Anda di halaman 1dari 29

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI

SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN


SMK N 2 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016
Ristian Wahyu Sadewo
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
No Telp : 088216040742
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
program praktik kerja industri Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan
SMK N 2 Kebumen Tahun Ajaran 2015/2016, serta permasalahan yang dihadapi.
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi. Populasi pada penelitian ini adalah
semua siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen
Tahun Ajaran 20 15/2016 berjumlah 144 orang, serta guru pembimbing praktik
kerja industri sebanyak 9 orang, yang selanjutnya seluruhnya menjadi sampel
dalam penelitian ini. Obyek penelitian ini adalah pelaksanaan praktik kerja
industri. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket),
dokumentasi, dan observasi. Uji validitas isi melalui proses expert judgement, dan
validitas konstruk dengan mengujicoba instrumen yang sekaligus digunakan
untuk data penelitian (uji terpakai). Uji reliabilitas instrumen menggunakan
rumus Kuder Richardson 20 (KR-20). Selanjutnya data penelitian dianalisis
menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan
bahwa secara umum pelaksanaan Praktik Kerja Industri di SMK N 2 Kebumen
sudah baik. Hal tersebut berdasarkan keterlaksanaan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan program. Namun begitu, masih
ditemui kendala dan permasalahan berkaitan sarana dan prasarana yang dimiliki
sekolah serta kurang maksimalnya fungsi pengawasan.
Kata kunci: evaluasi, praktik kerja industri, teknik pemesinan.

EVALUATION OF IMPLEMENTATION OF INDUSTRY PRACTICE PROGRAM


STUDENT CLASS XI PROGRAM SKILLING ENGINEERING ENGINEERING
SMK N 2 KEBUMEN 2015/2016 ACADEMIC YEAR

Abstract: This study aims to determine the level of implementation of the


functions of planning, organizing, implementing and supervising the industrial
work program of Students of Class XI of Machinery Engineering Expertise
Program of SMK N 2 Kebumen of academic Year 2015/2016, as well as problems
encountered. This research is an evaluation research. The population in this study
are all students of class XI Program of Engineering Expertise of SMK N 2 Kebumen
of Teachings of 20 15/2016 amounted to 144 people, as well as the teacher of
industrial industry work guides as many as 9 people, which furthermore become
the sample in this study. The object of this research is the implementation of
industrial work practice. Methods of data collection using questionnaires
(questionnaires), documentation, and observation. Test the validity of the content
through the process of expert judgment, and the validity of the constructs by
testing the instruments that are also used for research data (test used). Test
instrument reliability using Kuder Richardson 20 (KR-20) formula. Further
research data is analyzed using descriptive analysis. The results of the research
show that in general the implementation of Industrial Work Practices in SMK N 2
Kebumen is good. It is based on the implementation of the functions of planning,
organizing, implementing, and monitoring the program. However, there are still
obstacles and problems related to facilities and infrastructure owned by schools
and the lack of maximum supervisory function
Keywords: evaluation, industrial work practices, mechanical engineering.
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

ASEAN Economic Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN) telah bergulir sejak


akhir 2015 lalu. Kebijakan pembentukan pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara
ini bertujuan untuk menyaingi pasar Tiongkok dan India. Kebijakan ini
memungkinkan suatu negara dengan bebas tanpa hambatan, atau setidaknya
meminimalisasi permasalahan untuk menjual barang dan jasa ke negara lain. Hal
ini menjadi tantangan baru untuk Indonesia dalam menghadapi kebijakan baru
ini. Lowongan kerja baru yang terbuka lebar menjadi sebuah tantangan kepada
lulusan terbaik negeri untuk mengisi lowongan tersebut.
Namun pertanyaannya, sudah siapkah lulusan kita? Hal ini perlu menjadi pusat
perhatian para pemangku kebijakan. Dengan dibukanya akses pasar bebas ini,
memungkinkan terserapnya tenaga-tenaga ahli dari negara lain untuk saling
mengisi lowongan. Apabila Indonesia tidak mempersiapkan lulusannya dengan
baik, bukan tidak mungkin tenaga kerja Indonesia tidak dapat bersaing dengan
tenaga kerja dari negara lain.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu penyelenggara
pendidikan kejuruan di Indonesia. Sistem pendidikan dengan tujuan untuk
menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dan
keahlian pada bidang tertentu dan diharapkan mampu untuk terjun pada dunia
kerja. Untuk itu, pemerintah menerapkan konsep link and match pada
penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Kebijakan yang dilakukan dengan
menyelenggarakan pendidikan di dua tempat yaitu secara teori serta kompetensi
dasar di sekolah dan memberikan pengalaman secara langsung untuk bekerja di
industri. Namun begitu, tidak menutup kemungkinan bagi lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
untuk meluaskan pengetahuan yang dimilikinya.
SMK N 2 Kebumen merupakan salah satu sekolah kejuruan yang mempersiapkan
para lulusannya untuk siap bekerja. Praktik kerja industri merupakan salah
bentuk implementasi konsep link and match yang diprogramkan oleh
pemerintah. Pelaksanaan praktik kerja industri ini dilakukan oleh seluruh siswa
kelas XI selama minimal dua bulan yang terbagi dalam dua periode pelaksanaan
setiap tahunnya. Periode pertama pelaksanaan praktik kerja industri di SMK N 2
Kebumen dilaksanakan pada bulan September – November dan periode kedua
pada bulan Desember – Februari pada setiap periode tahun ajaran.
Peranan penting program praktik kerja industri dalam menyiapkan lulusan yang
berkompeten seharusnya menjadi acuan pihak sekolah untuk terus berusaha
memaksimalkan penyelenggaraannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa program ini
menjadi jembatan bagi peserta didik untuk mengenal dunia kerja. Selain itu,
diharapkan juga peserta didik mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh
di sekolah untuk bisa diterapkan pada saat melaksanakan praktik kerja industri.
Namun yang terjadi, masih terjadi permasalahan dalam pelaksanaannya.
Sehingga, peran penting yang diemban program tidak tercapai dengan maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu siswa dan koordinator praktik
kerja industri pada program keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen,
beberapa permasalahan yang terjadi antara lain, 1) kurang siapnya para siswa
melaksanakan praktik kerja industri, 2) kurangnya kesempatan dalam
melaksanakan tugas-tugas di industri, 3) terjadi penumpukan jumlah siswa dalam
satu tempat industri, 4) fungsi kontrol yang kurang maksimal karena tidak adanya
alokasi anggaran khusus kepada guru pembimbing untuk melakukan monitoring.
Pelaksanaan praktik kerja industri masih dianggap sebagai sebuah rutinitas biasa
yang dilaksanakan setiap tahun. Hal yang sangat disayangkan mengingat
pentingnya manfaat yang bisa didapat dari program ini. Belum adanya evaluasi
yang dilakukan, menyebabkan tidak adanya acuan untuk mengetahui sejauh
mana keterlaksanaan praktik kerja industri di SMK N 2 Kebumen. Selama ini,
bentuk evaluasi hanya tertuang pada laporan yang dibuat oleh peserta didik
setelah melaksanakan praktik kerja industri.
Penelitian ini bermaksud untuk mengevaluasi sejauh mana pelaksanaan Praktik
Kerja Industri Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2
Kebumen Tahun Ajaran 2015/2016. Peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian ini agar didapatkan data-data mengenai sejauh mana tingkat
keterlaksanaan program. Selain itu, diharapkan dapat diungkap permasalahan
yang dihadapi selama pelaksanaan program. Sehingga, ada acuan mengenai hal-
hal apa saja yang perlu dibenahi dan dapat diambil langkah kebijakan sebagai
bahan perbaikan program praktik kerja industri tersebut. Selain itu, melalui
evaluasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan program.

Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan
di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan program Praktik Kerja Industri Siswa Kelas XI
Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen Tahun Ajaran
2015/2016?
2. Bagaimanakah pengorganisasian program Praktik Kerja Industri Siswa
Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen Tahun
Ajaran 2015/2016?
3. Bagaimanakah pelaksanaan program Praktik Kerja Industri Siswa Kelas XI
Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen Tahun Ajaran
2015/2016?
4. Bagaimanakah pengawasan program Praktik Kerja Industri Siswa Kelas XI
Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen Tahun Ajaran
2015/2016?
5. Apa saja permasalahan yang dihadapi siswa dan guru pembimbing praktik
kerja industri selama pelaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa Kelas XI
Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen Tahun Ajaran
2015/2016?

Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
dijabarkan tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui tingkat keterlaksanaan perencanaan program Praktik Kerja
Industri Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan Tahun Ajaran
2015/2016 SMK N 2 Kebumen.
2. Mengetahui tingkat keterlaksanaan pengorganisasian program Praktik
Kerja Industri Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan Tahun Ajaran
2015/2016 SMK N 2 Kebumen.
3. Mengetahui tingkat keterlaksanaan pelaksanaan program Praktik Kerja
Industri Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan Tahun Ajaran
2015/2016 SMK N 2 Kebumen.
4. Mengetahui tingkat keterlaksanaan pengawasan program Praktik Kerja
Industri Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan Tahun Ajaran
2015/2016 SMK N 2 Kebumen.
5. Mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dan guru
pembimbing praktik kerja industri dalam melaksanakan Praktik Kerja
Industri Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2
Kebumen Tahun Ajaran 2015/2016.

Kajian Teori
Adapun teori teori dan tinjauan pustaka yang digunakan, antara lain :
1. Arif Marwanto, Aan Ardian dan Suyanto. (2017). Evaluasi Pelaksanaan
Praktik Pembentukan Bahan Bengkel Fabrikasi Jurusan Pendidikan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal
Dinamika Vokasional (Vol. 2 No 1). Hlm. 51.
2. AS Hornby. (2000). Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current
English. Oxford [U.K]: Oxford University Press.
3. Chabib Thoha. (2003). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Gravindo Persada.
4. Hadi Wiratama. (2002). Sejarah Pendidikan Kejuruan di Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
5. Hamdan Mansoer. (1989). Pengantar Manajemen. Jakarta: Depdikbud
6. Heidjrachman Ranupandojo. (1996). Teori dan Konsep Manajemen.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
7. Husaini Usman. (2012). Kepemimpinan Pendidikan Kejuruan.
Yogyakarta: UNY Press

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah :
1. Kuisioner atau Angket
Kuesioner atau angket merupakan seperangkat pertanyaan tertulis
yang diberikan kepada responden dengan maksud mengungkap
keadaaan yang ada pada diri responden atau diluar diri responden
yang ingin diungkap oleh peneliti. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014: 199). Menurut
Zainal Mustafa EQ (2009: 99), seperangkat daftar pertanyaan yang
telah disusun sesuai dengan kaidah-kaidah pengukuran yang
digunakan dalam metode kuesioner disebut dengan angket.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup atau terbuka.
Dengan teknik ini, pengumpulan data menjadi efisien apabila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari responden. Responden adalah orang
yang memberikan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan yang
diberikan.

2. Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2010: 201) menyatakan bahwa dokumentasi
berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang yang
tertulis. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara menyelidiki
benda-benda tertulis seperti: buku-buku, majalah, dokumen nilai,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan
sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data
pendukung tentang gambaran perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan program praktik kerja industri.
Dokumentasi tersebut meliputi prosedur praktik kerja industri,
data peserta praktik kerja industri, daftar dunia usaha atau dunia
industri yang menjadi tempat pelaksanaan, dan data guru yang
menjadi pembimbing praktik kerja industri.
3. Observasi
Sugiyono (2014: 203) menyatakan bahwa observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah adanya proses pengamatan dan ingatan.
Metode ini tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek
alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar. Penelitian ini menggunakan metode observasi
untuk memperoleh data pendukung melalui pengamatan langsung
mengenai sarana dan prasarana serta keadaan lingkungan sekolah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 2 Kebumen. Data diambil dari
responden siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan Tahun Ajaran
2015/2016 yang berjumlah 144 orang dan Guru Pembimbing Praktik Kerja
Industri yang berjumlah 9 orang

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Deskripsi Fungsi Planning atau Perencanaan


Penelitian yang dilakukan terhadap fungsi perencanaan dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan kuesioner. Pernyataan yang disebar memuat bagaimana
pesiapan sekolah dan persiapan yang dilakukan oleh peserta didik dalam
menghadapi Praktik Kerja Industri. Skor maksimal yang diperoleh adalah 15 dan
skor terendah adalah 6. Dari perhitungan diperoleh mean 11,81, dan standar
deviasi 3,02. (perhitungan selengkapnya pada lampiran).

No Kategori Rentang Frekuensi Persentase


Skor
1. Sangat Baik X > 11,3 93 64,58%
2. Baik 8,8 < X ≤ 17 11,81%
11,3
3. Cukup 6,3 < X ≤ 8,8 23 15,97%
4. Kurang Baik 3,8 < X ≤ 6,3 11 7,64%
5. Tidak Baik X ≤ 3,8 - -
Total 144 100%

Tabel 7. Pengkategorian Skor Fungsi Perencanaan


Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa menurut 93
Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen atau
64,58% keterlaksanaan fungsi perencanaan sudah sangat baik, 17 siswa atau
11,81% menyatakan baik, 23 siswa atau 15,97% menyatakan cukup, dan 11 siswa
atau 7,64% menyatakan kurang baik.

2. Deskripsi Fungsi Organizing atau Pengorganisasian

a. Indikator Kesiapan Sarana dan Prasarana Sekolah


Penelitian terhadap indikator kesiapan sarana dan prasarana sekolah dalam
menghadapi Praktik Kerja Industri dilakukan menggunakan kuesioner. Skor
maksimal yang diperoleh adalah 7 dan skor terendah adalah 2. Dari perhitungan
diperoleh mean 5,38 dan standar deviasi 1,34. (perhitungan selengkapnya pada
lampiran). Berdasarkan Tabel 6, kriteria penilaian dan pemaknaan evaluasi
indikator kesiapan sarana dan prasarana sekolah dikelompokkan dalam lima
kategori. Hasil lengkap disajikan pada

No Kategori Rentang Frekuensi Persentase


Skor
1. Sangat X > 5,3 73 50,69%
Baik
2. Baik 4,1 < X ≤ 35 24,31%
5,3
3. Cukup 2,9 < X ≤ 30 20,83%
4,1
4. Kurang 1,8 < X ≤ 6 4,17%
Baik 2,9
5. Tidak Baik X ≤ 1,8 - -
Total 144 100%

(Pengkategorian Skor Indikator Kesiapan Sarana dan Prasarana Sekolah.)

Hasil pengkategorian skor indikator kesiapan sarana dan prasarana sekolah


disajikan pada Gambar

Gambar 3. Pie Chart Pengkategorian Skor Indikator Kesiapan Sarana dan


Prasarana Sekolah.

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa menurut 73


Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen atau
50,69% keterlaksanaan indikator kesiapan sarana dan prasarana sekolah sudah
sangat baik, 35 siswa atau 24,31% menyatakan baik, 30 siswa atau 20,83%
menyatakan cukup, dan 6 siswa atau 4,17% menyatakan kurang baik.
b. Indikator Kesiapan Peserta Didik
Penelitian terhadap indikator kesiapan peserta didik dalam menghadapi Praktik
Kerja Industri dilakukan menggunakan kuesioner. Skor maksimal yang diperoleh
adalah 11 dan skor terendah adalah 8. Dari perhitungan diperoleh mean 10,11
dan standar deviasi 1,17. (perhitungan selengkapnya pada lampiran).
Berdasarkan Tabel 6, kriteria penilaian dan pemaknaan evaluasi indikator
kesiapan peserta didik dikelompokkan dalam lima kategori. Hasil lebih lengkap
disajikan pada Tabel 9.

No Kategori Rentang Frekuensi Persentase


Skor
1. Sangat X > 9,0 6 66,67%
Baik
2. Baik 7,0 < X ≤ 3 33,33%
9,0
3. Cukup 5,0 < X ≤ - -
7,0
4. Kurang 3,0 < X ≤ - -
Baik 5,0
5. Tidak Baik X ≤ 3,0 - -
Total 9 100%
Gambar 4. Pie Chart Pengkategorian Skor Indikator Kesiapan Peserta
Didik.
Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa menurut 6
Guru Pembimbing Praktik Kerja Industri SMK N 2 Kebumen atau 66,67%
keterlaksanaan indikator kesiapan peserta didik sudah sangat baik, dan 3 orang
guru atau 33,33% menyatakan baik.

3. Deskripsi Fungsi Actuating atau Pelaksanaan


Evaluasi yang dilakukan terhadap fungsi pelaksanaan dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan kuesioner. Pernyataan yang disebar memuat bagaimana
kinerja peserta didik dalam melaksanakan Praktik Kerja Industri. Skor maksimal
yang diperoleh adalah 20 dan skor terendah adalah 12. Dari perhitungan
diperoleh mean 16,56 dan standar deviasi 3,05.

No Kategori Rentang Frekuensi Persentas


Skor e
1. Sangat X > 15,0 7 77,78%
Baik
2. Baik 11,7 < X ≤ 2 22,22%
15,0
3. Cukup 8,3 < X ≤ - -
11,7
4. Kurang 5,0 < X ≤ - -
Baik 8,3
5. Tidak X ≤ 5,0 - -
Baik
Total 9 100%

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa menurut 7


Guru Pembimbing Praktik Kerja Industri SMK N 2 Kebumen atau 77,78%
keterlaksanaan fungsi pelaksanaan Praktik Kerja Industri sudah sangat baik, dan 2
orang guru atau 22,22% menyatakan baik.

4. Deskripsi Fungsi Controlling atau Pengawasan


Evaluasi yang dilakukan terhadap fungsi pengawasan dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan kuesioner. Pernyataan yang disebar memuat bagaimana
pelaksanaan tugas guru pembimbing praktik kerja industri dan pengawasan yang
diakukan oleh pembimbing industri pada pelaksanaan Praktik Kerja Industri. Skor
maksimal yang diperoleh adalah 16 dan skor terendah adalah 6. Dari perhitungan
diperoleh mean 11,84 dan standar deviasi 3,47.

No Kategori Rentang Frekuensi Persentase


Skor
1. Sangat Baik X > 12,0 66 45,84%
2. Baik 9,3 < X ≤ 39 27,08%
12,0
3. Cukup 6,7 < X ≤ 18 12,5%
9,3
4. Kurang Baik 4,0 < X ≤ 21 14,58%
6,7
5. Tidak Baik X ≤ 4,0 -
Total 144 100%
Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa menurut 66
Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen atau
45,84% keterlaksanaan fungsi pengawasan sudah sangat baik, 39 siswa atau
27,08% menyatakan baik, 18 siswa atau 12,5% menyatakan cukup, dan 21 siswa
atau 14,58% menyatakan kurang baik.

5. Permasalahan yang Dihadapi Selama Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

Permasalahan yang Dihadapi oleh Peserta Didik


Permasalahan mendasar yang dihadapi peserta didik dalam melaksanakan
praktik kerja industri adalah mereka kurang siap melakukan praktik kerja industri
jika dilaksanakan pada semester satu kelas XI. Menurut peserta didik, bekal yang
didapat di sekolah masih kurang untuk melaksanakan praktik kerja industri. Hal
ini yang mengakibatkan pihak industri kurang percaya untuk memberikan
pekerjaan kepada para peserta didik. Sehingga, banyak dari peserta didik hanya
berkesempatan untuk melihat lihat proses industri saja tanpa terlibat dalam
proses tersebut secara langsung.
Selain permasalahan tersebut, jumlah tempat industri yang sedikit berakibat
pada banyaknya peserta didik dalam satu tempat industri yang sama. Hal ini
berdampak kepada tidak meratanya pengalaman yang didapat peserta didik
karena tidak semua mendapatkan job, dan lebih banyak menganggur.

Permasalahan yang Dihadapi oleh Guru Pembimbing


Menurut guru pembimbing, permasalahan mendasar yang dihadapi selama
pelaksanaan praktik kerja industri adalah minimnya dunia usaha dan dunia
industri yang telah menjalin kerjasama sebagai mitra tempat pelaksanaan praktik
kerja industri. Hal tersebut berdampak pada pelaksanaan praktik kerja industri
yang harus dibagi menjadi dua gelombang pelaksanaan setiap tahunnya.
Gelombang pertama dilakukan pada bulan September – November ketika peserta
didik baru masuk di kelas XI. Guru Pembimbing beranggapan bahwa peserta didik
masih belum menguasai kompetensi dasar yang diperlukan untuk melakukan
praktik kerja industri.
Selain itu kondisi sarana dan prasarana terutama penunjang kegiatan praktikum
yang dimiliki SMK N 2 Kebumen masih dikatakan dalam kondisi minim. Kegiatan
praktikum dilaksanakan dengan membuat kelompok-kelompok kecil untuk
melakukan suatu pekerjaan. Sehingga, yang terjadi para peserta didik tidak
mendapatkan keterampilan yang sama untuk melakukan pekerjaan
menggunakan alat-alat praktikum.
Permasalahan juga mengenai minimnya anggaran untuk melakukan monitoring
ke industri selama pelaksanaan program. Hal ini mengakibatkan kurang
maksimalnya fungsi pengawasan kepada peserta didik. Maka dari itu, kegiatan
pengawasan lebih memanfaatkan media komunikasi, tanpa melihat langsung
kondisi di lapangan

B. Pembahasan

1. Pembahasan Fungsi Planning atau Perencanaan


Hasil penelitian yang dilakukan mendapatkan bahwa menurut 93
Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen
atau 64,58% menyatakan keterlaksanaan fungsi perencanaan sudah
sangat baik, 17 siswa atau 11,81% menyatakan baik, 23 siswa atau
15,97% menyatakan cukup, dan 11 siswa atau 7,64% menyatakan
kurang baik. Data tersebut menunjukkan bahwa perencanaan yang
dilakukan pihak sekolah tentang pelaksanaan program praktik kerja
industri sudah sangat baik. Sosisalisasi program yang dilakukan pihak
sekolah, dengan treatment mewajibkan peserta didik mengikuti
kegiatan tersebut, nyatanya dapat menjadi cara yang ampuh untuk
menyampaikan seluk beluk kegiatan praktik kerja industri. Selain itu,
pemberian buku pedoman pelaksanaan praktik kerja industri juga
menjadi salah satu cara untuk memaksimalkan penyampaian
informasi dari pihak sekolah kepada peserta didik. Data yang didapat
juga menunjukkan beberapa peserta didik yang merasa
keterlakasanaan fungsi perencanaan masih kurang. Jika ditelusuri
lebih jauh, beberapa hal yang menjadi kurang maksimal berasal dari
persiapan yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri. Banyak siswa
yang menyatakan kurang siap melaksanakan praktik kerja industri. Hal
tersebut didasari oleh pelaksanaan praktik kerja industri di semester
gasal kelas XI, yang dianggap terlalu dini oleh mereka. Peserta didik
menjadi kurang percaya diri terhadap kompetensi yang mereka miliki.
Selain itu peserta didik tidak melakukan observasi ke industri yang
dituju, sehingga mereka tidak memiliki gambaran pasti pekerjaan apa
yang akan dilakukan. Beberapa hal ini yang menjadikan peserta didik
belum memiliki perencanaan yang matang terhadap program praktik
kerja industri.
2. Pembahasan Fungsi Organizing atau Pengorganisasian
Sebagai bentuk tindak lanjut perencanaan program, maka dalam
fungsi pengorganisasian ini merujuk pada bagaimana kesiapan sarana
dan prasarana sekolah dalam menunjang program praktik kerja
industri serta kesiapan dari peserta didik itu sendiri dalam
menghadapi praktik kerja industri.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kesiapan sarana dan
prasarana sekolah mendapatkan bahwa menurut 73 Siswa Kelas XI
Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen atau 50,69%
menyatakan kesiapan sarana dan prasarana sekolah sudah sangat
baik, 35 siswa atau 24,31% menyatakan baik, 30 siswa atau 20,83%
menyatakan cukup, dan 6 siswa atau 4,17% menyatakan kurang baik.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum kesiapan
sarana dan prasarana sekolah sudah sangat baik. Kondisi ruang kelas
yang bersih dan proporsional menjadikan suasana belajar di kelas
menjadi maksimal dalam penyampaian materi. Lingkungan sekolah
yang masih asri juga menambah kenyamanan kegiatan belajar
mengajar.
3. Pembahasan Fungsi Actuating atau Pelaksanaan
Penilaian terhadap keterlaksanaan fungsi pelaksanaan ditunjukkan
dari kinerja peserta didik selama praktik kerja industri. Penilaian ini
dilakukan oleh guru pembimbing dengan melihat langsung kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pesera didik. Kegiatan yang dilakukan guru
pembimbing dengan cara melakukan kunjungan ke industri yang
bersangkutan, maupun dengan berkomunikasi langsung dengan
pembimbing industri.
Hasil penelitian yang dilakukan mendapatkan bahwa menurut 7 Guru
Pembimbing Praktik Kerja Industri SMK N 2 Kebumen atau 77,78%
menyatakan keterlaksanaan fungsi pelaksanaan Praktik Kerja Industri
sudah sangat baik, dan 2 orang guru atau 22,22% menyatakan baik.
4. Pembahasan Fungsi Controlling atau Pengawasan
Hasil penelitian yang dilakukan mendapatkan bahwa menurut 66
Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen
atau 45,84% menyatakan keterlaksanaan fungsi pengawasan sudah
sangat baik, 39 siswa atau 27,08% menyatakan baik, 18 siswa atau
12,5% menyatakan cukup, dan 21 siswa atau 14,58% menyatakan
kurang baik. Data menunjukkan bahwa secara umum keterlaksanaan
fungsi pengawasan sudah sangat baik. Tetapi, dari data tersebut juga
dapat diketahui bahwa masih banyak peserta didik yang merasa
bahwa keterlaksanaan fungsi pengawasan masih dirasa kurang. Faktor
yang mempengaruhi kurang maksimalnya fungsi pengawasan salah
satunya komunikasi yang kurang terjalin dengan baik antara peserta
didik dan guru pembimbing.
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat diperoleh
kesimpulan bahwa:
1. Evaluasi terhadap fungsi perencanaan menurut 93 Siswa Kelas XI Program
Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen atau 64,58% menyatakan sudah
sangat baik, 17 siswa atau 11,81% menyatakan baik, 23 siswa atau 15,97%
menyatakan cukup, dan 11 siswa atau 7,64% menyatakan kurang baik.

2. Evaluasi terhadap fungsi pengorganisasian dengan indikator kesiapan sarana


dan prasarana sekolah menurut 73 Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik
Pemesinan SMK N 2 Kebumen atau 50,69% menyatakan sudah sangat baik, 35
siswa atau 24,31% menyatakan baik, 30 siswa atau 20,83% menyatakan cukup,
dan 6 siswa atau 4,17% menyatakan kurang baik. Sedangkan, data yang diperoleh
dari evaluasi terhadap indikator kesiapan siswa, menurut 6 Guru Pembimbing
Praktik Kerja Industri SMK N 2 Kebumen atau 66,67% menyatakan keterlaksanaan
indikator kesiapan siswa sudah sangat baik, dan 3 orang guru atau 33,33%
menyatakan baik.

3. Evaluasi terhadap fungsi pelaksanaan menurut 7 Guru Pembimbing Praktik


Kerja Industri SMK N 2 Kebumen atau 77,78% menyatakan pelaksanaan Praktik
Kerja Industri sudah sangat baik, dan 2 orang guru atau 22,22% menyatakan baik.

4. Evaluasi terhadap fungsi pengawasan menurut 66 Siswa Kelas XI Program


Keahlian Teknik Pemesinan SMK N 2 Kebumen atau 45,84% menyatakan sudah
sangat baik, 39 siswa atau 27,08% menyatakan baik, 18 siswa atau 12,5%
menyatakan cukup, dan 21 siswa atau 14,58% menyatakan kurang baik.
5. Meskipun dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik, namun masih ditemui
permasalahan dan kendala selama pelaksanaan praktik kerja industri di SMK N 2
Kebumen. Permasalahan tersebut berkaitan dengan kondisi sarana dan prasarana
sekolah yang masih kurang memadai, serta fungsi pengawasan yang kurang
maksimal.

B. Saran

1. Untuk Siswa
Siswa harus berusaha untuk memaksimalkan potensi yang ada. Meskipun kondisi
sarana dan prasarana yang ada belum memadai, kondisi tersebut tidak dapat
menjadi alasan untuk tidak bisa maksimal dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa
harus mau aktif untuk mendalami materi-materi yang belum dimengerti. Terlebih
lagi, dalam melaksanakan segala hal yang dapat menambah pengalaman dan
pengetahuan, hendaknya dilakukan dengan sebaik – baiknya.
2. Untuk Guru Pembimbing Praktik Kerja Industri

Menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan siswa dan pembimbing industri.
Sehingga diharapkan agar perkembangan siswa tetap terpantau selama
melaksanakan praktik kerja industri. Komunikasi yang intensif juga dapat
memaksimalkan fungsi pengawasan, sehingga apabila terjadi permasalahan
dapat segera dicari solusinya.
3. Untuk pihak sekolah
Pihak sekolah hendaknya menjalin kerjasama baru dengan industri.
Pertimbangan ini atas dasar agar pelaksanaan praktik kerja industri dapat
dilaksanakan dalam satu gelombang pelaksanaan. Waktu yang dapat dipilih
adalah mendekati berakhirnya tahun ajaran pada saat siswa duduk di kelas XI.
Sehingga, ada waktu lebih bagi siswa agar lebih mematangkan kompetensi dasar
kejuruan yang diterapkan pada saat melaksanakan praktik kerja industri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif Marwanto, Aan Ardian dan Suyanto. (2017). Evaluasi Pelaksanaan
Praktik Pembentukan Bahan Bengkel Fabrikasi Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Dinamika
Vokasional (Vol. 2 No 1). Hlm. 51.
2. Arif Marwanto dan Riswan Dwi Jatmiko. (2014). Evaluasi Pelaksanaan
Praktik Oxy-Acetilene Welding di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY.
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (Vol. 22 No 2). Hlm. 130.
3. Arif WS. (2013). Evaluasi Penyelenggaraan Program Praktik Kerja Industri
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Sekretariat Jenderal Kementerian
Perhubungan Tahun 2012. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
4. AS Hornby. (2000). Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current
English. Oxford [U.K]: Oxford University Press.
5. Chabib Thoha. (2003). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Gravindo Persada.
6. Depdiknas. (2008). Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Nomor:
251/C/Kep/MN/2008 Tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah
Kejuruan. http://www.disdikgunungkidul.org/totktsp/ BAHAN
%20PENUNJANG%20KTSP/Keputusan%20Dirjen%20Mandikdasmen
%20tentang%20spektrum%20Keahlian%20Pendidikan%20Menengah
%20Kejuruan.pdf
7. Djuju Sudjana. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
8. Dwi Sapitri dan Soeharto. (2015). Evaluasi Pelaksanaan Praktik Kerja
Industri Siswa Kompetensi Keahlian Jasa Boga SMK N 3 Purworejo. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (Vol. 22 No 3). Hlm. 279.
9. Elis Syarifuddin. (2006). Evaluasi Praktik Industri Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
10. Farida Yusuf Tayibnapis. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
11. Hadi Wiratama. (2002). Sejarah Pendidikan Kejuruan di Indonesia. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
12. Hamdan Mansoer. (1989). Pengantar Manajemen. Jakarta: Depdikbud
13. Heidjrachman Ranupandojo. (1996). Teori dan Konsep Manajemen.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
14. Husaini Usman. (2012). Kepemimpinan Pendidikan Kejuruan. Yogyakarta:
UNY Press.
15. Irwanto. (2004). Pelaksanaan Praktik Industri Siswa Kelas III Jurusan
Teknik ELektro Pada Program Keahlian Teknik Instalasi Listrik dan Listrik
Pemakaian SMK Negeri I Sedayu Bantul Tahun Ajaran 2002/2003. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
16. Joint Committee. (1991). Ukuran Baku Untuk Evaluasi Program, Proyek,
dan Materi Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press.
17. Muhammad Nursa’ban. (2009). Evaluasi Proses Model Stake Pada
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Kota Yogyakarta. Tesis.
Yogyakarta: Pasca Sarjana UNY.
18. Muliati A.M. (2007). Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda Suatu
Penelitian Evaluatif Berdasarkan Stake’s Countenance Model Mengenai
Program Pendidikan Sistem Ganda Pada Sebuah SMK di Sulawesi Selatan
(2005/2007). http://www.damandiri.or.id/file/ muliatyunjbab.pdf
19. Oemar Hamalik. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
20. Putu Sudira. (2012). Filosofi dan Teori Pendidikan Vokasi dan Kejuruan.
Yogyakarta: UNY Press.
21. Roestiyah NK. (1985). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
22. Saifuddin Azwar. (2012). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
23. Siswanto HB. (2007). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
24. Soenarto. (2003). Kilas Balik dan Masa Depan Pendidikan dan Pelatihan
Kejuruan (Suatu Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di
Indonesia). Yogyakarta: FT UNY.
25. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
26. Suharsimi Arikunto. (1988). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara.
27. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik (Edisi Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta.
28. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar. (2004). Evaluasi
Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
29. Suyadi Prawirosentono. (2008). Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta:
Bpfe
30. Sri Peni. (2009). Evaluasi Program Praktik Kerja Industri Peserta Didik SMK
Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta:
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
31. Tim Pokja PSG. (2015). Buku Pedoman Praktik Kerja Industri. Kebumen:
SMK N 2 Kebumen.
32. Tuatul Mahfud. (2016). Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan Jurusan
Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan. Jurnal Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan (Vol. 23 No 1). Hlm. 115.
33. Vivin NN. (2010). Evaluasi Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
SMK Kelas XII Kompetensi Keahlian Pemasaran di SMK N I Tempel Tahun
ajaran 2010/ 2011. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.
TUGAS JURNAL BAHASA INDONESIA
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI
SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN
SMK N 2 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh : Ristian Wahyu Sadewo


Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta

Disusun Oleh :
Bara Noviandi Ristianto (15503241030)
Zulfigar Hadi Pramono (15503241035)

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS


NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
2017

Anda mungkin juga menyukai