1.3.1. C. Analisis Penilaian Kinerja (Print)
1.3.1. C. Analisis Penilaian Kinerja (Print)
Cakupan pertolongan
3 90% 90,46 % 117,12 % 108,76% Target Tercapai
persalinan Nakes
7 Cakupan pelayanan nifas 90% 90% 90,46 % 117,89 % 114,95% Target Tercapai
9 Cakupan kunjungan bayi 90% 90% 93,20 % 93,52 % 131,08% Target Tercapai
10 Cakupan desa UCI 100% 100% 100% 100% 100% Target Tercapai
B P2P
C Penyelidikan Epidemiologi
21. Balita Ditimbang Berat badannya 85% 85% 83% 81,83% Tidak Tercapai
22 Balita Gizi Buruk ditangani 100% 100% 100% 100% Target Tercapai
23 Balita 6-59 bulan dapat Vit A 85% 85% 85% 100% Target Tercapai
24 Bayi 0-6 bulan dapat ASI Eksklusif 85% 70% 80% 72,39% Tidak tercapai
25 Ibu Hamil dapat Fe 90 tablet 95% 95% 95% 94,85% Tidak Tercapai
35 Cakupan Desa Siaga Aktif 15 Desa 100% 100% 80% Tidak Tercapai
aktif
Pembinaan Forum Kesehatan
Desa/Kelurahan
39 PHBS
Program UKGS
d. Jumlah murid
mendapat 60%% 23% Meningkat
perawatan di pusk
ANALISIS MASALAH
Berdasarkan hasil pelaksanaan program yang telah dilaksanakan selama tahun 2014, masih ada
beberapa masalah yang dihadapi oleh masing – masing program :
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) K4 ANC
Tahun 2014 Puskesmas garung kunjungan K4 ibu hamil masih kurang dari target dari target 95% hanya
mencapai 94,85%. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya ibu sudah melakukan K1 tetapi
mengalami abortus, ibu hamil K1 akses sehingga tidak mencapai K4, biasanya ibu hamil pendatang dari
luar kota, walaupun persentasinya tidak begitu banyak akan tetapi memberikan kontribusi yang cukup
berarti bagi target cakupan kunjungan ke 4 ibu hamil.
Selain dari faktor ibu hamil sendiri dari faktor tenaga kesehatan juga perlu ditingkatkan kwalitas dalam
memberi pelayanan terhadap ibu hamil sesuai standar ANC, misalnya pemeriksaan haemoglobin pada
trimester 1 dan 3 untuk mendeteksi anemi pada ibu hamil, secara teoritis anemia pada ibu hamil bisa
mengakibatkan abortus, IUFD,IUGR, dan kelahiran prematur.
Dari kasus ini, ada pembelajaran yang bisa diambil yaitu pentingnya deteksi dini, penanganan kasus
resiko tinggi sesuai dengan protap dan penyuluhan tentang reproduksi sehat bagi remaja, karena
kehamilan diusia < 20 tahun dan > 35 tahun walaupun sebagai hanya faktor resiko kalau dipandang dari
anatomi dan fisiologi umur < dari 20 tahun produksinya belum sempurna, kehamilan > 35 tahun alat
reproduksinnya sudah tidak baik lagi, Selain upaya tersebut diatas juga Perlu peningkatan ketrampilan
dan pengetahuan petugas tentang kegiatan yang bertujuan menurunkan AKI, Selain itu perlu adanya
evaluasi secara komprehenship dari desa, Puskesmas, Dinas Kesehatan dan RS, untuk peningkatan
kualitas pelayanan sehingga bisa menekan angka kematian ibu.
Angka kematian bayi tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu sebanyak 16 kasus. Penyebab kematian :
BBLR/BBLSR (prematur)=5, Aspixia berat = 3, IUFD: 7, cerebral palsy 1, broncho pneumoni 1, TBC
milier 1 , batuk demam 2 , dan pneumonia=3. Dari angka diatas penyebab terbanyak adalah kasus
BBLR/BBLSR (prematur).Secara teoritis ada berbagai faktor yang mempengaruhi berat badan bayi lahir
antara lain faktor demografi, perilaku kesehatan, lingkungan, pelayanan kesehatan dan faktor biomedis
yaitu berat badan ibu hamil, tinggi badan ibu, ukuran lingkar lengan ibu, umur ibu, paritas, riwayat
kelahiran yang lalu, kadar hemoglobin, dan tekanan darah ibu.Untuk menurunkan angka kematian bayi
harus dilakukan sejak dini yaitu sejak ibu melakukan kunjungan K1 dengan penapisan faktor resiko
seperti pemeriksaan kadar hemoglobin, protein urin, pengukuran LILA,selain melakukan 14 standar
ante natal care dan anc terfokus, juga perlu peningkatan ketrampilan tenaga kesehatan seperti
penanganan asfiksi pada bayi baru lahir, karena di Puskesmas Karangtengah kematian bayi yang
disebabkan karena asfiksia sebanyak 3 kasus menduduki urutan kedua setelah BBLR.
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2014 sebesar 118% dari target 95%. Program
jampersal memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan sehingga Puskesmas Garung pada tahun 2014 bisa melebihi target. Meskipun demikian
perlu peningkatan kualitas pelayanan persalinan,diharapkan semua persalinan bisa ditolong oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, perencaan persalinaan persalinan dan pencegahan komplikasi
perlu disiapkan oleh ibu hamil dan keluarga melalui bimbingan bidan atau tenaga kesehatan lain
dengan pemasangan stiker P4K , sehingga pertolongan persalinan yang sehat dan aman dapat
terwujud.
Cakupan Program KB aktif Puskesmas Karangtengah tahun 2014 sudah melampaui target yaitu
79,04% dari target 70%. Akseptor KB suntik menduduki urutan pertama sebanyak 64,14% dari jumlah
PUS 9.775, dan 35,86% akseptor menggunakan kontrasepsi yang lain seperti IUD, Pil, MOW,MOP,
IMLPANT dan Kondom. Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu sebesar 70%, dan 30%
yang menggunakan alkon selain suntik. Sedangkan akseptor KB IUD ada peningkatan dari jumlah 452
menjadi 512 di akhir tahun 2013. Dilihat dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa ada
peningkatan kesadaran akseptor untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang terutama
IUD.
1) Pemantauan Gizi
Dari hasil pelaksanaan program tahun 2014, ditemukan balita dengan gizi kurang sejumlah 8,44%, Gizi
buruk 0,87%, Gizi baik 74,76%, gizi lebih 1,70%. Dari data di atas dapat dilihat bahwa Gizi kurang dan
gizi buruk mengalamii kenaikan dari 5,47% di tahun 2012 menjadi 8,44% pada akhir tahun 2013,Hal ini
dikarenakan Penjaringan balita melului posyandu sehingga kasus balita gizi kurang dan gizi buruk busa
ditemukan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan status gizi dari gizi kurang dan gizi buruk agar
menjadi gizi baik berupa pemberian PMT yang didanai oleh BOK, APBD 2, dan PNPM bagi desa Tlogo,
Larangan Lor, dan Siti Harjo.
2) Partisipasi Masyarakat
Cakupan D/S Puskesmas Karangtengah tahun 2014 sebagai indikator partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan posyandu, yaitu sebesar 81,83% masih belum mencapai target dari 85% .Hal ini perlu
ditingkatkan untuk memberikan dan menumbuhkan pemahaman masyarakat akan pentingnya
posyandu dan juga perhatian pemerintah desa dan masyarakat untuk berperan serta akatif dalam
kegiatan posyandu harus dilakukan secara terus menerus melalui pembinaan kader, penyuluhan oleh
kader posyandu karena posyandu milik masyarakat ( UKBM ) sebagai upaya untuk melakukan
pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita serta penjaringan terhadap balita yang mengalami baik
gizi kurang maupun gizi buruk. Upaya yang dilakukan oleh puskesmas dalam rangka penurunan angka
gizi buruk di wilayah puskesmas Karangtengah tak akan mencapai hasil yang optimal tanpa dukungan
dari pemerintah desa, lintas sektor dan juga masyarakat.
Pemberian ASI eksklusif pada tahun 2014 belum mencapai hasil yang optimal karena dari target 85 %
baru bisa tercapai 72,39%.Hal ini dikarenakan masih ada pengaruh budaya di Masyarakat bahwa bayi
lahir mencari rejeki dengan mendapatkan makanan selain ASI, ibu nifas juga beranggapan bahwa ASI
dalam 3 hari pertama belum keluar bayine rewel sehingga bayi diberi susu formula,dan belum semua
masyarakat pada umumnya dan ibu nifas pada khususnya menyadari pentingnya pemberian asi
eksklusi, untuk meningkatkan target tersebut perlu dipersiapkan sejak ibu tersebut hamil baik melalui
kelas antenatal,dan waktu ibu ANC, penyuluhan tentang asi eksklusif saat melakukan kunjungan nifas
dan neonatal.
3. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
1. Imunisasi
1) Imunisasi Rutin
Lima belas desa di wilayah puskesmas Karangtengah sudah memenuhi standar UCI, dapat ditunjukkan
dengan angka sebagai berikut imunisasi BCG 121,1%, DPT 3 115,2%, Polio 4 114,8%, Campak
96,8%.Walaupun sudah melebihi target akan tetapi upaya peningkatan untuk satu tahun kedepan tetap
dilakukan dari mulai penghitungan sasaran program, sistem pelaporan dan evaluasi program dari
masing-masing desa, sehingga desa UCI bisa tercapai di semua desa Kecamatan Garung.
2) Pelaksanan TT wus
Pelaksanaan TT WUS Tahun 2014 dengan sasaran 13408 baru tercapai 61,11%, TT1 tercapai 10,7%,
TT2 17%, TT3 19,5%, TT4 10,2%, TT5 3,8%. Angka ini masih jauh dari target sasaran dikarenakan
banyak data yang tidak tercatat. Juga kurangnya konsistensi untuk melakukan TT ulang, baik dari
provider ataupun dari masyarakatnya sendiri.
Pelaksanaan TT Ibu Hamil Tahun 2014 dengan sasaran 910 sudah tercapai 97,80% (sudah melampaui
target sasaran ). Hal ini dimungkinkan karena kontak ibu hamil dengan provider ( terutama Bidan) lebih
intensif.
Angka proyeksi Diare dan ISPA pada tahun 2014 telah melampaui target yang di rencanakan, karena
semakin meningkatnya sistim pelaporan kasus dari tiap desa ke koordinator program, pelaporan
mingguan dari tiap pembina wilayah,selain itu karena jumlah kunjungan kasus yang memang
meningkat.
Untuk mengantisipasi kejadian KLB campak seperti yang terjadi pada tahun 2014 di desa
Menjer,Gemblengan, Maron maka perlu adanya system deteksi dini melalui pelaporan kasus yang
segera dan mengaktifkan kembali forum Kesehatan Desa (FKD) , apabila terjadi KLB segera dapat
tertangani dan ditindaklanjuti.
4. TBC Paru
Penemuan suspek TBC Paru sebanyak 230 kasus (47,5%) dari target 75%, penemuan kasus Baru
BTA positif (CDR) 16 kasus (32,69%), dan angka kesembuhan 90% dari terget 100%.
Untuk meningkatkan cakupan CDR dan angka kesembuhan, pada tahun 2013 telah dilakukan berbagai
upaya seperti peningkatan SDM, baik tenaga medis, paramedis dan laboratorium, pertemuan jejaring
antar unit pelayanan kesehatan dan asistensi ke rumah sakit. Kegiatan-kegiatan tersebut perlu
dievaluasi untuk menilai apakah hasil kegiatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan sekaligus
mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan untuk selanjutnya disusun rencana tindak lanjut
perbaikan.
Kegiatan dan Cakupan Program Penyehatan Lingkungan Puskesmas Karangtengah tahun 2014
6. Cakupan TP2 Pestisida target cakupan 89%, cakupan sampai dengan akhir Desember 2013 baru
tercapai 65%
7. Rumah bebas jentik nyamuk aedes target cakupan >95%, Puskesmas Garung sampai akhir
Desember 2013 tercapai 96%
8. Institusi yang dibina, Target 2013 80%, baru terbina 52%
Pelaksanaan kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat di tahun 2014 secara keseluruhan sudah ada
peningkatan yang signifikan. Hanya satu desa Menjer yang belum ada / terbentuk posyandu lansia,
akan tetapi di targetkan tahun 2013, semua desa telah terbentuk posyandu Lansia sehingga upaya
peningkatan kesehatan masyarakat ( Lansia ) bisa optimal.