Oleh
Dr. I Made Ardana, M.Pd
Jurusan Pendidikan Matematika
A. PENDAHULUAN
Hasil diskusi yang dilakukan penyaji dengan beberapa guru menunjukkan
bahwa prestasi belajar pada pokok bahasan bilangan bulat selalu berada di
bawah prestasi belajar pokok bahasan matematika lainnya. Hal ini membuat
guru merasa frustasi ketika setiap membelajarkan siswa tentang materi
bilangan bulat. Hal ini diperkuat oleh hasil tes tentang bilangan bulat yang
dilakukan penyaji terhadap 30 orang siswa, yang menunjukkan bahwa
kebanyakan (hampir 90%) siswa mengalami kesulitan melakukan operasi
hitung sederhana (penjumlahan dan pengurangan) pada bilangan bulat,
padahal konsep bilangan bulat merupakan konsep dasar yang harus dikuasai
siswa sebelum menguasai konsep matematika lainnya. Rincian persentase
kesulitan yang dialami siswa menurut jenis kesalahan adalah: 64 + 35 = …
(3,3%); - 43 + 19 = …(6,7%); - 25 + (- 16) = …(36,7%); 24 + (- 38) = …
(6,7%); 58 – 86 = …(10,0%); - 37 – 45 = …(23,3%); 67 – (- 32) = …
(40,0%); - 45 – (- 61) = …(20,0%); membaca dan menulis bilangan (26,7%);
dan menentukan lawan suatu bilangan (10,0%). Jika hal ini dibiarkan berlarut-
larut, maka akan semakin banyak siswa mengalami kesulitan memahami
konsep matematika mengingat konsep matematika bersifat hirarkis.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka timbul pertanyaan penyaji, apa
yang terjadi pada pembelajaran matematika di sekolah dasar (SD) khususnya
pembelajaran bilangan bulat. Untuk menjawab hal tersebut, maka dilakukan
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika khususnya topik
bilangan bulat. Akhirnya diperoleh bahwa pembelajaran bilangan bulat
dilakukan cenderung prosedural yakni pembelajaran dimulai oleh guru dengan
menjelaskan konsep atau prosedur menyelesaikan soal, memberi soal latihan,
B. PEMBAHASAN
Gabungkan dengan 5
Hasil
Gambar 3. 3 + 5 = 8
2) 3 + (-5) = .....
Mulai dengan 3
Gabungkan dengan -5
Hilangkan pasangan +
dan – untuk mempe-
roleh hasil
Gambar 4. 3 + (-5) = -2
Gabungkan dengan 2
Hilangkan pasangan +
dan – untuk mempe-
roleh hasil
Gambar 5. -6 + 2 = -4
4) 5 - 2 = .....
Mulai dengan 5
Ambil 2
Hasil
Gambar 6. 5 – 2 = 3
Ingin mengambil 2.
Untuk mengambil 2,
Tunjukkan -5 dengan Ini adalah -5
2 Counter positif
Ambil 2
Hasil
Gambar 7. -5 – 2 = -7
5) - 4 – (-5) = .....
Mulai dengan -4
Ambil -5
Hasil
Gambar 8. -4 – (-5) = 1
Langkah-langkah:
1) Berikanlah siswa beberapa soal seperti berikut!
2 – 3 = ..... 3 + (-7) = .....
4 – 6 = ..... -2 + (-4) = .....
8 – 4 = ..... 7 + (-10) = .....
4 – 9 = ..... -5 + (-3) = .....
3 – 7 = ..... 4 + (-6) = .....
7 – 10 = ..... 8 + 6 = .....
-2 – 4 = ..... 4 + 6 = .....
4 – (-6) = ..... 2 + (-3) = .....
-5 – 3 = ..... 4 + (-9) = .....
8 – (-6) = ..... 8 + (-4) = .....
2 – 9 = .....
9 – 6 = .....
2) Mintalah siswa mengerjakan soal di atas dan menjodohkannya untuk
soal yang memiliki hasil yang sama!
3) Mintalah siswa memperhatikan tanda operasi untuk soal yang memiliki
hasil yang sama!
4) Mintalah siswa untuk menemukan hubungan berikut, bila perlu
bimbinglah mereka!
Contoh:
1) 3 × (-4) = .....
Mulai dengan nol
Gabungkan
3 kelompok -4 an
Hasil
Ingin mengambil
2 himpunan -3.
Untuk itu perlu
menunjukkan 0 dengan
6 counter negatif.
Hasil
Gambar 9. -2 × -3 = 6
3) 6 : 2 = ......
(Berapa banyak/kali himpunan 2 diperlukan untuk membuat
himpunan 6?)
Mulai dengan nol
Penamb. I Penamb. II
Himpunan 2 Himpunan 2
Penamb. III
Himpunan 2 Hasil
Gambar 10. 6 : 2 = 3
Ambil
himpunan 2
Ambil
himpunan 2
kedua
Ambil
himpunan 2
ketiga
Ambil
himpunan 2
keempat
Gambar 11. -8 : 2 = -4
Lanjutkan dengan
-5
mundur 5 langkah
3
3 Balik kanan
Maju 7 langkah
7
Gambar 13. 3 - 7 = -4
Hal ini dilakukan dengan cara yang sama dengan yang telah disebutkan
pada 1b.
Contoh:
1) 3 × (-2) = .....
(Mundur 2 langkah sebanyak 3 kali)
Mundur 2 langkah
2 pertama dari titik nol
2 Mundur 2 langkah
2 kedua
2
2 Mundur 2 langkah
2 ketiga
Maju 2 langkah
2
pertama
2
2 Maju 2 langkah
kedua
2
2
Maju 2 langkah
2
ketiga
6 Hasilnya adalah 3
karena untuk
2 memperoleh 6
2 diperlukan maju 2
langkah sebanyak 3
2
kali
Gambar 15. 6 : 2 = 3
d. Menemukan aturan:
dapat dilakukan dengan menggunakan cara yang sama seperti pada 1b,
atau siswa dapat menemukan melalui pola seperti berikut.
5 × 4 = ..... 4 × 6 = ..... 6 × -4 = .....
5 × 3 = ..... 3 × 6 = ..... 5 × -4 = .....
5 × 2 = ..... 2 × 6 = ..... 4 × -4 = .....
5 × 1 = ..... 1 × 6 = ..... 3 × -4 = .....
5 × 0 = ..... 0 × 6 = ..... 2 × -4 = .....
5 × -1 = ..... -1 × 6 = ..... 1 × -4 = .....
5 × -2 = ..... -2 × 6 = ..... 0 × -4 = .....
5 × -3 = ..... -3 × 6 = ..... -1 × -4 = .....
5 × -4 = ..... -4 × 6 = ..... -2 × -4 = .....
5 × -5= ..... -5 × 6 = ..... -3 × -4 = .....
C. PENUTUP
1. Simpulan
Banyak cara dapat digunakan untuk membelajarkan siswa tentang
operasi bilangan bulat seperti penggunaan chip, prinsip maju-mundur, pola,
dsb. Pada prinsipnya semua metode yang ada dimaksudkan untuk
mempermudah siswa memahami operasi bilangan bulat. Namun demikian
masing-masing metode punya kelebihan dan kekurangan.
2. Saran
Sebagai guru hendaknya mampu memilih metode yang paling tepat
untuk siswa sehingga dapat memudahkan siswa memahami konsep yang
sedang dipelajari. Untuk perkalian dan pembagian dapat dilakukan tanpa
menggunakan alat peraga asalkan siswa memahami dengan baik konsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Perkalian dilakukan dengan
menggunakan penjumlahan berulang, sedangkan pembagian dilakukan dengan
menggunakan pengurangan berulang.
Pada dasarnya penggunaan alat peraga dimaksudkan untuk
mempermudah siswa memahami konsep. Jika dengan alat peraga membuat
siswa semakin bingung sebaiknya penggunaannya segera dihentikan dan
gunakan cara lain.