Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH

PENGOLAHAN HASIL HUTAN

OLEH :

DWI PUTRI AGUSTINA MS

(18023251029)

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS ANDI DJEMMA

PALOPO

TAHUN 2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa oleh karena berkat dan bimbingan-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah yang sederhana ini pada waktunya dengan
baik meski banyak kekurangannya.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Pengolahan Hasil
Hutan. Penulis hanya berharap, mudah-mudahan, makalah yang singkat
ini mampu memberikan manfaat serta pengetahuan kepada para
pembaca yang budiman.
Penulis sampaikan pula ucapan terima kasih kepada Teman-teman
mahasiswa(i) serta dosen pembimbing matakuliah Pengolahan Hasil
Hutan atas bantuan dan ilmunya yang telah dan akan diberikan.
Akhirnya, penyusun menyadari akan keterbatasan kami sebagai
manusia. Makalah ini belumlah sepenuhnya sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.

Palopo, 25 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................ii

BAB I Pendahuluan.....................................................................1

A. Latar Belakang…………………………………………..2

B. Rumusan Masalah……………………………………...3

C. Tujuan Penulisan……………………………………….3

BAB II Pembahasan…………………………………………………4

A. Pengertian Vinir…………………………………………….

B. Jenis-Jenis Vinir……………………………………………

C. Keuntungan Vinir…………………………………………..

D. Cara Pembuatan Vinir……………………………………..

BAB III Penutup…………………………………………………….

A. Kesimpulan………………………………………………….

B. Saran…………………………………………………………

Daftar Pustaka……………………………………………………...

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri pengolahan kayu merupakan industri yang mengolah
kayu atau bahan berkayu (hasil hutan atau hasil perkebunan, limbah
pertanian dan lainnya) menjadi berbagai bentuk produk baik yang
masih menampakkan sifat fisik kayu maupun produk yang sudah tidak
menampakkan sifat fisik kayu. Produk industri perkayuan yang masih
menampakkan sifat fisik kayu adalah kayu gergajian, kayu lapis,
papan partikel, papan untaian dan lain sebagainya. Produk industri
perkayuan yang tidak menampakkan sifat fisik kayu adalah pulp,
kertas, produk kimia dari kayu seperti etanol, asap cair, poliphenol dan
produk lainnya (Prayitno, 2012).
Industri pengolahan kayu yang pertama kali ada di Indonesia
adalah adalah industri penggergajian. Penggergajian merupakan
kegiatan mengubah dimensi kayu bulat menjadi kayu gergajian yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kayu gergajian yang
dihasilkan dapat digunakan menjadi kayu pertukangan, mebel dan
bangunan. Seiring berkembangnya jaman, teknologi yang digunakan
untuk pengolahan kayu juga berkembang. Saat ini pengolahan kayu
tidak hanya penggergajian kayu, tetapi mulai bergeser ke industri kayu
lapis. Pergeseran ini terjadi karena bahan baku untuk kayu
penggergajian berupa kayu bulat dengan diameter yang besar sudah
mulai berkurang jumlahnya. 2 Berkurangnya kayu berdiameter besar
ini membuat pengolahan kayu harus lebih efisien. Kayu lapis
merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan.
Perkembangan pengolahan kayu lapis tidak hanya berhenti pada
bahan baku saja, teknologi pengolahan kayu lapis juga mengalami
kemajuan. Kemajuan teknologi ini terlihat dengan semakin
meningkatnya rendemen yang dihasilkan dari pengolahan kayu lapis.

1
Rendemen adalah persentase jumlah kayu yang dapat diubah
menjadi veneer dari volume total kayu bahan baku. Semakin besar
rendemen yang dihasilkan menunjukkan bahan baku yang digunakan
semakin efisien atau optimal.
Peningkatan penggunaan teknologi dan semakin menurunnya
sumber daya alam yang menjadi bahan baku merupakan faktor yang
berpengaruh dalam pembuatan veneer yang akan dibuat menjadi
kayu lapis. Pemanfaatan sember daya yang optimal menjadi suatu
kewajiban dalam pembuatan kayu lapis karena bahan baku yang
semakin terbatas. Efisiensi pemanfaatan bahan baku yang digunakan
dan mesin yang digunakan dalam produksi diperoleh berdasarkan
data 4 volume veneer yang dihasilkan. Volume veneer yang dihasilakn
semakin besar menunjukkan prestasi kerja yang semakin tinggi.
Sumberdaya log yang digunakan dalam pembuatan veneer
memiliki diameter yang beragam. Diameter yang digunakan dari yang
terkecil hingga terbesar menggunakan satu mesin pengupas yang
sama, sedangkan hasil yang diperoleh dari setiap diameter berbeda-
beda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu vinir?
2. Ada berapa jenis vinir?
3. Apa keuntungan vinir?
4. Bagaimana cara pembuatan vinir?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian, jenis, keuntungan, dan cara
pembuatan vinir.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Vinir
Vinir adalah lembaran kayu tipis dari 0,24 mm sampai 0,6 mm
yang diperoleh dari penyayatan (pengupasan) dolok kayu jenis-jenis
tertentu.dengan ketebalan sama dan lebih kecil dari 6 mm. Ketebalan
diatas batas ini digolongkan ke dalam jenis papan. Penggunaan
utama dari vinir adalah untuk pembuatan kayu lapis (plywood), di
mana beberapa lembar Vinir direkat menjadi satu dengan arah serat
yang saling tegak lurus dalam jumlah yang ganjil. Vinir dapat juga
dibuat menjadi papan lamina (laminated wood) di mana lembaran-
lembaran vinir direkat menjadi satu dengan arah serat yang sama.
Vinir juga digunakan dalam pembuatan papan balok (block board) di
mana lapisan muka dan belakang adalah vinir (lapisan luar) dan
lapisan tengah adalah potongan kayu memanjang disusun
berdampingan. Selain untuk pembuatan kayu lapis, papan lamina dan
papan balok, vinir juga diproduksi untuk pembuatan kotak dan batang
korek api, tusuk gigi dan lain-lain.
Maksud dan tujuan pembuatan vinir dan kayu lapis untuk
mendapatkan papan yang berukuran lebar. Selain itu juga untuk :
a. Menghemat penggunaan kayu
b. Memanfaatkan jenis-jenis kayu bernilai rendah
c. Menambah kekuatan serta meningkatkan mutu kayu dengan
memperindah segi dekoratif kayu.
B. Jenis-jenis Vinir
Vinir bisa dibedakan menjadi:
a. RAW Veneer, merupakan vinir yang belum diolah lebih lanjut
sehingga tidak bisa dibedakan bagian belakang dan depannya.

3
b. Paper Backed Veneer, merupakan vinir yang mengandalkan
kertas pada salah satu sisinya. Jenis vinir ini cocok dimanfaatkan
untuk keperluan yang memerlukan fleksibilitas tinggi.
c. Phenolic Backed Veneer, merupakan salah satu macam vinir
yang tidak umum dan biasa dimanfaatkan sebagai komposit.
Meski demikian, vinir ini mulai mendapat tempat di masyarakat
karena penampilannya yang natural.
d. Laid Up Veneer, merupakan vinir mentah. Bila ingin
dimanfaatkan, potongan lapisannya perlu disatukan.
e. Reconstituted veneer, merupakan vinir yang terbuat dari
tanaman tropis dengan tingkat pertumbuhan cepat. Jenis vinir ini
dibuat langsung dari potongan kayu gelondingan dan kemudian
diwarnai (bila diperlukan). Setelah pewarnaan, potongan
kemudian direkatkan dalam bentuk laminasi membentuk blok.
C. Keuntungan Vinir
Dibanding penggunaan kayu, salah satu keuntungan utama
penggunaan vinir adalah sifatnya yang stabil. Jika kayu solid rentan
mengalami pelengkungan dan keretakan, tidak demikian dengan
material ini. Terbuat dari lapisan kayu sangat tipis, potensi
pelengkungan dan keretakan bisa direduksi. Selain itu, dengan
penggunaan lem, bahan ini juga lebih kuat dari kayu alami.
Keunggulan lain veneer adalah sifatnya yang tahan lama.
Beberapa keperluan dengan kondisi lembab dan suhu berfluktuasi tak
bisa mengadalkan kayu solid, dan pemilihan veneer jauh lebih bisa
diandalkan. Harga produk ini juga lebih murah dibanding kayu alami.
D. Cara Pembuatan Vinir
a. Vinir dapat dibuat dengan dua macam cara, yaitu ;
1. Dengan pisau, terutama untuk pembuatan vinir yang tipis.
Secara umum dikenal 2 macam cara mesin kupas yaitu :
 Mesin Kupas (peelerirotary), kayu diputar berlawanan
dengan mata pisau. Pisau akan memotong atau mengupas

4
kayu setebal vinir yang dikehendaki. Mengerjakan dengan
cara ini akan menghasilkan finir yang lebar sekali dan dapat
digulung dengan alat penggulung. Selanjutnya dipotong
menurut standar ukuran.
 Mesin Kupas Kerat (slicer). Pisau bergerak horizontal (maju
dan mundur) dan ada juga yang bergerak vertikal (naik
turun). Dengan cara ini akan didapatkan vinir yang lebih
banyak dan pola gambar yang baik pula.
2. Dengan gergaji untuk menghasilkan vinir yang lebih tebal.
 Kayu bulat pertama-tama dibelah dua dengan gergaji.
Setelah itu digergaji dengan gergaji pita untuk dijadikan vinir.
Dengan cara ini banyak kayu terbuang, serta memakan
waktu cukup lama. Keuntungannya, adalah pengerjaan kayu
tanpa diuapkan atau direbus lebih dahulu.
b. Bahan pokok
Kayu yang dibuat vinir adalah dari jenis-jenis kayu yang lunak,
ringan, kelas kuat dan kelas awetnya sekitar II-IV dan bila dikupas
tidak mudah pecah. Jenis kayu yang biasa dipergunakan adalah
sebagai berikut :
1. Meranti (Shorea spp.)
2. Keruing (Dipterocarpus spp.)
3. Kapur (Dryobalanops aromatica).
4. Kempas (Koompasia spp.)
5. Merawan (Hopea spp.)
6. Mangir (Canophyllum spp.)
7. Agathis (Damar) (Agathis spp.)
Sedangkan untuk pembuatan vinir indah (fancy veneer)
digunakan jenis-jenis kayu yang berkualitas tinggi dengan nilai
dekoratif yang indah dan menarik, misalnya :
1. Jati (Tectona grandis)
2. Sonokeling (Dalbergia laetifolia)

5
3. Kayu hitam (Ebony) (Diospyros spp.)
4. Sonokembang (Pterocarpus indicus)
5. Rengas (Gluta rengas)
6. Kuku (Periopsis mooniana)
c. Proses Pembuatan Vinir
Proses pembuatan vinir dimulai dengan pemotongan kayu
menjadi ukuran yang dikehendaki, pemberian perlakuan
pendahuluan, pembersihan, pengirisan atau pengupasan menjadi
vinir, pemotongan vinir menjadi lembaran yang dikehendaki untuk
kemudian dikeringkan, atau untuk vinir-vinir muka/face dan
belakangan/back biasanya dari pisau pengupas kemudian vinir
digulung dan dikeringkan untuk selanjutnya dipotong menjadi
ukuran yang dikehendaki, setelah itu baru vinir-vinir tadi
dikelompokkan dan bila perlu diperbaiki.
1. Pemanasan
Sebelum diadakan pemotongan vinir maka vinir terlebih
dahulu dipanaskan. Pemanasan dilakukan untuk melunakkkan
kayu dan mata-mata kayunya yang membuatnya lebih mudah
untuk dipotong. Pemanasan juga untuk meningkatkan kualitas
permukaan, dan mengurangi kekasaran.
Baldwin menyebutkan ada empat keuntungan memanasi
kayu bulat :
 Hasil vinir yang lebih tinggi dapat diperoleh dari kayu
bulat.
 Kualitas vinir meningkat
 Biaya buruh berkurang
 Jumlah perekat dapat dikurangi.
Pemanasan dapat dilakukan dengan mengukus (uap
panas), atau menyemprotkan air panas bersuhu 93 o C.
Pemanasan ini dilakukan beberapa saat sebelum blok dikupas
menjadi vinir.

6
2. Pengupasan
Pengupasan dilakukan menggunakan pisau statis yang
dikasitkan pada blok kayu yang berputar. Hasil pengupasan ini
berupa lembaran tipis kayu yang disebut vinir. Pengupasan
dilanjutkan hingga diameter blok tinggal 5,5 sampai 4,0 inchi.
Oleh karena vinir hasil pengupasan masih berupa lembaran
yang memanjang maka pada proses selanjutnya vinir
dipotong-potong sesuai dengam ukuran panjang plywood
yang telah ditentukan.
3. Penyimpanan dan pemotongan
Penyimpanan yang dimaksud di sini adalah bukanlah
seperti penyimpanan barang digudang atau sejenisnya. Yang
dimaksudkan hanyalah penyimpanan sementara sebelum vinir
dipotong sesuai ukuran.
Penyimpanan dapat dilakukan dengan 2 cara yakni
sistem gulungan dan sistem konveyer. Sistem gulungan
dirasakan kurang praktis dan lebih lambat dibandingkan
dengan sistem konveyer. Hal ini disebabkan pada sistem
gulungan vinir mesti disusun berbentuk gulungan terlebih
dahulu sebelum dibawa ke mesin pemotong untuk dipotong
sesuai ukuran. Sementara pada sistem konveyer mesin
pemotong diletakkan satu jalur dengan mesin pengupas
sehingga memungkinkan pemotong dilakukan lebih cepat.
4. Pengeringan Vinir
Pengeringan vinir dilakukan dengan menyemprotkan
udara panas ke permukaan vinir. Suhu yang dibutuhkan untuk
pengeringan ini mencapai 300 o C. Dengan suhu setinggi ini
diharapkan diperoleh kestabilan yang merata ke seluruh
bagian vinir dan memudahkan proses perekatannya.
5. Perekatan

7
Sebelum lembaran disusun seperti yang diinginkan,
terlebih dahulu permukaan vinir disemprot dengan perekat.
Biasanya digunakan perekat sintesis thermosetting yang biasa
mengeras akibat terkena panas. Jenis perekat yang biasa
digunakan adalah Urea Formaldehide dan Fenol
formaldehyde.
Dalam pebuatan kayu lapis bahan perekat merupakan
faktor penting kerena bersifat mempersatukan lembaran-
lembaran vinir menjadi satu ketebalan tertentu. Berdasarkan
sifat-sifatnya perekat dibagi menjadi beberapa golongan yaitu:
 Perekat tahan kelembaban (moisture resistance)
 Perekast tahan panas dan cuaca (dry resistance)
 Perekat tahan air (water resistance)
Berdasarkan penggolongannya perekat terbagi atas ;
 Perekat berasal dari tumbuh-tumbuhan : perekat tapioka,
kedelai, perekat biji kapuk dan lain-lain.
 Perekat yang berasal dari hewan : perekat kasein,
perekat darah (albumim) dan lain-lain.
 Perekat sintesis : perekat yang dibuat dari sintesis antara
lain ureaformaldehid, termosetting, fenol formaldehid,
resoresinol, formaldehid dan lain-lain.
Jenis-jenis perekat di atas digunakan untuk
menghasilkan kayu lapis yang perlu benar-benar
menghasilkan kayu lapis yang yang berkualitas baik, yiatu :
 Kayu lapis yang tahan terhadap air
 Kayu lapis yang tahan udara lembab
 Kayu lapis yang tahan terhadap suhu panas
6. Pelaburan dan penyusunan vinir
Setelah vinir muka (face) dan inti (core) disusun seperti
yang dikehendaki, kemudian dilakukan pengepresan

8
menggunakan mesin dengan tekanan berkisar 110 – 200 psi
tergantung pada jenis dan kerapatan plywood yang diinginkan.
7. Penyelesaian
Dari mesin press, kayu lapis tersebut menuju mesin
gergaji untuk dibuat ukuran-ukuran standar arah memanjang
dan melebar kayu lapis tersebut. Dan selanjutnya kayu lapis
masuk pada mesin amri untuk dihaluskan bidang
permukaannya, sekaligus diadakan pengujian kualitas.
Kemudian diangkut dengan forklift untuk disimpan di dalam
gudang, disusun dengan baik dalam susunan mendatar di
atas landasan yang jarak dari lantai 10 – 20. lantai harus
terlindungi dari kelembaban, begitu pula keadaan gudang.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Vinir adalah lembaran kayu tipis dari 0,24 mm sampai 0,6 mm yang
diperoleh dari penyayatan (pengupasan) dolok kayu jenis-jenis
tertentu.dengan ketebalan sama dan lebih kecil dari 6 mm.
Ketebalan diatas batas ini digolongkan ke dalam jenis papan.
Penggunaan utama dari vinir adalah untuk pembuatan kayu lapis
(plywood), di mana beberapa lembar Vinir direkat menjadi satu
dengan arah serat yang saling tegak lurus dalam jumlah yang
ganjil.
2. keuntungan utama penggunaan vinir adalah sifatnya yang stabil.
Jika kayu solid rentan mengalami pelengkungan dan keretakan,
tidak demikian dengan material ini. Terbuat dari lapisan kayu sangat
tipis, potensi pelengkungan dan keretakan bisa direduksi. Selain itu,
dengan penggunaan lem, bahan ini juga lebih kuat dari kayu alami.
3. Adapun jenis-jenis vinir adalah sebagai berikut :
 Raw Veneer
 Paper Backed Veneer
 Phenolic Backed Veneer
 Laid Up Veneer
 Reconstituted veneer
B. Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97740/potongan/S1-2016-
357965-Introduction.pdf

Uli-adriani.blogspot.com/2010/04/vinir-dan-kayu-lapis-veneer-and-
plywood.html?m=1

www.lemkayu.net/mengenal-veneer-511.html

11

Anda mungkin juga menyukai