Disusun oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Tugas ini berisi tulisan mengenai Analisis Laporan Kinerja Keungan untuk
memenuhi tugas kuliah Sistem Pengendalian Manajemen, yang nantinya dapat
memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai materi tersebut.
Dalam kesempatan ini kami selaku penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Dalam Penyajiannya, tugas ini juga terdapat kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
4. KESIMPULAN ----------------------------------------------------------------------------------- 14
Ilustrasi B :
Total
Varian
Ilustrasi C :
Anggaran Bulan Januari 20XX
Produk A Produk B Produk C Anggaran
1000 1000 1000 Total
Unit Total Unit Total Unit Total (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
Penjualan 100 100.000 200 200.000 300 300.000 600.000
Biaya Variabel :
Bahan Baku 50 50.000 70 70.000 150 150.000 270.000
Tenaga Kerja 10 10.000 15 15.000 10 10.000 35.000
Overhead Variabel 20 20.000 25 25.000 20 20.000 65.000
80 80.000 110 110.000 180 180.000 370.000
Kontribusi Margin 20 20.000 90 90.000 120 120.000 230.000
Biaya Tetap :
Overhead Tetap 25.000 25.000 25.000 75.000
Biaya Penjualan 17.000 17.000 17.000 50.000
Biaya Administrasi 8.000 8.000 8.000 25.000
Total Biaya Tetap 50.000 50.000 50.000 150.000
Laba Sebelum Pajak (30.000) 40.000 70.000 80.000
Varian harga jual = (harga jual aktual – harga jual anggaran/standar) x volume
penjualan aktual
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa besarnya varian harga jual adalah
Rp.75.000, tidak menguntungkan (Unfavorable)
Varian volume disebabkan oleh jumlah unit actual yang terjual lebih banyak
disbanding jumlah unit yang terjual sesuai anggaran. Varian bauran (campuran)
diakibatkan dari menjual proporsi produk yang berbeda dari yang diasumsikan
dalam anggaran. Karena setiap produk memperoleh kontribusi per unit yang
berbeda, maka penjualan proporsi produk yang berbeda dari yang dianggarkan
akan menghasilkan suatu varian. Jika unit bisnis tersebut memiliki bauran yang
“lebih kaya” (contoh: proposi produk yang lebih tinggi dengan margin kontribusi
yang tinggi), laba aktual akan lebih tinggi dari yang dianggarkan dan jika unit
bisnis tersebut memiliki bauran yang “lebih ramping” maka laba akan menjadi
rendah. Karena varian volume dan bauran bersifat gabungan, maka teknik untuk
memisahkan keduanya adalah sesuatu yang bersifat arbitrer.
Perhitungan besarnya varian volume dan bauran dapat dilihat pada ilustrasi
E. Dari ilustrasi tersebut dapat diketahui bahwa besarnya selisih adalah
Rp.150.000 menguntungkan (Favorable). Varian volume terjadi akibat penjualan
sesungguhnya lebih besar dibandingkn dengan penjualan yang dianggarkan.
Sedangkan varian bauran diakibatkan karena komposisi produk yang dihasilkan
berbeda dengan komposisi produk yang dianggarkan. Misalnya, Komposisi
produk A,B,C yang dianggarkan adalah : 3 : 4 : 3, sedangkan komposisi
sesungguhnya adalah 5 : 3 : 2. Karena setiap produk mempunyai kontribusi per
unit yang berbeda, maka perubahan komposisi akan menimbulkan selisih. Selisih
ini dinamakan dengan Varian bauran/campuran (Mix Variance).
A 1.000 1.000 20
Anggaran Bauran
Volume Selisih Kontribursi Varian
Produk Pada Volume
Anggaran per unit
Aktual
(2)-(3) (4)x(5)
A 1.500 1.000 500 20 10.000
B 1.500 1.000 500 90 40.000
C 1.500 1.000 500 120 60.000
Total 4.500 3.000 1.500 115.000
Salah satu perluasan dari analisis laba adalah untuk memisahkan varian
bauran dan volume menjadi jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam
pangsa pasar dan jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam volume
produksi. Prinsipnya adalah bahwa manajer unit bisnis bertanggung jawab atas
pangsa pasar, tetapi mereka tidak bertanggung jawab atas volume industri
karena hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Untuk membuat
perhitungan ini, data penjualan industry harus tersedia .
Varian pangsa pasar dihitung untuk setiap produk secara terpisah, dan varians
total adalah jumlah perhitungan secara aljabar.
Varian pangsa pasar dihitung untuk setiap produk secara individual dan
secara total. Dari gambar tsb dapat diketahui bahwa besarnya varian pangsa
pasar adalah Rp. 104.000,- menguntungkan (Favorable). Ini berarti penetrasi
pasar lebih baik dibandingkan dengan anggarannya. Sedangkan sisanya sebesar
Rp. 46,000,-menunjukan bahwa volume industri kita ternyata lebih baik dari
yang dianggarkan.
(TIDAK MENGUNTUNGKAN)
Varian Biaya Variabel = Total biaya produksi variabel yang dianggarkan – Total
biaya produksi variable aktual
Asumsi : Jumlah produksi aktual selama bulan januari 20XX untuk produk
: A=1.500 Unit, B=1.200 Unit, dan C=2.000 Unit, serta biaya aktual yang terjadi
selama bulan januari 2014 untuk bahan baku Rp.470.000, Tenaga Kerja
Langsung Rp.65.000 dan Overhead variabel Rp.90.000
Maka besarnya varian/selisih biaya variabel divisi “KLM” dapat dilihat pada
gambar berikut ini. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa besarnya
varian/selisih biaya variabel selama bulan januari 2014 adalah Rp. 13.000 (tidak
menguntungkan) .
Jumlah varian/selisih atas biaya variabel terdiri dari :
Bahan baku sebesar Rp.11.000 tidak menguntungkan
Tenaga kerja sebesar Rp. 12.000 tidak menguntungkan
Overhead Variabel sebesar Rp.10.000 menguntungkan.
(TIDAK MENGUNTUNGKAN)
Lebih lanjut Varian/selisih biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead variabel dianalisis untuk mencari penyebabnya.
Jika perusahaan memiliki sistem biaya penuh (full-cost system), baik biaya
overhead variabel maupun tetap dimasukkan dalam persediaan pada biaya standar
per unit. Jika Persediaan akhir lebih tinggi dibandingkan dengan persediaan awal,
sebagian dari biaya Overhead tetap yang terjadi di periode tersebut tetap akan
tinggal di persediaan dan Bukannya mengalir ke harga pokok penjualan. Sebaliknya,
jika saldo persediaan turun Selama periode tersebut, lebih banyak biaya overhead
tetap yang dilepaskan ke harga Pokok penjualan dibandingkan dengan jumlah aktual
yang terjadi dalam periode tersebut. Hal yang penting adalah bahwa varians
produksi seharusnya dikaitkan dengan volume produksi, bukan dengan volume
penjualan.