Muhammad Naim
*Email: mnaim@ats-sorowako.ac.id
Abstrak
Kecepatan motor induksi 3 fasa dapat diatur dengan mengubah jumlah kutub dan frekuensi dari sumber listrik. Untuk
mengubah besaran frekuensi listrik hampir tidak mungkin jika sumbernya menggunakan koneksi Perusahaan Listrik
Negara (PLN). Hal ini disebabkan PLN telah menetapkan frekuensi konstan sebesar 50 Hz. Maka alternatif cara yang
lain adalah mengubah jumlah kutub pada kumparan pada motor induksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
memodifikasi jumlah kutub motor induksi. Eksperimen dilakukan dengan memodifikasi belitan stator pada motor
induksi 3 fasa 4 kutub 36 alur menjadi belitan stator motor induksi 3 fasa 6 kutub 36 alur. Hasil modifikasi menunjukan
bahwa jumlah lilitan stator peralur persisi adalah 100 lilitan dan jumlah lilitan stator peralur adalah 200 lilitan, dengan
diameter penghantar 0.5 mm. Hasil pengujian tanpa beban pada motor induksi sebelum dan setelah modifikasi
menunjukan penurunan putaran sebesar 34 %.
Abstract
The modification of the pole number on the 3 phase induction motor with 36 stator. The speed of the 3-phase
induction motor can be adjusted by altering the number of poles and the frequency of the power source. To change the
frequency, it is almost impossible as the power station has set a constant frequency of 50 Hz. To change the number of
pole can be an alternative way. The aim of this research is to modify the number of the poles on the 3-phase induction
motor. It modifies the induction motor stator winding on a 3 phase-4pole at a 36 stator to a 3 phase-6 pole at a 36 stator.
The result shows the number of the stator winding of the modified motor is 100 each side and 200 each plot, with the
conductor diameter of 0.5 mm. The testing result shows the decrease of the speed by 34%.
23
Vol. 8, No. 1, November 2016 ISSN: 2085-8817
stator dan inti stator. Data lain yang dibutuhkan magnet. Rumah stator berfungsi sebagai
adalah jumlah kutub, jumlah alur stator, diameter pelindung atau wadah komponen stator. Name
dalam inti stator, dan panjang inti stator. plate berfungsi sebagai informasi dari motor
Modifikasi belitan stator yang akan dilakukan yang bersangkutan, dan terminal cable berfungsi
pada motor induksi meliputi perubahan jumlah sebagai tempat hubungan arus listrik. Bagian
kutub belitan stator dari 4 kutub menjadi 6 kutub, rotor terdiri dari batang penghantar yang
perubahan type belitan stator dari type lonsentrik berfungsi sebagai tempat terinduksinya magnet,
semi double layer menjadi type spiral double cincin hubung singkat yang membentuk
layer, dan perubahan diameter kawat dan jumlah lingkaran tertutup untuk induksi magnet, plat
lilitan kawat untuk tiap-tiap alur. rotor sebagai tempat melekatnya batang
penghantar dan poros, bearing sebagai
2. Kajian Pustaka penyangga poros, dan poros sebagai penerus
Motor Induksi putaran (Kulhman , 1950, Soemanto, 1993).
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik
(AC) yang paling banyak digunakan. Penamaan
s = (Ns-Nr) / Ns (2)
motor induksi berasal dari kenyataan bahwa arus
listrik pada rotor motor induksi bukan diperoleh
dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus Prinsip Kerja Motor Induksi
listrik yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan Prinsip kerja motor induksi adalah berdasarkan
putaran medan putar yang dihasilkan oleh arus induksi elektromagnet, dimana tegangan sumber
listrik pada stator yang disebut dengan slip. AC diberikan pada kumparan stator, sehingga
kumparan di stator menjadi magnet yang berputar
Apabila rotor dari motor induksi berputar dengan dengan kecepatan sinkron. Garis-garis gaya fluks
kecepatan Nr, dan medan magnet stator berputar dari stator yang berputar akan memotong
dengan kecepatan Ns, maka bila ditinjau panghantar rotor sehingga pada penghantar rotor
perbedaan kecepatan relatif antara kecepatan tersebut timbul Gaya Gerak Listrik (GGL) atau
medan magnet putar stator terhadap kecepatan tegangan induksi. Karena kumparan rotor
rotor yang disebut kecepatan slip (s) yang merupakan rangkaian yang tertutup, pada
dirumuskan dengan (Fitzegerald, 1990): kumparan tersebut dapat mengalir arus. Arus
mengalir pada penghantar rotor yang berada
dalam medan magnet berputar dari stator, Kelebihan dan Kekurangan Motor Induksi
sehingga pada penghantar rotor tersebut timbul Kelebihan motor induksi adalah mempunyai
gaya-gaya yang berpasangan dan berlawanan konstruksi yang sederhana, relatif lebih murah
arah. Gaya tersebut menimbulkan torsi yang harganya bila dibandingkan dengan jenis motor
cenderung memutar rotornya, dan rotor akan yang lainnya, menghasilkan putaran yang
berputar dengan kecepatan (Nr) mengikuti konstan, mudah perawatannya, untuk pengasutan
putaran medan putar stator (Ns) (Soemanto, tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak
1993, Marthen, 2010). mula, dan tidak membutuhkan sikat-sikat,
sehingga rugi gesekan bisa dikurangi. Adapun
Bagian-bagian Motor Induksi kekurangan motor induksi adalah putarannya
Motor induksi 3 fasa terdiri dari 2 bagian utama sulit diatur, arus asut yang cukup tinggi, berkisar
yaitu stator dan rotor. Bagian stator terdiri dari antara 5 s/d 7 kali arus nominal motor, dan power
belitan stator yang berfungsi sebagai penghasil factor rendah pada beban ringan (Soemanto,
medan magnet. Inti stator berfungsi sebagai 1993, Isdiyarto,2010).
tempat kumparan dililitkan dan sebagai jalur flux
24
Vol. 8, No. 1, November 2016 ISSN: 2085-8817
a b b
Mulai
Tentukan kisar kumparan Tentukan derajat listrik antar Tentukan kisar kutub Tentukan Jumlah lilitan
alur berdekatan stator peralur persisi
Selesai
a b b
25
Vol. 8, No. 1, November 2016 ISSN: 2085-8817
Menentukan Jumlah Lilitan Kawat pada Alur frekuensi (Hz), Bav adalah pembebanan magnet
Stator dan Diameter Kawat Email spesifik (Wb/m2) dan L adalah panjang inti
stator (cm).
Parameter untuk menentukan jumlah lilitan
kawat email pada alur stator dan diameter kawat Jumlah lilitan stator peralur persisi (Tss)
email yang digunakan meliputi (Sawhney, 2000) diperoleh dari persamaan :
daya input (Q dalam KVA), yang diperoleh dari
Tss = Ts x 2 / (3 x 2p) (12)
persamaan
Arus beban penuh perphasa (Ibs) diperoleh dari
Q = (HP x 0,746)/(η x cosϴ ) (8)
persamaan :
Dimana HP adalah daya output yang
Ibs = Q / ( 3x E ) (13)
direncanakan, η adalah efisiensi motor, dan cos ϴ
adalah faktor daya motor. Luas penghantar, (As) diperoleh dari persamaan :
Parameter selanjutnya adalah kisar kutub (Y) As = Ibs/δs (14)
yang diperoleh dari persamaan : Dimana δs adalah kerapatan arus listrik pada
Y = (π x D) /2p (9) penghantar (A/mm2)
Dimana D adalah diameter dalam inti stator (cm). Diameter penghantar (Ds) diperoleh dari
persamaan :
Parameter selanjutnya adalah jumlah lilitan stator
perphasa persisi (TS), yang diperoleh dari Ds = √((( 4 x as ))/π) (15)
persamaan: Setelah melakukan perhitungan untuk modifikasi
Ts = E / (4,44 x Kw x F x Øm) (10) belitan stator motor induksi 3 fasa 6 kutub
diperoleh jumlah lilitan stator peralur persisi 100
Øm = Bav x L x Y Wb (11)
lilitan, jumlah lilitan stator peralur adalah 200
Dimana E adalah tegangan line to netral (Volt), lilitan, dan diameter penghantar, adalah 0,5 mm.
Kw adalah konstanta belitan, F adalah
26
Vol. 8, No. 1, November 2016 ISSN: 2085-8817
Mulai
Selesai
27
Vol. 8, No. 1, November 2016 ISSN: 2085-8817
Daftar Pustaka
Ansori, N. Mustajib, M.I., 2013, “Sistem
Perawatan Terpadu”, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Fitzegerald AE, 1990. “Mesin-Mesin Listrik”.
Edisi keempat, Jakarta, Erlangga
Isdiyarto, 2010, “Dampak perubahan putaran
terhadap unjuk kerja motor induksi 3 fasa
jenis rotor sangkar”, Jurnal Kompetensi
Teknik vol.1, no.2 : 57 – 64
Hasanuzzaman M, Rahim NA, Saidur R, Kazi
SN, 2011, “Energy savings and emissions
reductions for rewinding and replacement of
industrial motor”, Energy, Volume 36, Issue
1, January 2011, 233 – 240.
Kulhman JH, 1950, “Design of electrical
apparatus” (3th edition, John Wiley & Sons
Inc New York 1950).
Marthen P, 2010, “Perencanaan dan pengujian
kumparan motor induksi 3 fasa”, Jurnal di
MEDIA ELEKTRIK, Volume 5, Nomor 2,
Desember
28
Vol. 8, No. 1, November 2016 ISSN: 2085-8817
29