Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

DIARE AKUT

OLEH :

Rani Tiara

Zafira Pringgoutami

PRECEPTOR:

dr. Firdaus Djunid, Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM JENDRAL AHMADYANI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi


bakteri, virus, parasit, protozoa, dan penularannya secara fekal-oral. Diare dapat
mengenai semua kelompok umur dan berbagai golongan sosial, baik di negara
maju maupun di negara berkembang, dan erat hubungannya dengan kemiskinan
serta lingkungan yang tidak higienis.Anak-anak adalah kelompok usia rentan
terhadap diare, insiden diare tertinggi pada kelompok anak usia dibawah dua
tahun, dan menurun dengan bertambahnya usia anak.Di Indonesia, diare
merupakan penyakit endemis terdapat disepanjang tahun, dan puncak tertinggi
pada peralihan musim peghujan dan kemarau.

WHO melaporkan bahwa penyebab utama kematian pada balita adalah Diare
(post neonatal) 14% dan Pneumonia (post neo-natal) 14%, kemudian Malaria 8%,
penyakit tidak menular (post neonatal) 4%, injuri (post neonatal) 3%, HIV-AIDS
2%, campak 1% , dan lainnya 13%, dan kematian yang bayi <1 bulan (newborns
death) 41%. Kematian pada bayi umur <1 bulan akibat Diare yaitu 2%.Terlihat
bahwa Diare sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kematian anak di
dunia.Banyak kematian diare disebabkan oleh dehidrasi. Sebuah perkembangan
penting telah menemukan bahwa dehidrasi akibat diare akut dari setiap etiologi
dan pada usia berapa pun, kecuali bila parah, dapat dengan aman dan secara
efektif diobati dengan metode sederhana oral rehidrasi menggunakan cairan
tunggal pada lebih dari 90% kasus.
BAB II
STATUS PASIEN

Status pasien

Anamnesis

Tanggal Masuk RSAY : 23 Juli 2018


No. RM : 34.37.36
Pukul : 00.08 WIB

Identitas pasien
Nama Pasien : Darren Mahida Lim
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 01-01-2018
Umur : 6 bulan 22 hari
Anak ke- :1
Hubungan dengan orang tua : Anak kandung
Agama : Budha
Alamat : Yosomulyo, Metro Pusat.
Nama Ayah : Andika Purnama P.
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Nama Ibu : Veronica
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA

Riwayat Penyakit
Alloanamnesis yang dilakukan melalui ibu os pada tanggal 23 Juli 2018 pukul 00.10 WIB
Keluhan Utama : BAB cair
Keluhan Tambahan : tidak mau minum dan BAK sedikit.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan BAB cair sudah 3 hari sebelum masuk rumah sakit,
banyaknya 3-4x/hari disertai keluhan anak tidak mau minum dan BAK sedikit, ibu pasien
juga mengeluhkan lidah anak tampak selaput putih sudah 3 hari smrs sejak mengganti
ASI menjadi susu formula. Riwayat demam, batuk pilek dan muntah disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang mengalami gejala serupa. Riwayat penyakit DM, gangguan
jantung, paru ginjal pada keluarga disangkal.

Pemeliharaan Kehamilan Ibu dan Prenatal


Pemeriksaan di : Bidan
Frekuensi : Trimester I : 1x kunjungan
Trimester II : 1x kunjungan
Trimester III : 3x kunjungan

Keluhan selama kehamilan


Pada saat hamil ibu os tidak memiliki keluhan, hipertensi (-), demam (-)
Kesan : ibu kontrol kehamilan teratur.

Riwayat Persalinan
Lahir di : Rumah sakit
Cukup bulan : 40 minggu
Berat Badan : 2900 gram
Panjang badan : 49 cm
Cacat :-
Anak ke : satu
Kesan: Persalinan spontan pervaginam, langsung menangis pada saat lahir dan berat
badan sesuai masa kehamilan.
Riwayat Imunisasi

Umur (Bulan)
Imunisasi
Lahir 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hepatitis B 1 2 3 4
Polio 1 2 3
BCG 1
DPT 1 2 3
Campak
Kesan: sudah dilakukan imunisasi hepatitis B, Polio, BCG dan DPT.

Riwayat Perkembangan
Tengkurap : Ya
Duduk :-
Berjalan :-
Bicara :-
Riwayat Makanan
0-6 bulan : ASI
7 bulan : ASI + MPASI
Kesan: ASI Ekslusif diberikan

Pemeriksaan Fisik

Status Present
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Suhu : 35,6°C
Frekuensi Nadi : 128 x/menit
Frekuensi Nafas : 36 x/ menit
Saturasi Oksigen : 97%
Berat Badan Awal : 2900 g
Berat Badan Sekarang : 10 kg
Panjang Badan : 49 cm
Status gizi : WAZ (0 sd)
Intepretasi : Gizi Baik
Status Generalis
Kelainan Mukosa Kulit/ Subkutan Yang Menyeluruh
Pucat :-
Sianosis :-
Ikterus :-
Oedem :-
Turgor : Baik, segera kembali
Pembesaran KGB :-

Kepala
Wajah : Simetris, normochepal, facies colley (-)
Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut
Ubun-ubun besar : Tidak cekung, tidak menonjol
Mata :Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-, cekung -/-, sekret -/-
Telinga : Simetris, sekret (-), deformitas (-), lesi (-)
Hidung :Simetris, tidak ada napas cuping hidung, sekret (+)
Mulut :Sianosis (-), bibir kering (-), hiperemis (-), pembesaran tonsil (-
), secret (-), lidah selaput putih (+).

Leher
Bentuk : Simetris
Trakea : Berada di tengah, deviasi (-)
KGB : Tidak terdapat pembesaran
Kesan : Pemeriksaan leher dalam batas normal

Thorak
Bentuk : simetris
Retraksi Suprasternal :-
Retraksi Substernal :-
Retraksi Intercostal :-
Retraksi Subcostal :-
Kesan: Pemeriksaan thoraks dalam batas normal

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Auskultasi : BJ1/ BJ2 murni reguler, murmur (-) gallop (-)

Paru
Anterior Posterior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Inspeksi Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, lesi (-)
lesi (-), lesi (-), lesi (-)
retraksi (-) retraksi (-)
Palpasi Masa (-), Masa (-), Masa (-), Masa (-), ekspansi
ekspansi ekspansi ekspansi simetris
simetris simetris simetris
Auskultasi Vesikuler, Vesikuler, Vesikuler, Vesikuler, Wheezing (-
Wheezing (- Wheezing (- Wheezing (- ), Rhonki (-)
), Rhonki (-) ), Rhonki (-) ), Rhonki (-)
Kesan : pemeriksaan paru dalam batas normal

Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Palpasi : Masa (-), hepar dan lien tidak teraba
Kesan : peningkatan bising usus

Genetalia Eksterna
JenisKelamin : Laki-laki
Lubang Anus : Ada
Bentuk : Simetris
Keadaan :Bersih
Kesan : Genetalia dalam batas normal

Ekstremitas
Jari Tangan : Lengkap, tanpa cacat, tidak sianosis, tidak oedem
Jari Kaki : Lengkap, tanpacacat, tidak sianosis, tidak oedem
Pergerakan : Aktif
Kesan : Ekstremitas dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin 23 Juli 2018

Jenis Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

Leukosit 14,60 103/µL 5-10 Meningkat


Eritrosit 6,04 103/µL 3,08 – 5,05 Normal
Hemoglobin 10.5 g/dL 12 - 16 Meningkat
Hematokrit 35,1 % 37 - 48 Normal
MCV 58,1 fL 80 - 92 Meningkat
MCH 17,4 Pg 27 - 31 Meningkat
MCHC 29,9 g/dL 32 – 36 Normal
3
Trombosit 274 10 /µL 150-450 Normal
RDW 17,3 % 12,4-14,4 Normal
GDS 95,0 <140

Follow Up Pasien

S O A P
Keluhan Status Assessment Penatalaksanaan
23/7/2018 KU : kurang aktif Diare akut IVFD D5% + ¼ NS
Pk 08.00 WIB KS :Compos dehidrasi 30 gtt
mentis ringan- Inj Ampicilin 350
Bab cair HR :121 x/menit sedang + mg/ 8 jam i.v
3x/hari dengan SpO2 :93% candidiasis Inj Gentamicine 26
ampas dan RR : 33x/menit oral mg/ 12 jam
putih-putih di T :36,7°C Nystatin drop 4 x I
mulut. BB : 10 kg cc
Zink 1x1 Cth
-Kepala: normocephal Oralit 100cc tiap
-Rambut: hitam, BAB cair/muntah
merata
-Mata: KA (-/-), SI (-/-
), sekret (-/-), edem
palpebra (-/-), cekung
(-/-)
-Hidung: sekret (-),
deformitas (-), lesi (-),
napas cuping hidung (-
)
-Telinga: simetris,
sekret (-), deformitas
(-)
-Mulut: sianosis (-),
bibir kering (-),
perbesaran tonsil (-).
-Leher: pembesaran
KGB (-), deviasi
trakea (-)

Paru
I:Simetris, lesi (-),
masa(-), retraksi (-)
P:Ekspansi
kanan=kiri
A: Vesikuler,
Wheezing (-), rhonki
(-)

Jantung
I:Ictus cordis (-)
terlihat
P:Ictus cordis teraba
A:BJ I/II reguler,
murmur (-), gallop (-)

Abdomen
I: Datar
A:Bising usus (+)
P:Nyeri tekan (+),
hepar(-) teraba, lien (-)
teraba

Ekstremitas :
Ekstremitas superior
Oedem -/-, sianosis -/-
Ekstremitas inferior
Oedem -/-, sianosis -/-
24/7/2018 KU : kurang aktif Diare akut IVFD D5% + ¼ NS
Pk 08.00 WIB KS :Compos dehidrasi 30 gtt
mentis ringan- Inj Ampicilin 350
Bab cair 2x, HR :132 x/menit sedang + mg/ 8 jam i.v
mual (+), SpO2 :98% candidiasis Inj Gentamicine 26
muntah (-) RR : 35x/menit oral mg/ 12 jam
T :36,6°C Nystatin drop 3 x I
BB :10 kg cc
Zink 1x1 Cth
-Kepala: normocephal Lacto B /12 jam
-Rambut: hitam,
merata
-Mata: KA (-/-), SI (-/-
), sekret (-/-), edem
palpebra (-/-), cekung
(-/-)
-Hidung: sekret (-),
deformitas (-), lesi (-),
napas cuping hidung (-
)
-Telinga: simetris,
sekret (-), deformitas
(-)
-Mulut: sianosis (-),
bibir kering (-),
perbesaran tonsil (-).
-Leher: pembesaran
KGB (-), deviasi
trakea (-)

Paru
I:Simetris, lesi (-),
masa(-), retraksi (-)
P:Ekspansi
kanan=kiri
A: Vesikuler,
Wheezing (-) Rhonki
(-)

Jantung
I:Ictus cordis (-)
terlihat
P:Ictus cordis teraba
A:BJ I/II reguler,
murmur (-), gallop (-)

Abdomen
I: Datar
A:Bising usus (+)
P:Nyeri tekan (-),
hepar(-) teraba, lien (-)
teraba

Ekstremitas :
Ekstremitas superior
Oedem -/-, sianosis -/-
Ekstremitas inferior
Oedem -/-, sianosis -/-
20/4/2018 KU :kurang aktif Diare akut IVFD D5% + ¼ NS
Pk 08.00 WIB KS :Compos dehidrasi 30 gtt
mentis ringan- Inj Ampicilin 350
Bab cair 2x HR :134 x/menit sedang + mg/ 8 jam i.v
disertai ampas. SpO2 :98% candidiasis Inj Gentamicine 25
RR :48 x/menit oral mg/ 12 jam
T :36,2°C Nystatin drop 3 x I
BB : 10 kg cc
Zink 1x1 Cth
-Kepala: normocephal Lacto B /12 jam
-Rambut: hitam,
merata
-Mata: KA (-/-), SI (-/-
), sekret (-/-), edem
palpebra (-/-), cekung
(-/-)
-Hidung: sekret (-),
deformitas (-), lesi (-),
napas cuping hidung (-
)
-Telinga: simetris,
sekret (-), deformitas
(-)
-Mulut: sianosis (-),
bibir kering (-),
perbesaran tonsil (-).
-Leher: pembesaran
KGB (-), deviasi
trakea (-)

Paru
I:Simetris, lesi (-),
masa(-), retraksi (-)
P:Ekspansi
kanan=kiri
A : Vesikuler,
wheezing (-) Rhonki (-
)

Jantung
I:Ictus cordis (-)
terlihat
P:Ictus cordis teraba
A:BJ I/II reguler,
murmur (-), gallop (-)

Abdomen
I: Datar
A:Bising usus (+)
P:Nyeri tekan (-),
hepar(-) teraba, lien (-)
teraba

Ekstremitas :
Ekstremitas superior
Oedem -/-, sianosis -/-
Ekstremitas inferior
Oedem -/-, sianosis -/-

Diagnosis Banding

 Diare akut ec virus dengan dehidrasi ringan-sedang


 Diare akut ec bakteri dengan dehidrasi ringan-sedang

Diagnosis Kerja

Diare akut dehidrasi ringan-sedang + candidiasis oral


Tatalaksana

IVFD D5% + ¼ NS 30 gtt


Inj Ampicilin 350 mg/ 8 jam i.v
Inj Gentamicine 25 mg/ 12 jam
Nystatin drop 3 x I cc
Zink 1x1 Cth
Lacto B /12 jam
Oralit 100 cc bila Bab cair/ muntah

Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi
Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses tidak
berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali
dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, disebut sebagai
diare akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, digolongkan pada
diare kronik. Feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala
penyerta dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus,
demam, dan tanda-tanda dehidrasi.

3.2 Etiologi
Faktor penyebab diare adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Infeksi bakteri :
Infeksi saluran pencernaan melalui makanan dan minuman merupakan
penyebab utama diare pada anak, bakteri yang paling banyak menyebabkan
infeksi internal adalah E. Coli, Salmonella thypii,Shigella, capylabactor,
Yersinia aoromonas dan Vibrio cholera,.
Infeksi virus:
Gastroenteritis karena virus umumnya bersifat self limiting disease, sehingga
aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya
dehidrasi yang dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah jenis-jenis virus
yang paling sering menyebabkan diare yaitu Rotavirus, Normovirus,
Adenovirus, dan Entero virus.
Infeksi parasit :
Infeksi yang disebabkan oleh parasit di saluran pencernaan dapat
menyebabkan inflamasi pada lapisan mukosa usus. Salah satu parasit yang
dapat paling seing menyebabkan diare adalah Cacing (Ascaris, Tricuris,
Oxyuris, Srongyloidis) dan protozoa seperti amoeba

2. Faktor Eksternal:
Diare yang disebabkan oleh infeksi dari luar organ atau sistem pencernaan,
seperti : OMA, tonsilitis, dan bronkopneumonia

3. Faktor Malabsorbsi:
Ketidakmampuan sistem pencernaan dalam mencerna salah satu jenis bahan
makanan dapat menyebabkan diare, berikut adalah jenis-jenis malabsorbsi
yang sering terjadi pada anak.
 Malabsorbsi karbohidrat : Golongan disakarida (Intoleransi laktosa, maltosa,
dan sukrosa), Monosakarida ( Intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
 Malabsorbsi lemak
 Malabsorbsi protein

4. Faktor Makanan
Alat makan yang tidak bersih serta tidak mencuci tangan saat makan
merupakan penyebab utama diare pada anak. Makanan yang tidak dimasak
secara higenis dan bersih akan menimbulkan perekembagan bakteri, makanan
basi, beracun.
3.3 Patogenesis
Berikut adalah manifestasi klinis diare akut yang ditandai dengan:
a. Meningkatnya kandungan cairan dalam feses yang menyebabkan
BAB cair
b. Pasien terlihat sangat lemas
c. Kesadaran menurun dan keinginan untuk minum berkurang
d. Kram perut
e. Demam
f. Mual dan muntah
g. Terdapat borborigimus saat auskultasi
h. Kontraksi spasmodik yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif
pada anus, dapat terjadi setiap defekasi.
i. Perubahan tanda-tanda vital seperti:
 Nadi dan respirasi cepat
 Tekanan darah turun
 Denyut jantung cepat

Pada kondisi lanjut akan didapatkan tanda dan gejala dehidrasi yang dapat
dilihat dari keadaan umum, mata, keinginan untuk minum dan turgor kulit
3.4 Diagnosis
Berikut adalah alur diagnosa dari gastroenteritis akut.

Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium dan diagnostik


yang meliputi :
1. Pemeriksaan Feses
 Makroskopis dan mikroskopis.
 pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
 Evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasit
 Kultur feses untuk menentukan patogen
 Evaluasi volume, warna, konsistensi, adanya mukus atau pus
pada feses
 Darah samar feses, untuk memeriksa adanya darah
 Kultur tinja bisa mengidentifikasi organisme penyebab. Bakteri
C.difficile ditemukan pada 5% orang sehat. Oleh karenanya
diagnosis di tegakan berdasarkan adanya gejala disertai
ditemukanya toksin, bukan berdasar ditemukanya organisme
saja.

2. Tes Darah Lengkap


 Jika terdapat anemia atau trombositosis mengarahkan
dugaan adanya penyakit kronis.
 Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
 Jika terdapat peningkatan leukosit kemungkinan besar
disebabkan oleh infeksi bakteri.
 Jika terdapat peningkatan limfosit di dalam darah
kemungkinan disebabkan oleh infeksi virus.
 Jika memungkinan dapat dilakukan uji antigen
immunoassay enzim, untuk memastikan adanya rotavirus.

3.5 Tatalaksana
Berikut lima langkah tuntaskan diare (Lintas Diare):
1. Berikan oralit
• Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti NaCl, KCl, dan
trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
• Manfaat oralit, untuk mengganti cairan dan elektrolit tubuh yang terbuang
saat diare. Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit
dapat diserap dgn baik oleh usus penderita diare.
• Oralit diberikan segera bila anak diare sampai diare berhenti.
Cara pemberian oralit :
• Satu bungkus oralit dimasukkan kedalam satu gelas air matang (200cc).
• Anak < 1 thn diberi 50-100cc setiap kali bab.
• Anak > 1 thn diberi 100-200cc setiap kali bab

2. Berikan Zinc
• Merupakan zat gizi mikro yang penting
• Pada saat diare anak akan kehilangan Zn
• Mempercepat penyembuhan diare
• Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
• Dapat mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh
dari diare
• Zinc diberikan selama 10 hari
• Dosis : < 6 bulan : 10 mg/hari
> 6 bulan : 20 mg/hari
• Dapat membantu pertumbuhan anak lebih baik dan meningkatkan napsu
makan

3. Teruskan ASI dan pemberian makan


• ASI bukan penyebab diare
• ASI tetap diberikan sebanyak anak mau
• Pemberian makan seperti biasa
• Untuk anak > 2 tahun, teruskan pemberian susu formula

4. Berikan antibiotika secara selektif


• Tidak semua kasus diare memerlukan antibiotika
- Penyebab pada bayi dan anak > 60% rotavirus
• Tidak memberikan obat anti diare
(Kaopectad, imodium)

5. Berikan nasihat pada ibu / pengasuh


Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian
Oralit, Zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa
anaknya
ke petugas kesehatan jika anak:
- Buang air besar cair lebih sering
- Muntah berulang-ulang
- Mengalami rasa haus yang nyata
- Makan atau minum sedikit
- Demam
- Tinjanya berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari

Berikut tatalaksana diare berdasarkan derajatnya:


1. Diare tanpa dehidrasi:
Rencana Terapi A;
2. Diare dengan dehidrasi ringan/ sedang:
Rencana Terapi B;
3. Diare dengan dehidrasi berat:
Rencana Terapi C.
BAB IV
ANALISIS KASUS

Apakah diagnosa pada kasus ini sudah tepat ?

Sudah Tepat
Alasan: Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik pada kasus ini, didapatkan diagnosa yang
sudah tepat yaitu diare akut dehidrasi ringan-sedang karena terdapat keluhan bab cair
yang sudah berlangsung selama 3 hari dan frekuensinya 3-4x/hari disertai bayi yang tidak
mau minum , tidak dikategorikan ke dehidrasi berat karena baru terdapat 1 tanda untuk
mengarah ke dehidrasi berat. Untuk penyebabnya dapat disimpulkan dari pemeriksaan
laboratorium dimana terjadi peningkatan leukosit 14.600 /ul yang mengarah adanya
penyebab dari infeksi bakteri.

Apakah terapi pada pasien ini sudah tepat ?

Ya. Pada tatalaksana, pasien diberikan :


pertama diberikan terapi cairan IVFD D5% + ¼ NS 30gtt/menit dan oralit terlebih
dahulu setiap anak bab cair/muntah sebanyak 100cc.dimana oralit digunakan untuk
mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare.
Zink diberikan 1x1 cth /hari untuk tetap mempertahankan kesehatan dan pertumbuhan
bagi anak yang kehilangan zink saat terjadi diare. Zink juga dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan
setelah anak sembuh.
Ampicilin dan Gentamicin diberikan sebagai antibiotik dengan indikasi adanya infeksi
bakteri pada diare yang dialami oleh pasien. Antibiotik tidak selalu diberikan jika pasien
tidak memiliki indikasi untuk digunakannya antibiotik sebagai terapi pada diare yang
dialami.
Telah diberikan pula anjuran kepada ibu untuk tetap memberikan ASI untuk anaknya dan
memberikan arahan kepada ibu bagaimana cara pemberian obat-obatan anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

IDAI, 2011., Gastroenterologi – Hepatologi. Jilid 1 cetakan kedua: Badan penerbit IDAI

hal. 87-121.

Kementrian Kesehatan RI., 2011. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan : Situasi

Diare di Indonesia. Jakarta

Noerasid H, Suraatmadja S, Asnil PO., 2003. Gastroenteritis (diare) akut. Dalam:

Suharyono, Boediarso A, Halimun EM, penyunting. Gastroenterologi anak

praktis. Edisi ke-4. Jakarta: FK-UI pp. 51-76.

Primayani Desi., 2009. Status Gizi pada Pasien Diare Akut di Ruang Rawat Inap Anak

RSUD SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Sari pediatri Vol.

11:90-92.

Uffrie, M, et al., 2009. Diare persisten In: modul Pelatihan Diare. Edisi Pertama. UKK

Gastro-Hepatologi IDAI hal. 29-31

Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan

Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.

Anda mungkin juga menyukai