2.1. Jenis dan Mutu Bahan yang digunakan harus mengutamakan penggunaan produk dalam negeri.
2.2. Bahan-bahan bangunan yang digunakan adalah bahan yang jenis dan mutu bahannya satu jenis
dan harus memenuhi spesifikasi teknis sesuai dengan peraturan yang berlaku dan mendapat ijin
tertulis dari direksi pekerjaan.
2.3. Bila Pelaksana Pekerjaan telah mendatangkan/mengadakan bahan/ material namun tidak sesuai
dengan yang telah ditetapkan, maka bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan secepatnya. Biaya akibat semuanya ini menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
2.4. Pelaksana Pekerjaan haruslah menyediakan sampel-sampel (bagian/potongan yang diambil
sedemikian rupa) dari material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaaan. Sampel
bahan/material ini diberikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan disimpan sebagai bukti
diterimanya atau ditolaknya material tersebut.
2.5. Bila dalam uraian syarat-syarat disebutkan nama pabrik atau merk, maka ini dimaksudkan untuk
menunjukkan kualitas dan tipe bahan yang digunakan.
2.6. a. Dalam masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan, bahan atau material yang digunakan
haruslah sesuai dengan spesifikasi teknis dan Berita Acara Aanwijzing. Dan apabila mengalami
kesulitan mengadakan bahan atau material sebagaimana ditentukan maka pengadaan bahan
atau material alternatif haruslah setara mutu dan jenisnya.
b. Penawaran harga-harga bahan atau material harus sesuai dengan spesifikasi teknis dan Berita
Acara Aanwijzing. Bahan atau material yang ditawarkan dalam harga satuan bahan dan upah
adalah mengikat.
c. Bahan atau material yang telah diadakan tidak boleh dipergunakan dulu bila belum
mendapatkan persetujuan tertulis dari direksi.
3. URAIAN PEKERJAAN
3.1. Penyediaan
Pelaksana harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua peralatan bantu untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan.
3.2. Kualitas dan Kuantitas
a. Kualitas dan kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus sesuai gambar
kerja dan spesifikasi teknis. Tidak diperkenankan merubah atau mengganti atau menolak dan
atau menurunkan kualitas dan kuantitas yang telah ditentukan dalam kontrak.
b. Kekeliruan dan kelalaian dalam pelaksanaan pekerjaan yang berpengaruh pada penurunan
kualitas dan kuantitas pekerjaan harus diperbaiki oleh pelaksana pekerjaan.
c. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah. Segala kekeliruan baik mengenai
perhitungan dan atau bukan perhitungan dalam harga kontrak harus dianggap telah diterima oleh
kedua pihak yang bersangkutan.
4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
4.1. Gambar kerja adalah gambar yang telah dibuat oleh konsultan perencana dan telah disampaikan
kepada Kontraktor beserta dokuen lainnya. Kontraktor tidak boleh merubah atau menambah atau
mengurangi dokumen tersebut tanpa persetujuan pihak direksi.
4.2. Pelaksana pekerjaan bersama konsultan pengawas harus membuat gambar shop drawing dan
diagram rencana pelaksanaan pekerjaan dilengkapi dengan perhitungan yang diperlukan. Gambar
tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari direksi. Kesalahan dalam pembuatan shop drawing
dan rencananya menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan dan konsultan pengawas.
4.3. Apabila terjadi perbedaan antara gambar kerja dan dan pelaksanaannya, atas persetujuan direksi,
pelaksana pekerjaan dan konsultan pengawas wajib membuat As Built Drawing termasuk gambar
detailnya. Gambar tersebut harus dibuat dan diserahkan kepada direksi dalam rangkap 3 (tiga).
Gambar As Buiilt Drawing ini akan digunakan sebagai dasar pembuatan berita acara serah terima
pekerjaan di kemudian hari. Biaya pembuatan As Built Drawing ini menjadi tanggung jawab
pelaksana pekerjaan (Kontraktor).
4.4. Pelaksana pekerjaan harus menyediakan 1 (satu) rangkap gambar kontrak lengkap, termasuk
spesifikasi teknis , berita acara aanwijzing, jadwal pelaksanaan pekerjaan dan shop drawing
termasuk perubahan-perubahannya dalam keadaan baik di lokasi pekerjaan.
5. PENJELASAN GAMBAR
5.1. Bila terjadi perbedaan antara gambar kerja dan gambar detail maka gambar detail yang mengikat.
5.2. Bila terdapat perbedaan skala gambar dan ukuran dalam gambar maka ukuran (dengan angka)
dalam gambar yang dipakai.
5.3. Bila Kontraktor menemukan perbedaan antara gambar-gambar dan spesifikasi teknis baik mengenai
bahan (mutu dan jenisnya) yang dipakai maupun konstruksi, maka Kontraktor wajib menanyakan
kepada direksi/pengguna anggaran.
5.4. Kontraktor wajib meneliti hal-hal tersebut di atas setelah Kontraktor menerima dokumen dari
pengguna anggaran dan hal tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan (aanwijzing).
5.5. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana pekerjaan wajib meneliti semua bagian dalam
dokumen tersebut untuk disesuaikan dengan berita acara rapat penjelasan (aanwijzing).
7. PERSIAPAN DI LAPANGAN
7.1. Pelaksana pekerjaan wajib menyediakan direksi keet. Direksi keet ini berfungsi sebagai kantor,
bangsal kerja dan gudang bahan/material yang digunakan baik oleh pelaksana pekerjaan dan
konsultan pengawas.
9. PELAKSANA DI LAPANGAN
9.1. Di lapangan pekerjaan, pelaksana wajib menyediakan seorang tenaga ahli yang cakap untuk
melaksanakan pekerjaan sebagai kuasa pelaksana berpendidikan minimumal STM dengan
pengalaman kerja minimal 7 tahun.
9.2. Pelaksana wajib memberitahu secara tertulis kepada pegelola proyek teknik wilayah dan konsultan
pengawas, nama dan jabatan kuasa pelaksana tersebut.
9.3. Bilamana di kemudian hari, menurut pendapat konsultan pengawas, kuasa pelaksana tersebut kurang
cakap melaksanakan tugasnya maka akan diberitahukan kepada pelaksana secara tertulis untuk
menggantinya.
Bahan untuk papan nama adalah dari papan atau tripleks setebal 1 cm.
Sedangkan tiangnya menggunakan usuk kayu klas II ukuran 5/7 cm.
Permukaan papan diberi cat dasar warna putih dan tulisan hitam.
c. Ketentuan lainnya
Papan nama proyek ditempatkan di depan lokasi dan mudah dilihat umum.
18.6. Pekerjaan dokumentasi dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan terutama pada saat volume
kemajuan kerja mencapai komulatif 0 %, 25 %, 50 %, 75 % dan 100 %. Demikian juga pekerjaan
administrasi termasuk pembuatan laporan harian yang memuat pemasukan bahan dan material
setiap hari, pelaksanaan pekerjaan dan keterangan lainnya yang berpengaruh pada pelaksanaan
pekerjaan. Hasil pekerjaan ini akan diserahkan pada saat pekerjaan telah selesai dan diadakan
serah terima pekerjaan.
18.7. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi berkenaan dengan pengadaan material atau bahan
bangunan di lokasi pekerjaan termasuk tenaga kerja.
b. Ketentuan lainnya
Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi batu kali, rollag dan semua
pasangan lainnya di bawah permukaan tanah.
Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah pengukuran dan pematokan bouwplank
dengan penandaan sumbu ke sumbu telah selesai diperiksa dan disetujui konsultan
pengawas, instansi teknis, pihak Pejabat Pembuat Komitmen atau pengguna anggaran
bersama pelaksana.
Semua kerusakan akibat kelalaian pelaksana dan kerugian akibat hal tersebut menjadi
tanggung jawab pelaksana.
c. Ketentuan lainnya
Pasangan batu kosong untuk aanstamping harus diatur dengan sisi tegak, teratur dan
berselang seling. Pada sisi atas batu yang telah tersusun ditaburi pasir yang merata,
kemudian pasir tersebut disiram dengan air dapat sehingga masuk dan mengisi ke celah-
celah atau rongga antar batu yang telah tersusun. Pengisian pasir dilakukan sampai tidak
terdapat celah lagi antar batu dan tumpukan pasir telah mencapai permukaan bagian atas
dari susunan batu tersebut.
Penempatan batu kali yang digunakan untuk aanstamping ini harus sedemikan rupa sehingga
batu kali saling berimpitan dan tidak mudah bergerak atau bergeser dari tempatnya.
Setelah pengerjaan aanstamping selesai dilaksanakan, konsultan pengawas sesuai
permohonan pelaksana wajib memeriksa hasil pekerjaan tersebut.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, tidak
berlumpur serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengsan syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI-1991. Pasir laut tidak diperkenankan untuk dipakai sebahai bahan untuk
semua mutu beton.
c. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan
sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1991. Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
dan tidak boleh mengandung zat-zat yang merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap
korosi.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkalin, garam, bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal
ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
e. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 2400 kg/cm2). Besi beton yang disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan
tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan konsultan pengawas.
Besi beton yang digunakan untuk masing-masing ukuran harus sesuai dengan gambar rencana dan
detailnya. Besi beton yang digunakan harus besi beton bulat dengan ukuran diameter yang asli
(bukan banci).
Jika pelaksana tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam
gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter terdekat dengan persetujuan dari
konsultan pengawas. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi tersebut tidak boleh kurang
dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas penampang
besi beton).
1. A c u a n ( B e k i s t i n g ).
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukan oleh
gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam pasal 5.1
PBI1991.
Pemasangan begisting harus rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar memberikan bidang
permukaan yang rata dan hanya memerlukan sedikit finishing. Sebelum pengecoran
dilakukan, bagian dalam begisting harus terlebih dahulu disiram air dan bebas dari kotoran.
Tiang-tiang penyangga begisting harus dari kayu yang mampu menyangga begisting pada
saat diisi adukan.
a. Mutu Beton
Mutu beton yang disyaratkan adalah mutu beton K-175 dengan perbandingan campuran 1 Pc : 2 Ps
: 3 Krl.
b. Adukan Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pangadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang disetujui oleh konsultan pengawas, yaitu :
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicoor
dan yang akan dicoor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi table
4.4.1 PBI 1991.
c. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis konsultan pengawas.
Selama pengecoran berlangsung, pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan di atas penulangan.
Untuk dapat sampai ke tempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan
berkaki yang tidak membebani tulangan.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui
oleh konsultan pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian
permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1.50 m.
d. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14 (
empat belas ) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut dipergunakan karung-
karung yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
e. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk
yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
konsultan pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pelaksana.
f. Untuk neut beton, merupakan pengecoran tanpa tulangan dengan perbandingan campuran 1
PC: 3 Psr : 5 Krl
g. Pelaksana wajib melaporkan secara tertulis pada konsultan pengawas apabila ada perubahan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Ketentuan lainnya
Pemasangan atap diletakkan pada gording. Cara pemasangannya memakai paku seng
dengan jarak gording disesuaikan dengan gambar rencana.
Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan antara satu
seng dengan seng yang lainya harus sesuai persyaratan pabrik. Minimal overlaping
pemasangan ke arah samping selebar 2 (dua) gelombang (± 16 cm) dan arah vertikal
disesuaikan dengan jarak antar gording.
Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran.
Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya. Maka bagian yang bocor tersebut harus
dibongkar dan dipasang baru. Kerugian akibat hal tersebut menjadi tanggung jawab
sepenuhnya pada pelaksana.
29.1. Volume dalam Bill of Quantity terlampir tidak mengikat kontraktor wajib menghitung kembali
29.2. Khusus untuk jenis dan kualitas pekerjaan tidak boleh dirubah/dihilangkan tanpa persetujuan
Penanggungjawab Kegiatan dan perubahannya harus dibuat berita acara
perubahan.
29.3. Apabila terjadi perbedaan antara voleme pekerjaan dengan gambar rencana dan atau kondisi
lapangan, maka yang dipakai adalah spesifikasi teknis, gambar rencana dan kondisi
lapangan beserta perubahannya sesuai Kontrak Kerja berserta lampirannya.
29.4. Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal di atas,
kecuali apabila tidak ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini yang ternyata pekerjaan
tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan oleh pelaksana atas petunjuk konsultan pengawas dan ijin tertulis dari Pejabat
Pembuat Komitmen atau pengguna anggaran yang didasar atas gambar rencana serta rencana
anggaran biaya (RAB).
29.5. Spesifikasi Teknis ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh pelaksana dalam melaksanakan
pekerjaan ini.
2. Pembayaran pekerjaan lain - lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran kontraktor.
Harga taksiran ini sudah mencakup semua kebutuhan kontraktor sehingga bagian
pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna.
Demikian Spesifikasi Teknis ini disusun sebagai salah satu acuan untuk melaksanakan pekerjaan
pembangunan fisik.