Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kepemimpinan merupakan sebuah unsur penting yang harus dimiliki dalam suatu
kelompok kecil maupun kelompok besar, Kepemimpinan yang berkualitas merupakan kunci
utama keberhasilan suatu organisasi, kelompok atau Negara dalam mengimplementasikan
cita – cita bersama. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, tidak hanya dibutuhkan pemimpin
yang berkualitas dalam hal fisik, melainkan juga memiliki kharisma, mampu memahami
situasi, memiliki etika dan moral yang baik, memiliki kecerdasan intelektual dan emosional,
serta visioner.
Kepemimpinan penting dimiliki untuk mengayomi dan memberikan dampak positif
dalam organisasi, sehingga pemimpin yang baik memiliki gaya dan tipe kepemimpinannya
yang dilatar belakangi oleh nilai dan etika yang dipahaminya. Seluruh kemampuan yang
idealnya dimiliki oleh seorang pemimpin juga harus ditunjang oleh kemampuan pemimpin
tersebut dalam mempengaruhi aparaturnya dan masyarakat untuk dapat mengikuti arahan
yang diberikan olehnya. Pemimpin juga harus secara bijaksana menggunakan kekuasaannya
dengan tujuan membangun organisasi yang dipimpinnya kearah yang lebih baik. Bapak
Ignasius Jonan selaku pemimpin yang ditunjuk untuk menjadi CEO no. 1 di PT KAI mampu
mentrasnformasi PT. KAI menjadi lebih baik, PT. KAI yang dulunya dinilai sebagai BUMN
yang selalu merugi, namun saat ini PT. KAI merupakan BUMN yang mampu meraih
keuntungan yang cukup besar akibat berbagai pembenahan yang dilakukan oleh Bapak
Ignasius Jonan, MA.
Terkait dengan hal tersebut, kami selaku mahasiswa Administrasi Negara Universitas
Indonesia, yang mendapat tugas untuk membahas mengenai kekuasaan dan pengaruh dalam
teori kepemimpinan, tertarik untuk membahas bagaimana Peran Kepemimpinan dalam
membangun Teamwork pada Kepemimpinan Bapak Ignasius Jonan, MA
mentransformasi PT. KAI dan kesesuaian antara teori dengan apa yang terjadi dalam
penerapannya.

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 1


1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.


a. Bagaimana Pengertian peran kepemimpinan dalam membangun teamwork ?
b. Bagaimana hubungan antara teori dengan aplikasinya terhadap kepemimpinan Bapak
Ignasius Jonan mempegaruhi teamworknya dalam mentransformasi PT. KAI ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.


a. Untuk menjelaskan pengertian peran kepemimpinan dalam mempengaruhi teamwork
b. Untuk menjelaskan hubungan antara teori Peran kepemimpinan dalam mempengaruhi
teamwork ke dalam aplikasinya pada kepemimpinan Bapak Ignasius Jonan,MA dalam
mentransformasi PT. KAI

1.4 METODE PENULISAN

Metode penelitian yang dipakai didalam membuat karya ilmiah ini adalah dengan
menggunakan metode kualitatif dengan study literatur. Dengan metode penelitian yang
datanya bersumber dari data yang diperoleh merupakan data sekunder. Diantaranya, studi
terhadap buku-buku, majalah, artikel, dokumen-dokumen yang dapat dijadikan rujukan atas
penelitian.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.


a. Bab I membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
b. Bab II membahas mengenai kerangka teori.
c. Bab III membahas mengenai profil pemimpin, program kerja dan keberhasilan tokoh,
bagaimana peran pemimpin dalam mempengaruhi teamworknya
d. Bab IV membahas mengenai penutup yang mencakup simpulan.

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 2


BAB II
KERANGKA TEORI

2.1. Pengertian Kepemimpinan

Menurut George R. Terry, kepemimpinan merupakan hubungan yang ada dalam


seseorang atau pemimpin dan pengaruh yang lain untuk mau bekerja secara sadar dalam
kaitannya dengan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan menurut William
G. Scott (1962), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan yang diselenggarakan
dalam kelompok dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.1
Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas
yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Kepemimpinan menurut
yang tertera dalam buku Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi milik Veithzal Rivai, pada
hakikatnya adalah :
 Proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi
 Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan,
kehormatan, dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama.
 Kemampuan untuk mempengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan
seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
 Melibatkan tiga hal yaitu, pemimpin, pengikut dan situasi tertentu.
 Kemampuan suatu kelompok untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai
tujuan.

2.2. Pengertian Peran Kepemimpinan

Pembentukan ruang lingkup peran berhubungan erat dengan kepemimpinan, karena


peran tersebut meliputi pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja, pengelolaan tata
kepegawaian yang berguna untuk tujuan organisasi, pembukaan, pembinaan dan
pengendalian hubungan eksternal dan internal organisasi perwakilan bagi
organisasinya.Peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari

1
www.gurupendidikan.com/pegertiankepemimpinandiakses tanggal 21 November 2015
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 3
seseorang dalam posisi tertentu.Harapan mengenai peran penting dalam mengatur perilaku
bawahan.Peran kepemimpinan dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan
dilakukan oleh sesorang sesuai dengan kedudukannya sebagai pemimpin.
Menurut Wahjosumidjo (1994), peranan kepemimpinan ditekankan kepada sederatan
tugas-tugas apa yang perlu dilakukan oleh setiap pemimpin dalam hubungannya dengan
bawahan atau dengan kata lain.2
Covey membagi peran kepemimpinan menjadi 3 bagian, yaitu :3
1. Pathfinding (pencarian alur), peran untuk menetukan visi dan misi yang pasti.
2. Aligning (penyelarasan), peran untuk memastikan bahwa struktur, sistem, dan proses
operasional organisasi memberikan dukungan pada pencapian visi dan misi.
3. Empowering (pemberdayaan), peran untuk menggerakkan semangat dalam diri orang-
orang dalam mengungkapkan bakat, kecerdikan, dan kreativitas laten untuk mampu
mengerjakan apapun dan konsistensi dengan prinsip-prinsip yang disepakati.
Selain itu dalam hal peran kepemimpinan atau dapat disebut juga peran manajer,
tokoh yang paling kompeten adalah Henry Mintzberg. Menurut Mintzberg, terdapat 3
peranan utama yang dimainkan oleh setiap pemimpin atau pimpinan. Dari 3 peranan utama
ini kemudian olehnya diperinci menjadi 10 peranan (Mintzberg, 1989:15-21). Peran
pemimpin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :4

1. Peranan antar pribadi (interpersonal role)


Aktivitas-aktivitas yang sering dilakukan dalam peranan ini antara lain kegiatan-
kegiatan seremonial sehubungan dengan jabatan yang melekat pada pemimpin. Status
menghendaki pemimpin harus mau menerima undangan-undangan, mendatangi upacara-
upacara, dan lain yang bersifat seremonial. Karena pemimpin mempunyai jabatan yang
tinggi maka eksesnya pemimpin tersebut harus selalu mengadakan kontak tertentu pada
pihak-pihak luar.Peranan ini oleh Mintzberg dibagi atas tiga peranan yang merupakan
perincian lebih lanjut dari peranan pribadi ini. Tiga peranan itu antara lain:
a. Peranan sebagai Figurehead
Sebagai konsekuensi atas otoritas formalnya, pemimpin harus melakukan
tugas-tugas simbolik. Tugas ini harus dilakukan meski tidak terlalu relevan dengan

2
http://makalahkepemimpinan007.blogspot.co.id/(Pengertian Peran Kepemimpinan) diakses tanggal 21
November 2015
3
Veithzal Rivai “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi” (Jakarta:RajaGrafindo Persada) halm 149
4
http://ade-buluk.blogspot.co.id/(peran kepemimpinan) diakses 11 November 2015
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 4
tugas-tugas kepemimpinan (Yukl , 2005:30). Dalam posisinya sebagai pemimpin
organisasi, setiap pemimpin harus melakukan tugas-tugas yang bersifat
seremonial.Peranan ini dilakukan untuk mewakili organisasi yang dipimpinnya di
dalam setiap kesempatan dan persoalan yang timbul secara formal.
b. Peranan sebagai pemimpin (leader)
Dalam peranan ini pemimpin melakukan tugas-tugas kepemimpinan.Ia
melakukan hubungan interpersonal dengan yang dipimpin, melakukan fungsi-fungsi
memimpin, memotivasi, mengembangkan dan mengendalikan.Dalam organisasi
informal biasanya, pemimpin diikuti karena mempunyai kekuasaan, kharismatik atau
kekuasaan fisik. Adapun dalam organisasi formal, pemimpin yang diangkat dari atas,
maka pemimpin seperti ini seringkali tergantung akan kekuasaan yang melekat pada
jabatannya tersebut.
c. Peranan pejabat perantara (liaison role)
Di sini pemimpin melakukan peranan yang berinteraksi dengan teman sejawat, staf
dan orang-orang lain yang berada diluar organisasinya, untuk mendapatkan informasi.
Oleh karena organisasi tidak berdiri sendiri, maka pemimpin meletakkan peranan
liaison dengan cara banyak berhubungan dengan sejumlah individu atau kelompok-
kelompok tertentu yang berada diluar organisasinya. Human’s menyebut peranan
seperti ini sebagai hubungan pertukaran (exchange relationship) yakni pemimpin
memberikan sesuatu agar mendapatkan sesuatu pula.

2. Peranan informasional (informational role)


Peranan interpersonal meletakkan pemimpin pada posisi yang unik dalam hal
mendapatkan informasi.Hubungan-hubungan keluar membawa padanya mendapatkan
informasi yang spesial dari lingkungan luarnya, dan kegiatan-kegiatan kepemimpinan
membuat pemimpin sebagai pusat informasi bagi organisasinya.Oleh karena itu sebagai
kelanjutan dari peranan interpersonal di atas Mintzberg merancang peranan kedua yakni
yang berhubungan dengan informasi. Peranan itu terdiri dari peranan-peranan sebagai
berikut:
a. Peranan monitor
Peranan ini mengidentifikasikan seorang pemimpin sebagai penerima dan
pengumpul informasi agar supaya ia mampu untuk mengembangkan suatu perhatian
yang baik dari organisasi yang dipimpinnya, dan mempunyai pemahaman yang

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 5


menyeluruh tentang lingkungannya. Pemimpin mencari informasi itu agar ia mampu
untuk menyerap perubahan-perubahan, mengidentifikasikan persoalan-persoalan dan
kesempatan-kesempatan yang ada, untuk membangun pengetahuannya tentang
lingkungannya menjadi tahu kapan suatu informasi harus diberikan untuk keperluan
pembuatan keputusan. Informasi yang diterima oleh pemimpin ini dapat
dikelompokkan atas lima katagori berikut ini (Thoha, 1986:14-16): 1) Internal
operations, 2) Peristiwa-peristiwa di luar organisasi (external event), 3) Informasi dari
hasil analisis, 4) Buah pikiran dan kecenderungan, 5) Tekanan-tekanan.
b. Peran disseminator
Peranan ini mengharuskan pemimpin untuk melakukan proses transmisi
informasi-informasi ke dalam organisasi yang dipimpinnya. Ia melakukan
penyampaian informasi yang berasal dari luar ke dalam organisasinya, dan informasi
yang berasal dari bawahan atau stafnya kebawah atau staf lainnya.
c. Peranan juru bicara (spokesman)
Peranan ini dimainkan pemimpin untuk menyampaikan informasi keluar
lingkungan organisasinya.Bedanya dengan disseminator ialah spokesman ini
pemberian informasinya keluar, untuk lingkungannya, sedangkan disseminator hanya
ke dalam organisasi.

3. Peranan pembuat keputusan (Decisional role)


Peranan ini membuat pemimpin harus terlibat dalam suatu proses pembuatan
strategi di dalam organisasi yang dipimpinnya. Proses pembuatan strategi ini secara
sederhana dinamakan sebagai suatu proses yang menjadikan keputusan-keputusan
organisasi dibuat secara signifikan dan berhubungan. Peranan pembuatan keputusan oleh
pemimpin merupakan peranan yang tidak boleh tidak harus dijalankan, lagi pula peranan
ini yang dapat membedakan antara pemimpin dengan pelaksana.Menurut sebagian orang
pemimpin justru dibayar mahal adalah untuk membuat keputusan ini. Ada empat peranan
pemimpin yang dikelompokkan ke dalam pembuatan keputusan, yaitu :
a. Peranan sebagai entrepreneur
Dalam peranan ini, pemimpin melakukan usaha untuk meningkatkan
organisasi dan mengadaptasinya untuk mengubah kondisi dalam organisasi.Walaupun
istilah entrepreneur dipinjam dari ahli-ahli ekonomi, istilah itu oleh Mintzberg
diberikan arti yang luas dalam hubungannya dengan peranan pembuatan keputusan

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 6


ini, kalau ahli ekonomi cenderung memusatkan pada pekerjaan-pekerjaan awal dari
organisasi baru, maka Mintzberg memusatkan pada semua pekerjaan-pekerjaan
managerial yang dihubungkan dengan perubahan-perubahan yang sistematis dalam
organisasi yang sedang berjalan termasuk pula organisasi baru.
b. Peranan sebagai penghalau gangguan (disturbance handler)
Peranan ini menunjukkan bagaimana pemimpin merespon berbagai tekanan
dan gangguan. Gangguan muncul tidak hanya karena pemimpin yang buruk
mengabaikan situasi sampai mereka menemukan jalan keluar, tapi juga karena
pemimpin yang baik tidak dapat mengantisipasi semua konsekuensi dari tindakan
yang dilakukan (Mintzberg, 1989:20)
c. Peranan pembagi sumber daya (resource allocator)
Pemimpin bertanggung jawab untuk memutuskan siapa mendapat apa dalam
organisasi. Sumber daya yang paling penting adalah waktu, yaitu bagaimana
pemimpin membagi waktunya dalam mengelola organisasi. Pemimpin juga bertugas
untuk mendesain struktur organisasi, pola hubungan yang menentukan bagaimana
pekerjaan dibagi dan dikoordinasikan (Mintzberg, 1989:20-21)
d. Peranan sebagai negosiator
Peranan ini menjadikan pemimpin untuk aktif berpartisipasi dalam arena
negoisasi. Dari waktu ke waktu organisasi akan mendapatkan dirinya selalu terlibat
dalam kancah negoisasi ini dengan pihak-pihak lain di luar organisasi, ataupun
dengan para individu di dalam organisasinya. Dalam keadaan seperti ini pemimpin
bertindak sebagai pimpinan kontigennya untuk membicarakan segala perkara yang
diagendakan dalam negoisasi tersebut. Proses seperti ini meminta pemimpin untuk
menyusun strategi yang menguntungkan organisasinya, dan pada gilirannya
pengambilan keputusan adalah suatu aktivitas yang tidak bisa dihindari olehnya
(Mintzberg, 1989:21).

2.3. Pengertian Teamwork

Team (Tim) adalah kelompok kerja yang dibentuk dengan tujuan menyukseskan
tujuan bersama sebuah kelompok organisasi atau masyarakat, yang dimaksud tujuan dari
pembentukan tim adalah membangun.Sebuah tim adalah sekelompok orang dengan keahlian

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 7


saling melengkapi yang berkomitmen kepada misi yang sama, pencapaian kinerja, dan
pendekatan dimana mereka saling tergantung antara satu dengan yang lain.
Teamwork dapat diartikan sebagai bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang
saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati
sebelummnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Teamwork
merupakan peleburan dari pribadi-pribadi manusia yang berbeda-beda kemudian menjadi
satu pribadi untuk mencapai tujuan yang sama. Disini adalah tempat yang tepat untuk
menggabungkan berbagai kemampuan dan dapat memberikan solusi yang inovatif, serta
keterampilan dan pengetahuan yang bermacam-macam yang dimiliki anggota kelompok
merupakan nilai tambah yang menguntungkan.
Membangun tim bertujuan untuk membangun unit kerja yang solider yang
mempunyai identifikasi keanggotaan maupun kerjasama yang kuat.
1. Proses Pembentukan Tim5
Membangun tim bertujuan agar terjadi kerja sama yang teridentifikasi dalam unit
kerja yang saling berhubungan. Terdapat beberapa pedomanumum dalam membangun
tim, seperti :
a. Menanamkan pada kepentingan bersama
b. Menggunakan seremoni dan ritual-ritual
c. Menggunakan simbol-simbol untuk mengembangkan identifikasi dengan unit
kerja
d. Mendorong dan memudahkan interaksi sosial yang memuaskan
e. Mengadakan pertemuan-pertemuan membangun tim
f. Menggunakan konsultan bila diperlukan.
2. Anggota Tim6
Keberhasilan tugas dalam tim akan tercapai bila setiap orang bersedia bekerja dan
memberikan yang terbaik sebagai bagian dari tim. Anggota tim yang baik memiliki :
a. Mengerti tujuan yang baik
b. Memiliki rasa saling ketergantungan dan saling memiliki
c. Menerapkan bakat dan pengetahuannya untuk sasaran tim
d. Dapat bekerja secara terbuka
e. Dapat mengekspresikan gagasan, opini, dan ketidaksepakatan

5
Veithzal Rivai “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi” (Jakarta:RajaGrafindo Persada) halm 178
6
Ibid, halm 178
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 8
f. Mengerti sudut pandang satu dengan yang lain
g. Mengembangkan keterampilan dan menerapkan pada pekerjaan
h. Mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal
i. Berpartisipasi dalam keputusan tim

2.4. Perbedaan Work Groups dan Work Teams

Group atau kelompok adalah dua individu atau lebih yang saling berinteraksi untuk
membagi informasi dan membuat keputusan untuk membantu setiap anggota memberikan
hasil kerja sesuai tanggung jawabnya, namun dalam kerja kelompok tidak ada
mengikutsetakan kerja secara kolektif yang dibutuhkan dalam usaha bersama. Jadi dalam
melakukan pekerjaan itu adalah hanya berupa agregasi dari setiap kontribusi anggota
kelompok, selain itu kerja kelompok juga tidak ada sinergi yang positif yang menciptakan
semua tingkatan performa yang lebih baik dan hanya penggabungan input kerja dari tiap
anggota kelompok, sedangkan workteams atau kerja sama di sisi lain menghasilkan sinergi
yang positif lewat usaha koordinasi. Usaha individual dalam hasil dari performa pekerjaan
lebih baik daripada hanya penjumlahan input kerja individual.7 Berikut adalah ilustrasi
perbedaan kerja kelompok dan kerja tim.

Sumber: Robbins Organizational Behavior

7
Robbins, Stephen P, “Organizational Behavior” (Prentice Hall) hal 333
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 9
2.5. Peranan Kepemimpinan dalam Tim

Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses pemberian pengarahan dan pengaruh


pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok anggotannya. Manajer dan
pemimpin yang berpusat pada tim, berbeda dengan pemimpin kelompok yang sering
mengesampingkan visi demi memenuhi tujuan. Maka pemimpin tim dapat berbagai visi dan
bertindak sesuai dengannya.
Pemimpin tidak selalu memiliki jawaban, jadi mereka tidak memaksakan untuk
menyediakan jawaban atau keputusan tersebut, karena pemimpin tersebut percaya bahwa tim
tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai
tujuan akhir yang sama. Peranan dalan kepemimpinan ada beberapa macam, yaitu peranan
dalam tim, orientasi pada tugas, orientasi pada memelihara kelompok.
1. Peranan pemimpin dalam tim, yaitu :8
a. Memperlihatkan gaya pribadi
b. Proaktif dalam sebagian hubungan
c. Mengilhami kerja tim
d. Memberikan dukungan timbal balik
e. Membuat orang terlibat dan terikat
f. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara konstruktif
h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
i. Mengakui prestasi anggota tim
j. Berusaha mempertahankan komitmen
k. Menempatkan nilai yang tinggi pada kerja tim.
2. Peranan kepemimpinan dalam tim menurut kepemimpinan yang berorientasi pada
tugas (task-oriented leadership) adalah sebagai berikut :9
a. Menstruktur proses (structuring process)
b. Menstimulasi komunikasi (stimulating communication)
c. Menjernihkan komunikasi (clarifying communication)
d. Meringkas (summarizing)
e. Menguji konsensus (consensus testing)

8
Veithzal Rivai “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi” (Jakarta:RajaGrafindo Persada) halm 182
9
Ibid, halm 182
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 10
3. Peranan kepemimpinan dalam tim menurut kepemimpinan yang berorientasi pada
memelihara kelompok (relationship-oriented) adalah sebagai berikut :10
a. Penjaga gawang (gatekeeping)
b. Mengharmoniskan (harmonising)
c. Mendukung (supporting)
d. Menerapkan standar (standard setting)
e. Menganalisis proses (analyzing process)

2.6. Kerjasama Tim yang Efektif

Karakteristik kerjasama tim yang efektif adalah :


1. Memiliki tujuan yang jelas
Visi, misi, tujuan atau tugas tim telah didefinisikan dan telah diterima oleh semua
anggota tim, serta memiliki sebuah rencana kerja.
2. Informalitas
Suasana kerja cenderung informal, nyaman, dan santai.Tidak ada tanda-tanda
ketegangan atau tanda-tandan kebosanan.
3. Partisipasi
Dalam kerjasama tim tersebut ada banyak diskusi, dan semua orang didorong untuk
berpartisipasi
4. Mendengarkan
Para anggota mendengarkan secara efektif seperti mempertanyakan, kemudian
mengungkapan kembali suatu konseptersebut lalu meringkasnya untuk menghasilkan
ide.
5. Adab ketidaksepakatan
Adanya suatu ketidaksepakatan, tetapi tim merasa nyaman dengan ini dan tidak
menunjukkan tanda-tanda menghindari atau menekan konflik.
6. Konsensus keputusan
Keputusan-keputusan penting tujuannya adalah substansial, namun tidak harus
dengan kesepakatan melalui diskusi terbuka tentang semua ide-ide, menghindari
pemungutan suara formal, atau kompromi

10
Veithzal Rivai “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi” (Jakarta:RajaGrafindo Persada)halm 183
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 11
7. Komunikasi terbuka
Anggota tim bebas untuk mengungkapkan perasaan mereka mengenai tugas pada
kelompok.
8. Kejelasan peran dan tugas kerja
Ada ekspektasi yang jelas tentang peran yang dimainkan oleh setiap anggota tim.
Ketika tindakan diambil, kejelasan tugas yang dibuat, diterima, dan dilaksanakan.
Tugas kerja cukup didistribusikan di antara anggota tim.
9. Berbagi kepemimpinan
Meskipun tim memiliki pemimpin formal, fungsi kepemimpinan bergeser, dari waktu
ke waktu tergantung pada keadaan, kebutuhan kelompok, dan keterampilan para
anggota. Pemimpin formal model perilaku yang sesuai membantu menciptakan
norma-norma positif.
10. Hubungan eksternal
Tim menghabiskan waktu untuk mengembangkan hubungan di luar, memobilisasi
sumber daya, dan membangun kredibilitas dengan pemain di luar organisasi.
11. Keragaman Gaya
Tim memiliki spektrum yang luas dari berbagai tipe anggota yang menekankan
perhatian pada tugas, penetapan tujuan, fokus pada proses, dan pertanyaan tentang
bagaimana tim berfungsi.

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 12


BAB III
ANALISIS STUDI KASUS

3.1 PROFIL

3.1.1 Profil &Jejak karir Ignasius Jonan


Nama : Ignasius Jonan, MA
Tempat lahir : Singapura
Tanggal lahir : 21 Juni 1963
Agama : Katolik
Nama Istri : Ratnawati Jonan
Nama anak pertama : Monica
Nama anak kedua : Caterine

Ignasius Jonan lahir di Singapura pada tanggal 21 Juni 1963. Ignasius Jonan alumni
dari SMA Katolik St. Louis 1, Surabaya dan merupakan lulusan dari Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Airlangga Surabaya. Kemudian, ia melanjutkan
studinya ke Fletcher School, Tufts University, Amerika Serikat.
Sebelum menjabat posisi Menteri Perhubungan periode 2014 hingga 2019, pria
berusia 51 tahun menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) dari
tahun 2009 sampai 2014. Ignasius Jonan menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api
Indonesia (Persero) menggantikan Ronny Wahyudi.

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 13


Berbicara soal karir, keberhasilannya menduduki kursi Direktur Utama PT Kereta Api
Indonesia tak terlepas dari karir cemerlangnya selama menjabat sebagai Managing Director
Citibank/Citigroup mulai 2006-2009. Beliau juga sempat menempati posisi sebagai Director
Citibank/Citigroup dari 1999 hingga 2001 dan Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha
Indonesia (Persero) periode 2001-2006.
Prestasi dan etos kerja yang baik dari Menteri Perhubungan ini sempat membuat
heboh sosial media kala dirinya masih menjabat sebagai Dirut PT KAI.11

a. Karier sebagai Dirut PT KAI


Ia diangkat sebagai Direktur Utama PT KAI pada tahun 2009, oleh Menteri BUMN
Sofyan Djalil walaupun belum pernah berkarier di bidang bisnis transportasi, utamanya
transportasi rel. Selama di PT Kereta Api Indonesia, ia sukses membalikkan kerugian Rp 83,5
miliar pada 2008 menjadi keuntungan Rp 154,8 miliar pada 2009. Pada tahun 2013, bahkan
telah mencatatkan laba sebesar Rp 560,4 miliar. Jonan juga melipatgandakan aset KAI dari
Rp 5,7 triliun pada 2008, menjadi Rp 15,2 triliun pada 2013, atau terjadi peningkatan
mendekati tiga kali lipat. Pada masanya juga dimulai pemberantasan percaloan tiket, dengan
menerapkan sistem boarding pass, tiket daring, dan penjualan melalui tokoritel. Toilet stasiun
yang awalnya harus membayar, digratiskan dan diperbanyak jumlahnya sehingga ada di
setiap stasiun. Kereta juga dilengkapi AC dan diberi larangan merokok.
Namun berkebalikan dengan citranya yang murah senyum dan senang turun ke bawah
(lapangan), ia keras dalam menjalankan disiplin. Tahun 2014, tercatat 200 karyawan PT KAI
dipecat atau pensiun dini karena dianggap malas. Ia juga tidak mengenal kompromi saat
menertibkan stasiun dari pedagang dan bangunan liar, dengan menggunakan bantuan aparat
TNI.Setelah diangkat menjadi Menteri Perhubungan dalam Kabinet Kerja, ia mengundurkan
diri dari PT KAI dan digantikan Edi Sukmoro.

b. Karier sebagai Menteri Perhubungan


Namanya mencuat sebagai calon menteri perhubungan setelah tersebarnya berita
bahwa ia tak pulang 15 hari dan tidur di kereta untuk mengawasi pelayanan PT KAI. Dahlan
Iskan, Menteri BUMN waktu itu, mendoakan agar dirinya diangkat menjadi Menteri
Perhubungan. Doa ini terkabul saat ia ditunjuk menjadi Menteri Perhubungan dalam Kabinet
Kerja.

11
https://id.wikipedia.org/wiki/Ignasius_Jonan
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 14
Langkah pertamanya sebagai menteri adalah dengan menugaskan Dirut KAI
selanjutnya, Edi Sukmoro, untuk meningkatkan kapasitas kereta api dari 200 juta orang
menjadi 600 juta orang, dan angkutan barang menjadi 60 juta ton dalam lima tahun ke depan
dari sebelumnya 30 juta ton sepanjang tahun. Ia juga menolak pengawalan voorijder di hari
pertama menjabat. Jonan juga menjanjikan akan menyelesaikan konsep tol laut dalam waktu
dua minggu setelah menjabat. Ia juga memberlakukan piket bergiliran pada Hari Sabtu dan
Minggu di Kementerian Perhubungan.

c. Citra sebagai Politisi


Oleh Dahlan Iskan, Menteri BUMN yang membawahi Ignasius Jonan saat di PT KAI,
ia awalnya dianggap kurang senyum, sehingga diminta untuk lebih sering bermuka ramah.
Dahlan juga pernah menyemprot karena Jonan mengancam menempeleng wartawan saat
bertanya perkembangan proyek kereta bandara pada bulan Februari2013. Dahlan menyatakan
bahwa secara kinerja Jonan sebenarnya baik dan banyak prestasi namun kurang senyum.
Sebagai reaksi, Jonan sering mengirimi Dahlan foto-foto dirinya yang sedang tersenyum
sampai dianggap layak oleh Dahlan.
Pada tanggal 4 Agustus2014, media sosial dan berita menjadi ramai oleh foto Ignasius
Jonan yang sedang tertidur di bangku kereta KA Ekonomi yang diambil sepekan sebelumnya
oleh Agus Pambagyo. Agus menyatakan bahwa foto tersebut bukanlah pencitraan karena
hanya kebetulan diambil dan menyebar. Setelah sampai di tujuan sekitar pukul 11 malam,
Jonan langsung memimpin rapat evaluasi layanan kereta api di Surabaya. Agus memuji
pelayanan kereta yang membaik di bawah kepemimpinan Jonan, walaupun tetap ada hal yang
perlu diperbaiki.
Dalam acara CEO Speaks on Leadership Class, pada 3 Juli2014, ia menyatakan
bahwa, "Leadership is a half talent, a half journey." Kepemimpinan adalah paduan bakat dan
dan pengalaman. Di momen yang sama, ia menyatakan lebih memilih kepemimpinan yang
berorientasi kepada hasil, bukan mementingkan proses, dengan syarat tidak boleh melanggar
hukum dan etika.12

12
http://profil.merdeka.com/indonesia/i/ignasius-jonan/
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 15
3.2 Peran Kepemimpinan Ignasius Jonan

Seorang pemimpin baik dalam sektor publik maupun swasta merupakan orang yang
paling memiliki pengaruh dan tanggung jawab terhadap sebuah organisasi yang
diembannya.Dalam studi kasus mengenai Ignasius Jonan yang pernah menjabat direktur
utama di perusahaan BUMN di PT. Kereta Api Indonesia tahun 2009-2014 dan terpilih
sebagai CEO Choice 201313, akan dibahas bagaimana beliau berhasil menjalankan perannya
sebagai seorang pimpinan perusahaan dalam membawa PT. KAI menjadi BUMN yang
memiliki raihan laba bersih terbesar ke 20 di Indonesia14, setelah sebelumnya hampir selalu
mengalami kerugian.
Sebelum beliau menjabat secara kasat mata pun terlihat bagaimana buruknya
manajemen di dalam tubuh PT. KAI dalam hal sistem pembayaran, penumpang yang
berseliweran di atap, dan sebagainya.Peran kepemimpinan yang dijalankan Ignasius Jonan
dapat dianalisis menurut pendekatan Covey yaitu pathfinding, aligning, empowering dan
Mintzberg yaitu interpersonal, informasional dan pembuat keputusan.

3.2.1 Peran Kepemimpinan Ignasius Jonan dengan Pendekatan Covey

Ketika melihat bagaimana Ignasius Jonan menjalankan peran yang diuraikan oleh
Covey yaitu
a. Pathfinding
Pathfinding, Ignasius Jonan selaku Direktur Utama harus menentukan tujuan dari
perusahaan.Ketika masuk sebagai dirut Jonan berkomitmen untuk menjadikan PT. KAI
sebagai perusahaan yang setara dengan sekelas dengan perusahaan transportasi di Eropa 15.
Beliau juga berupaya mengubah orientasi di PT.KAI dari orientasi yang fokus pada produk
menjadi orientasi yang berfokus kepada pelanggan, walaupun secara formal PT.KAI telah
memiliki visi dan misi sebelum Jonan menjabat, namun visi misi tersebut hanyalah tampilan
diatas kertas.

13
http://swa.co.id/tag/ceo-of-choice-2013
14
http://finance.detik.com/read/2015/05/26/095806/2924940/4/ini-20-bumn-laba-terbesar-bri-geser-posisi-
pertamina
15
http://bisnis.liputan6.com/read/2073020/ignasius-jonan-mimpi-bawa-pt-kai-sekelas-perusahaan-eropa
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 16
Selain itu beliau dalam melakukan pathfinding di PT.KAI tidaklah dengan seketika
langsung membawa konsep baru kepada PT.KAI untuk melakukan perubahan. Beliau
mencoba mempelajari kekuatan dan kelemahan dari PT.KAI, bagaimana kondisi maupun
kualitas SDMnya, bagaimana tantangan kedepan PT.KAI, melihat perjalanan historis PT.KAI
selanjutnya bagaimana persepesi masyarakat terhadap PT.KAI dan sebagainya. 16
b. Aligning
Setelah menguasai seluk beluk PT.KAI barulah peran aligning
(penyelarasan)dijalankan dengan menetapkan sebuah konsep perubahankultur kerja menuju
orientasi kerja kepada pelanggan. 17
Beliau berpendapat bahwa dulu jajaran PT.KAI masih mengganggap bahwa yang
memberi “makan” mereka adalah pemerintah bukan pelanggan. Oleh karenanya beliau
melakukan penyesuaian untuk melaksanakan tujuannya tersebut dengan mengubah struktur,
sistem, dan proses dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan PT.KAI merevitalisasi
stasiun yaitu membenahi kerapihan dan tata lingkungan di sekitar stasiun yang melarang
adanya pedagang liar berjualan di sekitar stasiun untuk memperlancar arus penumpang.
Selain itu beliau juga melakukan inovasi pembayaran e-ticketing untuk pelanggarn kereta api,
memberikan fasilitas AC kepada kelas kereta ekonomi dan menerapkan sistem IT didalam
organisasi ,yang berimbas pada peningkatan ketertiban penumpang dan meningkatnya
sinergitas antara PT.KAI dan penumpang.18
c. Empowering
Untuk meningkatkan kinerja organisasi, selain melakukan perbaikan terhadap sistem
secara makro, perbaikan dari sistem secara mikro juga dipe:rlukan, dalam hal ini bagaimana
kinerja dari karyawan-karyawan PT.KAI dapat meningkat. Ignasius Jonan melakukan
pemberdayaan karyawan dengan remunerasi, pelatihan karyawan, memberikan reward dan
punishment, dan ukuran kenaikan jabatan adalah sama peluangnya bagi tiap karyawan dengan
ukuran prestasi.
Berikut pernyataan dari Ignasius Jonan: “tentang gaji dan tunjangannya. Waktu itu,
gaji pokok seorang Kepala Daerah Operasi (KA. Daop) tidak lebih dari Rp 4 juta per bulan.
Maka, remunerasi menjadi masalah yang utama.Satu bulan setelah kami masuk, remunerasi
menjadi masalah yang pertama kali diselesaikan.Kami lakukan penyesuaian. Jadi, gaji yang

16
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/27/140000626/Ini.Wawancara.Buka-
bukaan.dengan.Ignasius.Jonan
17
ibid
18
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/27/140000626/Ini.Wawancara.Buka-
bukaan.dengan.Ignasius.Jonan
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 17
Rp 4 juta dengan tunjangan Rp 3 juta dinaikkan.Tunjangan dinaikkan menjadi Rp 17
juta.Gaji pokoknya tetap.Selain itu, juga diberi uang pulsa Rp 1 juta per bulan.Yang lebih
menarik lagi, mereka kami kasih corporate credit card.Biasanya, corporate credit card ini
diperbolehkan hanya untuk direksi saja. Tapi di sini kami berikan, supaya memberikan
tingkat kepercayaan diri seorang Ka Daop (sekarang vice president— dua level di bawah
direksi). Angkanya berapa, tentu saja berbeda-beda. Setiap karyawan juga dimodali dengan
ATM yang juga menjadi ID Card. Jadi, ID Card karyawan PT KAI itu merupakan ATM.
Kenaikan tunjangan ini berlaku untuk semua level karyawan.Misalnya manajer, jumlah
tunjangannya menjadi Rp 10 juta. Terus menurun hingga level yang lain-lain.Jumlahnya
tentu saja berbeda-beda.Termasuk juga gaji masinis.Premi per kilometer yang besarnya Rp
80/km dinaikkan menjadi Rp 150/km. Sekarang, sudah Rp 250/km.”
Selain itu Jonan juga menerapkan sanksi tegas berupa pemberhentian, jika Ka Daop
dalam menjalankan operasional PT.KAI terdapat kecelakaan, sehingga menimbulkan
konsistensi dan menggerakan semangat KA DAOP.

3.2.2 Peran Kepemimpinan Ignasius Jonan dengan Pendekatan Mintzberg

Seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan dalam menjalankan peran


interpersonal seperti menjadi seorang figure, sebagai leader, sebagai perantara. Peran
informasional seperti peran monitor, peran disseminator, peran sebagai juru bicara dan peran
pembuat keputusan (decision role) seperti entrepreneur, penghalau gangguan, pembagi
sumber daya dan negosiator.
a. Peran Interpersonal
Sebagai seorang pemimpin di lembaganya, Ignasius Jonan harus mampu menjaga
hubungan antar karyawan dan pejabat di PT.KAI baik didalam maupun diluar
organisasi.Ignasius Jonan dinilai mampu menjembatani antara keinginan dan kebijakan yang
ingin ia jalankan dengan para board of director. Ia juga ada seorang figure yang ideal
(figurehead) untuk sebuah perusahaan untuk menjadi contoh karena beliau memiliki sifat
yang ambisius, visioner, fokus dan konsisten. Selain itu Jonan memiliki hubungan yang baik
dengan menteri BUMN saat itu Dahlan Iskan dalam berkolaborasi mentransformasi PT.KAI
sehingga beliau adalah seorang pejabat perantara yang ideal (liaison role).

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 18


b. Peran Informasional
Jonan sering menjadi seorang juru bicara (spokesperson) dalam beberapa kesempatan
ketika berhadapan dengan media, termasuk dalam hal melayani media maupun peneliti yang
mempelajari kepemimpinannya. Dalam menjalankan peran informasional sebagai seorang
dirut beliau juga melakukan monitoring untuk memantau semua informasi yang berkaitan
tentang perusahaannya. Dan melakukan peran disseminator untuk menyampaikan informasi
mengenai perubahan-perubahan maupun pengetahuan kepada bawahan, dewan direksi
maupun pemerintah yang menaungi PT.KAI.
c. Peran Pembuat Keputusan
Semua informasi yang dikumpulkan oleh Ignasius Jonan kemudian diimplementasikan
kedalam sebuah keputusan, baik berupa sebagai negosiator, penghalang gangguan, pembagi
sumber daya, dan sebagai entrepreneur. Sebagai pengambil keputusan terlihat dari berbagai
kebijakannya dalam melaksanakan e-ticketing, pemberian fasilitas AC kesemua kelas kereta,
penertiban pedagang, penertiban penumpang, remunerasi pegawai KAI, proses negosiasi
pembelian dan pembuangan kereta, semua harus diemban oleh Ignasius Jonan dan
bawahannya.

3.3 Peran Kepemimpinan dalam Membangun Teamwork PT.KAI

Dalam menjalankan peran kepemimpinan, jika kesemua peran kepemimpinan


dijalankan dengan baik akan tercipta sebuah kerjasama yang baik, baik antar karyawan
maupun dengan atasan-bawahan. Dalam perannya sebagai aligning, Jonan sangat
mengusahakan adanya perbaikan didalam aspek pelayanan di PT.KAI, namun aligning
(penyelarasan) saja tidak cukup, perlu pula adanya empowerment terhadap karyawan dengan
melakukan pelatihan, program pendidikan dan remunerasi. Jonan dapat dikatakan berhasil
menjalankan peran tersebut, sehingga kerja sama didalam organisasi menjadi lebih efektif
dalam mengatasi masalah (problem solving) dan konflik, baik didalam organisasi maupun
dengan lingkungan diluar organisasi.
Dengan peran yang dijalankan Jonan sebagai seorang negosiator dan pengambil
keputusan yang berani, ia mampu mengubah stasiun KA yang memiliki peron kumuh dengan
pedagang asongan menjadi tertata rapih dan apik, walau timbul kontroversi terhadap
keputusannya tetap saja pedagang kaki lima di sekitaran stasiun akhirnya sudi bekerja sama
dengan Jonan dan KAI untuk sama-sama menata sistem perkereta-apian di Indonesia.

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 19


Kemudian dengan perannya sebagai seorang figurehead, Jonan menampilkan karakter
yang memiliki integritas dan keprofesionalitasan dalam bekerja, ini ia buktikan dengan
keteguhan hatinya dan tindakannya dalam pembenahan semua aspek didalam PT.KAI dengan
kesungguhan. Sekarang jarang ditemui adannya penumpang liar yang naik ke atap kereta dan
KAI berhasil meraih laba. Sehingga pengaruh Jonan semakin besar yang kemudian para
bawahan dan relasinya semakin menaruh hormat dan mau mengikuti apa yang ditugaskan
oleh Jonan, sehingga bawahan dan stakeholder terilhami gaya kerja Jonandan berimbas
peningkatan kerjasama yang solid didalam KAI.
Selain itu Jonan memiliki peran kepemimpinan dalam tim yang berorientasi pada
pemeliharaan hubungan (relationship-oriented), Jonan sangat menekankan penerapan standar
(standard setting) pelayanan terhadap pelanggan seperti ramah terhadap pelanggan dan tidak
merokok. Selain itu Jonan juga mendukung karyawannya (supporting) yang berprestasi
dengan diberi studi banding ke luar negeri dan promosi jabatan. Namun selain berorientasi
pada hubungan didalam tim kerja di KAI, Jonan juga memiliki aspek task-oriented
leadership, dimana Jonan menstruktur proses (structuring process) dengan adanya penerapan
sistem baru kepada administrasi dengan IT, dan penerapan sistem pembayaran yang baru
seperti e-ticketing.

3.4 Hasil Kepemimpinan Ignasius Jonan, MA dalam Membangun Teamwork PT.KAI

Berkat kerjasama tim di dalam PT. KAI di bawah komando beliau, sekarang PT. KAI
dapat sukses membalikkan kerugian Rp. 83,5 Miliar pada tahun 2008 menjadi keuntungan
Rp. 154,8 Miliar pada 2009. Pada Tahun 2013, bahkan mencatatkan laba sebesar 560,4
Miliar. Bapak Ignasius Jonan, MA. Juga mampu melipatgandakan aset KAI dari Rp. 5,7
Triliun pada tahun 2008 menjadi Rp. 15,2 Triliun pada tahun 2013 atau terjadi peningkatan
mendekati tiga kali lipat. PT. KAI pun masuk dalam 20 besar BUMN paling untung di
Indonesia, dengan laba bersih 943 Miliar Rupiah di Tahun 2014. 19

19
http://bisnis.com/finansial/read/2015/daftar 20 bumn tokcer diakses 20 November 2015

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 20


BAB IV
KESIMPULAN

Kepemimpinan merupakan sebuah unsur penting yang harus dimiliki dalam suatu
kelompok kecil maupun kelompok besar, Kepemimpinan yang berkualitas merupakan kunci
utama keberhasilan suatu organisasi, kelompok atau Negara dalam mengimplementasikan
cita – cita bersama. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, tidak hanya dibutuhkan pemimpin
yang berkualitas dalam hal fisik, melainkan juga memiliki kharisma, mampu memahami
situasi, memiliki etika dan moral yang baik, memiliki kecerdasan intelektual dan emosional,
serta visioner.
Pemimpin juga harus secara bijaksana menggunakan kekuasaannya dengan tujuan
membangun organisasi yang dipimpinnya kearah yang lebih baik. Bapak Ignasius Jonan
selaku pemimpin yang ditunjuk untuk menjadi CEO no. 1 di PT KAI mampu
mentrasnformasi PT. KAI menjadi lebih baik, PT. KAI yang dulunya dinilai sebagai BUMN
yang selalu merugi, namun saat ini PT. KAI merupakan BUMN yang memiliki keuntungan
terbesar akibat berbagai pembenahan yang dilakukan oleh Bapak Ignasius Jonan, MA.
Dalam menjalankan peran kepemimpinan, jika kesemua peran kepemimpinan
dijalankan dengan baik akan tercipta sebuah kerjasama yang baik, baik antar karyawan
maupun dengan atasan-bawahan. Dalam perannya sebagai aligning Jonan sangat
mengusahakan adanya perbaikan didalam aspek pelayanan di PT.KAI, namun aligning
(penyelarasan) saja tidak cukup, perlu pula adanya empowerment terhadap karyawan dengan
melakukan pelatihan, program pendidikan dan remunerasi. Jonan dapat dikatakan berhasil
menjalankan peran tersebut, sehingga kerja sama didalam organisasi menjadi lebih efektif
dalam mengatasi masalah (problem solving) dan konflik, baik didalam organisasi maupun
dengan lingkungan diluar organisasi

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 21


SUMBER REFERENSI

Buku:
Budiardjo, Miriam. 2014. Aneka Pemikiran Tentang Kuasa dan Wibawa. Yogyakarta:
Deepublish.
Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Tahir, Arifin. 2014. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish
Robbins, Stephen P. 2013. Organizational Behavior by Prentice Hall, Pearson:
Edinburgh,England.

Sumber lainnya:
Djajendra, “Pemimpin adalah Pengaruh”, diakses dari http://djajendra-motivator.com/?
p=4980, pada 3 November 2015 pukul 02.21

http://bisnis.com/finansial/read/2015/daftar 20 bumn tokcer diakses 20 November 2015

http://bisnis.liputan6.com/read/2073020/ignasius-jonan-mimpi-bawa-pt-kai-sekelas-
perusahaan-eropa

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/27/140000626/Ini.Wawancara.Buka-
bukaan.dengan.Ignasius.Jonan

http://finance.detik.com/read/2015/05/26/095806/2924940/4/ini-20-bumn-laba-terbesar-bri-
geser-posisi-pertamina

http://profil.merdeka.com/indonesia/i/ignasius-jonan/ diakses pada 21 November pukul 20.13

http://makalahkepemimpinan007.blogspot.co.id/(Pengertian Peran Kepemimpinan) diakses


tanggal 21 November 2015 pukul 14.00 WIB.

http://swa.co.id/tag/ceo-of-choice-2013

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 22


https://id.wikipedia.org/wiki/Ignasius_Jonan diakses pada 21 November pukul 19.35

https://syunutrihantoyo.wordpress.com/2014/06/06/power-dalam-kepemimpinan-3/, ddiakses
pada 3 November 2015 pukul 02.48

Sumber Ilmu,”Sumber Pengaruh Pemimpin”, diakses dari http://sumber-kearifan.blogspot


.co.id/2012/03/sumber-pengaruh-pemimpin.html, pada 3 November 2015 pukul 02.34

www.academia.edu (Membangun Kerjasama Tim yang Efektif-Erna Indawati) diakses


tanggal 23 November2015 pukul 09.00 WIB.

www.academia.edu (Teamwork-Safira Aulia Rinanda) diakses tanggal 21 November 2015


pukul 14.15 WIB.

www.gurupendidikan.com/pegertiankepemimpinandiakses tanggal 21 November 2015 pukul


13.30 WIB

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMBANGUN TEAMWORK | 23

Anda mungkin juga menyukai