Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR”

DISUSUN OLEH :

1. DANDI MANOY ( 16 504 101)


2. STEFFILY MALANGKADING ( 16 504 110)
3. KLARITA SESENAMBO ( 16 504 020 )

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas tuntunan-Nya
kami kelompok 2 dapat menyelesaikan Makalah “Keterampilan Dasar Mengajar” ini tepat
pada waktunya.

Makalah berjudul “Keterampilan Dasar Mengajar” ini kami buat untuk memenuhi
tugas MK Strategi Pembelajaran Matematika. Kami berharap Makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca.

Jika ada saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini, kami para penulis
sangat mengharapkan.

Tondano, 21 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah .................................................................................................................. 5
Tujuan..................................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
1. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar ...................................................................... 6
2. PENTINGNYA KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU ............................. 8
4. MACAM-MACAM KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Error! Bookmark not
defined.
BAB III .................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENUTUP................................................................................ Error! Bookmark not defined.
Kesimpulan........................................................................... Error! Bookmark not defined.
Saran……………………………………………………………………………………..19

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik merupakan seseorang yang penting dalam berlangsungnya suatu
pendidikan. Guru sebagai seorang pendidik hendaknya memiliki delapan
keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan memberi penguatan, keterampilan membimbing diskusi, keterampilan
mengelola kelas, dan terakhir keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru merupakan hal yang sangat penting.
Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab seorang guru yang cukup
berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Kerangka berpikir seperti ini menghendaki
seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang
diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif.
Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh
seorang guru.
Di dalam makalah ini akan dibahas keterampilan dasar mengajar. Menjelaskan
bagaimana seorang pendidik mempunyai keterampilan dasar dalam mengajar salah
satunya yaitu, membuka dan menutup pelajaran. Membuka dan menutup pelajaran
merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari kegiatan guru. Interaksi didalam
kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan oleh karena itu perlu adanya
pembukaan dan penutup pelajaran.
Selain membuka dan menutup pelajaran makalah ini juga membahas
tentang keterampilan guru membimbing dikusi kelompok kecil dan mengelola kelas.
Dalam kegiatan belajar mengajar, menjelaskan merupakan tindakan yang banyak
dilakukan, terutama oleh guru. Apabila seorang guru menjelaskan, artinya guru
tersebut memberikan informasi sedemikian rupa sehingga siswa benar-benar mengerti
dan memahami apa yang di informasikan oleh guru.
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar
percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah
berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan
guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap.

5
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian keterampilan dasar mengajar ?


2. Apa alasan pentingnya keterampilan dasar mengajar ?
3. Apa saja macam dari keterampilan dasar mengajar ?

C. Tujuan

1. Mengetahui keterampilan dasar mengajar


2. Mengetahui alas an pentingnya keterampilan dasar mengajar
3. Mengetahui macam keterampilan dasar mengajar

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar


Istilah mengajar sering digandengkan dengan belajar, sehingga sudah menjadi
satu kalimat majemuk “kegiatan belajar mengajar” (KBM), proses belajar mengajar
(PBM) dan untuk menyebutkan kedua istilah tersebut, saat ini disatukan dengan
“pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut “pembelajaran” itu berarti
menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan 2 unsur yaitu belajar dan mengajar.
Mengajar merupakan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh guru, dosen,
atau instruktur dalam mengatur dan mengelolah lingkungan belajar untuk mendorong
aktivitas belajar siswa atau pelajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa atau pelajar merespon lingkungan belajar untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Fokus pembahasan dalam tulisan ini di arahkan pada unsur
mengajar, kalaupun ada unsur belajar dibahas semata hanya untuk mempertegas dan
memperjelas pembahasan mengajar itu sendiri.
Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang
sudah lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer). Secara
deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau
pengetahuan dari guru, dosen, atau instruktur kepada siswa. Merujuk pada pengertian
mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau
memindahkan. Memang dalam mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari
guru, dosen, atau instruktur kepada siswa.
Akan tetapi pengertian memindahkan tersebut bukan seperti seorang
memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang dipindahkan
dari satu cangkir ke cangkir yang lain volumenya akan tetap sama bahkan karena
mungkin terjadi proses penguapan, maka volume air yang dipindahkan itu akan
semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu mengajar
yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah “menyebarluaskan,
memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan potensi
siswa secara maksimal.
Makna lain dari pengertian mengajar sebagai proses menyampaikan, selain upaya
menyebarluaskan dan memperkaya pengalaman belajar siswa ialah menanamkan

7
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menanamkan satu pohon mangga, maka
kemudian akan menghasilkan beberapa cabang dan ranting dan dari situlah keluar
mangga yang banyak. Dari ilustraasi tersebut bahwa mengajar sebagai proses transfer
adalah menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga potensi berfikir
(pengetahuan), sikap, keterampilan, kebiasaan dan kecakapan yang dimiliki siswa
akan berkembang secara optimal.
Perkembangan berikutnya pengertian mengajar, yang kini banyak dianut yaitu
suatu proses mengatur dan mengelola lingkungan belajar agar berinteraksi dengan
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Inti pengertian mengajar (tradisonal
maupun kontemporer) keduanya sama yaitu untuk mengubah perilaku siswa, yakni
dimiliki dan terkembangkannya pengetahuan/wawasan berfikir, sikap, kebiasaan, dan
keterampilan/kecakapan atau yang lebih populer perubahan berkenaan dengan:
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perbedaanya terletak pada proses upaya
merubah tingkah laku tersebut.
Pandangan lama melalui proses menyampaikan (transfer) yang kadang-kadang
sering diartikan sempit, hanya terbatas sebagai proses menyampaikan atau
memindahkan pengetahuan dan keterampilan saja, sedangkan pada pengertian yang
baru, bahwa perubahan perilaku tersebut dilakukan dengan cara “mengelola
lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan siswa”.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru,
dosen, atau instruktur, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan
(what to teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk membelajarkannya (how to
teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor 2, yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh setiap guru, dosen, atau instruktur, karena mengajar bukan sekedar
proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih
luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau
keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki
oleh guru, dosen, atau instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara
efektif, efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan dasar mengajar
berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar
dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau
instruktur dalam melakasanakan tugasnya.
8
1.1.Dalam kegiatan mengajar, begitu banyak hal yang harus diperhitungkan oleh guru
misalnya:
 Keadaan siswa.
 Tujuan yang akan dicapai.
 Sifat materi yang akan menjadi bahan ajar.
 Keadaan sarana.

Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1 guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Sementara itu, tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai
tenaga professional setara dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

B. Pentingnya keterampilan dasar seorang guru

Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1,
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Sementara itu, tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan
dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga
professional setara dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber

9
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Karena sebagai tenaga profesional, maka seorang pendidik harus mempunyai
kompetensi tertentu disyaratkan. Kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut UU
seorang pendidik harus mempunyai empat kompetensi, yaitu pedagogis, kepribadian,
sosial, dan professional. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan seorang pendidik
mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik, kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik, teman sejawat, dan
masyarakat sekitar, sementara kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Secara eksplisit empat kompetensi ini agaknya hanya ditekankan bagi seorang
guru, namun sebenarnya juga berlaku bagi seorang dosen. Bahwa siapa pun yang
akan menjadi tenaga pendidik, dosen ataupun guru, seharusnya mempunyai empat
kompetensi di atas.Setiap tenaga pendidik harus mempunyai kemampuan
menyampaikan materi yang dimiliki kepada peserta didik secara tepat. Untuk itu,
pemahaman tentang konsep pendidikan, belajar dan psikologi orang dewasa perlu
dimiliki seorang tenaga pendidik. Sebab, kita mungkin sering mendengar ada seorang
tenaga pendidik yang sangat diakui keilmuannya namun ketika mengajar di kelas
sama sekali tidak dipahami oleh peserta didik. Ada dua kemungkinan yang
menyebabkan hal ini, yaitu peserta didik yang di bawah standar atau tenaga pendidik
yang tidak memahami audiens. Dalam ilmu pendidikan, kemungkinan yang kedua
lebih menjadi penyebab utama. Bahwa seorang tenaga pendidik seharusnya lebih
mengenal peserta didik dan tahu cara bagaimana menyampaikan materi secara tepat.
Bertolak dari kasus tersebut, sudah seharusnya seorang tenaga pendidik dan
calon tenaga pendidik mempunyai kemampuan pedagogis agar apa yang disampaikan
di kelas dapat dipahami oleh peserta didik yang pada akhirnya dapat mencerahkan
mereka. Kemampuan pedagogis yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan
metode pembelajaran, teknik mengelola kelas, menggunakan media, teknik
mengevaluasi sampai melakukan refleksi proses pembelajaran. Yang perlu kita
pahami bersama adalah bahwa mengajar adalah bukan sekedar proses penyampaian
10
atau penerusan pengetahuan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu
penggunaan secara `integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan.
Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh
seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya secara
unik dalam arti secara simultan dipengarhi oleh semua komponen belajar-mengajar.
Komponen yang dimaksud yaitu tujuan yang ingin dicapai, pesan yang ingin
disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak
pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi seorang
guru/dosen sebagai pendidik.
Kompetensi dasar mengajar dalam tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai
pengetahuan dasar pembelajaran yang perlu dipahami seorang tenaga pendidik.
Sebagai sebuah kemampuan minimal, maka seorang tenaga pendidik harus mampu
melakukan inovasi dan kreatifitas dalam pembelajaran. Terlebih bahwa jika yang
dihadapi adalah manusia dewasa yang sudah mempunyai pengetahuan dan
kemandirian berpikir meskipun masih perlu pendampingan dan mitra belajar. Untuk
itu, semangat terus belajar dan menambah wawasan tentang kependidikan harus
dilakukan seorang tenaga pendidik, apa pun pelajaran/matakuliah yang diampu dan
apa pun latar belakang pendidikannya, termasuk tenaga pendidik yang berlatar
belakang kependidikan.

C. Macam-macam keterampilan dasar mengajar


a. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses
komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari
keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas.
Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses
berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar di kalangan siswa. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan
pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan instruksional menjadi lebih efektif.
Selanjutnya dengan kemampuan mendengarkan guna dapat menarik simpati dan
empati di kalangan siswa sehingga kepercayaan siswa terhadap guru meningkat
yang pada akhirnya kualitas proses pembelajaran dapat lebih di tingkatkan.
11
Keterampilan bertanya dibedakan atas : keterampilan bertanya dasar,
mempunyai beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala
jenis pertanyaan, sedangkan ketrampilan bertanya lanjut : lanjutan dari bertanya
dasar yang mengutamakan usaha pengembangan kemampuan berfikir
siswa.Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan adalah:
a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok
bahasan.
b. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
c. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
d. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
f. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
g. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
h. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.

Ada 4 alasan mengapa seorang guru perlu menguasai keterampilan bertanya.


Alasan itu antara lain:
 Pertama, pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan
metode ceramahnya. Guru masih beranggapan bahwa dia adalah sumber
informasi, sedangkan siswa adalah penerima informasi. Oleh karena itu, siswa
bersikap pasif dan menerima, tanpa keinginan dan keberanian untuk
mempertanyakan hal-hal yang menimbulkan keraguannya. Dengan
dikuasainya keterampilan bertanya oleh guru, siswa dapat menjadi lebih aktif,
kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bervariasi dan siswa dapat berfungsi
sebagai sumber informasi.
 Kedua, kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan
anak untuk bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu
terpendam. Situasi seperti ini menular ke dalam kelas. Kesempatan bertanya
yang diberikan oleh guru tidak banyak dimanfaatkan oleh siswa, sedangkan
guru tidak berusaha untuk menggugah keinginan siswa untuk bertanya
 Ketiga, penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam kegiatan
pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental intelektual. Salah
satu ciri dari pendekatan ini adalah keberanian siswa untuk mengajukan

12
pertanyaan tentang hal-hal yang memang perlu dipertanyakan. Hal ini hanya
mungkin terjadi jika guru sendiri menguasai keterampilan bertanya yang
mampu menggugah keinginan siswa untuk bertanya.
 Keempat, adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajkukan guru hanya
berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.

Turney (1979) mengindentifikasi 12 fungsi pertanyaan. Kedua belas


fungsi tersebut antara lain:

i. Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topic


j. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu
k. Menggalakkan penerapan belajar aktif
l. Merangsang siswa memberikan pertanyaan sendiri
m. Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara
maksimal
n. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
o. Mengomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat
secara aktif dalam pembelajaran
p. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan
pemahamannya tentang informasi yang diberikan
q. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong
mengembangkan proses berpikir
r. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataan
guru
s. Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi
t. Membentu siswa menyetakan perasaan dan pikiran yang murni

b. Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat
verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku
guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau
umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu
dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah

13
laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai
pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk
meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan
motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku
siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa
komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa
calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Komponen-komponen itu adalah : (a) Penguatan verbal, diungkapkan
dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya,
(b) Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan
badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact),
penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau
benda dan penguatan tak penuh, (c) Penggunaan penguatan secara evektif harus
memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan
menghindari penggunaan respons yang negative.
Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, tujuan memberi penguatan
adalah untuk: (a) meningkatkan perhatian siswa, (b) membangkitkan dan
memelihara motivasi siswa, (c) memudahkan siswa belajar, (d) mengontrol dan
memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya perilaku yang
positif, (e) menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa, (f) memlihara iklim
kelas yang kondusif.

c. Keterampilan Mengadakan Variasi


Variasi stimulus adalah memberikan respon yang bervariasi (berbeda atau
berganti-ganti). Melalui variasi stimulus ini dimaksudkan untuk menjaga agar
suasana pembelajaran selalu menarik, tidak membosankan, sehingga siswa selalu
menunjukkan sikap antusias, bergairah, penuh perhatian, dan selalu berpartisipasi
aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar
dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di
kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu:
a. Variasi dalam pola interaksi pembelajaran.
b. Variasi penggunaan media atau alat bantu pembelajaran.
14
c. Variasi penggunaan metode serta gaya mengajar.

 Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikelompokkan menjadi tiga


bagian yaitu:

a. Variasi dalam gaya mengajar dapat di lakukan dalam berbagai cara seperti
b. Variasi suara :rendah, tinggi,besar, kecil
c. Memusatkan perhatian
d. Membuat kesenyapan sejenak
e. Mengadakan kontak pandang
f. Variasi kegiatan badan dan mimic
g. Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke belakang
kelas.

 Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran

a. Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat


b. Variasi alat dan bahan yang dapat didengar
c. Variasi alat dan bahan yang dapat dimanipulasi

Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan. Pola interaksi dapat berbentuk:
klasikal, kelompok dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedang variasi
kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi ,menelaah materi,latihan atau
demonstrasi.

d. Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar menjelaskan dalam
pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang
diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu
bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh
atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang
terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri
utama kegiatan menjelaskan.

15
Pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam
kegiatan seoang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan
pembicaraan baik oleh tenaga pendidik sendiri, oleh tenaga pendidik dan peserta
didik, maupun antar peserta didik. Adapun terdapat komponen-komponen
keterampilan dasar mengajar menjelaskan adalah sebagai berikut:
a. Komponen merencanakan
b. Penyajian suatu penjelasan
c. Pemberian tekanan
d. Penggunaan balikkan
Tujuan keterampilan menjelaskan :

a. Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari.


b. Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan masalah-
masalah.
a. Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat pemahamannya, dan
untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
b. Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses penalaran,
serta menggunakan bukti-bukti dalam pmecahan masalah.
c. Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan
prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar

e. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha
atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prakondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada
apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang
positif terhadap kegiatan belajar. Adapun tujuan membuka pelajaran antara lain,
yaitu : 1) menarik perhatian siswa; 2) menumbuhkan motivasi belajar siswa; 3)
memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan.
Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Tujuan kegiatan
menutup pelajaran yaitu untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai
hasil belajar yang telah dikuasainya. Kegiatan-kegiatan dalam menutup pelajaran

16
misalnya : merangkum atau membuat garis besar permasalahan yang dibahas,
memberikan tindak lanjut, dan lain-lain

f. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif.
Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan
berbahasa.

g. Keterampilan Mengelola Kelas


Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan
mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
(bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif
dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif keterampilan yang berkaitan
dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud
agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar
mencapai hasil yang baik. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk
memperoleh hasil yang diharapkan.
Pengelolaan kelas tidak hanya berwujud pengaturan ruangan dan tempat
duduk,akan tetapi juga dalam bentuk interaksi yang baik dengan siswa, dan
penciptaan hubungan guru dan siswa, dan hubungan antara siswa yang baik.
17
Perwujudan pengelolaan kelas yang baik adalah terciptanya kondisi yang optimal
untuk proses belajar-mengajar yang efektif.Guru perlu menguasai keterampilan ini
agar dapat :
a. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab indbidu Maupun
klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktifitas
yang sedang berlangsung.
b. Menyadari kebutuhan siswa
c. Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa

Komponen keterampilan: Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan


dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara berikut:

a. Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama


mendekati,memberikan pertanyaan atau memberi reaksi terehadap gangguan dalam
kelas,

b. Membagi perhatian secara visual dan verbal,

c. Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan siswa dan menuntut


tanggung jawab siswa,

d. Membari petunjuk-petunjuk yang jelas,

e. Menegur dengan bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas bukan berupa ocehan,serta
membuat aturan,

f. Memberikan penguatan bila perlu.

Ketetampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang


optimal.Keterampilan ini berkiatan dengan respon guru terhadap respon negatif siswa
yang berkelanjutan.untuk mengatasi hal ini guru dapat menggunakan 3 jenis strategi
yaitu: modifikasi tingkah laku,pengelolaan (proses) kelompok serta menemukan dan
mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah

18
h. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar
antara 3 - 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
guru dan siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi,
keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan ketrampilan
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar

i. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha
atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prakondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada
apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang
positif terhadap kegiatan belajar. Adapun tujuan membuka pelajaran antara lain,
yaitu :
1) menarik perhatian siswa;
2) menumbuhkan motivasi belajar siswa;
3) memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan
dilakukan.

Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan


oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Tujuan
kegiatan menutup pelajaran yaitu untuk memberikan gambaran yang menyeluruh
mengenai hasil belajar yang telah dikuasainya. Kegiatan-kegiatan dalam menutup
pelajaran misalnya : merangkum atau membuat garis besar permasalahan yang
dibahas, memberikan tindak lanjut, dan lain-lain

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan


atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours)
yang harus dimiliki oleh guru, dosen, atau instruktur agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan
professional.Sebagai seorang pendidik atau guru harus memiliki
keterampilan dasar mengajar, di mana keterampilan dasar mengajar itu,
adalah :
a. Keterampilan Bertanya
b. Keterampilan Memberi Penguatan
c. Keterampilan Mengadakan variasi
d. Keterampilan Menjelaskan
e. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
f. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
g. Keterampilan Mengelola Kelas
h. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pembaca khususnya
mahasiswa calon pendidik mampu menguasai keteramplan-keterampilan
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik

20

Anda mungkin juga menyukai