Keperawatan Anak
Keperawatan Anak
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya . sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah denggan judul “Kekurangan
kalori dan protein atau kurang gizi” dengan baik. Dalam penyusunan makalah mungkin ada
sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen
pembimbing. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini dan
dapat mengetahui tentang Kekurangan kalori dan protein atau kekurangan gizi. Makalah ini
mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
I.I. Latar belakang……………………………………………………………
I.2 Rumusan masalah………………………………………………………...
I.3. Tujuan penulisan……………………………………………………........
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Teori Kekurangan Kalori Protein
2.1 Definisi Protein……………………………………………………...........
2.2 Definisi Kekurangan Kalori Protein……………………………………...
2.3 Klasifikasi Kekurangan Kalori Protein…………………………………..
2.4 Etiologi Kekurangan Kalori Protein ……………………………………
2.5 Manifestasi klinis Kekurangan Kalori protein……………………………
2.6 Patofisiologi Kekurangan Kalori protein ………………………………...
2.7 Epidemiologi ………………………………...……………………………
2.8 Komplikasi KKP………………………………...………………………
2.9 Pemeriksaan Penunjang KKP …………………………….......................
2.10 Penatalaksanaan KKP ……………………………................................
B. Asuhan Keperawatan pada pasien KKP
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………...
3.2 Saran………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
a. Macam Protein
Bahan sumber protein umumnya digunakan sebagai lauk-pauk. Protein dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Protein hewani: daging, ikan, telur, hati, dan susu
2. Protein nabati: tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
b. Fungsi Protein
Fungsi protein bagi tubuh manusia antara lain:
1. Zat pembangun atau pembentukan sel-sel baru, mengganti sel-sel yang rusak
2. Bahan pembentuk hormon atau antibodi enzim
3. Pengaturan proses dalam tubuh
4. Zat tenaga
5. Transportasi (Hb dalam darah)
6. Pembekuan darah dan mempengaruhi keturunan.
2.2 Definisi Kekurangan Kalori protein
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat
masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam waktu yang
cukup lama (Ngastiyah, 1997).
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan
adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein
maupun energi (Sediatoema, 1999).
KKP ringan/sedang disebut juga sebagai gizi kurang (undernutrition) ditandai oleh
adanya hambatan pertumbuhan.
Kwashiorkor
Marasmus
Marasmik-kwashiorkor.
1. Kwashiorkor
a. Pengertian
Adalah bentuk kekurangan kalori protein yang berat, yang amat sering terjadi pada anak
kecil umur 1 dan 3 tahun (Jelliffe, 1994).
Kwashiorkor adalah suatu sindroma klinik yang timbul sebagai suatu akibat adanya
kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang dibutuhkan
(Behrman dan Vaughan, 1994).
Kwashiorkor adalah penyakit gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan
perlemahan hati yang disebabkan karena kekurangan asupan kalori dan protein dalam waktu
yang lama (Ngastiyah, 1997).
b. Etiologi
Penyebab utama dari kwashiorkor adalah makanan yang sangat sedikit mengandung
protein (terutama protein hewani), kebiasaan memakan makanan berpati terus-menerus,
kebiasaan makan sayuran yang mengandung karbohidrat.
1. Adanya pemberian makanan yang buruk yang mungkin diberikan oleh ibu karena
alasan: miskin, kurang pengetahuan, dan adanya pendapat yang salah tentang
makanan.
2. Adanya infeksi, misalnya:
Diare akan mengganggu penyerapan makanan.
Infeksi pernapasan (termasuk TBC dan batuk rejan) yang menambah kebutuhan tubuh
akan protein dan dapat mempengaruhi nafsu makan.
Kekurangan ASI.
c. Manifestasi Klinik
Tanda-tanda Klinik kwashiorkor berbeda pada masing-masing anak di berbagai negara,
dan dibedakan menjadi 3, yaitu:
1) Selalu ada
Gejala ini selalu ada dan seluruhnya membutuhkan diagnosa pada anak umur 1-3 tahun
karena kemungkinan telah mendapat makanan yang mengandung banyak karbohidrat.
Kegagalan pertumbuhan.
Oedema pada tungkai bawah dan kaki, tangan, punggung bawah, kadang-kadang
muka.
Otot-otot menyusut tetapi lemak di bawah kulit disimpan.
Kesengsaraan
Sukar diukur, dengan gejala awal anak menjadi rewel diikuti dengan perhatian yang
kurang.
2) Biasanya ada
Satu atau lebih dari tanda ini biasanya muncul, tetapi tidak satupun yang betul-betul
memerlukan diagnosis.
Perubahan rambut
Warnanya lebih muda (coklat, kemerah-merahan, mendekati putih), lurus, jarang halus,
mudah lepas bila ditarik.
3) Kadang-kadang ada
Satu atau lebih dari gejala berikut kadang-kadang muncul, tetapi tidak ada satupun yang
betul-betul membentuk diagnosis.
Ruam/bercak-bercak berserpih.
Ulkus dan retakan.
Tanda-tanda vitamin, Misalnya luka di sudut mulut, lidah berwarna merah terang
karena kekurangan riboflavin.
Pembesaran hati
Secara umum anak nampak sembab, letargik, cengeng, dan mudah terserang. Pada
tahap lanjut anak menjadi apatik, sopor atau koma.
Pertumbuhan yang terhambat, berat badan dan tinggi badan lebih rendah
dibandingkan dengan berat badan baku. Jika ada edema anasarka maka penurunan
berat badan tidak begitu mencolok.
Edema
Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun, jaringan subkutan tipis
dan lembek.
Kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah anoreksia dan diare.
Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku, serta mudah dicabut.
Kelainan kulit: kering, bersisik dengan garus-garis kulit yang dalam dan lebar,
disertai denitamin B kompleks, defisiensi eritropoetin dan kerusakan hati.
Anak mudah terjangkit infeksi akibat defisiensi imunologik (diare,
bronkopneumonia, faringotonsilitis, tuberkulosis).
Defisiensi vitamin dan mineral, Defisiensi vitamin A, riboflavin (stomatitis
angularis), anemia defisiensi besi dan anemia megaloblastik.
2. Marasmus
a. Pengertian
Marasmus adalah penyakit yang timbul karena kekurangan energi (kalori) sedangkan
kebutuhan protein relatif cukup (Ngastiyah, 1997).
b. Etiologi
Penyebab marasmus yang paling utama adalah karena kelaparan. Kelaparan biasanya
terjadi pada kegagalan menyusui, kelaparan karena pengobatan, kegagalan memberikan makanan
tambahan.
c. Manifestasi Klinik
1. Selalu ada
Tanda-tanda ini selalu ada dan seluruhnya membutuhkan diagnosa:
Gangguan perkembangan
Hilangnya lemak di otot dan di bawah kulit.
2. Kadang-kadang ada
Mencret/diare atau konstipasi.
Perubahan pada rambut, seperti pada kwashiorkor.
Tanda-tanda dari defisiensi vitamin.
Dehidrasi.
3. Marasmik – Kwashiorkor
a. Pengertian
b. Etiologi
1. KKP Ringan
a. Pertumbuhan linear terganggu.
b. Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun.
c. Ukuran lingkar lengan atas menurun.
d. Maturasi tulang terlambat.
e. Ratio berat terhadap tinggi normal atau cenderung menurun.
f. Anemia ringan atau pucat.
g. Aktifitas berkurang.
h. Kelainan kulit (kering, kusam).
i. Rambut kemerahan.
2. KKP Berat
a. Gangguan pertumbuhan.
b. Mudah sakit.
c. Kurang cerdas.
d. Jika berkelanjutan menimbulkan kematian
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,protein, atau
keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan makanan, tubuh
berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi,
kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat,protein merupakan hal yang sangat
penting untuk mempertahankan kehidupan,karbohidrat(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kebutuhan tubuh untuk memepertahankan
karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah terjadi kekurangan.
Akibat katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilakan asam
amino yang akan segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa lemak di
pecah menjadi asam lemak,gliserol,dan ketan bodies. Otot dapat memepergunakan asam lemak
dan keton bodies,sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh
akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan
separuh dari tubuh.
2.7 Epidemiologi
Penyakit KKP merupakan bentuk malnutrisi yang terdapat terutama pada anak-anak
dibawah umur 5 tahun dan kebanyakan di negara-negara yang sedang berkembang. Berdasarkan
hasil penyelidikan di 254 desa di seluruh Indonesia, Tarwotjo, dkk (1999), memperkirakan
bahwa 30 % atau 9 juta diantara anak-anak balita menderita gizi kurang, sedangkan 3% atau 0,9
juta diantara anak-anak balita menderita gizi buruk. Berdasarkan “Rekapitulasi Data Dasar Desa
Baru UPGK 1982/1983” menunjukkan bahwa prevalensi penderita KKP di Indonesia belum
menurun. Hasil pengukuran secara antropometri pada anak-anak balita dari 642 desa
menunjukkan angka-angka sebagai berikut: diantara 119.463 anak balita yang diukur, terdapat
status gizi baik 57,1%, gizi kurang 35,9%, dan gizi buruk 5,9%.
Tingginya prevalensi penyakit KKP disebabkan pula oleh faktor tingginya angka
kelahiran. Menurun Morley (1968) dalam studinya di Nigeria, insidensi kwashiorkor meninggi
pada keluarga dengan 7 anak atau lebih. Studi lapangan yang dilakukan oleh Gopalan (1964)
pada 1400 anak prasekolah menunjukkan bahwa 32% diantara anak-anak yang dilahirkan
sebagai anak keempat dan berikutnya memperlihatkan tanda-tanda KKP yang jelas, sedangkan
anak-anak yang dilahirkan terlebih dahulu hanya 17% memperlihatkan gejala KKP. Ia
berkesimpulan bahwa 62% dari semua kasus kekurangan gizi pada anak prasekolah terdapat
pada anak-anak keempat dan berikutnya.
Mortalitas KKP berat dimana-mana dilaporkan tinggi. Hasil penyelidikan yang dilakukan
pada tahun 1955/1956 (Poey, 1957) menunjukkan angka kematian sebanyak 55%, 35% diantara
mereka meninggal dalam perawatan minggu pertama, dan 20% sesudahnya.
Menurut WHO, 150 juga anak berumur di bawah 5 tahun menderita KKP dan 49% dari
10,4 juga anak berumur di bawah 5 tahun meninggal karena KKP yang kebanyakan terjadi di
negara-negara yang sedang berkembang.
Dianggap sebagai faktor anti anemia dalam faktor ekstrinsik. Kekurangan vitamin B12
dapat menyebabkan anemia pernisiosa.
7. Defisiensi Vitamin C
Noma atau stomatitis merupakan pembusukan mukosa mulut yang bersifat progresif
sehingga dapat menembus pipi, bibir dan dagu. Noma terjadi bila daya tahan tubuh sedang
menurun. Bau busuk yang khas merupakan tanda khas pada gejala ini.
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan Laboratorium
Dalam keadaan dehidrasi dan asidosis pedoman pemberian cairan parenteral adalah
sebagai berikut:
a. Jumlah cairan adalah 200 ml/kgBB/hari untuk kwashiorkor atau marasmus kwashiorkor,
dan 250 ml/kg BB/hari untuk marasmus.
b. Jenis cairan yang dipilah adalah Darrow-glukosa aa dengan kadar glukosa dinaikkan
menjadi 10% bila terdapat hipoglikemia.
c. Cara pemberiannya adalah sebanyak 60 ml/kg BB diberikan dalam 4-8 jam pertama,
kemudian sisanya diberikan dalam waktu 16-20 jam berikutnya.
Makanan tinggi energi tinggi protein (TETP) diolah dengan kandungan protein yang
dianjurkan adalah 3,0-5,0 gr/kg BB dan jumlah kalori 150-200 kkal/kg BB sehari.
Asam folat diberikan per oral dengan variasi dosis antara 3×5 mg/hari pada anak kecil
dan 3×15 mg/hari pada anak besar. Kebutuhan kalium dipenuhi dengan pemberian KCL oral
sebanyak 75-150mg/kg BB/hari (ekuivalen dengan 1-2 mEq/kg BB/hari); bila terdapat tanda
hipokalemia diberikan KCl secara intravena dengan dosis intramuskular atau intravena dalam
bentuk larutan MG-sulfat 50% sebanyak 0,4-0,5 mEq/kgBB/hari selama 4-5 hari pertama
perawatan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEKURANGAN KALORI
PROTEIN (KKP)
I. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama, Umur, Tempat Tanggal Lahir, Alamat, Nama Orang tua, Alamat Orang tua
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama : ibu mengatakan anaknya mengalami bengkak pada kakidan tangan,
tidak nafsu makan, muntah, dan kondisi lemah
b. Keluhan Sekarang : ibu mengatakan anaknya lemas, tidak nafsu makan, kondisi
lemah dan rewel
c. Riwayat Kesehatan Dahulu : ibu mengatakan anaknya tidak ada riwayat penyakit
seperti ini
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : tidak ada anggota keluarga yang mengalami
kekurangan Kalori Protein
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum klien,biasanya klien dengan gangguan KKP ini cendrung lemah
karena dia kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan
kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama.
b. Tanda-tanda vital
c. Antropometri,pada anak KKP ini gizi kurang (undernutrition) ditandai oleh adanya
hambatan pertumbuhan,tinggi badan dan berat badan sangat jauh dari normal nya.
Ukuran lingkar lengan atas menurun
d. Sistem pernapasan,yang perlu di kaji yaitu
1. Hidung : simetris,pernapasan cuping hidung,secret,polip.
2. Leher : pembesaran kelenjer,tumor.
3. Dada : bentuk dada,perbandingan ukuran AP dengan transversal,gerakan dada,dan
suara napas.
e. Sistem kardiovaskuler. Yang perlu dikaji yaitu:
1. Conjunktiva anemis,pada anak KKP ini anemis,cyanosisarteri carotis sangat
lemah
2. Ukuran jantung
3. Suara jantung
f. Sistem pencernaan
1. Sklera biasanya ikterik,bibir kering dan pecah-pecah.
2. Mulut biasanya stomatitis
3. Gaster biasanya kembung
2. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Subjektif :
Objektif :
Objektif :
Subjektif :
1. Merasa lemah
2. Mengeluh haus
Objektif :
Subjektif :
1. Mengeluh lelah
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
III. INTERVENSI
1. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan gizi
2. Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan makanan tertentu berdasarkan
perkembangan atau usia
3. Tawarkan makanan ringan yang padat gizi
4. Pastikan diet mencakup makanan tinggi kandungan serat untuk mencegah konstipasi
5. Monitor kalori dan asupan makanan
Rasional :
1. Menentukan jumlah kalori untuk memenuhi kebutuhan asupan yang pasien perlukan
dengan kolaborasi dengan tim gizi
2. Menganjurkan pasien untuk makan makanan bergizi sesuai usia agar status nutrisi
terpenuhi untuk tubuh
3. Makanan ringan seperti roti-roti atau kesukaan pasien yang banyak gizi
4. Diet makanan tinggi kandungan serat seperti sayuran dan buah-buahan
5. Monitor kalori dengan cara kolaborasi dengan tim Gizi
Rasional :
1. Memantau dan menghitung makan/cairan yang telah dikonsumsi oleh pasien perhari
2. Memberikan cairan dengan tepat sehingga pasien mendapatkan cairan yang dibutuhkan
6. Melakukakn konsultasi kepada dokter apabila cairan di dalam tubuh mngalami caira
pemenuhan atau atau membaik
2. Bantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi kelemahan dalam level aktivitas
tertentu
Rasional :
5. Melihat respon hasil klien perihal terhadap aktivitas yang telah dilakukan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Manusia membutuhkan makan untuk bertahan hidup. Selain untuk bertahan hidup,
makanan juga berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuh akan zat-zat seperti karbohidrat,
protein, lemak, mineral, vitamin, dan zat-zat lain. Namun, di zaman yang sudah modern ini justru
banyak orang yang tidak dapat memenuhi zat-zat tersebut.
KKP dibagi menjadi dua jenis, yaitu kwashiorkor dan marasmus.dan faktor penyebab
nya yaitu masalah sosial,masalah ekonomi,masalah biologi dan masalah lingkungan.
3.2 SARAN
Diharapkan di Indonesia bisa tingkat KKP bisa diturunkan sehingga sedikit anak yang
menderita gizi buruk
DAFTAR PUSTAKA
1. Catzel, Pincus. 1990. Kapita Selekta Pediatri, Edisi II. Jakarta: EGC.
2. Hill, Graham L. 2000. Buku Ajar Nutrisi Bedah. Jakarta: Farmamedia.
3. Jelliffe, DB. 1994. Kesehatan Anak di Daerah Tropis, Edisi IV. Jakarta: Bumi Aksara.
4. Markum. 1996. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I. Jakarta: FKUI.
5. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
6. Pudjiadi, Solihin. 2000. Ilmu Gizi Klinis pada Anak, Edisi IV. Jakarta: FKUI.
7. Sacharin, Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta: EGC.
8. Sandra R. 1990. Nursing Care of Children and Families, 2nd Edition. California: A
Division of the Benjamin Cummings Publishing Company.
9. Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Hipokrates.
10. Wong’s and Whaley. 1995. Nursing Care of Infant and Children 5th Edition. Missouri:
Westline Industrial Drive.