KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
DAFTAR ISI
iii
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
DAFTAR PUSTAKA
iv
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 Besarnya Debit Air Tanah di DTA Mojoagung ................................. 2-7
Tabel 2-2 Luasan Masing-Masing Tutupan Lahan DTA Mojoagung ....................... 2-7
Tabel 3-1 Faktor Frekuensi untuk Agihan Normal ....................................... 3-8
Tabel 3-2 Harga Komponen C oleh Faktor Intensitas Hujan .......................... 3-14
Tabel 3-3 Harga Komponen Ct oleh Faktor Topografi ................................. 3-14
Tabel 3-4 Harga Komponen Cp oleh Faktor Tampungan .............................. 3-15
Tabel 3-5 Harga Komponen Cs oleh Faktor Infiltrasi .................................. 3-15
Tabel 3-6 Harga Komponen Cc oleh Faktor Penutup Lahan ........................... 3-15
Tabel 4-1 Pengaruh Stasiun Hujan di Catchment Area Bendung Mojoagung
Dengan Metode Polygon Thiessen ............................................. 4-7
Tabel 4-2 Curah Hujan Bulanan Stasiun Sangubanyu .................................... 4-9
Tabel 4-3 Curah Hujan Bulanan Stasiun Tlogomili ..................................... 4-10
Tabel 4-4 Curah Hujan Bulanan Stasiun Bawang ...................................... 4-11
Tabel 4-5 Curah Hujan Rancangan Catchmen Area Bendung Mojoagung
Hasil Metode Thiessen ....................................................... 4-12
Tabel 4-6 Data Klimatologi Rata-Rata Stasiun Juwero (Tahun 2012 – 2014) ......... 4-13
Tabel 4-7 Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Metode Penman ....................... 4-15
Tabel 4-8 Tinggi Ketersediaan Air Metode Mock Tahun 2005 ......................... 4-17
Tabel 4-9 Tinggi Ketersediaan Air Metode Mock Tahun 2006 ......................... 4-18
Tabel 4-10 Tinggi Ketersediaan Air Metode Mock Tahun 2007 ......................... 4-19
Tabel 4-11 Tinggi Ketersediaan Air Metode Mock Tahun 2008 ......................... 4-20
Tabel 4-12 Tinggi Ketersediaan Air Metode Mock Tahun 2009 ......................... 4-21
Tabel 4-13 Tinggi Ketersediaan Air Metode Mock Tahun 2010 ......................... 4-22
Tabel 4-14 Tinggi Ketersediaan Air Metode Mock Tahun 2011 ......................... 4-23
Tabel 4-15 Tinggi Ketersediaan Air Metode Mock Tahun 2012 ......................... 4-24
Tabel 4-16 Tinggi Ketersediaan Air Metode Mock Tahun 2013 ......................... 4-25
Tabel 4-17 Tinggi Ketersediaan Air Metode Mock Tahun 2014 ......................... 4-26
v
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
vi
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
DAFTAR GAMBAR
vii
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
BAB1 1
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan alternatif sumber energi
listrik bagi masyarakat, PLTMH memberikan banyak keuntungan terutama bagi
masyarakat pedalaman di seluruh Indonesia. Disaat sumber energi lain mulai menipis
dan memberikan dampak negatif, maka air menjadi sumber energi yang sangat penting
karena dapat dijadikan sumber energi pembangkit listrik yang murah dan tidak
menimbulkan polusi. Selain itu, Indonesia kaya akan sumber daya air sehingga sangat
potensial untuk memproduksi energi listrik yang banyak.
Maksud dan tujuan disusunnya laporan ini yaitu bertujuan untuk mengetahui
potensi Sungai Lampir apabila digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga mikro
hidro yang meliputi :
1-1
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
1. Tinjauan Lapangan
2. Inventarisasi data
3. Analisis Hidrologi
Melakukan analisis ketersediaan air yang berpotensi untuk rencana PLTMH yang
bertujuan mengetahui besarnya debit desain untuk menggerakkan turbin yang
berpengaruh pada daya yang dikeluarkan.
Sedangkan perhitungan debit banjir rancangan berfungsi untuk menentukan
desain bangunan pengambilan (dalam hal ini Bendung Mojoagung)
Perhitungan daya dari debit desain yang telah dihitung dengan beberapa
parameter lain, seperti tinggi jatuh (head), massa jenis air (ρ) dan percepatan
gravitasi (g)
1-2
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Gambar 1-1 Peta Lokasi Rencana PLTMH Mojoagung, Desa Bendosari Kec. Plantungan Kab. Kendal
1-3
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
BAB 2 2
GAMBARAN WILAYAH STUDI
2.1 Umum
Ketinggian suatu daerah atau wilayah dihitung berdasarkan posisinya dari permukaan
laut. Kecamatan Plantungan yang termasuk dalam wilayah dataran tinggi, memiliki
ketinggian 697 m di atas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Sukorejo berada pada
kisaran 524,00 m. Sedangkan Kecamatan Weleri adalah kecamatan yang memiliki
ketinggian terendah di atas permukaan laut yaitu 4 m di atas permukaan laut.
Sungai dengan debit air terbesar di Kabupaten Kendal tahun 2012 yaitu sungai Kali
Bodri. Debit air Kali Bodri pada musim penghujan bisa mencapai 59.951 m3/dt,
merupakan debit air tertinggi diantara 10 sungai lainnya di Kabupaten Kendal.
Sedangkan pada musim kemarau debit air terbesarpun ada di Kali Bodri berkisar 9.650
m3/dt dengan panjang sungai 87 Km.
Jumlah penduduk Kabupaten Kendal tahun 2012 tercatat sebanyak 948.493 jiwa
terdiri dari 478.518 (50,45 persen) laki-laki dan 469.975 (49,55 persen) perempuan.
2-1
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
2-2
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
2.2 Topografi
Sungai Lampir merupakan anak Sungai Kuto (DAS Kuto) yang menjadi bagian dari
Wilayah Sungai (WS) Bodri Kuto yang terletak di Kab. Kendal Provinsi Jawa Tengah.
Topografi DAS Kuto terbagi dalam tiga bagian yaitu bagian hulu (up-stream) yang
terletak di bagian paling selatan dengan ketinggian antara 1.000 - 2.500 m dpl (Gunung
Prau-Pegunungan Dieng). Kemudian di bagian tengah (midlle stream) merupakan daerah
perbukitan dengan ketinggian 200 – 1000 dpl, sedangkan bagian hilir (down-stream)
merupakan dataran rendah dataran rendah dengan ketinggian 0 – 200 m dpl.
2.3 Hidro-Klimatologi
Daerah Tangakapan Air (DTA) merupakan batas hidrologis aliran air/hujan yang jatuh
pada suatu area sehingga aliran tersebut terkumpul dalam suatu tampungan yang
mengalirkanya dari daerah tinggi/hulu ke daerah muara/hilir yang disebut sungai.
Penetapan daerah tangkapan air ini dilakukan berdasar pada peta topografi skala 1 :
25.000 (BAKOSURTANAL, 2002). Sehingga didapat Daerah Tangkapan Air Bendung
Mojoagung berada pada Sungai Lampir dengan luas DTA 48,5 km2.
Untuk lebih jelasnya mengenai DTA Bendung Mojoagung dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
2-3
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
2-4
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
2.5 Hidro-Geologi
Hidrogeologi pada DTA Mojoagung ini akan berkaitan dengan batuan penyusun sungai
dan kondisi air tanah (CAT). Dalam hal batuan penyusun akan berpengaruh terhadap
infiltrasi air yang jatuh pada DTA sehingga bisa menjadi ketersediaan air. Dan untuk
Cekungan Air Tanah akan berpengaruh terhadap ketersediaan air yang ada pada sungai,
karena CAT dapat memberikan sumbangan ketersediaan air pada sungai dengan aliran
base flow yang masuk pada sungai tersebut.
Penentuan CAT bukan didasarkan pada batas administrasi melainkan pada batas
hidrogeologis, oleh karena itu banyak CAT yang keberadaannya melintasi dua wilayah
administrasi, bahkan bisa lebih. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi CAT di DTA
(catchment area) Bendung Mojoagung dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut ini.
2-5
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Tutupan lahan yang ada di DTA Mojoagung cukup beragam, mulai dari perkebunan,
hutan pertanian, industri dan pemukiman. Untuk daerah hulu masih didominasi oleh
hutan dan perkebunan karena letaknya yang barada di daerah pegunungan. Sedangkan
di daerah tengah hingga hilir didominasi daerah pertanian, industri dan pemukiman
penduduk. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi tutupan lahan di DTA Mojoagung
dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
2-7
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
BAB 3 3
PENDEKATAN TEKNIS
Permasalahan yang timbul dalam analisa potensi air permukaan ini adalah
keterbatasan data debit. Jumlah ketersediaannya seringkali hanya sekitar 5 tahun atau
kurang, sehingga periu dilakukan analisis pembangkitan data debit atas dasar data hujan
dan iklim (rainfalf runoff anlysis). Mengingat keterbatasan dari kebanyakan model
limpasan yang ada, _maka analisis ketersediaan air ini akan dilakukan pada sub-DPS
yang terletak di bagian hulu, yaitu pada wilayah di mana pengaruh pasang surut dapat
diabaikan.
Secara garis besa langkah yang diperlukan dalam melakukan analisis potensi air
permukaan sebagai berikut :
a. Menghitung evapotranspirasi untuk seluruh areal studi dengan metode Penmann yang
sudah dimodifikasi.
b. Pengumpulan data hujan & iklim dan melengkapi data hujan yang kosong, dan
membuat hujan wilayah (areal rainfall) pada simpul inflow, sebagai masukan utama
model hujan-limpasan (rainfall-runoff)
c. Melengkapi dan memperpanjang data debit aliran dengan model hujan limpasan.
Dalam studi ini akan digunakan model hujan-limpasan FJ Mock yang menggunakan
data hujan bulanan
d. Analisis frekuensi mengenai debit aliran rendah (low flow analysis), yaitu debit
aliran pada musim kemarau di tahun kering rata-rata, tahun kering dengan periode
ulang 5 tahunan dan 10 tahunan.
Pengolahan data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan data hujan bulan runtut
waktu (time-series) yang cukup panjang (diatas 10 tahun) untuk setiap DPS. Tujuannya
adalah untuk menyusun data debit limpasan (runoff) sintetis time series untuk setiap
3-1
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
DPS dalam satuan milimeter perhari atau milimeter perbulan, sehingga pada setiap
lokasi sungai dapat diperkirakan data debit runtut waktunya; hal ini sangat bermanfaat
dalam perencanaan maupun pengelolaan sumber daya air.
Seringkali ditemui di dalam suatu wilayah sungai, data curah hujan yang ada tidak
lengkap atau kosong. Saat ini dikenal dua cara untuk memperkirakan data hujan yang
hilang yaitu dengan cara 'Normal Rasio Methode' (Linsley, et.all.,1958) dan 'Reciprocal
Methode' atau 'Inversed squared distance' (Simanton & Osborne, 1980). Untuk 'Normal
Rasio Methode' bisa digunakan bila variasi ruang hujan tidak terlalu besar, sedangkan
pada 'Reciprocal Methode' memanfaatkan jarak antar stasiun sebagai faktor koreksi.
Rumus yang dipakai dalam ' Normal Rasio Methode' adalah sebagai berikut :
Dengan :
Px = curah hujan pada stasiun x yang dicari (mm)
Nx = curah hujan normal tahunan di stasiun x
PA = curah hujan pada stasiun A (mm)
NA = curah hujan normal tahunan di stasiun A
n = jumlah stasiun referensi
Sedangkan cara yang relatif lebih baik adalah cara `Reciprocal Methode` yang
memanfaatkan jarak antar stasiun sebagai faktor koreksi (weighting factor). Hal ini bisa
dimengerti, karena korelasi antara dua stasiun hujan menjadi makin kecil dengan
makin besarnya jarak antar stasiun tersebut. Persaman di atas bisa digunakan, bila
dalam DAS tersebut terdapat lebih dari dua stasiun hujan dan dianjurkan untuk
menggunakan paling tidak tiga stasiun acuan.
PA P P
2
A 2 A2
(d ) (d xB ) (d xc )
Px xA
1 1 1
(d xA ) 2 (d xB ) 2 (d xc ) 2
Dimana:
3-2
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Debit andalan adalah debit minimum sungai dengan kemungkinan debit terpenuhi :
Debit andalan pada umumnya dianalisis sebagai debit rata-rata untuk periode
setengah bulanan atau bulanan. Kemungkinan tak terpenuhi ditetapkan 20 %, untuk
menilai tersedianya air berkenaan dengan kebutuhan pengambilan (diversion
requirement).
Debit andalan dapat diperkirakan salah satunya dengan menggunakan Metoda Mock
yang dikembangkan oleh Dr. F. J. Mock (Tahun 1973) berdasarkan atas daur hidrologi.
Untuk luas daerah tangkapan air lebih dari 100 ha maka metoode yang dipakai sebaiknya
metoode water balance Dr. FJ Mock yang telah dipraktekkan diberbagai sungai di
Indonesia. Metoode water balance Dr. FJ Mock tergantung pada :
- Curah hujan bulanan dan jumlah hari hujan
- Evapotranspirasi
- Karakteristik hidrologi daerah pengaliran
Metoda Mock merupakan salah satu dari sekian banyak metoda yang menjelaskan
hubungan rainfall-runoff. Secara garis besar model rainfall-runoff bisa dilihat pada
gambar berikut ini.
Data yang dibutuhkan dalam perhitungan debit dengan Metoda Mock ini adalah data
klimatologi, luas dan penggunaan lahan dari catchment area. Pada prinsipnya, Metoda
Mock memperhitungkan volume air yang masuk, keluar, dan yang disimpan dalam tanah
(soil storage). Volume air yang masuk adalah hujan. Air yang keluar adalah infiltrasi,
3-3
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Data Hujan sangat diperlukan dalam setiap analisa hidrologi, terutama untuk
menghitung Debit banjir rancangan baik secara empiris maupun model matematik.
Perhitungan debit banjir rancangan menggunakan data hujan yang diperoleh dari
stasiun pengamatan hujan
3-4
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
R A R A R A ... Rn An
R = 1 1 2 2 3 3
A total
Di mana :
Dalam analisis curah hujan diperlukan data lengkap dalam arti kualitas dan panjang
periode data. Data curah hujan umumnya, dikarenakan sesuatu sebab, ada yang hilang
atau dianggap kurang panjang jangka waktu pencatatannya.
Di mana,
Hh = hujan di stasiun yang akan dilengkapi
H1 … Hn = hujan di stasiun referensi
L 1 … Ln = jarak stasiun referensi dengan data stasiun yang dimaksud
Kualitas data yang ada cukup memadai sehingga tidak banyak diperlukan
kelengkapan data dari stasiun referensi
Hujan rancangan merupakan kemungkinan tinggi hujan yang terjadi dalam kala ulang
tertentu sebagai hasil dari suatu rangkaian analisis hidrologi yang biasa disebut analisis
frekuensi curah hujan.
3-5
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
X
Xbar =
n
Sd =
X X
bar
2
n 1
Sd
Cv =
X bar
1 X X bar 3
n n2
Cs = .
1 X X bar
n
2 2
3 n 1n 2
3-6
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
1 X X bar 4
n n2
Ck =
.
2 n 1n 2n 3
1 X X bar 2
n
dimana,
X bar = tinggi hujan harian maksimum rata-rata selama n tahun
X = jumlah tinggi hujan harian maksimum selama n tahun
n = jumlah tahun pencatatan data hujan
Sd = simpangan baku
Cv = koefisien variasi
Cs = koefisien kemiringan
Ck = koefisien kurtosis
Lima parameter statistik di atas akan menentukan jenis agihan yang akan
digunakan dalam analisis frekuensi.
Distribusi yang dipilih dan dianggap tidak cocok menurut Uji Chi Kuadrat
adalah apabila harga X2 melewati harga X2 kritik, sementara menurut Uji
3-7
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Analisis frekuensi dapat dilakukan secara matematis aljabar dan secara grafis.
Penggunaan cara grafis dilakukan dengan plotting data hujan pada kertas
grafis sesuai dengan agihan yang digunakan.
Probability Probability
of exceedance K of exceedance K
(percent) (percent)
0.12 3.09 50 0
0.5 2.58 55 -0.13
1 2.33 60 -0.25
2.5 1.96 65 -0.38
5 1.64 70 -0.52
10 1.28 75 -0.67
3-8
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Probability Probability
of exceedance K of exceedance K
(percent) (percent)
15 1.04 80 -0.84
20 0.84 85 -1.04
25 0.67 90 -1.28
30 0.52 95 -1.64
35 0.38 97.5 -1.96
40 0.25 99 -2.33
45 0.13 99.5 -2.58
50 0 99.9 -3.09
n
P(X) = exp {-½ (ln X - n2)}
X n 2
dengan,
4
n = ½ ln 2
2
n2 = ln
2
4
2
sedangkan besarnya asimetrik (Skewness)
= V3 + 3V
dengan,
V = / = (en21)2
dan kurtosis,
k = V8 + 6V6 + 15V4 + 16V2 + 3
3-9
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Xt = X+K
dengan,
RETURN PERIOD
Cv T tahun
2 5 10 20 50 100
0.050 -0.250 0.833 1.297 1.686 2.134 2.437
0.100 -0.050 0.822 1.308 1.725 2.213 2.549
0.150 -0.074 0.809 1.316 1.760 2.290 2.661
0.200 -0.097 0.763 1.320 1.791 2.364 2.772
0.250 -0.119 0.775 1.321 1.818 2.435 2.881
0.300 -0.141 0.755 1.318 1.841 2.502 2.987
0.350 -0.160 0.733 1.313 1.860 2.564 2.089
0.400 -0.179 0.711 1.304 1.875 2.621 2.187
0.450 -0.196 0.687 1.292 1.885 2.673 2.220
0.500 -0.211 0.663 1.278 1.891 2.720 2.367
0.550 -0.225 0.638 1.261 1.893 2.762 2.449
0.600 -0.238 0.613 1.243 1.892 2.797 2.524
0.650 -0.249 0.588 1.223 1.887 2.828 2.593
0.700 -0.258 0.563 1.201 1.879 2.853 2.656
0.750 -0.267 0.539 1.178 1.868 2.874 2.712
0.800 -0.274 0.515 1.155 1.854 2.889 2.762
0.850 -0.280 0.491 1.131 1.839 2.900 2.806
0.900 -0.285 0.469 1.106 1.821 2.907 2.844
0.950 -0.290 0.447 1.081 1.802 2.910 2.876
1.000 -0.293 0.425 1.056 1.782 2.910 2.904
Analisis Frekuensi Metode Gumbel
Agihan ini merupakan agihan dari nilai-nilai ekstrim (maksimum dan
minimum). Fungsi ini merupakan fungsi ksponensial ganda. Sifat khusus
dari agihan ini adalah sebagai berikut.
3-10
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Rumus umum :
Sx
Rt = X + (Yr – Yx)
Sn
dengan,
Rt = tinggi hujan untuk periode ulang t tahun (mm)
X = harga rata-rata data hujan
Sx = Reduced Standart Deviation sebagai fungsi dari dari
banyaknya data
Sn = Standart Deviasi
Yr = Harga Reduced Variate (tabel)
Yn = Harga rata-rata Reduced Variate (tabel)
3-11
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
lnX
n 1
i
ln (X) =
n
c. Hitung Standart Deviasi
n
ln X
n 1
i (ln X)2
Si =
n 1
d. Hitung Asimetri
n
n 2 ln X i ln X3
n 1
Cs =
n 1n 2 Si3
e. Hitung besarnya logaritma debit dengan jangka waktu yang dipilih
ln Q = (ln X) + Gsi
f. Besarnya curah hujan dapat diperoleh dengan mencari anti logaritma
dari point e.
Metode perhitungan ini dapat diperkirakan dengan dengan urutan sebagai berikut :
1. Data Dasar
Rumus Kirpich
L1,156
tc = 0,945
D 0,365
3-12
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
dimana :
tc = waktu konsentrasi (jam)
L = panjang sungai utama (km)
D = perbedaan tinggi lokasi dengan titik tertinggi
daerah tadah hujan (m)
3-13
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
C = Ci + Ct + Cp + Cs + Cc
dengan :
Ci = komponen C oleh intensitas hujan yang bervariasi
Ct = komponen C oleh kondisi topografi
Cp = komponen C oleh tampungan permukaan
Cs = komponen C oleh infiltrasi
Cc = komponen C oleh penutup lahan
Intensitas Hujan Ci
(mm/jam)
< 25 0,05
25 - 50 0,15
50 - 75 0,25
> 75 0,30
3-14
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
3-15
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Tenaga air dan pemanfaatannya pada umumnya sangat berbeda bila dibandingkan
dengan penggunaan tenaga lain. Sumber tenaga air secara teratur dibangkitkan kembali
karena adanya pemanasan sinar matahari, sehingga sumber tenaga air merupakan
sumber energi yang dapat diperbaharui. Potensi tenaga air merupakan sumber energi
multiguna, salah satunya sebagai pembangkit listrik. Pada dasarnya ada 3 (tiga) faktor
utama dalam penentuan pemakaian suatu potensi sumber tenaga air untuk pembangkit
listrik yaitu :
Dapat kita ketahui, bahwa potensi energi air terjun pada prinsipnya memanfaatkan
energi karena ketinggian potensial yang selanjutnya dikonversi menjadi energi kinetik
untuk menggerakkan sirip dan memutar turbin yang selanjutnya dapat menghasilkan
energi listrik dari generator. Maka persamaan yang digunakan dalam menghitung daya
listrik teoritis yang dihasilkan dari energi air terjunan yaitu (Arismunandar, 1991:19) :
P=ρxQxgxH
di mana :
3-16
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
3-17
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
BAB 4 4
HASIL ANALISIS
Luas daerah tangkapan (cathcment area) Bendung Mojoagung yaitu 48,5 km2. Metode
yang digunakan dalam perhitungan ketersediaan air ini yaitu Metode FJ. Mock. Metode
ini digunakan untuk menghitung harga debit bulanan, evapotranspirasi, kelembaban air
tanah dan tampungan air tanah. Curah hujan rata-rata bulanan di daerah aliran sungai
dihitung berdasarkan data pengukuran curah hujan dan evapotranspirasi, kelembaban
tanah dan tampungan air tanah. Curah hujan rata-rata-bulanan di daerah aliran sungai
dihitung berdasarkan data pengukuran curah hujan dan evapotrnspirasi yang sebenarnya
dari data meteorologi (Metode Penman) dan karakteristik vegetasi. Pada metode Mock
ini, untuk setiap bulannya pertama-tama dihitung penyimpanan kelembaban tanah (Soil
Moisture Storage = SMS) pada akhir bulan. Jika SMS akhir lebih besar dari kelembaban
tanah (Soil Moisture Capacity = SMC), maka akan ada kelebihan air (Water Surplus =
WS). Dan jika SMS akhir lebih kecil dari SMC, maka WS = 0. Walaupun tidak terjadi
kelebihan air (WS = 0), aliran langsung tetap dapat terjadi akibat limpasan hujan lebat
(storm run off).
Untuk lebih jelasnya mengenai bagan alir Perhitungan Keseimbangan Air (Water
Balance) Dr. FJ. Mock ini dapat dlihat pada gambar berikut ini.
4-1
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Keterangan :
SMC = kapasitas kelembaban tanah
SMS = penyimpanan kelembaban tanah
I = koefisien infiltrasi
K = faktor resesi aliran air tanah
PF = factor aliran hujan lebat
GS = keseimbangan air tanah
4-2
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Et = Eto - E
dimana :
Dalam bulan kering (5 s/d 8 hari hujan dalam sebulan) faktor m dianggap
konstan, sementara dalam musim hujan (lebih dari 8 hari hujan dalam
sebulan) setelah musim kemarau, dianggap faktor ini berkurang 10 – 20 % per
bulan.
P = curah hujan
4-3
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Et = evapotranspirasi terbatas
Bila harga s positif (P > Et), maka air akan masuk kedalam tanah bila
kapasitas kelembaban tanah belum terpenuhi, dan sebaliknya akan
melimpas bila kondisi tanah jenuh.
Bila harga s negatif (P < Et), sebagian air tanah akan keluar dan terjadi
kekurangan (defisit).
b. Perubahan kandungan air tanah (Soil Storage) tergantung dari harga s.
Biasanya diambil 50 s/d 250 mm, yaitu kapasitas kandungan air dalam
tanah per m2. Jika porositas tanah lapisan atas tersebut makin besar,
maka kapasitas kelembaban tanah akan makin besar pula.
Lahan yang porous misalnya pasir halus mempunyai infiltrasi lebih tinggi
dibandingkan tanah lempung berat. Sedangkan lahan yang terjal, dimana
air tidak sempat infiltrasi kedalam tanah, maka koefisien infiltrasi akan
kecil.
4-4
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
maka untuk harga koefisien infiltrasi (I) untuk di DTA Bendung Mojoagung
ditaksir sebesar 0,10.
b. Penyimpanan air tanah (Groundwater Storage)
dimana :
Vn = Vn - Vn - 1
Harga k yang tinggi akan memberikan resesi yang lambat seperti pada
kondisi geologi lapisan bawah yang sangat lulus air (permeable).
4-5
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Data hujan dan iklim sangat diperlukan dalam setiap analisis hidrologi, baik untuk
menghitung debit banjir rancangan maupun menghitung debit andalan / ketersediaan
air). Perhitungan debit banjir rancangan dan debit andalan menggunakan data hujan
yang diperoleh dari 3 stasiun pengamat hujan yang berpengaruh terhadap Daerah
Tangkapan Air (DTA) dari Bendung Mojoagung sebagai sumber air (intake) rencana
PLTMH Mojoagung yaitu :
4-6
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Untuk data iklim diambil dari Stasiun Klimatologi Juwero selama 3 tahun (2012 –
2014) yang meliputi :
- Temperatur
- Kelembaban Udara
- Penyinaran Matahari
- Kecepatan Angin
Untuk lebih jelasnya mengenai data hujan dan data klimatologi yang digunakan
dalam analisis debit andalan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
4-7
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
4-9
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
4-10
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
4-11
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Tabel 4-5 Curah Hujan Rancangan Catchmen Area Bendung Mojoagung Hasil Metode Thiessen
4-12
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Tabel 4-6 Data Klimatologi Rata-Rata Stasiun Juwero (Tahun 2012 – 2014)
BULAN SATUAN JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
TEMPERATUR UDARA (oC) 26,3 26,8 26,6 26,6 26,5 25,4 24,0 24,6 26,5 28,0 28,4 28,4
KELEMBABAN UDARA (RH) (%) 94,9 94,8 95,1 95,0 95,0 94,9 95,1 94,8 95,7 95,8 93,7 94,9
PENYINARAN MATAHARI (%) 24,1 42,0 32,8 50,5 63,8 58,0 67,1 78,3 80,9 69,8 48,9 31,5
KEC. ANGIN (Tinggi 2 M) (m/dtk) 0,6 0,7 0,6 0,5 0,7 0,6 0,7 0,7 0,7 0,7 0,5 0,5
4-13
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
4.1.4 Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah proses penguapan air yang ada pada permukaan dan pada
tanaman. Evapotranspirasi terbatas (Et) dihitung dari evapotranspirasi potensial metode
Penman. Hubungan antara evapotranspirasi potensial dengan evapotranspirasi terbatas
dihitung dengan rumus berikut :
Et = Eto - E
dimana :
Dalam bulan kering (5 s/d 8 hari hujan dalam sebulan) faktor m dianggap
konstan, sementara dalam musim hujan (lebih dari 8 hari hujan dalam
sebulan) setelah musim kemarau, dianggap faktor ini berkurang 10 – 20 % per
bulan.
Untuk lebih jelasnya mengenai hasil evapotranspirasi (Et) dengan Metode Penman
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
4-14
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
NO. DASAR UNIT JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEP OKT NOV DES
o
1 Suhu Uda ra C 26,3 26,8 26,6 26,6 26,5 25,4 24,0 24,6 26,5 28,0 28,4 28,4
2 Kel emba ba n Rel a tif % 94,9 94,8 95,1 95,0 95,0 94,9 95,1 94,8 95,7 95,8 93,7 94,9
3 Kecepa tan Angi n (U) m/s 0,6 0,7 0,6 0,5 0,7 0,6 0,7 0,7 0,7 0,7 0,5 0,5
4 Penyi na ra n Ma taha ri 8 Ja m (Q1) % 24,1 42,0 32,8 50,5 63,8 58,0 67,1 78,3 80,9 69,8 48,9 31,5
5 Letak Ga ri s Li ntang dera ja t 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0
6 Tra ns fer ke 12 Ja m = 0, 786 Q1+ 3,45 % 22 36 29 43 54 49 56 65 67 58 42 28
Perhitungan (Prosida/Penman)
7 Ta bel 2 denga n (1) 9,12 9,18 9,15 9,15 9,14 9,01 8,84 8,91 9,14 9,32 9,37 9,37
8 Ta bel 2 denga n (1) 2,60 2,67 2,64 2,64 2,63 2,49 2,30 2,38 2,63 2,86 2,91 2,91
9 Ta bel 2 denga n (1) 25,74 26,46 26,18 26,18 26,03 24,35 22,37 23,19 26,03 28,32 29,00 29,00
10 Ta bel 2 denga n (1) 2,01 2,04 2,03 2,03 2,02 1,94 1,83 1,88 2,02 2,14 2,18 2,18
11 (2) x (9) 24,4 25,1 24,9 24,9 24,7 23,1 21,3 22,0 24,9 27,1 27,2 27,5
12 Ta bel 3 denga n (11) 0,102 0,094 0,096 0,096 0,099 0,115 0,134 0,127 0,096 0,094 0,093 0,09
13 (9) - (11) 1,31 1,38 1,29 1,30 1,29 1,25 1,10 1,20 1,13 1,19 1,83 1,48
14 Ta bel 4 denga n (3) 0,141 0,151 0,141 0,132 0,151 0,141 0,151 0,151 0,151 0,151 0,132 0,132
15 (13) x (14) 0,18 0,21 0,18 0,17 0,20 0,18 0,17 0,18 0,17 0,18 0,24 0,20
16 Ta bel 5 denga n (5) 9,12 9,16 8,90 8,32 7,64 7,25 7,37 7,95 8,59 8,99 9,06 9,06
17 Ta bel 6 denga n (6) 0,30 0,36 0,33 0,38 0,43 0,41 0,44 0,47 0,48 0,44 0,38 0,33
18 (16) x (17) 2,77 3,28 2,94 3,20 3,25 2,95 3,21 3,73 4,10 3,99 3,44 2,95
19 8 x [1 - (6)] 6,21 5,08 5,66 4,55 3,71 4,08 3,51 2,80 2,64 3,34 4,65 5,75
20 1 - [(19)/10] 0,38 0,49 0,43 0,55 0,63 0,59 0,65 0,72 0,74 0,67 0,53 0,43
21 (7) x (12) x (20) 0,35 0,42 0,38 0,48 0,57 0,61 0,77 0,81 0,65 0,58 0,47 0,36
22 (18) - (21) 2,42 2,86 2,56 2,72 2,68 2,34 2,44 2,92 3,46 3,40 2,97 2,59
23 (8) x (22) 6,28 7,63 6,75 7,18 7,05 5,82 5,61 6,95 9,09 9,73 8,65 7,55
24 (15) + (23) 6,46 7,84 6,93 7,35 7,24 6,00 5,78 7,13 9,26 9,91 8,89 7,75
25 (24) : (10) mm/ha ri 3,22 3,84 3,42 3,62 3,58 3,09 3,16 3,79 4,58 4,63 4,08 3,55
26 Juml a h Ha ri ha ri 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
27 Evapotranspirasi Potensial (Eto) mm/bulan 99,7 108 106 109 111 93 98 118 138 144 122 110
4-15
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Hasil analisa debit andalan untuk Sungai Lampir di Bendung Mojoagung ditentukan
menggunakan dengan asumsi debit andalan Q90 kering karena syarat ketersediaan air
untuk suatu PLTA/PLTMH yaitu dengan peluang 90% dengan asumsi ketersediaan air yang
ada hampir 90% terjadi sehingga dapat mencukupi kebutuhan untuk menggerakkan
mesin turbin yang akan menghasilkan energi listrik. Di mana diketahui bahwa energi
listrik merupakan kebutuhan yang harus selalu dipenuhi, sehingga peluang debit yang
ada yang diasumsikan mendekati 100% untuk menjaga kelangsungan pemenuhan
kebutuhan listrik.
Untuk lebih jelasnya mengenai catchment area dan titik lokasi Bendung Mojoagung
dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Sedangkan untuk hasil analisis debit andalan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
4-16
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
1 CURAH HUJAN (P) mm 489 685 545 393 302 116 122 15 100 277 316 645
2 JUMLAH HARI HUJAN (n) hari 17 21 26 22 12 10 9 3 7 15 19 26
Limited Evapotranpiration
3 Evapotanspiration Potensial (Ep) mm 99,7 107,6 105,9 108,7 111,1 92,8 97,8 117,6 137,5 143,6 122,3 110,2
4 Exposed Surface (m) % 30,0 30,0 30,0 30,0 20,0 20,0 15,0 15,0 15,0 20,0 30,0 30,0
5 (m/20) * (18 - n) 0,0 0,0 -0,1 -0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,0 0,0 -0,1
6 dE = Ep x (m/20)*(18-n) [3] x [5] mm 2,0 -4,8 -12,7 -6,0 6,3 7,4 6,4 13,5 11,0 4,3 -1,8 -12,7
7 Evapotranspirasi Aktual (Ea) = Ep - dE [3] - [6] mm 97,7 112,4 118,6 114,6 104,8 85,4 91,5 104,0 126,5 139,3 124,1 122,8
Water Balance
8 P - Ea [1] - [7] mm 391,5 572,5 426,8 278,4 196,8 30,6 30,2 -88,6 -26,0 137,4 191,6 521,8
9 SMS = ISMS + (P - Ea) dimana ISMC = 150 mm 541,5 722,5 576,8 428,4 346,8 180,6 180,2 61,4 124,0 287,4 341,6 671,8
10 Soil storage (IS), if P-Ea <= 0, SS = 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 88,6 26,0 0,0 0,0 0,0
11 Soil Moisture Capacity mm 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 61,4 124,0 150,0 150,0 150,0
12 WATER SURPLUS [8] -[10] A= 63
mm km2391,5 572,5 426,8 278,4 196,8 30,6 30,2 0,0 0,0 137,4 191,6 521,8
Run Off
13 INFILTRATION koef infiltrasi x [12] mm 195,8 286,2 213,4 139,2 98,4 15,3 15,1 0,0 0,0 68,7 95,8 260,9
14 0,5 x (1 + k) x [13] mm 166,4 243,3 181,4 118,3 83,6 13,0 11,3 0,0 0,0 48,1 81,4 221,7
15 K x (Gs-1) mm 105,0 190,0 303,3 339,3 320,3 282,8 147,9 79,6 31,8 12,7 42,6 86,8
16 STORAGE VOLUME mm 271,4 433,3 484,7 457,6 404,0 295,8 159,2 79,6 31,8 60,8 124,0 308,6
17 dGs = Gs - Gs-1 mm A =
121,4 163 km2 51,4
161,9 -27,1 -53,6 -108,2 -136,6 -79,6 -47,8 29,0 63,2 184,5
18 BASE FLOW [13] - [17] mm 74,4 124,4 162,0 166,3 152,0 123,5 151,7 79,6 47,8 39,7 32,6 76,3
19 DIRECT RUN OFF (INTER FLOW) [12] - [13] mm 195,8 286,2 213,4 139,2 98,4 15,3 15,1 0,0 0,0 68,7 95,8 260,9
20 STORM RUN OFF di mana PF = 5 % PF x [1] mm 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,8 6,1 0,8 5,0 0,0 0,0 0,0
21 TINGGI KETERSEDIAAN (non CAT) [13]+[19]+[20] mm 391,5 572,5 426,8 278,4 196,8 36,4 36,3 0,8 5,0 137,4 191,6 521,8
22 TINGGI KETERSEDIAAN (CAT) 13 + 18 + 19 + 20 mm 465,9 696,8 588,8 444,7 348,8 159,9 188,0 80,4 52,8 177,2 224,2 598,1
Ket : untuk nilai Koef Infiltrasi = 0,6 ; Gs bulan sebelumnya = 150 mm ; factor resesi = 0,4 – 0,7
4-17
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Bulan
No Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 CURAH HUJAN (P) mm 623 559 623 474 317 128 165 9 79 254 207 528
2 JUMLAH HARI HUJAN (n) hr 23 21 24 23 16 4 4 1 2 6 14 22
Limited Evapotranpiration
3 Evapotanspiration Potensial (Ep) mm 99,7 107,6 105,9 108,7 111,1 92,8 97,8 117,6 137,5 143,6 122,3 110,2
4 Exposed Surface (m) % 30,0 30,0 30,0 30,0 20,0 20,0 15,0 15,0 15,0 20,0 30,0 30,0
5 (m/20) * (18 - n) -0,1 0,0 -0,1 -0,1 0,0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 -0,1
6 dE = Ep x (m/20)*(18-n) [3] x [5] mm -8,0 -4,8 -9,5 -7,6 1,9 12,7 10,5 15,0 16,5 17,7 7,3 -6,1
7 Evapotranspirasi Aktual (Ea) = Ep - dE [3] - [6] mm 107,7 112,4 115,4 116,3 109,3 80,1 87,3 102,6 121,0 125,9 115,0 116,2
Water Balance
8 P - Ea [1] - [7] mm 515,5 446,8 507,6 357,4 207,8 47,6 78,0 -94,0 -41,8 128,5 92,3 411,4
9 SMS = ISMS + (P - Ea) dimana ISMC = 150 mm 665,5 596,8 657,6 507,4 357,8 197,6 228,0 56,0 108,2 278,5 242,3 561,4
10 Soil storage (IS), if P-Ea >= 0, SS = 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 94,0 41,8 0,0 0,0 0,0
11 Soil Moisture Capacity mm 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 56,0 108,2 150,0 150,0 150,0
12 WATER SURPLUS [8] -[10] mm 515,5 446,8 507,6 357,4 207,8 47,6 78,0 0,0 0,0 128,5 92,3 411,4
Run Off
13 INFILTRATION koef infiltrasi x [12] mm 257,7 223,4 253,8 178,7 103,9 23,8 39,0 0,0 0,0 64,2 46,2 205,7
14 0,5 x (1 + k) x [13] mm 219,1 189,9 215,7 151,9 88,3 20,2 29,3 0,0 0,0 45,0 39,2 174,8
15 K x (Gs-1) mm 216,0 304,5 346,1 393,3 381,6 328,9 174,6 101,9 40,8 16,3 42,9 57,5
16 STORAGE VOLUME mm 435,1 494,4 561,8 545,2 469,9 349,2 203,8 101,9 40,8 61,3 82,1 232,3
17 dGs = Gs - Gs-1 mm 126,5 59,4 67,4 -16,7 -75,2 -120,8 -145,3 -101,9 -61,2 20,5 20,9 150,2
18 BASE FLOW [13] - [17] mm 131,2 164,0 186,4 195,4 179,1 144,5 184,3 101,9 61,2 43,7 25,3 55,5
19 DIRECT RUN OFF (INTER FLOW) [12] - [13] mm 257,7 223,4 253,8 178,7 103,9 23,8 39,0 0,0 0,0 64,2 46,2 205,7
20 STORM RUN OFF di mana PF = 5 % PF x [1] mm 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 6,4 8,3 0,4 4,0 0,0 0,0 0,0
21 TINGGI KETERSEDIAAN (non CAT) [13]+[19]+[20] mm 515,5 446,8 507,6 357,4 207,8 53,9 86,3 0,4 4,0 128,5 92,3 411,4
22 TINGGI KETERSEDIAAN (CAT) 13 + 18 + 19 + 20 mm 646,7 610,9 694,0 552,7 386,9 198,5 270,6 102,3 65,1 172,2 117,6 466,9
Ket : untuk nilai Koef Infiltrasi = 0,6 ; Gs bulan sebelumnya = 150 mm ; factor resesi = 0,4 – 0,7
4-18
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Bulan
No Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 CURAH HUJAN (P) mm 848 693 552 561 262 114 17 12 11 56 235 588
2 JUMLAH HARI HUJAN (n) hr 21 24 22 24 13 9 1 2 1 7 19 24
Limited Evapotranpiration
3 Evapotanspiration Potensial (Ep) mm 99,7 107,6 105,9 108,7 111,1 92,8 97,8 117,6 137,5 143,6 122,3 110,2
4 Exposed Surface (m) % 30,0 30,0 30,0 30,0 20,0 20,0 15,0 15,0 15,0 20,0 30,0 30,0
5 (m/20) * (18 - n) 0,0 -0,1 -0,1 -0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,0 -0,1
6 dE = Ep x (m/20)*(18-n) [3] x [5] mm -4,5 -9,7 -6,4 -9,2 5,6 8,7 12,2 14,4 17,9 16,3 -1,8 -9,4
7 Evapotranspirasi Aktual (Ea) = Ep - dE [3] - [6] mm 104,2 117,3 112,2 117,9 105,6 84,1 85,6 103,2 119,6 127,3 124,1 119,5
Water Balance
8 P - Ea [1] - [7] mm 744,1 575,6 440,2 443,0 156,7 29,6 -68,3 -90,8 -108,5 -71,1 110,8 468,7
9 SMS = ISMS + (P - Ea) dimana ISMC = 150 mm 894,1 725,6 590,2 593,0 306,7 179,6 81,7 59,2 41,5 78,9 260,8 618,7
10 Soil storage (IS), if P-Ea >= 0, SS = 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 68,3 90,8 108,5 71,1 0,0 0,0
11 Soil Moisture Capacity mm 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 81,7 59,2 41,5 78,9 150,0 150,0
12 WATER SURPLUS [8] -[10] mm 744,1 575,6 440,2 443,0 156,7 29,6 0,0 0,0 0,0 0,0 110,8 468,7
Run Off
13 INFILTRATION koef infiltrasi x [12] mm 372,0 287,8 220,1 221,5 78,3 14,8 0,0 0,0 0,0 0,0 55,4 234,3
14 0,5 x (1 + k) x [13] mm 316,2 244,7 187,1 188,3 66,6 12,6 0,0 0,0 0,0 0,0 47,1 199,2
15 K x (Gs-1) mm 162,6 335,2 405,9 415,1 422,3 342,2 177,4 88,7 35,5 14,2 9,9 39,9
16 STORAGE VOLUME mm 478,9 579,9 593,0 603,3 488,9 354,8 177,4 88,7 35,5 14,2 57,0 239,1
17 dGs = Gs - Gs-1 mm 246,5 101,0 13,1 10,4 -114,4 -134,1 -177,4 -88,7 -53,2 -21,3 42,8 182,1
18 BASE FLOW [13] - [17] mm 125,5 186,8 207,0 211,1 192,8 148,9 177,4 88,7 53,2 21,3 12,6 52,3
19 DIRECT RUN OFF (INTER FLOW) [12] - [13] mm 372,0 287,8 220,1 221,5 78,3 14,8 0,0 0,0 0,0 0,0 55,4 234,3
20 STORM RUN OFF di mana PF = 5 % PF x [1] mm 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,7 0,9 0,6 0,6 2,8 0,0 0,0
21 TINGGI KETERSEDIAAN (non CAT) [13]+[19]+[20] mm 744,1 575,6 440,2 443,0 156,7 35,2 0,9 0,6 0,6 2,8 110,8 468,7
22 TINGGI KETERSEDIAAN (CAT) 13 + 18 + 19 + 20 mm 869,6 762,5 647,2 654,1 349,4 184,1 178,3 89,3 53,8 24,1 123,4 520,9
Ket : untuk nilai Koef Infiltrasi = 0,6 ; Gs bulan sebelumnya = 150 mm ; factor resesi = 0,4 – 0,7
4-19
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Bulan
No Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 CURAH HUJAN (P) mm 714 728 806 458 384 158 27 55 96 155 587 699
2 JUMLAH HARI HUJAN (n) hr 21 25 20 20 15 7 1 6 8 13 21 25
Limited Evapotranpiration
3 Evapotanspiration Potensial (Ep) mm 99,7 107,6 105,9 108,7 111,1 92,8 97,8 117,6 137,5 143,6 122,3 110,2
4 Exposed Surface (m) % 30,0 30,0 30,0 30,0 20,0 20,0 15,0 15,0 15,0 20,0 30,0 30,0
5 (m/20) * (18 - n) 0,0 -0,1 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 -0,1 -0,1
6 dE = Ep x (m/20)*(18-n) [3] x [5] mm -4,0 -10,8 -3,7 -2,7 3,3 10,2 12,2 10,9 10,7 7,7 -6,1 -11,0
7 Evapotranspirasi Aktual (Ea) = Ep - dE [3] - [6] mm 103,7 118,3 109,6 111,4 107,8 82,6 85,6 106,7 126,9 135,9 128,4 121,2
Water Balance
8 P - Ea [1] - [7] mm 610,6 610,0 696,3 346,3 276,5 75,1 -58,8 -51,4 -31,2 19,5 458,1 578,0
9 SMS = ISMS + (P - Ea) dimana ISMC = 150 mm 760,6 760,0 846,3 496,3 426,5 225,1 91,2 98,6 118,8 169,5 608,1 728,0
10 Soil storage (IS), if P-Ea >= 0, SS = 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 58,8 51,4 31,2 0,0 0,0 0,0
11 Soil Moisture Capacity mm 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 91,2 98,6 118,8 150,0 150,0 150,0
12 WATER SURPLUS [8] -[10] mm 610,6 610,0 696,3 346,3 276,5 75,1 0,0 0,0 0,0 19,5 458,1 578,0
Run Off
13 INFILTRATION koef infiltrasi x [12] mm 305,3 305,0 348,2 173,2 138,2 37,6 0,0 0,0 0,0 9,8 229,1 289,0
14 0,5 x (1 + k) x [13] mm 259,5 259,2 295,9 147,2 117,5 31,9 0,0 0,0 0,0 6,8 194,7 245,7
15 K x (Gs-1) mm 167,4 298,8 390,6 480,6 439,5 389,9 210,9 105,5 42,2 16,9 16,6 147,9
16 STORAGE VOLUME mm 426,9 558,1 686,6 627,8 557,0 421,8 210,9 105,5 42,2 23,7 211,3 393,6
17 dGs = Gs - Gs-1 mm 187,8 131,2 128,5 -58,8 -70,8 -135,2 -210,9 -105,5 -63,3 -18,5 187,6 182,3
18 BASE FLOW [13] - [17] mm 117,5 173,8 219,6 231,9 209,1 172,7 210,9 105,5 63,3 28,2 41,5 106,7
19 DIRECT RUN OFF (INTER FLOW) [12] - [13] mm 305,3 305,0 348,2 173,2 138,2 37,6 0,0 0,0 0,0 9,8 229,1 289,0
20 STORM RUN OFF di mana PF = 5 % PF x [1] mm 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 7,9 1,3 2,8 4,8 7,8 0,0 0,0
21 TINGGI KETERSEDIAAN (non CAT) [13]+[19]+[20] mm 610,6 610,0 696,3 346,3 276,5 83,0 1,3 2,8 4,8 27,3 458,1 578,0
22 TINGGI KETERSEDIAAN (CAT) 13 + 18 + 19 + 20 mm 728,1 783,8 916,0 578,3 485,6 255,8 212,2 108,2 68,1 55,5 499,6 684,8
Ket : untuk nilai Koef Infiltrasi = 0,6 ; Gs bulan sebelumnya = 150 mm ; factor resesi = 0,4 – 0,7
4-20
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Bulan
No Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 CURAH HUJAN (P) mm 1006 1371 568 413 208 208 11 57 0 214 504 527
2 JUMLAH HARI HUJAN (n) hr 24 25 18 10 12 9 1 3 3 11 15 14
Limited Evapotranpiration
3 Evapotanspiration Potensial (Ep) mm 99,7 107,6 105,9 108,7 111,1 92,8 97,8 117,6 137,5 143,6 122,3 110,2
4 Exposed Surface (m) % 30,0 30,0 30,0 30,0 20,0 20,0 15,0 15,0 15,0 20,0 30,0 30,0
5 (m/20) * (18 - n) -0,1 -0,1 0,0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
6 dE = Ep x (m/20)*(18-n) [3] x [5] mm -8,5 -11,8 -0,5 12,5 6,7 8,0 12,2 13,2 15,8 10,1 6,1 7,2
7 Evapotranspirasi Aktual (Ea) = Ep - dE [3] - [6] mm 108,2 119,4 106,4 96,2 104,5 84,8 85,6 104,3 121,7 133,5 116,2 103,0
Water Balance
8 P - Ea [1] - [7] mm 898,2 1251,2 461,6 316,7 103,8 123,5 -74,5 -47,2 -121,7 80,3 388,3 423,6
9 SMS = ISMS + (P - Ea) dimana ISMC = 150 mm 1048,2 1401,2 611,6 466,7 253,8 273,5 75,5 102,8 28,3 230,3 538,3 573,6
10 Soil storage (IS), if P-Ea >= 0, SS = 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 74,5 47,2 121,7 0,0 0,0 0,0
11 Soil Moisture Capacity mm 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 75,5 102,8 28,3 150,0 150,0 150,0
12 WATER SURPLUS [8] -[10] mm 898,2 1251,2 461,6 316,7 103,8 123,5 0,0 0,0 0,0 80,3 388,3 423,6
Run Off
13 INFILTRATION koef infiltrasi x [12] mm 449,1 625,6 230,8 158,4 51,9 61,8 0,0 0,0 0,0 40,1 194,1 211,8
14 0,5 x (1 + k) x [13] mm 381,7 531,8 196,2 134,6 44,1 52,5 0,0 0,0 0,0 28,1 165,0 180,0
15 K x (Gs-1) mm 275,5 460,1 694,3 623,3 530,6 402,3 227,4 113,7 45,5 18,2 32,4 138,2
16 STORAGE VOLUME mm 657,2 991,8 890,5 757,9 574,7 454,8 227,4 113,7 45,5 46,3 197,4 318,2
17 dGs = Gs - Gs-1 mm 263,7 334,6 -101,4 -132,5 -183,3 -119,9 -227,4 -113,7 -68,2 0,8 151,1 120,8
18 BASE FLOW [13] - [17] mm 185,4 291,0 332,2 290,9 235,2 181,7 227,4 113,7 68,2 39,3 43,0 91,0
19 DIRECT RUN OFF (INTER FLOW) [12] - [13] mm 449,1 625,6 230,8 158,4 51,9 61,8 0,0 0,0 0,0 40,1 194,1 211,8
20 STORM RUN OFF di mana PF = 5 % PF x [1] mm 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,6 2,9 0,0 0,0 0,0 0,0
21 TINGGI KETERSEDIAAN (non CAT) [13]+[19]+[20] mm 898,2 1251,2 461,6 316,7 103,8 123,5 0,6 2,9 0,0 80,3 388,3 423,6
22 TINGGI KETERSEDIAAN (CAT) 13 + 18 + 19 + 20 mm 1083,6 1542,2 793,8 607,6 339,0 305,2 227,9 116,6 68,2 119,6 431,3 514,6
Ket : untuk nilai Koef Infiltrasi = 0,6 ; Gs bulan sebelumnya = 150 mm ; factor resesi = 0,4 – 0,7
4-21
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Bulan
No Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 CURAH HUJAN (P) mm 683 928 356 116 98 274 86 165 213 300 373 573
2 JUMLAH HARI HUJAN (n) hr 16 16 15 10 12 11 9 11 15 15 16 20
Limited Evapotranpiration
3 Evapotanspiration Potensial (Ep) mm 99,7 107,6 105,9 108,7 111,1 92,8 97,8 117,6 137,5 143,6 122,3 110,2
4 Exposed Surface (m) % 30,0 30,0 30,0 30,0 20,0 20,0 15,0 15,0 15,0 20,0 30,0 30,0
5 (m/20) * (18 - n) 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0
6 dE = Ep x (m/20)*(18-n) [3] x [5] mm 2,5 2,7 4,2 12,5 6,7 6,2 6,6 6,5 3,4 4,3 3,7 -2,8
7 Evapotranspirasi Aktual (Ea) = Ep - dE [3] - [6] mm 97,2 104,9 101,7 96,2 104,5 86,6 91,2 111,1 134,1 139,3 118,6 112,9
Water Balance
8 P - Ea [1] - [7] mm 586,0 823,5 254,7 19,4 -6,8 187,2 -5,4 54,3 79,1 161,0 254,0 460,1
9 SMS = ISMS + (P - Ea) dimana ISMC = 150 mm 736,0 973,5 404,7 169,4 143,2 337,2 144,6 204,3 229,1 311,0 404,0 610,1
10 Soil storage (IS), if P-Ea >= 0, SS = 0 0,0 0,0 0,0 0,0 6,8 0,0 5,4 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
11 Soil Moisture Capacity mm 150,0 150,0 150,0 150,0 143,2 150,0 144,6 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0
12 WATER SURPLUS [8] -[10] mm 586,0 823,5 254,7 19,4 0,0 187,2 0,0 54,3 79,1 161,0 254,0 460,1
Run Off
13 INFILTRATION koef infiltrasi x [12] mm 293,0 411,8 127,4 9,7 0,0 93,6 0,0 27,2 39,6 80,5 127,0 230,0
14 0,5 x (1 + k) x [13] mm 249,1 350,0 108,3 8,2 0,0 79,6 0,0 20,4 27,7 56,4 107,9 195,5
15 K x (Gs-1) mm 222,7 330,3 476,2 409,1 292,1 204,5 142,0 71,0 36,6 25,7 57,4 115,8
16 STORAGE VOLUME mm 471,8 680,3 584,4 417,3 292,1 284,1 142,0 91,4 64,3 82,1 165,4 311,3
17 dGs = Gs - Gs-1 mm 153,6 208,4 -95,8 -167,1 -125,2 -8,1 -142,0 -50,6 -27,1 17,8 83,3 145,9
18 BASE FLOW [13] - [17] mm 139,4 203,3 223,2 176,8 125,2 101,7 142,0 77,8 66,7 62,7 43,7 84,1
19 DIRECT RUN OFF (INTER FLOW) [12] - [13] mm 293,0 411,8 127,4 9,7 0,0 93,6 0,0 27,2 39,6 80,5 127,0 230,0
20 STORM RUN OFF di mana PF = 5 % PF x [1] mm 0,0 0,0 0,0 5,8 4,9 0,0 4,3 8,3 0,0 0,0 0,0 0,0
21 TINGGI KETERSEDIAAN (non CAT) [13]+[19]+[20] mm 586,0 823,5 254,7 25,1 4,9 187,2 4,3 62,6 79,1 161,0 254,0 460,1
22 TINGGI KETERSEDIAAN (CAT) 13 + 18 + 19 + 20 mm 725,4 1026,8 477,9 201,9 130,1 288,9 146,3 140,4 145,8 223,7 297,7 544,2
Ket : untuk nilai Koef Infiltrasi = 0,6 ; Gs bulan sebelumnya = 150 mm ; factor resesi = 0,4 – 0,7
4-22
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Bulan
No Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 CURAH HUJAN (P) mm 980 630 579 456 425 253 156 2 302 417 529 692
2 JUMLAH HARI HUJAN (n) hr 24 22 22 23 17 6 6 1 9 14 19 25
Limited Evapotranpiration
3 Evapotanspiration Potensial (Ep) mm 99,7 107,6 105,9 108,7 111,1 92,8 97,8 117,6 137,5 143,6 122,3 110,2
4 Exposed Surface (m) % 30,0 30,0 30,0 30,0 20,0 20,0 15,0 15,0 15,0 20,0 30,0 30,0
5 (m/20) * (18 - n) -0,1 -0,1 -0,1 -0,1 0,0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,0 0,0 -0,1
6 dE = Ep x (m/20)*(18-n) [3] x [5] mm -9,0 -5,9 -6,4 -8,1 1,5 11,4 8,6 15,3 9,3 5,7 -1,2 -11,6
7 Evapotranspirasi Aktual (Ea) = Ep - dE [3] - [6] mm 108,7 113,5 112,2 116,8 109,6 81,3 89,3 102,3 128,2 137,8 123,5 121,7
Water Balance
8 P - Ea [1] - [7] mm 871,5 516,2 466,6 339,0 315,2 172,0 66,7 -100,3 173,3 279,6 406,0 570,8
9 SMS = ISMS + (P - Ea) dimana ISMC = 150 mm 1021,5 666,2 616,6 489,0 465,2 322,0 216,7 49,7 323,3 429,6 556,0 720,8
10 Soil storage (IS), if P-Ea >= 0, SS = 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 100,3 0,0 0,0 0,0 0,0
11 Soil Moisture Capacity mm 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 49,7 150,0 150,0 150,0 150,0
12 WATER SURPLUS [8] -[10] mm 871,5 516,2 466,6 339,0 315,2 172,0 66,7 0,0 173,3 279,6 406,0 570,8
Run Off
13 INFILTRATION koef infiltrasi x [12] mm 435,8 258,1 233,3 169,5 157,6 86,0 33,4 0,0 86,6 139,8 203,0 285,4
14 0,5 x (1 + k) x [13] mm 370,4 219,4 198,3 144,1 134,0 73,1 25,0 0,0 60,6 97,8 172,5 242,6
15 K x (Gs-1) mm 102,1 330,8 385,1 408,4 386,7 364,5 218,8 121,9 48,8 43,8 99,1 190,2
16 STORAGE VOLUME mm 472,5 550,2 583,4 552,5 520,7 437,6 243,8 121,9 109,4 141,6 271,7 432,7
17 dGs = Gs - Gs-1 mm 326,6 77,6 33,3 -31,0 -31,8 -83,1 -193,8 -121,9 -12,5 32,2 130,1 161,1
18 BASE FLOW [13] - [17] mm 109,1 180,5 200,0 200,5 189,4 169,1 227,1 121,9 99,1 107,6 72,9 124,3
19 DIRECT RUN OFF (INTER FLOW) [12] - [13] mm 435,8 258,1 233,3 169,5 157,6 86,0 33,4 0,0 86,6 139,8 203,0 285,4
20 STORM RUN OFF di mana PF = 5 % PF x [1] mm 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 7,8 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0
21 TINGGI KETERSEDIAAN (non CAT) [13]+[19]+[20] mm 871,5 516,2 466,6 339,0 315,2 172,0 74,5 0,1 173,3 279,6 406,0 570,8
22 TINGGI KETERSEDIAAN (CAT) 13 + 18 + 19 + 20 mm 980,7 696,7 666,7 539,4 504,6 341,1 301,6 122,0 272,4 387,1 478,9 695,1
Ket : untuk nilai Koef Infiltrasi = 0,6 ; Gs bulan sebelumnya = 150 mm ; factor resesi = 0,4 – 0,7
4-23
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Bulan
No Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 CURAH HUJAN (P) mm 874 434 599 495 371 90 79 0 34 199 517 712
2 JUMLAH HARI HUJAN (n) hr 27 22 23 19 16 8 2 0 3 11 22 23
Limited Evapotranpiration
3 Evapotanspiration Potensial (Ep) mm 99,7 107,6 105,9 108,7 111,1 92,8 97,8 117,6 137,5 143,6 122,3 110,2
4 Exposed Surface (m) % 30,0 30,0 30,0 30,0 20,0 20,0 15,0 15,0 15,0 20,0 30,0 30,0
5 (m/20) * (18 - n) -0,1 -0,1 -0,1 0,0 0,0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 -0,1 -0,1
6 dE = Ep x (m/20)*(18-n) [3] x [5] mm -13,0 -5,9 -7,4 -1,1 2,6 9,6 11,7 15,9 15,8 10,1 -6,7 -8,3
7 Evapotranspirasi Aktual (Ea) = Ep - dE [3] - [6] mm 112,7 113,5 113,3 109,7 108,5 83,2 86,1 101,7 121,7 133,5 129,0 118,4
Water Balance
8 P - Ea [1] - [7] mm 761,4 320,9 485,3 385,1 262,3 6,5 -6,8 -101,7 -87,3 65,7 388,4 593,3
9 SMS = ISMS + (P - Ea) dimana ISMC = 150 mm 911,4 470,9 635,3 535,1 412,3 156,5 143,2 48,3 62,7 215,7 538,4 743,3
10 Soil storage (IS), if P-Ea >= 0, SS = 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 6,8 101,7 87,3 0,0 0,0 0,0
11 Soil Moisture Capacity mm 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 143,2 48,3 62,7 150,0 150,0 150,0
12 WATER SURPLUS [8] -[10] mm 761,4 320,9 485,3 385,1 262,3 6,5 0,0 0,0 0,0 65,7 388,4 593,3
Run Off
13 INFILTRATION koef infiltrasi x [12] mm 380,7 160,5 242,7 192,6 131,1 3,3 0,0 0,0 0,0 32,9 194,2 296,6
14 0,5 x (1 + k) x [13] mm 323,6 136,4 206,3 163,7 111,5 2,8 0,0 0,0 0,0 23,0 165,1 252,1
15 K x (Gs-1) mm 112,8 305,5 309,3 360,9 367,2 335,1 168,9 84,5 33,8 13,5 25,6 133,4
16 STORAGE VOLUME mm 436,4 441,8 515,6 524,6 478,7 337,8 168,9 84,5 33,8 36,5 190,6 385,6
17 dGs = Gs - Gs-1 mm 275,3 5,5 73,7 9,0 -45,9 -140,8 -168,9 -84,5 -50,7 2,7 154,1 195,0
18 BASE FLOW [13] - [17] mm 105,4 155,0 169,0 183,5 177,0 144,1 168,9 84,5 50,7 30,1 40,1 101,7
19 DIRECT RUN OFF (INTER FLOW) [12] - [13] mm 380,7 160,5 242,7 192,6 131,1 3,3 0,0 0,0 0,0 32,9 194,2 296,6
20 STORM RUN OFF di mana PF = 5 % PF x [1] mm 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4,5 4,0 0,0 1,7 10,0 0,0 0,0
21 TINGGI KETERSEDIAAN (non CAT) [13]+[19]+[20] mm 761,4 320,9 485,3 385,1 262,3 11,0 4,0 0,0 1,7 75,7 388,4 593,3
22 TINGGI KETERSEDIAAN (CAT) 13 + 18 + 19 + 20 mm 866,9 475,9 654,3 568,7 439,3 155,1 172,9 84,5 52,4 105,8 428,5 695,0
Ket : untuk nilai Koef Infiltrasi = 0,6 ; Gs bulan sebelumnya = 150 mm ; factor resesi = 0,4 – 0,7
4-24
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Bulan
No Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 CURAH HUJAN (P) mm 1568 669 584 510 338 232 169 35 20 289 513 922
2 JUMLAH HARI HUJAN (n) hr 28 22 21 17 15 22 13 4 4 13 17 24
Limited Evapotranpiration
3 Evapotanspiration Potensial (Ep) mm 99,7 107,6 105,9 108,7 111,1 92,8 97,8 117,6 137,5 143,6 122,3 110,2
4 Exposed Surface (m) % 30,0 30,0 30,0 30,0 20,0 20,0 15,0 15,0 15,0 20,0 30,0 30,0
5 (m/20) * (18 - n) -0,1 -0,1 -0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 0,1 0,0 -0,1
6 dE = Ep x (m/20)*(18-n) [3] x [5] mm -14,5 -7,0 -5,3 2,2 3,7 -3,4 3,9 12,3 14,4 7,2 2,4 -10,5
7 Evapotranspirasi Aktual (Ea) = Ep - dE [3] - [6] mm 114,2 114,6 111,2 106,5 107,4 96,2 93,9 105,2 123,1 136,4 119,9 120,6
Water Balance
8 P - Ea [1] - [7] mm 1453,6 554,0 472,5 403,4 230,9 135,7 75,5 -69,7 -103,4 152,8 393,6 801,8
9 SMS = ISMS + (P - Ea) dimana ISMC = 150 mm 1603,6 704,0 622,5 553,4 380,9 285,7 225,5 80,3 46,6 302,8 543,6 951,8
10 Soil storage (IS), if P-Ea >= 0, SS = 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 69,7 103,4 0,0 0,0 0,0
11 Soil Moisture Capacity mm 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 80,3 46,6 150,0 150,0 150,0
12 WATER SURPLUS [8] -[10] mm 1453,6 554,0 472,5 403,4 230,9 135,7 75,5 0,0 0,0 152,8 393,6 801,8
Run Off
13 INFILTRATION koef infiltrasi x [12] mm 726,8 277,0 236,2 201,7 115,4 67,9 37,7 0,0 0,0 76,4 196,8 400,9
14 0,5 x (1 + k) x [13] mm 617,8 235,4 200,8 171,4 98,1 57,7 28,3 0,0 0,0 53,5 167,3 340,7
15 K x (Gs-1) mm 136,5 528,0 534,4 514,6 480,3 404,9 231,3 129,8 51,9 20,8 52,0 153,5
16 STORAGE VOLUME mm 754,3 763,4 735,2 686,1 578,4 462,5 259,6 129,8 51,9 74,2 219,3 494,2
17 dGs = Gs - Gs-1 mm 559,3 9,2 -28,2 -49,1 -107,7 -115,8 -203,0 -129,8 -77,9 22,3 145,0 275,0
18 BASE FLOW [13] - [17] mm 167,5 267,8 264,5 250,8 223,1 183,7 240,7 129,8 77,9 54,1 51,8 125,9
19 DIRECT RUN OFF (INTER FLOW) [12] - [13] mm 726,8 277,0 236,2 201,7 115,4 67,9 37,7 0,0 0,0 76,4 196,8 400,9
20 STORM RUN OFF di mana PF = 5 % PF x [1] mm 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 8,5 1,8 1,0 0,0 0,0 0,0
21 TINGGI KETERSEDIAAN (non CAT) [13]+[19]+[20] mm 1453,6 554,0 472,5 403,4 230,9 135,7 83,9 1,8 1,0 152,8 393,6 801,8
22 TINGGI KETERSEDIAAN (CAT) 13 + 18 + 19 + 20 mm 1621,2 821,8 737,0 654,2 454,0 319,4 324,6 131,6 78,9 206,9 445,4 927,7
Ket : untuk nilai Koef Infiltrasi = 0,6 ; Gs bulan sebelumnya = 150 mm ; factor resesi = 0,4 – 0,7
4-25
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Bulan
No Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 CURAH HUJAN (P) mm 905 911 659 576 228 292 315 84 4 54 292 584
2 JUMLAH HARI HUJAN (n) hr 28 23 20 17 11 10 15 6 1 5 16 24
Limited Evapotranpiration
3 Evapotanspiration Potensial (Ep) mm 99,7 107,6 105,9 108,7 111,1 92,8 97,8 117,6 137,5 143,6 122,3 110,2
4 Exposed Surface (m) % 30,0 30,0 30,0 30,0 20,0 20,0 15,0 15,0 15,0 20,0 30,0 30,0
5 (m/20) * (18 - n) -0,2 -0,1 0,0 0,0 0,1 0,1 0,0 0,1 0,1 0,1 0,0 -0,1
6 dE = Ep x (m/20)*(18-n) [3] x [5] mm -15,0 -8,6 -2,6 1,1 7,4 7,7 2,0 10,6 17,5 18,2 4,3 -9,9
7 Evapotranspirasi Aktual (Ea) = Ep - dE [3] - [6] mm 114,7 116,2 108,5 107,6 103,7 85,1 95,9 107,0 120,0 125,4 118,0 120,1
Water Balance
8 P - Ea [1] - [7] mm 790,1 795,0 550,1 468,6 124,3 207,4 219,0 -23,0 -115,7 -71,6 173,7 464,1
9 SMS = ISMS + (P - Ea) dimana ISMC = 150 mm 940,1 945,0 700,1 618,6 274,3 357,4 369,0 127,0 34,3 78,4 323,7 614,1
10 Soil storage (IS), if P-Ea >= 0, SS = 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 23,0 115,7 71,6 0,0 0,0
11 Soil Moisture Capacity mm 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 150,0 127,0 34,3 78,4 150,0 150,0
12 WATER SURPLUS [8] -[10] mm 790,1 795,0 550,1 468,6 124,3 207,4 219,0 0,0 0,0 0,0 173,7 464,1
Run Off
13 INFILTRATION koef infiltrasi x [12] mm 395,0 397,5 275,0 234,3 62,1 103,7 109,5 0,0 0,0 0,0 86,8 232,0
14 0,5 x (1 + k) x [13] mm 335,8 337,9 233,8 199,2 52,8 88,2 82,1 0,0 0,0 0,0 73,8 197,2
15 K x (Gs-1) mm 192,5 369,8 495,4 510,4 496,7 384,7 236,4 159,3 63,7 25,5 17,8 64,2
16 STORAGE VOLUME mm 528,3 707,7 729,1 709,6 549,5 472,8 318,5 159,3 63,7 25,5 91,6 261,4
17 dGs = Gs - Gs-1 mm 253,3 179,4 21,5 -19,6 -160,0 -76,7 -154,3 -159,3 -95,6 -38,2 66,2 169,7
18 BASE FLOW [13] - [17] mm 141,7 218,1 253,6 253,9 222,2 180,4 263,8 159,3 95,6 38,2 20,7 62,3
19 DIRECT RUN OFF (INTER FLOW) [12] - [13] mm 395,0 397,5 275,0 234,3 62,1 103,7 109,5 0,0 0,0 0,0 86,8 232,0
20 STORM RUN OFF di mana PF = 5 % PF x [1] mm 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4,2 0,2 2,7 0,0 0,0
21 TINGGI KETERSEDIAAN (non CAT) [13]+[19]+[20] mm 790,1 795,0 550,1 468,6 124,3 207,4 219,0 4,2 0,2 2,7 173,7 464,1
22 TINGGI KETERSEDIAAN (CAT) 13 + 18 + 19 + 20 mm 931,8 1013,1 803,6 722,5 346,5 387,8 482,8 163,5 95,8 40,9 194,3 526,4
Ket : untuk nilai Koef Infiltrasi = 0,6 ; Gs bulan sebelumnya = 150 mm ; factor resesi = 0,4 – 0,7
4-26
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
4-27
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
4-28
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Tabel 4-20 Rekap Debit Andalan Sungai Lampir (titik control Bendung Mojoagung)
Bulan
Debit
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Tahun 2005 m³/dtk 8 14 11 8 6 3 3 1 1 3 4 11
Tahun 2003 m³/dtk 12 12 13 10 7 4 5 2 1 3 2 8
Tahun 2004 m³/dtk 16 15 12 12 6 3 3 2 1 0 2 9
Tahun 2005 m³/dtk 13 16 17 11 9 5 4 2 1 1 9 12
Tahun 2006 m³/dtk 20 28 14 11 6 6 4 2 1 2 8 9
Tahun 2007 m³/dtk 13 19 9 4 2 5 3 3 3 4 5 10
Tahun 2008 m³/dtk 18 13 12 10 9 6 5 2 5 7 9 13
Tahun 2009 m³/dtk 16 9 12 10 8 3 3 2 1 2 8 13
Tahun 2010 m³/dtk 29 15 13 12 8 6 6 2 1 4 8 17
Tahun 2014 m³/dtk 17 18 15 13 6 7 9 3 2 1 4 10
Sumber : hasil analisis Tahun 2015
Tabel 4-21 Debit Andalan Q90 Sungai Lampir (titik kontrol Bendung Mojoagung)
Debit (m3/detik)
Metode
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Flow Character (Q90) 8,76 8,98 8,85 4,12 2,73 2,83 2,70 1,46 0,95 0,47 2,21 8,54
Sumber : hasil analisis Tahun 2015
4-29
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
9.00
8.00
7.00
6.00
m3/detik
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Flow Character (Q90) 8.76 8.98 8.85 4.12 2.73 2.83 2.70 1.46 0.95 0.47 2.21 8.54
4-30
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Dalam perhitungan debit banjir rancangan ini menggunakan curah hujan harian
maksimum di 3 stasiun yang telah ada (sama dengan stasiun yang digunakan dalam
analisis ketersediaan air). Untuk lebih jelasnya mengenai curah hujan harian maksimum
dapat melihat pada tabel di bawah ini.
Rh
Bulan Dalam Setahun (mm)
Tahun Max
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des ( mm )
2005 98 89 80 41 46 41 40 20 31 65 59 64 98
2006 77 72 80 47 58 52 32 0 0 25 42 53 80
2007 75 79 75 56 37 49 28 29 29 30 53 76 79
2008 123 67 60 60 58 30 28 47 54 56 56 65 123
2009 80 101 63 31 0 0 0 0 0 0 0 0 101
2010 0 0 0 0 0 97 53 105 38 75 112 60 112
2011 62 30 65 45 91 29 30 5 20 45 78 70 91
2012 120 126 51 57 67 86 0 0 10 25 45 75 126
2013 77 172 110 70 25 46 85 29 15 53 69 109 172
2014 181 201 76 120 52 25 40 47 0 33 43 87 201
Sumber : Dinas PSDA Prov. Jawa Tengah Tahun 2015
Rh
Bulan Dalam Setahun (mm)
Tahun Max
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des ( mm )
2005 89 97 48 101 51 22 21 0 26 32 36 66 101
2006 59 121 133 133 66 56 73 6 61 90 37 54 133
2007 171 97 49 92 41 23 0 0 0 11 31 94 171
2008 96 139 184 82 124 58 14 4 0 10 112 99 184
2009 290 164 114 99 71 71 18 16 0 94 94 127 290
2010 290 164 114 74 32 61 13 0 59 74 83 88 290
2011 172 142 88 74 71 192 54 0 72 129 71 73 192
2012 138 86 84 98 64 5 41 0 38 61 104 128 138
2013 228 102 107 74 86 32 11 0 0 61 138 112 228
2014 89 188 66 84 37 72 187 11 3 12 84 72 188
Sumber : Dinas PSDA Prov. Jawa Tengah Tahun 2015
4-31
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Rh Max Sta
Rh Max Sta Tlogomili Rh Rencana
Tahun Sangubanyu
(DAS = 18,7 km2) (DAS = 29,8 km2) ( dlm mm )
2005 98 101 100
2006 80 133 113
2007 79 171 136
2008 123 184 160
2009 101 290 217
2010 112 290 221
2011 91 192 153
2012 126 138 133
2013 172 228 206
2014 201 188 193
Sumber : hasil analisis Tahun 2015
Periode Y = Log
No Peluang log Xr S log x Cs k Xt (mm)
ulang Xt
1 2 50 2,20 0,122 0,043 2,203 160
2 5 20 2,20 0,122 0,857 2,302 201
3 10 10 2,20 0,122 1,257 2,351 224
4 25 4 2,20 0,122 1,666 2,401 252
-0,28
5 50 2 2,20 0,122 1,921 2,432 270
6 100 1 2,20 0,122 2,141 2,458 287
7 200 0,5 2,20 0,122 2,341 2,483 304
8 1000 0,1 2,20 0,122 2,727 2,530 339
Sumber : hasil analisis Tahun 2015
C iT A
QT =
3,6
4-32
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
dengan :
QT = debit puncak banjir untuk periode ulang T tahun (m3/det)
C = koefisien run off total
iT = besar hujan untuk periode ulang T tahun (mm/jam)
A = luas daerah tadah hujan (km2)
R24
tc
R2 R5 R10 R25 R50 R100 R200 R1000
(jam)
160 201 224 252 270 287 304 339
2,1 33,78 42,43 47,46 53,22 57,17 60,79 64,29 71,63
Sumber : hasil analisis Tahun 2015
Periode C I A Q
2 0,50 33,78 48,5 227,56
5 0,50 42,43 48,5 285,84
10 0,50 47,46 48,5 319,71
25 0,50 53,22 48,5 358,49
50 0,50 57,17 48,5 385,07
100 0,50 60,79 48,5 409,48
4-33
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
Keuntungan suatu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ditentukan dari besar daya
yang dibangkitkan dan jumlah energi yang dibangkitkan tiap tahun. Besarnya daya listrik
PLTMH Mojoagung dapat diuraikan pada perhitungan dan tabel di bawah ini :
P=ρxQxgxH
di mana :
Debit (m3/detik)
Rerata
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
8,76 8,98 8,85 4,12 2,73 2,83 2,70 1,46 0,95 0,47 2,21 8,54 4,38
Sumber : hasil analisis Tahun 2015
Sehingga besarnya potensi daya listrik dari PLTMH Mojoagung yaitu sebesar 3,31 mW
4-34
Laporan Hidrologi
“KAJIAN HIDROLOGI RENCANA PLTMH MOJOAGUNG Ds. BENDOSARI
Kec. PLANTUNGAN, KAB. KENDAL”
5BAB 5
PENUTUP
1. Dalam perhitungan debit andalan Sungai Lampir menggunakan Metode FJ. Mock,
perencanaan PLTMH Mojoagung menggunakan Q90 rerata sebagai Qdesain PLTMH
yaitu sebesar 4,38 m3/dtk
2. Perhitungan debit banjir rancangan menggunkan Metode Rasional dengan besar
Q2 tahunan = 227 m3/dtk dan Q100 tahun = 409 m3/dtk
3. Besarnya daya yang dihasilkan dengan Qdesain = 4,38 m3/dtk dan tinggi jatuh
(head) setinggi 77 m adalah 3,31 mW
5-1
DAFTAR PUSTAKA