Penyusun :
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Fermentasi Pembuatan Antibiotik
Penisilin” dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan hasil pemikiran kami
dengan dibantu oleh beberapa referensi. Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada yang terhormat:
Ibu Faiz selaku dosen kami yang dengan kerendahan hati membimbing kami dan
mengarahkan kami hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Orang tua kami yang telah memberikan motivasi dan semangat kerja kepada kami.
Serta teman-teman sekalian yang juga ikut turut membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklalah sempurna oleh karena itu kami
mengharap masukan dan kritikan yang bersifat membangun bagi makalah kami ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca
mengenai fermentasi pembuatan antibiotik penisilin sehingga para pembaca dapat mengetahui
proses pengolahan penisilin, termasuk mikroorganisme apa saja yang berperan dalam
pengolahan penisilin, dan dapat mengetahui fungsi dan efek samping dari penggunaan
penisilin.
BAB II
PEMBAHASAN
Penisilin adalah obat antibiotik yang biasa digunakan untuk menangani infeksi yang
disebabkan oleh bakteri. Penisilin adalah anggota Ascomycota. Penisilin berasal dari kata latin
yang memiliki arti kuas karena bentuk jamur penisilin menyerupai kuas. Salah satu jenis
antibiotik yang dihasilkan dari jamur Penicillium atau Aspergilus. Penisilin ditemukan oleh
Fleming pada tahun 1929 di London, setelah mengamati pertumbuhan stafilokokus tertentu
terhambat bila bakteri-bakteri tersebut dikombinasi oleh jamur. Satu dekade kemudian Florey
dan Chain berhasil mengisolasi substansi aktif dari jamur fleming yang disebut penisilin.
Pertama digunakan Penicillium Neotatum untuk pemakaian sistematik kemudian digunakan
Penicillium chrysogenum semasa perang dunia kedua karena kebutuhan meningkat. Penisilin
terbagi atas dua, yaitu penisilin alam dan penisilin semisintesis. Penisilin alam diekstraksi dari
biakan Penicillium chrysogenum, penisilin semisintetis diperoleh dengan mengubah struktur
kimia penisilin alam atau dengan cara sintesis inti pensilin yaitu asam amino penisilinat ( Staf
Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSREGC,2009). Dalam keadaan murni penisilin
berupa serbuk putih kekuning-kuningan.
Penisilin diproduksi secara komersil dengan menggunakan bahan baku utama berupa
glukosa, laktosa, dan cairan rendaman jagung. Untuk meningkatkatkan yield dan modifikasi
tipe penisilin yang akan dihasilkan maka kedalam media fermentasi ditambahkan juga
precursor misalnya phenylacetid acid yang digunakan untuk memproduksi penisilin G. Cairan
rendaman jagung adalah media fermentasi dasar.
Proses fermentasi
Berikut ini merupakan penisilin alam diekstraksi dari biakan Penicillium chrysogenum.
Fermenter yang digunakan merupakan fessel vertikal bertekanan yang terbuat dari
carbonsteel dan dilengkapi coil pendingin, coil pemanas, perngaduk tipe turbin, dan sparger
yang berfungsi untuk memasukan udara steril.
Saat temperatur mencapai 75°F (24°C), media ini diinokulasi pada kondisi aseptik
dengan memasukkan spora-spora kapang Penicillium chrysogenum. Selama proses fermentasi
berlangsung dilakukan pengadukan, sementara udara steril dihembuskan melalui sparger
kedalam fermenter. Proses fermentasi ini akan berlangsung selama 100 – 150 jam dengan
tekanan operasi 5 – 15 psig. Temperatur operasi dijaga konstan selama fermentasi penisilin
berlangsung dengan cara mensirkulasikan air pendingin melalui coil. Busa-busa yang terbentuk
dapat diminimalkan dengan penambahan agen anti-foam. Kapang aerobik dibiarkan tumbuh
selama 5 – 6 hari saat gas CO2 mulai terbentuk.
Pada saat penisilin sudah dihasilkan dalam jumlah yang maksimum, maka cairan hasil
fermentasi tersebut didinginkan hingga 28°F (2°C), dan dimasukkan kedalam rotary vacum
filter untuk memisahkan miselia dan penisilin. Miselia akan dibuang, sehingga diperoleh filtrat
berupa cairan jernih yang mengandung penisilin. Cairan yang mengandung penisilin
diekstraksi secara kimia lalu dimurnikan menggunakan pelarut untuk membuat kristal murni.
Setelah proses ini, penisilin dikemas siap untuk digunakan. Tangki fermentor disterilisasi, lalu
digunakan untuk membuat biakan baru.
1. Temperatur, akan menghasilkan produk yang maksimum apabila temperatur operasi dijaga
pada 24°C karena dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme. Jika terjadi kenaikan
temperatur maka produk yang dihasilkan berkurang. Karena sebagian dari media fermentasi
digunakan untuk mikroorganisme mempertahankan hidupnya
2. pH, kehilangan penisilin dapat terjadi pada pH dibawah 5 atau diatas 7,5 karena akan
berpengaruh pada jenis dan jumlah karbohidrat.
3. Aerasi, dapat menghasilkan oksigen yang dihasilkan oleh kapang Penicillium chrysogenum
untuk metabolismenya.
4. Pengadukan, pemilihan jenis pengaduk dan kecepatan pengadukan yang sesuai akan
memperbaiki hasil penisilin. Kecepatan pengadukan pada fermentasi berkisar antara 250-500
cm/detik.
Fungsi penisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi,
mata, telinga, dan saluran pernafasan.
Efek samping yang mungkin akan timbul saat penggunaan penisilin adalah mudah
marah, halusinasi, kejang, nyeri pada bagian lidah atau tenggorokan, muntah, dan diare.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://googleweblight.com/i?u=http://miftahuljannahismail.blogspot.com/2015/10/ma
kalah-tentang-penicilin-dan.html?m%3D1&hl=id-ID (diakses pada 01 Mei 2018)
http://arti-definisi-pengertian.info/arti-penisilin/ (diakses pada 02 Mei 2018)
https://www.google.co.id/amp/s/senangbacaweb.wordpress.com/2016/04/05/antibioti
k-penisilin-sebagai-produk-metabolit-sekunder-penicillium-notatum-penicillium-
chrysogenum-2/amp/ (diakses pada 02 Mei 2018)
https://www.scribd.com/document/282154878/Makalah-Penisilin (diakses pada 02
Mei 2018)