Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Peranan kerjaan islam awal di indonesia


Pembimbing : H. Ahmad Salim M.pd.

Disusun oleh kelompok VIII :


- FADLI
- M REZA MAULANA
- NASRULLAH RAMADHAN
-RIZKY PUTRA PRATAMA
Semester I
Kelas XII IPS 3
MAN SELAT TENGAH
Kuala Kapuas
Thn 2017/2018
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT,tuhan
semesta alam yang dengan taufik rahmat dan hidayah nya sehinnga kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok ini.
Selawat dan salam tak lupa kami ucapkan kepada junjungan kita
nabi besar MUHAMMAD SAW yang telah membawa kita semua dari jaman
kegelapan ke jaman terang benerang.
Semoga dalam penulisan makalah ini yang berjudul peranan
kerjaan islam awal di indonesia,kita semua mendapatke ridhaannya dan
menjadi amal perbuatan
Amin-amin ya rabbal alamin

Kuala Kapuas,...... september 2017

I
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . II
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
A. Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
B. Rumusan masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
C. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..1
BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
A. Pengertian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
B. Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
B. saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kerajaan Islam di Indonesia mulai berkembang sejak abad ke 13. Hal ini ditandai dengan
berdirinya kerajaan Samudera Pasai yang dianggap sebagai salah satu kerajaan Islam
pertama di Indonesia. Kerajaan ini berdiri di kawasan Pasai, Aceh di pesisir pantai Sumatera.
Pendiri kerajaan Samudera Pasai adalah Marah Silu yang bergelar Sultan Malikus Shaleh.
Sultan ini juga sekaligus menjadi raja pertama di Samudera Pasai. Sayangnya, tidak banyak
yang sejarah yang bisa digali dari kerajaan ini. Sebab, berbeda dengan jaman kerajaan
Hindu-Buddha yang banyak meninggalkan prasasti, Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam
tidak mengenal budaya prasasti karena dianggap sebagai sebuah kepercayaan berbau
animisme.
Setelah Samudera Pasai, bermunculan beberapa kerajaan Islam lain di tanah air. Di
antaranya adalah Kerajaan Aceh yang merupakan kelanjutan dari Samudera Pasai. Kerajaan
Aceh berdiri di daerah Aceh, dan hingga kini peninggalannya masih bisa ditemui di kawasan
Banda Aceh.
Di tanah Jawa sendiri dikenal salah satu kerajaan Islam terbesar. Kerajaan tersebut berada di
kawasan Jawa Tengah, yaitu Kerajaan Demak. Kerajaan Islam ini didirikan oleh Raden Patah.
Peninggalan budaya yang ada sejak kerajaan tersebut berdiri salah satunya adalah Masjid
Agung Demak yang didirikan oleh Sunan Kalijogo. Keunikan masjid tersebut adalah tiang
penyangganya menggunakan potongan-potongan kayu yang disusun sedemikian rupa
sehingga menjadi tiang penyangga.

B.RUMUSAN MASALAH
1. apa saja kerjaan islam di nusantara

2.apa peran kerajaan islam di nusantara

C.TUJUAN
1.agar siswa dan siswi dapat mengetahui apa saja kerjaan islam di nusantara

2. agar siswa dan siswi dapat mengetahui apa saja peranan kerajaan islam di nusantara

1
BAB 2
PEMBAHASAN
A.pengertian
1.Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Berkembangnya agama Islam secara cepat dan meluas di Indonesia terutama di daerah
pesisir karena adanya kontak dagang antara pedagang Islam dengan pedagang Indonesia.
Para pedagang Islam dari Gujarat dalam menyiarkan agama Islam dengan cara bijaksana dan
tanpa paksaan atau kekerasan. Sehingga banyak pedagang maupun penduduk Indonesia
pada masal lampau yang tertarik kepada Islam. Selain itu ajaran Islam tidak mengenal kasta.

Makin kuatnya pengaruh Islam di kalangan penduduk mendorong tumbuhnya kerajaan-


kerajaan Islam di kepulauan Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam terkenal di Indonesia pada
masa lampau dapat dijelaskan di bawah ini.

a. Kerajaan Islam Samudra Pasai

Pada abad ke-13 berdirilah kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu Samudra Pasai.
Pendiri kerajaan ini sekaligus menjadi raja pertama bernama Sultan Malik al Saleh. Letak
kerajaan berada di daerah Aceh Utara di Kabupaten Lokseumawe.

Kemudian pada tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat untuk melanjutkan pemerintahan ia
digantikan oleh putranya bernama Sultan Mahmud. Pada tahun 1326 Sultan Mahmud juga
wafat. Selanjutnya pemerintahan kerajaan Islam Samudra pasai dipimpin oleh Sultan Ahmad
yang bergelar Sultan Malik Al Tahir. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad, kerajaan
Samudra Pasai mendapat kunjungan Ibnu Batuta, utusan Sultan Delhi. Ibnu Batuta
menceritakan bahwa Samudra Pasai merupakan bandar utama pelabuhan yang sangat
penting. Karena di pelabuhan ini menjadi tempat bongkar muat barang-barang dagangan
yang dibawa oleh para pedagang dari dalam dan luar negeri (India dan Cina).

2
b. Kerajaan Islam Demak

Pada Abad ke-15 di Pulau Jawa berdiri kerajaan Islam Demak. Demak merupakan kerajaan
Islam pertama di Pulau Jawa. Pendiri kerajaan ini bernama Raden Patah. Ia sebenarnya
adalah salah seorang bupati di kerajaan Majapahit yang berkedudukan di Demak dan telah
menganut Islam. Kekuasaan Majapahit ketika itu sudah lemah. Keadaan ini mendorong
Raden Patah untuk mendirikan kerajaan Islam Demak. Dengan berdirinya kerajaan Islam
Demak berarti Raden Patah telah melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Majapahit.
Berdirinya kesultanan Demak mendapat dukungan pula dari daerah-daerah lain di Jawa
Timur yang sudah Islam seperti Jepara. Tuban dan Gresik.

Masjid Demak

Dalam waktu singkat Demak telah berkembang menjadi sebuah kerajaan besar. Di samping
itu Demak menjadi pusat penyiaran agama Islam. Apalagi setelah malaka Jatuh (dikuasai)
oleh Portugis (1511), maka kedudukan dan peranan Demak semakin penting.

Kedatangan penjajah Portugis di Malaka mengundang ketidaksenangan Sultan Demak.


Karena hal itu merupakan ancaman pula terhadap kerajaan Demak. Pada tahun 1513
kerajaan Demak mengirim armada tentaranya dipimpin oleh Pati Unus untuk mengusir
Portugis di Malaka mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan Potugis memiliki armada lebih
kuta dan lengkap.

Meskipun usaha untuk merebut Malaka dari Potugis yang dilakukan Pati Unus mengalami
kegagalan, namun peristiwa ini patut dibanggakan karena mereka gagah berani menghadapi
bangsa penjajah.

Karena keberaniannya sebagai panglima yang memimpin penyerangan ke Malaka Maka Pati
Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor artinya Pengeran yang menyeberangi laut ke Utara.

Kemudian pada tahun 1518 Raden Patah Wafat. Ia digantikan oleh putranya yaitu Pati Unus.
Pemerintahannya hanya berlangsug selama 3 tahun karena setelah itu ia wafat. Selanjutnya
kerajaan Islam Demak dipimpin oleh Sultan Renggono, Adim Pati Unus.

Sultan Trenggono dikenal sebagai raja yang tegas dan arif bijaksana. Karena itu pada masa
pemerintahannya Demak mencapai puncak kejayaan. Daerah kekuasaannya meliputi Jawa
Barat dan Jawa Timur.

3
Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono, Demak tetap antipati terhadap penjajah Potugis.
Apalagi Portugis terus meluaskan jajahannya hingga ke Jawa Barat. Pada tahun 1522
Portugis datang ke Sunda Kelapa, pelabuhan utama kerajaan Pajajaran. Portugis menjalin
kerjasama dengan raja Pajajaran dengan membuat kesepakatan untuk menghadapi pasukan
Islam Demak. Portugis merencanakan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.

Pada tahun 1527 kerajaan Islam Demak mengirimkan tentaranya dipimpin oleh Fatahilah
untuk mengusir dan menghancurkan Potugis yang menduduki Sunda kelapa. Fatahillah
beserta tentaranya berhasil mengusir orang-orang Portugis dan menguasai Sunda Kelapa.
Kemudian oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta artinya
kemenangan. Sekarang Jayakarta menjadi Jakarta.

Sementara itu Demak berhasil menguasai Jawa Timur. Ekspedisi ke Jawa Timur ini dipimpin
langsung oleh Sultan Trenggono. Tetapi dalam serangannya ke Pasuruan Tahun 1546, Sultan
Trenggono gugur.

Setelah wafatnya Sultan Trenggono Timbullah pertentangan di kalangan keluarga sendiri.


Petentangan bersumber pada siapa yang berhak mewarisi kerajaan. Berakhirnya kerajaan
Islam Demak setelah Pangeran Adiwijoyo atau Joko Tingkir berhasil mengalahkan Arya
Penangsang suka bertindak sewenang-wenang, sehingga banyak adipati yang menentang
tindakannya tersebut. Joko Tingkir kemudian memindahkan keraton Demak ke Pajang
(tahun 1568. Dengan demikian tamatlah riwayat Kerajaan Demak.

c. Kerajaan Islam Pajang


Pada tahun 1568 berdiri kerajaan Islam Pajang. Pendiri kerajaan ini adalah Sultan Adiwijoyo
atau Joko Tingkir. Ia berhasil mengalahkan Arya penangsang raja Demak. Ia kemudian
menindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa berdirinya kerajaan Islam Pajang erat kaitannya dengan kerajaan Demak.

Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir adalah seorang yang suka menghargai pendukung atau
pengikut yang turut bertempur bersamanya sewaktu menghadapi Arya Penangsang. Mereka
yang telah berjasa oleh Sultan Adiwijoyo diberi hadiah penghargaan. Kedua orang yang
dinilai sangat berjasa yaitu Kiai Ageng Pemanahan dihadiahi tanah di Mataram (sekitar
Kotagede, dekat Yogyakarta). Sedangkan Kiai Panjawi dihadiahi tanah di Daerah Pati.
Mereka sekaligus diangkat menjadi bupati di daerahnya masing-masing.

Bupati Surabaya diangkat sebagai wakil raja yang memiliki daerah kekuasaan meliputi
Sedayu, Gresik, Surabaya dan Panarukan.

4
Kiai Ageng Pemanahan yang menjadi Bupati Mataram mempunyai seorang putra bernama
Sutowijoyo. Ia memiliki bakat di bidang kemiliteran. Sutowijoyo lebih dikenal sebagai
Senapti Ing Alaga (Panglima Perang). Karena itu setelah Kiai Ageng Pemanahan wafat pada
tahun 1575, pemerintahan dilanjutkan oleh Sutowijoyo, putranya.

Dalam perkembangnya di Pajang terjadi pergolakan hebat. Setelah Sultan Adiwijoyo wafat
pada tahun 1582, maka Arya Pangiri putra Sunan Prawoto (dari Demak) mencoba merebut
kekuasaan dari Pangeran Benowo yang ketika itu menjadi penguasa Pajang menggantikan
ayahnya, Sultan Adiwijoyo. pangeran Benowo meminta bantuan Sutowijoyo dalam
menghadapi Arya Pangiri. Perebutan kekuasaan yang dilakukan Arya Pangiri tidak berhasil.
Kemudian Pangeran Benowo menyerahkan kekuasaan Pajang kepada saudara angkatnya
yang bernama Sutowojoyo karena tidak mampu lagi melanjutkan pemerintahan. Kemudian
oleh Sutowijoyo pusat pemerintahan dipindahkan ke Mataram. Dengan demikian tamatlah
kerajaan Pajang.

d. Kerajaan Islam Mataram


Pada tahun 1586 berdiri kerajaan Islam Mataram. Pendiri kerajaan ini bernama Sutowijoyo
yang bergelar Panembahan Senopalti Ing Alaga Sayidin

Pantagama. Letak kerajaan ini berada di Kotagede, Sebelah tenggara kota Yogyakarta. Ketika
memerintah dikerajaan Mataram, banyak bupati yang ingin melepaskan diri dari
kekuasaannya. Diantara para bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaannya adalah
bupati Ponogorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan, Surabaya, Cirebon dan Galuh. Namun upaya
mereka untuk melepaskan diri tidak behasil karena Sutowijoyo dikenal memiliki keahlian di
bidang kemiliteran berhasil mengatasi semua pemberontakan tersebut.

Kemudian pada tahun 1601 Sutowijoyo wafat. Ia dimakamkan di kOtagede. Meskipun


demikian ia dinilai telah berhasil meletakan dasar-dasar yang kokoh bagi kerajaan Mataram.
Selanjutnya setelah Sutowijoyo wafat, kerajaan Mataram diperintah oleh Mas Jolang atau
Penembahan Seda ing Krapyak.

Pada awal pemerintahan terjadi lagi pemberontakan-pemberontakan yang masing-masing


dilakukan oleh Demak dan Ponorogo. Tetapi Mas Jolang berhasil memadamkan
pemberontakan tersebut. Pemberontakan terhadapnya tampaknya belum berakhir. Pda
tahun 1612 Surabaya melakukan perlawanan. Mas Jolang kemudian mengirimkan
tentaranya berusaha menumpas pemberontakan. Sementara upaya memadamkan
pemberontakan terus berlangsung dan belum berhasil dipadamkan, Mas Jolang wafat. Ia
dimakamkan di Kotagede.

5
Pengganti Mas Jolang bernama Adipati Martapura. Tetapi penggantinya ini tidak mampu
menjalankan tugas pemerintahan karena keadaan fisik yang lemah serta sakit-sakitan.
Selanjutnya untuk meneruskan pemerintahan Adipati Martapura diganti oleh Mas
Rangsang. Ia ternyata orang kuat yang mampu memimpin pemerintahan. Pada masa
pemerintahannya kerajaan Islam Mataram mencapai kemajuan yang pesat di bidang
petanian, agama dan kebudayaan, Mataram ketika itu merupakan kerajaan terhormat dan
disegani tidak hanya di pulau Jawa, tetapi juga di pulau-pulau lainnya.

Karya sastra berupa buku berjudul Sastra Gending merupakan hasil karya yang ditulis oleh
Mas Rangsang sendiri. Wayang sebagai kesenian yang digemari rakyat berkembang pesat
pula.Pada masa pemerintahan Mas Rangsang (tahun 1633) ditetapkan perhitungan tahun
Islam didasarkan bulan. Oleh sebab itu Mas Rangsang sebagai raja yang lebih terkenal
dengan sebutan Sultan Agung.

e. Kerajaan Islam Cirebon


Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon. Pendiri kerajaan yang sekaligus menjadi
rajanya bernama Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam mengislamkan Jawa Barat. Di bawah
pemerintahannya kerajaan Islam Cirebon mencapai kejayaan. Daerah kekuasaanya
bertambah luas. Kerajaan Islam Cirebon menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan
Islam Mataram. Pada thaun 1570 Fatahillah wafat. Selanjutnya ia digantikan oleh putranya
bernama pangeran Pasarean. Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1679
kerajaan Islam Cirebon dibagi menjadi dua kerajaan yaitu Kasepuhan dan Kanoman.

Pada masa tersebut kedudukan VOC di Batavia semakin kuat. Mereka bermaksud meluaskan
kekuasaannya ke Cirebon. Maka Belanda dan VOC-nya mengatur siasat dengan menerapkan
politik adu domba atau Devide et Impera. Hal ini bertujuan untuk memperlemah kerajaan
Islam Cirebon. Kerajaan Islam Cirebon yang sudah dipecah menjadi dua, oleh Belanda VOC
dipecah lagi menjadi tiga masing-masing Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan.

Dengan terpecahnya kerajaan Islam Cirebon menjadi tiga menyebabkan kerajaan Islam
Cirebon semakin lemah kedudukannya. Keadaan ini terus dimanfaatkan oleh Belanda dan
VOC untuk mengadu domba. Akhirnya padda abad ke-17 Cirebon berhasil dikuasai VOC

6
f. Kerajaan Islam Banten
Pada tahun 1552 berdiri kerajaan Islam Banten. Pendiri kerajaan ini bernama Hasanuddin. Ia
naik tahta menjadi raja di Banten setelah memperoleh mandat dari ayahnya Fatahillah.
Seperti telah kita ketahui bahwa Fatahillah pada mulanya menguasai daerah Sunda Kelapa,
Cirebon dan Banten.

Hasanuddin seperti juga ayahnya, giat menyiarkan agama Islam. Pada waktu itu kerajaan
Pakuan Pajajran masih menganut agama Hindu. Kerajaan Islam Banten di bawah
pemerintahan Hasanuddin makin hari makin kuat kedudukannya. Sementara itu kerajaan
Pakuan makin terjepit dan lemah. Meskipun demikian ia tidak memanfaatkan untuk
menyerang kerajaan Pakuan Pajajaran. Tetapi Hasanuddin meluaskan pengaruhnya ke
Lampung. Bahkan kemudian ia menikah dengan putri Sultan Indrapura. Oleh mertuanya
Hasanuddin dihadiahi tanah di daerah Selebar.

Setelah Hasanuddin wafat digantikan oleh putranya bernama Pangeran Yusuf. Ia meluaskan
daerah kekuasaannya dan menaklukan Pakuan Pajaran (tahun 1579). Kemudian pada thaun
1580 Pangeran Yusuf wafat.

Setelah wafatnya Pangeran Yusuf, Kerajaan Islam Banten dipimpin oleh Maulana
Muhammad. Pada tahun 1596 Maulana Muhammad berusaha meluaskan daerah
kekuasaannya dengan mencoba menaklukan Palembang yang ketika itu menjadi saingan
Banten di bidang perdagangan. Pada waktu itu Palembang diperintah oleh Ki Gede Ing Suro
yang berasal dari Surabaya. Palembang nyaris jatuh ketangan Maulana MUahammad dan
pasukannya. Tetapi karena Maulana Muhammad gugur di tengah pertempuran, maka
serangan dihentikan dan tetara Banten ditarik mundur kembali ke Banten.

Setelah Maulan Muhammad wafat timbul persoalan di kalangan kerajaan karena yang
seharusnya menggantikannya adalah putranya, Abdul Mufakkir. Tetapi pada waktu itu Abdul
Mufakkir baru berumur 5 bulan. Maka pemerintahan sementara dipegang oleh seorang
mangkubumi. DAlam perkembangannya kemudian muncul orang kuat bernama Pangeran
Ranamenggala yang mengendalikan Banten mendampingi Abdul Mufakkir yang belum
dewasa. Renamenggala wafat tahun 1624.

Kejayaan kerajaan Banten berlangsung sekitar tahun 1600. Pada waktu itu banten
merupakan bandar pelabuhan terbesar. Banyak pedagang dari dalam dan luar pulau Jawa
singgah untuk membeli maupun menjual lada, cengkeh, dan pala.

Kemunduran kerajaan Islam Banten terjadi sejak masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakkir
di mana Belanda terus melakukan blokade-blokade yang mengakibatkan sempitnya ruang
gerak kerajaan Islam Banten. Walaupun demikian semangar rakyat Banten yang anti
penjajah Belanda tetap menyala.
7
g. Kerajaan Islam Ternate dan Tidore

Pada abad ke-13 di Maluku telah berdiri beberapa kerajaan seperti ternate, Tidore, Bacan,
dan Obi. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut, ternyata kerajaan ternate dan Tidore yang
berkembang lebih maju. Hal ini disebabkan hasil buminya yang berupa rempah-rempah
terutama cengkeh. Banyak pedagang dari kepulauan Nusantara dan Timur tengah yang
pergi berlayar ke Ternate. Para saudagar membawa barang-barang dagangan berupa
pakaian, beras dan sebagainya untuk dipertukarkan dengan rampah-rempah.

Pada abad ke-14 agama Islam berkembang pesat di Ternate. Dalam perkembangannya
kemudian Ternate berubah menjadi kerajaan Islam. Kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Harun.
Pada masa pemerintahannya orang-orang Portugis banyak yang datang berdagang di
Maluku. Tetapi mereka sering berbuat onar seperti melakukan monopoli dagang secara
paksa, bertindak sewenang-wenang, mencampuri urusan pemerintahan dalam negeri.
Akibatnya sering terjadi pertempuran antara penduduk Maluku dengan orang-orang
Portugis. Akhornya pada tahun 1570 Portugis dengan Sultan Ternate sepakat untuk
melakukan perjanjian damai melalui perundingan. Tetapi Portugis menipu Sultan Harun
sewaktu berada dalam perundingan, ia pun dibunuh oleh orang Portugis atas suruhan
gubernur mereka.

Setelah Sultan Harun wafat, ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Baabullah.
Peristiwa pengkhiantan keji Portugis terhadap Sultan Harun menimbulkan kemarahan
rakyat Maluku. Terlebih lagi Sultan Baabullah sebagai putranya. Ia bersumpah akan
membalas dendam kematian ayahnya dengan mengenyahkan orang-orang Portugis dari
bumi Maluku. Denan semangat yang membara Baabullah memimpin pasukannya bertempur
melawan terntara Portugis. Perang berkobar selama 4 tahun lamanya (1570-1574. Akhirnya
benteng Portugis di Ternate berhasil dikuasai Baabullah dan pasukannya. Orang-orang
Portugis yang masih hidup menyerah. Kemudian mereka diperintahkan dengan segera
angkat kaki dari Maluku khususnya Ternate. Sehak itu daerah Maluku Utara bersih, tidak
diganggu lagi oleh orang-orang Portugis. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam
Ternate mencapai zaman ke

Sementara itu di kerajaan Tidore agama Islam pun bekembang pesat. Seperti halnya
Ternate, kerajaan Tidore berubah menjadi kerajaan Islam Tidore yang dipimpin oleh sultan
Tidore. Kedua kerajaan ini pada mulanya hidup berdampingan secara damai, saling
menghormati kedaulatan masing-masing. Tetapi oleh bangsa Portugis dan Spanyol kedua
kerajaan ini diadu domba. Sehingga nyaris terjadi petentangan yang menjurus perang.
Untung saja kedua pimpinan kerajaan menyadari hal ini. Mereka tidak mau diadu domba
dengan bangsa sendiri. Kemudian kerajaan ini bersatu, bahu-membahu dalam menghadapi
Portugis.

8
h. Kerajaan Islam Makassar

Pada abad ke-16 di Sulawesi Selatan telah berdiri beberapa kerajaan seperti Gowa, Bone,
Wajo, Luwu, dan Soppeng. Dalam perkembangannya kerajaan Gowa dan Tallo mengalami
kemajuan yang lebih pesat dibandingkan yang lainnya. Hal ini disebabkan letak kerajaan ini
sangat strategis dan menguntungkan yakni terletak di tengah-tengah lalu-lintas pelayaran
antara Malaka dan Maluku. Kedua kerajaan yaitu Gowa dan Tallo, yang rajanya telah
menganut agama Islam bersepakat menyatukan kerajaan mereka menjadi kerajaan Islam
Makassar. Rajanya bernama Sultan Alauddin. Ia semua bernama Daeng Manrabia, raja
Gowa. Sedangkan Mangkubumi bernama Sultan Abdullah. Ia semua bernama karaeng
Matoaya, raja Tallo.

Disamping memimpin pemerintahan, raja dan mangkubumi kerajaan Islam Makassar


tersebut sangat giat pula dalam menyiarkan agama Islam. Oleh karena usahanya itu, Maka
Makassar menjadi sebuah kerajaan Islam yang sangat kuat. Daerah kekuasaanya tidak hanya
meliputi sebagian besar Sulawesi dan Pulau-pulau sekitarnya, melainkan juga sampai di
bagian timur Nusa Tenggara.

Kerajaan Islam Makassar mencapai puncak kejayaannya ketika diperintah Sultan hasanuddin
berkuasa (tahun 1654-1669). Ia adalah salah seorang cucu Sultan Alauddin, pendiri kerajaan
Islam Makassar. Sultan Hasanuddin terkenal sangat gigih dalam menentang penjajah
Belanda. Ketika Belanda dengan VOC-nya meminta kepada Sultan Hasanuddin agar
melarang rakyatnya berdagang di Maluku, karena hal itu dianggap pelanggaran monopoli.
maka Sultan hasanuddin dengan tagas menjawab: "Tuhan menciptakan dunia ini untuk
kebahagiaan sekalian umat manusia. Ataukah tuan menyangka bahwa Allah mengecualikan
pulau-pulau Maluku yang jauh dari tempat bangsa tuan ini semata-mata untuk perdagangan
tuan".

Penjajahan belanda terus berupaya untuk menaklukan Sultan Hasanuddin. Pada waktu itu
sedang terjadi perselsihan antara Sultan Hasanuddin dengan Aru Palaka, raja Bone dan
Soppeng. Keadaan ini dimanfaatkan Belanda dengna menerapkan politik adu domba.
Belanda dalam hal ini memihak Aru Palaka dan secara bersama memerangi Sultan
Hasanuddin. Kemudian berkobar pertempuran hebat (tahun 1666-1669) antar Belanda
(VOC) beserta Aru Palaka di satu pihak dengan Sultan Hasanuddin, dan Malaka Sultan
Hasanuddin terdesak dan Makasar hampir jatuh ke tangan Belanda. Akhirnya Sultan
Hasanuddin bersedia membuat perjanjian damai yang dikenal dengna perjanjian Bongaya
(1667).

Walaupun perjanjian telah disepakati, namun Belanda yang licik selalu melanggar perjanjian
dengan bertindak sewenang-wenang. Hal ini membangkitkan kembali kemarahan Sultan
Hasanuddin. Kemudian ia mengangkat senjata kembali memerangi Belanda.

9
Dalam peperangan ini Sultan Hasanuddin mendapat tekanan hebat dari pasukan Belanda,
maka akhirnya pada tahun 1669 Sultan Hasanuddin terpaksa menyerah dan Makassar pun
dikuasai penjajah Belanda. Meskipun demikian dalam diri orang-orang Makassar tetap
tumbuh semangat anti penjajahan. karena itu banyak diantara merek yang pergi merantau
ke Madura, Banten dan sebagainya membantu daerah-daerah yang masih berperang
melawan Belanda.

2. Peran Kerajaan Islam

Dalam perkembangannya, kerajaan Islam ini memiliki peran yang sangat besar dalam proses
penyebaran agama Islam di tanah air. Beberapa peran dari kerajaan Islam yang dianggap
penting tersebut di antaranya adalah :
Mengenalkan ajaran Islam kepada penduduk di kerajaan tersebut. Hal ini sangat
berpengaruh, karena dalam sistem kerajaan, agama pilihan seorang raja pasti akan dianut
oleh rakyatnya.
Memudahkan transaksi perdagangan dengan para pedagang dari kawasan Timur Tengah.
Pada saat itu, para pedagang dari Gujarat kerap berkelana hingga daerah yang jauh untuk
berdagang. Dan dengan adanya kerajaan Islam, maka ada kesamaan budaya dari kedua
belah pihak sehingga lebih memudahkan dalam menjalin hubungan.
Mengubah budaya upeti yang banyak digunakan di jaman kerajaan sebelumnya. Sehingga
hal ini memberikan kemudahan pada rakyat karena tidak lagi mendapatkan beban
membayar upeti kepada penguasa secara berlebihan.
Menciptakan tata kehidupan baru yang lebih sesuai dengan apa yang ada pada ajaran Islam

B.latar belakang
Kerajaan islam muncul setelah runtuhnya kerajaan kerajaan hindu di indonesia dan yg
melatarbelakangi masuknya kerajaan islam adalah para pedagang muslim yg datang untuk
berdagang sambil menyebarkan agama islam dalam proses penyebaran agama islam.

10
BAB3
Penutup
kesimpulan
1.sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu yang penting untuk dipelajari.

2.meski terdapat perbedaan teori tentang masuknya islam ke Indonesia, namun dapat
diambil kesimpulan bahwa islam masuk ke Indonesia dengan cara damai.

3. kerajaan islam merupakan salah satu bukti dari perkembangan islam di Indonesia
begitu pesat

saran
hendaknya kita lebih bersemangat dalam mempelajari sejarah

hendaknya kita dapat mengambil ibrah dari sejarah kerajaan islam di Indonesia dengan
mempelajari sejarah.

Daftar pustaka
http://anneahiraartikel.blogspot.co.id/2011/11/peran-kerajaan-islam.html

http://www.anneahira.com/kerajaan-islam.htm

11

Anda mungkin juga menyukai