Anda di halaman 1dari 148

KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR

COFFEE SHOP
(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:
Nadiya Sahlatul Kholik
NIM: 1113015000091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
ABSTRAK

NADIYA SAHLATUL KHOLIK (1113015000091), “Kajian Gaya Hidup Kaum


Muda Penggemar Coffee Shop (Studi Kasus Pada Coffee Shop Starbucks di Mall
Botani Squre Bogor)” Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini menjelaskan tentang fenomena keberadaan coffee shop terhadap
gaya hidup kaum muda di Starbucks Mall Botani Square Bogor. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui fenomena gaya hidup kaum muda di coffee shop
Starbucks dengan pengukuran gaya hidup AIO (Activities, Interest, Opinion).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif deskriptif melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan purposive sampling. Pertimbangan dalam pengambilan sampel akan
ditentukan sesuai pada kualitas informasi partisipan yang tepat yaitu kaum muda
yang mengunjungi kedai Starbucks.
Hasil penelitian menunjukkan fenomena gaya hidup yang diciptakan melalui
Starbucks seperti adanya aktivitas nongkrong bersama teman, mengobrol, diskusi
mengenai pekerjaan, mengerjakan tugas kuliah dan tugas kantor. Serta hasil
penelitian menunjukkan adanya ketertarikan kaum muda terhadap Starbucks,
sehingga kaum muda sangat senang mengunjungi Coffee Shop Starbucks.
Fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa keberadaan Starbucks merupakan
salah satu gaya hidup kaum muda pada saat ini. Dimana Starbucks sudah menjadi
tempat untuk memfasilitasi kaum muda dalam melakukan aktivitas, minat serta
opini seseorang sehingga menciptakan gaya hidup kaum muda pada saat ini.
Kata Kunci: Coffee Shop, Gaya Hidup, Kaum Muda

i
ABSTRACT

NADIYA SAHLATUL KHOLIK (1113015000091), "Lifestyle Study of Coffee


Shop Enthusiasts (Case Study at Starbucks Mall Botani Square Bogor)". Thesis
Department of Social Science Education. Faculty of Tarbiyah and Teaching
Science, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research explains about the phenomenon of coffee shop’s existence to the
lifestyle of young people in Starbucks Mall Botani Square Bogor. This study aims
to determine the phenomenon of the lifestyle of young people in Starbucks with
AIO lifestyle measurement (Activities, Interest, Opinion). The method of the
research is qualitative descriptive through observation, interview and
documentation. This research uses purposive sampling technique. Considerations
in sampling will be determined in accordance with the appropriate participant
information quality of young people who visit Starbucks stores.
Based on the results show that lifestyle’s phenomena created through Starbucks
such as hanging out with friends, talking, discussions about work, doing
university’s tasks and office tasks. As well as the results of research shows the
interest of young people to Starbucks. young people are very happy to visit
Starbucks. The phenomenon that occurs shows that the existence of Starbucks is
one of the lifestyle of young people at this time. Where Starbucks has become a
place that facilitates young people to engage in the activities, interests and
opinions of a person so as to create a youth lifestyle at this time.
Keywords: Coffee Shop, Lifestyle, Youth

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, puji serta syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala
karunia dan rahmat-Nya yang tak terhitung berupa kasih sayang, nikmat Iman
dan Islam, serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan
judul “Kajian Gaya Hidup Kaum Muda Penggemar Coffee Shop (Studi
Kasus Pada Coffee Shop Starbucks di Mall Botani Squre Bogor)” Shalawat
dan salam semoga tercurahkan kepada sang suri tauladan umat, Baginda Alam
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta para pengikutnya.
Proses penulisan Skripsi ini tentu saja banyak menemui hambatan dan
kendala. Semua itu tidak akan teratasi tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa
pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang kepada :
1. Bapak Prof. Dr.Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
4. Dosen pembimbing I Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si., dan Dosen
Pembimbing II Cut Dhien Nourwahida, MA., yang dengan sabar, tulus dan
ikhlas telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Segenap dosen Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmu pengetahuan
pada penulis selama menempuh Pendidikan di bangku kuliah.
6. Kepada Ayah dan Ibu (Ahmad Kholik SE dan Susanti) yang selalu
mendoakan, memotivasi serta terus memberikan kasih dan sayang selama
ini kepada penulis. Kepada adik saya Fauzan Sauqi Kholik dan Dinar
Mahardini Kholik yang selalu memberikan semangat dan dukungan. Serta
keluarga besar penulis yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.

iii
7. Kepada suami saya (Eriyanto) yang telah memberikan doa serta dukungan.
Serta teman-teman selama masa perkuliahan Teman-teman P.IPS angkatan
2013 seperjuangan yang telah berjuang bersama, saling bahu-membahu
saling memotivasi satu sama lain.
8. Manajer dan Staff Starbucks
Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang telh
membantu saya baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam
menyelesaikan penelitian ini.
Dalam penulisan laporan penelitian ini saya sangat menyadari masih
banyak kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu saya sangat membuka
hati dan menerima semua masukkan kritik atau saran yang bersifat membangun
demi perbaikan laporan penelitian ini. Saya berharap laporan penelitian ini dapat
menjadi salah satu acuan bagi peneliti lainnya dan bisa bermanfaat bagi kita
semua.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Jakarta, 19 Maret 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 7
D. Perumusan Masalah ................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................ 9
A. Landasan Teori ......................................................................... 9
1. Coffee`Shop ......................................................................... 9
a) Kopi ................................................................................ 9
b) Definisi Kopi .................................................................. 13
c) Sejarah Kopi ................................................................... 14
d) Konsep Coffee Shop Starbucks ....................................... 16
2. Gaya Hidup (Life Style) ....................................................... 18
a) Definisi Gaya Hidup ...................................................... 18
b) Faktor yang mempengaruhi Gaya Hidup........................ 20
c) Bentuk-bentuk Gaya Hidup ............................................ 24
d) Dimensi Gaya Hidup dan Pengukuran Gaya Hidup ....... 27
3. Kaum Muda/Remaja ............................................................ 35
B. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 36
C. Kerangka Berfikir..................................................................... 39
v
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 42
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 42
B. Metodologi Penelitian .............................................................. 42
C. Situasi Sosial dan Sampel ........................................................ 43
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 44
E. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................. 47
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 50
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ....................................... 50
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................... 52
C. Hasil Analisis Pembahasan ...................................................... 72
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 76
A. Kesimpulan .............................................................................. 76
B. Saran ......................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 78
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup ........................................................................... 29


Tabel 3.1 Pedoman Observasi ............................................................................. 45
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Pengunjung Starbucks ..................................... 46
Tabel 3.3 Pedoman Dokumentasi ....................................................................... 47

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................ 41


Gambar 4.1 Logo Starbucks ................................................................................ 50

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi


Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Starbucks
Lampiran 4 Pedoman Wawancara
Lampiran 5 Transkip Wawancara
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Starbucks Company Profile
Lampiran 8 Starbucks Company Recognation
Lampiran 9 Starbucks Company Timeline
Lampiran 10 Lembar Uji Referensi
Lampiran 11 Biodata Penulis

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan majunya peradaban, kehidupan dan kebudayaan


masyarakat terus mengalami perubahan dan perkembangan yang seakan tidak
ada batasnya. Kemajuan dalam bidang ilmiah dan teknologi berkembang
dengan sangat pesat, manusia seolah sibuk beradaptasi pada tahap demi
tahap perubahan yang terjadi saat ini, karena perubahan mendorong manusia
untuk berfikir serta bertindak secara modern dan global. Gejala modernisasi
telah merambah seluruh aspek kehidupan manusia, maka tidak heran ruang
privat sulit dibedakan dengan ruang publik, tidak hanya soal perubahan
teknologi canggih yang bersifat materil tetapi gejala modernisasi sudah
sampai kepada tingkat gagasan atau ide yang bersifat non materil.1

Sederhananya modernisasi dapat diartikan sebagai suatu proses


perubahan masyarakat tradisional yang bergerak menuju ke arah yang lebih
maju atau modern. Modernisasi juga suatu proses memperbarui pola perilaku
masyarakat, sehingga pola perilaku masyarakat dapat sesuai dengan kondisi
saat ini. Adapun ciri-ciri kemodernan yang diungkapkan oleh Kumar sebagai
berikut: pertama, individualisme, yang mana individu memegang peran yang
sangat besar dan menggantikan peran komunitas atau kelompok yang
dominan. Kedua, diferensiasi, yaitu sudah terjadinya perbedaan atau
spesialisasi dalam bidang pekerjaan sehingga seseorang akan terus berusaha
menunjukan potensi yang ada pada dirinya. Ketiga, rasionalitas atau
perhitungan, yaitu adanya ciri efisiensi dan pemikiran rasional dalam setiap
aspek kehidupan. Keempat, ekonomisme, yaitu adanya dominasi aktivitas
ekonomi, tujuan ekonomi, kriteria ekonomi, dan prestasi ekonomi pada

1
Nanang Matono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Postmodern, dan
Poskolonial edisi Revisi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada ) hal 171

1
2

masyarakat. Kelima, Perkembangan, modernisasi cenderung mengalami


perubahan dalam memperluas jaringan atau jangkauannya modernisasi seperti
telah aspek pribadi individu yang mencakup keyakinan agama, perilaku
seksual, selera konsumsi, pola hiburan dan lainnya.2

Berdasarkan dari ciri-ciri tersebut dapat kita lihat fenomena perubahan


yang terjadi pada aspek budaya sudah mengalami marginalisasi, sehingga
budaya tradisional telah tergantikan dengan budaya modern yang datang dari
luar, maka dari itu identitas budaya tradisional mengalami pergeseran dan
lambat laun akan semakin memudar. Karena modernisasi tidak hanya melalui
proses yang panjang tetapi dapat terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
Modernisasi dalam jangka waktu tertentu dapat menciptakan sebuah proses
yang dinamakan globalisasi, yang mana globalisasi merupakan suatu proses
penyatuan berbagai bentuk kelompok manusia menjadi satu, globalisasi
merupakan suatu penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang mendunia, ekspansi
hubungan yang melintasi benua, organisasi kehidupan sosial pada skala
global, juga pertumbuhan kesadaran global bersama.3 artinya globalisasi
menuntut manusia untuk berperilaku yang sesuai dengan harapan masyarakat
dunia karena memang konsep modernisasi berjalan beriringan dengan
globalisasi dalam hal perubahan masyarakat. Dampak yang disebabkan oleh
globalisasi tidak hanya soal perubahan pola perilaku masyarakat saja, tetapi
ranah politik, ekonomi, teknologi dan sosial budaya sudah dipengaruhi oleh
arus globalisasi.

Globalisasi seolah memberi kesempatan kepada masyarakat untuk


menunjukan identitas diri dimata dunia, kerjasama antar negara gencar
dilakukan untuk sama-sama mencari keuntungan dari negara lain, perjanjian
pasar global terus diupayakan dengan tujuan untuk peningkatan ekonomi
suatu negara. Globalisasi dari sisi ini terlihat seperti sangat menjanjikan suatu
kemajuan dan perubahan, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa globalisasi juga

2
Ibid hal 174
3
Ibid hal 188
3

membuka berbagai kesempatan budaya yang masuk dengan suatu perubahan


dan permasalahannya.

Persoalan mengenai globalisasi sudah melibatkan empat kekuatan besar


yang mempengaruhi perubahan masyarakat, Ohmae dalam Nanang Martono,
menyebutnya dengan istilah 4i, yaitu : investment (investasi modal), industry
(perkembangan industri), information technology dan individual consumer.4
Kita perhatikan pada keempat poin di atas merupakan aspek kebijakan
ekonomi yang sudah dipengaruhi oleh globalisasi, seperti contohnya setiap
produk dari berbagai negara bebas keluar masuk di negara-negara lain, yang
mengakibatkan penduduk dunia dibentuk menjadi individu yang konsumtif
karena dampak dari ekspansi pasar yang sangat besar dan luas.

Hal yang sudah dijelaskan di atas mempunyai dampak perubahan yang


sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Selain perubahan mengenai individu
yang konsumtif, masyarakat kini dihadapkan pada permasalahan mengenai
leisure time (waktu luang). Kesibukan dan mobilitas yang tinggi, tuntutan
pekerjaan serta perubahan budaya yang terjadi itu membuat seseorang yang
tinggal di perkotaan mengalami kepenatan dalam menjalani rutinitas sehari-
harinya. Sehingga masyarakat perkotaan mulai mencari leisure time (waktu
luang) yang dapat melepaskan kepenatannya pada hal tertentu seperti
nongkrong dengan teman-teman, pergi ke mal, shopping, atau bersantai
dengan secangkir kopi di coffee shop.

Permasalahan leisure time memberikan perubahan terhadap gaya hidup


seseorang. Salah satunya adalah gaya hidup tentang budaya minum kopi.
Budaya meminum kopi pada zaman sekarang tidak hanya terletak pada
kebutuhan meminum kopi semata tetapi kopi sudah masuk kedalam ranah
gaya hidup dengan varian kopi sekaligus menawarkan tempat yang berkelas
sehingga harganya cenderung lebih mahal. Budaya meminum dan menikmati
kopi telah menjadi sebuah gaya hidup yang kekinian, terlebih jika berbicara

4
Ibid hal 191
4

mengenai coffee shop yang sudah sangat terkenal di penjuru dunia adalah
Starbucks. Kedai kopi milik perusahaan Amerika Serikat ini mempunyai
konsep yang berbeda yaitu simpel, elegan dan prestige sosial bagi kaum
muda. Starbucks mempunyai strategi pasar yang sangat tepat, tidak dapat
dipungkiri kaum muda sangat tertarik untuk mengunjungi Starbucks ini.

Mengutip pernyataan Ira Arta, Proses mendunia ini telah banyak


mempengaruhi tatanan hidup masyarakat. Starbucks dikatakan sebagai usaha
yang berhubungan dengan lifestyle branding dimana adanya Starbucks,
membeli dan meminum kopi menjadi sebuah pengalaman yang berharga
untuk dilakukan. Kaum muda tidak mempersoalkan untuk membeli kopi
tersebut meskipun dengan harga yang relatif mahal. Hidup konsumtif mereka
lakukan demi sebuah trend dan gaya hidup yang kekinian. Dengan demikian,
Starbucks dapat dikatakan sebagai salah satu fenomena globalisasi dalam
aspek sosial budaya.5

Tidak hanya Starbucks, fenomena menjamurnya coffee shop pada saat ini
memang menarik untuk dibicarakan dimana coffee shop atau dapat kita
artikan dengan kedai kopi sudah mengalami pergeseran makna, tidak hanya
sekedar aktivitas jual beli minuman dan makanan saja seperti di warung kopi
biasa, tetapi kedai kopi disini menawarkan atmosfer yang berbeda dari sisi
fasilitas dan kenyamanan tempat. Bahkan coffee shop sudah bisa dikatakan
menjadi tempat ketiga setelah rumah dan kantor, maksudnya orang-orang
cenderung memilih coffee shop untuk bersantai dan tempat untuk
menghilangkan kepenatan, bahkan coffee shop tidak jarang dijadikan tempat
untuk sesuatu hal yang serius, seperti pertemuan dengan rekan bisnis. Maka
tidak heran kita dapat menemui sekumpulan kaum muda di coffee shop-coffee
shop sekitar kampus maupun kawasan perkantoran.

5
Ira arta, Globalisasi Ubah Gaya hidup Lewat Starbucks Coffee pada situs:
https://www.kompasiana.com/iraarta/globalisasi-ubah-gaya-hidup-lewat-starbucks-
coffee_57db9293cc92739342bbad59, diakses pada tanggal 11 Januari 2018 pukul 20:51
5

Kaum muda merupakan salah satu objek pada penelitian ini, karena
kaum muda mempunyai ciri khas pola perilaku tertentu yang ingin
ditunjukkan setiap orang untuk menunjukkan identitas dirinya. Kehidupan
di perkotaan terutama di Jakarta, dimana dengan kecepatan mobilitas dan
tersedianya kemudahan dalam informasi dan hiburan menuntut kaum
muda untuk bisa lebih selektif dalam menerima pengaruh lingkungan yang
baik maupun buruk. Berbicara mengenai lingkungan dimana suatu
lingkungan dapat membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Jika
kita bandingkan remaja yang tinggal di desa sangatlah berbeda dengan
remaja yang tinggal di wilayah perkotaan. Dari segi kebutuhan kaum
muda yang tinggal di perkotaan salah satunya adalah gaya hidup. Maka
tidak jarang rumah makan dan kafe menjadi tempat-tempat yang dituju
untuk memenuhi kebutuhan ini dalam rangka untuk mensosialisasikan diri
dengan pergualan teman sebayanya.

Tingginya antusiasme kaum muda terhadap coffee shop ini


menyebabkan tumbuhnya berbagai macam industri baru, termasuk di
dalamnya industri-industri bisnis yang muncul dari kreativitas dan
inovasi seseorang. Mulai dari kebutuhan akan makanan, minuman,
pakaian, alat tulis, transportasi, sampai kebutuhan yang ditujukan
hanya untuk pemenuhan keinginan diri semata. Belanja atau shopping
nampaknya sudah berkembang menjadi suatu cerminan gaya hidup pada
masyarakat kelas ekonomi tertentu. Maraknya tempat-tempat semacam
kafe peluang ini kemudian menciptakan manusia-manusia yang lebih
kreatif dalam berpikir dan berkarya. Kreativitas ini kemudian oleh
sebagian orang diterapkan dalam berbisnis. Banyak usaha-usaha yang
muncul akibat dari ide-ide kreatif yang kemudian berhasil menciptakan
pasarnya sendiri, ataupun tercetus ide usaha kreatif yang terinspirasi
dari hasil pengamatan terhadap perilaku orang lain.6

6
Elly Herlyana, Jurnal Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda,
Thaqafiyyat Vol. 13,No.1, Juni 2012 hal 188
6

Coffee shop atau kedai kopi identik dengan gaya hidup kaum muda yang
mana antusiasme dan penikmat coffee shop paling banyak dikunjungi oleh
kaum muda karena sering terlihat berkumpul dengan teman-temannya.
Melihat fenomena keberadaan coffee shop kaum muda seolah menjadikan
coffee shop sebagai tempat untuk dapat melakukan berbagai hal. Bisa untuk
sekedar mengobrol atau mengerjakan tugas bersama-sama, maupun hanya
untuk menghabiskan waktu berjam-jam bertukar fikiran dan informasi di
coffee shop. Melihat realitas yang terjadi pada fenomena coffee shop sebagai
gejala gaya hidup baru kaum muda, tentu saja banyak hal yang
melatarbelakangi kaum muda memilih coffee shop sebagai salah satu tempat
menghabiskan waktunya tetapi yang perlu di perhatikan adalah seberapa jauh
coffee shop ini berpengaruh terhadap pola pikir dan tingkah laku kaum muda
dan apakah mereka memperhitungkan pengeluarannya dalam membeli
minuman atau makanan jika mereka secara rutin datang ke coffee shop ini.

Jika berbicara dari sisi positif bahwa keberadaan coffee shop ini dapat
menjadi tempat yang nyaman untuk melakukan interaksi dan silaturahmi
kepada teman sebaya ataupun rekan bisnis sehingga kaum muda dapat
bertukar fikiran dan menemukan inspirasi didalamnya. Tetapi kita tidak boleh
menutup mata bahwa disisi lain bisa saja generasi muda yang diharapkan
menjadi generasi cerdas, produktif, inovatif, dan kritis justru terperangkap
dalam kebiasaan yang membuatnya tidak produktif. Karena seperti yang
telah dibahas sebelumnya bahwa kaum muda senang untuk menghabiskan
waktu di coffee shop tersebut sehingga membuat mereka lupa mengenai
kewajiban yang harus dilakukannya selain nongkrong dan bersantai ria
dengan teman. Mengingat gaya hidup adalah salah satu aspek yang
mempengaruhi pola pikir dan pola hidup yang terjadi dimasyarakat era
modern ini. Fenomena keberadaan coffee shop ini sangat penting untuk dikaji
karena coffee shop telah mengalami pergeseran makna, terlebih berkaitan
dengan gaya hidup minum kopi kaum muda pada zaman sekarang.
7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat


diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Perubahan budaya yang memberikan dampak terhadap gaya hidup kaum
muda.
2. Globalisasi mempengaruhi gaya hidup konsumtif kaum sehingga tingginya
antusiasme kaum muda dalam mengunjungi Coffee Shop.
3. Penggunaan leisure time kaum muda yang tidak produktif yang terjadi di
dalam Coffee Shop.
4. Pergeseran makna coffee shop yang menciptakan gaya hidup baru.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, karena melihat luasnya pembahasan


yang akan dibahas pada penelitian ini, untuk itu dibutuhkan spesikasi kajian
dalam hal-hal yang dilakukan agar pembahasan bisa lebih terfokus, maka
peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana gaya hidup kaum muda yang senang mengunjungi Coffee Shop
Starbucks.
2. Faktor-faktor pembentuk gaya hidup kaum muda yang senang
mengunjungi Coffee Shop Starbucks.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah serta pembatasan


masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka adapun rumusan masalahnya
sebagai berikut:

1. Bagaimana gaya hidup kaum muda yang terjadi di dalam Coffee Shop
Starbucks ?
2. Apa saja faktor pembentuk gaya hidup kaum muda penggemar Coffee
Shop?
8

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai


melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Bagaimana gaya hidup kaum muda yang terjadi di dalam Coffee Shop
Starbucks
2. Faktor pembentuk gaya hidup kaum muda penggemar Coffee Shop

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
a. Hasil daripada penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan akademik pada pendidikan IPS khususnya sosiologi
dan antropologi yaitu tentang hal-hal yang berhubungan dengan
pengaruh keberadaan coffee shop terhadap gaya hidup (life style)
b. Bagi mahasiswa diharapkan dapat memberikan informasi dan
dijadikan bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih
mendalam tentang permasalahan terkait.
c. Bagi pemerintah diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
jenis usaha coffee shop sehingga dapat mendukung usaha tersebut dan
ikut andil dalam pengembangan perekonomian.
d. Masyarakat mendapat informasi coffee shop sehingga dapat
menginspirasi mengenai peluang usaha dibidang coffee shop.
2. Manfaat Praktis
a. Kaum muda mampu memanfaatkan keberadaan coffee shop dengan
sebaik-baiknya serta dapat meningkatkan kreativitas dan mampu
melihat peluang yang terinspirasi melalui coffee shop.
b. Bagi pendidik diharapkan penelitian ini dijadikan informasi mengenai
gaya hidup kaum muda pada saat ini, sehingga pendidik dapat
menyesuaikan dalam membimbing dan mendidik siswa.
c. Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadi sumber rujukan maupun
referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Coffee Shop
a. Kopi
Kopi merupakan jenis minuman yang sering dikonsumsi oleh
manusia, selain itu kopi memiliki khasiat bagi tubuh. Kopi memiliki
citarasa yang khas sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Peningkatan
jumlah peminum kopi semakin tahunnya terus mengalami peningkatan dan
kemudian menimbulkan kebiasaan yang baru. Budaya meminum kopi
sudah ada sejak dulu dan sebelum lebih jauh menelusuri sejarah kopi ada
baiknya kita mulai dengan etimologi kata kopi itu sendiri. Menurut
Wiliam H. Ukers dalam bukunya All About Coffe kata kopi mulai masuk
ke dalam bahasa-bahasa Eropa sekitar tahun 1600-an. Kata tersebut
diadaptasi dari bahasa Arab qahwa. Atau mungkin tidak langsung dari
istilah Arab tetapi melalui istilah Turki kahveh.1
Di Arab istilah qahwa tidak ditujukan untuk nama tanaman tetapi
merujuk pada nama minuman. Malahan ada beberapa catatan yang
menyebutkan istilah tersebut awalnya merujuk pada salah satu jenis
minuman dari anggur (wine). Tidak ada keterangan yang jelas sejak kapan
mulai digunakan untuk menyebut minuman kopi. Tapi para ahli meyakini
kata qahwa memang digunakan untuk menyebut minuman yang terbuat
dari biji yang diseduh dengan air panas.2
Masih menurut Ukers, asal-usul kata kopi secara ilmiah mulai
dibicarakan dalam Symposium on The Etymology of The Word Coffee pada
tahun 1909. Dalam simposium ini secara umum kata kopi diyakini

1
William H. Ukers, All about coffee, ( New York: The Tea and Coffee Trade Journal Company) hal
1
2
Ibid

9
10

merujuk pada istilah dalam bahasa arab qahwa, yang mengandung arti
kuat.3
Ada juga pihak yang menyangkal istilah kopi diambil dari bahasa
Arab. Menurut mereka istilah kopi berasal dari bahasa tempat tanaman
kopi berasal yakni Abyssinia. Diadaptasi dari kata kaffa nama sebuah kota
di daerah Shoa, di Selatan Barat Daya Abissynia. Namun anggapan ini
terbantahkan karena tidak didukung bukti kuat. Bukti lain menunjukkan di
kota tersebut buah kopi disebut dengan nama lain yakni bun. Dalam
catatan-catatan Arab bu atau bunn digunakan untuk menyebut biji kopi
bukan minuman.4
Dari bahasa Arab istilah qahwa diadaptasi ke dalam bahasa lainnya
seperti seperti bahasa Turki kahve, bahasa Belanda koffie, bahasa
Perancis cafe, bahasa Italia caffè, bahasa Inggris coffee, bahasa Cina kia-
fey, bahasa Jepang kehi, dan bahasa melayu kawa. Pada faktanya hampir
semua istilah untuk kopi di berbagai bahasa memiliki kesamaan bunyi
dengan istilah Arab.
Khusus untuk kasus Indonesia, besar kemungkinan kata kopi
diadaptasi dari istilah Arab melalui bahasa Belanda koffie. Dugaan yang
logis karena Belanda yang pertama kali membuka perkebunan kopi di
Indonesia. Tapi tidak menutup kemungkinan kata tersebut diadaptasi
langsung dari bahasa Arab atau Turki. Mengingat banyak pihak di
Indonesia yang memiliki hubungan dengan bangsa Arab sebelum orang-
orang Eropa datang.
Sejarah mencatat bahwa penemuan biji kopi sebagai minuman
yang sangat berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh orang
dari bangsa Ethiopia yang bernama Khaldi sekitar 300 M, yaitu seseorang
penggembala kambing. Suatu hari Khaldi mencermati bagaimana
kambing-kambing peliharaannya itu menjadi lebih bersemangat setelah
memakan buah-buah merah tanaman kopi. Setelah itu timbullah rasa

3
ibid
4
ibid
11

penasaran yang mendorong Khaldi untuk mecoba biji-biji merah itu,


setelah ia mencobanya dan merasakan efeknya, ia menceritakan
pengalaman itu kepada orang lain. Lalu Khaldi mengumpulkan segenggam
biji kopi dan memberikannya kepada istrinya. Sang istri percaya bahwa
biji-biji itu ajaib, dan sang istri membawanya kesebuah biara dan
menceritakan keajaibannya tersebut. setelah mendengar cerita Khaldi,
kepala biara itu menyatakan bahwa biji-biji tersebut berasal dari setan dan
kepala biara itupun melemparnya kedalam api. Tak lama kemudian eroma
biji kopi memenuhi seluruh biara, dan para biarawan mulai memunguti
kembali biji-biji kopi tersebut sambil memukul-mukul biji kopi yang
masih berapi untuk mematikan apinya. Dari kejadian tersebut, tanpa
disengaja upaya tersebut malah membuat hancur biji-biji kopi tersebut.
karena itulah para biarawan memasukkan biji-biji kopi yang hancur itu ke
dalam kendi besar berisi air panas.5
Dan akhirnya pada malam itu, para biarawan meminum ramuan
panas biji-biji kopi yang pahit tersebut dan merasakan khasiatnya, seperti
hilangnya rasa kantuk dan letih. Dari peristiwa tersebutlah, kopi menjadi
minuman yang wajib bagi para biarawan dan khasiatnya mulai dikenal dari
mulut ke mulut.
Sekitar abad ke-5, biji-biji kopi dianggap penting di Afrika karena
kasiat stimulannya, sampai-sampai dijadikan mata uang. Kopi meluas ke
daerah Yaman, Arab dan Mesir serta mulai dibudidayakan sekitar abad 6.
Berdasarkan teks-teks peninggalan berbahsa Arab disebutkan mengenai
keberadaan minuman Ethiopia bernama bernama “Buna”, yang mirip
dengan bahasa Ethiopia untuk minuman kopi. Dan barulah pada abad ke
14, kopi sampai di Konstatinopel, dan kedai kopi pertama di dunia yang
bernama Kiva Han dibuka pada tahun 1475. Pada akhir abad ke-16 melalui
para pedagang, kopi pertama kali diperkenalkan ke negara-negara Eropa
dan menjadi barang dagangan yang sangat menjanjikan. Sejak itulah

5
Rudy Widjaja, Warung Tinggi Coffee : Kopi Legendaris Tertua di Indonesia, sejak 1878, (Jakarta:
PT Bhuana Ilmu Populer) hal 80
12

kedai-kedai kopi mulai bermunculan dan menjadi populer, bahkan ada


lebih dari 3000 kedai kopi di Inggris pada abad ke-16. Konon katanya
selama dua abad berikutnya kedai kopi di London telah menjadi tempat
pertemuan bagi para seniman, penulis dan tokoh-tokoh masyarakat.6
Melihat tingginya permintaan terhadap minuman ini, ditambah
maraknya kedai-kedai kopi, negara-negara Eropa pun bersaing untuk
membuka perkebunan kopi di daerah jajahan masing-masing, pada tahun
1658, pemerintah Belanda mulai budi daya tanaman kopi di Sri Lanka.
Pada tahun 1696 Gubernur Belanda di Malabar mengirimkan bibit kopi
Yaman (Kopi Arabica) kepada Gubernur Belanda di Batavia. Namun
sayangnya bencana banjir menggagalkan pengiriman pertama tersebut.
lalu dilakukan pengiriman kedua pada tahun 1699.7
Pemerintah Belanda menindaklanjuti keberhasilan kiriman tersebut
dengan segera menanam Kopi Arabica di bagian Pulau Jawa, tepatnya di
Jakarta, dengan metode tanam paksa. Setelah sukses, perkebunan kopi
mulai diperluas kesebelah timur Pulau Jawa, selanjutnya Sulawesi,
Sumatera, Bali dan Papua. Berawal dari peristiwa inilah kopi mulai masuk
ke Indonesia, kopi yang ditanam di Jawa inilah yang kelak menjadi kopi
legendaris dunia, Java coffee. Kopi ini menjadi primadona kopi tingkat
dunia karena aroma dan cita rasanya yang eksotis. Java kemudian menjadi
sebutan kopi yang nikmat secara umum. Tanaman kopi arabica ini tumbuh
dengan baik. Pada 1711, panen pertama mendatangkan keuntungan besar
bagi pemerintah belanda. Namun sayang, tak lama kemudian muncul
wabah penyakit karat daun yang menyerang perkebunan kopi arabica saat
itu, sehingga pemerintah Belanda memutuskan untuk mendatangkan
tanaman kopi robusta asal Kongo, Afrika, pada 1990-an yang lebih tahan
terhadap hama dan penyakit.8

6
Ibid hal 81
7
Ibid 82
8
Rudy Widjaja, Warung Tinggi Coffee : Kopi Legendaris Tertua di Indonesia, sejak 1878, (Jakarta:
PT Bhuana Ilmu Populer) hal 82
13

Kini seiring dengan perkembangan zaman, kopi tidak hanya


diminum demi khasiatnya saja, dan minum kopi juga bukan hanya
kebiasaan sebagian orang, melainkan sudah menjadi gaya hidup, terutama
di kota-kota besar. Bisa dikatakan kopi telah menyatu dan mendarah
daging dengan masyarakat.
b. Definisi Coffee Shop
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa budaya minum kopi
sudah ada dari zaman dahulu. Banyak jenis kopi olahan diciptakan untuk
mengakomodir beragam selera yang muncul pada zaman ini, berbagai kafe
dan kedai kopi atau coffee shop pun menjamur dimana-mana. Semua itu
adalah jawaban atas munculnya seribu satu jenis pengopi, mulai dari
penikmat kopi sejati hingga penikmat kopi yang hanya ngopi demi
pergaulan saja.
Di Indonesia, usia penikmat kopi hampir tidak pandang usia
mulai dari remaja hingga orang dewasa bahkan manula, sehingga tidak
terhitung jumlahnya. Bagi mereka, kopi adalah konsumsi harian dan
merupakan bagian makanan dan minuman sehari-hari. Sehingga dengan
fenomena inilah banyak bermunculan coffee shop. Mungkin untuk
sebagian orang masih belum memahami apa itu coffee shop.
Kata kafe (dalam arti kedai kopi) berasal dari bahasa Perancis,
Cafe, yang artinya juga kopi. Kafe yang semula selalu di
pinggir jalan dan sederhana, sekarang, masuk ke dalam gedung
hotel berbintang atau mal, dengan berbagai nama. Salah satunya
adalah coffee shop yang sekarang praktis menjual makanan berat
juga, tapi juga melayani tamu yang memesan minuman dan
makanan kecil.9
Menurut kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa coffee shop
adalah suatu tempat yang menyediakan makanan dan minuman yang tidak
hanya sejenis kopi tetapi minuman penunjang lainnya. juga dilengkapi
dengan fasilitas yang dapat membuat orang nyaman seperti wifi, live

9
Elly Herlyana, Jurnal Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda,
Thaqafiyyat Vol. 13,No.1, Juni 2012 hal 190
14

music, televisi, buku bacaan juga dilengkapi dengan desain interior yang
nyaman dan santai.

Menurut Sahro, manajer Marketing Coffe Bean & Tea Leaf, saat
ini ada pergeseran, mereka yang biasa ngopi di hotel berbintang beralih
ke coffee shop. Hal ini dimungkinkan karena mereka ingin mencari
suasana baru yang tidak didapatkan di hotel. Di coffee shop lebih bebas,
suasananya dibuat seperti di rumah sendiri, kata Sahro.10

c. Sejarah Coffee Shop


Pada zaman sekarang Coffee Shop (Kedai Kopi) merupakan tempat
yang menarik untuk dikunjungi. Berbagai individu mempunyai berbagai
maksud dan tujuan untuk mengunjungi Coffee Shop, nyatanya Coffee Shop
sudah berkembang dari waktu ke waktu dan tidak hanya pada suatu tempat
tertentu saja, namun Coffee Shop sudah berkembang di seluruh penjuru
dunia. Adapun sejarah mencatat bahwa Coffee Shop pertama di dunia
terletak di negara Turki pada tahun 1475 yang bernama Kiva Han di kota
Konstatinopel (Istanbul). Kedai kopi ini diketahui menjadi coffee
shop pertama yang buka dan melayani pengunjungnya dengan kopi khas
Turki. Pada masa itu, kopi adalah unsur penting dalam kebudayaan Turki.
Warga Turki pada saat itu sangat menganggap penting minum kopi,
bahkan ada hukum yang mengatakan jika seorang suami tidak
memberikan pasokan kopi yang cukup untuk istrinya, maka istrinya
berhak menceraikan sang suami.11
Lalu Coffee Shop mulai memasuki kawasan Eropa pada tahun
1529. Minuman ini menjadi sangat disukai oleh masyarakat di Eropa
karena adanya ide untuk menyaring kopi dan memperhalus citra rasa
minuman kopi dengan susu dan gula. Pada masa itu, Kota Wina Austria
diserbu oleh tentara Turki. Dan para tentara ini meninggalkan banyak

10
Ibid hal 191
11
Mustika Treisna Yuliandri, Evolusi Kedai Kopi, diakses melalui situs
https://majalah.ottencoffee.co.id/evolusi-kedai-kopi/ pada hari Selasa 11 April 2018, Pukul 09.00
WIB
15

sekali pasokan kopi di Wina pada saat mereka melarikan diri dari Wina.
Adalah Franz Georg Kolschitzky yang mengklaim kopi-kopi tentara Turki
ini sebagai rampasan perang. Lalu Kolschitzky membuka sebuah kedai
kopi yang diketahui sebagai kedai kopi pertama di Eropa. Kolschitzky
ternyata dulu pernah tinggal di Turki dan dia merupakan satu-satunya
orang di Wina yang mengetahui betapa berharganya biji kopi mengingat
tidak popularnya kopi pada masa itu. Coffee Shop di Eropa semakin
popular dan berkembang bahkan mereka melakukan inovasi dengan tidak
hanya menjual secangkir kopi saja namun mereka mulai menjual makanan
pendamping kopi seperti kue-kue manis dan makanan lainnya. Penyebaran
kedai kopi semakin luas hingga sampai ke Inggris. Kedai kopi pertama di
Inggris dibuka pada 1652. Meskipun kedai kopi telah popular di Eropa,
inspirasi dibukanya kedai kopi di Inggris tetap berkiblat dari Turki.
Pedagang Inggris yang menjual barang-barang asal Turki (termasuk kopi)
ditinggakan oleh dua budaknya yang berniat membuka bisnis mereka.
sendiri. Dan sejak itu sebuah kedai kopi bernama “The Turk’s Head” lahir
di Inggris 12
Setelah Coffee Shop memasuki wilayah Eropa dan Inggris,
kemudian pada tahun 1792 Coffee Shop mulai memasuki kawasan
Amerika. Saat itu Amerika dijajah oleh Inggris dan pada saat itu jugalah
budaya Coffee Shop memasuki kawasan Amerika. Coffee Sop pertama di
Amerika bernama The Tontine Coffee House pada 1792 di New York
adalah lokasi awal dari New York Stock Exchange. Pada saat itu kedai
kopi masih menyajikan kopi biasa sampai datanglah sebuah jenis kopi
baru bernama espresso. Pada 1946, Gaggia menemukan mesin piston
espresso komersial yang jauh lebih mudah digunakan dari model
sebelumnya. The Gaggia Coffee Bar di Italia adalah lokasi pertama yang

12
ibid
16

menggunakan mesin ini dan melayani penjualan kopi biasa dan juga
espresso. Di titik inilah kedai kopi modern akhirnya lahir.13

Tentu saja Coffee Shop pada zaman dahulu dan sekarang sangat
berbeda. Di Indonesia terdapat Coffee Shop tertua yang sudah berdiri pada
tahun 1878, yang didirikan oleh seorang laki-laki yang bernama Liauw
Tek Soen. Ia mendirikan sebuah kedai kopi di Jalan Moolen Vliet Oost
Batavia yang sekarang dikenal dengan sebutan nama Jalan Hayam Wuruk
Jakarta. Kedai kopi tua ini dinamakan Warung Tinggi. Ditempat inilah
pada masa itu orang-orang duduk santai sambill menikmati makanan
ringan dan secangkir kopi dengan mengangkat sebelah kaki. Ada carayang
unik dilakukan dalam meminum kopi, setelah kopi pesanan siap dimeja,
kopi yang masih mengepul-ngepul itu di tutup dengan piring tatakannya,
setalah menunggu sampai sebatang rokok habis dihisap, barulah dituang
ke tatakan, ditiup-tiup, kemudian diseruput, dengan begitu hampasnya
tidak ikut terminum. Seperti itulah uniknya cara meminum kopi yang
sangat nikmat pada zaman itu.14

d. Konsep Coffee shop Starbucks

Pada era modern saat ini, tak lengkap rasanya jika kita berbicara
mengenai Coffee Shop tanpa menyebutkan Starbucks sebagai salah satu
fenomena di industri kopi. Starbucks merupakan salah satu ritel terbesar
dalam sejarah untuk bisnis Coffee Shop dan juga Starbucks mempunyai
kekuatan strategi yang yang luar biasa dalam menjalankan bisnis Coffee
Shop nya, hal ini terbukti dengan gerai yang saat ini sudah tersebar ribuan
gerai diberbagai belahan dunia. Starbucks merupakan Coffee Shop yang
berasal dari Amerika Serikat.

Dilihat dari sisi segmentasi pasarnya, Starbucks membidik segmen


di Hotels, Grocery Stores, Sekolah, gedung perkantoran, Industries
13
Ibid
14
Rudy Widjaja, Warung Tinggi Coffee : Kopi Legendaris Tertua di Indonesia, sejak 1878, (Jakarta:
PT Bhuana Ilmu Populer) hal 12-15
17

Cafeteria, Aiport, dan Mall. Dalam hal pemilihan tempat Starbucks


berhasil dalam membaca keadaan pasar karena tempat-tempat yang sudah
disebutkan di atas merupakan tempat yang sangat strategis dan
berpotensial untuk dijadikan area bisnis.

Gerai Starbucks memang sudah tersebar di seluruh dunia, tetapi


jika kita perhatikan Starbucks menanamkan konsep yang sama pada
seluruh gerainya. Jika kita mengunjungi gerai di Indonesia, dapat
dipastikan konsepnya akan sama jika kita mengunjungi gerai Starbucks di
negara lain. Starbucks menawarkan konsep yang berkelas dan elegan,
sehingga para pengunjung sangat menikmati berkunjung ke Starbucks.
Dari segi produk yang ditawarkan un Starbucks mempunyai inovasi dalam
hal minuman kopi, Starbucks membuat berbagai macam macam produk
mulai dari minuman kopi maupun non kopi untuk menarik minat para non
peminum kopi dan mereka juga mengembangkan cake dan pastry sebagai
temanminum kopi dan teh.

Dalam hal iini kita tahu bahwa konsep serta karakteristik Coffee
shop kini telah jauh berbeda dan berubah. Coffee Shop saat ini tidk hanya
menjual kopi saja tetapi juga menjual suasana yang nyaman bagi para
penikmat kopi. Coffee shop didesain sedemikian rupa agar memberikan
kesan yang berbeda bagi para pengunjung, maka tidak heran hal ini
memicu para pengusaha untuk berlomba-lomba mengembangkan usaha
coffee shop. Para pengusaha beromba-lomba menjadikan Coffee Shop
sebagai tempat yang bergengsi dengan interior dan eksteriornya yang
mengagumkan. Sehingga coffee shop menjadi pilihan utama bagi para
kalangan yang ingin menikmati kopi dengan fasilitas yang benar-benar
bagus, tempat yang memiliki nama atau sudah dikenal secara umum, dan
bagi yang ingin menikmati kopi dalam ketenangan, maka coffee
shop merupakan pilihan yang tepat. Hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa
maraknya kemunculan coffee shop saat ini tidak terlepas dari pengaruh
gaya hidup kota besar yang menyuguhkan banyak kesenangan bagi para
18

pencari hiburan dan menjadi tempat nongkrong favorit bagi kalangan


eksekutif muda di area perkantoran Jakarta, dan kini meluas di
kalangan remaja. Bahkan tidak ketinggalan coffee shop saat ini banyak
bermunculan di sekitar kawasan kampus sehingga menjadi tempat atau
pusat yang menarik untuk dikunjungi dan menghabiskan waktu luang oleh
mahasiswa. Pada dasarnya, coffee shop juga selalu dijadikan
tempat nongkrong bersama teman, terutama bagi para mahasiswa maupun
pekerja kantoran. Melepas penat di tempat yang indah dipandang dengan
suasana yang nyaman, akan menjadi alternative yang paling bagus.
Fenomena mendatangi atau mengunjungi Coffee Shop inilah yang
kemudian disebut sebagai bagian dari gaya hidup kaum muda di kota
besar.
.
2. Gaya Hidup (Life Style)
a. Definisi Gaya Hidup
Manusia adalah makhluk yang mempunyai peran ganda dalam
menjalani kehidupannya sehari-hari, yaitu sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.15 Dimana dalam berinteraksi dengan sekitar juga manusia
mempunyai hubungan secara vertikal yang berarti kepada Tuhannya dan
hubungan secara horizontal yang berarti terhadap sesama manusia di
lingkungan sosialnya. Maka dari itu manusia selalu mengalami perubahan,
baik itu perubahan pola fikir dan tingkah laku. Perubahan inilah yang
dapat kita sebut dengan gaya hidup.
Dalam perjalanan hidupnya manusia melewati beberapa proses
kehidupan yang dapat disebut proses sosial. Dimana proses sosial itu
merupakan cara-cara manusia berhubungan dengan individu maupun
kelompoknya yang saling mempengaruhi antara sosial dan politik, politik
dan ekonomi, ekonomi dan hukum dan seterusnya. Dari proses sosial ini
terjadi interaksi sosial, dimana pengertian interaksi sosial sendiri adalah

15
Rusmin Tumanggor dkk, Ilmu sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group) hal 58
19

hubungan timbal balik yang terjadi antara individu dengan individu,


individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Hubungan
yang disebutkan bersifat dinamis. Karena hubungan yang dinamis inilah
manusia saling mempengaruhi satu sama lain dan hasil dari proses sosial
itu akan menciptakan kepribadian individu. Cara manusia menjalani
hidupnya tentu berbeda-beda, sebagaimana yang sering kita sebut sebagai
gaya hidup.
Menurut Solomon, “lifestyle can be describe in terms of shared
values or taste, especially as these are reflected in consumption
patterns.”16 Solomon menjelaskan bahwa gaya hidup merupakan suatu
nilai atau selera seseorang, khususnya yang terlihat pada pola konsumsi
seseorang. Ia berpendapat dari segi sisi ekonomi dimana gaya hidup
seseorang itu merupakan dasar bagaimana seseorang itu suka dalam
melakukan sesuatu, bagaimana seseorang itu menghabiskan waktu luang
mereka dan bagaimana seseorang itu memilih untuk menghabiskan
pendapatannya.
Dalam hal di atas Ia mengilustrasikan dua orang karyawan yang
sama-sama bekerja dan mempunyai pendapatan. Tetapi mustahil bagi
mereka mempunyai gaya hidup yang sama juga seperti pekerjaannya.
Dalam hal membuat keputusan, seseorang seringkali dipengaruhi oleh
faktor eksternal seperti kelas sosial dan lingkungan dimana Ia tinggal.
Maka dari itu Solomon menegaskan bahwa gaya hidup tergantung pada
selera seseorang dalam suatu hal.
Menurut Hawkins, Best, Coney gaya hidup adalah “lifesytyle is
defined simply as how one lives. one's lifestyle is a function of inherent
individual characteristic that have been shaped and formed trough social
interaction as one moves through the life cycle.17 Menurutnya gaya hidup
didefinisikan sebagaimana seseorang hidup. Gaya hidup seseorang

16
Michael R. Solomon, Consumer Behaviour: buying, having, and being edisi kedua, ( United
State: Paramount publishing) hal 438
17
Hawkins, Roger J. Best, Kenneth A. Coney, Consumer Behaviour Implication for Marketing
Strategy edisi keenam, ( United States: Case Studies ) hal 327
20

merupakan fungsi karakteristik individu yang telah melekat dan terbentuk


melalui interaksi sosial saat seseorang menjalani suatu siklus
kehidupannya. Hawkins, Best, Coney juga menambahkan bahwa gaya
hidup juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
budaya, nilai, demografi, subkultur, kelas sosial, kelompok referensi,
keluarga, karakteristik individu seperti motivasi, emosi, kepribadian,
individu, dan keluarga/rumah tangga semuanya memiliki gaya hidup.
Chaney berasumsi bahwa gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia
modern, dimana menurutnya siapapun yang hidup dalam masyarakat
modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk
menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Yang artinya
bahwa era modern saat ini sangat mempengaruhi manusia dalam hal
berperilaku dan bertindak yang pada akhirnya menciptakan gaya hidup
seseorang, maka dari itu gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang
membedakan antara satu orang dengan orang lain sehingga setiap orang
memiliki karakteristik pola perilaku yang khas.18
Sedangkan Gaya hidup menurut Kotler adalah pola kehidupan
orang yang bersangkutan di dunia ini sebagaimana tercermin dalam
kegiatan (activity), minat (interest), pendapat (opini). Gaya hidup
menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.19 Kotler juga berpendapat bahwa gaya hidup merupakan
keseluruhan perilaku manusia dalam bersosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya. Kotler menambahkan bahwa seseorang yang berasal dari suatu
subkultur, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama tetapi mungkin
mempunyai gaya hidup yang berbeda-beda.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
gaya hidup merupakan hasil dari proses sosial atau interaksi manusia
dengan manusia lainnya. Dimana gaya hidup juga berbicara tentang
bagaimana seseorang menjalani pola hidupnya. Lingkungan sekitar bisa
18
David Chaney, Lifestyle : Sebuah Pengantar komprehensif, terj.Nuraeni, (Yogyakarta: Jala Sutra)
hal 40
19
Philip Kotler, Dasar- Dasar Pemasaran jilid 1 edisi keenam, ( Jakarta: Intermedia ) hal 234
21

jadi salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang sehingga
dapat terciptanya suatu identitas individu yang tidak sama dengan
individu lainnya. Gaya hidup berkaitan erat dengan bagaimana seseorang
menjalani pola kehidupannya (aktivitas) juga bagaimana ketertarikan
seseorang terhadap sesuatu (minat), dan persepsi seseorang pada suatu hal
atau fenomena (opini). Maka dari itulah gaya hidup dapat menciptakan
keunikan karakteristik seseorang dalam menjalani kehidupannya.

b. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup


Gaya hidup (Life Style) berbeda dengan cara hidup (Way Of
Life). Cara hidup ditampilkan dengan dengan ciri-ciri (norma, ritual, pola-
pola tatanan sosial dll), sementara gaya hidup diekspresikan melalui apa
yang dikenakan seseorang, apa yang ia konsumsi, dan bagaimana ia
bersikap atau berperilaku, ketika dihadapan orang lain. Dalam hal
karakteristik yang mempengaruhi perilaku konsumen ada beberapa faktor
yang mempengaruhi seseorang untuk memutuskan pembelian diantaranya
faktor kultural, sosial, pribadi dan psikologis. Tetapi jika kita melihat
faktor di atas pastilah juga ada keterkaitan dengan selera seseorang.
Dimana gaya hidup juga adalah hal yang berkaitan dengan selera
masyarakat atau seseorang terhadap sesuatu.
Menurut Arnould, Price, Zinkhan bahwa gaya hidup dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti: Demographic, sosial class, reference group,
and family.20 Dan jika kita klasifikasikan ke dalam dua kategori, ada dua
faktror yang mempengaruhi gaya hidup, yaitu dari dalam diri individu
(internal) dan lingkungan luar (eksternal):

1) Faktor internal
a) Sikap

20
Erick Arnould, Linda Price, George Zinkhan, Consumer (New York : Mc-graw Companies ) hal
274
22

Sikap adalah evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang ynag relatif


konsisten terhadap suatu objek atau gagasan.21 berarti suatu keadaan jiwa
dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan
terhadap sesuatu. Melalui sikap, individu memberi respon positif atau
negatif terhadap gaya. Keadaan jiwa dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,
kebudayaan dan lingkungan sosialnya. Hal ini sangat mempengaruhi
seseorang dalam menentuka sikap terhadap gaya apa atau perasaan seperti
apa yang akan diekspresikan dihadapan publik.
b) Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku.
Pengalaman diperoleh dari tindakan di masa lalu. Hasil dari pengalaman
sosial membentuk pandangan terhadap suatu objek. Seseorang tertarik
dengan suatu gaya hidup tertentu berdasarkan pengalaman dan
pengamatan.
c) Kepribadian
Kepribadian adalah ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang yang menentukan
dan mencerminakan bagaimana seseorang berespon terhadap
lingkungannya.22 Kepribadian mempengaruhi selera yang dipilih
seseorang, sehingga mempengaruhi pula bagaimana gaya hidupnya.
d) Konsep diri
Konsep diri sering disebut juga sebagai citra diri seseorang.23 Bagaimana
individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu
objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan
perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya.
e) Motif
Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekankan seseorang untuk
mengejar kepuasan.24 Jika seseorang mempunyai obsesi atau motif yang

21
Ibid hal 246
22
Leon Shiffman, Lesie L.Kanuk, Perilaku Konsumen, ( Jakarta: PT Indeks Grup Media) hal 107
23
Philip Kotler, Dasar- Dasar Pemasaran jilid 1 edisi keenam, ( Jakarta: Intermedia ) hal237
24
Ibid hal 238
23

besar terhadap sesuatu maka bisa jadi akan dengan mudah membentuk
gaya hidup seseorang yang mengarah pada hedonisme.
f) Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, merumuskan
dan menafsirkan informasi untuk menciptakan suatu gambar yang berarti
mengenai dunia.25 Tentu saja dalam hal ini persepsi seseorang sangat
mempengaruhi gaya hidup dimana suatu persepsi individu dengan yang
lainnya sangalah berbeda-beda.

2) Faktor eksternal
a) Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah individu atau kelompok yang memiliki
relevansi yang signifikan terhadap aspirasi, evaluasi atau perilaku
individu.26 Suatu kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Pengaruh-pengaruh
tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup
tertentu.
b) Keluarga
Keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam hal pembentukan
karakter seseorang. Keluarga juga lingkungan sosial pertama seseorang
sebelum memasuki dunia luar. Hal ini karena pola asuh orang tua akan
membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi
pola hidupnya.
c) Kelas sosial
Gaya hidup bisa terbentuk melalui kelas sosial. Dimana kelas sosial bisa
membedakan manusia dalam hal pergaulannya. Kelas sosial menentukan
berbedanya gaya hidup seseorang dalam hal apapun. Ada dua unsur pokok
dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan

25
Ibid hal 24-25
26
Michael R. Solomon, Consumer Behaviour: buying, having, and being edisi kedua, ( United
State: Paramount publishing) hal 365
24

dan peran. Hierarki kelas sosial masyarakat menentukan pilihan gaya


hidup.27
d) Kebudayaan
Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang
dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola
pikir, merasakan dan bertindak.

c. Bentuk-bentuk Gaya Hidup


Menurut Solomon dalam Della Aressa pembagian gaya hidup
dilihat dari segmentasi pasar, yaitu gaya hidup tradisional (traditional
lifestyle), Gaya hidup orientasi diri (self oriented life style), gaya hidup
konservatif ( conservative lifestyle ), dan gaya hidup hemat dan praktis
(frugal dan practical lifestyle).28
Menurut Chaney yang dikutip oleh Idy Subandy ada beberapa
bentuk gaya hidup, antara lain:

1) Industri Gaya Hidup


Dalam abad gaya hidup, penampilan adalah segalanya perhatian terhadap
urusan penampilan sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam sejarah.
penampilan-diri itu justru mengalami estetisisasi, estetisisasi kehidupan
sehari-hari dan bahkan tubuh/diri (body/self) pun justru mengalami
estetisisasi tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi
sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup.29 Idy Subandi mengatakan
sebuah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan era modern saat ini
kamu bergaya maka kamu ada. Itulah sebabnya industri gaya hidup untuk
sebagian besar adalah industri penampilan.

27
Leon Shiffman, Lesie L.Kanuk, Perilaku Konsumen, ( Jakarta: PT Indeks Grup Media) hal 330
28
Della Aresa, Skripsi Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada
Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo), (Depok : Universitas Indonesia)
29
David Chaney, Lifestyle : Sebuah Pengantar komprehensif, terj.Nuraeni, (Yogyakarta: Jala Sutra)
hal 15
25

2) Iklan Gaya Hidup


Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para
politisi, individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era
globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam
membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita rasa (taste
culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang
kadang-kadang mempesona dan memabukkan.30 Dalam hal ini memang
tidak semua orang dapat terpengaruh secara langsung terhadap iklan
tersebut tetapi lambat laun iklan dapat mempengaruhi pola perilaku
seseorang alam hal menentukan sesuatu. Menurut Idy Subandy, Iklan
merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus (subtle)
arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga perlahan
tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.

3) Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup


Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa
dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity based-culture), para selebriti
membantu dalam pembentukan identitas dari para konsumen kontemporer.
Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatu sandaran aksesoris
fashion.31 Gaya yang dianut pada anak muda zaman sekarang kurang
lebihnya sudah dipengaruhi oleh selebrity (celebrity inspired identity). Ini
terlihat bagaimana seseorang mengikuti gaya hidup selebriti entah itu dari
cata berpakaiannya atau hal lain sebagainya.

4) Gaya Hidup Mandiri


Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada
sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali
kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan
dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk
menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan

30
Ibid hal 19
31
Ibid hal 20
26

secara sadar dan memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta
siap menanggung resiko dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya
hidup yang mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme
tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk
menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan
inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.

5) Gaya Hidup Hedonis


Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk
mencari kesenangan, seperti lebih banyak menghabiskan waktu di luar
rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang
membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pust
perhatian.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu
gaya hidup dapat berupa gaya hidup dari suatu penampilan, melalui media
iklan, modeling dari artis yang diidolakan, gaya hidup yang hanya
mengejar kenikmatan semata sampai dengan gaya hidup mandiri yang
menuntut penalaran dan tanggung jawab dalam pola perilakunya
Gaya hidup hedonis merupakan bentuk gaya hidup sudah
mencakup segala aspek, dan salah satu pola hidup yang aktivitasnya untuk
mencari kesenangan seperti lebih banyak menghabiskan waktu di rumah
adalah termasuk gaya hidup hedonis.
O’shaughnessy dalam jurnalnya mengatakan bahwa “Hedonism is
from the Greek hedone, which means pleasure, enjoyment or delight.”32
Hedonis berasal dari bahasa Yunani hedone yang artinya kesenangan,
kenikmatan dan bersenang-senang. Ia berasumsi bahwa hedonis
berpandangan pada kesenangan dan seluruh motivasi yang dilakukan
didasarkan pada prospek kesenangan. Lebih lanjut Solomon berpendapat
dalam (Della Aressa) bahwa gaya hidup adalah perilaku atau kebiasaan

32
John O'Shaughnessy, Nicholas Jackson O'Shaughnessy. European Journal of Marketing.
Bradford: 2002.Vol.36 Iss. 5/6
27

orang individu untuk menghabiskan waktunya hanya demi bersenang-


senang dengan dengan teman sepermainan dan ingin menjadi pusat
perhatian di lingkungannya.33
Jika kita lihat dari pemaparan di atas mengenai hedonis, dan dalam
perilaku hedonis kita bisa kaitkan dengan perilaku kaum muda zaman
sekarang dimana menurut Stanford Research Institute (SRI) dalam
Hawkin, Best dan Coney mengatakan bahwa karakteristik kaum muda
dalam kategori experiencers dicirikan sebagai individu yang antusias,
impulsif dan pemberontak. Dimana mereka juga sangat senang mencari hal
yang baru untuk dilakukan dan bahkan sangat beresiko untuk diri
mereka.34 Dan dikatakan juga jika kaum muda sangatlah senang
mengahabiskan uangnya untuk sesuatu seperti fashion, makanan, musik,
film dan kegiatan lainnya yang berdasarkan atas kesenangan.
Berbicara mengenai gaya hidup hedonis seseorang, maka
diperlukan pengukuran gaya hidup yang dapat diukur melalui 3 dimensi
gaya hidup yang terdiri dari Activities (Aktivitas), Interest ( Minat) dan
Opinion (Opini).

d. Dimensi Gaya Hidup dan Pengukuran Gaya Hidup


Gaya hidup seperti yang sudah digambarkan pada pemaparan di
atas merupakan pola hidup seseorang yang tercermin dalam kegiatan,
minat, dan pendapat. Dimana gaya hidup memotret interaksi seseorang
secara utuh dengan lingkungannya.35 Dalam hal pengukuran gaya hidup
kita dapat menggunakan Pyschograpic yang merupakan pengukuran gaya
hidup berdasarkan konsep AIO ( Activities, Interest, Opinion).
Menurut Plummer dalam jurnalnya yang berjudul The Concept of
Life Style Segmentation mengatakan bahwa “Lifestyle as used in life style

33
Della Aresa, Skripsi Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada
Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo), (Depok : Universitas Indonesia)
34
Hawkins, Roger J. Best, Kenneth A. Coney, Consumer Behaviour Implication for Marketing
Strategy edisi keenam, ( United States: Case Studies ) hal 335
35
Philip Kotler & Kevin L. Keller, Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1, ( Jakarta : PT Gelora
Aksara Pratama) hal 175
28

segmentation research measures people’s activities in term of (1) how they


spend their time, (2) their interest, what they place importance on in theis
immediate surroundings, (3) their opinion in terms of their view of
themselves and the world around them.36 Yang artinya aktivitas yang
dilakukan terkait bagaimana mereka menghabiskan waktunya, juga
ketertarikan dan prioritas mereka, serta opini apa yang dianggap penting
bagi lingkungan sekitarnya. Hal yang dijelaskan Plummer menunjukan
bahwa dalam hal gaya hidup seseorang itu dipengaruhi oleh berbagai
macam aspek seperti bagaimana seseorang menjalani aktivitas sehari-
harinya, juga bagaimana seseorang mempunyai ketertarikan terhadap suatu
hal, dan bagaimana seseorang melihat sesuatu yang didasarkan atas sudut
pandang dirinya sendiri. Untuk mengetahui sejauh mana seseorang
berperilaku sesuai gaya hidupnya, maka kita dapat mengetahuinya
menggunakan pengukuran mengenai gaya hidup.
Pengukuran mengenai gaya hidup dapat diukur melalui ketiga
dimensi yang ada pada gaya hidup, diantaranya: Aktivitas, Minat, dan
Opini. Adapun indikator dari Aktivitas mencakup (pekerjaan, hobi,
kegiatan sosial, liburan, hiburan, keanggotaan club, komunitas, belanja
dan olahraga). Indikator minat mencakup (keluarga, rumah, pekerjaan,
komunitas, rekreasi, fashion, makanan, media, pencapaian). Sedangkan
indikator dari opini mencakup (diri sendiri, isu sosial, politik, bisnis,
ekonomi, pendidikan, produk, masa depan dan budaya).

36
Joseph T. Plummer, “The Concept of Life Style Segmentation”, Journal of Marketing, Vol 38 (
Januari 1974) pp. 33-37
29

Berikut tabel yang menjelaskan dimensi gaya hidup yang terdiri


dari Aktivitas, Minat, dan Opini :
Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup
Activities Interest Opinions
Work Family Themselves
Hobbies Home Social Issues
Social event Job Politics
Vacation Community Business
Entertainment Recreation Economics
Club membership Fashion Education
Community Food Product
Shopping Media Future
Sport Achievement culture
Sumber : I. Hawkin, Rogers J. Best, Kenneth A. Coney, Consumer Behaviour
(Implication for Marketing Stategy) Sixth Edition.

a. Activities ( Aktivitas )
Manusia adalah mahluk hidup yang melakukan mobilitas sosial.
Mobilitas sosial semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Aktivitas sehari-hari sering kali berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Tidak hanya soal kebutuhan pekerjaan semata, aktivitas yang
dilakukan sering kali didasarkan pada perilaku gaya hidup seseorang.
Aktivitas yang dilakukan sangat berkaitan erat dengan pola hidup
seseorang yang dapat membentuk gaya hidup seseorang. Karena aktivitas
mencakup segala aspek tidak hanya soal pekerjaan tetapi dalam hal
rekreasi, hobi dan kegiatan sosial merupakan hal yang berkaitan dengan
aktivitas. Hal ini sesuai seperti apa yang dikatakan oleh Schiffman dan
Wisenblit bahwa “Time and Activity are being active and busy in one’s
job and life and expanding one’s horizons.37
Kehidupan kaum muda merupakan hal yang sangat menarik untuk
dibahas, walaupun mereka memiliki segudang aktifitas sehari-harinya.
Entah itu yang berkaitan dengan pekerjaan atau sekolahnya, tetapi mereka

37
Leon G. Shiffman and Joseph L.Wisenblit, Consumer Behaviour Eleventh Edition, (England :
Person Education Limited )hal 313
30

selalu punya waktu luang untuk sekedar bersantai di coffee shop, bahkan
mereka dengan senang hati meluangkan waktunya untuk menyalurkan
hobi mereka atau bahkan mereka rela mengorbankan waktu luangnya
untuk menikmati sebuah hiburan dan betemu dengan teman yang berada
dalam satu komunitas yang diikutinya.
Berikut indikator-indikator dari dimensi aktifitas yang terdiri dari:
hobi, hiburan dan belanja.
1. Hobi
Hobi merupakan suatu aktifitas yang didasarkan atas kesenangan
dan kegemaran seseorang. Dimana dalam hal ini seseorang dengan senang
hati meluangkan waktunya untuk memenuhi hobinya. Bahkan tidak
jarang sebagian orang justru rela mengeluarkan tenaga dan uang yang
banyak agak dapat memenuhi hobi tersebut. Hobi tidak sekedar aktifitas
semata tetapi seseorang meresa bahwa hobi itu dapat mengurangi rasa
penat dan stress akibat padatnya aktifitas yang dijalani sehari-hari.
2. Hiburan
Hiburan merupakan aktivitas yang semua orang sukai tetapi tak
jarang banyak orang yang tidak bisa dengan bebas menikmati hiburan
yang ada. Sama halnya seperti hobi, hiburan salah satu alternatif aktivitas
yang sangat menyenangkan dan dapat mengurangi kepenatan dan lelahnya
aktivitas sehari-hari. Hiburan dapat berupa seperti menonton live music di
coffee shop atau menonton film di bioskop.
3. Belanja
Setiap orang pasti pernah melakukan aktivitas belanja ini, tidak
hanya kaum muda bahkan aktivitas belanja dilakukan oleh seluruh
manusia dari semua umur. Belanja sangat berkaitan bagaimana seseorang
mengatur waktu dan keuangannya. Dalam konteks aktivitas belanja kaum
muda seringkali melakukan belanja yang diluar budget dan belanja bukan
kebutuhan primer si pelaku tetapi sudah belanja di luar kebutuhannya. Ini
menjadikan kaum muda memiliki gaya hidup hedonis.
31

b. Interest (Minat)
Sebagai mahluk hidup tentunya sudah hal yang lumrah jika
manusia memiliki ketertarkan terhadap sesuatu. Dimana banyak manusia
menaruh minat atau ketertarikan dalam bidang tertentu. Tidak hanya soal
pekerjaan, dalam hal gaya hidup pun minat sangat mempengaruhi pola
hidup seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Engel, Blacwell, dan
Miniard dalam Della Aresa menjelaskan bahwa minat mengacu pada
tingkat kegairahan yang disertai perhatian khusus maupun terus menerus
terhadap suatu objek, peristiwa, ataupun topik tertentu.38 Ini artinya
seseorang akan memiliki rasa senang dan perhatian khusus terhadap suatu
hal yang diminatinya. Sesuatu hal yang dilakukan ini dilakukan secara
terus menerus sehingga berawal dari minat seseorang akan tercipta minat
sosial. Minat sosial berasal dari potensi setiap orang, namun hal ini harus
dikembangkan sebelum dijadikansebagai gaya hidup yang bermanfaat.39
Dalam pengukuran gaya hidup dimensi minat mempunyai
beberapa indikator seperti keluarga, fashion, makanan, media, komunitas
dan lainnya seperti yang sudah di jelaskan pada tabel 2.1 Dimensi Gaya
Hidup.
Kehidupan kaum muda tidak lepas dari perilaku ingin menunjukan
identitas diri mereka, hal ini sangat berkaitan dengan indikator minat.
Biasanya kaum muda atau remaja mempunyai ketertarikan dalam hal
fashion yang sedang trend saat ini terutama perempuan. Tidak hanya soal
fashion, kaum muda juga sangat menggemari suasana makan yang
dilengkap dengan live music.
Berikut ini penjelasan mengenai indikator-indikator dari dimensi
minat yang terdiri dari Fashion, Makanan dan Media :
1. Fashion

38
Della Aresa, Skripsi Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada
Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo), (Depok : Universitas Indonesia)
39
Jess Feist, Gregory J. Feist, Tomi-Ann Roberts, Teori Kepribadian Edisi Delapan ( Jakarta:
Salmeba Yumanika) hal 84
32

Seorang filsuf Yunani pernah berkata “know, first who you are and
then adorn your self accordingly. what is concidered fashionable, tasteful
or elegant varies across social strata”. Artinya kita harus tahu terlebih
dahulu siapa itu kita sehingga kita dapat memantaskan diri kita dengan hal
seperti fashion, rasa atau kelas sosial kita.40 Dari pemahaman di atas kaum
muda harus lebih mengkaji mengenai siapa dirinya terlebih dahulu
sebelum terjerumus oleh gaya hidup hedonis. Sehingga kaum muda tidak
menghabiskan uang dan waktunya untuk sesuatu yang kurang pantas untuk
dirinya.
2. Makanan
Tak perlu diragukan lagi manusia membutuhkan makanan dan
minuman untuk bertahan hidup. Tetapi hal yang menarik mengenai
makanan, dimana minat seseorang terhadap pilihan makan ataupun
minuman bisa dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang. Tidak semua orang
memakan makanan yang sama, namun pemilihan makanan dan minuman
telah dipengaruhi gaya hidup. Terbukti dalam mengunjungi sebuah kafe
atau coffee shop mereka mampu mengeluarkan uang yang banyak untuk
memenuhi kebutuhan makannya yang sudah sangat dipengaruhi gaya
hidup. Tak jarang kaum muda sengaja mengunjungi sebuah kafe atau
coffee shop bukan untuk mengisi perut mereka, tetapi mereka hanya
bertemu dengan rekanan bisnis atau teman bahkan tak jarang mereka
mengunjungi tempat itu hanya untuk menghilangkan kepenatan.
3. Media
Pada zaman modern saat ini, kehidupan kaum muda tidak lepas
dari pengaruh media. Perkembangan media elektronik khususnya sudah
mengalami perkembangan yang sangat cepat, kaum muda seolah tidak bisa
dipisahkan dari media elektronik dimana peran media elektronik yaitu
sebagai alat seseorang dalam menerima dan memberikan informasi serta
menunjang gaya hidup yang mereka jalani. Jika dilihat dari segi positif,

40
Leon G. Shiffman and Joseph L.Wisenblit, Consumer Behaviour Eleventh Edition, (England :
Person Education Limited ), hal 286
33

banyak manfaat yang bisa kita ambil dari pesatnya perkembangan media
ini seperti media sosial instagram yang berfungsi sebagai alat promosi
coffee shop untuk memperkenalkan tempat mereka kepada masyarakat.
Sehingga melalui media ini masyarakat dapat mengetahui keberadaan
coffee shop dan tertarik untuk mengunjunginya. Selain alat promosi media
sosial bisa jadi ajang aktualisasi diri kaum muda, kaum muda biasanya
sangat gemar untuk memposting atau memberikan informasi segudang
aktivitas yang mereka jalani. Maka dari itu media sangat mempengaruhi
gaya hidup seseorang. Ketertarikan seseorang terhadap sesuatu tidak lepas
dari bantuan media sebagai alat bantu mengenai informasi yang
dibutuhkan seseorang.

c. Opinions (Opini)
Opini menurut Webster’s New Collegiate Dictionary, adalah suatu
pandangan, keputusan, atau taksiran yang terbentuk di dalam pikiran
mengenai suatu persoalan tertentu.41 Opini berkaitan dengan sikap
seseorang, karena opini menurut Cutlip dan Center adalah ekspresi tentang
sikap atau masalah yang bersifat kontroversial, yang menimbulkan
pendapat berbeda-beda, sedangkan sikap merupakan kecenderungan untuk
memberikan respons terhadap suatu masalah atau situasi terentu.42
Dimensi Opini dapat diukur melalui bebrapa indikator diantaranya:
Opini diri sendiri, isu-isu sosial, politik, bisnis, ekonomi, pendidikan,
produk, masa depan serta budaya. Berikut ini penjelasan mengenai
indikator-indikator dari dimensi minat yang terdiri dari Opini Sendiri,
Pendidikan dan Budaya :
1. Opini Sendiri
Opini diri sendiri merupakan pandangan seseorang terhadap suatu
hal tertentu. Opini seseorang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang

41
H. Frazier Moore, Public Relation: Principles, Cases, and Problems, terj. Lilawati Trimo dan
Deddy Djamaludin Malik, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya ), hal 49
42
Alex Sobur, Psikologi Umum Edisi revisi, ( Bandung : CV Pustaka Setia), hal 322
34

yang dilihat. Suatu opini dapat terbentuk melalui gaya hidup seseorang
dalam menjalani hidupnya.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan ujung tombak dalam segala hal. Pendidikan
sangat mempengaruhi karakter seseorang dalam melihat suatu masalah
atau gejala. Terutama pada kaum muda atau remaja, pendidikan sangat
diperlukan untuk menjadikan dasar seseorang dalam bertindak sehingga
tidak melakukan hal yang diluar batas nilai dan norma yang berlaku.
3. Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, karya seni,
dan bahasa. Sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya itu
merupakan cipta, rasa dan karsa suatu masyarakat, sedangkan kebudayaan
merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa masyarakat tersebut.43 Dengan
demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal
dan cara hidup atau gaya hidup yang selalu berubah dan berkembang dari
waktu ke waktu.

Dalam mengkaji mengenai gaya hidup, kita telah mengetahui


bahwa gaya hidup mempunyai tiga dimensi, yaitu aktivitas, minat dan
opini. Namun dalam hal penelitian tidak semua indikator yang terdapat
dalam dimensi tersebut dijadikan untuk indikator pernyataan penelitian.
Hal tersebut dikarenakan peneliti menyesuaikan dengan objek penelitian.

43
Rusmin Tumanggor dkk, Ilmu sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group) hal 26
35

Maka dari itu dimensi yang digunakan untuk meneliti gaya hidup kaum
muda adalah sebagai berikut:
1. Activity (Aktivitas) menggunakan pengukuran gaya hidup melalui
indikator hobi, hiburan, dan belanja.
2. Interest (Minat) menggunakan pengukuran gaya hidup melalui
indikator fashion, makanan, dan media.
3. Opinion (Opini) menggunakan pengukuran gaya hidup melalui
indikator opini diri sendiri, pendidikan, dan budaya.

3. Kaum Muda / Remaja


Sejatinya manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan
dari waktu ke waktu. Dimana seseorang akan mengalami beberapa fase
kehidupan dari mulai masa kandungan, balita, anak-anak, remaja, dewasa
dan hingga manula.

Menurut Undang-Undang tentang Kepemudaan Pasal 1 No. 40


Tahun 2009 Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki
periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam
belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.44 Yang artinya berbicara tentang
kaum muda berarti sama dengan berbicara mengenai remaja. Istilahnya
mungkin berbeda tetapi dalam makna yang sama. Karena usia usia remaja
dimulai pada usia 16-22 tahun sedangkan usia dewasa dimulai usia 23-30
tahun. Sedangkan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)sendiri
menetapkanusia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (youth) dalam rangka
keputusan mereka untuk menetapkan tahun 1985 sebagai tahun pemuda
internasional.45
Menurut Derajad S. Widhyarto dalam jurnalnya yang berjudul
“Kebangkitan Kaum Muda dan Media Baru” mengatakan bahwa :

44
Undang-Undang No.40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, diakses melalui situs
http://kemenpora.go.id/index/preview/perundangan/3, pada tanggal 26 November 2017 pada
pukul 20.16
45
Sarliro W. Sarwono, Psikologi Remaja edisi revisi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada), hal 12
36

Kata kaum muda mewakili kuantitas atau jumlah yang banyak,


kemudian subyek otonom (mampu mengambil keputusan dan
melakukannya sendiri maupun bersama), Kemudian mewakili juga
nilai dan budaya (pencipta maupun peraga nilai-budaya itu
sendiri). Merespon dari definisi tersebut kemudian kaum muda
mempunyai irisan dengan berbagai isu perubahan, kaum muda
menghadapi pertarungan nilai sosial, ekonomi, budaya, dan politik.
Pada saat yang sama terjadi tuntutan gaya hidup-budaya baru dan
kebebasan politik, mengingat secara sosial kaum muda
terkonstruksi dan dikontruksi oleh berbagai macam norma,
pengetahuan, nilai, status-peran dari lingkungan sosial yang
dinamis.46

Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa kaum muda


merupakan ujung tombak segala aspek. Ini dilihat dari penjelasan diatas
bahwa kaum muda dibangun dari berbagai macam norma, pengetahuan,
nilai dan lainnya. Yang artinya dalam pembetukan karakter kaum muda itu
di pengaruhi dari nilai, norma dan budaya yang berlaku di lingkungan
dimana seseorang tumbuh. Maka dari itu kaum muda sebagai generasi
perubahan sudah seharusnya memiliki pribadi yang kreatif, inovatif dan
produktif. Tidak seharusnya kaum muda hanyut dalam gemerlapnya dunia
yang membuat mereka lupa peran dan kewajiban seorang pemuda.

B. Penelitian yang relevan


1. Penelitian yang dilakukan oleh Della Aresa, Universitas Indonesia. Dalam
Skripsinya yang berjudul “ Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase
Intention” (Studi Pada Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo). Masalah
penelitian berkaitan dengan gaya hidup dalam mempengaruhi keputusan
pembelian seseorang, studi yang dilakukan di gerai 7 Eleven Tebet
Saharjo, dimana tempat ini sudah sangat populer di Jakarta. Ramainya
kaum muda mendatangi tempat ini tidak lepas dipengaruhi gaya hidup
hedonis. Metodologi penelitian yang dipakai adalah metode kuantitatif.
Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan terdapat pengaruh gaya hidup

46
Derajad S. Widhyarto, Kebangkitan Kaum Muda dan Media Baru, Jurnal Studi Pemuda Vol.3,
No 2, September 2014, hal 142
37

terhadap repurchase intention pada pengunjung 7 eleven Tebet Saharjo.


Melalui penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa kekuatan
hubungan antara variabel gaya hidup dengan variabel repurchase intention
kuat menuju sangat kuat.47
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rani Sartika, Universitas Maritim Raja Ali
Haji Tanjungpinang. Dalam Jurnalnya yang berjudul “Pergeseran Budaya
Ngopi Di Kalangan Generasi Muda Di Kota Tanjungpinang”. Masalah
penelitian mengenai bagaimana pergeseran budaya ngopi dikalangan
generasi muda kota Tanjungpinang terlebih di era modern sekarang ini.
Metodologi penelitian yang dipakai kualitatif deskriptif, dan data primer
diperoleh melalui wawancara pada pihak-pihak yang dipilih sebagai
sumber informasi. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
fungsi kedai kopi mengalami pergeseran dari nilai guna (use value)
mengarah pada nilai tanda (sign value). Semula orang pergi ke kedai kopi
guna mendapatkan secangkir kopi. Tapi kini telah bergeser ke arah
kepentingan yang lain seperti prestise, status sosial, tempat yang
romantis, hostspot-an, nonton bola, main game online dan sebagainya.
Sehingga penelitian ini menemukan titik temunya. Pergeseran budaya
ngopi dan pola pergeseran budaya Ngopi di Kota Tanjungpinang sangat
jelas terasa di kedai kopi.48
3. Penelitian yang dilakukan oleh Mariena Putri Ajiwibani, Universitas
Negeri Surabaya. Dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Faktor
Internal dan Eksternal Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian (Studi
kasus pada konsumen D’Goda coffee Pazkul Sidoarjo). Masalah penelitian
berkaitan dengan sejauh mana faktor-faktor internal dan eksternal gaya
hidup mampu mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan
pembelian di D’Goda Coffee Pazkul Sidoarjo, dalam penelitian ini objek

47
Della Aresa, Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada Pengunjung 7
Eleven Tebet Saharjo), Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Depok : Universitas Indonesia)
Tahun 2012
48
Rani Sartika, Pergeseran Budaya Ngopi Di Kalangan Generasi Muda di Kota Tanjungpinang,
(Tanjungpinang : Universitas Maritim Raja Ali Haji)
38

penelitiannya adalah remaja yang sering mengunjungi D’Goda Coffee


Pazkul Sidoarjo. Metode penelitian yang digunakan adalah riset
konklusif, dengan menguji hipotesis. Adapun jenis penelitiannya adalah
kausal data yang diperoleh melalui analisis secara kuantitatif Hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh gaya
hidup dan kelompok acuan terhadap keputusan pembelian pada konsumen
yang positif dan signifikan.49
4. Penelitian yang dilakukan oleh Elly Herlyana, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam jurnalnya yang berjudul “ Fenomena
coffee shop sebagai Gejala Gaya Hidup Baru bagi Kaum Muda”. Masalah
penelitian berkaitan bagaimana menjamurnya coffee shop itu dijadikan
tempat kaum muda untuk nongkrong dan berkumpul bersama teman-
temannya sehingga menciptakan gejala gaya hidup yang baru bagi kaum
muda di daerah yogyakarta. Adapun metode penelitian berupa studi kajian
berdasarkan teori perkembangan dan akhlak Islam. Hasil penelitian yang
dilakukan menunjukan bahwa karakteristik remaja yang cenderung
impulsif, senang menjadi pusat perhatian, ikut-ikutan dan peka terhadap
inovasi-inovasi baru yang menjadi pendukung kecenderungan gaya hidup
hedonis. Gaya hidup seperti ini merupakan wujud ekspresi dari perilaku
eksperimental yang dimiliki remaja untuk mencoba sesuatu yang baru.
Gejala coffe shop sebagai gaya hidup di kalangan remaja disebabkan
banyak faktor baik psikologis maupun sosial. Sepanjang tidak
menjurus kepada hedonisme, gejala itu dapat dinilai sebagai suatu gejala
dan respon yang normal dari para remaja terhadap keadaan dan tuntutan
hasrat dirinya. Akhlak Islam amat penting dalam menjaga remaja agar
terhindar dari segala perilaku dan kecenderungan kepada hedonisme
yang merugikan.50

49
Meriena Putri Ajiwibawani, Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal gaya Hidup Terhadap
Keputusan Pembelian, Universitas Negeri Surabaya
50
Elly Herlyana, Jurnal Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda,
Thaqafiyyat Vol. 13,No.1, Juni 2012 hal 190
39

5. Penelitian yang dilakukan oleh Fidagta Khoironi , Universitas Islam


Negeri Sunan Kalijaga. Dalam skripsinya yang berjudul “Ekspresi
Keberagaman Komunitas Warung Kopi”. Masalah penelitian berkaitan
dengan perkembangan ngopi sebagai gaya hidup yang membentuk
komunitas life style dan telah melahirkan sebuah subkultur baru:
Komunitas Warung Kopi (KWK) atau lebih spesifik komunitas
Blandongan dimana dalam penelitian ini akan diungkapkan bagaimana
komunitas warung kopi Blandongan itu terbentuk dan bagaimana kultur
Blandongan berpengaruh terhadap akualisasi religius komunitas di
dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa memang
adanya coffee shop atau kedai kopi dapat memberikan pengaruh terhadap
sosial ekonomi dan budaya, dimana pengaruh tersebut dapat terlihat coffee
shop bisa dijadikan tempat untuk menciptakan wahana solidaritas komunal
yang artinya merupakan salah satu tempat dalam menciptakan proses
sosail asosiatif seperti persaudaraan dan silaturahmi.51

C. Kerangka Berfikir

Tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan, sebab


kehidupan sosial bersifat sangat dinamis. Perubahan gaya hidup
merupakan bagian dari gejala kehidupan sosial, sehingga perubahan gaya
hidup merupakan gejala sosial yang normal. Perubahan gaya hidup tidak
dapat dipandang hanya dari satu sisi, sebab perubahan ini mengakibatkan
perubahan di sektor-sektor lain. Ini berarti perubahan mencakup segala
aspek termasuk perubahan gaya hidup dari masa ke masa. Gejala
perubahan itu dapat dilihat dari sistem nilai maupun norma yang pada saat
ini berlaku tetapi pada saat yang lain tidak berlaku, atau suatu perubahan
yang tidak lagi sesuai dengan tuntunan zaman pada saat ini.

51
Fidagta Khoironi, Ekspresi Keberagaman Komunitas Warung Kopi ( Ananlisis Profil Komunitas
Warung Kopi Blandongan di Yogyakarta),Skripsi Fakultas Ushuluddin ( Yogyakarta : Universitas
Islam negeri Sunan Kalijaga ) Tahun 2009
40

Modernisasi yang terjadi pada saat ini telah mempengaruhi


bagaimana cara seseorang berperilaku. Pola perilaku diatur sedemikian
rupa agar sesuai dengan gaya hidup yang sedang trend saat ini. Tak jarang
untuk sebagian anak muda gaya hidup dianggap kebutuhan yang harus di
penuhi untuk menunjukkan identitas mereka dan sebagai cara untuk
mengaktualisasikan diri mereka di lingkungan sosial. Gaya hidup sudah
mencakup segala aspek, pola hidup mengalami perubahan dari sisi
aktivitas misalnya seseorang senang untuk lebih banyak menghabiskan
waktu dirumah atau sekedar berkumpul dengan teman sepermainan. Gaya
hidup seperti ini sangat terlihat pada kehidupan kaum muda, kaum muda
biasanya sangat senang untuk nongkrong atau kumpul bersama dengan
teman di coffee shop. Sehingga coffee shop tidak hanya tempat untuk jual
beli kopi saja, tetapi sudah berubah menjadi tempat ketiga kaum muda
untuk menghabiskan waktunya. Coffee shop dianggap tempat yang
mempunyai kelas tersendiri dengan menawarkan atmosfer yang nyaman
dilengkapi live music, wifi dan fasilitas lain yang dapat membuat kaum
muda betah berlama-lama ditempat itu. Coffee shop yang terkenal
mempunyai kelas berbeda yaitu “Starbucks”. Siapa orang yang tak kenal
dengan coffee shop ini. Bahkan Starbucks sudah sangat mendunia, tidak
hanya di Indonesia saja negara lain pun ikut merasakan pengaruh coffee
shop ini terhadap gaya hidup mereka.
Gaya hidup seseorang dapat di ukur melalui tiga dimensi yaitu : aktivitas,
minat dan opini. Masing-masing dimensi mempunyai indikator yang
berbeda-beda untuk mengukur gaya hidup seseorang. Dimana aktivitas
yang dimaksud mengacu pada bagaimana seseorang menghabiskan
waktunya di coffee shop, minat yang dimaksud mengacu pada ketertarikan
seseorang terhadap sesuatu dan yang terakhir adalah opini yang mengacu
pada bagaimana kaum muda berpendapat mengenai hal atau sesuatu yang
terjadi.
41

Maka dari itu penjelasan di atas persoalan yang akan saya teliti
merujuk kepada perubahan yang disebabkan dengan munculnya coffee
shop terhadap pola prilaku gaya hidup kaum muda.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merumuskan bagan
kerangka berfikir sebagai berikut:

Gaya Hidup Kaum


Coffee Shop Muda

Dimensi Gaya Hidup:


1. Aktivitas
2. Minat
3. Opini

Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
42

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat yang dipilih untuk lapangan penelitian adalah coffee shop
Starbucks Botani Square Bogor. Waktu penelitian Mei 2017 s/d Februari
2018

B. Metode Penelitian
Penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode
penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Lincoln dan Guba dalam buku
pedoman penulisan skripsi, pendekatan kualitatif disebut sebagai
Naturalistik Inquiry. Dikarenakan penggunaan pendekatan metode ini
dilakukan dengan cara pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan
dalam latar/setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subjek yang
diteliti.1

Menurut pendapat Cresswell mendefinisikan:

Metode penelitian kualitatif sebagai suatu pendekataan atau


penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu
gejala sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut
peneliti mewawancarai peserta penelitian atau pastisipan
dengan mengajukan pertanyaan umum dan agak luas.
Informasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian
dikumpulkan. Informasi tersebut biasanya berupa teks atau
kata yang kemudian dianalisis dapat berupa gambaran atau
deskripsi dan juga dapat berbentuk tema.2

Melalui pendekatan kualitatif, peneliti berusaha mengamati orang


dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan subjek penelitian,
berusaha memahami tafsiran mereka dengan program tertentu. Peneliti
juga berusaha melihat fenomena di lingkungan penelitan, dan berusaha
memahami dan memberi makna pda rangkaian peristiwa yang dilihat dan
1
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, hal 61
2
J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, ( Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia 2010), hal 6
42
43

didengarnya.3 Diantara metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif


adalah metode deskriptif. Menurut bugin metode deskriptif bertujuan
untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau
berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi
objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai
suatu ciri karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi,
situasi, ataupun fenomena tertentu.4

Dilihat dari pokok permaslaahan yang diteliti, penelitian ini


termasuk sebuah studi kasus yang berkaitan dengan fenomena coffee shop
terhadap gaya hidup kaum muda. Melalui metode tersebut, penulis
bertujuan untuk melihat fenomena keberadaan coffee shop terhadap gaya
hidup kaum muda.

C. Situasi Sosial dan Sampel


1. Situasi Sosial
Menurut Spradley, Situasi Sosial terdiri atas tiga elemen yaitu:
tempat (place), pelaku (Actors), dan aktivitas (Activity). Dan dapat
dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui apa yang
terjadi di dalamnya.5
Situasi sosial dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung
Coffee Shop Starbucks di Mall Botani Square Bogor.
2. Sampel
Bagian dari dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel bagi metode kualitatif sifatnya purposive
artinya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Purposive sampling
tidak menetapkan pada jumlah atau keterwakilan, tetapi lebih kepada
kualitas informasi, kredibilitas dan kekayaan informasi yang dimiliki
informan atau partisipan. Maka dari itu penulis menggunakan teknik
pengambilan purposive sampling. Pertimbangan dalam pengambilan
3
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, hal 62
4
Ibid hal 63
5
Sugiyono, metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2011) hal 215
44

sampel akan ditentukan sesesuai pada kualitas informasi partisipan yang


tepat yaitu kaum muda yang mengunjungi kedai Starbucks. 10 kaum
muda telah dipilih dengan kriteria umur 17-25 tahun wanita dan pria,
yang memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda juga kaum
muda yang memiliki kriteria frekuensi datang ke Starbucks minimal
seminggu sekali.6

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan 4 (empat ) cara
antara lain:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan terjun
langsung ke tempat penelitian, data yang diobservasi dapat berupa
gambaran tentang sikap, perilaku, tindakan keseluruhan interaksi antar
manusia. Data observasi juga dapat berupa interaksi dalam suatu
organisasi atau pengalaman para anggota dalam berorganisasi.7
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi terstruktur,
dimana observasi terstruktur merupakan observasi yang telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan
dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti
telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati.8
Observasi yang dilakukan peneliti dilakukan secara langsung untuk
mengamati keadaan serta aktivitas yang dilakukan pengunjung Coffee
Shop Starbucks.

6
J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, ( Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia 2010), hal 118
7
Ibid hal 112
8
Sugiyono, metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Op, Cit hal 146.
45

Tabel 3.1
Pedoman Observasi
Observasi yang
No Keterangan
dilakukan
1. Aktivitas yang dilakukan - Observasi ini dilakukan untuk
kaum muda di Coffee Shop mengamati keadaan serta
aktivitas yang dilakukan di
dalam Coffee Shop Starbucks
yang sering dikunjungi oleh
kaum muda.

- Observasi dilakukan pada hari


dan jam yang berbeda-beda.

2. Wawancara
Wawancara sebagai tehnik pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi langsung dari informan yang tidak didapatkan dari
observasi. Oleh karena itu peneliti harus mengajukan pertanyaan
kepada partisipan. Pertanyaan yang diajukan sangat penting untuk
menangkap persepsi, pikiran, pendapat, perasaan orang tentang suatu
gejala, peristiwa, fakta atau realita. Wawancara dapat dilakukan
dengan bertatap muka langsung di tempat penelitian.9
Wawancara pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Dalam wawancara terstruktur,
peneliti telah menyiapkan pertanyaan yan sama dan peneliti
mencatatnya.10
Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada para pengunjung
Coffee Shop Starbucks. Wawancara ini dilakukan kepada 10
pengunjung Coffee Shop Starbucks yang memiliki perbedaan latar

9
J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, Op. Cit 116
10
Sugiyono, metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Op.Cit hal 138
46

belakang profesi serta kaum muda pengunjung Starbucks berusia 17-


25 tahun.

Tabel 3.2
Pedoman Wawancara Pengunjung Starbucks
1 Mengapa anda datang ke Starbucks ?
Dengan siapa anda datang ke
2
Starbucks?
3 Apa yang anda lakukan di Starbucks?
Seberapa lama biasanya anda
4
menghabiskan waktu di Starbucks?
Seberapa sering anda datang ke
5
Starbucks dalam satu minggu ?
Pada jam berapa biasanya datang ke
6
Starbucks?
Bagaimana anda mengatur waktu untuk
7
datang ke Starbucks ?
Makanan atau minuman seperti apa
8 yang biasanya anda pesan di Starbucks?
Apa alasannya?
Apakah anda keberatan mengeluarkan
9 uang untuk membeli makanan atau
minuman di Starbucks?
Apakah anda senang mempublikasikan
10 keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
Apakah menurut anda mendatangi
11 Starbucks merupakan suatu prestige
sosial?
Apakah menurut anda mendatangi
Starbucks merupakan sebuah gaya
12
hidup kaum muda pada zaman
sekarang?
Aktivitas seperti apa yang anda lakukan
13
untuk menghabiskan waktu luang anda?
Bagaimana pendapat anda jika
14 seseorang menghabiskan waktu luang
dengan mengunjungi coffee shop?
Bagaimana pendapat anda terkait
15
budaya nongkrong kaum muda saat ini?
Menurut anda apa hal positif dan
16
negatifnya budaya nongkrong saat ini?
47

Bagaimana menurut anda mengenai


17
gaya hidup kaum muda saat ini?
Bagaimana menurut anda mengenai
18
perkembangan fashion saat ini?
Apakah perkembangan fashion saat ini
19
dipengaruhi oleh globalisasi?
Apakah anda mengikuti trend fashion
20
saat ini?
Bagaimana style fashion anda ketika
21 mengunjungi coffee shop atau tempat
ramai lainnya?

4. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang disajikan berupa gambar yang
menggambarkan langsung tempat penelitian atau dokumen berupa
material yang tertulis. Dokumen dapat berupa memorabilia dan
korespondensi, atau berupa audiovisual.11

Tabel 3.3
Pedoman Dokumentasi
No Dokumen Keterangan

1. Starbucks Company Profile √

2. Starbucks Company Timeline √


3. Starbucks Company Recognation √

4 Dokumentasi suasana dan aktivitas √


pengunjunng Starbucks

E. Pemeriksaan Keabsahan Data


Pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan triangulasi.
Teknik triangulasi merupakan pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Menurut Denzin yang dikutip oleh
Lexy membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

11
J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, Op.Cit 111
48

pemerikasaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, penyidik, dan


teori. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Triangulasi dengan sumber


Dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek
kembali tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
hal itu dapat dicapai dengan cara: (1) membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa
yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang
dikatakan orang mengenai situasi penelitian dengan apa yang
dikatakannya setiap waktu; (4) membandingkan keadaan dan
perspektif seseorang dengan berbagai pendapat orang lain; (5)
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
2. Triangulasi dengan metode
Triangulasi metode ini menggunakan dua strategi, yaitu: (1)
pengecekan tingkat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan tingkat
kepercayaan beberapa sumber data engan metode yang sama.
3. Triangulasi dengan penyidik
Teknik triangulasi ini memanfaatkan peneliti atau pengamat
lainnya untuk keperluan pengecekan kembali tingkat kepercayaan
data.
4. Triangulasi dengan teori
Dilakukan dengan cara menguraikan pola, hubungan, dan
menyertakan penjelasanyang muncul dari analisis, maka penting
sekali untuk mencari tema atau penjelasan perbandingan.12

12
Lexy J. Moleog, Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
hal 330-332
49

F. Teknik Analisis data


Menurut Sugiyono, secara umum proses analisis datanya
mencakup: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),
verification (conclusion drawing) Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, mimilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penring, dicari tema dan
pokoknya. Dengan demikian data yang telah direduksi dapat
memberikan gambaran yang jelas dan dapat memepermudah
peneliti.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah melakukan reduksi data, kemudian langkah selanjutnya
adalah penyajian data. Dimana penyajian data dapat dilakukan
dengan menggunakan bentuk urainan singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart dan sejeninsnya.
3. Verification (Conclusion Drawing)
Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data yang berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahaop awal telah
didukung bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan yang
ditemukan merupakan kesimpulan yang kredibel.13

13
Sugiyono, metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Op.Cit hal 247-252
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian


1. Starbucks

Gambar 4.1
Logo Starbucks

Starbucks merupakan perusahaan kedai kopi terbesar di dunia yang


berasal dari Amerika Serikat. Dengan membawa misi to inspire and
nurture the human spirit – one person, one cup, and one neighborhood at
a time1 (menginspirasi dan memelihara jiwa manusia satu orang, satu
cangkir dan satu lingkungan pada satu waktu) membuat Starbucks tumbuh
menjadi perusahaan kopi raksasa di dunia. Sistem marketing Starbucks
memang sudah tidak diragukan lagi mengingat keunikan konsep serta cita
rasa kopi yang ditawarkan mampu menjadikan Starbucks sebagai coffee
shop yang paling diminati masyarakat dunia. Terbukti dengan banyaknya
kedai Starbucks yang mencapai lebih dari 17 ribu kedai di penjuru dunia.
Starbucks didirikan pada 1971 oleh tiga orang rekanan. Jerry Baldwin
(guru Bahasa Inggris), Zev Siegl (guru sejarah), dan Gordon Bowker

1
Starbucks Company Profile, The Starbucks Story, diakses pada
https://www.starbucks.com/about-us/company-information/starbucks-company-profile pada
tanggal 8 Februari 2018 Pukul 21.00

50
51

(penulis). Mereka membuka kedai kopi pertamanya yang terletak di Pike


Place Market kota Seattle Washington. Pada awalnya Starbucks hanya
menjual biji kopi dan kopi giling. Dan satu dekade kemudian, yaitu pada
tahun 1982, Howard Schultz bergabung dan memegang peran sebagai
Direktur Operasional Ritel dan Pemasaran.2

Pada tahun 1982, Howard pergi mengunjungi negara Itali,


kemudian ia tertarik dengan popularitas dari Espresso Bar yang berada di
Milan dan ia menemukan peluang yang bagus untuk mengembangkan
budaya coffee shop yang serupa di Seattle. Setelah mendapatkan inspirasi
mengenai konsep coffee shop,lalu ia mencoba mengaplikasikan konsep
tersebut pada Starbucks, sehingga Ia berhasil membuat Starbucks Caffe
Latte yang pertama. Tentunya keberhasilan inilah yang menjadi suatu
permulaan Howard mendirikan perusahaan Starbucks pada tahun 1985.3

Seiring berjalannya waktu Starbucks membuka kedai bandara


pertama yang berlisensi pda tahun 1991 di ea-Tac International Airport,
Seattle. Amerika. Saat itu Starbucks telah mempunyai 116 gerai di seluruh
Amerika. Memasuki era millenium Starbucks telah melakukan perluasan
pemasaran di banyak negara, hal ini ditandai pada tahun 1997-1999
Starbucks telah mulai membuka kedainya di banyak negara diantaranya:
Malaysia, Selandia Baru, Thailand, Taiwan, Inggris, Cina, Kuwait,
Lebanon, dan Korea Selatan. dan jumlah kedai yang tersebar pada saat itu
sudah mencapai 2500 kedai. Improvisasi menu mulai dilakukan di tahun
1995. Mereka menambahkan minuman perpaduan kopi, serta
memperkenalkan es krim yang mereka buat sendiri. Selang setahun,
Starbucks mulai memperluas jaringannya melewati Amerika Utara.
Mereka menyeberang ke benua Asia. Negara yang menjadi tujuan

2
Kopidewa, “Sejarah Starbucks yang Menjadi Raksasa Dunia”, diakses dari
http://kopidewa.com/cerita-kopi/sejarah-kedai-kopi/sejarah-starbucks/ , pada tanggal 8 Februari
2017 Pukul 21.20 WIB
3
Starbucks Company Profile, The Starbucks Story, Op.Cit.
52

pertamanya adalah Jepang dan Singapura.4 Pada 17 Mei 2002 Starbucks


Indonesia membuka toko pertamanya di Plaza Indonesia. Sampai dengan
Januari 2018, Starbucks Coffee Indonesia sekarang berada di 320 lokasi
berbeda di sekitar kota-kota besar (22 kota).

Pada penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian pada


kedai Starbucks di salah satu Mall di Kota Bogor.

2. Visi dan Misi Starbucks


a. Misi
To inspire and nurture the human spirit— one person, one cup and
one neighborhood at a time.
b. Visi

With our partners, our coffee and our customers at our core, we live
these values:
- Creating a culture of warmth and belonging, where everyone is
welcome.
- Acting with courage, challenging the status quo and finding new
ways to grow our company and each other.
- Being present, connecting with transparency, dignity and respect.
- Delivering our very best in all we do, holding ourselves
accountable for results.

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian


1. Gaya hidup kaum muda yang terjadi di dalam Coffee Shop
Starbucks
Peneliti melakukan observasi di salah satu Starbucks di kota Bogor
pada bulan Februari 2018. Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi
terstruktur, dimana observasi terstruktur merupakan observasi yang telah

4
Kopidewa, “Sejarah Starbucks yang Menjadi Raksasa Dunia”, Op.Cit.
53

dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan
dimana tempatnya.
Observasi ini dilakukan pada jam dan hari yang berbeda-beda,
peneliti mengunjungi Starbucks selama berjam-jam dan mengamati secara
seksama mengenai aktivitas yang terjadi di dalam Starbucks. Selama
proses observasi peneliti berusaha untuk ikut berinteraksi dengan
pengunjung Starbucks, Sehingga peneliti berhasil mengidentifikasi
aktivitas gaya hidup kaum muda yang terjadi di Starbucks, dimana pada
setiap sore menjelang malam jumlah pengunjung Starbucks jauh lebih
banyak dibandingkan pada siang hari, kecuali pada saat akhir pekan
pengunjung Starbucks akan lebih ramai dibandingkan pada saat weekdays.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh
peneliti di Starbucks kota Bogor, berikut ini akan dipaparkan secara jelas
mengenai hasil wawancara dan peneliti selama melakukan kegiatan
penelitian di Starbucks Kota Bogor.
Gaya hidup menurut Kotler adalah pola kehidupan orang yang
bersangkutan di dunia ini sebagaimana tercermin dalam kegiatan
(activity), minat (interest), pendapat (opini). Gaya hidup menggambarkan
keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Kotler juga berpendapat bahwa gaya hidup merupakan keseluruhan
perilaku manusia dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. 5
Dalam hal penelitian ini, peneliti telah mengamati aktivitas yang dilakukan
pengunjung di Starbucks, juga peneliti melakukan pendekatan untuk
mengetahui ketertarikan seseorang terhadap sesuatu juga ikut berinteraksi
dengan pengunjung sehingga peneliti dapat mengetahui mengenai
pandangan seseorang terhadap fenomena Coffee Shop Starbucks.

a) Activities (Aktivitas)
Manusia adalah mahluk hidup yang melakukan mobilitas sosial.
Mobilitas sosial semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
5
Philip Kotler, Dasar- Dasar Pemasaran jilid 1 edisi keenam, ( Jakarta: Intermedia ) hal 234
54

Aktivitas sehari-hari sering kali berpindah dari satu tempat ke tempat


lainnya. Tidak hanya soal kebutuhan pekerjaan semata, aktivitas yang
dilakukan sering kali didasarkan pada perilaku gaya hidup seseorang.
Kehidupan kaum muda merupakan hal yang sangat menarik untuk
dibahas, walaupun mereka memiliki segudang aktivitas sehari-harinya.
Entah itu yang berkaitan dengan pekerjaan atau sekolahnya, tetapi mereka
selalu punya waktu luang untuk sekedar bersantai di coffee shop. Maka
dari itu Informan Starbucks mempunyai alasan mengapa mereka sangat
senang mengunjungi Starbucks, seperti yang di katakan oleh Adit seorang
karyawan mengungkapkan bahwa:
“Sebenarnya kalau menurut saya, saya datang ke Starbucks bukan
cuman karena kopinya tapi memang suasana Starbucks itu coffee
shop paling tepat aja untuk minum kopi sambil santai dibanding
coffee shop yang lain.”6
Hal serupa diungkapkan oleh Amel bahwa Starbucks mempunyai
tempat yang cozy, seperti pemaparan berikut:

“Karena saya suka aja nongkrong disini, selain kopi-kopinya enak,


suasana tempatnya juga cozy gitu.”7
Selanjutnya Faris menjelaskan hal yang sama sebagai berikut:
“Datang kesini emang udah biasa sih, basiclly tempatnya nyaman
aja trus kopi disini tuh enak banget punya ciri khas.”8
Hal lain juga disampaikan oleh Syifa, ia merasa Starbucks
mempunyai pelayanan yang baik, seperti yang diungkapkan berikut ini:

“Saya suka datang ke Starbucks soalnya enak aja datang kesini,


servis nya bagus gitu. Selain itu starbucks itu Coffee Shop untuk
kalangan menengah keatas makanya suasananya itu enak untuk

6
Hasil wawancara dengan Adit selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
10.00 WIB
7
Hasil Wawancara dengan Amel selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
16.30 WIB
8
Hasil Wawancara dengan Faris selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018 pukul
16.00 WIB
55

jadi tempat nongkrong sama teman-teman. Jadi fasilitas sama


harga itu memang sebanding.”9
Handoyo mengungkapkan bahwa Starbucks merupakan tempat
yang tepat untuk nongkrong, seperti penjelasannya berikut:

“Kita tau kan kalau kopi di Starbucks ini emang rasanya enak
ditambah lagi tempatnya juga enak buat nongkrong, buat ngobrol-
ngobrol sama teman juga enak.”10

Panji pun menambahkan bahwa Starbucks mempunyai fasilitas


yang baik seperti pemaparannya berikut:

“Tempatnya nyaman dan fasilitasnya juga mendukung, jadi kayak


suasana tempatnya enak, ada wifi juga.”11
Bunga juga menambahkan suasana Starbucks membuat orang lain
merasa betah untuk berlama-lama, seperti yang dipaparkan:

”Starbucks tempatnya nyaman banget buat ngobrol, suasanya itu


bikin betah orang kalau datang kesini.”12
Kita tahu bahwa Starbucks memang Coffee Shop yang sudah
sangat terkenal tak hanya di Indonesia, tetapi di negara lain pun Starbucks
memang sudah memiliki prestasi yang cukup bagus, seperti yang
disampaikan oleh Fadli:

“Karena saya penikmat kopi, dan menurut saya Starbucks kan


tempatnya sudah terkenal juga jadi asik aja kalau datang kesini.”13
Dari pemaparan di atas mengenai kesenangan mereka mengunjungi
Starbucks, dapat disimpulkan bahwa Starbucks yang merupakan salah satu

9
Hasil Wawancara dengan Syifa selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul
15.20 WIB
10
Hasil Wawancara dengan Handoyo selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018
pukul 14.00 WIB
11
Hasil Wawancara dengan Panji selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
18.00 WIB
12
Hasil Wawancara dengan Bunga selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018
pukul 15.00 WIB
13
Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul
19.00 WIB
56

Coffee Shop terkenal di dunia adalah tempat yang tepat untuk minum kopi,
tetapi tidak hanya mengenai rasa kopi yang mempunyai khasnya tetapi
Starbucks juga menawarkan kenyamanan tempat bagi para
pengunjungnya. Dilihat dari segi fasilitas, Starbucks memang mempunyai
sambungan internet wi-fi yang bisa dengan bebas digunakan pengunjung
sehingga pengunjung dapat leluasa mengakses internet ataupun
menyelesaikan tugas kuliah dan kantornya di Starbucks. Di samping itu
pelayanan yang ramah dan baik terhadap konsumen membuat Coffee Shop
ini menjadi semakin diminati oleh masyarakat khususnya kaum muda.
Pada bagian selanjutnya setelah kita mengetahui beberapa
pemaparan informan mengenai kesenangan mereka mengunjungi
Starbucks. Tentunya ada aktivitas yang dilakukan informan selama
berjam-jam di Starbucks entah itu seorang diri, teman-teman, maupun
rekan bisnisnya di Starbucks. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa
informan mengenai aktivitas yang dilakukan selama berjam-jam di
Starbucks sebagai berikut:
Syifa memaparkan mengenai apa yang dilakukan selama berada di
Starbucks dan biasanya berapa lama Syifa menghabiskan waktu di
Starbucks seperti berikut ini:
”Kalau sendiri biasanya main laptop aja, dan kalau sama teman-
teman ya ngobrol aja, kadang suka diskusi masalah tugas juga.
Wifi-an gratis juga kan jadinya makin betah ada disini. Saya
datang kesini lumayan sering, karena kan kampus saya dekat
banget dengan Starbucks, jadi kalau lag ga ada kerjaan atau kelas
di kampus biasanya langsung datang kesini sama teman-teman.
Tergantung sih, kalau misalnya waktunya lagi senggang banget
saya bisa seharian ada disini kan ada wifi juga jadi bisa 3-4 jam lah
disini. Biasanya sih sama teman ya, misalnya kita suka gak punya
tujuan setelah pulang dari kampus, akhirnya kita pergi ke
Starbucks. Tapi kalau sendirian pun saya sering datang kesini.”14

14
Hasil Wawancara dengan Syifa selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul
15.20 WIB
57

Hal serupa disampaikan oleh Ivan, bahwa ia sering mengerjakan


tugas kuliahnya di Starbucks. Seperti apa yang dijelaskannya sebagai
berikut:
“Ya selain minum kopi, kalau disini sih ngobrol-ngobrol, kalau ada
tugas kuliah ya kerjain disini. Kesini sih biasanya seminggu dua
kali, ya kalau sebulan bisa delapan sampai sepuluh kali. Biasanya
kalau disini bisa satu jam dan saya pernah tuh paling lama disini
sampai empat jam. Biasanya sih kalau kesini sama teman atau
pacar saya.”15
Lalu Faris memaparkan mengenai apa yang dilakukan selama
berada di Starbucks dan biasanya berapa lama Faris menghabiskan waktu
di Starbucks seperti berikut ini:
“Ya ngobrol aja bareng temen, nongkrong-nongkrong sama teman,
suka ngobrolin banyak hal, dan biasanya kalau lagi ada tugas saya
suka ngerjain disini, karena memang nyaman aja buat ngerjain
tugas dari pada di perpustakaan, kalau disini pikiran saya lebih
imajinatif dan bisa dapat banyak inspirasi. Seminggu sih biasanya
3 kali kesini. Biasanya ngabisin waktu 3 jam atau lebih sih.
Biasanya datengnya sama teman, sama keluarga juga suka tapi
seringnya sama teman.”16
Selanjutnya Handoyo juga mengungkapkan mengenai apa yang
dilakukan selama berada di Starbucks dan biasanya berapa lama Handoyo
menghabiskan waktu di Starbucks seperti berikut ini:
“Ya biasalah anak muda paling cuman ngobrol aja, sharing-sharing
gitu. Ga tentu juga kalau kesini, kadang kalau sudah janjian sama
teman kan suka lupa waktu gitu. Gak terlalu sering sih karena kan
kalau sekarang teman-teman yang lain juga lagi sibuk, jadi kalau
janjian aja sama teman pasti kesini. Kita-kita seminggu sekali aja.
Paling lama sih 4 jam. Kalau lebih enak sih pasti sama teman-
teman. Dan emang seringnya sama teman.”17

Panji juga mengungkapkan mengenai apa yang dilakukan selama


berada di Starbucks dan biasanya berapa lama Panji menghabiskan waktu
di Starbucks seperti berikut ini:

15
Hasil Wawancara dengan Ivan selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
17.00 WIB
16
Hasil Wawancara dengan Faris selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018
pukul 16.00 WIB
17
Hasil Wawancara dengan Handoyo selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018
pukul 14.00 WIB
58

“Nongkrong aja biar suasana hatinya gak jenuh. Sekali seminggu


atau dua kali seminggu sempetin waktu kesini. Biasanya sih satu
sampai dua jam. Biasanya sama teman atau pacar saya.”18

Hal lain disampaikan oleh Adit, Ia lebih senang datang ke


Starbucks sendiri, seperti yang diungkapkannya berikut ini:

“Yang pastinya minum kopi ya, menikmati kopi sambil santai gitu.
Karena Starbucks itu tempatnya nyaman banget jadi kadang bisa
lupa waktu sampai berjam-jam. Kalau saya kesini at least semingu
itu satu sampai dua kali sih. Saya lebih suka sendiri, karena emang
suasana disini lebih tenang jadi enak aja buat kerjaan.”19

Berbeda dengan Adit, Fadli mengungkapkan mengenai apa yang


dilakukan selama berada di Starbucks dan biasanya berapa lama Fadli
menghabiskan waktu di Starbucks seperti berikut ini:
“Kayak biasa aja, nongkrong-nongkrong minum kopi, ketawa
bareng sambil melepas penat. minimal seminggu sekali, atau
seminggu dua kali. Paling lama 4 jam sih. Ya biasanya kalau kesini
bareng teman-teman lah, hang out disini sekalian kopdar.”20

Amel menambahkan mengenai apa yang dilakukan selama berada


di Starbucks dan biasanya berapa lama Amel menghabiskan waktu di
Starbucks seperti berikut ini:
“Nongkrong aja atau juga sambil ngerjain kerjaan kantor biar ga
terlalu bosan gitu. Mungkin dalam seminggu bisa 3-4 kali. Kadang
juga cuman beli aja minum aja terus langsung pergi lagi.
Nongkrong disini bisa sampe tiga sampai empat jam sih. Biasanya
sama teman-teman. Tapi kalau ada spare waktu sendiri atau lagi
galau kan.”21

Selanjutnya Bunga memaparkan mengenai apa yang dilakukan


selama berada di Starbucks dan biasanya berapa lama Bunga
menghabiskan waktu di Starbucks seperti berikut ini:

18
Hasil Wawancara dengan Panji selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
18.00 WIB
19
Hasil wawancara dengan Adit selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
10.00 WIB
20
Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul
19.00 WIB
21
Hasil Wawancara dengan Amel selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
16.30 WIB
59

“Ngobrol-ngobrol aja sama teman sambil minum kopi. Tergantung


sih, kalau misalnya waktunya lagi senggang banget saya bisa
seharian ada disini kan ada wifi juga jadi bisa 3-4 jam lah disini.
Gak terlalu sering juga, paling seminggu sekali aja, karena ngopi
gak harus datang kesini. Bisa bikin di rumah walaupun rasanya
memang beda banget. Biasanya sama teman aja sih, karena kalau
sendirian kurang seru.”22

Berbeda dengan yang lain, Rahman menyampaikan bahwa tidak


banyak aktivitas yang dilakukan dan ia tidak terlalu berlama-lama di
Starbucks, seperti apa yang diungkapkannya sebagai berikut:
“Ngopi aja, sama ngobrol-ngobrol biasa. Semaunya saya aja kesini,
kalau lagi mau ya pasti datang kesini. Gak lama, paling satu
sampai dua jam aja, abis gitu balik lagi ke kantor. Berdua dengan
teman kantor.”23

Dari pemaparan para informan yang berkunjung ke Starbucks di


atas dapat disimpulkan bahwa mereka sangat menikmati aktivitas di
Starbucks. Hal ini terbukti dari kesenangan mereka datang ke Starbucks
dalam satu minggu itu bisa berulang kali. Tidak hanya untuk membeli dan
meminum secangkir kopi saja tetapi banyak hal yang dilakukan seperti
nongkrong, ngobrol, diskusi mengenai pekerjaan, bahkan Starbucks sudah
menjadi tempat kedua untuk mengerjakan tugas kuliah ataupun kantor.
Maka dari itu tak jarang dari mereka menghabiskan waktu yang sangat
lama bahkan berjam-jam selama berada di Starbucks. Mereka rata-rata
bisa menghabiskan waktu hingga dua sampai tiga jam lebih untuk sekedar
nongkrong atau mengobrol bersama teman, rekan bisnis, keluarga maupun
pasangan.
Dalam hal di atas jika kita hubungkan bahwa memang pada
dasarnya kaum muda sangat menyukai sebuah hiburan. Yang mana
Hiburan merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan tidak hanya bagi
kaum muda tetapi bagi semua orang. Dan mereka berpendapat bahwa

22
Hasil Wawancara dengan Bunga selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018
pukul 15.00 WIB
23
Hasil Wawancara dengan Rahman selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018
pukul 14.00 WIB
60

dengan mengunjungi Starbucks merupakan salah satu alternatif aktivitas


yang menyenangkan serta dapat mengurangi kepenatan dan lelahnya
aktivitas sehari-hari. Karena Starbucks mempunyai aroma kopi yang khas
sehingga membuat fikiran terasa lebih tenang dan santai.

b) Interest (Minat)

Pada bagian ini peneliti akan membahas mengenai ketertarikan


informan terhadap sesuatu yang berkaitan dengan gaya hidup yang
mencakup makanan dan minuman yang digemari di Starbucks, fashion
informan ketika datang ke Starbucks, serta pengaktualisasian diri informan
yang ditujukkan melalui media sosial.

Sebagai mahluk hidup tentunya sudah hal yang lumrah jika


manusia memiliki ketertarkan terhadap sesuatu. Dimana banyak manusia
menaruh minat atau ketertarikan dalam bidang tertentu. Tidak hanya soal
pekerjaan, dalam hal gaya hidup pun minat sangat mempengaruhi pola
hidup seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Engel, Blacwell, dan
Miniard dalam Della Aresa menjelaskan bahwa minat mengacu pada
tingkat kegairahan yang disertai perhatian khusus maupun terus menerus
terhadap suatu objek, peristiwa, ataupun topik tertentu.24 Ini artinya
seseorang akan memiliki rasa senang dan perhatian khusus terhadap suatu
hal yang diminatinya atau yang disukainya.

Dalam hal ini setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara


sehingga dapat diketahui bahwa para pengunjung sangat menyukai
minuman dan makanan di Starbucks bahkan mereka tidak keberatan untuk
mengeluarkan uang untuk membeli minuman dan makanan yang mereka
sukai di Starbucks, lalu dalam segi hal berpakaian, peneliti menemukan
banyak diantara pengunjung yang berpakaian sangat santai dan casual,
tapi tidak sedikit pula yang berpakaian rapi dan formal. Tidak hanya
24
Della Aresa, Skripsi Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada
Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo), (Depok : Universitas Indonesia)
61

peneliti melakukan observasi dan wawancara mengenai cara mereka


mengunakan media sosial sehari-hari. Banyak diantara informan yang
diwawancara mengatakan bahwa mereka tidak selalu mempublikasikan
mengenai aktivitas sehari-hari dan mereka hanya mempublikasikan
aktivitas pada momen terpenting saja. Untuk mengetahui lebih jelas
berikut pemaparan para informan sebagai berikut:

Adit menjelaskan mengenai minuman yang Ia sukai di Starbucks :

“Kalau ke Starbucks saya gak suka pesan makan, dan kalau


minuman saya sukanya pesan Frappucino atau Machiato. Saya gak
keberatan ya, karena memang kopi disini itu worth it banget.
Apalagi ngopi sambil ada wifi jadi kan lebih enak.”25

Kita bisa mengetahui pernyataan Adit di atas, bahwa Ia jarang


memesan makanan di Starbucks, tetapi Ia sangat menyukai minuman
seperti frappucino dan Adit tidak keberatan untuk mengeluarkan uang,
karena menurutnya rasa kopi di Starbucks itu memang worth it.

Hal serupa diutarakan oleh Fadli yang juga jarang memesan


makanan sebagai berikut:

“Saya beli makanan jarang, kalau minuman biasanya black coffee


gitu. Lumayan agak mahal kalau dibandingin sama kopi-kopi
biasa. Tapi kan sesuai sama rasa dan tempatnya juga”26

Lalu hal yang sama dipaparkan oleh Amel sebagai berikut:


“Kalau makanan jarang beli, karena saya kurang suka makanan
manis gitu, tapi kalau minuman biasanya saya suka pesan yang
vanilla atau green tea. Enggak keberatan sih, kan saya suka jadi
biasa aja.”27

Bunga juga memaparkan sebagai berikut:

25
Hasil wawancara dengan Adit selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
10.00 WIB
26
Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul
19.00 WIB
27
Hasil Wawancara dengan Amel selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
16.30 WIB
62

“Biasanya suka pesan minuman kopi kayak cappucino atau


caramel macchiato. saya tidak merasa keberatan karena memang
Starbucks rasanya juga beda jadi sesuai dengan harga”28

Faris menambahkan bahwa memang Starbucks mempunyai


perbandingan mengenai harga kopi di Starbucks memang cenderung lebih
mahal tetapi Ia melihat dari segi kenyamanan tempat yang ditawarkan oleh
starbucks itu sangat beda dan berkelas seperti pemaparannya sebagai
berikut:
”Kalau makanan saya jarang pesan, tapi kalau minum saya pasti
pesan, misalnya saya suka yang baru nih ada green tea dan
cappucino latte. Engga sih, karena kalau kita compare sama coffee
shop yang biasa memang lebih mahal harganya, tapi kita lihat dari
segi kenyamanan dan kelas yang ditawarkan itu beda. Kalau disini
menikmati kopinya itu lebih enak karena suasananya”29

Berbeda dengan Ivan, Ia senang untuk memesan kue-kue di


Starbucks dan Ivan mempunyai budget khusus untuk mengunjungi
Starbucks dan membeli kopi, seperti pemaparannya berikut ini:

“Makanan sih biasanya kue-kue gitu aja, paling juga donat terus
kalau minum saya sukanya cappucino. Kadang saya juga suka
makan dessertnya. Kalau saya sih enggak keberatan ya, karena
saya punya budget khusus ya, jadi ga ganggu keuangan yang
lain.”30

Lain halnya dengan Syifa, Ia mengungkapkan bahwa kadang ia


berfikir bahwa memang membeli minuman dan makanan dapat membuat
hidup boros, tetapi karena rasa senang terhadap kopi dan hobinya
nongkrong, itu membuat Ia merasa tidak keberatan mengeluarkan uang
untuk mengunjungi Starbucks. Berikut pemaparan Syifa:

“Kalau makanan sih jarang saya pesan, saya lebih sering pesan
kopi. Saya suka pesan cappucino. Ya kadang-kadang sih saya suka

28
Hasil Wawancara dengan Bunga selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018
pukul 15.00 WIB
29
Hasil Wawancara dengan Faris selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018
pukul 16.00 WIB
30
Hasil Wawancara dengan Ivan selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
17.00 WIB
63

mikir terlalu boros kalau datang kesini tapi karena memang senang
terus hobi nongkrong, ya jadi biasa aja sih sekarang ga merasa
keberatan untuk mengeluarkan uang untuk minum disini.”31

Dalam pemaparan hasil wawancara para informan di atas, dapat


kita simpulkan bahwa mereka tidak mempersoalkan uang yang
dikeluarkan untuk membeli minuman dan makanan di Starbucks. Karena
hal itu sangat sesuai dengan apa yang bisa mereka inginkan dan sukai,
seperti rasa kopi yang nikmat dan kesenangan kenyamanan suasana di
Starbucks. Sehingga mereka merasa puas dan senang dengan hal itu. Maka
dari itu mereka tidak mengkhawatirkan soal budget yang harus
dikeluarkan.

c) Opinion (Opini)

Pada bagian ini peneliti akan membahas mengenai opini atau


pendapat seseorang terhadap suatu fenomena yang sedang terjadi di
Masyarakat. Opini sangatlah berkaitan dengan sikap seseorang, karena
opini menurut Cutlip dan Center adalah ekspresi tentang sikap atau
masalah yang bersifat kontroversial, yang menimbulkan pendapat berbeda-
beda, sedangkan sikap merupakan kecenderungan untuk memberikan
respons terhadap suatu masalah atau situasi terentu.

Dalam hal ini peneliti telah melakukan observasi dan wawancara


mengenai budaya yang terjadi di Starbucks, dimana peneliti menemukan
adanya budaya nongkrong di kalangan anak muda. Tidak hanya pada
Starbucks tetapi kemunculan kedia-kedai kopi baru ini telah menciptakan
suatu fenomena yang baru di masyarakat yaitu adanya budaya nongkrong
kaum muda. Kita telah membahas sebelumnya mengenai kesenangan serta
aktivitas para informan di Starbucks, dan hasil wawancara menunjukan
bahwa kaum muda senang nongkrong di Starbucks.

31
Hasil Wawancara dengan Syifa selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul
15.20 WIB
64

Pandangan seseorang terhadap budaya nongkrong tentu saja


berbeda-beda, ada yang menganggap itu hal yang wajar tetapi adapun yang
berpendapat bahwa nongkrong hanya untuk membuang waktu saja. Maka
dari itu dalam permasalahan di atas peneliti telah melakukan wawancara
yang berkaitan dengan opini para kaum muda mengenai budaya
nongkrong serta dampak positif dan negatif budaya nongkrong.

Berikut akan dipaparkan mengenai hasil wawancara mengenai


opini budaya nongkrong serta dampak positif dan negatifnya pada zaman
sekarang:

Adit mengungkapkan mengenai budaya nongkrong kaum muda:

“Sebenarnya budaya nongkrong itu kalau dilakukan diwaktu yang


tepat, dengan budget yang tepat, maksudnya masih dalam batas
yang wajar sesuai kemampuan kita itu adalah hal yang wajar aja.
Kecuali kalau nongkrong cuman buat gaya-gayaan biar dikata gaul
aja itu ga masuk akal yah. Positifnya banyak, kayak bisa
silaturahmi gitu. Ya negatifnya juga ada kayak pengeluaran bisa
lebih banyak.”32

Dari penjelasan Adit, dapat kita lihat bahwa budaya nongkrong


merupakan suatu hal yang jika dalam hal waktu dan tempatnya itu tepat
sesuai dengan kemampuan seseorang, lalu ia memberikan penjelasan
mengenai budaya nongkrong dapat menjadi suatu wadah bersilaturahmi.

Sama halnya seperti yang dikatakan fadli bahwa hal yang wajar
jika nongkrong itu dilakukan di tempat yang jelas dan mempunyai tujuan
yang baik, berikut pemaparan fadli:

“Menurut saya kalau nongkrongnya di tempat yang jelas, ada


tujuan yang bisa diambil itu sih hal yang bagus. Yang penting
nongkrongnya harus tahu waktu. Positifnya, mungkin nongkrong

32
Hasil wawancara dengan Adit selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
10.00 WIB
65

juga bisa jadi kegiatan yang bisa bikin stres hilang, kalau
negatifnya nongkrong bikin boros kadang juga lupa waktu.”33

Faris menambahkan bahwa budaya nongkrong sudah menjadi


aktivitas bagi kaum muda seperti apa yang dijelaskan sebagai berikut:

“Menurut saya pribadi budaya nongkrong itu sudah menjadi bagian


aktivitas anak muda zaman sekarang ya apalagi yang tinggal di
kota-kota besar. Karena budaya nongkrong itu kita bisa
menemukan banyak hal dari nongkrong itu seperti misalnya kita
bisa menemukan ide-ide baru, dan saya lihat banyak anak muda
yang sukses itu berawal dari nongkrong, karena misalnya
seseorang lagi nongkrong dengan teman komunitasnya kemudian
mereka saling bertukar fikiran dan akhirnya mengerjakan suatu
project baru sehingga mereka berkomitmen membangun suatu
bisnis baru. Itu salah satu contoh anak muda sukses yang awalnya
ide mereka muncul pada saat nongkrong. Kalau menurut saya
positifnya itu kita bisa bertemu dengan orang baru, misalnya temen
kita itu membawa temennya lagi ke tempat nongkrong, yang
awalnya tidak kenal akhirnya kenal. Dan kita bisa juga ngerjain
tugas disini karena menurut saya nongkrong itu tidak hanya sitting,
talking dan doing nothing. Dan sisi negatifnya mungkin kita lebih
suka di luar rumah, jadi intensitas bertemu dengan keluarga
sedikit.”34

Hasil wawancara faris memaparkan bahwa nongkrong akan


memberikan dampak yang besar bagi kita, ia berpendapat bahwa
nongkrong dapat memberikan ide baru, sehingga kita dapat terinspirasi
dari banyak hal yang membuat kita dapat berfikir lebih kreatif lagi. Karena
menurutnya nongkrong seharusnya tidak hanya sitting, talking, dan doing
nothing.

Hal ini serupa dengan pernyataan Ivan yang menganggp


nongkrong memang hal yang harus dilakukan, karena dapat membuat
fikiran lebih luas, berikut pemaparannya:

33
Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul
19.00 WIB
34
Hasil Wawancara dengan Faris selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018
pukul 16.00 WIB
66

“Nongkrong adalah hal yang wajar dilakukan untuk anak muda


tapi kalau zaman sekarang kan bukan cuma kaum muda saja, orang
tua pun banyak yang memang masih suka nongkrong-nongkrong
gitu. karena menurut saya nongkrong juga perlu dilakukan ya, biar
fikiran kita juga lebih luas. Tergantung kaum mudanya ya
menanggapi nongkrong itu sendiri, apakah nongkrong itu dalam
hal yang produktif atau malah sebaliknya yang cenderung
menjurus ke arah yang negatif.”35

Bunga pun memaparkan hal yang sama dengan Ivan, bahwa jika
budaya nongktong itu memberikan hal yang membuat produktif, maka
nongkrong merupakan aktivitas yang baik, berikut pemaparan Bunga:

“Kalau nongkrong itu memberikan hal yang baik, maka budaya


nongkrong itu merupakan suatu aktivitas yang bisa membuat
seseorang produktif, tetapi kalau nongkrong membawa hal yang
buruk maka aktivitas itu merupakan hal yang sia-sia saja. Jadi
kaum muda harus bisa memposisikan diri mereka.”36

Dari berbagai hasil wawancara di atas mengenai budaya nongkrong


dapat disimpulkan bahwa budaya nongkrong merupakan aktivitas yang
wajar untuk dilakukan oleh kaum muda, dengan catatan bahwa budaya
nongkrong yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan kapasitas
kemampuan seseorang seperti budget, tempat dan waktunya. Terlebih lagi
nongkrong dapat berubah menjadi suatu aktivitas yang produktif jika kita
mampu melihat peluang dan inspirasi ketika nongkrong. Menurut hasil
wawancara di atas pun kita dapat menyimpulkan bahwa budaya
nongkrong juga dapat menjadi hal yang positif jika memiliki tujuan yang
jelas, seperti wadah untuk bersilaturahmi sehingga kita dapat bertukar
fikiran dan membuat pemikiran kita jauh lebih luas dan kreatif. Namun
kita harus berhati-hati bahwa nongkrong juga dapat menjerumuskan kita
ke dalam keadaan yang membuat kita kurang mampu memanfaatkan

35
Hasil Wawancara dengan Ivan selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
17.00 WIB
36
Hasil Wawancara dengan Bunga selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018
pukul 15.00 WIB
67

waktu dengan baik. Karena kita lebih sering nongkrong di luar rumah
sehingga kita lupa akan kewajiban lain yang harus dijalani.

3. Faktor yang membentuk gaya hidup kaum muda penggemar Coffee


Shop

Pada bagian ini peneliti akan membahas mengenai faktor-faktor yang


membentuk gaya hidup. Menurut Chaney yang dikutip oleh Idy Subandy ada
beberapa bentuk gaya hidup, Yaitu industri gaya hidup, iklan gaya hidup,
public relation dan jurnalisme, gaya hidup mandiri, gaya hidup hedonism.
Tetapi dalam hal ini peneliti hanya akan membahas tiga faktor pembentuk
gaya hidup saja (industri gaya hidup, iklan gaya hidup, public relation dan
jurnalisme). Berikut pemaparan mengenai bentuk-bentuk gaya hidup yang
terjadi sesuai dengan enomena yang ditemukan oleh peneliti

a. Industri Gaya Hidup

Pada era modern saat ini penampilan merupakan hal yang penting,
dimana orangorang saling berlomba-lomba untuk menunjukan identitas
dirinya melalui fashion. Penampilan memang bukanlah hal yang utama
tetapi seringkali dijadikan sebagai bahan penilaian yang pertama.
Penampilan pula terkadang menunjukkan kelas sosial seseorang. Idy
Subandi mengatakan sebuah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan
era modern saat ini kamu bergaya maka kamu ada. Dalam hal ini
kesesuaian penampilan dihadapan publik sangatlah penting, dimana kita
harus pintar menyesuaikan fashion kita dengan keadaan sekitar. Begitu
pula yang terjadi dengan kaum muda yang berkunjung ke Coffee Shop
Starbucks. Mereka sangat mampu menyesuaikan penampilan mereka pada
saat datang ke coffee Shop. Mereka cenderung berpenampilan Casual dan
Simple seperti Hasil wawancara mengetahui bahwa berpakaian santai dan
casual sangat mereka sukai untuk mengunjungi Starbucks. Seperti
pemaparan beberapa informan sebagai berikut:

Faris mengungkapkan sebagai berikut:


68

“Saya selalu pakai celana jeans, karena saya memang lebih suka di
jeans dan atasannya cukup pakai kaos saja atau kemeja.”37

Handoyo memaparkan bahwa yang terpenting nyaman seperti yang


dijelaskannya sebagai berikut:

“Saya pakai baju yang pasti tidak berlebihan, simpel aja tapi
nyaman.”38
Adit pun menyampaikan hal yang serupa sebagai berikut:
“Saya datang kesini pakai baju yang santai aja, yang gak ribet
casual aja gitu.”39

Berbeda dengan apa yang diungkapkan Adit, syifa cenderung


sangat memperhatikan penampilan kemanapun ia pergi. Berikut
pemaparannya:

“Kalau saya memang orangnya sangat memperhatikan penampilan


ya, jadi kemanapun mau pergi harus rapi, karena biar enak
dilihat.”40

Lain halnya dengan apa yang diungkapkan Ivan, Ivan


mengungkapkan bahwa ia berpakaian sesuai dengan suasana hatinya.
Seperti yang dipaparkan sebagai berikut:

“Ya biasa sih kalau saya tetap rapi tapi tidak formal, jadi gak ada
style khusus jadi bagaimana mood saya aja.”41
Fadli mengungkapkan hal yang sama sebagai berikut:
“Pakaiannya santai aja. Gak ada pakaian khusus.”42

37
Hasil Wawancara dengan Faris selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018
pukul 16.00 WIB
38
Hasil Wawancara dengan Handoyo selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018
pukul 14.00 WIB
39
Hasil wawancara dengan Adit selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
10.00 WIB
40
Hasil Wawancara dengan Syifa selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul
15.20 WIB
41
Hasil Wawancara dengan Ivan selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
17.00 WIB
42
Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul
19.00 WIB
69

Dari hasil wawancara beberapa informan di atas mengenai gaya


berpakaian ketika mengunjungi Starbucks dapat disimpulkan bahwa, para
informan sangat senang berpakaian dengan santai dan casual sehingga
berpakaian seperti itu membuat mereka nyaman sehingga tidak membuat
mereka merasa risih ketika nongkrong dan berlama-lama di Starbucks.
b. Iklan gaya Hidup
Setelah pemaparan diatas mengenai gaya berpakaian kaum muda
saat mengunjungi Starbucks, tentu saja dalam hal berpakaian mereka
mempunyai selera masing-masing dalam menentukan fashion mereka,
tetapi tidak menutup kemungkinan hal tersebut dilatar belakangi oleh citra
Starbucks yang mempunyai kesan simple dan cozy suasananya. Sehingga
kaum muda lebih memilih berpenampilan santai dan casual. Juga
Starbucks mempunyai prestige tersendiri seperti pemaparan Bunga
sebagai berikut:
“Iya, karena dari harga dan suasananya aja memang sudah beda
sekali. Starbucks punya gengsi tersendiri untuk kalangan tertentu.
Karena brand Starbucks kan memang sudah banyak di negara lain.
jadi prestigenya sangat berbeda.”43
Fadli mengungkapkan hal yang sama sebagai berikut:
“Iya sedikitnya ada rasa gengsi yang beda sama kedai kopi
biasa.”44
Handoyo pun memaparkan hal yang sama bahwa Starbucsks mempunyai
prestige sendiri:
“Iya memang Starbucks punya prestige tersendiri, ini kelihatan dari
suasana tempat yang membuat orang betah.”45

Dari pemaparan beberapa informan diatas dapat disimpulkan


bahwa memang Starbucks mempunya prestige sosial yang bisa terlihat
dari harga dan suasana yang di tawarkan.
43
Hasil Wawancara dengan Bunga selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018
pukul 15.00 WIB
44
Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul
19.00 WIB
45
Hasil Wawancara dengan Handoyo selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018
pukul 14.00 WIB
70

c. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup


Kemudahan dan kecepatan teknologi saat ini telah mempengaruhi
manusia dalam hal bertindak dan berperilaku. Pada pembahasan
selanjutnya, menurut penelitian yang telah dilakukan mengenai sejauh
mana seseorang senang mempublikasikan aktivitasnya di media sosial,
kita mengetahui bahwa pada saat ini manusia sudah sangat ketergantungan
dengan adanya media sosial. Media sosial tidak hanya sebuah hiburan saja,
tetapi media sosial sudah menjadi alat yang sangat penting untuk
menemani setiap aktivitas seseorang. Dari hasil wawancara yang telah
dilakukan, mengetahui bahwa informan sering menggunakan media sosial
untuk mempublikasikan suatu aktivitas tertentu, bukan berarti setiap
aktivias yang biasa harus selalu dipublikasikan, tetapi mereka senang
mempublikasikan aktivitas pada momen-momen tertentu saja. Seperti
hasil wawancara beberapa informan berikut ini:
Adit mengungkapkan bahwa ia salah satu orang yang memang
senang mempublikasikan aktivitas di media sosial, seperti penjelasannya
sebagai berikut:
“Kalau saya termasuk orang yang memang suka sih
mempublikasikan kegiatan tertentu. Tapi kalau kegiatan yang
memang rutinitas biasa, saya ga pernah upload.”

Hal serupa diungkapkan oleh Faris yang mengatakan bahwa Ia


sering mengupload kegiatan di salah satu media sosial instagram. Seperti
apa yang dijelaskan Faris sebagai berikut ini:
“Iya sering, biasanya sih aku upload di Instagram, apalagi kalau
perginya smaa temen pasti aku snapgram.”46
Berbeda dengan Faris, Bunga menyampaikan ia hanya memposting
sesuatu yang ia sukai saja dan ia senang menggunakan media sosial untuk
mengetahui informasi berita terkini. Seperti pemaparannya berikut ini:

“Saya posting hal yang saya suka aja, misalnya pada acara penting
tertentu, kalau untuk sehari-hari saya jarang posting, tapi setiap
46
Hasil Wawancara dengan Faris selaku pengunjung Starbucks pada Jum’at, 9 Februari 2018
pukul 16.00 WIB
71

hari saya selalu melihat media sosial untuk mengetahui berita


terkini.”47
Selanjutnya Syifa mengungkapkan hal yang berbeda sebagai
berikut:
“Awalnya sering ngeposting via aplikasi Path biar keliatan anak
gaul gitu, tapi lama-lama merasa bosan juga, jadi kalau sekarang
sudah jarang sih.”48

Dari hasil wawancara di atas Syifa menjelaskan bahwa ia pada


awalnya sering menggunakan media sosial Path, tetapi muncul perasaan
bosan dan membuat ia jarang untuk menggunakannya lagi. Amel
menambahkan bahwa ia pun jarang mempublikasikan mengenai kegiatan
sehari-sehari tetapi jika kegiatan itu kumpul bersama teman-teman maka ia
akan mempublikasikannya. Seperti pemaparannya sebagai berikut ini:

“Kalau publikasikan sih jarang, paling kalau sesekali meet up sama


teman baru saya publikasikan.”49
Hal senada pun disampaikan oleh Fadli, berikut pemaparannya:

“Kalau aktivitas sehari-hari gak telalu saya publikasikan, karena


sibuk kerja juga. Tapi kalau lagi kopdar sama teman biasanya saya
suka upload di media sosial.”50
Fadli menjelaskan bahwa jika untuk kegiatan sehari-hari ia tidak
terlalu mempublikasikannya karena sibuknya jam kerja. Tetapi jika sedang
hang out bersama teman-teman, ia pun akan mempublikasikan kegiatan
tersebut di media sosial.

Dari beberapa hasil wawancara yang telah dilakukan dengan para


informan di Starbucks mengenai kesenangan mempublikasikan aktivitas
harian di media sosial, peneliti menemukan bahwa kaum muda senang
47
Hasil Wawancara dengan Bunga selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018
pukul 15.00 WIB
48
Hasil Wawancara dengan Syifa selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul
15.20 WIB
49
Hasil Wawancara dengan Amel selaku pengunjung Starbucks pada Sabtu, 3 Februari 2018 pukul
16.30 WIB
50
Hasil Wawancara dengan Fadli selaku pengunjung Starbucks pada Rabu, 7 Februari 2018 pukul
19.00 WIB
72

memakai media sosial. Dalam artian mereka tidak selalu harus


mempublikasikan aktivitas di media sosial kecuali untuk pada momen-
momen tertentu saja. Juga media sosial sangat membantu dan
mempermudah kita dalam mendapatkan informasi berita terkini.

C. Hasil Analisis Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Starbucks Mall Botani Square


di Kota Bogor, peneliti menemukan hasil mengenai fenomena gaya hidup
kaum muda di Starbucks, yang mencakup mengenai aktivitas yang
dilakukan kaum muda di Starbucks, ketertarikan kaum muda terhadap
suatu hal dan sudut pandang kaum muda terhadap fenomena budaya
nongkrong saat ini. Seperti yang dikatakan Plummer dalam jurnalnya yang
berjudul The Concept of Life Style Segmentation mengatakan bahwa
“Lifestyle as used in life style segmentation research measures people’s
activities in term of (1) how they spend their time, (2) their interest, what
they place importance on in theis immediate surroundings, (3) their
opinion in terms of their view of themselves and the world around them.51
Yang artinya aktivitas yang dilakukan terkait bagaimana mereka
menghabiskan waktunya, juga ketertarikan dan prioritas mereka, serta
opini apa yang dianggap penting bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini
terlihat pada kesenangan kaum muda untuk mendatangi Coffee Shop
Starbucks, yang menarik adalah kaum muda datang ke Starbucks tidak
hanya untuk membeli kopi dan langsung meninggalkan tempat begitu saja,
tetapi mereka melakukan aktivitas lain seperti, nongkrong, ngobrol
berjam-jam dengan teman ataupun pasangan, mengerjakan tugas kuliah
dan kantor dan bahkan bertemu rekan bisnis di Starbucks. Tentu ini suatu
hal yang sangat menarik dimana bermula dari ngobrol santai dan
nongkrong telah menciptakan suatu gaya hidup baru pada zaman sekarang.
Minum kopi tak lagi sesederhana pada zaman dahulu yang hanya dengan

51
Joseph T. Plummer, “The Concept of Life Style Segmentation‖, Journal of Marketing, Vol 38 (
Januari 1974) pp. 33-37
73

secangkir kopi panas saja, tetapi Starbucks telah membuat perubahan yang
sangat berdampak besar bagi hidup gaya hidup kaum muda. Tidak hanya
menjual minuman dan makanan layaklah tempat biasa lainnya, tetapi
Starbucks juga telah berhasil menjual atmosfer kenyamanan tempat serta
service yang baik kepada para pelanggan. Maka dari itu tidak heran jika
kita melihat banyaknya orang yang senang berlama-lama menghabiskan
waktu di Starbucks. Mengenai fenomena yang terjadi pada zaman
sekarang yang dilihat dari sudut pandang sosiologi, C. Wright Mills
mengatakan melalui tiga kata yaitu ―The sociological Imagination‖ yang
merupakan suatu syarat untuk kita agar kita dapat lepas dari rutinitas
harian kita sehingga kita mampu melihat sesuatu ataupun peluang yang
baru. Hal ini sesuai dengan apa yang peneliti temukan selama proses
observasi dan wawancara kepada para pengunjung Starbucks.

1. Aktivitas di Starbucks sebagai gaya hidup kaum muda


Hasil penelitian menunjukakan bahwa kaum muda sangat
menikmati suasana di Starbucks. Hal ini terbukti dari kesenangan mereka
datang ke Starbucks dalam satu minggu itu bisa berulang kali. Tidak hanya
untuk membeli dan meminum secangkir kopi saja tetapi banyak hal yang
dilakukan seperti nongkrong, ngobrol, diskusi mengenai pekerjaan, bahkan
Starbucks sudah menjadi tempat kedua untuk mengerjakan tugas kuliah
ataupun kantor. Maka dari itu tak jarang dari mereka menghabiskan waktu
yang sangat lama bahkan berjam-jam selama berada di Starbucks.
Mendatangi Starbucks juga merupakan suatu hiburan mereka berpendapat
bahwa dengan mengunjungi Starbucks merupakan salah satu alternatif
aktivitas yang menyenangkan serta dapat mengurangi kepenatan dan
lelahnya aktivitas sehari-hari.
Karena aktivitas mencakup segala aspek tidak hanya soal pekerjaan
tetapi dalam hal rekreasi, hobi dan kegiatan sosial merupakan hal yang
berkaitan dengan aktivitas. Hal ini sesuai seperti apa yang dikatakan oleh
74

Schiffman dan Wisenblit bahwa “Time and Activity are being active and
busy in one’s job and life and expanding one’s horizons.52

2. Ketertarikan kaum muda terhadap Starbucks

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti menemukan


bahwa Starbucks mempunyai daya tarik tersendiri bagi kaum muda, tidak
hanya soal kenyamanan tempat yang ditawarkan namun mengenai rasa
kopi yang disediakan pun sangatlah khas, juga hal yang terpenting kita
menemukan suatu poin bahwa kopi tidak hanya untuk sebuah refreshment
semata, lebih daripada itu kopi telah memiliki simbol nilai tersendiri
sebagai bagian dari aktivitas sosial seseorang. sehingga para informan
berpendapat bahwa karena rasa suka terhadap kopi Starbucks, membuat
aktivitas minum kopi menjadi suatu rutinitas yang harus dijalani. Maka
dari itu mereka tidak pernah merasa bosan untuk datang ke Starbucks. Ini
terbukti seperti hasil wawanacara yang telah dijelaskan di atas, bahwa
kaum muda sangat menyukai minuman dan makanan di Starbucks bahkan
mereka tidak keberatan untuk mengeluarkan uang untuk membeli
minuman dan makanan yang mereka sukai di Starbucks.

3. Budaya nongkrong kaum muda


Budaya dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal dan
cara hidup atau gaya hidup yang selalu berubah dan berkembang dari
waktu ke waktu, pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan peneliti yang menunjukkan bahwa budaya nongkrong
berkembang begitu cepat. Kaum muda sudah menganggap budaya
nongkrong menjadi suatu aktivitas yang sangat wajar untuk dilakukan.
Dalam hal ini Starbucks pun telah berhasil melihat fenomena nongkrong
kaum muda dengan tepat, terbukti starbucks sudah memfasilitasi hobi
kaum muda untuk nongkrong dengan menawarkan suasana tempat yang
nyaman dan didukung dengan sambungan internet yang baik.
52
Leon G. Shiffman and Joseph L.Wisenblit, Consumer Behaviour Eleventh Edition, (England :
Person Education Limited )hal 313
75

Hasil penelitian sesuai dengan menurut Stanford Research Institute


(SRI) dalam Hawkin, Best dan Coney mengatakan bahwa karakteristik
kaum muda dalam kategori experiencers dicirikan sebagai individu yang
antusias, impulsif dan pemberontak. Dimana mereka juga sangat senang
mencari hal yang baru untuk dilakukan dan bahkan sangat beresiko untuk
diri mereka.53 Dan dikatakan juga jika kaum muda tidak hanya senang
dengan aktivitas nongrong tetapi kaum muda juga sangatlah senang
mengahabiskan uangnya untuk sesuatu seperti fashion, makanan, musik,
film dan kegiatan lainnya yang berdasarkan atas kesenangan.

4. Faktor pembentuk gaya hidup


Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang
membentuk gaya hidup kaum muda. Diantaranya kaum muda mempunyai
persepsi bahwa Starbucks memiliki sebuah prestige sosial, sehingga kaum
muda sudah menjadikan Starbucks sebagai gaya hidupnya. Selain itu
dalam era modern saat ini fashion merupakan suatu hal utama dalam
pengaktualisasian diri dihadapan publik dan juga media sosial. Maka dari
itu dengan gaya hidup kaum muda seringkali terbentuk atas pengaruh
industri gaya hidup, iklan gaya hidup dan public relation.

D. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, tentunya penulis menghadapi
berbagai macam kendala dan keterbatan. Adapun kendala yang dihadapi
berupa sulitnya untuk mendapatkan informasi mengenai data jumlah
pengunjung setiap harinya. Juga pihak manajemen Starbucks tidak bisa
dimintai keterangan mengenai informasi-informasi yang berkaitan dnegan
penelitian. Karena menurutnya data tersebut merupakan data privasi
perusahaan. Sehingga penulis berusaha mencari data lain untuk
melengkapi penelitian ini.

53
Hawkins, Roger J. Best, Kenneth A. Coney, Consumer Behaviour Implication for Marketing
Strategy edisi keenam, ( United States: Case Studies ) hal 335
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Starbucks di Kota Bogor,
peneliti menemukan hasil mengenai fenomena gaya hidup kaum muda di
Starbucks. Kaum muda senang menghabiskan waktu di coffee shop
Starbucks dimana aktivitas yang menunjukkan suatu gaya hidup (lifestyle)
kaum muda pun sangat beragam dilakukan di tempat tersebut. Peneliti
menemukan adanya aktivitas seperti nongkrong (hang out) bersama teman,
mengobrol, diskusi mengenai pekerjaan, mengerjakan tugas kuliah dan
tugas kantor.
Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa kaum muda
sangat senang nongkrong di Starbucks, hal ini merupakan bukti adanya
ketertarikan tidak hanya terhadap rasa kopi Starbucks yang khas tetapi
lebih dari itu Starbucks memiliki daya tarik lain, seperti nyamannya
tempat serta fasilitas yang disediakan membuat kaum muda sangat senang
berlama-lama di Starbucks.
Selanjutnya dalam hasil penelitian ditemukan fenomena nongkrong
kaum muda pada saat ini, Kaum muda sudah menganggap bahwa budaya
nongkrong menjadi suatu aktivitas kebiasaan yang bernilai untuk
dilakukan. Bahkan nongkrong sudah menjadi wadah atau tempat untuk
mengaktualisasikan diri pada ruang publik. Terlepas dari itu budaya
nongkrong memiliki dampak yang positif maupun negatif untuk kaum
muda saat ini, tetapi dalam melihat fenomena tersebut dapat kita ambil sisi
positif yang khususnya bagi para peserta didik, budaya nongkrong dapat
memberikan suatu ruang berfikir dan bergaul secara luas yang sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat serta mendorong
seseorang untuk lebih kreatif sehingga dapat memicu seseorang untuk
melakukan sosialisasi yang baik dengan lingkungan sekitar.

76
77

Faktor yang membentuk gaya hidup kaum muda. Diantaranya


kaum muda mempunyai persepsi bahwa Starbucks memiliki sebuah
prestige sosial, sehingga kaum muda sudah menjadikan Starbucks sebagai
gaya hidupnya. Selain itu dalam era modern saat ini fashion merupakan
suatu hal utama dalam pengaktualisasian diri dihadapan publik dan juga
media sosial.
Fenomena yang telah dibahas menunjukkan bahwa Starbucks
sudah menjadi bagian dari gaya hidup kaum muda pada saat ini. Dimana
Starbucks mampu memfasilitasi kaum muda untuk melakukan aktivitas,
kesenangan maupun hiburan serta persepsi kaum muda yang pada
akhirnya dapat menciptakan gaya hidup kaum muda pada saat ini.

B. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, peneliti mengajukan


beberapa saran diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi kaum muda hendaknya selalu dapat memanfaatkan waktu dengan


sebaik-baiknya dan berusaha menjadi pribadi yang produktif. Sehingga
gaya hidup kita dapat lebih positif.
2. Bagi kaum muda semoga dengan adanya coffee shop Starbucks dapat
sebuah menjadi inspirasi sehingga kaum muda dapat berfikir secara
kreatif.
3. Bagi pemilik Coffee Shop agar dapat memudahkan untuk seseorang untuk
melakukan penelitian ilmiah. Sehingga dapat mengembangkan
pengetahuan masyarakat mengenai Coffee Shop.
4. Bagi sekolah dan guru berharap memberikan arahan terkait budaya
nongkrong yang dapat memberikan dampak yang positif maupun negatif
bagi kehidupan remaja.
Daftar Pustaka

Buku:

Arnould, Eric., Linda Price dan George Zinkhan 1st edition. Consumers. New
York: Mc.Graw-Hill, Inc. Byron J. Finch. 2002

Chaney, David. Lifestyle : Sebuah Pengantar komprehensif. terj.Nuraeni.


Yogyakarta: JalaSutra. 2009

Feist, Jess., Feist, Gregory J. dan Roberts, Tomi-Ann. Teori Kepribadian Edisi
Delapan. Jakarta: Salmeba Yumanika. 2017

Frazier, H Moore. Public Relation: Principles, Cases, and Problems, terj.


Lilawati Trimo dan Deddy Djamaludin Malik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 1987
Hawkins, Roger J. Best, Kenneth A. Coney. Consumer Behaviour Implication for
Marketing Strategy edisi keenam. United States: Case Studies

Kotler, Philip dan Keller, Kevin L. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1.


Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama. 2008

Kotler, Philip. Dasar-Dasar Pemasaran jilid 1 edisi keenam. Jakarta:


Intermedia.1994

Matono, Nanang. Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern,


Postmodern, dan Poskolonial edisi Revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. 2016

Moleog, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi, (Bandung: PT


Remaja Rosdakarya)
FITK. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.
Raco, J.R. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 2010

78
Sarwono, Sarliro W. Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. 2016

Shiffman, Leon dan Kanuk, Lesie L. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Indeks


Grup Media. 2015

Shiffman, Leon G. Wisenblit, Joseph L. Consumer Behaviour Eleventh Edition.


England : Person Education Limited. 2014

Sobur, Alex. Psikologi Umum Edisi revisi. Bandung: CV Pustaka Setia. 2016

Solomon, Michael R. Consumer Behaviour: buying, having, and being edisi


kedua. United State: Paramount publishing.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


2011

Tumanggor, Rusmin dkk. Ilmu sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. 2012

Widjaja, Rudy. Warung Tinggi Coffee: Kopi Legendaris Tertua di Indonesia,


sejak 1878. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. 2015

Skripsi:

Aresa, Della. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada
Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo). Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Depok : Universitas Indonesia. 2012

Khoironi, Fidagta. Ekspresi Keberagaman Komunitas Warung Kopi (Ananlisis


Profil Komunitas Warung Kopi Blandongan di Yogyakarta). Skripsi
Fakultas Ushuluddin Yogyakarta: Universitas Islam negeri Sunan
Kalijaga. 2009

Meriena Putri Ajiwibawani. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal gaya Hidup
Terhadap Keputusan Pembelian. Universitas Negeri Surabaya. 2015

79
Jurnal:

Derajad S. Widhyarto, Kebangkitan Kaum Muda dan Media Baru, Jurnal Studi
Pemuda Vol.3, No 2, September 2014, hal 142

Herlyana,Elly. Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum
Muda, Thaqafiyyat Vol. 13,No.1. Juni 2012

O'Shaughnessy, John, Nicholas Jackson O'Shaughnessy. “Marketing the Consume


Society and Hedonism. European Journal of Marketing. Bradford: Vol.36
Iss. 5/6. 2002

Plummer, Joseph T. “The Concept of Life Style Segmentation”. Journal of


Marketing, Vol 38 ( Januari 1974) pp. 33-37

Sartika, Rani. Pergeseran Budaya Ngopi Di Kalangan Generasi Muda di Kota


Tanjungpinang. Tanjungpinang : Universitas Maritim Raja Ali Haji

Ukers, William H. All about coffee. New York: The Tea and Coffee Trade
Journal Company
Internet:

Arta, Ira. Globalisasi Ubah Gaya hidup Lewat Starbucks Coffee.


www.kompasiana.com, 11 Januari 2018

Kopidewa, “Sejarah Starbucks yang Menjadi Raksasa Dunia”,


www.kopidewa.com, 8 Februari 2017

Starbucks Company Profile. The Starbucks Story. www.Starbucks.com, 8


Februari 2018

Undang-Undang No.40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, kemenpora.go.id, 26


November 2017

Yulindra, T Mustika. Evolusi Kedai Kopi. majalah.ottencoffee.co.id. 11 April


2018

80
PEDOMAN WAWANCARA PENGARUH KEBERADAAN COFFEE SHOP
TERHADAP GAYA HIDUP KAUM MUDA
(STUDI KASUS PADA STARBUCKS DI MALL BOTANI SQUARE BOGOR)

Pelaksana Wawancara:
1. Hari/tanggal :
2. Jam :
3. Tempat :
4. Nama Informan :
5. Profesi :

Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?
2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?
3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?
4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?
5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?
6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?
7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks ?
8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa
alasannya?
9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di
Starbucks?
10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?
12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum
muda pada zaman sekarang?
13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?
14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan
mengunjungi coffee shop?
15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?
16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?
17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?
18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?
19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?
20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?
21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai
lainnya?
TRANSKIP WAWANCARA
KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:
1. Hari/tanggal : Sabtu, 3 Februari 2018
2. Jam : 10.00 WIB
3. Tempat : Starbucks
4. Nama Informan : Adit
5. Profesi : Karyawan

Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?
Sebenarnya kalau menurut saya, saya datang ke Starbucks bukan cuman karena
kopinya tapi memang suasana Starbucks itu coffee shop paling tepat aja untuk minum
kopi sambil santai dibanding coffee shop yang lain.
2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?
Saya lebih suka sendiri, karena emang suasana disini lebih tenang jadi enak aja buat
kerjaan.
3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?
Yang pastinya minum kopi ya, menikmati kopi sambil santai gitu.
4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?
Karena Starbucks itu tempatnya nyaman banget jadi kadang bisa lupa waktu sampai
berjam-jam.
5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?
Kalau saya kesini at least semingu itu satu sampai dua kali sih.
6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?
Kalau ngopi sih enaknya paling tepat pagi, karena kerjaan saya kan bisa walk for
home gitu. Jadi biasanya pagi kesini.
7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?
Gak ada waktu khusus untuk ngatur waktunya karena memang sesuai aja sama ajam
kerja.
8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa
alasannya?
Kalau ke Starbucks saya gak suka pesan makan, dan kalau minuman saya sukanya
pesan Frappucino atau Machiato.
9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di
Starbucks?
Saya gak keberatan ya, karena memang kopi disini itu worth it banget. Apalagi ngopi
sambil ada wifi jadi kan lebih enak.
10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
Kalau saya termasuk orang yang memang suka sih mempublikasikan kegiatan
tertentu. Tapi kalau kegiatan yang memang rutinitas biasa, saya ga pernah upload.
11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?
Menurut saya untuk sebagian orang mungkin Starbucks suatu prestige sosial. Tapi
ada juga yanng memang menganggap bahwa Starbucks itu sudah hal yang biasa.
12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum
muda pada zaman sekarang?
Menurut saya memang Starbucks itu lambat laun bisa jadi suatu kebiasaan, karena
memang kopi kan bikin ketagihan ya kopi itu sudah menjadi sebuah keharusan. Jadi
kalau ada orang contohnya kaak saya yang memang sudah cocok banget sama kopi di
Starbucks, ya pasti saya akan datang terus kesini.
13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?
Kalau dulu saya suka mengisi waktu luang untuk nonton drama korea, atau nonton
film. Tapikalau sekarang lebih suka menghabiskan waktu luang untuk ketemu sama
teman atau datang ke event tertentu.
14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan
mengunjungi coffee shop?
Ya itu gak maslah sih, karena jujur aja wangi kopi itu memang bikin fikiran lebih
rileks aja. Jadi fikiran kita bisa fresh lagi.
15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?
Sebenarnya budaya nongkrong itu kalau dilakukan diwaktu yang tepat, dengan budget
yang tepat, maksudnya masih dalam batas yang wajar sesuai kemampuan kita itu
adalah hal yang wajar aja. Kecuali kalau nongkrong cuman buat gaya-gayaan biar
dikata gaul aja itu ga masuk akal yah.
16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?
Positifnya banyak, kayak bisa silaturahmi gitu. Ya negatifnya juga ada kayak
pengeluaran bisa lebih banyak.
17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?
18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?
Perkembangan fashion sama cepat perkembangannya dengan yang lain.
19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?
Pasti, karena perkembangan zaman sangat mempengaruhi dunia fashion.
20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?
Saya gak mengikuti trend karena apa yang saya rasa nyaman itu yang saya pakai.
21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai
lainnya?
Saya datang kesini pakai baju yang santai aja, casual gitu.
TRANSKIP WAWANCARA
KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:
1. Hari/tanggal : Sabtu 3 Februari 2018
2. Jam : 16.30 WIB
3. Tempat : Starbucks
4. Nama Informan : Amel
5. Profesi : Karyawan

Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?
Karena saya suka aja nongkrong disini, selain kopi-kopinya enak, suasana tempatnya
juga cozy gitu.
2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?
Biasanya sama teman-teman. Tapi kalau ada spare waktu sendiri atau lagi galau kan
datang kesini juga kan bisa sendiri aja.
3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?
Nongkrong aja atau juga sambil ngerjain kerjaan kantor biar ga terlalu bosan gitu.
4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?
Nongkrong disini bisa sampe tiga sampai empat jam sih.
5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?
Ga tentu sih, mungkin dalam seminggu bisa 3-4 kali. Kadang juga cuman beli aja
minum aja terus langsung pergi lagi.
6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?
Kalau kesini biasanya pulang kerja, sore-sore sekitar jam 5.
7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?
Ga perlu diatur sih, ya sesuka saya aja.
8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa
alasannya?
Kalau makanan jarang beli,karena saya kurang suka makanan manis gitu, tapi kalau
minuman biasanya saya suka pesan yang vanilla atau green tea
9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di
Starbucks?
Enggak keberatan sih, kan saya suka jadi biasa aja.
10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
Kalau publikasikan sih jarang, paling kalau sesekali meet up sama teman baru saya
publikasikan.
11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?
Menurut saya biasa aja sih, karena kan Starbucks itu memang kesenangan pribadi
saya aja. Kan kalo prestige bukan cuman Starbucks aja.
12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum
muda pada zaman sekarang?
Iya mungkin bisa aja sih menunjukkan sebuah gaya hidup anak muda zaman
sekarang. Karena mereka menganggap Starbucks itu salah satu tempat yang hits.
13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?
Kalau ada waktu luang saya biasanya pergi sama keluarga atau sama teman.
14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan
mengunjungi coffee shop?
Menurut pendapat saya, kenapa mereka menghabiskan waktu di Coffee Shop mungkin
itu salah satu alternatif orang-orang zaman sekarang untuk menghilangkan rasa stress
atau lelahnya seharian di ruangkantor. Jadi mereka merasa kalau ada waktu luang ya
itu saatnya waktu untuk dirinya sendiri.
15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?
16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?
Menurut saya hal negatifnya itu banyak anak-anak remaja yang suka nongkrong tapi
ga jelas arah tujuannya yang akhirnya Cuma buang-buang waktu bahkan itu bisa
gangu sekolah mereka karena nongkrong terlalu malam. Hal positinya juga banyak
sih, nongkrong juga bisa jadi tempat yang bisa membuat kita punya peluang untuk
menemukan hal yang baru.
17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?
18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?
Kalau fashion saat ini memenag sudah banyak ya, tapi saya lebih perhatin tentang
trend hijab sekarang, menurut saya hijab zaman sekarang itu bagus banget, jadi
banyak perempuan-perempuan yang berhijab itu tampil lebih modis dan gak
ketinggalan zaman.
19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?
Pastinya ada kaitannya ya, mungkin ada pengaruhnya dari globalisasi, para desainer
fashion saat ini banyak melihat dari sisi culture orang luar negeri. Jadi para desainer
Indonesia dapat inspirasi dari hal itu.
20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?
Iya kadang saya juga suka untuk mengikuti fashion yang lagi ngehits itu seperti apa.
Biar tampilan saya lebih menarik lagi.
21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai
lainnya?
Yang penting pakaiannya gak aneh aja, sewajarnya aja ko.
TRANSKIP WAWANCARA
KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:
1. Hari/tanggal : Sabtu, 3 Februari 2018
2. Jam : 15.00 WIB
3. Tempat : Starbucks
4. Nama Informan : Bunga
5. Profesi : Mahasiswa

Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?
Starbucks tempatnya nyaman banget buat ngobrol, suasanya itu bikin betah orang
kalau datang kesini.
2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?
Biasanya sama teman aja sih, karena kalau sendirian kurang seru.
3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?
Ngobrol-ngobrol aja sama teman sambil minum kopi.
4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?
Tergantung sih, kalau misalnya waktunya lagi senggang banget saya bisa seharian ada
disini kan ada wifi juga jadi bisa 3-4 jam lah disini.
5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?
Gak terlalu sering juga, paling seminggu sekali aja, karena ngopi gak harus datang
kesini. Bisa bikin dirumah walaupun rasanya memang beda banget.
6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?
Biasanya sore sampai malam kira-kira jam 8
7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks ?
Gampang kok, kan kesini itu setelah selesai kegiatan. Sore/malam
8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa
alasannya?
Biasanya suka pesan minuman kopi kayak cappucino atau caramel macchiato
9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di
Starbucks?
saya tidak merasa keberatan karena memang Starbucks rasanya juga beda jadi sesuai
dengan harga.
10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
Saya posting hal yang saya suka aja, misalnya pada acara penting tertentu, kalau
untuk sehari-hari saya jarang posting, tapi setiap hari saya selalu melihat media sosial
untuk mengetahui berita terkini.
11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?
Iya, karena dari harga dan suasananya aja memang sudah beda sekali. Starbucks
punya gengsi tersendiri untuk kalangan tertentu. Karena brand Starbucks kan memang
sudah banyak di negara lain. jadi prestigenya sangat berbeda.
12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum
muda pada zaman sekarang?
Bagi orang-orang yang memang suka kopi, mungkin Starbucks itu sudah menjadi
suatu gaya hidup seseorang, misalnya aja orang kantoran ketika jam istirahat, mereka
tidak hanya mencari makanan saja tetapi kopi itu sudah menjadi suatu kewajiban.
Apalagi Starbucks juga biasanya buka di dalam perkantoran.
13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?
Kalau untuk saat ini karena saya juga sedang susun skripsi jadi waktu luangnya
ngerjain skripsi aja, dan kadang suka merasa bosan kalau mengerjakan di kost-an saya
suka kerjain disini. Atau saya suka nonton drama juga.
14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan
mengunjungi coffee shop?
Itu kembali lagi kepada individu masing-masing, kalau cara mereka datang ke
Starbucks itu untuk memenuhi sebuah hobi nongkrong atau minum kopi dan dapat
mengilangkan rasa suntuk, ya berarti itu hal yang sngat wajar.
15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?
Kalau nongkrong itu memberikan hal yang baik, maka budaya nongkrong itu
merupakan suatu aktivitas yang bisa membuat seseorang produktif, tetapi kalau
nongkrong membawa hal yang buruk maka aktivitas itu merupakan hal yang sia-sia
saja. Jadi kaum muda harus bisa memposisikan diri mereka.
16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?
Positifnya nongkrong bisa jadi hal yang baik, seperti silaturahmi dengan teman atau
berdiskusi dengan teman. Jadi mereka nongkrong itu tidak hanya untuk menghabiskan
waktu sia-sia aja, apalagi zaman sekarang orang kantoran melakukan rapat itu tidak
hanya di ruang tertutup saja, tapi sesekali meraka rapat di tempat yang lebih santai
coffee shop. Kalau negatifnya seseorang bisa jadi lupa waktu karena sudah terlalu
asyik dengan nongkrong.
17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?
Gaya hidupnya sudah sangat berbeda, apalagi anak SMA zaman sekarag mereka
cenderung lebih boros tanpa memikirkan uang yang orang tua mereka kasih. Kita bisa
lihat dari Handphone aja mereka rata-rata memakai yang mahal.
18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?
Menurut saya fashion saat ini leih bagus ya, apalagi untuk wanita yang berhijab,
pilihan modelnya makin banyak dan modern. Kita bisa lihat wanita yang memakai
hijab Syar’i bisa kelihatan lebih modis dalam berpakaian dan tetap sesuai aturan
agama.
19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?
Pastinya sangat dipengaruhi oleh globalisasi, karena desainer Indonesia sudah punya
prestasi di dunia, buktinya banyak desainer Indonesia bisa masuk di ajak New York
Fashion Week. Itu berarti Indonesia punya Fashion yang patut diperhitungkan.
20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?
Saya biasa aja sih, gak terlalu mengikuti trend fashion sekarang, saya berpakaian
sesuai kenyamanan aja.
21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai
lainnya?
Ya pastinya rapi karena kita pergi ke tempat banyak orang.
TRANSKIP WAWANCARA PENGARUH KEBERADAAN COFFEE SHOP
TERHADAP GAYA HIDUP KAUM MUDA
(STUDI KASUS PADA STARBUCKS DI MALL BOTANI SQUARE BOGOR)

Pelaksana Wawancara:
1. Hari/tanggal : Rabu, 7 februari 2018
2. Jam : 19.00 WIB
3. Tempat : Starbucks
4. Nama Informan : Fadli
5. Profesi : Karyawan

Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?
Karena saya penikmat kopi, dan menurut saya Starbucks kan tempatnya sudah
terkenal juga jadi asik aja kalau datang kesini.
2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?
Ya biasanya kalau kesini bareng teman-teman lah, hang out disini sekalian kopdar.
3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?
Kayak biasa aja, nongkrong-nongkrong minum kopi, ketawa bareng sambil melepas
penat.
4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?
Paling lama 4 jam sih.
5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu?
Mungkin seminggu minimal sekali, atau seminggu dua kali.
6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?
Kalau kesini biasanya sore atau malem setelah pulang kerja. Jadi gak bentrok sama
waktu kerja.
7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?
Cara ngaturnya kalau kesini setelah pulang kerja kalau lagi weekdays, kecuali
datangnya weekend.
8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa
alasannya?
Saya beli makanan jarang, kalau minuman biasanya black coffee gitu.
9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di
Starbucks?
Lumayan agak mahal kalau dibandingin sama kopi-kopi biasa. Tapi kan sesuai sama
rasa dan tempatnya juga.
10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
Kalau aktivitas sehari-hari gak telalu saya publikasikan, karena sibuk kerja juga. Tapi
kalau lagi kopdar sama teman biasanya saya suka upload di media sosial.
11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?
Iya sedikitnya ada rasa gengsi yang beda sama kedai kopi biasa.
12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum
muda pada zaman sekarang?
Menurut saya memang iya sih datang ke tempat kayak gini itu sudah jadi gaya hidup
anak-anak muda zaman sekarang.malah gak cuman anak muda aja, tapi orang tua juga
kayaknya banyak yang senang dan sengaja datang ke Starbucks.
13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda? Cara
saya buat menghabiskan waktu luang, biasanya kumpul sama keluarga. Karena kan
selama lima hari ini kerja terus. Jadi kalau ada wkatu luang bisa pergi sama keluarga
atau teman.
14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan
mengunjungi coffee shop?
Kalau datang ke Coffee Shop cuman untuk melamun sendirian gak ada tujuan itu hal
yang bodoh ya, seharusnya bisa memanfaatkan waktu luang dengan sebaik-baiknya.
15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?
Menurut saya kalau nongkrongnya di tempat yang jelas, ada tujuan yang bisa diambil
itu sih hal yang bagus. Yang penting nongkrongnya harus tahu waktu.
16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?
Positifnya, mungkin nongkrong juga bisa jadi kegiatan yang bisa bikin strees hilang,
kalau negatifnya nongkrong bikin boros kadang juga lupa waktu.
17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?
Gaya hidup kaum muda sekarang itu kayaknya lebih menyeramkan, lebih bebas aja
gitu. Banyak hal yang harusnya belum dilakukan diusia yang masih remaja tapi
zaman sekarang malah hal itu sudah jadi hal yang biasa.
18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?
Fashion saat ini jauh lebih maju, mungkin karena memang zamannya sudah modern.
19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?
Iya pasti ada pengaruhnya globalisasi,
20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?
Enggak saya orangnya lebih simpel aja, gak mau ribet.
21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai
lainnya?
Pakaiannya santai aja. Gak ada pakaian khusus.
TRANSKIP WAWANCARA
KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:
1. Hari/tanggal : Jum’at, 9 Februari 2018
2. Jam : 16.00 WIB
3. Tempat : Starbucks
4. Nama Informan : Faris
5. Profesi : Mahasiswa/ Model

Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?
Datang kesini emang udah biasa sih, basiclly tempatnya nyaman aja trus kopi disini
tuh enak banget punya ciri khas.
2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?
Biasanya datengnya sama teman, sama keluarga juga suka tapi seringnya sama teman.
3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?
Ya ngobrol aja bareng temen, nongkrong-nongkrong sama teman, suka ngobrolin
banyak hal, dan biasanya kalau lagi ada tugas saya suka ngerjain disini, karena
memang nyaman aja buat ngerjain tugas dari pada di perpustakaan, kalau disini
pikiran saya lebih imajinatif dan bisa dapat banyak inspirasi.
4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?
Biasanya ngabisin waktu 3 jam atau lebih sih.
5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?
Seminggu sih biasanya 3 kali kesini.
6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?
Biasanya sore sih, setelah selesei kegiatan di kampus atau kegiatan lainnya.
7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?
Bagi saya karena saya suka banget kopi dan kopi itu udah jadi kayak wajib banget,
dan saya ngaturnya itu gampang aja, karena saya kesini setelah melakukan kegiatan
rutinitas harian. Jadi kegiatan kita sudah selesei dan hobi minum kopi juga bisa kita
lakukan. Menurut saya sore itu waktu yang sangat perfect sekali untuk menikmati
kopi.
8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa
alasannya?
Kalau makanan saya jarang pesan, tapi kalau minum saya pasti pesan, misalnya saya
suka yang baru nih ada green tea dan cappucino latte.
9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di
Starbucks?
Engga sih, karena kalau kita compare sama coffee shop yang biasa memang lebih
mahal harganya, tapi kita lihat dari segi kenyamanan dan kelas yang ditawarkan itu
beda. Kalau disini menikmati kopinya itu lebih enak karena suasananya.
10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
Iya sering, biasanya sih aku upload di Instagram, apalagi kalau perginya sama teman
pasti aku snapgram.
11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?
Menurut saya iya, karena pengunjung starbucks itu banyak dari kalangan menengah
keatas, banyak orang yang meeting disini sama temen bisnisnya atau berdiskusi
masalah pekerjaan. Jadi menurut saya tempat ini sangat punya prestige sosial yang
cukup tinggi.
12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum
muda pada zaman sekarang?
Menurut saya sendiri Starbucks sudah menjadi gaya hidup untuk sebagian orang yang
memang untuk pecinta kopi. sama aja datang ke starbucks itu untuk memenuhi
kebutuhan hobi minum kopi.
13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?
Kalau saya suka nongkrong-nongkrong bareng teman aja, atau saya lebih suka ngisi
waktu luang untuk mnegerjakan suatu project tertentu.
14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan
mengunjungi coffee shop?
Itu tergantung individunya aja, masalah suka menghabiskan waktu luang di Coffee
Shop itu hak mereka ya.
15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?
Menurut saya pribadi budaya nongkrong itu sudah menjadi bagian aktivitas anak
muda zaman sekarang ya apalagi yang tinggal di kota-kota besar. Karena budaya
nongkrong itu kita bisa menemukan banyak hal dari nongkrong itu seperti misalnya
kita bisa menemukan ide-ide baru, dan saya lihat banyak anak muda yang sukses itu
berawal dari nongkrong, karena misalnya seseorang lagi nongkrong dengan teman
komunitasnya kemudian mereka saling bertukar fikiran dan akhirnya mengerjakan
suatu project baru sehingga mereka berkomitmen membangun suatu bisnis baru. Itu
salah satu contoh anak muda sukses yang awalnya ide mereka muncul pada saat
nongkrong.
16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?
Kalau menurut saya positifnya itu kita bisa bertemu dengan orang baru, misalnya
temen kita itu membawa temennya lagi ke tempat nongkrong, yang awalnya tidak
kenal akhirnya kenal. Dan kita bisa juga ngerjain tugas disini karena menurut saya
nongkrong itu tidak hanya sitting, talking dan doing nothing. Dan sisi negatifnya
mungkin kita lebih suka di luar rumah, jadi intensitas bertemu dengan keluarga
sedikit.
17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?
Gaya hidup muda saat ini terlihat lebih hedonis ya, karena begini jika kita ingin
masuk kepada suatu ruang lingkup atau kalangan tertentu otomatis kita harus ikut
terjun ke gaya hidup tersebut. Dan menurut saya orang zaman itu lebih takut tidak
diakui daripada dia tidak harus melakukan gaya hidup itu yang artinya menjalani gaya
hidup yang diluar kebiasaan itu gampang yang terpenting seseorang tiu dapat
pengakuan dari kelompok tertentu. Karena ya memang gaya hidup itu berkasta.
18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?
Perkembangan fashion saat ini itu memang sangat pesat sekali ya, apalagi Indonesia
sudah menjadi pusat trend busana muslim di dunia. Karena banyak desainer Indonesia
yang bikin baju muslim modern dan tiu salah satu kemajuan yang sangat baik.
19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?
Pastinya ada pengaruh globalisasi, pengaruhnya juga bisa dari barat karena tak segan-
segan mereka berpenampilan terbuka ditempat umum dan itu kurang sesuai sama
budaya Indonesia, tetapi banyak juga fashion muslim yang lambat laun sudah modern
mengikuti perkembangan zaman.
20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?
Iya, saya salah satu orang yang suka mengikuti trend fashion saat ini, karena selain
kuliah saya juga kerja dibidang entertainment yang mengharuskan up to date
mengenai fashion.
21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai
lainnya?
Saya selalu pakai celana jeans, karena saya memang lebih suka di jeans dan atasannya
cukup pakai kaos saja atau kemeja.
TRANSKIP WAWANCARA
KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:
1. Hari/tanggal : 6 Februari 2018
2. Jam : 14.00 WIB
3. Tempat : Starbucks
4. Nama Informan : Handoyo
5. Profesi : Mahasiswa

Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?
Kita tau kan kalau kopi di Starbucks ini emang rasanya enak ditambah lagi tempatnya
juga enak buat nongkrong, buat ngobrol-ngobrol sama teman juga enak.
2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?
Kalau lebih enak sih pasti sama teman-teman. Dan emang seringnya sama teman.
3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?
Ya biasalah anak muda paling cuman ngobrol aja, sharing-sharing gitu.
4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?
Ga tentu, kadang kalau sudah janjian sama teman kan suka lupa waktu gitu. Paling
lama sih 4 jam.
5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?
Gak terlalu sering sih karena kan kalau sekarang teman-teman yang lain juga lagi
sibuk, jadi kalau janjian aja sama teman pasti kesini. Kita-kita seminggu sekali aja.
6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?
Kalau kesini sih lebih suka siang, jadi selesai makan siang langsung ngopi kan enak.
7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks ?
Kalau lagi senggang diusahakan sih datang kesini, soalnya kan saya pecinta kopi, jadi
ngopi lebih enak ngopi memang ditempat yang mendukung gini. Maksudnya kayak
Starbucks nyaman banget buat ngopi sambil santai disini.
8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa
alasannya?
Jarang pesen makan sih, karena disini paling kue-kue gitu aja, jadi biasanya pesan
kopi aja.
9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di
Starbucks?
Gak keberatan ko, karena harga sesuai dengan rasa.
10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
Saya jarang main sosial media, jadi jarang juga posting foto atau apapun di media
sosial
11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?
Iya memang Starbucks punya prestige tersendiri, ini kelihatan dari suasana tempat
yang membuat orang betah.
12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum
muda pada zaman sekarang?
Menurut saya kaum muda yang sudah punya penghasilan Starbucks sudah menjadi
gaya hidup. Tetapi untuk pelajar menurut saya belum menjaadi gaya hidup, karena
dari segi harga Starbucks memang sedikit lebih mahal dibandingkan dengan
minuman-minuman yang biasa.
13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?
Biasanya kalau lagi ada waktu luang, saya suka olahraga bulu tangkis, dan selesai
main bulutangkis biasanya ngopi sambil ngobrol-ngobrol dengan teman-teman.
14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan
mengunjungi coffee shop?
Menurut saya itu hal yang sangat lumrah, karena orang datang ke Starbucks tidak
hanya minum atau membeli kopi saja, tapi banyak juga mereka datang ke Starbucks
pada waktu Istirahat kantor buat ketemu sama teman atau rekan bisnis.
15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?
Menurut saya kalau nongkrong-nongrong saja tanpa ada hal yang bisa diambil itu sia-
sia, tapi kalau sekalian ngobrol-ngobrol hal yang berkualitas itu baik.
16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?
Positifnya mungkin bisa jadi ajang silaturahmi dengan teman, kalau negatifnya anak
muda cenderung menghabiskan waktu hanya dengan nongkrong-nongkrong di luar
rumah.
17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?
Gaya hidupnya cenderung lebih hedonis ya terus juga kurang memanfaatkan kualitas
waktu dan apalagi sekarang banyak tempat belanja online, itu membuat seseorang
bisa jadi lebih konsumtif.
18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?
Fashion sangat berkembang dengan sangat pesat, kelihatan dari desain-desainnya
semakin beragam.
19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?
Pastinya ada, karena teknologi memudahkan kita untuk mencari informasi tentang
apapun termasuk fashion, otomatis desainer indonesia banyak melihat dan mendapat
inspirasi dari desainer atau rancangan orang luar negeri.
20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?
Saya biasa aja sih, kalau lagi trend fashionnya sesuai dengan selera saya, saya pasti
pakai dan beli tetapi kalau tidak sesuai dengan selera, saya tidak akan pakai.
21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai
lainnya?
Saya pakai baju yang pasti tidak berlebihan, simpel aja tapi nyaman.
TRANSKIP WAWANCARA
KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:
1. Hari/tanggal : Sabtu, 3 Februari 2018
2. Jam : 17.00 WIB
3. Tempat : Starbucks
4. Nama Informan : Ivan
5. Profesi : Mahasiswa

Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?
Saya ingin minum kopi tentunya sambil ngobrol-ngobrol sama teman, terkadang juga
ngerjain tugas kuliah karena tempatnya yang nyaman.
2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?
Biasanya sih kalau kesini sama teman atau pacar saya.
3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?
Ya selain minum kopi, kalau disini sih ngobrol-ngobrol, kalau ada tugas kuliah ya
kerjain disini.
4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?
Kesini sih biasanya seminggu dua kali, ya kalau sebulan bisa delapan sampai sepuluh
kali.
5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?
Biasanya kalau disini bisa satu jam dan saya pernah tuh paling lama disini sampai
empat jam.
6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?
Biasanya sih kalau datang kesini sore atau malam pada saat weekday ya, setelah
selesai kegiatan kampus.
7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?
Terus kalau ngaturnya sih disela-sela waktu kosong ya, kan kalau sore sudah kosong
ga ada kegiatan , kadang mampir kesini sebentar.
8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa
alasannya?
Makanan sih biasanya kue-kue gitu aja, paling juga donat terus kalau minum saya
sukanya cappucino. Kadang saya juga suka makan dessertnya.
9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di
Starbucks?
Kalau saya sih enggak keberatan ya, karena saya punya budget khusus ya, jadi ga
ganggu keuangan yang lain.
10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
Ya, kalau saya gak terlalu sering ya upload ini itu di media sosial, tapi kalau ada
informasi-informasi penting baru saya posting di media sosial.
11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?
Ya bisa dibilang punya prestige sosia sendiri ya, mungkin karena dari tempatnya yang
bagus, alat-alat pembuatan kopinya juga yang sudah canggih, jadi ngebuat rasa
kopinya juga beda.
12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum
muda pada zaman sekarang?
Ya kalau menurut saya Kopi itu bukan lagi sebuah kebutuhan tetapi sudah menjadi
gaya hidup, jadi otomatis Starbucks juga sudah menjadi gaya hidup anak muda zaman
sekarang.
13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?
Aktivitas waktu luang, biasanya saya isi dengan kumpul bersama keluarga kayak suka
makan-makan, atau saya biasanya main game.
14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan
mengunjungi coffee shop?
Menurut saya itu ga masalah ya, selagi melakukan hal yang positif dan tidak
merugikan orang lain sih itu gak masalah.
15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?
Nongkrong adalah hal yang wajar dilakukan untuk anak muda tapi kalau zaman
sekarang kan bukan cuma kaum muda saja, orang tua pun banyak yang memang
masih suka nongkrong-nongkrong gitu. karena menurut saya nongkrong juga perlu
dilakukan ya, biar fikiran kita juga lebih luas.
16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?
Tergantung kaum mudanya ya menanggapi nongkrong itu sendiri, apakah nongkrong
itu dalam hal yang produktif atau malah sebaliknya yang cenderung menjurus ke arah
yang negatif.
17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?
18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?
Kalau saya lihat perkembangan fashion saat ini itu sangat luar biasa ya, sangat kreatif
dan inovatif dalam hal model baju.
19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?
Ya pastinya ada pengaruh dari globalisasi ya.
20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?
Kalau saat ini saya punya gaya fashion tersendiri.
21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai
lainnya?
Ya biasa sih kalau saya tetap rapi tapi tidak formal, jadi gak ada style khusus jadi
bagaimana mood saya aja.
TRANSKIP WAWANCARA
KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:
1. Hari/tanggal : Sabtu, 3 Februari 2018
2. Jam : 18.00 WIB
3. Tempat : Starbucks
4. Nama Informan : Panji
5. Profesi : Karyawan

Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?
Tempanya nyaman dan fasilitasnya juga mendukung, jadi kayak suasana tempatnya
enak, ada wifi juga.
2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?
Biasanya sama teman atau pacar saya
3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?
Nongkrong aja biar suasana hatinya gak jenuh.
4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?
Sekali seminggu atau dua kali seminggu sempetin waktu kesini.
5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu?
Biasanya sih satu sampai dua jam.
6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?
Setelah jam pulang kerja saya, sehabis magrib seringnya
7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?
Pintar-pintar kita aja ngatur waktunya, kalau lagi lebur kerja ya berarti gak datang
kesini.
8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa
alasannya?
Kalau makanan saya pesan kue-kue gitu aja, kalau minuman ya pastinya kopi.
9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di
Starbucks?
Menurut saya gak masalah sih kalau mengeluarkan uang untuk minum kopi disini.
10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
Kadang-kadang aja saya upload di media sosial.
11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?
Menurut saya iya pasti ada prestige sosial, karena kan memang kalau orang Indonesia
itu selalu menganggap lebih berkelas sama produk luar negeri. Starbucks kan produk
luar.
12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum
muda pada zaman sekarang?
Karena sekarang kedai kopi kayak gini sudah banyak banget, bukan cuman Starbucks,
jadi Starbucks bisa jadi salah satu tempat yang membentuk gaya hidup anak muda.
13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?
`biasanya istirahat aja atau main futsal.
14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan
mengunjungi coffee shop?
Menurut saya itu gak maslaah, itu hak setiap orang untuk datang ke Coffee Shop.
15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?
Menuru saya itu hal yang biasa, karena anak muda memang lagi senang-senangnya
main, nongkrong atau ari hal-hal yang baru.
16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?
Positifnya nonkrong itu bisa membuat kita jadi orang yang gampang bergaul.
Negatifnya mungkin bisa membuang-buang waktu saja. Tapi itu tergantung juga
nongkrongnya itu ada tujuannya apa enggak.
17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?
Gaya hidup anak muda sekarang kurang punya simpati sama orang lain, kayak lebih
asik sama gadgetnya masing-masing.
18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?
Trend fashion sekarang bagus banget ya apalagi kalau fashion untuk perempuan.
banyak desainer muda yang kreatif-kreatif juga buat bikin baju.
19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?
Iya ada pengaruhnya. Misalnya ide kita muncul setelah lihat fashion di negara lain
melalui internet atau secara langsung.
20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?
Kadang saya suka mengikuti.
21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai
lainnya?
Pakaiannya yang santai dan nyaman aja.
TRANSKIP WAWANCARA
KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:
1. Hari/tanggal : Sabtu, 3 Februari 2018
2. Jam : 14.00 WIB
3. Tempat : Starbucks
4. Nama Informan : Rahman
5. Profesi : Karyawan

Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?
Ya karena saya mau minum kopi sambil nunggu jam kantor masuk
2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?
Berdua dengan teman kantor.
3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?
Ngopi aja, sama ngobrol-ngobrol biasa.
4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?
Gak lama, paling satu sampai dua jam aja, abis gitu balik lagi ke kantor
5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?
Semaunya saya aja kesini, kalau lagi mau ya pasti datang kesini
6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?
Jam istirahat kantor pas zuhur
7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks?
Kalau lagi ada waktu dan mau datang kesini aja sih.
8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa
alasannya?
Biasanya Black coffee aja, kalau makan saya jarang disini.
9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di
Starbucks?
Enggak sih biasa aja, karena rasa kan ga pernah bohong. Jadi sesuai lah
10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
Saya bukan tipe orang yang harus upload sana upload sini, jadi kalau ada momen-
momen tertentu aja.
11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?
Menurut saya, untuk orang yang sudah sering datang kesini sih prestigenya ga terlalu
high ya, tapi kalau untuk orang yang mungkin jarang kesini, bisa jadi Starbucks itu
punya prestige sendiri untuk mereka.
12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum
muda pada zaman sekarang?
Gaya hidup bukan starbuck aja ya, tapi mungkin adanya Starbucks itu bisa membuat
gaya hidup seseorang terbentuk, misalnya aja kalau orang yang belum penah ke
Starbuck, terus dia sewaktu-waktu datang ke Starbucks dan akhirnya ketagihan sama
kopi, suasananya yang asik disini yang pada akhirnya seseorang itu datang terus ke
Starbucks. Itu kan jadi hobi,jadi gaya hidup baru juga.
13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?
Biasanya sih futsal, abis futsal nongkrong sama teman-teman.
14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan
mengunjungi coffee shop?
Ya menurut saya itu biasa aja ya, selagi dia bisa atur waktu kerjaan atau sekolah
dengan nongkrong atau pergi ke Coffee Shop , ya kan nongkrong atau pergi ke tempat
coffee shop juga bisa buat menghilangkan stress karena kerjaan.
15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?
Budaya nongkrong zaman sekarang memang lagi hits banget ya, soalnya di Bogor
sudah banyak tempat-tempat Coffee Shop atau tempat-tempat yang asik buat
nongkrong, contohnya aja lapagan Sempur sekarang sudah jauh lebih rapi sudah
kekinian banget, jadi orang-orang suka nongkrong kayak tempat-tempat gitu.
Ibaratnya nongkrong zaman sekarang itu sudah di fasilitasi.
16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?
Menurut saya, positif atau negatifnya itu tergantung orang, kalau buat saya positifnya
itu kita bisa ketemu sama teman, ngobrol tentang hal yang baru itu juga kan bisa
nambah wawasan kita, tapi positifnya mungkin lebih boros aja karena kalau
nongkrong gitu kita pasti keluar rumah, beli bensin, beli makan atau minum. Kalau
terlalu sering ya itu bisa bikin boros.
17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?
Gaya hidup anak muda sekarang itu lebih kayak ketergantungan banget sama media
sosial, jadi media sosial itu bisa jadi memberikan dampak yang positif, tapi kalau
anak muda sekarang kurang cerdas, yang ada mereka akan terhanyut sama hal-hal
negatif.
18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?
Fashion sekarang itu macam-macam, desainernya juga kreatif-kreatif banget, jadi
kalau pakai baju jaman sekarang itu gak bikin bosan.
19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?
Iyalah pastinya, karena zaman sekarang semuanya itu sudah dipengaruhi globalisasi,
gak hanya fashion aja, makanan media, atau apapun itu semua sudah dipengaruhi
globalisasi.
20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?
Tidak, karena saya pakai baju yang sesuai sama kenyamanan saya aja.
21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai
lainnya?
Kalau kesini pada saat jam kerja berarti saya pakai baju kantor, saya pakai yang biasa
aja gimana maunya saya.
TRANSKIP WAWANCARA
KAJIAN GAYA HIDUP KAUM MUDA PENGGEMAR COFFEE SHOP
(Studi Kasus Pada Coffee Shop “Starbucks” di Mall Botani Square Bogor)

Pelaksana Wawancara:
1. Hari/tanggal : Rabu, 7 Februari 2018
2. Jam : 15.20 WIB
3. Tempat : Starbucks
4. Nama Informan : Syifa Fauziyah
5. Profesi : Mahasiswi

Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengapa anda datang ke coffee shop Starbucks ?
Saya suka datang ke Starbucks soalnya enak aja datang kesini, servicenya bagus gitu.
Selain itu starbucks itu Coffee Shop untuk kalangan menengah keatas makanya
suasananya itu enak untuk jadi tempat nongkrong sama teman-teman. Jadi fasilitas
sama harga itu memang sebanding.
2. Dengan siapa anda datang ke Starbucks?
Biasanya sih sama teman ya,misalnya kita suka gak punya tujuan setelah pulang dari
kampus, akhirnya kita pergi ke Starbucks. Tapi kalau sendirian pun saya sering
datang kesini.
3. Apa yang anda lakukan di Starbucks?
Kalau sendiri biasanya main laptop aja, dan kalau sama teman-teman ya ngobrol aja,
kadang suka diskusi masalah tugas juga. Wifi-an gratis juga kan jadinya makin betah
ada disini.
4. Seberapa lama biasanya anda menghabiskan waktu di Starbucks?
Tergantung sih, kalau misalnya waktunya lagi senggang banget saya bisa seharian ada
disini kan ada wifi juga jadi bisa 3-4 jam lah disini.
5. Seberapa sering anda datang ke Starbucks dalam satu minggu ?
Saya datang kesini lumayan sering, karena kan kampus saya dekat banget dengan
Starbucks, jadi kalau lag ga ada kerjaan atau kelas di kampus biasanya langsung
datang kesini sama teman-teman.
6. Pada jam berapa biasanya datang ke Starbucks?
Gak tentu juga datang kesini jam berapa, ya enak sih biasanya sore setelah pulang
kuliah.
7. Bagaimana anda mengatur waktu untuk datang ke Starbucks ?
Ga susah ko, karena kesini itu biasanya setelah pulang kuliah. Dan kadang saya suka
kesini malam soalnya saya ngekost di dekat sini. Jadi kalau malem bisa datang kesini
juga.
8. Makanan atau minuman seperti apa yang biasanya anda pesan di Starbucks? Apa
alasannya?
Kalau makanan sih jarang saya pesan, saya lebih sering pesan kopi. Saya suka pesan
cappucino
9. Apakah anda keberatan mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman di
Starbucks?
Ya kadang-kadang sih saya suka mikir terlalu boros kalau datang kesini tapi karena
memang senang terus hobi nongkrong, ya jadi biasa aja sih sekarang ga merasa
keberatan untuk mengeluarkan uang untuk minum disini.
10. Apakah anda senang mempublikasikan keberadaan atau aktivitas anda di media
sosial? apa alasannya?
Awalnya sering ngeposting via aplikasi Path biar keliatan anak gaul gitu, tapi lama-
lama merasa bosan juga, jadi kalau sekarang sudah jarang sih.
11. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan suatu prestige sosial?
Gak terlalu bergengsi juga sih, tapi kalau orang tahu kita datang ke Starbucks kan
biasanya anggapannya beda, karena memang di Starbucks kan minum kopi gak cukup
sepuluh ribu aja. Jadi lumayan juga sih ada prestige sosialnya.
12. Apakah menurut anda mendatangi Starbucks merupakan sebuah gaya hidup kaum
muda pada zaman sekarang?
Kalau menurut saya memang starbucks itu sudah menjadi bagian gaya hidup kaum
muda. Apalagi ini lokasinya itu di Mall dan di dekat kampus jadi yang datang kesini
banyak mahasiswa dan orang kerja. Jadi minum kopi di Starbucks itu sudah menjadi
suatu kebiasan untuk sebagian orang.
13. Aktivitas seperti apa yang anda lakukan untuk menghabiskan waktu luang anda?
Saya orangnya lebih senang di luar sih, karena memang saya ngekost, jadi kalau di
kost-an itu bosan banget. Jadi biasanya ngisi waktu luangnya kadang nongkrong,
nonton, makan sama teman-teman sambil nunggu kelas selanjutnya dimulai.
14. Bagaimana pendapat anda jika seseorang menghabiskan waktu luang dengan
mengunjungi coffee shop?
Menurut saya itu biasa aja , karenamereka datang kesini juga bukan hanya nongkrong
aja, tapi ada kepentingan lainnya. Ketemu sama teman kerja atau ngerjain tugas disini.
Jadi selain itu mungkin mereka juga hobi nongkrong kayak saya, jadi datang kesini itu
bisa jadi tempat buat nurunin stress atau rasa penat. Jadi itu hal yang lumrah kalau ada
orang yang menghabiskan waktu luang disini.
15. Bagaimana pendapat anda terkait budaya nongkrong kaum muda saat ini?
Menurut saya bedanya itu mungkin kalau zaman dulu itu nongkrong di warung kopi
biasa dan sebelum di bogor ini banyak mall mungkin nongrkrong di tempat-tempat
biasa aja. Tapi kalau sekarang kan banyak coffe shop juga jadi mereka biasanya
nongkrong-nongkrong ditempat yang lebih nyaman buat diskusi hal-hal yang baik dan
kan itu bagus juga jadi kita banyak dapat inspirasi.
16. Menurut anda apa hal positif dan negatifnya budaya nongkrong saat ini?
Pasti ada positf dna negatifnya, contoh positifnya itu kita jadi sering ketemu teman
untuk sharing masalah tugas atau diskusi tentang masalah kuliah. Negatifnya kita jadi
bisa lupa waktu seharian di Starbucks karena terlalu nyaman tempatnya.
17. Bagaimana menurut anda mengenai gaya hidup kaum muda saat ini?
Menurut saya gaya hidup zaman muda sekarang itu anak muda itu sangat senang
menunjukkan identitas mereka ke publik, jadi mereka bisa dilihat orang itu sebagai
anak gaul anak yang mengikuti berita ter-update. Makanya banyak banget anak muda
yang nongkrong itu untuk nunjukkin bahwa kelas sosialnya itu beda loh dengan kelas
sosial yang lain. makanya anak muda kadang sangat senang memposting kegiatan
mereka, seolah-olah mereka itu kayak lagi nge-branding diri dia ke publik.
18. Bagaimana menurut anda mengenai perkembangan fashion saat ini?
Menurut saya kalau lihat fashion saat ini lebih mengikuti gaya ketimuran ya, awalnya
kan mengikuti gaya barat yang lebih terbuka gitu pakaiannya tapi untuk saat ini kita
bisa dilihat sekarang wanita berhijab sudah banyak. Apalagi kaum muda itu gampang
dipengaruhi oleh orang kan, sekarang banyak selebgram berhijab yang pakaiannya
modis dan itu diikuti oleh kaum muda.
19. Apakah perkembangan fashion saat ini dipengaruhi oleh globalisasi?
Pastinya sangat dipengaruhi oleh globalisasi, misalnya baju ala tukri atau timur tengah
lagi trend banget di Indonesia, model baju Abaya banyak diminati oleh masyarakat.
Dan itu membuktikan bahwa fashion juga bisa dipengaruhi oleh globalisasi. karena
sekarang ini bnayk juga brand luar negeri yang masuk ke Indonesia.
20. Apakah anda mengikuti trend fashion saat ini?
Iya, saya salah satu orang yang mengikuti trend fashion saat ini.
21. Bagaimana style fashion anda ketika mengunjungi coffee shop atau tempat ramai
lainnya?
Kalau saya memang orangnya sangat memperhatikan penampilan ya, jadi kemanapun
mau pergi harus rapi, karena biar enak dilihat.
Starbucks Company Profile
January 2018
The Starbucks Story
Our story began in 1971. Back then we were a roaster and retailer of whole bean and ground coffee, tea and spices
with a single store in Seattle’s Pike Place Market. Today, we are privileged to connect with millions of customers
every day in 76 markets.

Folklore
Starbucks is named after the first mate in Herman Melville’s “Moby Dick.” Our logo is also inspired by the sea –
featuring a twin-tailed siren from Greek mythology.

Starbucks Mission
Our mission: to inspire and nurture the human spirit – one person, one cup and one neighborhood at a t ime.

Our Coffee
We’ve always believed in serving the best coffee possible. It's our goal for all of our coffee to be grown under the
highest standards of quality, using ethical sourcing pract ices. Our coffee buyers personally travel to coffee farms in
Lat in America, Africa and Asia to select high-quality beans. And our master roasters bring out the balance and rich
flavor of the beans through the signature Starbucks Roast.

Our Stores
Our stores are a neighborhood gathering place for meeting friends and family. Our customers enjoy quality service,
an inviting atmosphere and an exceptional beverage in more than 28,000 stores and two immersive Starbucks
Reserve™ Roastery locations.

Total stores: 28,039* (as of Dec. 31, 2017)


Andorra, Argentina, Aruba, Australia, Austria, Azerbaijan, Bahamas, Bahrain, Belgium, Bolivia, Brazil,
Brunei, Bulgaria, Cambodia, Canada, Chile, China, Colombia, Costa Rica, Curacao, Cyprus, Czech Republic,
Denmark, Egypt, El Salvador, Finland, France, Germany, Greece, Guatemala, Hong Kong/Macau, Hungary,
India, Indonesia, Ireland, Japan, Jamaica, Jordan, Kazakhstan, Kuwait, Lebanon, Luxembourg, Malaysia,
Mexico, Monaco, Morocco, Netherlands, New Zealand, Norway, Oman, Panama, Peru, Philippines, Poland,
Portugal, Puerto Rico, Qatar, Romania, Russia, Saudi Arabia, Singapore, Slovakia, South Africa, South
Korea, Spain, Sweden, Switzerland, Taiwan, Thailand, Trinidad and Tobago, Turkey, United Arab Emirates,
United Kingdom, United States and Vietnam.

Our Partners
We offer some of the finest coffees in the world, grown, prepared and served by the finest people. Our employees,
who we call partners, are at the heart of the Starbucks Experience.

We believe in treating our partners with respect and dignity. We are proud to offer comprehensive health coverage
for eligible full- and part-time partners; equity in the company through Bean Stock; and the opportunity for eligible
U.S. partners to earn bachelor’s degrees with full tuition reimbursement through the Starbucks College
Achievement Plan.

* Includes Starbucks Coffee and Teavana retail locations


Starbucks Company Profile

Our Products
Starbucks offers a range of exceptional products that customers enjoy in our stores, at home, and on the go.
Coffee: More than 30 blends and single-origin premium coffees.
Handcrafted Beverages: Fresh-brewed coffee, hot and iced espresso beverages, Starbucks® Cold Brew slow-
steeped coffee, Frappuccino® coffee and non-coffee blended beverages, Starbucks Refreshers® beverages,
smoothies and teas.
Merchandise: Coffee- and tea-brewing equipment, Verismo® System by Starbucks, mugs and accessories,
packaged goods and gifts.
Fresh Food: Baked pastries, sandwiches, salads, protein boxes and bowls, oatmeal, yogurt parfaits and fruit cups.
Consumer Products
 Coffee and Tea: Whole-bean and ground coffee (Starbucks and Seattle’s Best Coffee brands), Starbucks VIA®
Instant, Starbucks® Coffee K-Cup® pods, Starbucks® and Teavana® Verismo® pods.
 Ready-to-Drink (RTD): Starbucks® bottled Frappuccino® coffee drinks, Starbucks Discoveries® chilled cup
coffees, Starbucks Discoveries Iced Café Favorites®, Starbucks Iced Coffee, Starbucks Doubleshot® espresso
drinks, Starbucks Doubleshot® Energy Coffee drinks; Starbucks® Bottled Cold Brew; Starbucks Refreshers®
beverages, Evolution Fresh™ bottled juices, Teavana® bottled craft iced teas.

Brand Portfolio
Starbucks Coffee, Seattle’s Best Coffee, Teavana, Evolution Fresh and Ethos Water.

Investor Information
 Starbucks went public on June 26, 1992 at a price of $17 per share (or $0.27 per share, adjusted for subsequent
stock splits) and closed trading that first day at $21.50 per share.
 Starbucks was incorporated under the laws of the State of Washington, in Olympia, Wash., on Nov. 4, 1985.
 Starbucks Corporation's common stock is listed on NASDAQ, under the trading symbol SBUX.

Being a Responsible Company


We have always believed Starbucks can – and should – have a positive impact on the communities we serve. One
person, one cup and one neighborhood at a time. It is our vision that together we will elevate our partners,
customers, suppliers and neighbors to create positive change.

We focus in four areas where our commitment and scale can make the biggest impact:
 Making coffee the world’s first sustainable agricultural product by doing our part to improve the lives of 1 million
people in coffee communities around the world.
 Building and operating the world’s largest green retail business, minimizing our environmental footprint and
inspiring others to do the same.
 Investing in pathways to opportunity through education, training and employment.
 Strengthening communities by welcoming all and creating impact on issues that matter.

© 2018 STARBUCKS COFFEE COMPANY. ALL RIGHTS RESERVED.


Starbucks Company Recognition

Since the beginning, Starbucks has been a different kind of company. One that is dedicated to inspiring and nurturing the
human spirit. Committed to serving the finest coffee, creating an exceptional customer experience, and being a great place to
work. We are grateful to our partners (employees) for making us the company that we are. And we are honored to be
acknowledged for their efforts.

Here are some of our recent awards and recognition.

“No. 1 Best Coffee,” Fast Food and Quick Refreshment categories


Zagat’s Survey of National Chain Restaurants – 2009‐2010

“No. 1 Most Popular Quick Refreshment Chain”


Zagat’s Survey of National Chain Restaurants – 2009‐2010

One of the “World’s Most Ethical Companies”


Ethisphere – 2007‐2010

“Most Ethical Company, European Coffee Industry”


Allegra Strategies – 2009‐2010

“Best Coffee House, Germany”


Deutschland Institute for Service Quality – 2010

One of the “100 Best Corporate Citizens”


Corporate Responsibility Officer/Business Ethics – 2000‐2010

One of the “Global 100 Most Sustainable Corporations in the World”


Corporate Knights – 2010

One of “The 100 Best Companies to Work For”


FORTUNE – 1998–2000, 2002–2010

One of the “Most Admired Companies in America”


FORTUNE – 2003–2010

One of the “Best Places to Work for LGBT Equality”


The Human Rights Campaign – 2009‐2010

© 2011 STARBUCKS COFFEE COMPANY. ALL RIGHTS RESERVED.


Starbucks Company Timeline

1971 StarbucksopensfirststoreinSeattle’sPikePlaceMarket. 1994 Total stores: 425

1982 Howard Schultz joins Starbucks as director of retail 1995 Begins serving Frappuccino® blended beverages.
operations and marketing. Starbucks begins providing coffee Introduces Starbucks® super‐premium ice cream.
to fine restaurants and espresso bars. Announces secondtwo‐for‐onestock split.
Opens roasting facility in York, Pa.
1983 Howardtravelsto Italy,wherehe’simpressedwiththe Total stores: 677
popularity of espresso bars in Milan. He sees the potential to
developa similar coffeehouse culture inSeattle.
1996 Begins selling bottled Frappuccino® coffee drink through
North American Coffee Partnership (Starbucks and Pepsi‐
1984 HowardconvincesthefoundersofStarbuckstotestthe Cola North America).
coffeehouse concept in downtownSeattle, where the first
Opens stores in: Japan (firststore outsideof North America)
Starbucks®CaffèLatteisserved.Thissuccessfulexperimentis
and Singapore.
the genesisfor a company thatSchultz founds in 1985.
Total stores: 1,015
1985 Howard founds Il Giornale, offering brewed coffee and
espresso beverages made from Starbucks® coffee beans. 1997 Establishes The StarbucksFoundation, benefiting local
literacy programs.

1987 Il Giornale acquires Starbucks assets with the backing of Opens stores in: the Philippines.
local investors and changes its name to Starbucks Total stores: 1,412
Corporation. Opens in Chicago and Vancouver, Canada.
Total stores*: 17 1998 Acquires Tazo, a tea company based in Portland,Ore.
Extends the Starbucks brand into grocery channels
1988 Offers full health benefits to eligible full‐ and part‐time across the U.S.
employees. Launches Starbucks.com.
Total stores: 33 Opens stores in: Malaysia, New Zealand,Taiwan,Thailand
and U.K.
1989 Total stores: 55 Total stores: 1,886

1990 Starbucks expands headquarters in Seattle. 1999 Partners withConservation International to promote
Total stores: 84 sustainable coffee‐growing practices.
Acquires Hear Music, aSanFrancisco–based music
1991 Becomes the first privately owned U.S. company to offer a company.
stock option program that includes part‐time employees. Announces third two‐for‐one stock split.
Opens first licensed airport store at Seattle’s Sea‐Tac Opens stores in:China, Kuwait, Lebanon and South Korea.
International Airport. Total stores: 2,498
Total stores: 116
2000 HowardSchultztransitionstochairmanandchiefglobal
1992 Completes initial public offering (IPO), with common stock strategist, Orin Smith promoted to president and chief
being traded on the NASDAQ NationalMarket under the executive officer.
trading symbol SBUX. Establishes licensing agreement withTransFairUSA to sell
Total stores: 165 Fairtrade certified coffee in U.S. andCanada.
Opens stores in: Australia, Bahrain, Hong Kong,Qatar,Saudi
1993 Opens roasting plant in Kent, Wash. Arabia and United Arab Emirates.
Announcesfirsttwo‐for‐onestocksplit. Total stores: 3,501
Total stores: 272

© 2011 STARBUCKS COFFEE COMPANY. ALL RIGHTS RESERVED.


Starbucks Company Timeline

2001 Introducesethicalcoffee‐sourcingguidelines developedin 2007 Eliminates all artificial trans fat and makes 2 percent milk
partnership withConservation International. the new standard for espresso beverages in allU.S. stores as
IntroducestheStarbucksCard,aninnovativestored‐value part of commitment to health and wellness.
card for customers to use and reload. Opens stores in: Romania and Russia.
Announcesfourthtwo‐for‐onestocksplit. Total stores: 15,011
Opens stores in:Austria and Switzerland.
Total stores: 4,709 2008 Chairman HowardSchultz returns as chief executive
officer.
2002 Starbucks enters into licensing agreements with national AcquiresCoffeeEquipmentCompany and itsClover®
FairTradeorganizationsto sellFairtradecertifiedcoffeein brewing system.
the countries where Starbucks does business. Launches My Starbucks Idea,Starbucks first online
Establishes StarbucksCoffeeTradingCompany (SCTC) in community.
Lausanne,Switzerland. AnnouncesStarbucks™SharedPlanet™,thecompany’s
Opens stores in: Germany, Greece, Indonesia, Mexico long‐term commitment to conducting business responsibly.
Oman, Puerto Rico and Spain. Expands partnership withConservation International for
Total stores: 5,886 work on ethical sourcing and climate change.
Launches Pike Place RoastTM**, which quickly becomes
Starbucks top‐selling coffee .
2003 AcquiresSeattleCoffeeCompany,whichincludesSeattle’s
BestCoffee andTorrefazioneItalia coffee brands. Opens stores in: Argentina, Bulgaria,CzechRepublicand
Portugal.
Opens roasting facility inCarsonValley, Nev.,and
Amsterdam, Netherlands. Total stores: 16,680
Opens stores in:Chile,Cyprus, Peru andTurkey.
Total stores: 7,225 2009 Launches StarbucksVIA™ Ready BrewCoffee.
OpensEastAfricaFarmerSupportCenterinKigali,Rwanda.
2004 Opens firstFarmer SupportCenter in San Jose,Costa Rica. Starbucks partners with (RED)™ to help save lives inAfrica.
ReleasesRayCharles,GeniusLovesCompanyCDthrougha Starbucks named on of the most engaged brand in social
collaboration withConcord Records. media. Launches myStarbucks and StarbucksCard iPhone
Introduces StarbucksCoffee Master Program . apps and StarbucksCard Mobile payment.
Opens stores in: France. Opens stores in: Poland andAruba.
Total stores: 8,569 Total stores: 16,635

2005 JimDonald becomespresidentand chief executiveofficer to 2010 Expands digital offerings for customers with free
replace retiring Orin Smith. unlimited Wi‐Fi, Starbucks Digital Network in U.S.
stores.
Acquires EthosWater.
Seattle’s Best Coffee reinvents business strategy to
Announces fifth two‐for‐one stock split.
extend brand’s reach.
Opens stores in: Bahamas,IrelandandJordan.
Expands coffee offeringswith ultra‐premiumStarbucks
Total stores: 10,241 Reserve™ line and Starbucks® NaturalFusions, the first
nationally‐brandednaturally‐flavoredpackagedcoffee
2006 Launches the industry’s first paper beverage cup Announces firstAsiaFarmerSupportCenterinYunnan
containing post‐consumer recycled fiber, saving Province,China.
more than 75,000 trees each year. Opens stores in: Hungary and El Salvador.
Opens stores in: Brazil and Egypt. Total stores: 16,858
Total stores: 12,440

* All store counts reflect end of fiscal year for company‐owned stores
** (PikePlace is a trademark of the Pike Place Market PDA, used under license).

© 2011 STARBUCKS COFFEE COMPANY. ALL RIGHTS RESERVED.


Dokumentasi Penelitian

Rahman, Karyawan

Ivan, Mahasiswa

Bunga, Mahasiswa

Amel Karyawan
Syifa, mahasiswa

Panji, karyawan

Adit, Karyawan

Faris, Mahasiswa

Handoyo, Mahasiswa
BIODATA PENULIS

Nadiya Sahlatul Kholik, putri pertama dari


tiga bersaudara pasangan bapak Ahmad Kholik,
SE dan Ibu Susanti. Lahir di Bogor, 20 Februari
1995. Penulis berdomisili di Bogor yang
beralamatkan jalan kapten yusuf no 9 Rt 02/02
kp. Tamansari, Kel. Tamansari Ciapus-
Batugede, Jawa Barat. Penulis yang berdarah
asli Sunda ini telah menempuh pendidikan di SDN Pasireurih 04 (2000-2006),
SMP Rimba Teruna Bogor (2006-2009), Al-Hamidiyah Islamic School (2009-
2010) kemudian melanjutkan studi di Ummul Qura Islamic Boarding School
(2010-2013). Dan penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
konsentrasi Sosiologi pada tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai