup luka dengan kassa steril kering dan plester
10. Cuci tangan dan peralatan dibereskan
11. Catat pada catatan hasil observasi luka

UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat


2. Poliklinik Bedah
3. Ruang Perawatan Bedah
PROSEDUR MENGGANTI BALUTAN BASAH

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Mengganti balutan basah adalah Membersihkan kjkaat air


mengganti balutan basah adalah tindakan pilihan untuk
luka yang memerlukan debridemen
TUJUAN - Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
- Mengobservasi semua eksudat
KEBIJAKAN Mempercepat penyembuhan dan mencegah infeksi
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Baki instrument steril berisi :
- Sarung tangan steril
- Pinsetanatomis
- Kasa steril
- Kom larutan anti septic
- Salep
- Gunting jaringan
2. NaCI
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Plaster
5. Gunting perban
6. Nierbeken
7. Perlak pengalas

Istruksi Kerja :
1. Beritahu pasien secara ramah
2. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Cuci tangan
4. Pasang perlak pengalas
5. Gunakan sarung tangan sekali pakai dan lepaskan
plester atau perban secara perlahan
6. Jika balutan merekat pada jaringan dibawahnya,
jangan dibasahi, perlahan bebaskan balutan dari
eksudat yang mengering.
7. Observasi karakter dan jumlah drainage pada
balutan
8. Buang balutan kotor kenear beken
9. Lepaskan sarung tangan sekali pakai dan gunakan
sarung tangan steril
10. Bersihkan luka dengan larutan NacI, pegang kasa
yang telah dibasahi dengan menggunakan pinset.
Gunakan satu kasa untuk setiap tekanan
pembersihan. Lakukan pembersihan mulai dari area
kurang terkontaminasi ke area paling
terkontaminasi.
11. Pasang kasa basah tepat pada permukaan luka, jika
luka dalam secara perlahan masukkan kasa
kedalam luka sehingga semua permukaan luka
kontak dengan kassa basah.
12. Pasang kassa steril diatas kassa basah
13. Tutup dengan kassa, pasang plester atau fiksasi
dengan perban
14. Cuci tangan dan peralatan dibereskan
15. Catat tentang hasil observasi luka balutan, drainage
dan respon pasien

UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat


2. Poliklinik Bedah
3. Ruang Perawatan Bedah
4. Ruang Neurologi
BAGI PETUGAS YANG MENGALAM 1 KECELAKAAN
TERTUSUK JARUM BEKAS PAKAI (PROFILAKSIS
PASCA PAJANAN)

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Profilaksis pasca pajanan adalah suatu tindakan yang


dilakukan terhadap tenaga kesehatan dan atau tenaga
yang menangani limbah layanan kesehatan setelah mereka
terpajan dengan limbah layanan kesehatan
TUJUAN Instruksi ini digunakan sebagai acuan untuk tindakan
Profilaksis Pasca Pajanan disemua unit terkait
KEBIJAKAN Profilaksis pasca pajanan dapat dilaporkan ke koordinator
PI dan penanganan kecelakaan tersebut segera dilaporkan
ke IGD untuk penanganan.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Air mengalir
2. Sabun / cairan antiseptic
3. Blanko laporan kecelakaan / profilaksis pasca
pajanan

Instruksi Kerja :
1. Jangan panic
2. Jika tertusuk jarum segera keluarkan darah dengan
memijat bagian tubuh yang tertusuk dan cuci
dengan air mengalir menggunakan sabun atau
cairan anti septik.
3. Jika terkena cairan tubuh pasien, guyur dengan air
bila ada percikan air ke hidung, mulut dan kulit.
4. Jika terkena mata guyur dengan air bersih atau
irigan steril
5. Segera laporkan ke TIM PPI
6. TIM PPI akan melakukan tindakan lanjut
7. Menentukan status pasien sebagai sumber jarum /
alat tajam bekas pakai atau sumber pajanan
terhadap status HIV, HBV, HCV.
8. Petugas yang terpapar diperiksa status HIV, HBV,
HCV jika tidak diketahui sumber paparannya.
9. Bila status pasien bebas HIV, HBV, HCV dan bukan
dalam masa inkubasi tidak perlu tindakan khusus
untuk petugas, tetapi bila petugas khawatir dapat
dilakukan konseling
10. Bila status pasien HIV, HBV, HCV positif maka
tentukan status HIV, HBV, HCV petugas kesehatan
tersebut

UNIT TERKAIT 1. Tim KKPRS Management


PROSEDUR MENIMBANG BB DAN MENGUKUR TB

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Menimbang berat badan dengan menggunakan timbang


BB Mengukur TB dengan menggunakan alat pengukur TB
TUJUAN BERAT BADAN
 Mengetahui berat badan dan perkembangannya
 Membantu menentukan program pengebatan (dosis)
 Menentukan status nutrisi klien
 Menentukan status cairan klien

TINGGI BADAN
 Mengukur tinggi badan dan perkembangannya
 Menentukan status nutrisi klien
KEBIJAKAN Membantu menegakkan diagnos dan pengobatan.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Timbangan badan
2. Alat pengukur TB

Instruksi kerja :
1. Siapkan alat
2. Baca Basmallah
3. Cuci Tangan
4. Ucapkan salam
5. Jelaskan pada pasien / keluarga pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan
6. Tempatkan handuk / kertas diatas timbangan
7. Beritahu pasien agar melepaskan sepatu / sandal
dan tas tangan
8. Untuk mengukur TB beritahu pasien agar berdiri
tegak diatas timbangan dan menghadap perawat
9. Bantu pasien turun dari timbangan
10. Kembalikan timbangan ketempat semula

UNIT TERKAIT 1. Semua Poliklinik


2. Semua Ruang Rawatan
3. Unit Gawat Darurat
PROSEDUR MENGUKUR TEKANAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Mengukur tekanan darah pada dinding arteri dengan


menggunakan tensi meter
TUJUAN 1. Untuk mengetahui tekanan sistem dan tekanan
d'astol darah
2. Untuk menentukan diagnose
3. Untuk membantu memberikan terapi
KEBIJAKAN Untuk membantu menegakkan diagnose dalam memberi
pernyataan kepada pasien.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Tensi Meter %
2. Stetoskop
3. Buku catatan dan alat tulis

Instruksi Kerja :
1. Membaca Basmallah dan memberi salam
2. Memberitahu pasien
3. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
4. Petugas cuci tangan
5. Perawat berdiri disebelah kanan pasien
6. Menggulung/membuka lengan baju pasien
7. Memasang manset tensi meter pada lengan atas
dengan pipet karetnya berada disisi luar lengan
8. Memasang manset tidak terlalu kuat / longgar dan
harus tepat diatas permukaan dinding arteri
brachialis.
9. Memasang pompatensi meter.
10. Meraba denyut nadi brachialis, talu memasang
stetoskop pada daerah tersebut
11. Sebelum menutup tensi meter, masukan dulu air
raksa kedalam resorvoirnya, manset dan balon
disusun pada tempatnya untuk mencegah pecahnya
tabung air raksa.
12. Pencatatan hasil dilakukan dengan cara sebagai
berikut : sistole diatas dan diastole dibawah.
13. Perawat mencuci tangan.

UNIT TERKAIT 1. Semua Ruang Rawat Inap


2. Semua Poliklinik
3. IGD
4. Kamar Bedah
5. ICU
PROSEDUR PENGECEKAN SEBELUM MELAKUKAN
TINDAKAN TERHADAP PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Hal.

Tanggal terbit Ditetapkan


16 Mei 2016 Direktur Jeumpa Hospital Bireuen

dr. HULAIMI

PENGERTIAN Pengecekan sebelum melakukan tindakan terhadap pasien


dilakukan dengan menggunakan dua identitas (nama +
nomor RM) yang ada pada gelang Identitas pasien dan
pada medical record pasien.
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya salah pasien, salah
pemeriksaan, salah tindakan, salah pemberian obat. Salah
transfusi, salah sampel,dll
KEBIJAKAN Pengecekan sebelum melakukan tindakan terhadap pasien
wajib dilakukan oleh petugas pada semua pasien dengan
menggunakan dua identitas pasien, yaitu : nama dan
nomor rekam media.
PROSEDUR Peralatan dan Bahan :
1. Gelang identitas
2. Medical record

Instruks Kerja :
1. Gunakan minimal 2 (dua) identitas pasien yaitu
nama dan nomor rekam medis untuk identitas
pasien secara benar pada saat :
 Pemberian obat
 Transfusi darah
 Melakukan tindakan / pemeriksaan
 Pengambilan sampel lab / specimen tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau nomor bed.
2. Gunakan dua identitas saat menempelkan label
pada container sampel lab langsung disamping
pasien, proses identifikasi dimulai pada saat pre
analisis.
3. Untuk memulai suatu tindakan invasif, lakukan
proses verifikasi untuk konfirmasi :
 Benar pasien
 Benar prosedur
 Benar posisi / bagian
4. Gunakanlah komunisasi aktif secara verbal pada
saat proses; verifikasi, bukan komunikasi pasif

UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat


2. Kamar Operasi
3. ICU
4. Ruang Rawat Inap
5. Ruang Rawat Jalan
6. Laboratorium
7. Rongent

Anda mungkin juga menyukai