CP Risma Siap Bangett
CP Risma Siap Bangett
Disusun Oleh :
HALAMAN JUDUL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Mengetahui Pembimbing
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Hasil Peninjauan Manajemen Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Genuk Kota
Semarang.Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan
kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Satida Fargiani, SKM, M.kes., selaku Kepala Puskesmas Genuk yang telah
memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk, Semarang.
2. Dr. Tjatur Sambodo,MS selaku pembimbing Ilmu Kesehatan Masyarakat FK
UNISSULA
3. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Genuk atas bimbingan dan kerjasama yang
telah diberikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan.Karena itu penulis sangat berterima
kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga Hasil Laporan Hasil Peninjauan Manajemen
Penyakit Hipertensidi UPTD Puskesmas Genuk Kota Semarang.dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Semarang, April 2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, terjadi perubahan pola penyakit dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular yang biasa disebut transisi epidemiologi, dimanasalah satu
faktor resikonya adalah pola gaya hidup yang tidak sehat, salah satu penyakitnya
yaitu Hipertensi (Dinkes jateng, 2017). Sebagai ujung tombak dalam pelayanan
kesehatan, Puskesmas berupaya untuk menurunkan angka kejadian penyakit
tersebut(PMK No 75 Tahun 2014).
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (PMK No 75
Tahun 2014). Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama
(Depkes, 2011).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami manajemen penyakit tidak menular di Puskesmas
Genuk, dan memberikan masukan agar upaya untuk menurunkan angka kejadian
penyakit tidak menular bisa lebih efektif.
1.3.2. Tujuan khusus
1.3.2.1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam manajemen penyakit tidak
menular di Puskesmas Genuk.
1.3.2.2. Menentukan prioritas masalah yang berkaitan dengan manajemen penyakit
tidak menular.
1.3.2.3. Memberi solusi pemecahan masalah supaya kejadian penyakit tidak
menular menurun.
1.4 Manfaat
1.4.1. Bagi Puskesmas
Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Puskesmas Genuk untuk manajemen
penyakit tidak menular
1.4.2 Bagi Masyarakat
Menurunkan kejadian penyakit tidak menular dan meningkatkan kualitas hidup
sehat masyarakat yang berada di semua tatanan
1.4.3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mengetahui secara langsung bagaimana efek dari manajemen
tersebut terhadap masyarakat
BAB II
ANALISA SITUASI DAN DASAR TEORI
Data pasien diambil dari anamnesis serta pemeriksaan fisik yang dilakukan
Puskesmas Genuk pada tanggal 6 April 2019. Setelah dilakukan pengumpulan data
penyakit hipertensi diperoleh dari kunjungan rumah pasien pada 8 April 2019.
Anamnesa dan kunjungan rumah untuk wawancara perilaku pasien, dan keluarga
Nama : Ny.UA
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
Keluhan Utama Pasien merasakan nyeri kepala sudah kurang lebih 1 minggu,
disertai Leher bagian belakang terasa kaku dan bahu terasa
pegal-pegal
kambuhan
Dasar diagnosis :
Pasien datang ke Puskesmas Genuk dengan keluhan nyeri pada kepala yang
memberat sejak 2 hari yang lalu. Nyeri kepala hilang timbul dan dirasakan
pertama kali sejak 1 minggu terakhir dan memberat apabila pasien kurang
istirahat dan kecapaian. Pasien mengeluhkan nyeri kepala dirasakan di kepala
bagian bawah menjalar ke bagian atas kepala. Keluhan pasien juga disertai rasa
kaku seperti terikat pada leher bagian belakang dan pegal-pegal pada bahu.
Keluhan lain seperti mata berkunang, mual, dan muntah disangkal oleh pasien.
Pasien juga menyangkal adanya nyeri pada dada maupun sesak nafas. Pasien
juga menyangkal adanya gangguan pada BAK. Sebelum keluhan ini muncul,
pasien sudah sering berobat ke puskesmas dengan keluhan yang sama, namun
pasien tidak kontrol secara teratur ke puskesmas.
Riwayat berobat
Pasien mengaku mulai berobat sejak 5 tahun yang lalu namun jarang ke
puskesmas untuk kontrol kembali. Pasien merasa keluhan mulai berkurang
setelah meminum obat amlodipin 5 mg yang merupakan obat yang diberikan
saat kontrol berobat.
Riwayat kebiasaan
Sebelum sakit pasien memiliki kebiasan pola makan yang tidak teratur dan
meminum kopi 3 kali dalam sehari. Pasien juga sangat jarang berolahraga.
1. Data Individu
Pasien berusia 49 tahun. Pendidikan terakhir pasien adalah SMA. Berat badan
2. Pengetahuan
Genogram
Pasien tidak rutin berobat dan hanya berobat ke puskesmas jika terdapat
keluhan.
Pasien memiliki pola makan yang kurang variatif dan tidak seimbang
banjir. Pasien tinggal bersama suami, dan dua orang anak. Rumah pasien terdiri
namun tidak memiliki plafon, lantai rumah terbuat dari tegel. Cahaya
matahari yang masuk hanya sampai ke ruang tamu. Untuk kamar tidur
2. Data Lingkungan
● Ekonomi
Pasien adalah seorang Ibu Rumah Tangga. Untuk kebutuhan makan dan
yang baik bagi pasien Hipertensi, serta bagaimana pengobatan). Pasien juga
Skala 1 : pasien tidak memiliki kesulitan dimana pasien dapat hidup mandiri
Pemeriksaan Fisik
BB :76 kg
TB: 150 cm
Tanda Vital :
b. Nadi
Frekuensi : 92x/menit
Irama : Reguler
Ekualitas : Ekual
Status Present
a. Kepala : Mesocephale
g. Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (-), Bibir sianosis (-)
tenang.
a. Identifikasi Masalah
Pasien datang ke Puskesmas Genuk dengan keluhan nyeri pada kepala yang
memberat sejak 2 hari yang lalu. Nyeri kepala hilang timbul dan dirasakan
pertama kali sejak 1 minggu terakhir dan memberat apabila pasien kurang
istirahat dan kecapaian. Pasien mengeluhkan nyeri kepala dirasakan di kepala
bagian bawah menjalar ke bagian atas kepala. Keluhan pasien juga disertai rasa
kaku seperti terikat pada leher bagian belakang dan pegal-pegal pada bahu.
Keluhan lain seperti mata berkunang, mual, dan muntah disangkal oleh pasien.
Pasien juga menyangkal adanya nyeri pada dada maupun sesak nafas. Pasien
juga menyangkal adanya gangguan pada BAK. Sebelum keluhan ini muncul,
pasien sudah sering berobat ke puskesmas dengan keluhan yang sama, namun
pasien tidak kontrol secara teratur ke puskesmas.
Aspek - Menjelaskan pasien bahwa Pasien Pada saat di Pasien paham untuk
nyeri kepala yang dirasakan
Personal Puskesmas merubah kebiasaannya
pasien akibat Hipertensi yang
diderita pasien. dan makan, berolahraga dan
- Menjelaskan kepada pasien kunjungan minum obat secara teratur,
bahwa penyakitnya tidak rumah serta rajin kontrol ke
dapat sembuh, namun dapat
dikontrol dengan cara puskesmas sehingga
meminum obat teratur, rajin tekanan darahnya dapat
kontrol ke puskemas bila obat
habis, diet rendah garam terkontrol.
setengah sendok teh dalam
sehari dan berolahraga selama
minimal 30 menit tiap 3-4
kali seminggu.
Non farmakologi :
- Memberikan edukasi diet
rendah garam kepada pasien.
- Menyarankan pasien untuk
berolah raga rutin, seperti:
jogging, jalan cepat 3-4 x
seminggu.
Aspek - Mengkonsumsi makanan Pasien dan Pada saat Kebutuhan kalori pasien
selingan berupa buah dan keluarga
Risiko kunjungan tercukupi dan bervariatif
sayur serta mengurangi pasien
Internal konsumsi garam dan lemak rumah dalam mengonsumsi
serta makanan asin
makanan sehingga
- Menyarankan pasien untuk mengurangi faktor risiko
mengurangi konsumsi kopi
sachet. hipertensi.
Aspek - Menyarankan kepada anak- Pasien dan Pada saat Keluarga pasien lebih
anak pasien yang belum
Psikososia keluarga kunjungan memperhatikan ibunya dan
terdeteksi hipertensi untuk
l Keluarga melakukan pemeriksaan pasien rumah dapat menyempatkan
tekanan darah secara teratur.
waktu untuk mengobrol
- Menyarankan kepada pasien dengan ibunya.
agar lebih aktif mengikuti
kegiatan oahraga ringan di
Keluarga pasien mau
komplek perumahan pasien.
melakukan pemeriksaan
tekanan darah secara
teratur untuk deteksi
hipertensi.
Aspek - Menyarankan pasien untuk Pasien Pada saat di Pasien dapat teratur minum
Fungsional menjaga pola makan sesuai Puskesmas dan obat seumur hidupnya dan
dengan diet rendah garam kunjungan dapat mengontrol tekanan
(lampiran), meminum obat rumah darah.
hipertensi, kontrol secara
teratur, serta berolahraga jalan
cepat selama minimal 30 menit
3-4 kali seminggu.
2.2 Manajemen
2.2.1 Definisi
ilmu dan seni untuk mencapai tujuan organisasi. Konsep ini dikenal dengan POAC
dahulu dapat tercapai, maka manajemen memerlukan unsur atau sarana atau “ the
a. Man (manusia), yaitu sumber daya manusia organisasi, eksekutif dan operatif.
Sumber daya manusia meliputi tenaga kesehatan maupun non kesehatan dilihat
bekerja.
b. Money (uang), yaitu dana operasional untuk mencapai tujuan. Dana operasional
meliputi jumlah yang diterima, jumlah yang digunakan dan sisa baik kelebihan
maupun kekurangan.
c. Methods (metode), yaitu cara-cara untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
jenis pelayanan.
dimaksud adalah bahan yang habis pakai seperti obat, vaksin, kertas
e. Machine (mesin), yaitu mesin/ alat untuk mencapai tujuan.
Pasal 4
yang ditimbulkannya.
Pasal 8
(2) Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dititik beratkan pada
(1) meliputi :
a. Merokok
khusus.
Pasal 12
(3) Surveilans PTM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
penyebab kematian.
Pasal 15
berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehatdan gizi
peraturan perundang-undangan.
kesehatan.
Pasal16
(1) Deteksi dini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) dilakukan
(2) Deteksi dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap
rutinmelalui:
a. wawancara;
b. pengukuran; dan
c. pemeriksaan.
(3) Deteksi dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di fasilitas
(4) Dalam hal berdasarkan hasil deteksi dini sebagaimana dimaksud pada
pengendalian faktorrisiko.
Pasal 17
kekebalan/imunisasi.
PenanggulanganPTM.
Pasal 18
Tetap aktivitas fisik dengan aman, Upayakan diet sehat dan gizi
karsinogenik.
(5) Pelayananrehabilitasisebagaimanadimaksudpadaayat
2.3. Hipertensi
2.3.1. Definisi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Hipertensi didefinisikan oleh
Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi tinggi dari 140/90 mmHg (Sani, 2008).
2.3.2. Klasifikasi
tabel 1, yang dikaji oleh 33 ahli hipertensi nasional Amerika Serikat (Sani,
2008).
Tabel 1
Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on Prevention, Detection,
Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure)
tinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat (Sani, 2008).
Tabel 2
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistol (mmHg) Diatol (mmHg)
Optimal
Normal < 120 < 80
Normal-Tinggi < 130 < 85
130-139 85-89
Tingkat 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 90-99
Sub-group: perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
(Isolated systolic
hypertension)
Sub-group: perbatasan 140-149 <90
(Sumber: Sani, 2008)
c. Klasifikasi berdasarkan hasil konsesus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
(Sani, 2008).
diambil dari pedoman Negara maju dan Negara tetangga, dikarenakan data
penelitian hipertensi di Indonesia yang berskala Nasional dan meliputi
tekanan darah, adanya faktor resiko lain, kerusakan organ target dan
Tabel 6
Klasifikasi Hipertensi Menurut Perhimpunan Hipertensi Indonesia
pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan
diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan
obesitas, asupan garam yang tinggi, adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.
dan primer. Hipertensi sekunder merupakan jenis yang penyebab spesifiknya dapat
Azam,2005).
2.3.3. Diagnosis
sphygmomanometer air raksa. Sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali pengukuran
dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk di atas meja dengan posisi telapak
dan minuman yang dapat mempengaruhi tekanan darah misalnya kopi, soda,
Pasien yang terdiagnosa hipertensi dapat dilakukan tindakan lebih lanjut yakni :
mana penyakit ini telah berkembang, apakah hipertensinya ganas atau tidak,
2. Mengisolasi penyebab
spesifiknya.
Aspek lain yang penting dalam pemeriksaan, yaitu pencarian faktor – faktor
4. Pemeriksaan luar
rontgen.
5. Tes Khusus
adrenal.
atau EKG).
2.3.4. Data – data mengenai Hipertensi
Gambar 1. Proporsi penyebab kematian akibat penyakit tidak menular (%) pada populasi semua
umur (total kematian: 2285 orang).Sumber: RISKESDAS, Litbangkes 2007.
Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa terjadi perubahan pola penyakit penyebab
kematian dari tahun 1995 s/d 2007, dimana proporsi penyakit infeksi atau penyakit
menular serta kematian maternal dan neonatal sebagai penyebab kematian yang
cenderung menurun, dan sebaliknya terjadi peningkatan pada penyakit tidak menular.
Semarang merupakan yang tertinggi dari beberapa penyakit tidak menular yang
lain. Namun, pada 2017 penyakit tidak menular tertinggi yaitu Diabetes Melitus
non Insulin.
2. DM : 2101 kasus
penyehatan Lingkungan menyusun arah kebijakan yang mengacu pada tiga hal
yakni :
4 upaya yaitu :
kesehatan
Untuk hipertensi, maka perlu dilakukan deteksi dini secara proaktif dengan
hipertensi.
aktif (skrining)
Program UKP :
a. Prolanis
BAB III
PEMBAHASAN
Posbindu atau Pos Pembinaan Terpadu dilaksanakan oleh petugas kesehatan dan
dibantu oleh kader yang dilaksanakan di desa. Posbindu dilaksanakan setiap 1 bulan sekali
dengan targetnya yaitu masyarakat sehat, masyarakat beresiko dan masyarakat dengan
Penyakit Tidak menular mulai usia 15 tahun ke atas. Kegiatan dilakukan dengan sistem 5
meja yaitu pendaftaran, wawancara, pengukuran faktor resiko, konseling dan pencatatan.
lalu selajutnya yaitu Wawancara sederhana tentang Penyakit tidak Menular terutama
Hipertensi pada peserta, aktifitas fisik sehari hari, merokok, konsumsi sayur dan buah,
serta informasi lain yang diutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan berkaitan dengan
terjadinya hipertensi. Lalu yang ketiga yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks
Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh. Lalu yang keempat adalah
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah dan kolestrol total, lalu yang terakhir
adalah konseling / edukasi, lalu identifikasi faktor resiko peserta dan tindak lanjut, selain
itu juga sebelum pemeriksaan dilakukan kegiatan berupa senam CERDIK yang bertujuan
selain sebagai kegiatan yang bersifat promotif, juga sebagai kegiatan fisik untuk pasien –
pasien hipertensi.
pelaksanaan sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau dan nyaman oleh
peserta.
Namun, program Posbindu PTM d PKM Genuk ini belum merata. Dimana dari 7
kelurahan yang termasuk dalam wilayah kerja PKM Genuk hanya ada 3 kelurahan yang
Muktiharjo Lor. Hal ini dikarenakan kader yang tidak menyanggupi adanya Posbindu PTM
di kelurahannya. Pelaksanaan Posbindu PTM yang ada pada 3 kelurahan tersebut juga
belum rutin dilaksanakan tiap bulan. Dikarenakan kendala waktu dan tenaga medis yang
kurang memadai. Sehingga banyak masyarakat di wilayah kerja PKM Genuk belum
Pencatatatan hasil kegiatan Posbindu PTM dilakukan oleh kader. Petugas puskesmas
mengambil data hasil kegiatan Posbindu PTM yang digunakan untuk pembinaan, dan
Tujuan dari penyelenggaraan Posbindu PTM, yaitu agar faktor resiko hipertensi
dapat dicegah dan dikendalikan lebih dini. Faktor resiko PTM yang telah terpantau secara
rutin dapat selalu terjaga pada kondisi normal atau tidak masuk dalam kategori buruk,
namun jika sudah berada dalam kondisi buruk, faktor resiko tersebut harus dilakukan
dengan obat – obatan. Pada tahap dini, kondisi faktor resiko PTM dapat dicegah dan
dikendalikan dengan diet yang sehat, aktifitas fisik cukup dan gaya hidup ssehat seperti
berhenti merokok, pengelolaan stress dan lain – lain. Melalui konseling dan edukasi
mencegah dan mengendalikan faktor resiko PTM dapat ditingkatkan. Dengan proses
pembelajaran di atas secara bertahap, maka setiap individu yang mempunyai faktor resiko
dengan angka tertinggi sebanyak 3893 kasus, Hal ini disebabkan karena beberapa pasien
tidak menjalankan gaya hidup sehat sehingga angka kejadian hipertensi masih tinggi.
sebagai berikut:
kriteria :
Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus segera
untuk ditanggulangi.
kelurahannya
- Urgency
- Seriously
- Growth
- Total USG
Jumlah 3 3 3 9 III
Posbindu
PTM belum
merata di
semua
kelurahan
Jumlah 4 5 4 13 II
dokter umum
maupun
perawat
belum
mencukupi
Kader 5 4 5 14 I
Kesehatan
Desa tidak
menghendaki
adanya
Posbindu
PTM di
kelurahannya
kelurahannya
Komponen Kekurangan
Input
Man
Kurangnya dokter umum dan perawat Posbindu PTM
Method -
Machine -
Material -
Proses
P2
P3
Market
Output Angka kejadian hipertensi belum menurun
Balik
Tabel 11 : Tabel Plan of Action
2 Jumlah dokter Men Meni Pus Pus Dinas Kesehatan Apri AP - Bertam Program Posbindu
umum amb ngkat kes kes Kota Semarang, l BD bahnya PTM di
maupun ah kan mas mas Kepala 201 tenaga Puskesmas Genuk
perawat belum tena cakup Gen Gen 9 dokter bisa dilaksanakan
Puskesmas
mencukupi
ga an uk uk umum di semua
dokt pelay dan kelurahan
er anan perawat
umu Posbi
m ndu
dan PTM
pera
wat
di
pusk
esm
as
Gen
uk
A. Kesimpulan
a. Posbindu PTM
b. Pelaporan 10 besar penyakit
c. Prolanis
B. Saran
2. Promosi kesehatan
pencgendalian Hipertensi
Lampiran 1