Anda di halaman 1dari 3

METODE-METODE DALAM

PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN


BIAYA
Rencana Anggaran Biaya atau RAB adalah hitungan estimasi biaya upah, bahan, alat, dan biaya-
biaya lain yang terkait dengan pelaksanaan sebuah proyek tertentu. Dalam industri jasa
konstruksi, membuat RAB menjadi bagian yang penting. Kesalahan perhitungan RAB akan
berdampak pada seluruh proses pelaksanaan proyek.

Contoh Hasil Laporan RAB dengan Estimator.id

(Sumber: Estimator.id)

Krusialnya nilai RAB dalam sebuah proyek konstruksi menuntut seorang estimator untuk bekerja
seakurat mungkin. Hal ini dikarenakan RAB menjadi sebuah pedoman dalam proses pelaksanaan
pekerjaan sekaligus alat pengontrol setiap pekerjaan di lapangan. Menghitung estimasi biaya
juga digunakan sebagai studi kelayakan, apakah desain yang dihasilkan seorang arsitek sesuai
dengan anggaran yang dimiliki pemilik proyek atau tidak. Bukan hanya itu, RAB dapat menjadi
pertimbangan sukses atau tidaknya proyek tersebut.

Untuk menjawab setiap kebutuhan tersebut, seorang estimator perlu menggunakan metode
analisis yang tepat dalam pembuatan RAB. Metode tersebut digunakan agar hasil estimasi biaya
yang dihitung akurat, dapat dipertanggungjawabkan, serta tidak merugikan semua pihak yang
terlibat di dalamnya. Metode analisis yang biasanya digunakan oleh estimator adalah dengan
menghitung detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau koefisien untuk analisis
biaya bahan dan upah kerja.

Salah satu contoh metode analisis PUPR yang digunakan dalam Estimator.id

(Sumber: Estimator.id)

Di Indonesia, ada beberapa metode analisis yang sering digunakan oleh para estimator dalam
membuat sebuah rencana anggaran biaya (RAB). Berikut adalah metode-metode analisis
perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) yang ada di Indonesia yang biasa digunakan oleh
quantity surveyor ataupun estimator.

Metode BOW

BOW adalah singkatan dari Burgelijke Openbare Werken. Metode Analisis BOW merupakan
ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan oleh Dir BOW pada tanggal 28 Februari 1921 di
masa pemerintahan Belanda. Metode analisis BOW berisi daftar koefisien upah dan bahan yang
telah ditetapkan. Akan tetapi, sederhananya metode keluaran pemerintahan Belanda ini
menyebabkan metode BOW hanya dapat digunakan untuk proyek-proyek padat karya yang
menggunakan peralatan konvensional seperti proyek bangunan sederhana.
Contoh Daftar Analisis dengan Metode BOW

(Sumber: elearning.gunadarma.ac.id)

Metode SNI

Metode Analisis SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah metode analisis yang muncul setelah
BOW. Metode analisis ini hadir untuk memperbaharui metode analisis BOW, yaitu untuk
mengikuti teknologi konstruksi yang telah banyak mengalami perkembangan. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Permukiman (Puslitbang Permukiman) mulai melakukan riset di tahun 1988
untuk mendapatkan metode analisis SNI ini. Hasil penelitian tersebut selanjutnya menjadi dasar
penyusunan SNI yang pertama diterbitkan pada tahun 1994 dan terus diperbaharui di tahun-tahun
berikutnya.

Contoh Daftar Analisis Harga Satuan Pekerjaan SNI 2013

(Sumber: Balitbang PU)

Metode Kontraktor/Lapangan

Berbeda dengan metode analisis BOW dan SNI, pada metode kontraktor atau lapangan, koefisien
ditentukan berdasarkan hitungan manual jumlah bahan dan upah yang digunakan. Dari
perhitungan tersebut, kontraktor akan membandingkan dengan koefisien yang ada pada BOW,
SNI, serta pengalaman kontraktor dalam mengerjakan proyek-proyek sebelumnya. Pada metode
kontraktor ini, nilai koefisien yang dihasilkan akan ditentukan oleh tingkat produktivitas bahan,
tenaga, dan alat yang digunakan.

Contoh perbandingan perhitungan nilai pekerjaan dihitung dengan metode analisis SNI dan
Kontraktor/Lapangan

(Sumber: Andi Asnur Pranata, dalam Jurnal Perbandingan Estimasi Anggaran Biaya Antara
Metode BOW, SNI, dan Kontraktor)

Dari ketiga metode di atas, baik metode analisis BOW, metode analisis SNI, maupun metode
analisis kontraktor, manakah yang paling sering digunakan? Untuk sekarang, metode yang paling
sering digunakan di Indonesia adalah metode analisis SNI. Hal ini dikarenakan metode analisis
BOW tidak dapat diaplikasikan untuk proyek-proyek dengan peralatan modern. Selain itu, saat
ini instansi pemerintah ataupun swasta lebih banyak menyesuaikan dengan harga satuan standar
negara. Karena itulah penggunaan metode analisis BOW semakin tersisih dan saat ini lebih
banyak digunakan hanya untuk materi pembelajaran di sekolah-sekolah.

Sumber:

1. Syawaldi, Nurcholid dan Eko Heri Siswanto. Materi Ajar Rencana Anggaran Biaya.
http://www.academia.edu/6217551/Materi_Ajar_Rencana_Anggaran_Biaya_OLEH_NU
RCHOLID_SYAWALDI_EKO_HERI_SISWANTO. Diakses 3 Oktober 2018
2. Andi Asnur Pranata. 2011. Perbandingan Estimasi Anggaran Biaya Antara Metode
BOW, SNI, dan Kontraktor. Proceeding PESAT Universitas Gunadarma. 4 : 25-34
3. Imaduddin, dkk. Sistem Perhitungan Estimasi Biaya Konstruksi Bangunan. STMIK
ProVisi. Diakses 3 Oktober 2018

Kata kunci: RAB, Rencana Anggaran Biaya, Estimasi Harga, Metode Analisis, BOW, SNI,
Kontraktor

Anda mungkin juga menyukai