Tugas
Tugas
Dosen :
Dr. Imam Santoso,.SH,.MH
Disusun Oleh :
Edy Siswanto (1827350083)
Debat mengenai Dasar Negara, dua konsep Negara dikemukakan yakni Negara integralistik,
memakai legitimasi kebudayaan Indonesia dan pancasila sebagai ideologi, serta Negara
berdasarkan islam.
Ketua konstituante, wilopo SH, juga menyimpulkan pendapat siding pleno, bahwa bab
tentang HAM adalah bab terpenting dari UUD baru yang akan dihasilkan oleh konstituante.
Perdebatan tanggal 10 September 1958, siding pleno menyetujui 19 hak hak asasi manusia
yakni :
1. Hak Perlakuan dan perlindungan yang sama UU
2. Hak hak perlindungan diri dan harta benda
3. Hak kebebasan bergerak dan berdiam didalam wilayah Negara
4. Hak keluar negeri dan kembali ke dalam negeri
5. Hak tidak boleh dihukum yang mengakibatan kematian perdata dan kehilangan HAM
(burgerlijkdood)
6. Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, keinsafan batin dan agama
7. Hak kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, baik secara lisan maupun
tulisan.
8. Hak kebebasan berkumpul dan berapat
9. Hak pengupahan yang adil dan hak yang menjamin kehidupan seseorang bersama
keluarga yang sepadan dengan martabat manusia.
10. Hak turut dalam kebudayaan masyarakat, menikmati seni dan turut dalam memajukan
ilmu pengetahuan.
11. Hak perlindungan kepentingan moril dan materiil yang didapat seseorang sebagai
hasil produksi dibidang ilmu pengetahuan, kesusastraan atau kesenian yang diciptakan
sendiri.
12. Hak milik baik sendiri maupun bersama dengan orang lain.
13. Hak tidak dirampas
14. Hak mendapat pengganti kerugian atas pencabutan hak milik atas sesuatu benda atau
hak untuk kepentingan umum.
15. Hak kebebasan melakukan pekerjaan sosial dan amal serta mendirikan organisasi
16. Hak perlindungan dan songkongan kepada persekutuan agama
17. Hak ganti rugi karena perang
18. Melakukan hak hak dan kebebasan – kebebasan yang diterangkan dalam bagian ini
hanya dapat dibatasi dengan peraturan perundang – undangan.
19. Tiada ketentuan dalam bagian ini boleh ditefsirkan oleh penguasa atau golongan atau
orang yang bermaksud menghapus sesuatu hak atau kebebasan yang diterangkan
didalamnya.
Pada tanggal 9 desember 1958 panitia ini berhasil merumuskan 35 pasal hak – hak dasar
manusia dan hak – hak serta kewajiban – kewajiban warganegara,
Hasil rumusan itu didukung oleh 2/3 suara, baik oleh koalisi pancasila maupun islam
yang ada dalam panitia. Adanya perbedaan versi didalam beberapa rumusan itu tidak
mengubah substantifnya.
Ada beberapa alasan yang bersumber pada tuhan atau pada hakekat manusia. Dan cara
perumusan yang lebih atau kurang eksplisit yang masih mengudang kontroversi. Yang
terakhir, khususnya bertalian dengan kebebasan beragama.
Didalam kehidupan bernegara yang benar kecurigaan terhadap kekuasaan (the suspicion
of power)itu harus ada karena kekuasaan selalu mempunyai kecenderungan untuk
menyeleweng kekuasaan juga cenderung eksessif selalu ingin lebih kuasa dan kuasa lagi
seterusnya karenanya didalam sistem konstitusional, kekuasaan harus dibatasi harus ada
kontrol dan pertanggung jawab bahkan dibawah lapisan kontrol itu harus ada garansi
minimal yakni HAM.
Penutup
Kalo kita mempunyai cita – cita menegakan suatu Negara demokrasi dengan sistem
konstitusi dan menjamin HAM sesungguhnya cita – cita ini berangkat dari pengalaman
empirisi bangsa kita sendiri, dalam arti pengalaman penderitaan rakyat atau bangsa
Indonesia.
Semua itu adalah cermin nyata dari keinginan untuk mewujudkan suatu Negara
demokratis konstitusional, suatu Negara yang pemerintahannya terbatas kekuasaannya
yang bias dikontrol dan diminta tanggung jawabnya serta menghormati HAM.
Secara historis lahirnya cita – cita demokrasi HAM didalam naungan Negara demokrasi
konstitusional adalah karena adanya perjuangan rakyat yang sadar tak mau ditindas tak
mau diekspolitir, diperlakukan sewenang – wenang dan dihina kemanusiaannya.