November 2017
1
Wanita, 24 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan mata kanan-
kiri merah sejak 3 minggu lalu. Selain itu mata dirasakan nyeri,
silau, dan penglihatan buram. Tidak ada riwayat trauma dan
pemakaian kontak lensa. Keluhan ini pernah dirasakan 2 bulan
yang lalu. Pada pemeriksaan lokalis mata didapatkan VODS
20/200, injeksi silier (+), terdapat keratik presipitat, kedalaman
bilik mata depan sedang, fibrin (+), pupil ireguler, sinekia posterior
(+). Apa terapi awal yang diberikan?
A. Tetes mata steroid
B. Tetes mata antibiotik
C. Tetes mata antiglaukoma
D. Tetes mata kombinasi steroid dengan antibiotik
E. Salep mata steroid
Pembahasan
• Wanita, 24 tahun
• Mata kanan-kiri merah 3 minggu
• Nyeri, silau, dan penglihatan buram
• Riwayat trauma (-), kontak lensa (-)
• Pernah dirasakan 2 bulan yang lalu
• Pemeriksaan lokalis mata VODS 20/200,
injeksi silier (+), keratik presipitat (+),
kedalaman bilik mata depan sedang, fibrin (+),
pupil ireguler, sinekia posterior (+)
• Apa terapi awal yang diberikan?
Penyebab Uveitis Anterior
Unilateral, akut (<3bulan) Bilateral
• Idiopatik
• HLA-B27
• Sarcoidosis
• Behçet's disease • Lyme disease
• Sarkoidosis • Fuchs heterochromic
• Trauma iridocyclitis (rare cause)
• Infections (herpes, CMV,
syphilis, endophthalmitis) • Juvenile idiopathic
Unilateral, kronik arthritis
• Infeksi (Herpes, retinal • Retinal necrosis
necrosis, CMV, Syphilis,
Rubella) • Tubulointerstitial
• Sarkoidosis nephritis and uveitis
• Endophthalmitis Kronik syndrome
Gejala Uveitis Anterior
• Visus : biasanya turun
• Conjunctiva: injeksi perilimbal (ciliary flush)
• Cornea: Keratic precipitates (KPs), keratopathy , stroma
• Anterior chamber: Flare, cells, hipopion (jika ada,
berhubungan dengan HLA-B27, Behçet disease
• Iris: sinekia posterior, atrofi iris, heterokromia,
iridosiklitis
• Lens dan vitreous: Posterior subcapsular cataracts (jika
sering iritis)
• Posterior segment: edema saraf optik, vasculitis,
retinochoroiditis.
Keratic precipitates (KPs),
Keratic precipitates (KPs),
Xerosis kornea
X2 xerosis kornea
X3A ulkus kornea dengan keratomalasia kurang dari 1/3 luas kornea
X3B ulkus kornea dengan keratomalasia lebih dari 1/3 luas kornea
Bintik Bitot
Xerosis = kering
Tatalaksana Xerophtalmia
Suplementasi Vitamin A pada
Xeroftalmia bergantung pada usia!
• <6 bulan : 50.000 IU
• 6-12 bulan : 100.000 IU
• >1 tahun : 200.000 IU
• Wanita hamil : maksimal 10.000
IU/hari
• Wanita menyusui : 200.000 IU
A. Tetrasiklin
B. Eritromisin
C. Suplementasi vitamin A
D. Tetes mata lubrikan
E. Kloramfenikol
4
Seorang petani perempuan berusia 32 tahun datang ke
Poliklinik dengan keluhan mata kanan berair sejak 3 hari
lalu. Pasien juga merasa seperti ada yang mengganjal di
kelopak mata atas kanannya. Pada pemeriksaan mata
didapatkan VOD 6/6, terdapat selaput putih berbentuk
segitiga seperti pada gambar dibawah ini. Termasuk grade
berapa penyakit pasien ini?
A. Pterygium grade I
B. Pterygium grade II
C. Pterygium grade III
D. Pterygium grade IV
E. Pseudopterigium
Pembahasan
• Seorang petani, usia 32 tahun
• Keluhan mata kanan berair 3 hari
• Mengganjal di kelopak mata atas kanan
• Pemeriksaan mata VOD 6/6, selaput
putih berbentuk segitiga
• Termasuk grade berapa penyakit pasien ini?
Pterygium Grade
I: sampai limbus
II: sampai 2 mm
kornea
III: sampai pupil
IV: melewati 1/2 pupil
Bagaimana membedakan pterygium
dengan pseudopterygium?
• Pseudopterygium diakibatkan oleh
sikatriks, bukan akibat degenerasi/paparan
sinar UV, tidak hanya dari nasal, tidak hanya
pada orang usia lanjut.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Terdapat rasa nyeri periorbita
Perdarahan dan bengkak pada Pemeriksaan refleks pupil dan
kelopak tajam penglihatan
Mata berair Pemeriksaan mata dengan lup dan
Tidak terdapat penurunan tajam senter untuk mengidentifikasi:
penglihatan bila cedera tidak • Luas dan dalamnya laserasi pada kelopak,
melibatkan bola mata termasuk identifikasi keterlibatan tepi
kelopak, kantus medial atau kantus lateral
• Adanya benda asing
• Keterlibatan bola mata
Tatalaksana
Bersihkan luka apabila diyakini bola mata intak
Koreksi Miopia:
“Koreksi dengan lensa sferis negatif
terlemah yang menghasilkan tajam
penglihatan terbaik”
A. S-1,25
B. S-1,75
C. S- 2,25
D. S-2,75
E. S-3,00
10
Laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan mata merah
sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan gatal,
nyeri dan keluar sekret mata. Riwayat terkena goresan
rumput 1 minggu lalu. Pemeriksaan yang dilakukan
pada pasien adalah…
A. Pewarnaan sekret dengan giemsa
B. Pewarnaan sekret dengan wright
C. KOH 10%
D. Tzank test
E. Ziell-nielsen
Pembahasan
• Laki-laki 30 tahun
• mata merah sejak 3 hari yang lalu.
• Pasien juga mengeluhkan gatal, nyeri dan
keluar sekret mata.
• Riwayat terkena goresan rumput 1 minggu
lalu.
• Pemeriksaan yang dilakukan ?
Keratitis Fungal
• Mata merah, visus turun, silau, nyeri, injeksi
konjungtiva, Riwayat kornea tergores
tumbuhan, infiltrat berbentuk lesi
satelit.
• Terapi antifungal:
– Amphotericin B
– Natamycin
– Miconazole
– Nistatin
Laboratory studies
• Kultur
• KOH 10% (sensitivitas 91%)
• Pewarnaan gram (sensitivitas 88,2%)
• Pewarnaa giemsa (sensitivitas 85,1)
Diskusi
• KOH 10% lebih sensitivitasnya lebih besar
daripada pewarnaan giemsa atau gram
A. Pewarnaan sekret dengan giemsa
B. Pewarnaan sekret dengan wright
C. KOH 10%
D. Tzank test
E. Ziell-nielsen
11
Laki-laki 50 tahun datang dengan keluhan
penglihatan ganda. Pasien mengaku bisa melihat
dengan baik jika 1 mata ditutup. Pasien
mempunya riwayat hipertensi. Diagnosis pada
pasien adalah…
A. Diplopia binokuler
B. Diplopia monookular
C. Ablasio retina
D. Retinitis pigmentosa
E. Heminopsia bitemporal
Pembahasan
• Laki-laki 50 tahun
• keluhan penglihatan ganda
• Pasien mengaku bisa melihat dengan baik
jika 1 mata ditutup
• Pasien mempunya riwayat hipertensi
• Diagnosis ?
Diplopia
• Persepsi bayangan ganda saat melihat satu benda.
• Diplopia bisa terjadi monokuler maupun binokuler.
• Jika bayangan ganda terjadi saat melihat dengan
satu mata (monokuler) atau dua mata (binokuler)
• Diplopia binokuler hilang jika salah satu mata
ditutup
• Jika bayangan dari suatu benda yang jatuh tidak
tepat pada fovea dari kedua retina, kemudian
bayangan tersebut muncul di dua tempat yang
berbeda terjadilah diplopia binokuler.
A. Diplopia binokuler
B. Diplopia monookular
C. Ablasio retina
D. Retinitis pigmentosa
E. Heminopsia bitemporal
12
Laki-laki 42 tahun datang dengan keluhan mata
kanan terasa mengganjal sejak 4 bulan disertai
mata merah dan berair. Pada pemeriksaan
ditemukan bulu mata yang masuk ke dalam dan
menggores kornea. Tindakan yang dapat
dilakukan adalah…
A. Tarsonomi
B. Bleparotomi
C. Epilasi
D. Bleparoplasty
E. Eksisi
Pembahasan
• Laki-laki 42 tahun
• mata kanan terasa mengganjal sejak 4 bulan
disertai mata merah dan berair
• PF: ditemukan bulu mata yang masuk ke
dalam dan menggores kornea.
• Tindakan yang dapat dilakukan ?
Trikiasis
Trikiasis
Bulu mata tumbuh mengarah ke arah
permukaan bola mata, sehingga dapat mengores
kornea atau konjungtiva
Non-medikamentosa:
– Epilasi: pencabutan bulu mata dengan pinset.
mengurangi gejala dan mencegah komplikasi.
Bulu mata akan tumbuh kembali dalam waktu 4
– 6 minggu, sehingga perlu diulang
Medikamentosa:
– Salep/tetes mata antibiotik topikal diberikan
sesuaijika:
Rujuk indikasi
visus turun, kerusakan kornea,
terapi tidak berhasil
A. Tarsonomi
B. Bleparotomi
C. Epilasi
D. Bleparoplasty
E. Eksisi
13
Wanita 55 tahun datang dengan keluhan mata kiri tiba-tiba
kabur sejak 3 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri
kepala, mual dan muntah. Pasien tidak mempunyai riwayat
hipertensi. Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan mata
kanan merah, injeksi silier, bilik mata depan dangkal, VOD
6/6, VOS 1/60, TIO mata kiri 49 mmHg. Diagnosis pada
pasien adalah…
A. Glaukoma sudut terbuka kronik
B. Glaukoma sudut tertutup akut
C. Glaukoma primer
D. Glaukoma sekunder
E. Ablasio retina
Pembahasan
• Wanita 55 tahun
• mata kiri tiba-tiba kabur sejak 3 jam yang lalu.
• Keluhan lain: nyeri kepala, mual dan muntah.
• tidak mempunyai riwayat hipertensi.
• Pemeriksaan oftalmologi: mata kanan merah,
injeksi silier, bilik mata depan dangkal, VOD
6/6, VOS 1/60, TIO mata kiri 49 mmHg
• Diagnosis?
Glaukoma
• Definisi: sekelompok penyakit dengan
karakteristik neuropati saraf
penglihatan yang disertai
kehilangan fungsi penglihatan
(misal: penurunan lapang pandang).
• Walaupun peningkatan tekanan intraokular
(TIO) memainkan peranan penting, tidak
harus ada peningkatan TIO.
Jenis Glaukoma
Dibedakan berdasarkan:
• Open/closed angle, dan
• Primer/sekunder:
– primer tanpa ada penyebab lain
– sekunder disebabkan trauma, katarak, dsb
90 persenan adalah primary open angle glaucoma (POAG)
Ini yang harus ada di glaukoma!
Glaukoma Sudut Tertutup Primer
Akut
Glaukoma Sudut Tertutup Primer
Akut
Minimal 2 dari gejala:
• Nyeri mata
• mual/muntah
• Riwayat penglihatan kabur intermiten dengan halo
Dan setidaknya 3 dari tanda:
• IOP > 21 mmHg
• Injeksi konjungtiva
• Edema kornea
• Pupil mid-dilatasi nonreaktif dan bilik mata depan
dangkal
Tatalaksana Akut PACG
Kompetensi 3B
6 6
TIPS!
N 4 untuk lihat Paralisis nervus
hidung, menyebabkan otot
N6 untuk lirik
samping
4 menjadi tidak dapat
kontraksi
N3 semua sisanya
A. Nervus II
B. Nervus III
C. Nervus IV
D. Nervus V
E. Nervus VI
15
Seorang laki-laki, usia 21 tahun datang ke Poliklinik
dengan keluhan demam 2 hari. Keluhan disertai sulit
membuka mulut dan keluar banyak air liur. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 90 kali/menit, frekuensi napas 20 kali/menit
dan suhu aksila 38,30C, didapatkan juga trismus 2cm, tonsil
membesar, detritus (+), uvula terdorong ke sisi kanan. Apa
diagnosis pasien di atas?
a. Tonsilitis akut
b. Tonsilitis kronik
c. Abses peritonsil
d. Abses retrotonsil
e. Abses bezold
Pembahasan
• Laki-laki, usia 21 tahun
• Demam 2 hari
• Sulit membuka mulut dan keluar banyak air liur
• Pemeriksaan fisik febris, trismus 2cm, tonsil
membesar, detritus (+), uvula terdorong ke sisi
kanan
• Apa diagnosis pasien di atas?
Abses peritonsil
• Biasanya berawal dari tonsilitis akut dengan
bakteri yang terperangkap di kapsul tonsil
dan dinding faring.
• Paling sering menyebar ke retrofaringeal
dan dapat menyebabkan necrotizing fasciitis
Abses peritonsil
nama lain: quinsy
• Trismus
• Tonsil membesar unilateral
• Sakit tenggorokan parah
• Demam
• Banyak air liur
• Bau mulut
• Suara seperti makan kentang
panas (hot-potato voice)
Abses peritonsil
Tatalaksana
Aspirasi
Paling sering
Sphenoid Sinus
Kriteria Diagnosis Rinosinusitis Akut AAO
Keluarnya cairan
Terapi:
• Topikal klotrimazole, miconazole
• Oral triazole, itraconazole
A. Candida albicans
B. Aspergillus niger
C. Aspergillus fumingatus
D. Aspergillus flavus
E. Pseudomonas sp
27
Pria 49 tahun datang dengan keluhan pusing berputar
sejak 1 hari lalu. Pusing dirasakan seperti benda sekeliling
berputar. Keluhan terjadi pada saat bangun dari posisi
berbaring, menoleh kiri kanan, dan diperberat dengan
berjalan. Pasien juga mengeluhkan muntah 5x sehari. Pada
pemeriksaan ditemukan nistagmus (+/+). Obat yang tepat
diberikan pada pasien adalah…
A. Ergotamin
B. Domperidon
C. Dimenhidrinat
D. Prednison
E. Paracetamol
Pembahasan
• Pria 49 tahun
• pusing berputar sejak 1 hari lalu.
• Pusing dirasakan seperti benda sekeliling
berputar. terjadi pada saat bangun dari posisi
berbaring, menoleh kiri kanan, dan diperberat
dengan berjalan.
• Keluhan lain: muntah 5x sehari.
• Pemeriksaan ditemukan nistagmus (+/+).
• Obat yang tepat ?
Etiologi Vertigo
• Diagnosis?
Hipertiroidisme
• Hipertiroidisme: kelenjar produksi tiroid berlebihan
– Hipertiroidisme primer
• Kelainan pada kelenjar tiroid
• TSH menurun, FT4 meningkat
– Hipertiroidisme sekunder
• Kelainan pada kelenjar hipofisis
• TSH dan FT4 meningkat
• Tirotoksikosis: gejala klinis akibat peningkatan tiroid
dalam darah
• Penyakit Graves: penyakit autoimun penyebab sebagian
besar kasus hipertiroidisme
Tirotoksikosis
• Berdebar-debar
• Tremor
• Iritabilitas
• Intoleran terhadap panas
• Keringat berlebihan
• Penurunan berat badan
• Peningkatan rasa lapar
• Diare
• Gangguan reproduksi (oligomenore/amenore dan libido turun)
• Mudah lelah
• Pembesaran kelenjar tiroid
• Sukar tidur
• Rambut rontok
Spesifik untuk Penyakit Graves
• Oftalmopati
– spasme kelopak mata atas dengan retraksi
– gerakan kelopak mata yang lamban
– eksoftalmus dengan proptosis
– pembengkakan supraorbital dan infraorbital
• Edema pretibial
• Kemosis
• Ulkus kornea
• Dermopati
• Akropaki
• Bruit
A. TSH menurun
B. TSH meningkat
C. TSH normal
D. T4 menurun
E. T3 menurun
30
Pria 40 tahun mengeluh dada berdebar-debar
dan merasa lemas sejak 1 jam lalu. Pasien
memiliki DM dan mengonsumsi obat antidiabetik
oral. Obat apa yang dapat menyebabkan keluhan
di atas?
A. Glibenklamid
B. DPP4-inhibitor
C. SGLT-2
D. Acarbose
E. Metformin
Pembahasan
• Pria 40 tahun
• Dada berdebar-debar dan merasa lemas
sejak 1 jam lalu gejala hipoglikemia
• Pasien memiliki DM dan mengonsumsi obat
antidiabetik oral
Gejala Hipoglikemia
Hipoglikemia
“Glukosa darah < 60 mg/dl atau < 80 mg/dl +
gejala klinis”
• Langkah selanjutnya?
DM tipe 1
(salah satu kriteria berikut)
Hiperglikemia Ketoasidosis
Ketonuria
Tata Laksana
• Koreksi cairan
• Terapi insulin
• Koreksi elektrolit
• Koreksi keseimbangan asam-basa
• Penanganan pencetus (alternatif)
Koreksi Cairan (Dewasa)
• Dengan NaCl 0,9% atau Ringer laktat.
• Penyebab?
Gangguan natrium
• Hiponatremi (dibagi menjadi 3, hiponatremi euvolemi,
hipervolemi, dan hipovolemi)
– Lemas, penurunan kesadaran, sakit kepala
– Kejang
– Paralisis satu sisi (seperti stroke)
– Etiologi: gagal ginjal, gagal hati, gagal jantung,
pneumonia
• Hipernatremi = cairan berkurang sehingga kadar
natrium seakan-akan menurun (mirip hiponatremi
hipovolemi)
– Gejala sama dengan hiponatremi
– Etiologi: dehidrasi (diare, muntah, dll)
Gangguan Kalsium
• Hipokalsemi
– Penurunan kesadaran, kejang
– Kesemutan di perioral atau ujung jari, spasme otot
– Disfagia, perubahan suara
– Etiologi: pada neonatus ibu DM atau preeklampsia
atau hipertiroid, diare kronik, Chron disease,
pankreatitis kronik, riw tiroidektomi
• Hiperkalsemi
– Batu ginjal berulang, gagal ginjal, dehidrasi, poliuria
– Penurunan kesadaran
– Aritmia
– Etiologi: keganasan
Tiroidektomi
• Komplikasi tersering adalah kelenjar
paratiroid terangkat hormon paratiroid
menurun kalsium darah menurun
• Diagnosis?
Karsinoma Tiroid
• Gejala
– Nodul tiroid soliter, teraba keras, dan ukuran
semakin besar, painless
– Suara serak
– Disfagia
– BB turun
• Pemeriksaan penunjang
– USG
– Biopsi histopatologi gold standard
Diskusi
• Pada kasus ini, tekanan darah dan nadi
normal. Sehingga penurunan berat badan
pada kasus ini diakibatkan oleh hormon
tiroid, tetapi karena keganasan.
Pilihan Lain
• Kelainan tiroid autoimun
– Diagnosis ini kurang spesifik. Ada 2 jenis penyakit tiroid
autoimun yang sering: tiroiditis hashimoto dan penyakit Grave
– Tiroiditis Hashimoto: awalnya gejala hipertiroid (3 hari awal)
yang disusul gejala hipotiroid. Sebelumnya dapat diikuti demam
• Tumor jinak
– Mirip karsinoma, tapi umumnya berbatas tegas, mobile, berat
badan tidak turun. Selain itu, tidak menginvasi struktur sekitar
(tidak menginvasi esofagus dan saluran napas).
• Penyakit Grave
– Hipertiroid + eksoftalmus
• Hipotiroid
– Peningkatan berat badan, mudah lelah, tidak tahan dingin,
konstipasi, dll
A. Karsinoma tiroid
B. Kelainan tiroid autoimun
C. Tumor jinak
D. Penyakit Grave
E. Hipotiroid
34
Wanita 24 tahun mengalami menstruasi tidak
teratur. Dari puting susu keluar cairan berwarna
putih. Pasien juga mengeluhkan pandangan
buram. Diagnosis kasus ini adalah ....
A. Cushing syndrome
B. Addison disease
C. Hipertiroid
D. Prolaktinoma
E. Diabetes insipidus
Pembahasan
• Wanita 24 tahun
• Menstruasi tidak teratur
• Dari puting susu keluar cairan berwarna
putih.
• Pandangan buram
• Diagnosis?
Prolaktinoma
• Tumor pituitari/hipofisis yang menghasilkan
hormon prolaktin secara mandiri.
• Gejala
– Gangguan menstruasi (oligomenorea, amenorea, siklus
tidak teratur)
– Infertilitas
– Galaktorea: keluar cairan dari puting susu
– Hipoestrogenism: vagina kering, dispareunia,
osteoporosis
– Ukuran tumor yang besar mendesak struktur
sekitarnya sakit kepala (akibat peningkatan tekanan
intrakranial), pandangan buram (penekanan tumor ke
arah kiasma optik di depannya)
Anatomi
Pilihan Lain
• Cushing syndrome
– Kelebihan hormon kortisol
– Gejala: moon face, obesitas sentral, bufallo hump, striae,
menstruasi tidak teratur, dll
– Etilogi: pengunaan steroid jangka panjang
• Addison disease
– Insufisiensi adrenokortikal kronis
– Gejala: pigmentasi kulit, hipoglikemia, hipotensi
postural, gangguan GI, lemas, dll
• Hipertiroid
– Gejala: palpitasi, mudah berkeringat, diare, BB turun, dll
• Diabetes insipidus
– Polidipsi dan poliuria
A. Cushing syndrome
B. Addison disease
C. Hipertiroid
D. Prolaktinoma
E. Diabetes insipidus
35
Pasien laki-laki, usia 53 tahun datang dengan keluhan
penurunan berat badan, peningkatan nafsu makan,
dan kencing terus menerus. Pada pemeriksaan fisik,
berat badan saat ini 75 kg, tinggi badan 160 cm, tanda-
tanda vital dalam batas normal, dan GDS 278 mg/dL.
Terapi yang diberikan adalah…
A. Glibenklamid
B. Metformin
C. Glimipirit
D. Acarbose
E. Sitagliptin
Pembahasan
• Pasien laki-laki, usia 53 tahun datang
dengan keluhan penurunan berat badan,
peningkatan nafsu makan, dan kencing
terus menerus
– Gejala klasik DM
• BB 75 kg, tinggi badan 160 cm
• GDS 278 mg/dL
– Diagnosis DMT2
• Terapi?
Soal ini:
• Dengan keluhan
klasik
• GDS 278 mg/dL
Kriteria pengendalian DM
Untuk pasien berumur lebih dari 60 tahun, sasaran kadar glukosa darah
lebih tinggi dari biasa (puasa < 150 mg/dl, dan sesudah makan < 200
mg/dl), demikian pula kadar lipid, tekanan darah, dan lain-lain, mengacu
pada batasan kriteria pengendalian sedang. Hal ini dilakukan mengingat
sifat-sifat khusus pasien usia lanjut dan juga untuk mencegah kemungkinan
timbulnya efek samping dan interaksi obat.
OHO
“OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai
respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis optimal.”
Cara Kerja:
A. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea dan glinid
B. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin dan tiazolidindion
C. Penghambat glukoneogenesis: metformin
D. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa
E. DPP-IV inhibitor
Cara Pakai:
1. Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan. Repaglinid, Nateglinid: sesaat
sebelum makan
2. Metformin : sebelum / pada saat / sesudah makan
3. Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama suapan pertama
4. Tiazolidindion: tidak bergantung pada jadwal makan
5. DPP-IV inhibitor: bersama makan dan atau sebelum makan
Efek Biguanida (Metformin)
• Meningkatkan
sensitifitas
insulin
• Mengurangi
glukoneogenesis
• Memperbaikin
pengambilan
glukosa di perifer
• Menurunkan
berat badan
Pemilihan obat anti hiperglikemi
• Pasien baru terdiagnosis DM tipe 2
• Selain DM, ingat:
• Berat badan 75 kg, tinggi badan 160 cm
• Hampir obes (IMT 29an)
• Obat antihiperglikemi dengan efek penurunan
berat badan: METFORMIN
• JANGAN LUPA: tetap edukasi modifikasi gaya
hidup dan menurunkan BB dengan aktivitas
fisik yang teratur dan sesuai dengan berat
badan
A. Glibenklamid
B. Metformin
C. Glimipirit
D. Acarbose
E. Sitagliptin
36
Anak laki-laki 15 tahun datang dengan keluhan
lebih tinggi dari teman seusianya. Pada
pemeriksaan fisk didapatkan dagu tampak
menonjol dengan hidung mendatar. Hormon yang
berperan pada kasus ini adalah…
A. Growth hormone
B. LH
C. FSH
D. Androgen
E. Estrogen
Pembahasan
• Anak laki-laki 15 tahun
• Keluhan lebih tinggi dari teman seusianya
• PF: dagu tampak menonjol dengan hidung
mendatar
• Gejala
– Pertumbuhan tulang berlebih
– Badan sangat tinggi
– Pubertas terlambat
Gigantisme VS Akromegali
• Gigantisme
– Terjadi pada anak-anak epifisis belum
menutup tinggi bertambah
• Akromegali
– Terjadi pada dewasa epifisis sudah menutup
pertumbuhan tulang wajah, tangan, dan kaki,
tapi tinggi TIDAK bertambah
A. Growth hormone
B. LH
C. FSH
D. Androgen
E. Estrogen
37
Laki-laki 50 tahun dengan TB 167 cm, BB 78 kg, dan
lingkar perut 106 cm datang untuk medical check-up.
Dari pemeriksaan didapatkan hasil tekanan darah
140/90 mmHg, GDS 148 mg/dl, kolesterol 238 mg/dl,
trigliserida 167 gr/dl, LDL 78 mg/dl dan HDL 46
mg/dl. Diagnosis yang tepat pada pasien adalah…
A. Obesitas
B. Hiperkolestrolemia
C. Diabetes mellitus
D. Hipertensi
E. Sindrom metabolik
Pembahasan
• Laki-laki 50 tahun
• TB 167 cm, BB 78 kg, lingkar perut 106 cm
datang
• Tekanan darah 140/90 mmHg, GDS 148
mg/dl, kolesterol 238 mg/dl, trigliserida
167 gr/dl, LDL 78 mg/dl dan HDL 46 mg/dl
• Diagnosis?
Sindrom metabolik (min 3)
• Lingkar pinggang (wanita ≥80 cm; pria ≥90
cm).
• Trigliserida (≥150 mg/dL) atau mendapat obat
trigliserida.
• HDL (wanita <50 mg/dL; pria <40 mg/dL) atau
mendapat obat HDL.
• Tekanan darah (sistolik ≥130 ATAU diastolik
≥85) atau mendapat obat hipertensi.
• Gangguan gula darah (diabetes tipe 2, toleransi
glukosa terganggu, atau glukosa puasa
terganggu)
Diskusi
• Pada kasus ini, pasien memenuhi kriteria
diagnosis sindrom metabolik, yaitu:
– Lingkar perut 106 cm datang
– Tekanan darah 140/90 mmHg
– Trigliserida 167 gr/dl
A. Obesitas
B. Hiperkolestrolemia
C. Diabetes mellitus
D. Hipertensi
E. Sindrom metabolik
38
Wanita usia 35 tahun datang dengan keluhan benjolan
di leher sejak 2 bulan lalu. Pasien tinggal di lereng
pegunungan. Tetangga pasien juga mengalami keluhan
serupa. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan T3-
T4 normal dan TSH meningkat. Apa kemungkinan
diagnosis pasien tersebut?
A. Hipertiroid
B. Tirotoksikosis
C. Tumor tiroid
D. Penyakit grave
E. Goiter
Pembahasan
• Wanita usia 35 tahun
• Benjolan di leher sejak 2 bulan lalu
• Pasien tinggal di lereng pegunungan.
Tetangga pasien juga mengalami keluhan
serupa.
• Lab: T3-T4 normal dan TSH meningkat
• Diagnosis?
Hipotiroidisme
Kurang hormon tiroid, metabolisme menurun
Tanda dan gejala yang muncul: (berlawanan dengan
hipertiroidisme)
1. BB naik
2. Bicara dan gerak lambat
3. Kulit kering, pucat, kuning
4. Rambut gampang patah
5. Bengkak periorbita
6. Sistol turun, diastol naik
7. Bradikardia
8. Tidak tahan udara dingin
9. Edema pitting/non pitting
10. Goiter bisa difus atau nodular
Patofisiologi
Ingat Mekanisme Feedback Tiroid
http://www.aafp.org/afp/2012/0801/p244.html
Jenis Hipotiroid Berdasarkan Hasil
Lab
TSH fT4 Kondisi
↑ ↓ Hipotiroid
primer
↓/normal/↑ ↓ Hipotiroid
sentral
(sekunder dan
tersier)
↑ normal Hipotiroid
subklinis
Diskusi
• Pada kasus ini, TSH meningkat meski T3
dan T4 normal hipotiroid subklinis
• Pemeriksaan penunjang?
Evaluasi tiroid
AFP, 2013
Mengapa USG?
• USG dapat
– Memperkirakan ukuran tiroid dan isinya (solid,
kistik, dll)
– Digunakan untuk membantu FNAB
– Noninvasif
A. CT scan tiroid
B. CT scan kepala
C. USG tiroid
D. MRI
E. Foto polos abdomen
40
Laki-laki 60 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran
sejak 30 menit lalu. Sebelumnya pasien mngeluhkan lemas dan
keringat dingin. Pasien memiliki riwayat DM sejak 10 tahun lalu
dan mengkonsumsi sulfonilurea. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, napas 24 x/menit, nadi
100x/menit, dan suhu 36,8oC. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil GDS 51 mg/dl, natrium 143 dan kalium 4,1.
Diagnosis yang tepat adalah…
A. Imbalance elektrolit
B. Koma hipoglikemi
C. KAD
D. HHS
E. Hipokalemi
Pembahasan
• Laki-laki 60 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 30 menit lalu.
• Sebelumnya pasien mngeluhkan lemas dan keringat
dingin
• Memiliki riwayat DM sejak 10 tahun lalu dan
mengkonsumsi sulfonylurea
• PF: tekanan darah 110/80 mmHg, napas 24 x/menit,
nadi 100x/menit, dan suhu 36,8oC
• Lab: GDS 51 mg/dl, natrium 143 dan kalium 4,1
• Diagnosis?
Hipoglikemia
• Keadaan kadar gula darah <60 mg/dL ATAU
<80 mg/dL + gejala klinis.
Penyebab Hipoglikemia
• Dosis obat berlebihan, terutama insulin dan
obat hipoglikemia oral.
• Gagal ginjal kronik dan pascapersalinan.
• Asupan makan tidak kuat (kalori kurang
atau terlambat makan)
• Kegiatan jasmani berlebihan.
Diagnosis Hipoglikemia (Trias
Whipple)
• Gejala sesuai dengan hipoglikemia
• Kadar glukosa plasma rendah
• Gejala membaik setelah kadar glukosa
plasma ditingkatkan
Gejala
Hipoglikemia
Penanganan Hipoglikemia pada Pasien Sadar
• Diagnosis?
Diabetes insipidus
• Kekurangan vasopresin/ADH reabsorpsi
terganggu poliuri
• Gejala
– Poliuri
– Dehidrasi
– Haus
– Polidipsi
Penyebab
• Diabetes insipidus nefrogenik
– Gangguan resistensi ginjal terhadap ADH
• Diagnosis?
Cushing’s
• Penyebab?
Intoksikasi asam sianida
• Umbi-umbian memiliki kandungan asam sianida (HCN)
yang tinggi
• Namun, tidak semua umbi menybabkan keracunan jika
diolah dengan benar (direndam air dulu)
• Gejala keracunan HCN
– GI: mual, muntah, diare
– Sesak napas, sianosis
– Pusing, lemas, penurunan kesadaran
– Syok
• Tatalaksana: natrium tiosulfat 30% IV
Pilihan Lain
• H2S (hidrogen sulfida)
– Gas beracun, berbau seperti telur busuk. Secara alami
ada di kawah gunung berapi dan telaga air panas.
Secara buatan dari bahan bakar minyak dan campuran
cairan rumah tangga.
– Gejala:
• Batuk, sesak, wheezing, sianosis
• Vertigo
• Mual muntah
• Konvusi, penurunan kesadaran, kejang
• Infark miokard, henti jantung, bradikardi
• Konjungtivitis, faringitis
Pilihan Lain
• CO (karbon monoksida)
– Gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa. Hasil dari
pembakaran tidak sempurna (asap kendaraan bermotor,
peralatan masak, atau perapian. Khas membuat warna
darah menjadi merah ceri (cherry red).
– Gejala:
• Konvulsi, depresi, impulsive, halusinasi, agitasi
• Mual, muntah, diare, nyeri perut
• Sakit kepala, lemah, gangguan penglihatan
• Penurunan kesadaran, kejang
• Takikardi, hipertermi, takipnea
Pilihan Lain
• CO2 (Karbon dioksida)
– Terjadi pada gagal napas
– Efek toksik rendah. Sehingga keracunan hanya
terjadi jika kadar CO2 tinggi
– Takipnea, takikardi, aritmia, penurunan kesadaran
• HCO3- = ion bikarbonat
– Terjadi pada alkalosis metabolik
– Hipokalemia kelemahan, mialgia, poliuria,
aritmia
– Hipoventilasi
– Hipokalsemia spasme otot, kesemutan
A. H2S
B. CO
C. CO2
D. Sianida
E. H2CO3OH
44
Pria 24 tahun mengeluh mual sudah 1 minggu ini
disertai pusing dan lemas. Pasien merupakan seorang
peternak sapi dan gemar memakan daging sapi
setengah matang. Pada pemeriksaan feses didapatkan
gambaran berikut. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Taeniasis
B. Schistostomiasis
C. Ancylostomiasis
D. Necatoriasis
E. Ascariasis
Pembahasan
• Pria 24 tahun
• Mual sudah 1 minggu
• Pusing dan lemas
• Pasien merupakan seorang peternak sapi dan
gemar memakan daging sapi setengah matang.
• Pada pemeriksaan feses
• Diagnosis?
Taeniasis
• Disebabkan karena infeksi oleh Taenia
saginata, Taenia solium, atau Taenia asiatica.
• Taenia disebut juga dengan cacing pita.
• Penularannya dengan memakan daging
hewan yang belum dimasak atau setengah
matang.
• Taenia solium babi
• Taenia saginata sapi/kerbau
Sistiserkosis
• Khusus untuk Taenia solium, kistanya dapat
menyebar ke seluruh tubuh. Paling
berbahaya jika menyebar ke otak.
Gejala dan Tanda Taeniasis
• Gejala tidak khas, bisa asimtomatis.
• Umumnya gejala timbul akibat toksin atau iritasi di
usus.
– Rasa tidak nyaman di lambung
– Mual
– Lemah
– Berat badan menurun
– Sakit kepala
– Konstipasi
– Pusing
– Diare
– Pruritus ani
Faktor Risiko Taeniasis
• Memakan daging yang mengandung larva
taenia yang mentah atau setengah matang.
• Pengolahan daging yang tidak higienis.
• Daging yang berasal dari ternak yang tidak
terjaga kebersihan kandang dan
makanannya.
Penunjang Taeniasis
• Pada feses segar, secara mikroskopis dapat
ditemukan telur (berdiding tebal dan
radiel).
• Secara makroskopis dapat ditemukan
proglotid.
• Eosinofilia, leukositosis, dan peningkatan
LED.
Pengobatan Taeniasis
• Terapi pilihan: albendazol 1x400 mg selama
3 hari berturut-turut
• Terapi lainnya: mebendazol 3x100 mg
selama 2 atau 4 minggu.
Ascaris
Trichuris trichiura Telur Hookworm lumbricoides
A. Duodenale
N. americanus
Oxyuris
Taenia
vermicularis
Enterobius
vermicularis
Bulat, dinding
tebal, radial, Asimetris,
berisi embrio dinding pipih di
salah satu sisi
Pilihan Lain
• Schistostomiasis
– Fase akut: demam, nyeri kepala, nyeri tungkai,
urtikaria, bronkitis, nyeri abdomen. Sebelumnya
ada riwayat terpapar dengan air (danau atau
sungai) 4-8 minggu sebelum gejala. Sebelumnya
menjadi ruam terlebih dahulu.
– Fase kronis: tergantung lokasi lesi.
• Organ kemih hematuria, nyeri berkemih
• Usus halus nyeri abdomen dan diare
berdarah
• Hati dan limpa distensi abdomen,
pembesaran hati dan limpa, ikterik
Pilihan Lain
• Ancylostomiasis dan Necatoriasis (cacing tambang)
– Anoreksia, mual, muntah, diare, penurunan berat
badan, nyeri di area duodenum, jejunum, dan ileum.
• Ascariasis
– Mual, nafsu makan turun, diare, nyeri perut, kolik
– Sindrom Loeffler: larva berada di paru batuk,
demam, eosinofilia
A. Taeniasis
B. Schistostomiasis
C. Ancylostomiasis
D. Necatoriasis
E. Ascariasis
45
Hasil pemeriksaan serologi seorang wanita 34
tahun adalah sebagai berikut: HbsAg (+), IgM
HBc (+), IgM HBs (-). Status hepatitis pasien ini
adalah ....
A. Hepatitis B akut
B. Hepatitis B kronik
C. Hepatitis B reaktif
D. Sudah imunisasi hepatitis B
E. Hepatitis B laten
Pembahasan
• HbsAg (+)
• IgM Hbc (+)
• IgM Hbs (-)
• Diagnosis?
Hepatitis B
• Virus yang menyerang hati.
• Masuk melalui darah atau cairan tubuh dari
orang lain yang terinfeksi.
• Disebut akut bila infeksi <6 bulan.
• Disebut kronik bila infeksi >6 bulan.
• Hepatitis B kronik dapat menjadi sirosis
hepatis, sementara sirosis hepatis menjadi
hepatoma.
Gejala Hepatitis B
• Gangguan gastrointestinal (malaise, anoreksia,
mual, muntah)
• Gejala flu (batuk, fotofobia, sakit kepala,
mialgia)
• Gangguan gastrointestinal dan gejala flu akan
menghilang ketika muncul kuning. Anoreksia,
malaise, dan kelemahan bisa menetap.
• Ikterus diawali dengan urine berwarna gelap.
Tanda Hepatitis B
• Konjungtiva ikterik
• Pembesaran dan sedikit nyeri tekan pada
hati
• Splenomegali dan limfadenopati bisa terjadi
pada sebagian kecil pasien.
Penunjang Hepatitis B
• Kadar bilirubin darah meningkat
• SGOT dan SGPT ≥2 kali nilai normal
tertinggi.
• HBsAg positif
Serologi Hepatitis B
• HBsAg (hepatitis B surface antigen)
– Sebuah protein pada permukaan virus hepatitis B
berarti virusnya ada di dalam tubuh! (bisa akut atau
kronik)
• Anti-HBs (hepatitis B surface antibody)
– Adanya antibodi hepatitis B tipe surface dalam tubuh
berarti tubuh sudah mengenali virus hepatitis B, bisa
karena dua hal: tubuh sudah pernah terinfeksi virus
hepatitis B kemudian sembuh atau sudah pernah
mendapat vaksin hepatitis B.
– Antibodi ini tidak ada pada pasien yang masih terinfeksi
(baik akut maupun kronik).
Serologi Hepatitis B
• Anti-HBc (total hepatitis B core antibody)
– Jenis antibodi hepatitis B yang hanya bisa
diperoleh dari infeksi saja. Sembuh atau tidak
sembuh, antibodi ini tetap ada seumur hidup.
• IgM anti-HBc (IgM antibody to hepatitis B
core antigen)
– Menandakan adanya infeksi akut, yaitu infeksi
hepatitis B maksimal 6 bulan terakhir.
Serologi Hepatitis B
• HBeAg (hepatitis B e-antigen)
– Protein ini dideteksi ketika virus hepatitis B
sedang aktif replikasi di hati. Artinya, orang ini
sedang terinfeksi dan mudah sekali menularkan
ke orang lain.
• HbeAb atau anti-Hbe
– Terdeteksi pada pasien dengan hepatitis B
kronis, tetapi jumlah hepatitis B dalam
darahnya rendah.
Diagnosis Hepatitis Akut vs Kronis
• Diagnosis hepatitis B difokuskan pada
deteksi HBsAg (surface Antigen)
• HBV akut: HBsAg +, IgM HBcAg + (c=core),
kalau HBeAg + artinya sedang sangat
kontagius
• HBV kronik: HBsAg + yang menetap 6
bulan!!!
TES INTERPRETASI
HBsAg (-)
Total anti-HBc (-) Belum ada kekebalan
Anti-HBs (-) Marker
HBsAg (-) Serologi
Total anti-HBc (+) Kebal karena infeksi natural Hepatitis
Anti-HBs (+)
HBsAg (-)
B
Total anti-HBc (-) Kebal karena imunisasi
Anti-HBs (+)
HBsAg (+)
Total anti-HBc (+)
Infeksi akut
IgM anti-HBc (+)
Anti-HBs (-)
HBsAg (+)
Total anti-HBc (+)
Infeksi kronik
IgM anti-HBc (-)
Anti-HBs (-)
Faktor Risiko Hepatitis B
• Hubungan seksual tanpa pengaman dengan
penderita hepatitis B
• Pemakaian jarum suntik secara bergantian
• Orang yang bekerja pada tempat yang biasa terpapar
darah manusia
• Transfusi darah sebelum dilakukan pemilahan
donor
• Penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis
• Anak yang dilahirkan oleh ibu dengan hepatitis B
A. Hepatitis B akut
B. Hepatitis B kronik
C. Hepatitis B reaktif
D. Sudah imunisasi hepatitis B
E. Hepatitis B laten
46
Pria 23 tahun mengeluh diare sejak 1 minggu. Keluhan
disertai nyeri perut dan rasa lemas. Dari pemeriksaan
fisik, didapatkan konjungtiva anemis. Pada
pemeriksaan feses, didapatkan telur berbentuk
tempayan. Penyebab kasus ini adalah ....
A. Trichuris trichiura
B. Ascaris lumbricoides
C. Ancylostoma duodenale
D. Necator americanus
E. Amoeba
Pembahasan
• Pria 23 tahun
• Diare sejak 1 minggu
• Nyeri perut dan rasa lemas
• PF: konjungtiva anemis
• Pemeriksaan feses: telur berbentuk
tempayan
• Etiologi?
Trichuris
trichiura
Trichuris trichiura
• Gejala
– Nyeri perut, diare
– Jika infeksi >200 cacing akan menimbulkan
disentri
– Prolaps rektum
– Gagal tumbuh, anemia
Macam Telur Cacing
Ascaris
Trichuris trichiura Telur Hookworm lumbricoides
A. Duodenale
N. americanus
Oxyuris
Taenia
vermicularis
Enterobius
vermicularis
Bulat, dinding
tebal, radial, Asimetris,
berisi embrio dinding pipih di
salah satu sisi
A. Trichuris trichiura
B. Ascaris lumbricoides
C. Ancylostoma duodenale
D. Necator americanus
E. Amoeba
47
Pria 30 tahun mengeluh nyeri ulu hati. Keluhan
dirasakan seperti terbakar dan ada rasa pahit
ketika bersendawa. Pada pemeriksaan fisik, tidak
ditemukan nyeri tekan epigastrium. Diagnosis
kasus tersebut adalah ....
A. Dispepsia fungsional
B. Gastritis akut
C. GERD
D. Dispepsia organik
E. Pankreatitis akut
Pembahasan
• Pria 30 tahun
• Nyeri ulu hati
• Keluhan dirasakan seperti terbakar dan
ada rasa pahit ketika bersendawa
• PF: tidak ditemukan nyeri tekan
epigastrium
• Diagnosis
Gastro-Esophageal Reflux Disease
(GERD)
• Definisi: Disebut GERD bila terjadi refluks
asam lambung yang mengganggu pasien
(minimal 2 kali heartburn/minggu)
• Atau, bila terjadi komplikasi (esofagitis,
striktur esofagus ringan, atau esofagus
Barrett
• Gejala:
1. Esofageal
2. Ekstraesofageal
Gejala Esofageal
• Heartburn (rasa terbakar di retrosternal.
Dicetuskan setelah makan, berbaring,
membungkuk, atau mengedan. Membaik
dengan antasida).
• Bersendawa
• Regurgitasi asam lambung atau empedu
• Peningkatan salivasi
• Odinofagia (nyeri menelan, bila sudah
terjadi esofagitis)
Gejala Ekstraesofageal
Masuknya asam lambung ke saluran napas
Barrett Columnar
mucosa
Penunjang
• Umumnya tidak memerlukan pemeriksaan
penunjang
• Endoskopi diperlukan jika ada gejala alarm
atau tidak merespons terapi empirik PPI
dua kali sehari.
Gejala Alarm GERD (Revisi
Konsensus GERD 2013)
• Hematemesis dan/atau melena
• Riwayat keluarga dengan keganasan lambung
dan/atau esofagus
• Pengunaan OAINS kronik
• Usia lebih dari 40 tahun di daerah dengan prevalensi
kanker lambung yang tinggi
• Disfagia progresif
• Odinofagia
• Penurunan berat badan yang tidak diketahui
sebabnya
• Anemia awitan baru
GERD-Q
(Revisi
Konsensus
Nasional
GERD 2013)
(Revisi Konsensus
GERD 2013)
(Revisi Konsensus
GERD 2013)
Edukasi
• Posisi kepala harus lebih tinggi ketika tidur
• Menurunkan berat badan
• Menghentikan merokok
• Makan dalam porsi kecil dan teratur
• Menghindari: minuman panas, alkohol, buah asam,
tomat, bawang, makanan pedas, kopi, coklat, teh,
dan makan <3 jam sebelum tidur
• Hindari obat yang merelaksasi sfingter esofagus
bawah (nitrat, antikolinergik, CCB) DAN obat yang
merusak mukosa lambung (NSAID, garam kalium,
dan bifosfonat)
Medikamentosa
• Lini 1: PPI (omeprazol, lansoprazol, dll)
• Lini 2: antagonis H2 (ranitidin, dll)
• Lini 3: antasida
• Tatalaksana?
Ulkus gaster vs duodenum
• Ulkus gaster: nyeri segera setelah makan
• Ulkus duodenum: nyeri 2-3 jam setelah
Ulkus Gaster
makan Ulkus Duodenum
Nyeri epigastrium setelah Nyeri epigastrium 2-3 jam
makan setelah makan/saat lapar
Menyebabkan Menyebabkan
hematemesis hematochezia
Bisa menyebabkan ca Nyeri membaik dengan
gaster makanan
Bangun malam hari karena
nyeri
Diskusi
• Pada kasus ini, pasien mengalami dispepsia
atau GERD. Keduanya diberi obat antasida,
antagonis reseptor H2, atau PPI. Hanya ada 2
jenis obat yang sesuai di soal:
– Ranitidine
– Famotidine
• Tatalaksana?
Kolangitis
• Peradangan saluran empedu/biliary tract
• Penyebab tersering: sumbatan batu empedu
• Gejala
– Trias Charcot
• Nyeri perut kanan atas menjalar
• Demam
• Ikterik
– Reynold’s Pentad
• + hipotensi
• + confusion (kebingungan)
Tatalaksana
• Pastikan ABC aman
• Antibiotik spektrum luas (IV) jika hasil
uji resistensi sudah keluar, antibiotik dapat
diganti
• Koreksi ketidakseimbangan elektrolit
Diskusi
• Pada kasus ini yang diminta adalah
“Tatalaksana yang sesuai”, sehingga
jawabannya “antibiotik”