Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

NAMA : KUSUMA PERSADA


NIM : 1710913410010

KELUARGA SEJAHTERA
1. Definisi
Konsep Keluarga Sejahtera menurut UU No.10 tahun 1992 adalah keluarga yang
dibentuk atas dasar perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual
dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan
yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga masyarakat dan lingkungan.
Menurut BKKBN, keluarga sejahtera merupakan keluarga yang dapat memenuhi
kebutuhan anggotanya baik kebutuhan sandang, pangan, papan, social dan agama,
keluarga yang mempunyai keseimbangan antara penghasilan keluarga dengan jumlah
anggota keluarga, keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan anggota
keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat sekitar, beribadah khusuk disamping
terpenuhinya kebutuhan pokok.

2. Tujuan
Dibentuknya keluarga sejahtera bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga
tentang masalah yang dihadapi, untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
menganalisis potensi peluang yang dimiliki, untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memecahkan masalahnya secara mandiri, dan untuk meningkatkan gotong
royongserta kesetiakawanan social dalam membantu keluarga prasejahtera untuk
meningkatkan kesejahteraanya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan


a. Faktor Intern Keluarga
1) Jumlah Anggota Keluarga
2) Tempat Tinggal
3) Keadaan social ekonomi keluarga
4) Keadaan ekonomi keluarga
b. Faktor Ekstern Keluarga
1) Faktor manusia
2) Faktor alam
3) Faktor ekonomi Negara

4. Tahap – Tahap Keluarga Sejahtera


Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan
psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya, dan aktualisasinya di masyarakat, serta
memperhatikan perkembangan Negara Indonesia menuju Negara Industri, maka Negara
Indonesia menginginkan terwujudnya Keluarga Sejahtera. Di Indonesia keluarga
dikelompokkan menjadi 5 (lima) tahap yaitu :
a. Keluarga Prasejahtera
Keluarga ini belum mampu untuk melaksanakan indikator sebagai berikut :
1) Keluarga melaksanakan ibadah menurut agama yang dianutnya masing-masing.
2) Keluarga makan 2 kali sehari atau lebih.
3) Keluarga menggunakan pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan.
4) Keluarga mempunyai rumah yang sebagian besar berlantai bukan dari tanah.
5) Keluarga memeriksakan kesehatan ke petugas atau sarana kesehatan (bila anak
sakit atau PUS ingin ber-KB).

b. Keluarga Sejahtera I
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indicator 1 sampai 5 tetapi belum mampu
melaksanakan indikator sebagai berikut :
6) Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut.
7) Keluarga makan daging, ikan atau telur sebagai lauk pauk sekurang-kurangnya
sekali dalam seminggu.
8) Keluarga memperoleh pakaian baru dalam 1 tahun terakhir.
9) Setiap anggota keluarga mempunyai ruang kamar yang luasnya 8 m².
10) Semua anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir sehingga dapat menjalankan
fungsi mereka masing-masing.
11) Paling sedikit 1 anggota keluarga yang berumur 15 tahun ke atas memiliki
penghasilan yang tetap.
12) Seluruh anggota keluarga yang berumur 10 sampai 60 tahun mampu membaca dan
menulis latin.
13) Anak usia sekolah (7 sampai 15 tahun) dapat bersekolah.
14) Keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi dan mempunyai
2 anak atau lebih yang hidup.
c. Keluarga Sejahtera II
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 14, tetapi belum mampu
melaksanakan indikator sebagai berikut :
15) Keluarga berusaha meningkatkan atau menambah pengetahuan agama.
16) Keluarga mempunyai tabungan.
17) Keluarga makan bersama paling sedikit sekali sehari.
18) Keluarga ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
19) Keluarga melakukan rekreasi bersama/penyegaran paling kurang sekali dalam 6
bulan.
20) Keluarga memperoleh berita dari surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
21) Keluarga mampu menggunakan sarana transportasi.

d. Keluarga Sejahtera III


Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 21, tetapi belum mampu
melaksanakan indikator sebagai berikut :
22) Keluarga memberikan sumbangan secara teratur(waktu tertentu) dan sukarela
dalam bentuk material kepada masyarakat.
23) Keluarga aktif sebagai pengurus yayasan atau institusi masyarakat.

e. Keluarga Sejahtera III Plus


Sebuah keluarga dapat disebut Keluarga Sejahtera Plus bila sudah mampu
melaksanakan semua indikator (1 sampai 23).

5. Pelaksanaan Pembangunan Keluarga Sejahtera


Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1994 pasal 2, menyatakan bahwa penyelenggaraan
pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan melalui pengembangan kualitas keluarga
dan keluarga berencana yang diselenggarakan secara menyeluruh dan terpadu oleh
pemerintah, masyarakat, dan keluarga.
Pokok – pokok kegiatan :
a. Pembinaan Ketahanan Fisik Keluarga.
b. Pembinaan Ketahanan No-Fisik Keluarga.
c. Pelayanan Keluarga Berencana.
d. Pendataan Keluarga Sejahtera.
Daftar Pustaka

BKKBN. Pendataan Keluarga

Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Graham Ilmu

Sudiharto. 2007 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai