Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN DIREKTUR

RS MEDIMAS
NOMOR ………/……/……/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT


DIREKTUR RUMAH SAKIT MEDIMAS

Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Medimas, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gawat Darurat yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Medimas dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Medimas sebagai
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit
Medimas;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b ,perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Medimas.

Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 /Menkes/Per/III/2008 tentang Instalasi
Gawat Darurat
3. Keputusan Direktur RS Medimas Nomor :……/…../V/2017 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis RS Medimas

1
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MEDIMAS TENTANG


KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH
SAKIT MEDIMAS

Kedua : Kebijakan pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Medimas


sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gawat


Darurat Rumah Medimas dilaksanakan oleh Manajer Pelayanan Medik
Rumah Sakit Medimas.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Cirebon
Pada tanggal ................ 2017

Direktur
Rumah Sakit Medimas,

drg. Mia Amalia, Sp. Ort

2
Lampiran
Keputusan Direktur RS Medimas
Nomor :
Tanggal :

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT


RUMAH SAKIT MEDIMAS

Kebijakan Umum

1. Pelayanan instalasi gawat darurat dilaksanakan dalam 24 jam dalam sehari dan 7
hari dalam seminggu yang didukung oleh pelayanan farmasi, laboratorium dan
radiologi.
2. Memberikan pelayanan kesehatan pasien gawat darurat secara terus menerus dan
berkesinambungan.
3. Pelayanan di instalasi gawat darurat selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
4. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan
5. Instalasi gawat darurat dipimpin oleh seorang kepala ruangan.
6. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, standar
profesi, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi dan
menghormati hak pasien.
7. Semua petugas IGD wajib memiliki izin profesi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
8. Dokter ,perawat , dan bidan , yang bertugas di intalasi gawat darurat harus
memiliki sertifikat PPGD, BTCLS, ACLS, PPGDON dan wajib meningkatkan
potensinya melalui program pengembangan SDM.
9. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Termasuk pengolahan Bahan Beracub
dan Bahan Berbahaya (B3), penggunaan Alat Pelindung Diri (APD),
Maintenence peralatanj dan kalibrasi, pengelolaan kesehatan lingkungan kerja,
pencegahan dan tanggap darurat bahaya serta proteksi kebakaran.

3
10. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib memenuhi ketentuan
pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk budaya hygine, sterilisasi dan
desinfeksi, pengelolaan limbah dan air bersih, pest control serta pengelolaan
linen.
11. Peralatan di instalasi gawat darurat harus selalu dilakukan pemeliharaan dan
kalibrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
12. Apabila terjadi permasalahan pelayanan, pelaporan dan koordinasi disesuaikan
dengan struktur organisasi.
13. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali.
14. Setiap bulan wajib membuat laporan dan monitoring yang teragenda.

Kebijakan Khusus :

1. Setiap pasien yang datang ke IGD dilakukan triage untuk mendapatkan


pelayanan yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien.
2. Triage di IGD dilakukan oleh dokter jaga IGD atau perawat penaggung jawab
shift.
3. Pemeriksaan yang dilakukan dengan metode triage untuk membedakan kasus “
True Emergency dan False emergency”.
4. Instalasi gawat darurat melayani kasus “ True Emergency dan False
Emergency” pada ruangan terpisah .
5. Setiap pasien yang akan mendapatkan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) harus mendaftar ke bagian pendaftaran rawat jalan .
6. Setiap pasien instalasi gawat darurat yang mendapatkan pelayanan wajib
mendapatkan satu nomor rekam medik.
7. Setiap pasien instalasi gawat darurat yang masuk rawat inap di pasangkan
gelang indentitas pasien ( peneng ).
8. Kriteria pasien akut dan gawat darurat adalah Pasien yang tiba-tiba berada
dalam keadaan gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan
menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya.
9. Penanganan pasien tidak gawat tidak darurat yang datang ke IGD tetap
diberikan pelayanan sesuai dengan kondisinya.

4
10. Dalam memberikan pelayanan harus selalu menghormati dan melindungi hak-
hak pasien.
11. Setiap pasien yang memerlukan pemeriksaan diagnotic / therapy / pemeriksaan
specimen yang tidak tersedia di Rumah Sakit dapat dilakukan rujukan ke Rumah
Sakit lain, termasuk juga bagi pasien yang memerlukan rujukan rawat inap yang
diindikasikan karena penyakitnya.
12. Setiap tindakan medis yang mempunyai resiko tinggi harus mendapat
persetujuan tertulis dari pasien atau keluarganya, atau penanggung jawab nya,
kecuali pada kondisi gawat darurat yang mengancam kehidupannya.
13. Instalasi gawat darurat memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan
pelayanan atau pengobatan.
14. Persetujuan tindakan medis yang akan dilakukan dokter terhadap pasien
dibuktikan dalam bentuk penandatanganan formulir .
15. Setiap tindakan medis yang dilakukan harus berdasarkan atas permintaan dokter,
persetujuan pasien / penanggung jawab.
16. Pada pasien DOA tidak dilakukan resusitasi kecuali atas permintaan keluarga .
17. Bila terjadi banyak bencana, baik yang terjadi di dalam atau di luar Rumah
Sakit, IGD siap untuk melakukan penanggulangan bencana (disaster plan).
18. Obat dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku harus selalu tersedia.
19. Transfer pasien dapat dilakukan apabila kondisi layak atau sesuai kriteria yang
memastikan keselamatan dan keamanan pasien saat menjalani pelaksanaan,
transfer pasien yang dilakukan di luar rumah sakit atau antar rumah sakit
didampingi petugas yang kompeten.
20. Pelayanan ambulance meliputi pemulangan jenazah, transportasi pasien dengan
kegawat daruratan, serta pemulangan, penjemputan, dan trasfer pasien yang
didampingi petugas yang kompeten dengan standar sarana ambulanceyang telah
ditentukan.
21. Petugas pendamping ambulance wajib membawa emergency kit yang ada di
IGD.
22. Instalasi gawat darurat menetapkan indikator standar pelayanan minimal rumah
sakit sebagai tolak ukur.
23. Instalasi gawat darurat melakukan manajemen, pengelolaan dan pengawasan
obat-obat emergency dan alat-alat yang ada di IGD.

5
24. Setiap petugas atau perawat instalsi gawat darurat diwajibkan melakukan
penginputan di SIM RS setelah selesai melaksanakan tindakan keperawatn atau
medis.

Ditetapkan di Cirebon
Pada tanggal ................ 2017

Direktur
Rumah Sakit Medimas,

drg. Mia Amalia, Sp. Ort

Anda mungkin juga menyukai