Anda di halaman 1dari 81

1

PT Kimia Farma (Persero) Tbk


Laporan Pendapat Kewajaran atas
Rencana Transaksi Afiliasi dan Material
Maret 2019
3

Jakarta, 13 Maret 2019

No. 00020/2.0095-00/BS/09/0269/1/III/2019
Kepada Yth,
PT Kimia Farma (Persero) Tbk
Jl. Veteran No. 9
Jakarta Pusat 10110
Perihal: Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi Afiliasi dan Material

Dengan hormat,
PT Kimia Farma (Persero) Tbk ("Perseroan”) melalui PT Mandiri Sekuritas (“Mansek”) dan PT BNI
Sekuritas (“BNIS”), bersama-sama bertindak sebagai Ketua Konsorsium, telah menunjuk Kantor
Jasa Penilai Publik Ruky, Safrudin & Rekan (“RSR”) sebagai Penilai Independen untuk memberikan
opini kewajaran sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan transaksi akuisisi
476.901.860 (empat ratus tujuh puluh enam juta sembilan ratus satu ribu delapan ratus enam
puluh) saham yang merupakan 56,77% (lima puluh enam koma tujuh tujuh persen) dari modal
ditempatkan dan disetor penuh PT Phapros Tbk, untuk selanjutnya disebut “Phapros” dari
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (“RNI”), pihak terafiliasi Perseroan, untuk selanjutnya
disebut sebagai “Rencana Transaksi”, penjelasan spesifik Rencana Transaksi dapat dilihat pada
bagian Latar Belakang dalam Laporan ini.
Per 30 September 2018, Phapros memiliki penyertaan sebesar 20,01% pada PT Raudhatussyfaa
Sehat Bersama (“RSB”) dan kepemilikan 55% saham pada PT Lucas Djaja (“Lucas”). Lucas memiliki
anak perusahaan dengan kepemilikan 99,91% saham pada PT Marin Liza Farmasi (“Marin”). RSB,
Lucas dan Marin tersebut selanjutnya disebut “Anak Perusahaan”, untuk selanjutnya Phapros dan
Anak Perusahaan disebut “Phapros dan Anak Perusahaan”.
Seluruh saham RNI dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, berdasarkan
informasi manajemen Perseroan, Rencana Transaksi termasuk transaksi afiliasi sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1, Lampiran Keputusan No. Kep-412/BL/2009, tanggal
25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
(“Peraturan No. IX.E.1”), Rencana Transaksi juga termasuk transaksi material, sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.2., Lampiran Keputusan No. KEP-614/BL/2011, tanggal
28 Nopember 2011 tentang Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama
(“Peraturan No. IX.E.2”).
RSR memiliki izin usaha dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia No. 2.11.0095
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1131/KM.1/2011 tanggal
14 Oktober 2011 dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar modal di Otoritas Jasa Keuangan
(“OJK”) dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No. STTD.PB-
23/PM.2/2018.
Dalam laporan ini, Mansek dan BNIS bertindak sebagai “Pemberi Tugas”:
Nama : PT Mandiri Sekuritas
Alamat Kantor Pusat : Menara Mandiri Tower I, Lantai 25,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55,
Jakarta 12190
Telepon : (021) 526 3445, Faksmili: (021) 526 3603
Email : corsec@mandirisek.co.id
Website : https://www.mandirisekuritas.co.id
Kegiatan Usaha : Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan kegiatan lain
sebagai Financial Advisor
Dan
Nama : PT BNI Sekuritas
Alamat Kantor Pusat : Sudirman Plaza, Indofood Tower Lantai 16,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78,
Jakarta 12910
Telepon : (021) 2554 3946, Faksmili: (021) 5793 5831
Email : ibdiv@bnisekuritas.co.id
Website : https://www.bnisekuritas.co.id
Kegiatan Usaha : Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan kegiatan lain
sebagai Financial Advisor

Dalam laporan ini Perseroan sebagai “Pengguna Laporan”:

Nama : PT Kimia Farma (Persero) Tbk


Alamat Kantor Pusat : Jl. Veteran No. 9
Jakarta Pusat 10110
Telepon : (021) 3847709, Faksmili: (021) 3814441
Email : corsec@kimiafarma.co.id
Website : https://www.kimiafarma.co.id
Kegiatan Usaha : industri farmasi, healthcare, kimia, biologi, alat kesehatan, makanan
serta minuman

LATAR BELAKANG

Perseroan adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status Perusahaan
Terbuka (Tbk) yang bergerak di industri farmasi, healthcare, kimia, biologi, alat kesehatan,
makanan serta minuman.
Dalam rangka mempercepat pertumbuhan non organik, Perseroan berencana melakukan
transaksi pengambilalihan Phapros dari RNI. Transaksi pengambilalihan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan pangsa pasar dalam industri farmasi dan menambah portofolio produksi obat
Perseroan.
Phapros merupakan perusahaan yang bergerak di dalam industri farmasi, kesehatan, kosmetik,
makanan dan minuman. RSB merupakan perusahaan yang bergerak di bidang rumah sakit dengan
nama Rumah Sakit Mulia Utama Mandiri yang berlokasi di Cirebon. Sedangkan, Lucas merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri farmasi dan industri kimia, termasuk produksi,
menjual serta membeli bahan-bahan kimia, obat-obatan dan membuka perusahaan apotik serta
menjalankan perdagangan umum, baik lokal antar pulau, impor dan ekspor. Marin merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri farmasi dan industri kimia, termasuk produksi,
menjual serta membeli bahan-bahan kimia, obat-obatan dan membuka perusahaan apotik serta
menjalankan perdagangan umum, baik lokal antar pulau, impor dan ekspor.
Sehubungan dengan Rencana Transaksi tersebut, Perseroan telah menandatangani Perjanjian Jual
Beli Saham Bersyarat dengan RNI pada 13 Februari 2019.
Perseroan berencana akan menandatangani Perjanjian Pengambilalihan sebagaimana dimuat
dalam Akta Pengambilalihan dengan pemegang saham Phapros yaitu RNI untuk pengambilalihan
476.901.860 (empat ratus tujuh puluh enam juta sembilan ratus satu ribu delapan ratus enam
puluh) saham yang merupakan 56,77% (lima puluh enam koma tujuh tujuh persen) dari modal

ii
ditempatkan dan disetor penuh Phapros dengan harga Rp1.361.000.000.000,00 (satu triliun tiga
ratus enam puluh satu miliar rupiah) ("Harga Rencana Transaksi").
Berikut adalah struktur dari Rencana Transaksi:
Sebelum Rencana Transaksi Setelah Rencana Transaksi

RNI MAS CH HM SH BSU Masyarakat Perseroan MAS CH HM SH BSU Masyarakat


56,77% 8,98 0,12% 0,08% 0,01% 0,01% 34,03% 56,77% 8,98 0,12% 0,08% 0,01% 0,01% 34,03%

Phapros Phapros

20,01% 55,00% 20,01% 90,22%

RSB Lucas RSB Lucas


99,91% 99,91%

Marin Marin

Keterangan : - MAS : Drs. Masrizal A Syarief (Komisaris)


- CH : Chairani Harahap, S.E. (Direktur Pemasaran)
- HM : Heru Marsono, S.E., M.M. (Direktur Keuangan)
- SH : Drs. Syamsul Huda (Direktur Produksi)
- BSU : Dra. Barokah Sri Utami, Apt., M.M. (Direktur Utama)
- Masyarakat (di bawah 5%)
Sumber: Keterbukaan Informasi

TUJUAN PENDAPAT KEWAJARAN

Tujuan Laporan Pendapat Kewajaran ini adalah untuk memberikan opini atas kewajaran rencana
Perseroan untuk melakukan transaksi pengambialihan 476.901.860 (empat ratus tujuh puluh
enam juta sembilan ratus satu ribu delapan ratus enam puluh) saham yang merupakan 56,77%
(lima puluh enam koma tujuh tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Phapros
dari RNI, pihak terafiliasi Perseroan, sebagaimana didefinisikan dalam laporan ini dalam rangka
memenuhi ketentuan peraturan OJK Pasar Modal, tidak untuk perpajakan serta tidak untuk
bentuk rencana transaksi lainnya.

OBYEK ANALISIS PENDAPAT KEWAJARAN

Obyek analisis kewajaran adalah rencana Perseroan untuk melakukan transaksi pengambilalihan
476.901.860 (empat ratus tujuh puluh enam juta sembilan ratus satu ribu delapan ratus enam
puluh) saham yang merupakan 56,77% (lima puluh enam koma tujuh tujuh persen) dari modal
ditempatkan dan disetor penuh Phapros dari RNI.

SIFAT RENCANA TRANSAKSI

Transaksi Material
Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Rencana Transaksi termasuk transaksi
material, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.2., Lampiran Keputusan No. KEP-
614/BL/2011, tanggal 28 Nopember 2011 tentang Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan
Usaha Utama (“Peraturan No. IX.E.2”). Hal ini dikarenakan Harga Rencana Transaksi melebihi 20%
namun kurang dari 50% dari jumlah ekuitas Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan
Konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2018 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Hadori Sugiarto Adi & Rekan.
Transaksi Afiliasi
Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Rencana Transaksi merupakan suatu Transaksi
Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1, Lampiran Keputusan No. Kep-
412/BL/2009, tanggal 25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan
Transaksi Tertentu (“Peraturan No. IX.E.1”) karena Rencana Transaksi akan dilakukan oleh

iii
Perseroan dengan RNI dimana keduanya dikendalikan baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan informasi manajemen Perseroan, tidak terdapat anggota Direksi dan Dewan
Komisaris yang sama antara Perseroan dengan RNI.
Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2,
Perseroan telah menunjuk RSR sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat
Kewajaran (”Fairness Opinion”) atas Rencana Transaksi di atas bagi para pemegang saham
Perseroan.

RUANG LINGKUP PENDAPAT KEWAJARAN

Ruang Lingkup Pendapat Kewajaran akan didasarkan pada analisis atas kewajaran dari Rencana
Transaksi untuk memenuhi ketentuan Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2.
Laporan Pendapat Kewajaran ini disusun sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Standar
Penilaian Indonesia Edisi VI Tahun 2015 (SPI 2015), yang disusun oleh Masyarakat Profesi Penilai
Indonesia (MAPPI) dengan memperhatikan dan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI), Peraturan No.
VIII.C.3. Keputusan Nomor KEP-196/BL/2012 tanggal 19 April 2012 tentang Pedoman Penilaian
dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal (“Peraturan No. VIII.C.3”).
Pendapat Kewajaran ini hanya dapat digunakan sehubungan dengan Rencana Transaksi dan tidak
dapat dipergunakan untuk kepentingan lain. Pendapat Kewajaran ini juga tidak dimaksudkan
untuk memberikan rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui Rencana Transaksi atau
mengambil tindakan tertentu atas Rencana Transaksi tersebut.

TANGGAL PENILAIAN

Analisis Kewajaran dilaksanakan per tanggal 30 September 2018, parameter dan laporan
keuangan yang digunakan dalam analisis menggunakan data per 30 September 2018.

KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN

Dari tanggal penilaian, yaitu tanggal 30 September 2018 sampai dengan tanggal diterbitkannya
Laporan Pendapat Kewajaran ini, terdapat kejadian penting namun tidak mempengaruhi opini
kami yaitu :
1. Phapros
a) Berdasarkan Persetujuan Pencatatan Efek No. S-07400/BEI.PP3/12-2018 tanggal
20 Desember 2018, PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”) telah menyetujui pencatatan
Efek/Saham Phapros. Perdagangan perdana Phapros dimulai pada tanggal 26 Desember
2018;
b) Berdasarkan Akta No. 09 tanggal 13 Desember 2018 yang dibuat dihadapan Utiek R.
Abdurachman, S.H., M.LI., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No. AHU-AH.01.03-0275121 tanggal 13 Desember 2018, para pemegang saham Phapros
menyetujui keputusan sebagai berikut :
o Persetujuan atas rencana pencatatan (listing) Phapros pada BEI;
o Persetujuan perubahan Anggaran Dasar Phapros untuk melakukan pemecahan nilai
nominal saham (stock split) Phapros;
o Persetujuan pendanaan untuk aksi korporasi Phapros; dan
o Perubahan Susunan Pengurus Phapros.

iv
Berdasarkan Akta tersebut di atas, susunan pemegang saham Phapros adalah sebagai
berikut :
Jumlah Saham Jumlah Nominal Kepemilikan
Keterangan
(Saham) (Rp) (%)
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
RNI 476.901.860 47.690.186.000 56,77%
Masyarakat 363.098.140 36.309.814.000 43,23%
Jumlah Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh 840.000.000 84.000.000.000 100,00%
Jumlah Saham dalam Portepel 2.160.000.000 216.000.000.000

Sumber : Akta No. 09 Tanggal 13 Desember 2018 oleh Notaris Utiek R. Abdurachman, S.H., M.LI., M.Kn

2. Lucas
Berdasarkan Akta No. 44 tanggal 30 November 2018 yang dibuat dihadapan Boy Budiman
Iskandar, S.H., M.Hum., Notaris di Bandung, Phapros kembali telah melakukan
pengambilalihan sebagian saham Lucas. Setelah pengalihan saham, susunan pemegang saham
Lucas berdasarkan Akta tersebut adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham Jumlah Nominal Kepemilikan
Keterangan
(Saham) (Rp) (%)
Modal Dasar 147.096.177 147.096.177.000
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Phapros 132.703.677 132.703.677.000 90,22%
PT Citta Mulia Indonesia 14.392.500 14.392.500.000 9,78%
Jumlah Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh 147.096.177 147.096.177.000 100,00%
Sumber : Akta No. 44 Tanggal 30 November 2018 oleh Notaris Boy Budiman Iskandar, S.H., M.Hum

Struktur kepemilikan saham Lucas dan Anak Perusahaan sebelum dan setelah
30 September 2018 dapat dilihat pada bagan berikut:

Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian Interim Lucas per 30 September 2018, Laporan Keuangan
Bertujuan Khusus Marin per 30 September 2018 dan Akta No. 44 Tanggal 30 November 2018 oleh
Notaris Boy Budiman Iskandar, S.H., M.Hum
Pendapat Kewajaran ini telah kami susun berdasarkan tanggal penilaian 30 September 2018
dengan tidak mempertimbangkan kondisi tersebut di atas. Kami tidak bertanggung jawab untuk
menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-peristiwa yang terjadi
setelah tanggal laporan penilaian ini.

SUMBER DATA DAN INFORMASI

Sebagai Penilai Independen dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi,
kami telah menelaah, mengacu dan mempertimbangkan atas data dan dokumen yang
disampaikan oleh manajemen Perseroan atas hal-hal sebagai berikut:
1. Opini dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan untuk tahun
yang berakhir pada 31 Desember 2018, yang telah diaudit oleh KAP Hadori Sugiarto Adi &

v
Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material dan telah ditandatangani pada
tanggal 22 Februari 2019 oleh Drs. Hartono, CA., CPA dengan izin Akuntan Publik No.
0486;
2. Opini dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan untuk
periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada 30 September 2018, yang telah dilakukan
penelahaan terbatas oleh KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan dengan opini wajar dalam
semua hal yang material dan telah ditandatangani pada tanggal 12 November 2018 oleh
Abdul Khoir, CPA dengan izin Akuntan Publik No. 0048;
3. Opini dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan untuk tahun-
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2016 - 2017 yang telah diaudit oleh KAP Hadori
Sugiarto Adi & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material dan telah
ditandatangani pada tanggal 23 Februari 2017 dan 19 Februari 2018 oleh Drs. Djarwoto,
Ak. CPA dengan izin Akuntan Publik No. 0307;
4. Opini dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan untuk tahun-
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 - 2015 yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil dengan opini wajar dalam
semua hal yang material dan telah ditandatangani pada tanggal 20 Februari 2015 dan
23 Februari 2016 oleh Florus Daeli, M.M., CPA dengan izin Akuntan Publik No. 0126;
5. Laporan Tahunan Perseroan tahun 2017;
6. Opini dan Laporan Informasi Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan dan anak
perusahaan per 30 September 2018, yang telah dilakukan asurans oleh KAP Hadori
Sugiarto Adi & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material dan telah
ditandatangani pada tanggal 18 Februari 2019 oleh Abdul Khoir, CPA dengan izin Akuntan
Publik No. 0048;
7. Proyeksi keuangan Perseroan tanpa dan dengan Rencana Transaksi untuk tahun 2018-
2022 yang disiapkan oleh manajemen Perseroan. RSR telah melakukan review atas
proyeksi keuangan tersebut untuk memperoleh keyakinan atas kewajaran proyeksi
laporan keuangan;
8. Laporan Penilaian Saham Phapros dan anak perusahaan per tanggal 30 September 2018
oleh RSR dengan No. 00003/2.0095-00/BS/09/0269/1/I/2019 tanggal 25 Januari 2019
yang ditandatangani oleh Bapak Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert.);
9. Laporan Uji Tuntas Aspek Keuangan dan Pajak Phapros dan Entitas Anak No. 2021/LTR/M-
AKR/I/2019 tanggal 24 Januari 2019 oleh KAP Aria Kanaka & Rekan (Mazars) dan telah
ditandatangani oleh Bapak Aria Kanaka CPA, yang disediakan oleh Perseroan;
10. Laporan Pemeriksaan Hukum Terhadap Phapros dalam Rangka Akusisi Saham Oleh
Perseroan No. No. 0033/IWD-RD/W&P/I/2019 tanggal 25 Januari 2019 oleh Warens &
Partners Law Firm dan telah ditandatangani oleh Bapak Indra Wargadalem, S.H., M.B.A.,
yang disediakan oleh Perseroan;
11. Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat antara Perseroan dan RNI tertanggal
13 Februari 2019, yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan;
12. Draft Perjanjian Pengambilalihan, yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan;
13. Draft Keterbukaan Informasi Perseroan, yang telah disiapkan oleh manajemen Perseroan;
14. Akta Phapros No. 09 Tanggal 13 Desember 2018 oleh Notaris Utiek R. Abdurachman, S.H.,
M.LI., M.Kn, yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan;

vi
15. Akta Lucas No. 44 Tanggal 30 November 2018 oleh Notaris Boy Budiman Iskandar, S.H.,
M.Hum, yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan;
16. Representation Letter dari Perseroan kepada RSR dengan No. 41/PR 000/4000/III/2019
tertanggal 12 Maret 2019, sehubungan dengan penugasan pemberian Pendapat
Kewajaran;
17. Wawancara dan diskusi dengan manajemen Perseroan yaitu Bapak Agus Chandra selaku
General Manajer (GM) Keuangan Perseroan dan Ketua Tim Counterpart Rencana Akuisisi
Perusahaan Farmasi Perseroan pada tanggal 15 Januari 2019 dan 8 Februari 2019
sehubungan dengan penugasan pemberian Pendapat Kewajaran; dan
18. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak dan elektronik, seperti Bank
Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia serta hasil analisis lain yang kami anggap relevan
dengan penugasan pendapat kewajaran.

ASUMSI POKOK DAN KONDISI PEMBATAS


Asumsi Pokok
Laporan Pendapat Kewajaran ini bersifat non-disclaimer opinion, kami telah melakukan
penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses analisis, data dan informasi
yang diperoleh berasal baik dari manajemen Perseroan maupun dari sumber lain yang dapat
dipercaya.
Laporan Pendapat Kewajaran ini disusun dengan menggunakan Proyeksi Keuangan yang disiapkan
oleh manajemen Perseroan yang telah kami review untuk memperoleh keyakinan atas kewajaran
Proyeksi Keuangan. Menurut pendapat kami Proyeksi Keuangan yang telah di-review tersebut
wajar, namun kami tidak bertanggung jawab terhadap pencapaiannya.
Kami bertanggung jawab atas opini Laporan Pendapat Kewajaran.
Tingkat Kedalaman Investigasi
Dalam melakukan penugasan, tidak ada batas atau pembatasan dalam melakukan penelaahan,
penghitungan dan analisis. RSR telah melakukan site visit ke lokasi operasional, yaitu pabrik
Phapros pada tanggal 3-5 Oktober 2018 yang berada di Jl. Simongan 131, Semarang - Jawa
Tengah, namun RSR tidak melakukan inspeksi lapangan ke lokasi operasional RSB, Lucas dan
Marin terkait Rencana Transaksi.
RSR telah melakukan wawancara/diskusi dengan manajemen Perseroan pada tanggal 15 Januari
2019 dan 8 Februari 2019 sehubungan dengan Rencana Transaksi.
Kondisi Pembatas
Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan pada prinsip integritas informasi dan data. Dalam
menyusun Pendapat Kewajaran ini, kami melandaskan dan berdasarkan pada sumber data dan
informasi sebagaimana diberikan manajemen Perseroan, yang mana berdasarkan hakekat
kewajaran adalah benar, lengkap, dapat diandalkan, serta tidak menyesatkan.
Kami tidak melakukan audit ataupun uji tuntas secara mendetail atas penjelasan maupun data-
data yang diberikan oleh manajemen Perseroan, baik lisan maupun tulisan, dan dengan demikian
kami tidak dapat memberikan jaminan atau bertanggung-jawab terhadap kebenaran dan
kelengkapan dari informasi atau penjelasan tersebut.
Sebagai dasar bagi kami untuk melakukan analisis dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran
atas Rencana Transaksi, kami menggunakan data-data sebagaimana tercantum pada bagian
Sumber Data dan Informasi sebagai bahan penelahaan, perhitungan dan analisis.
Segala perubahan terhadap data-data tersebut di atas dapat mempengaruhi hasil analisis kami

vii
secara material. Oleh karena itu, kami tidak dapat menerima tanggung jawab atas kemungkinan
terjadinya perbedaan kesimpulan yang disebabkan perubahan data tersebut.
Pendapat Kewajaran ini disusun hanya dengan mempertimbangkan sudut pandang pemegang
saham Perseroan dan tidak mempertimbangkan sudut pandang stakeholders lain serta aspek-
aspek lainnya.
Pendapat Kewajaran tersebut disusun dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan
perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah pada tanggal
pendapat ini dikeluarkan. Analisis Kewajaran ini hanya dilakukan terhadap Rencana Transaksi
seperti yang telah diuraikan di atas.
Kami menganggap bahwa sejak tanggal penerbitan Laporan Pendapat Kewajaran sampai dengan
tanggal pelaksanaan Rencana Transaksi tidak terdapat kejadian luar biasa yang secara material
(kecuali yang tersebut di atas), baik secara makro ekonomi maupun industri, saat kini maupun
yang akan datang, dapat berpengaruh terhadap bisnis Perseroan dan rencana bisnis dan anggaran
Perseroan.
Dengan ini kami menyatakan bahwa penugasan kami tidak termasuk menganalisis transaksi-
transaksi di luar Tujuan Pendapat Kewajaran yang mungkin tersedia bagi Perseroan serta
pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut terhadap Rencana Transaksi, dan juga bukan
merupakan analisis penggunaan yang paling mungkin dan optimal dari suatu Rencana Transaksi.
Pendapat Kewajaran ini juga tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk menyetujui atau tidak
menyetujui Rencana Transaksi atau untuk mengambil tindakan tertentu atas Rencana Transaksi.
Kami ingin menekankan bahwa hasil analisis dan penelaahan kami secara khusus hanya terbatas
pada aspek finansial transaksi, kami tidak melakukan penelitian atas keabsahan Rencana Transaksi
dari segi hukum dan implikasi aspek perpajakan dari Rencana Transaksi tersebut, karena hal
tersebut berada di luar lingkup penugasan kami.
Sesuai dengan Peraturan No. VIII.C.3, Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi hanya
berlaku sampai dengan 6 (enam) bulan terhitung dari Tanggal Penilaian.

KUALIFIKASI PENILAI

Sesuai Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 33/KM.1/2010 tertanggal


19 Januari 2010 mengenai Izin Penilai Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert) yang ditetapkan sebagai
penilai di Bidang Jasa Penilaian Bisnis dengan kualifikasi (B), No. B-1.10.00269 dan terdaftar
sebagai profesi penunjang pasar modal di OJK sesuai dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi
Penunjang Pasar Modal No. STTD.PB-23/PM.2/2018.

INDEPENDENSI PENILAI

Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara independen
tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Mansek, BNIS, Perseroan, RNI, Phapros dan anak
perusahaan, ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan perusahaan tersebut. Kami juga tidak
mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya,
Laporan Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan
pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh opini
atas kewajaran Rencana Transaksi yang dihasilkan dari proses analisis kewajaran ini dan kami
hanya menerima imbalan sesuai yang tercantum pada Perjanjian Pekerjaan Jasa Penilai Anggota
Konsorsium Konsultan Akuisisi Perusahaan Farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk
No. RSR/L/B/070818.01 tanggal 7 Agustus 2018 serta Adendum I No. RSR/L/B/151018.02 tanggal
15 Oktober 2018 dan Adendum II No. RSR/L/B/280119.02 tanggal 28 Januari 2019.

viii
METODOLOGI PENGKAJIAN KEWAJARAN ATAS RENCANA TRANSAKSI

Dalam menilai kewajaran Rencana Transaksi, kami menggunakan metodologi analisis sebagai
berikut:
1. Analisis Rencana Transaksi berupa identifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana
Transaksi, analisis termin dan persyaratan dari perjanjian atas Rencana Transaksi, analisis
manfaat dan risiko Rencana Transaksi;
2. Analisis Kualitatif berupa analisis terhadap alasan dan latar belakang Rencana Transaksi,
riwayat singkat Perseroan dan kegiatan usaha, analisis industri, analisis operasional dan
prospek usaha Perseroan serta keuntungan dan kerugian Rencana Transaksi; dan
3. Analisis Kuantitatif berupa analisis kinerja historis, analisis kewajaran harga, dan analisis uji
nilai tambah.

KESIMPULAN

1. Analisis Rencana Transaksi


a) Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan selaku pihak pembeli;
RNI selaku pihak penjual serta Phapros dan anak perusahaan sebagai pihak yang menjadi
objek transaksi.
b) Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Rencana Transaksi termasuk transaksi
material, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.2, dikarenakan Harga Rencana
Transaksi melebihi 20% namun kurang dari 50% dari jumlah ekuitas Perseroan
berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) Hadori Sugiarto Adi & Rekan.
Rencana Transaksi juga merupakan suatu Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Peraturan No. IX.E.1, karena Rencana Transaksi akan dilakukan oleh Perseroan
dengan RNI dimana keduanya dikendalikan baik secara langsung maupun tidak langsung
oleh Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan informasi manajemen Perseroan, tidak terdapat anggota Direksi dan Dewan
Komisaris yang sama antara Perseroan dengan RNI.
c) Analisis perjanjian dan persyaratan atas Rencana Transaksi dilakukan terhadap Perjanjian
Jual Beli Saham Bersyarat dan Draft Perjanjian Pengambilalihan antara Perseroan dengan
RNI, yang telah disediakan manajemen Perseroan.
1) Penjual : RNI
2) Pembeli : Perseroan
3) Jumlah Saham Yang Dijual : 476.901.860 (empat ratus tujuh puluh enam juta
sembilan ratus satu ribu delapan ratus enam puluh)
saham
4) Harga Pembelian : Rp1.361.000.000.000,00 (satu triliun tiga ratus enam
puluh satu miliar rupiah)
5) Hukum Yang Mengatur : Hukum Negara Republik Indonesia
d) Analisis Manfaat dan Risiko Rencana Transaksi
Manfaat yang diharapkan diterima oleh Perseroan berdasarkan penjelasan manajemen
Perseroan dan analisis atas manfaat Rencana Transaksi, antara lain:

ix
• meningkatkan pangsa pasar Perseroan dalam industri farmasi;
• menambah portofolio produksi obat yang belum dimiliki oleh Perseroan, dalam
memproduksi sediaan farmasi (obat, bahan obat dan obat tradisional) dan alat
kesehatan;
• terciptanya efisiensi biaya dalam pemanfaatan channel distribusi dan biaya
pemasaran, penelitian serta pengembangan;
Risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan berdasarkan penjelasan manajemen
Perseroan dan analisis atas risiko Rencana Transaksi, antara lain:
• Risiko menurunnya rasio keuangan terutama yang berhubungan dengan struktur
permodalan karena Perseroan membutuhkan pinjaman untuk membiayai transaksi;
• Risiko meningkatnya kewajiban pembayaran pinjaman untuk pembiayaan akuisisi
Phapros; dan
• Risiko tidak tercapainya sinergi yang diharapkan dalam pelaksanaan yang
berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan budaya, manajemen dan
operasional.

2. Analisis Kualitatif
a) Riwayat perusahaan dan sifat kegiatan usaha
Perseroan didirikan berdasarkan akta No. 18 tanggal 16 Agustus 1971 dan diubah dengan
akta perubahan No. 18 tanggal 11 Oktober 1971 keduanya dari Notaris Soelaeman
Ardjasasmita, di Jakarta. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. JA5/184/21 tanggal
14 Oktober 1971, yang didaftarkan pada buku registrasi No. 2888 dan No. 2889 tanggal
20 Oktober 1971 di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 9 November 1971 dan Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia No. 508.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan terakhir
berdasarkan Akta No. 19 tanggal 18 Mei 2018 dari Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di
Jakarta. Akta perubahan tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0074338.AH.01.11
Tahun 2018 tanggal 30 Mei 2018.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah
menyediakan barang dan/atau jasa di bidang industri farmasi, healthcare, kimia, biologi,
alat kesehatan, makanan dan minuman.
Perseroan berdomisili di Jakarta dan memiliki unit produksi yang berlokasi di Jakarta,
Bandung, Semarang, Watudakon (Mojokerto) dan Tanjung Morawa-Medan. Perseroan
juga memiliki satu unit distribusi yang berlokasi di Jakarta. Pada tahun 2003, Perseroan
membentuk 2 (dua) Entitas Anak yaitu PT Kimia Farma Trading & Distribution yang
sebelumnya merupakan unit usaha Pedagang Besar Farmasi dan PT Kimia Farma Apotek
yang sebelumnya merupakan unit usaha Apotek. Kantor Pusat Entitas beralamat di Jalan
Veteran Nomor 9 Jakarta.
b) Analisis Industri
Berdasarkan Informasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (“APBN”) Kementerian
Keuangan (“Kemenkeu”) Republik Indonesia (“RI”), anggaran kesehatan selama tahun
2014-2018 mengalami peningkatan yang dihitung dengan Compound Annual Growth Rate

x
(“CAGR”) sebesar 15,81%.
Kebijakan Pemerintah terkait penggunaan anggaran kesehatan adalah untuk
meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, penguatan penanganan stunting
(gangguan pertumbuhan karena kekurangan gizi), penguatan program promotif, preventif
dan menjaga keberlanjutan program Jaminan Kesehatan Nasional (“JKN”).
Peningkatan jumlah anggaran kesehatan dan kebijakan Pemerintah terkait program JKN
dan program perlindungan sosial diperkirakan akan mendorong pertumbuhan sektor
ekonomi terkait, khususnya industri farmasi.
Dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (“RIPIN”) 2015-2035, industri
farmasi, kosmetik dan alat kesehatan termasuk kedalam program pengembangan industri
prioritas. Untuk tahun 2020-2035, salah satu program pengembangan yang direncanakan
Pemerintah bersama Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) dan swasta adalah
meningkatkan penguasaan alih teknologi terkini untuk jenis sediaan farmasi dan bahan
baku obat.
c) Analisis Operasional dan Prospek Usaha Perseroan
Kegiatan usaha Perseroan dibagi menjadi 4 (empat) segmen, yaitu segmen manufaktur
(obat ethical, obat generik, obat Over The Counter (OTC), dan raw material), dan lain-lain
termasuk alat kesehatan, segmen distribusi, segmen retail dan segmen manajemen aset.
Pada 30 September 2018, kontribusi pendapatan Perseroan terbesar berasal dari
penjualan obat ethical sebesar 43,37%, diikuti penjualan obat generik sebesar 19,39% dan
penjualan OTC sebesar 21,83%. Sementara penjualan produk lain-lain dan penjualan
bahan baku masing-masing berkontribusi sebesar 10,88% dan 4,52%.
Perseroan memasarkan produknya kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang kemudian
mendistribusikannya kepada Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Balai Pengobatan dan
Toko Obat. Perseroan juga menjual produknya ke pasar internasional.
Berdasarkan geografisnya, penjualan Perseroan terbesar berasal dari penjualan dalam
negeri sebesar 96,20% atau setara dengan Rp5.102 miliar. Sementara, pada penjualan
ekspor terbesar Perseroan berasal dari penjualan ke Arab Saudi sebesar 1,47% atau setara
dengan Rp78 miliar.
Hingga 30 September 2018, Perseroan memiliki 1.159 apotek yang tersebar di seluruh
Indonesia, terdiri dari 332 apotek berstatus KSO/IKS (Kerja Sama Operasi/Ikatan Kerja
Sama) dan 825 apotek milik sendiri/sewa serta 2 (dua) apotek waralaba. Layanan belanja
online yaitu kimiafarmaapotek.co.id yang hanya melayani wilayah Jabodetabek.
d) Keuntungan dan Kerugian Rencana Transaksi
Keuntungan yang diharapkan diperoleh Perseroan dengan melaksanakan Rencana
Transaksi adalah (i) Terciptanya efisiensi dengan adanya penghematan biaya akibat
berkurangnya duplikasi kegiatan pemenuhan kepatuhan atas ketentuan hukum, keuangan
dan peraturan lainnya, (ii) Sinergi dari kombinasi kegiatan usaha Perusahaan dan Phapros.
Kerugian yang timbul dari biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan Rencana
Transaksi.
3. Analisis Kuantitatif
a) Analisis Kinerja Historis
Penjualan Perseroan selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan secara Compound
Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 10,67% per tahun. Hingga per 30 September 2018,
penjualan bersih Perseroan sebesar Rp5.303 miliar.

xi
Beban pokok penjualan Perseroan selama tahun 2014-2017 mengalami fluktuatif
peningkatan rata-rata sebesar 7,78% per tahun. Beban pokok penjualan Perseroan pada
30 September 2018 sebesar Rp3,362 miliar. Porsi beban pokok penjualan Perseroan
terhadap penjualan bersih Perseroan selama tahun 2014-2017 rata-rata sebesar 67,43%.
Porsi beban pokok penjualan Perseroan terhadap penjualan bersih Perseroan pada
30 September 2018 sebesar 63,40% (untuk periode 9 (sembilan) bulan).
Selama tahun 2014-2017 laba kotor Perseroan mengalami peningkatan rata-rata sebesar
16,70% per tahun. Hingga periode 30 September 2018, laba kotor Perseroan sebesar
Rp1.941 miliar. Selama tahun 2014-2017, marjin laba kotor Perseroan rata-rata sebesar
32,57% dan per 30 September 2018 marjin laba kotor Perseroan sebesar 36,60% (untuk
periode 9 (sembilan) bulan).
Selama tahun 2014-2017 laba usaha Perseroan mengalami peningkatan rata-rata sebesar
13,40% per tahun. Hingga periode 30 September 2018, laba usaha Perseroan sebesar
Rp480 miliar. Marjin laba usaha Perseroan selama tahun 2014-2017 rata-rata sebesar
8,15% dan per 30 September 2018 marjin laba usaha Perseroan sebesar 9,05% (untuk
periode 9 (sembilan) bulan).
Selama tahun 2014-2017 laba tahun berjalan Perseroan mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 8,76% per tahun. Hingga periode 30 September 2018, laba tahun berjalan
Perseroan sebesar Rp223 miliar. Marjin laba tahun berjalan Perseroan selama tahun
2014-2017 rata-rata sebesar 5,31% dan per 30 September 2018 marjin laba tahun
berjalan Perseroan sebesar 4,20% (untuk periode 9 (sembilan) bulan).
Jumlah aset Perseroan, selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan sebesar 24,03%
per tahun. Jumlah aset Perseroan pada 30 September 2018 didominasi oleh aset lancar
dengan porsi sebesar 64,69% terutama dikontribusi oleh persediaan.
Selama tahun 2014-2017, jumlah liabilitas Perseroan, mengalami peningkatan sebesar
39,73% per tahun. Jumlah liabilitas Perseroan pada 30 September 2018 didominasi oleh
liabilitas jangka pendek dengan porsi sebesar 64,32% terutama dikontribusi oleh utang
bank.
Jumlah ekuitas Perseroan selama tahun 2014-2017, mengalami peningkatan sebesar
10,57% per tahun. Pada 30 September 2018, jumlah ekuitas Perseroan sebesar Rp2.781
miliar meningkat 8,09% dibanding pada 31 Desember 2017 sebesar Rp2.573 miliar
terutama karena adanya peningkatan pada saldo laba yang ditentukan penggunaannya.
b) Analisis Kewajaran
Analisis kewajaran terhadap harga Rencana Transaksi dilakukan dengan membandingkan
Harga Rencana Transaksi berdasarkan Draft Perjanjian Pengambilalihan antara Perseroan
dan RNI, dengan Nilai Pasar Wajar Saham Phapros dan Anak Perusahaan berdasarkan
laporan penilai independen.
• Berdasarkan Laporan Penilaian Saham Phapros dan Anak Perusahaan oleh RSR
dengan No. 00003/2.0095-00/BS/09/0269/1/I/2019 tanggal 25 Januari 2019,
dengan mengaplikasikan pendekatan pendapatan, pendekatan pasar dan
pendekatan aset, Nilai Pasar Wajar 56,77% Saham Phapros dan Anak Perusahaan
per tanggal 30 September 2018 adalah sebesar Rp1.361.770.000.000,00
(dibulatkan) (Satu Triliun Tiga Ratus Enam Puluh Satu Miliar Tujuh Ratus Tujuh
Puluh Juta Rupiah).
• Berdasarkan Draft Perjanjian Pengambilalihan antara Perseroan dan RNI, Harga
Rencana Transaksi adalah sebesar Rp1.361.000.000.000,00 (Satu Triliun Tiga Ratus
Enam Puluh Satu Miliar Rupiah).

xii
Dengan membandingkan Harga Rencana Transaksi dengan Nilai Pasar Wajar Phapros dan
Anak Perusahaan, maka Rencana Transaksi adalah wajar karena Harga Rencana Transaksi
berada dalam kisaran kewajaran batas atas dan batas bawah dari Nilai Pasar Wajar
Phapros dan Anak Perusahaan sebesar 7,5% sesuai Peraturan No. VIII.C.3 Pasal 12, e, 2.

c) Analisis Uji Nilai Tambah


Analisis uji nilai tambah Rencana Transaksi dilakukan dengan melakukan (i) analisis
terhadap Laporan Keuangan Proforma Perseroan, (ii) analisis kelayakan finansial dan
(ii) analisis proyeksi keuangan Perseroan tanpa dan dengan dilaksanakannya Rencana
Transaksi.
1) Analisis terhadap Laporan Keuangan Proforma Perseroan per tanggal 30 September
2018, berdasarkan Laporan Informasi Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan dan
anak perusahaan per 30 September 2018, yang telah dilakukan asurans oleh KAP
Hadori Sugiarto Adi & Rekan :
Berdasarkan analisis Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan, dengan
dilakukannya Rencana Transaksi, Proforma aset lancar Perseroan secara keseluruhan
mengalami peningkatan. Meskipun Kas dan setara kas Perseroan yang mengalami
penurunan sehubungan dengan pendanaan Rencana Transaksi namun Proforma aset
lancar Perseroan mengalami peningkatan yang berasal dari konsolidasi akun-akun
Phapros ke dalam Perseroan;
Secara keseluruhan proforma Jumlah Aset Perseroan setelah Rencana Transaksi
mengalami peningkatan yang berasal dari konsolidasi akun-akun Phapros ke dalam
Perseroan;
Dari sisi liabililtas, proforma liabilitas jangka pendek Perseroan mengalami peningkatan
sehubungan dengan pendanaan Rencana Transaksi serta akibat konsolidasi akun-akun
Phapros ke dalam Perseroan;
Secara keseluruhan proforma Jumlah Liabilitas Perseroan setelah Rencana Transaksi
mengalami peningkatan yang berasal dari konsolidasi akun-akun Phapros ke dalam
Perseroan;
Dari sisi ekuitas, proforma Jumlah Ekuitas Perseroan mengalami penurunan yang
berasal dari selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan (Harga Rencana Transaksi)
dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali yang di
catat di ekuitas dalam pos “tambahan modal disetor”, sesuai dengan PSAK No.38.
Laporan Laba Rugi Perseroan mengalami peningkatan yang berasal dari konsolidasi dan
eliminasi akun-akun Phapros ke dalam Perseroan sehubungan dengan dilaksanakanya
Rencana Transaksi.
2) Analisis kelayakan finansial atas Rencana Transaksi
Analisis kelayakan Rencana Transaksi dilakukan dari aspek finansial dengan
menghitung NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return) atas Rencana
Transaksi.
Dasar perhitungan kelayakan secara finansial adalah dengan membandingkan antara
Harga Rencana Transaksi sebagai biaya investasi (investment cost) dan proyeksi dividen
untuk periode 2019 – 2053 dari Phapros yang telah disesuaikan dengan bagian
kepemilikan Perseroan yang diasumsikan sebagai potensi pertambahan arus kas
kepada Perseroan.
Dengan membandingkan antara Harga Rencana Transaksi terhadap potensi

xiii
pertambahan arus kas yang didasarkan pada proyeksi dividen dari Phapros yang telah
disesuaikan, dengan tingkat perpetuitas sebesar 5% dan Biaya Ekuitas (Cost of Equity -
CoE) sebesar 12,20%, maka dihasilkan NPV sebesar Rp606 miliar dan IRR sebesar
15,19%.
Dengan demikian, Rencana Transaksi secara finansial adalah Layak karena NPV yang
diperoleh positif sebesar Rp606 miliar dan IRR yang lebih besar dari CoE.
3) Analisis proyeksi Keuangan Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi untuk
periode 2018-2022:
• Pertumbuhan rata-rata Penjualan secara Compound Annual Growth Rate (CAGR)
selama periode 2018-2022 dengan Rencana Transaksi menunjukkan peningkatan
menjadi sebesar 38,6% dibandingkan tanpa melaksanakan Rencana Transaksi yaitu
sebesar 32,7%.
• Pertumbuhan rata-rata Laba Bersih Perseroan, tanpa dilaksanakan Rencana
Transaksi selama periode 2018-2022, sebesar 43,2%, peningkatan dengan
dilaksanakannya Rencana Transaksi yaitu 56,2%. Pada akhir periode proyeksi, tahun
2022, Laba Bersih Perseroan, dengan dilaksanakan Rencana Transaksi diproyeksikan
meningkat menjadi sebesar Rp1.528 miliar, bila dibandingkan tanpa melaksanakan
Rencana Transaksi, sebesar Rp1.179 miliar.
• Rata-rata Marjin Laba Bersih Perseroan, tanpa dilaksanakan Rencana Transaksi
selama periode 2018-2022, sebesar 5,5%, mengalami peningkatan dengan
dilaksanakannya Rencana Transaksi yaitu 5,9%.
• Pertumbuhan rata-rata aset (CAGR) selama periode 2018-2022 menunjukkan
peningkatan, menjadi sebesar 18,5% dibandingkan tanpa melaksanakan Rencana
Transaksi yaitu sebesar 12,5%.
• Pertumbuhan rata-rata liabilitas (CAGR) selama periode 2018-2022 menunjukkan
peningkatan, menjadi sebesar 7,4% dibandingkan tanpa melaksanakan Rencana
Transaksi yaitu sebesar 7,0%.
• Pertumbuhan rata-rata ekuitas selama periode 2018-2022, menunjukkan
peningkatan, bila tanpa Rencana Transaksi sebesar 23,9%, sedangkan dengan
dilaksanakan Rencana Transaksi menjadi 38,9%. Pada akhir periode proyeksi, tahun
2022, dengan dilaksanakan Rencana Transaksi ekuitas Perseroan diproyeksikan
mencapai sebesar Rp7.857 miliar, bila dibandingkan tanpa melaksanakan Rencana
Transaksi sebesar Rp5.570 miliar
• Rata-rata rasio ROE Perseroan, tanpa Rencana Transaksi selama periode 2018-2022
adalah sebesar 16,0%, sedangkan rata-rata rasio ROE untuk periode yang sama
dengan Rencana Transaksi, mengalami penurunan menjadi sebesar 13,7%,
dikarenakan peningkatan beban penjualan dan G&A dengan dilaksanakannya
Rencana Transaksi.
• Rata-rata rasio ROA Perseroan, tanpa dilaksanakan Rencana Transaksi selama
periode 2018-2022 adalah sebesar 5,3%, diproyeksikan meningkat menjadi 5,6%
dengan dilaksanakan Rencana Transaksi.
• Rata-rata rasio Total liabilitas terhadap ekuitas tanpa Rencana Transaksi selama
periode 2018-2022 sebesar 214,8% dan menunjukkan penurunan menjadi 163,1%
dengan dilaksanakan Rencana Transaksi. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan
ekuitas, sedangkan rata-rata rasio total liabilitas terhadap aset tanpa dilaksanakan
Rencana Transaksi selama periode 2018-2022 adalah sebesar 67,8% menunjukkan
penurunan menjadi 61,0% dengan dilaksanakan Rencana Transaksi.

xiv
• Rata-rata Total Liabilitas/EBITDA Perseroan, tanpa dilaksanakan Rencana Transaksi
selama periode 2018-2022 sebesar 9,3x, diproyeksikan menurun menjadi 8,8x
dengan dilaksanakan Rencana Transaksi.
4. Dengan mempertimbangkan analisis kewajaran atas Rencana Transaksi yang dilakukan
meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, maka dari segi ekonomis dan keuangan,
menurut pendapat RSR, Rencana Transaksi adalah wajar.
5. Mengingat bahwa ada kemungkinan terjadinya perbedaan waktu dari tanggal laporan ini
dengan pelaksanaan Rencana Transaksi, maka kesimpulan laporan kewajaran yang
diinformasikan tersebut di atas, hanya berlaku apabila tidak ada perubahan signifikan yang
akan berdampak material terhadap kewajaran dari Rencana Transaksi. Perubahan tersebut
termasuk perubahan baik secara internal pada masing-masing perusahaan maupun secara
eksternal meliputi: kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan,
serta peraturan pemerintah Indonesia setelah tanggal laporan ini dikeluarkan. Bila mana
setelah tanggal laporan ini dikeluarkan terjadi perubahan tersebut di atas, maka pendapat
kewajaran atas Rencana Transaksi ini mungkin berbeda.

PERSYARATAN ATAS PERSETUJUAN UNTUK PUBLIKASI

Laporan Pendapat Kewajaran bersifat terbuka untuk publik, namun demikian publikasi atas
sebagian atau keseluruhan dari laporan harus mendapatkan persetujuan dari manajemen
Perseroan mengingat kemungkinan adanya informasi yang bersifat rahasia dan dapat
mempengaruhi kompetisi dan operasional Perseroan.

PENUTUP

Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini harus dipandang sebagai satu kesatuan
dan penggunaan sebagian analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan
informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan.
Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami
karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal Laporan Pendapat Kewajaran ini.

Hormat Kami,
KJPP Ruky, Safrudin & Rekan

Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert)


Pimpinan Rekan
Penilai Bisnis
Izin Penilai Publik No.: B-1.10.00269
STTD OJK No. STTD.PB-23/PM.2/2018
MAPPI: 00-S-01349

xv
PERNYATAAN PENILAI
Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai Penilai, kami yang bertanda tangan di
bawah ini menerangkan bahwa:
1. Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara
independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Mansek, BNIS, Perseroan, RNI,
Phapros dan Anak Perusahaan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan perusahaan
tersebut;
2. Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan
penugasan ini. Selanjutnya, Laporan Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk
memberikan keuntungan atau merugikan pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima
adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh opini atas kewajaran Transaksi yang dihasilkan dari
proses analisis kewajaran ini dan kami hanya menerima imbalan sesuai yang tercantum pada
Perjanjian Pekerjaan Jasa Penilai Anggota Konsorsium Konsultan Akuisisi Perusahaan Farmasi
PT Kimia Farma (Persero) Tbk No. RSR/L/B/070818.01 tanggal 7 Agustus 2018 serta Adendum
I No. RSR/L/B/151018.02 tanggal 15 Oktober 2018 dan Adendum II No. RSR/L/B/280119.02
tanggal 28 Januari 2019.
3. Penilai bertanggung jawab atas opini Laporan Pendapat Kewajaran;
4. Analisis Kewajaran dilakukan per tanggal 30 September 2018, parameter dan Laporan
Keuangan yang digunakan dalam analisis didasarkan pada data per tanggal 30 September
2018;
5. Penugasan Pendapat Kewajaran telah dilakukan dengan pemahaman terhadap Objek Analisis
Pendapat Kewajaran pada Tanggal Penilaian dan analisis telah dilakukan sesuai dengan
Tujuan Pendapat Kewajaran sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini;
6. Laporan Pendapat Kewajaran ini disusun sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Standar
Penilaian Indonesia (SPI) 2015, dan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI), dan Peraturan No.
VIII.C.3.;
7. Opini yang dihasilkan dalam penugasan ini telah disajikan sebagai Kesimpulan pada Laporan
Pendapat Kewajaran ini;
8. Lingkup pekerjaan telah diungkapkan pada Ruang Lingkup dan data-data yang dianalisis serta
data ekonomi dan industri yang diungkapkan dalam Laporan Pendapat Kewajaran ini pada
Sumber Data diperoleh dari berbagai sumber yang diyakini dapat dipertanggungjawabkan;
9. Laporan ini menjelaskan semua asumsi dan syarat-syarat pembatasan yang mempengaruhi
analisis, pendapat dan kesimpulan yang tertera dalam Laporan ini;
10. Pernyataan yang menjadi dasar analisis, pendapat dan kesimpulan yang diuraikan di dalam
Laporan ini adalah wajar, sesuai dengan pemahaman terbaik.
11. RSR telah melakukan site visit ke lokasi operasional, yaitu pabrik Phapros pada tanggal 3-5
Oktober 2018 yang berada di Jl. Simongan 131, Semarang - Jawa Tengah;
12. Dalam melakukan penugasan ini, Penilai telah memenuhi persyaratan pendidikan profesional
dalam menyiapkan Laporan Pendapat Kewajaran; dan
13. Tidak seorangpun, kecuali yang disebutkan dalam Laporan ini, telah menyediakan bantuan
professional dalam menyiapkan Laporan Pendapat Kewajaran;

Jakarta, 2019
Signing Partner
Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert)
Penilai Bisnis
Izin Penilai Publik No.: B-1.10.00269
STTD OJK No. STTD.PB-23/PM.2/2018
MAPPI : 00-S-01349 .......................................................

xvi
Reviewer
Yunus N. Purwono, MAPPI (Cert.)
Rekan
Penilai Bisnis
Izin Penilai Publik No. : B-1.10.00273
STTD OJK No. : STTD.PB-12/PM.2/2018
MAPPI : 06-S-01990 ......................................................

Penilai
Nursatrio
MAPPI : 12-T-03901 ......................................................

Ari Kurnia
MAPPI : 11-P-03180 ......................................................

xvii
DAFTAR ISI
1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 NOMOR DAN TANGGAL LAPORAN PENILAIAN ......................................................................................... 1
1.2 IDENTITAS PEMBERI TUGAS DAN PENGGUNA LAPORAN ............................................................................ 1
1.3 LATAR BELAKANG ............................................................................................................................. 2
1.4 TUJUAN PENDAPAT KEWAJARAN ......................................................................................................... 3
1.5 OBYEK ANALISIS PENDAPAT KEWAJARAN .............................................................................................. 3
1.6 SIFAT TRANSAKSI .............................................................................................................................. 3
1.7 RUANG LINGKUP PENDAPAT KEWAJARAN.............................................................................................. 4
1.8 TANGGAL PENILAIAN ......................................................................................................................... 4
1.9 KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN............................................................................................... 4
1.10 SUMBER DATA DAN INFORMASI .......................................................................................................... 5
1.11 ASUMSI POKOK DAN KONDISI PEMBATAS .............................................................................................. 7
1.12 KUALIFIKASI PENILAI.......................................................................................................................... 8
1.13 INDEPENDENSI PENILAI ...................................................................................................................... 8
1.14 PERSYARATAN ATAS PERSETUJUAN UNTUK PUBLIKASI ............................................................................. 8
2 METODOLOGI DAN ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI ................................ 9
2.1 METODOLOGI PENGKAJIAN KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI.................................................................. 9
2.2 ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI .......................................................................................... 9
2.2.1 Analisis Kuantitatif ................................................................................................................. 9
2.2.2 Analisis Kualitatif .................................................................................................................. 18
2.2.3 Analisis Kuantitatif ............................................................................................................... 31
3 KESIMPULAN ATAS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI ............................................ 52
4 PENUTUP ................................................................................................................. 60

xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1 : Perkembangan Anggaran Kesehatan dalam APBN .................................................... 20
Gambar 2-2 : Perkembangan Jumlah Kepesertaan JKN dan PBI dari APBN..................................... 21
Gambar 2-3 : Perkembangan Indeks Produksi Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat
Tradisional .................................................................................................................... 22
Gambar 2-4 : Perkembangan Nilai FOB Ekspor dan Impor Produk Farmasi .................................... 22
Gambar 2-5 : Perkembangan Nilai Investasi Sektor Industri Kimia dan Farmasi ............................. 23
Gambar 2-6 : Penjualan Obat Resep Global ..................................................................................... 24
Gambar 2-7 : Penjualan Perusahaan Farmasi Publik Kuartal III Tahun 2018 ................................... 24
Gambar 2-8 : Proyeksi Penjualan Obat Resep Global ...................................................................... 26
Gambar 2-9 : Perkembangan Pendapatan Perseroan Tahun 2014-30 Sept 2018 ........................... 28
Gambar 2-10 :Kontribusi Pendapatan Manufaktur Perseroan 30 September 2018 ....................... 28
Gambar 2-12 : Penjualan Bedasarkan Geografis.............................................................................. 30

xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan ................................. 10
Tabel 2-3 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Phapros..................................... 13
Tabel 2-5 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Lucas Setelah 30 September 2018
........................................................................................................................................ 15
Tabel 2-7 : Wilayah Operasional Perseroan Berdasarkan Daerah ................................................... 30
Tabel 2-8 : Penjualan per Segmen Konsolidasian ............................................................................ 32
Tabel 2-10 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian....................................................................... 35
Tabel 2-11 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (Lanjutan) ..................................................... 36
Tabel 2-12 : Laporan Arus Kas Konsolidasian ................................................................................... 37
Tabel 2-13 : Rasio Keuangan Perusahaan ........................................................................................ 39
Tabel 2-15 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma ...................................................... 44
Tabel 2-16 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma (lanjutan)...................................... 45
Tabel 2-17 : Proyeksi Laporan Laba Rugi Perseroan Dengan dan Tanpa Rencana Transaksi .......... 47
Tabel 2-18 : Proyeksi Laporan Posisi Keuangan Perseroan Dengan dan Tanpa Rencana Transaksi 48
Tabel 2-19 : Rasio Proyeksi Keuangan Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi .............. 49

xx
1 PENDAHULUAN

PT Kimia Farma (Persero) Tbk ("Perseroan”) melalui PT Mandiri Sekuritas (“Mansek”) dan PT BNI
Sekuritas (“BNIS”), bersama-sama bertindak sebagai Ketua Konsorsium, telah menunjuk Kantor
Jasa Penilai Publik Ruky, Safrudin & Rekan (“RSR”) sebagai Penilai Independen untuk memberikan
opini kewajaran sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan transaksi
pengambilalihan 476.901.860 (empat ratus tujuh puluh enam juta sembilan ratus satu ribu
delapan ratus enam puluh) saham yang merupakan 56,77% (lima puluh enam koma tujuh tujuh
persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh PT Phapros Tbk, untuk selanjutnya disebut
“Phapros” dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (“RNI”), pihak terafiliasi Perseroan,
untuk selanjutnya disebut sebagai “Rencana Transaksi”, penjelasan spesifik Rencana Transaksi
dapat dilihat pada bagian Latar Belakang dalam Laporan ini.
Per 30 September 2018, Phapros memiliki penyertaan sebesar 20,01% pada PT Raudhatussyfaa
Sehat Bersama (“RSB”) dan kepemilikan 55% saham pada PT Lucas Djaja (“Lucas”). Lucas memiliki
anak perusahaan dengan kepemilikan 99,91% saham pada PT Marin Liza Farmasi (“Marin”). RSB,
Lucas dan Marin tersebut selanjutnya disebut “Anak Perusahaan”, untuk selanjutnya Phapros dan
Anak Perusahaan disebut “Phapros dan Anak Perusahaan”.
Seluruh saham RNI dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, berdasarkan
informasi manajemen Perseroan, Rencana Transaksi termasuk transaksi afiliasi sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1, Lampiran Keputusan No. Kep-412/BL/2009, tanggal
25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
(“Peraturan No. IX.E.1”), Rencana Transaksi juga termasuk transaksi material, sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.2., Lampiran Keputusan No. KEP-614/BL/2011, tanggal
28 Nopember 2011 tentang Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama
(“Peraturan No. IX.E.2”).
RSR memiliki izin usaha dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia No. 2.11.0095
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1131/KM.1/2011 tanggal
14 Oktober 2011 dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar modal di Otoritas Jasa Keuangan
(“OJK”) dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal No. STTD.PB-
23/PM.2/2018.

1.1 Nomor dan Tanggal Laporan Penilaian

RSR telah menyusun Laporan Pendapat Kewajaran terhadap Rencana Transaksi Afiliasi dan
Material dengan Laporan No. 00020/2.0095-00/BS/09/0269/1/III/2019 tanggal 13 Maret 2019.

1.2 Identitas Pemberi Tugas dan Pengguna Laporan

Dalam laporan ini bertindak sebagai “Pemberi Tugas” adalah:


Nama : PT Mandiri Sekuritas
Alamat Kantor Pusat : Menara Mandiri Tower I, Lantai 25,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55,
Jakarta 12190
Telepon: (021) 526 3445, Faksmili: (021) 526 3603
Email : corsec@mandirisek.co.id
Website : https://www.mandirisekuritas.co.id
Kegiatan Usaha : Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan kegiatan lain
sebagai Financial Advisor
Dan
Nama : PT BNI Sekuritas
Alamat Kantor Pusat : Sudirman Plaza, Indofood Tower Lantai 16,

1
Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78,
Jakarta 12910
Telepon: (021) 2554 3946, Faksmili: (021) 5793 5831
Email : ibdiv@bnisekuritas.co.id
Website : https://www.bnisekuritas.co.id
Kegiatan Usaha : Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan kegiatan lain
sebagai Financial Advisor
Dalam laporan ini Perseroan sebagai “Pengguna Laporan”:
Nama : PT Kimia Farma (Persero) Tbk
Alamat Kantor Pusat : Jl. Veteran No. 9
Jakarta Pusat 10110
Telepon: (021) 3847709, Faksmili: (021) 3814441
Email : corsec@kimiafarma.co.id
Website : https://www.kimiafarma.co.id
Kegiatan Usaha : industri farmasi, healthcare, kimia, biologi, alat kesehatan, makanan
serta minuman

1.3 Latar Belakang

Perseroan adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status Perusahaan
Terbuka (Tbk) yang bergerak di industri farmasi, healthcare, kimia, biologi, alat kesehatan,
makanan serta minuman.
Dalam rangka mempercepat pertumbuhan non organik, Perseroan berencana melakukan
transaksi pengambilalihan Phapros dari RNI. Transaksi pengambilalihan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan pangsa pasar dalam industri farmasi dan menambah portofolio produksi obat
Perseroan.
Phapros merupakan perusahaan yang bergerak di dalam industri farmasi, kesehatan, kosmetik,
makanan dan minuman. RSB merupakan perusahaan yang bergerak di bidang rumah sakit dengan
nama Rumah Sakit Mulia Utama Mandiri yang berlokasi di Cirebon. Sedangkan, Lucas merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri farmasi dan industri kimia, termasuk produksi,
menjual serta membeli bahan-bahan kimia, obat-obatan dan membuka perusahaan apotik serta
menjalankan perdagangan umum, baik lokal antar pulau, impor dan ekspor. Marin merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri farmasi dan industri kimia, termasuk produksi,
menjual serta membeli bahan-bahan kimia, obat-obatan dan membuka perusahaan apotik serta
menjalankan perdagangan umum, baik lokal antar pulau, impor dan ekspor.
Sehubungan dengan Rencana Transaksi tersebut, Perseroan telah menandatangani Perjanjian Jual
Beli Saham Bersyarat dengan RNI pada 13 Februari 2019.
Perseroan berencana akan menandatangani Perjanjian Pengambilalihan sebagaimana dimuat
dalam Akta Pengambilalihan dengan pemegang saham Phapros yaitu RNI untuk pengambilalihan
476.901.860 (empat ratus tujuh puluh enam juta sembilan ratus satu ribu delapan ratus enam
puluh) saham yang merupakan 56,77% (lima puluh enam koma tujuh tujuh persen) dari modal
ditempatkan dan disetor penuh Phapros dengan harga Rp1.361.000.000.000,00 (satu triliun tiga
ratus enam puluh satu miliar rupiah) ("Harga Rencana Transaksi").
Berikut adalah struktur dari Rencana Transaksi:

2
Sebelum Rencana Transaksi Setelah Rencana Transaksi

RNI MAS CH HM SH BSU Masyarakat Perseroan MAS CH HM SH BSU Masyarakat


56,77% 8,98 0,12% 0,08% 0,01% 0,01% 34,03% 56,77% 8,98 0,12% 0,08% 0,01% 0,01% 34,03%

Phapros Phapros

20,01% 55,00% 20,01% 90,22%

RSB Lucas RSB Lucas


99,91% 99,91%

Marin Marin

Keterangan : - MAS : Drs. Masrizal A Syarief (Komisaris)


- CH : Chairani Harahap, S.E. (Direktur Pemasaran)
- HM : Heru Marsono, S.E., M.M. (Direktur Keuangan)
- SH : Drs. Syamsul Huda (Direktur Produksi)
- BSU : Dra. Barokah Sri Utami, Apt., M.M. (Direktur Utama)
- Masyarakat (di bawah 5%)
Sumber: Keterbukaan Informasi

1.4 Tujuan Pendapat Kewajaran

Tujuan Laporan Pendapat Kewajaran ini adalah untuk memberikan opini atas kewajaran rencana
Perseroan untuk melakukan transaksi pengambilalihan 476.901.860 (empat ratus tujuh puluh
enam juta sembilan ratus satu ribu delapan ratus enam puluh) saham yang merupakan 56,77%
(lima puluh enam koma tujuh tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Phapros
dari RNI, pihak terafiliasi Perseroan, sebagaimana didefinisikan dalam laporan ini dalam rangka
memenuhi ketentuan peraturan OJK Pasar Modal, tidak untuk perpajakan serta tidak untuk
bentuk rencana transaksi lainnya.

1.5 Obyek Analisis Pendapat Kewajaran

Obyek analisis kewajaran adalah rencana Perseroan untuk melakukan transaksi pengambilalihan
476.901.860 (empat ratus tujuh puluh enam juta sembilan ratus satu ribu delapan ratus enam
puluh) saham yang merupakan 56,77% (lima puluh enam koma tujuh tujuh persen) dari modal
ditempatkan dan disetor penuh Phapros dari RNI.

1.6 Sifat Transaksi

Transaksi Material
Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Rencana Transaksi termasuk transaksi
material, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.2., Lampiran Keputusan No. KEP-
614/BL/2011, tanggal 28 Nopember 2011 tentang Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan
Usaha Utama (“Peraturan No. IX.E.2”). Hal ini dikarenakan Harga Rencana Transaksi melebihi 20%
namun kurang dari 50% dari jumlah ekuitas Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan
Konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2018 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Hadori Sugiarto Adi & Rekan.
Transaksi Afiliasi
Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Rencana Transaksi merupakan suatu Transaksi
Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1, Lampiran Keputusan No. Kep-
412/BL/2009, tanggal 25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan
Transaksi Tertentu (“Peraturan No. IX.E.1”) karena Rencana Transaksi akan dilakukan oleh
Perseroan dengan RNI dimana keduanya dikendalikan baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan informasi manajemen Perseroan, tidak terdapat anggota Direksi dan Dewan
Komisaris yang sama antara Perseroan dengan RNI.

3
Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2,
Perseroan telah menunjuk RSR sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat
Kewajaran (”Fairness Opinion”) atas Rencana Transaksi di atas bagi para pemegang saham
Perseroan.

1.7 Ruang Lingkup Pendapat Kewajaran

Ruang Lingkup Pendapat Kewajaran akan didasarkan pada analisis atas kewajaran dari Rencana
Transaksi untuk memenuhi ketentuan Peraturan No. IX.E.1 dan Peraturan No. IX.E.2.
Laporan Pendapat Kewajaran ini disusun sesuai dengan ketentuan dalam Standar Penilaian
Indonesia Edisi VI Tahun 2015 (SPI 2015), yang disusun oleh Masyarakat Profesi Penilai Indonesia
(MAPPI) dengan memperhatikan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI), dan Peraturan No. VIII.C.3.
Keputusan Nomor KEP-196/BL/2012 tanggal 19 April 2012 tentang Pedoman Penilaian dan
Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal (“Peraturan No. VIII.C.3”).
Pendapat Kewajaran ini hanya dapat digunakan sehubungan dengan Rencana Transaksi dan tidak
dapat dipergunakan untuk kepentingan lain. Pendapat Kewajaran ini juga tidak dimaksudkan
untuk memberikan rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui Rencana Transaksi atau
mengambil tindakan tertentu atas Rencana Transaksi tersebut.

1.8 Tanggal Penilaian

Analisis Kewajaran dilaksanakan per tanggal 30 September 2018, parameter dan laporan
keuangan yang digunakan dalam analisis menggunakan data per 30 September 2018.

1.9 Kejadian Setelah Tanggal Penilaian

Dari tanggal penilaian, yaitu tanggal 30 September 2018 sampai dengan tanggal diterbitkannya
Laporan Pendapat Kewajaran ini, terdapat kejadian penting namun tidak mempengaruhi opini
kami yaitu :
1. Phapros
a) Berdasarkan Persetujuan Pencatatan Efek No. S-07400/BEI.PP3/12-2018 tanggal
20 Desember 2018, PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”) telah menyetujui pencatatan
Efek/Saham Phapros. Perdagangan perdana Phapros dimulai pada tanggal 26 Desember
2018;
b) Berdasarkan Akta No. 09 tanggal 13 Desember 2018 yang dibuat dihadapan Utiek R.
Abdurachman, S.H., M.LI., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No. AHU-AH.01.03-0275121 tanggal 13 Desember 2018, para pemegang saham Phapros
menyetujui keputusan sebagai berikut :
o Persetujuan atas rencana pencatatan (listing) Phapros pada BEI;
o Persetujuan perubahan Anggaran Dasar Phapros untuk melakukan pemecahan nilai
nominal saham (stock split) Phapros;
o Persetujuan pendanaan untuk aksi korporasi Phapros; dan
o Perubahan Susunan Pengurus Phapros.
Berdasarkan Akta tersebut di atas, susunan pemegang saham Phapros adalah sebagai
berikut :

4
Jumlah Saham Jumlah Nominal Kepemilikan
Keterangan
(Saham) (Rp) (%)
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
RNI 476.901.860 47.690.186.000 56,77%
Masyarakat 363.098.140 36.309.814.000 43,23%
Jumlah Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh 840.000.000 84.000.000.000 100,00%
Jumlah Saham dalam Portepel 2.160.000.000 216.000.000.000

Sumber : Akta No. 09 Tanggal 13 Desember 2018 oleh Notaris Utiek R. Abdurachman, S.H., M.LI., M.Kn

2. Lucas
Berdasarkan Akta No. 44 tanggal 30 November 2018 yang dibuat dihadapan Boy Budiman
Iskandar, S.H., M.Hum., Notaris di Bandung, Phapros kembali telah melakukan
pengambilalihan sebagian saham Lucas. Setelah pengalihan saham, susunan pemegang saham
Lucas berdasarkan Akta tersebut adalah sebagai berikut :
Jumlah Saham Jumlah Nominal Kepemilikan
Keterangan
(Saham) (Rp) (%)
Modal Dasar 147.096.177 147.096.177.000
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Phapros 132.703.677 132.703.677.000 90,22%
PT Citta Mulia Indonesia 14.392.500 14.392.500.000 9,78%
Jumlah Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh 147.096.177 147.096.177.000 100,00%
Sumber : Akta No. 44 Tanggal 30 November 2018 oleh Notaris Boy Budiman Iskandar, S.H., M.Hum

Struktur kepemilikan saham Lucas dan Anak Perusahaan sebelum dan setelah
30 September 2018 dapat dilihat pada bagan berikut:

Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian Interim Lucas per 30 September 2018, Laporan Keuangan
Bertujuan Khusus Marin per 30 September 2018 dan Akta No. 44 Tanggal 30 November 2018 oleh
Notaris Boy Budiman Iskandar, S.H., M.Hum

Pendapat Kewajaran ini telah kami susun berdasarkan tanggal penilaian 30 September 2018
dengan tidak mempertimbangkan kondisi tersebut di atas. Kami tidak bertanggung jawab untuk
menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-peristiwa yang terjadi
setelah tanggal laporan penilaian ini.

1.10 Sumber Data dan Informasi

Sebagai Penilai Independen dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi,
kami telah menelaah, mengacu dan mempertimbangkan atas data dan dokumen yang
disampaikan oleh manajemen Perseroan atas hal-hal sebagai berikut:
1. Opini dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan untuk tahun
yang berakhir pada 31 Desember 2018, yang telah diaudit oleh KAP Hadori Sugiarto Adi &
Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material dan telah ditandatangani pada
tanggal 22 Februari 2019 oleh Drs. Hartono, CA., CPA dengan izin Akuntan Publik No.
0486;

5
2. Opini dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan untuk
periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada 30 September 2018, yang telah dilakukan
penelahaan terbatas oleh KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan dengan opini wajar dalam
semua hal yang material dan telah ditandatangani pada tanggal 12 November 2018 oleh
Abdul Khoir, CPA dengan izin Akuntan Publik No. 0048;
3. Opini dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan untuk tahun-
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2016 - 2017 yang telah diaudit oleh KAP Hadori
Sugiarto Adi & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material dan telah
ditandatangani pada tanggal 23 Februari 2017 dan 19 Februari 2018 oleh Drs. Djarwoto,
Ak. CPA dengan izin Akuntan Publik No. 0307;
4. Opini dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan untuk tahun-
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 - 2015 yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil dengan opini wajar dalam
semua hal yang material dan telah ditandatangani pada tanggal 20 Februari 2015 dan
23 Februari 2016 oleh Florus Daeli, M.M., CPA dengan izin Akuntan Publik No. 0126;
5. Laporan Tahunan Perseroan tahun 2017;
6. Opini dan Laporan Informasi Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan dan anak
perusahaan per 30 September 2018, yang telah dilakukan asurans oleh KAP Hadori
Sugiarto Adi & Rekan dengan opini wajar dalam semua hal yang material dan telah
ditandatangani pada tanggal 18 Februari 2019 oleh Abdul Khoir, CPA dengan izin Akuntan
Publik No. 0048;
7. Proyeksi keuangan Perseroan tanpa dan dengan Rencana Transaksi untuk tahun 2018-
2022 yang disiapkan oleh manajemen Perseroan. RSR telah melakukan review atas
proyeksi keuangan tersebut untuk memperoleh keyakinan atas kewajaran proyeksi
laporan keuangan;
8. Laporan Penilaian Saham Phapros dan anak perusahaan per tanggal 30 September 2018
oleh RSR dengan No. 00003/2.0095-00/BS/09/0269/1/I/2019 tanggal 25 Januari 2019
yang ditandatangani oleh Bapak Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert.);;
9. Laporan Uji Tuntas Aspek Keuangan dan Pajak Phapros dan Entitas Anak No. 2021/LTR/M-
AKR/I/2019 tanggal 24 Januari 2019 oleh KAP Aria Kanaka & Rekan (Mazars) dan telah
ditandatangani oleh Bapak Aria Kanaka CPA, yang disediakan oleh Perseroan;
10. Laporan Pemeriksaan Hukum Terhadap Phapros dalam Rangka Akusisi Saham Oleh
Perseroan No. No. 0033/IWD-RD/W&P/I/2019 tanggal 25 Januari 2019 oleh Warens &
Partners Law Firm dan telah ditandatangani oleh Bapak Indra Wargadalem, S.H., M.B.A.,
yang disediakan oleh Perseroan;
11. Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat antara Perseroan dan RNI tertanggal
13 Februari 2019, yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan;
12. Draft Perjanjian Pengambilalihan, yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan;
13. Draft Keterbukaan Informasi Perseroan, yang telah disiapkan oleh manajemen Perseroan;
14. Akta Phapros No. 09 Tanggal 13 Desember 2018 oleh Notaris Utiek R. Abdurachman, S.H.,
M.LI., M.Kn, yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan;
15. Akta Lucas No. 44 Tanggal 30 November 2018 oleh Notaris Boy Budiman Iskandar, S.H.,
M.Hum, yang telah disediakan oleh manajemen Perseroan;
16. Representation Letter dari Perseroan kepada RSR dengan No. 41/PR 000/4000/III/2019
tertanggal 12 Maret 2019, sehubungan dengan penugasan pemberian Pendapat
Kewajaran;

6
17. Wawancara dan diskusi dengan manajemen Perseroan yaitu Bapak Agus Chandra selaku
General Manajer (GM) Keuangan Perseroan dan Ketua Tim Counterpart Rencana Akuisisi
Perusahaan Farmasi Perseroan pada tanggal 15 Januari 2019 dan 8 Februari 2019
sehubungan dengan penugasan pemberian Pendapat Kewajaran; dan
18. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak dan elektronik, seperti Bank
Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia serta hasil analisis lain yang kami anggap relevan
dengan penugasan pendapat kewajaran;

1.11 Asumsi Pokok dan Kondisi Pembatas

Asumsi Pokok
Laporan Pendapat Kewajaran ini bersifat non-disclaimer opinion, kami telah melakukan
penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses analisis, data dan informasi
yang diperoleh berasal baik dari manajemen Perseroan maupun dari sumber lain yang dapat
dipercaya.
Laporan Pendapat Kewajaran ini disusun dengan menggunakan Proyeksi Keuangan yang disiapkan
oleh manajemen Perseroan yang telah kami review untuk memperoleh keyakinan atas kewajaran
Proyeksi Keuangan. Menurut pendapat kami Proyeksi Keuangan yang telah di-review tersebut
wajar, namun kami tidak bertanggung jawab terhadap pencapaiannya.
Kami bertanggung jawab atas opini Laporan Pendapat Kewajaran.
Tingkat Kedalaman Investigasi
Dalam melakukan penugasan, tidak ada batas atau pembatasan dalam melakukan penelaahan,
penghitungan dan analisis. RSR telah melakukan site visit ke lokasi operasional, yaitu pabrik
Phapros pada tanggal 3-5 Oktober 2018 yang berada di Jl. Simongan 131, Semarang - Jawa
Tengah, namun RSR tidak melakukan inspeksi lapangan ke lokasi operasional RSB, Lucas dan
Marin terkait Rencana Transaksi.
RSR telah melakukan wawancara/diskusi dengan manajemen Perseroan pada tanggal 15 Januari
2019 dan 8 Februari 2019 sehubungan dengan penugasan Rencana Transaksi.
Kondisi Pembatas
Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan pada prinsip integritas informasi dan data. Dalam
menyusun Pendapat Kewajaran ini, kami melandaskan dan berdasarkan pada sumber data dan
informasi sebagaimana diberikan manajemen Perseroan, yang mana berdasarkan hakekat
kewajaran adalah benar, lengkap, dapat diandalkan, serta tidak menyesatkan.
Kami tidak melakukan audit ataupun uji tuntas secara mendetail atas penjelasan maupun data-
data yang diberikan oleh manajemen Perseroan, baik lisan maupun tulisan, dan dengan demikian
kami tidak dapat memberikan jaminan atau bertanggung-jawab terhadap kebenaran dan
kelengkapan dari informasi atau penjelasan tersebut.
Sebagai dasar bagi kami untuk melakukan analisis dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran
atas Rencana Transaksi, kami menggunakan data-data sebagaimana tercantum pada bagian
Sumber Data dan Informasi sebagai bahan penelahaan, perhitungan dan analisis.
Segala perubahan terhadap data-data tersebut di atas dapat mempengaruhi hasil analisis kami
secara material. Oleh karena itu, kami tidak dapat menerima tanggung jawab atas kemungkinan
terjadinya perbedaan kesimpulan yang disebabkan perubahan data tersebut.
Pendapat Kewajaran ini disusun hanya dengan mempertimbangkan sudut pandang pemegang
saham Perseroan dan tidak mempertimbangkan sudut pandang stakeholders lain serta aspek-
aspek lainnya.

7
Pendapat Kewajaran tersebut disusun dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan
perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah pada tanggal
pendapat ini dikeluarkan. Analisis Kewajaran ini hanya dilakukan terhadap Rencana Transaksi
seperti yang telah diuraikan di atas.
Kami menganggap bahwa sejak tanggal penerbitan Laporan Pendapat Kewajaran sampai dengan
tanggal pelaksanaan Rencana Transaksi tidak terdapat kejadian luar biasa yang secara material
(kecuali yang tersebut di atas), baik secara makro ekonomi maupun industri, saat kini maupun
yang akan datang, dapat berpengaruh terhadap bisnis Perseroan dan rencana bisnis dan anggaran
Perseroan.
Dengan ini kami menyatakan bahwa penugasan kami tidak termasuk menganalisis transaksi-
transaksi di luar Tujuan Pendapat Kewajaran yang mungkin tersedia bagi Perseroan serta
pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut terhadap Rencana Transaksi, dan juga bukan
merupakan analisis penggunaan yang paling mungkin dan optimal dari suatu Rencana Transaksi.
Pendapat Kewajaran ini juga tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk menyetujui atau tidak
menyetujui Rencana Transaksi atau untuk mengambil tindakan tertentu atas Rencana Transaksi.
Kami ingin menekankan bahwa hasil analisis dan penelaahan kami secara khusus hanya terbatas
pada aspek finansial transaksi, kami tidak melakukan penelitian atas keabsahan Rencana Transaksi
dari segi hukum dan implikasi aspek perpajakan dari Rencana Transaksi tersebut, karena hal
tersebut berada di luar lingkup penugasan kami.
Sesuai dengan Peraturan No. VIII.C.3, Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi hanya
berlaku sampai dengan 6 (enam) bulan terhitung dari Tanggal Penilaian.

1.12 Kualifikasi Penilai

Sesuai Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 33/KM.1/2010 tertanggal


19 Januari 2010 mengenai Izin Penilai Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert) yang ditetapkan sebagai
penilai di Bidang Jasa Penilaian Bisnis dengan kualifikasi (B), No. B-1.10.00269 dan terdaftar
sebagai profesi penunjang pasar modal di OJK sesuai dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi
Penunjang Pasar Modal No. STTD.PB-23/PM.2/2018.

1.13 Independensi Penilai

Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara independen
tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Mansek, BNIS, Perseroan, RNI, Phapros dan anak
perusahaan, ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan perusahaan tersebut. Kami juga tidak
mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya,
Laporan Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan
pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh opini
atas kewajaran Rencana Transaksi yang dihasilkan dari proses analisis kewajaran ini dan kami
hanya menerima imbalan sesuai yang tercantum pada Perjanjian Pekerjaan Jasa Penilai Anggota
Konsorsium Konsultan Akuisisi Perusahaan Farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk
No. RSR/L/B/070818.01 tanggal 7 Agustus 2018 serta Adendum I No. RSR/L/B/151018.02 tanggal
15 Oktober 2018 dan Adendum II No. RSR/L/B/280119.02 tanggal 28 Januari 2019.

1.14 Persyaratan Atas Persetujuan Untuk Publikasi

Laporan Pendapat Kewajaran bersifat terbuka untuk publik, namun demikian publikasi atas
sebagian atau keseluruhan dari laporan harus mendapatkan persetujuan dari manajemen
Perseroan mengingat kemungkinan adanya informasi yang bersifat rahasia dan dapat
mempengaruhi kompetisi dan operasional Perseroan.

8
2 METODOLOGI DAN ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI

2.1 Metodologi Pengkajian Kewajaran Rencana Transaksi

Dalam menilai kewajaran Rencana Transaksi, kami menggunakan metodologi analisis sebagai
berikut:
1. Analisis Rencana Transaksi berupa identifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana
Transaksi, analisis termin dan persyaratan dari perjanjian atas Rencana Transaksi, analisis
manfaat dan risiko Rencana Transaksi;
2. Analisis Kualitatif berupa analisis terhadap alasan dan latar belakang Rencana Transaksi,
riwayat singkat Perseroan dan kegiatan usaha, analisis industri, analisis operasional dan
prospek usaha Perseroan serta keuntungan dan kerugian Rencana Transaksi; dan
3. Analisis Kuantitatif berupa analisis kinerja historis, analisis kewajaran harga, dan analisis uji
nilai tambah.
2.2 Analisis Kewajaran Rencana Transaksi
Berdasarkan metodologi pengkajian kewajaran atas Rencana Transaksi yang disebutkan di atas,
analisis kewajaran Rencana Transaksi adalah sebagai berikut:

2.2.1 Analisis Kuantitatif

2.2.1.1. Analisis Hubungan Antara Pihak – Pihak yang Bertransaksi


Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan selaku pihak pembeli; RNI
selaku pihak penjual serta Phapros dan entitas anak sebagai pihak yang menjadi objek transaksi.
1. Perseroan
Perseroan sebagai pihak yang akan membeli saham Phapros dan Anak Perusahaan dari RNI.
a) Riwayat Singkat
Perseroan didirikan berdasarkan akta No. 18 tanggal 16 Agustus 1971 dan diubah dengan
akta perubahan No. 18 tanggal 11 Oktober 1971 keduanya dari Notaris Soelaeman
Ardjasasmita, di Jakarta. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. JA5/184/21 tanggal
14 Oktober 1971, yang didaftarkan pada buku registrasi No. 2888 dan No. 2889 tanggal
20 Oktober 1971 di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 9 November 1971 dan Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia No. 508.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan terakhir
berdasarkan Akta No. 19 tanggal 18 Mei 2018 dari Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di
Jakarta. Akta perubahan tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0074338.AH.01.11
Tahun 2018 tanggal 30 Mei 2018.
b) Maksud dan Tujuan Usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah
menyediakan barang dan/atau jasa di bidang industri farmasi, healthcare, kimia, biologi,
alat kesehatan, makanan dan minuman.
Perseroan berdomisili di Jakarta dan memiliki unit produksi yang berlokasi di Jakarta,
Bandung, Semarang, Watudakon (Mojokerto) dan Tanjung Morawa-Medan. Perseroan
juga memiliki satu unit distribusi yang berlokasi di Jakarta. Pada tahun 2003, Perseroan

9
membentuk 2 (dua) Entitas Anak yaitu PT Kimia Farma Trading & Distribution dan PT
Kimia Farma Apotek yang sebelumnya merupakan unit usaha Pedagang Besar Farmasi dan
PT Kimia Farma Apotek yang sebelumnya merupakan unit usaha Apotek. Kantor Pusat
Entitas beralamat di Jalan Veteran Nomor 9 Jakarta.

c) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham


Struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan berdasarkan Laporan Reviu atas
Informasi Keuangan Interim Perseroan per 30 September 2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 2-1 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan
Jumlah Jumlah Nominal Persentase
Keterangan
Saham (Rupiah) Kepemilikan
Modal Dasar 20.000.000.000 2.000.000.000.000

Modal Saham Ditempatkan dan Disetor


Pemerintah Republik Indonesia
Saham Seri A 1 100 0,00000002%
Saham Seri B biasa 4.999.999.999 499.999.999.900 90,02520704%
Masyarakat Umum
Saham Seri B 306.726.100 30.672.610.000 5,52261613%
PT Asabri (Persero) 247.201.600 24.720.160.000 4,45087505%
Manajemen - saham seri B biasa
Pujianto 42.500 4.250.000 0,00076521%
Verdi Budidarmo 29.800 2.980.000 0,00053655%
Jumlah Modal Saham Ditempatkan dan Disetor 5.554.000.000 555.400.000.000 100,00000000%
Modal Saham dalam Portepel 14.446.000.000 1.444.600.000.000
Sumber : Laporan Reviu atas Informasi Keuangan Interim Perseroan per 30 September 2018

d) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi


Berdasarkan Laporan Reviu atas Informasi Keuangan Interim Perseroan per 30 September
2018, berikut di bawah ini susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
Direksi
Direktur Utama : Ir. Honesti Basyir MBA
Direktur Umum dan Human Capital : Ir. Arief Pramuhanto MBA
Direktur Produksi dan Supply Chain : Drs. Verdi Budidarmo, Apt
Direktur Keuangan : IGN Suharta Wijaya, SE., M.P
Direktur Pengembangan Bisnis : Drs. Pujianto, Apt, M.M
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : dr. Untung Suseno Sutarjo M. Kes
Komisaris : Muhammad Umar Fauzi, ST., MSM
Komisaris : Chrisma Aryani Albandjar, S.Sos., M.M.,
M.A.
Komisaris Independen : Prof. Dr. Wahono Sumaryono, Apt, APU
Komisaris Independen : Ir. Nurrachman

e) Ikhtisar Data Keuangan Penting


Dibawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan dan Entitas Anak
berdasarkan pada Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan
untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada 30 September 2018, yang telah
dilakukan penelahaan terbatas oleh KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan dan Laporan

10
Keuangan Konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan untuk tahun-tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2016 - 2017 yang telah diaudit oleh KAP Hadori Sugiarto Adi
& Rekan :
Laporan Posisi Keuangan
(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Uraian 2016 2017 2018
Audit Audit Interim
Total Aset 4.613 6.096 8.623
Total Liabilitas 2.341 3.524 5.842
Total Ekuitas 2.271 2.573 2.781

Laporan Laba Rugi dan Laba Komprehensif Lain


(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Uraian 2016 2017 2018
Audit Audit Interim
Pendapatan 5.812 6.127 5.303
Laba Kotor 1.864 2.202 1.941
Laba Sebelum Pajak 383 450 353
Laba Tahun Berjalan 272 332 223
Laba Komprehensif 247 324 196

2. RNI
RNI sebagai pihak yang akan menjual saham Phapros dan Entitas Anak kepada Perseroan
a) Riwayat Singkat
PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia
(Persero) atau disingkat RNI, didirikan berdasarkan Akta No.5 tanggal 12 Oktober 1964,
yang dibuat di hadapan Notaris Adasiah Harahap, S.H.
b) Maksud dan Tujuan Usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar RNI, maksud dan tujuan RNI adalah melakukan usaha di
bidang pertanian dan perkebunan, industri, farmasi dan alat kesehatan, perdagangan,
pengelolaan (management), jasa pada umumnya serta optimalisasi pemanfaatan sumber
daya RNI untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya
saing kuat, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan
menerapkan prinsip-prinsip perusahaan terbatas.
Alamat kantor pusat RNI adalah Gedung RNI Jl. Denpasar Raya Kav. D III, Kuningan Jakarta
12950. Telepon (021) 252 3820 dan Fax (021) 520 2827.
c) Struktur Permodalan Saham
Susunan Permodalan dan Pemegang Saham RNI berdasarkan Akta RNI No. 14 tanggal
22 Mei 2018 oleh Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta adalah sebagai berikut :

11
Tabel 2-2 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham RNI
Jumlah Jumlah Nominal Persentase
Keterangan
Saham (Rupiah) Kepemilikan
Modal Dasar 4.100.000 4.100.000.000.000

Modal Saham Ditempatkan dan Disetor


Pemerintah Republik Indonesia 1.051.567 1.051.567.000.000 100%
Jumlah Modal Saham Ditempatkan dan Disetor 1.051.567 1.051.567.000.000
Modal Saham dalam Portepel 3.048.433 3.048.433.000.000
Sumber : Akta RNI No.14 tanggal 22 Mei 2018

RNI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia.

d) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi


Berdasarkan informasi manajemen Perseroan berikut di bawah ini susunan Direksi dan
Dewan Komisaris RNI:
Direksi
Direktur Utama : B. Didik Prasetyo
Direktur Keuangan : M. Yana Aditya
Direktur Pengendalian usaha : Agung P. Murdanoto
Direktur Pengembangan : Djoko Retnadi
Direktur SDM dan Manajemen Aset : Y. Nanang Marjianto

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Ramelan
Komisaris : Muhammad Yamin
Komisaris : Suripto
Komisaris : Aditya Dhanwantara
Komisaris : Jamaluddin Malik

3. Phapros
Phapros sebagai objek Rencana Transaksi.
a) Riwayat Singkat
Phapros didirikan dengan nama “N.V. Pharmaceutical Processing Industries” atau
disingkat “N.V. Phapros” berdasarkan Akta No. 54 tanggal 21 Juni 1954 yang dibuat
dihadapan Tan A Sioe, Notaris di Semarang, dan diubah dengan Akta Pembetulan No. 96
tanggal 23 September 1954 dari Notaris yang sama. Akta tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No.J.A.5.92.20 tanggal
15 Oktober 1954.
Anggaran Dasar Phapros telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir
dilakukan berdasarkan Akta No. 18 tanggal 7 September 2018 yang dibuat dihadapan
Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar
Phapros. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0246524
dan No. AHU-AH.01.03-0246525 tanggal 26 September 2018.
b) Maksud dan Tujuan Usaha
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, Phapros bergerak di dalam industri farmasi,
kesehatan, kosmetik, makanan dan minuman. Ruang lingkup kegiatan Phapros yaitu

12
menjalankan kegiatan usaha di bidang industri pabrik dengan memproduksi dan
memperdagangkan meliputi ekspor, impor, agen, distributor, pemasok barang-barang
diantaranya obat-obatan, bahan baku obat, alat-alat kesehatan, barang dan obat-obatan
hewan, kosmetika, makanan dan minuman, serta mendirikan sarana pelayanan kesehatan
umum lainnya.
Phapros berkedudukan dan berkantor pusat di Gedung RNI, Lantai 4-5, Jl. Denpasar Raya
Kav. D III Kuningan, Jakarta 12950.
c) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham Phapros berdasarkan Laporan Keuangan
Konsolidasian Audit Phapros dan Anak Perusahaan per 30 September 2018, adalah
sebagai berikut:
Tabel 2-3 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Phapros
Jumlah Saham Jumlah Nominal Kepemilikan
Keterangan
(Saham) (Rp) (%)
Modal Dasar 600.000.000 300.000.000.000
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
RNI 95.380.372 47.690.186.000 56,77%
Drs. Masrizal A Syarief (Komisaris) 15.094.490 7.547.245.000 8,98%
Chairani Harahap, S.E. (Direktur Pemasaran) 199.500 99.750.000 0,12%
Heru Marsono, S.E., M.M. (Direktur Keuangan) 128.100 64.050.000 0,08%
Drs. Syamsul Huda (Direktur Produksi) 11.340 5.670.000 0,01%
Dra. Barokah Sri Utami, Apt., M.M. (Direktur Utama) 11.130 5.565.000 0,01%
Masyarakat (di bawah 5%) 57.175.068 28.587.534.000 34,03%
Jumlah Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh 168.000.000 84.000.000.000 100,00%
Jumlah Saham dalam Portepel 432.000.000 216.000.000.000
Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian Phapros dan Entitas Anak per 30 September 2018

Berdasarkan Akta No. 09 tanggal 13 Desember 2018 yang dibuat dihadapan Utiek R.
Abdurachman, S.H., M.LI., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No. AHU-AH.01.03-0275121 tanggal 13 Desember 2018, susunan pemegang saham
Phapros adalah sebagai berikut :
Jumlah Saham Jumlah Nominal Kepemilikan
Keterangan
(Saham) (Rp) (%)
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
RNI 476.901.860 47.690.186.000 56,77%
Masyarakat 363.098.140 36.309.814.000 43,23%
Jumlah Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh 840.000.000 84.000.000.000 100,00%
Jumlah Saham dalam Portepel 2.160.000.000 216.000.000.000
Sumber : Akta No. 09 Tanggal 13 Desember 2018 oleh Notaris Utiek R. Abdurachman, S.H., M.LI., M.Kn

d) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi


Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Phapros dan Anak Perusahaan per
30 September 2018, berikut di bawah ini susunan Direksi dan Dewan Komisaris Phapros:
Direksi
Direktur Utama : Dra. Barokah Sri Utami, Apt., M.M.
Direktur : Heru Marsono, S.E., M.M.
Direktur : Drs. Syamsul Huda, Apt.
Direktur : Chairani Harahap, S.E.

13
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Mochammad Yana Aditya, S.E., M.M.
Komisaris : Drs. Masrizal Achmad Syarief, Apt.
Komisaris : Prof. DR. dr. H. Fasli Jalal, Sp.GK, M. Kes.
Komisaris : Zainal Abidin, S.S.

e) Ikhtisar Data Keuangan Penting


Dibawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Phapros dan Entitas Anak
berdasarkan pada Laporan Keuangan Konsolidasian Phapros dan Entitas Anak untuk
periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 yang telah
diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan, Laporan
Keuangan Phapros yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 yang telah diaudit oleh
KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan, Laporan Keuangan
Phapros untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 yang telah diaudit
oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan:
Laporan Posisi Keuangan
(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Uraian 2016 2017 2018
Audit Audit Interim
Total Aset 883 1.176 1.769
Total Liabilitas 261 475 964
Total Ekuitas 622 701 805

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain


(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Uraian 2016 2017 2018
Audit Audit Interim
Pendapatan 816 1.002 697
Laba Kotor 456 565 411
Laba Sebelum Pajak 122 171 128
Laba Tahun Berjalan 87 125 96
Laba Komprehensif 203 122 102

4. Entitas Anak Phapros


Entitas Anak Phapros yang merupakan bagian dari objek Rencana Transaksi, yaitu Lucas dan
Marin.
a) Lucas
1) Riwayat Singkat
Lucas didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.13 tanggal 4 Mei 1968 yang dibuat
dihadapan Komar Andasasmita, Notaris di Bandung. Akta tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No.J.A.5/3/14
tanggal 9 Januari 1970.
Anggaran Dasar Lucas telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir
dilakukan berdasarkan Akta No. 56 tanggal 29 September 2018 yang dibuat dihadapan
Boy Budiman Iskandar, S.H., M.Hum, Notaris di Bandung mengenai perubahan susunan
pemegang saham, susunan pengurus dan Anggaran Dasar Lucas. Akta Notaris telah

14
mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.03-0247740 tanggal 29 September
2018.
2) Maksud dan Tujuan Usaha
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, Lucas bergerak dalam bidang industri
farmasi dan industri kimia, termasuk membuat, menjual dan membeli bahan-bahan
kimia, obat-obatan dan membuka perusahaan apotik serta menjalankan perdagangan
umum, baik lokal antar pulau, impor dan ekspor.
Lucas berkedudukan dan berkantor pusat di Jl. Ciwastra No. 81 RT 007/006, Kelurahan
Margasari, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung.
3) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Struktur permodalan dan pemegang saham Lucas berdasarkan Laporan Keuangan
Konsolidasian Lucas dan Entitas Anak per 30 September 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 2-4 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Lucas per 30 September 2018
Jumlah Saham Jumlah Nominal Kepemilikan
Keterangan
(Saham) (Rp) (%)
Modal Dasar 147.096.177 147.096.177.000
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Phapros 80.902.899 80.902.899.000 55,00%
Rostiany Harahap 17.266.926 17.266.926.000 11,74%
Finianty Harahap 17.266.926 17.266.926.000 11,74%
Masniari Harahap 17.266.926 17.266.926.000 11,74%
PT Citta Mulia Indonesia 14.392.500 14.392.500.000 9,78%
Jumlah Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh 147.096.177 147.096.177.000 100,00%
Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian Lucas dan Entitas Anak per 30 September 2018

Berdasarkan Akta No. 44 tanggal 30 November 2018 yang dibuat dihadapan Boy
Budiman Iskandar, S.H., M.Hum., Notaris di Bandung, Phapros telah melakukan
pengambilalihan 90,22% saham Lucas. Susunan pemegang saham Lucas berdasarkan
Akta tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2-5 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Lucas
Setelah 30 September 2018
Jumlah Saham Jumlah Nominal Kepemilikan
Keterangan
(Saham) (Rp) (%)
Modal Dasar 147.096.177 147.096.177.000
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Phapros 132.703.677 132.703.677.000 90,22%
PT Citta Mulia Indonesia 14.392.500 14.392.500.000 9,78%
Jumlah Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh 147.096.177 147.096.177.000 100,00%
Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasian Lucas dan Anak Perusahaan per 30 September 2018

4) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi


Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Lucas berdasarkan Laporan Keuangan Audit
Lucas per 30 September 2018 adalah sebagai berikut:
Direksi
Direktur Utama : Aries Badrus Sholeh, S.Si., Apt.
Direktur Keuangan : Salfiyah Hanum
Direktur Operasional : Masniari Harahap

15
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Dra. Lucia Wandayanty Gandasaputro
Komisaris : Dra. Barokah Sri Utami, Apt., M.M.

5) Ikhtisar Data Keuangan Penting


Dibawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Lucas dan Entitas Anak
berdasarkan pada Laporan Keuangan Konsolidasian Lucas dan Entitas Anak untuk
periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir 30 September 2018 yang telah diaudit oleh
KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan dan Laporan
Keuangan Konsolidasian Lucas dan Entitas Anak untuk tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2016-2017 yang telah diaudit oleh KAP Doli, Bambang,
Sulistiyanto, Dadang & Ali:
Laporan Posisi Keuangan
(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Uraian 2016 2017 2018
Audit Audit Interim
Total Aset 101 128 281
Total Liabilitas 34 46 82
Total Ekuitas 67 82 199

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain


(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Uraian 2016 2017 2018
Audit Audit Interim
Pendapatan 65 72 66
Laba Kotor 16 20 17
Laba Sebelum Pajak 2 3 3
Laba (Rugi) Tahun Berjalan 1 2 (3)
Laba (Rugi) Komprehensif 1 2 (2)

b) Marin
1) Riwayat Singkat
Marin didirikan berdasarkan Akta No.55 tanggal 18 Januari 1973 yang dibuat
dihadapan Koswara, Notaris di Bandung. Akta tersebut telah mendapat pengesahan
dari Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No.Y.A.5/94/7 tanggal 6 April
1973.
Anggaran Dasar Marin telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir
dilakukan berdasarkan Akta No. 60 tanggal 29 September 2018 yang dibuat dihadapan
Boy Budiman Iskandar, S.H., M.Hum, Notaris di Bandung mengenai perubahan direksi
dan komisaris Marin. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan surat keputusan No. AHU-
AH.01.03-0247736 tanggal 29 September 2018.
2) Maksud dan Tujuan Usaha
Sesuai dengan Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, Marin bergerak dalam
bidang industri farmasi dan industri kimia, termasuk membuat, menjual dan membeli
bahan-bahan kimia, obat-obatan dan membuka perusahaan apotik serta menjalankan
perdagangan umum, baik lokal antar pulau, impor dan ekspor.

16
Marin berkedudukan di Jalan Ciwastra RT 007/006 Kelurahan Margasari, Kecamatan
Buah Batu, Kota Bandung.
3) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Struktur permodalan dan pemegang saham Marin berdasarkan Laporan Keuangan
Bertujuan Khusus Marin per 30 September 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 2-6 : Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Marin
Jumlah Saham Jumlah Nominal Kepemilikan
Keterangan
(Saham) (Rp) (%)
Modal Dasar 123.002.025 24.600.405.000
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Lucas 122.885.436 24.577.087.200 99,91%
Rostiany Harahap 38.863 7.772.600 0,03%
Finianty Harahap 38.863 7.772.600 0,03%
Masniari Harahap 38.863 7.772.600 0,03%
Jumlah Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh 123.002.025 24.600.405.000 100,00%
Sumber : Laporan Keuangan Bertujuan Khusus Marin per 30 September 2018

4) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi


Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Marin berdasarkan Laporan Keuangan Bertujuan
Khusus Marin per 30 September 2018 adalah sebagai berikut:
Direktur : Ronawa Yulianto, S.Si.
Komisaris : Aries Badrus Sholeh, S.Si., Apt

5) Ikhtisar Data Keuangan Penting


Dibawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Marin berdasarkan Laporan
Keuangan Marin untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal
30 September 2018 yang telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono,
Retno, Palilingan & Rekan, Laporan Keuangan Marin untuk tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2015-2017 yang telah diaudit oleh KAP Doli, Bambang,
Sulistiyanto, Dadang & Ali:
Laporan Posisi Keuangan
(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Uraian 2016 2017 2018
Audit Audit Interim
Total Aset 22 33 69
Total Liabilitas 4 6 15
Total Ekuitas 18 26 55

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain


(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Uraian 2016 2017 2018
Audit Audit Interim
Pendapatan 21 35 24
Laba Kotor 5 8 12
Laba Sebelum Pajak 1 3 9
Laba Tahun Berjalan 0,1 2 7
Laba (Rugi) Komprehensif (0,2) 2 7

17
2.2.1.2. Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi
Analisis perjanjian dan persyaratan atas Rencana Transaksi dilakukan terhadap Perjanjian Jual Beli
Saham Bersyarat dan Draft Perjanjian Pengalihan antara Perseroan dengan RNI, yang telah
disediakan manajemen Perseroan.
1) Penjual : RNI
2) Pembeli : Perseroan
3) Jumlah Saham Yang Dijual : 476.901.860 (empat ratus tujuh puluh enam juta sembilan ratus
satu ribu delapan ratus enam puluh) saham
4) Harga Pembelian : Rp1.361.000.000.000,00 (satu triliun tiga ratus enam puluh satu
miliar rupiah)
5) Hukum Yang Mengatur : Hukum Negara Republik Indonesia

2.2.1.3. Analisis Manfaat dan Risiko dari Rencana Transaksi


Manfaat yang diharapkan diterima oleh Perseroan berdasarkan penjelasan manajemen Perseroan
dan analisis atas manfaat Rencana Transaksi, antara lain :
• meningkatkan pangsa pasar Perseroan dalam industri farmasi;
• menambah portofolio produksi obat yang belum dimiliki oleh Perseroan, dalam
memproduksi sediaan farmasi (obat, bahan obat dan obat tradisional) dan alat kesehatan;
• terciptanya efisiensi biaya dalam pemanfaatan channel distribusi dan biaya pemasaran,
penelitian serta pengembangan
Risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan berdasarkan penjelasan manajemen Perseroan dan
analisis atas risiko Rencana Transaksi, antara lain:
• Risiko menurunnya rasio keuangan terutama yang berhubungan dengan struktur
permodalan karena Perseroan membutuhkan pinjaman untuk membiayai transaksi;
• Risiko meningkatnya kewajiban pembayaran pinjaman untuk pembiayaan akuisisi Phapros
• Risiko tidak tercapainya sinergi yang diharapkan dalam pelaksanaan yang berhubungan
dengan hal-hal yang berkaitan dengan budaya, manajemen dan operasional;

2.2.2 Analisis Kualitatif

Analisis Kualitatif dilakukan dengan analisis terhadap alasan dan latar belakang Rencana
Transaksi, riwayat perusahaan dan sifat kegiatan usaha, industri, operasional dan prospek
Perseroan serta keuntungan dan kerugian Rencana Transaksi.

2.2.2.1. Alasan dan Latar Belakang Rencana Transaksi

Perseroan adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status Perusahaan
Terbuka (Tbk) yang bergerak di industri farmasi, healthcare, kimia, biologi, alat kesehatan,
makanan serta minuman.
Dalam rangka mempercepat pertumbuhan non organik, Perseroan berencana melakukan
transaksi pengambilalihan Phapros dari RNI. Transaksi pengambilalihan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan pangsa pasar dalam industri farmasi dan menambah portofolio produksi obat
Perseroan.

18
Phapros merupakan perusahaan yang bergerak di dalam industri farmasi, kesehatan, kosmetik,
makanan dan minuman. RSB merupakan perusahaan yang bergerak di bidang rumah sakit dengan
nama Rumah Sakit Mulia Utama Mandiri yang berlokasi di Cirebon. Sedangkan, Lucas merupakan
perusahaan bergerak dalam bidang industri farmasi dan industri kimia, termasuk produksi,
menjual serta membeli bahan-bahan kimia, obat-obatan dan membuka perusahaan apotik serta
menjalankan perdagangan umum, baik lokal antar pulau, impor dan ekspor. Marin merupakan
perusahaan bergerak dalam bidang industri farmasi dan industri kimia, termasuk produksi,
menjual serta membeli bahan-bahan kimia, obat-obatan dan membuka perusahaan apotik serta
menjalankan perdagangan umum, baik lokal antar pulau, impor dan ekspor.
Sehubungan dengan Rencana Transaksi tersebut, Perseroan telah menandatangani Perjanjian Jual
Beli Saham Bersyarat dengan RNI pada 13 Februari 2019.
Perseroan berencana akan menandatangani Perjanjian Pengambilalihan sebagaimana dimuat
dalam Akta Pengambilalihan dengan pemegang saham Phapros yaitu RNI untuk pengambilalihan
476.901.860 (empat ratus tujuh puluh enam juta sembilan ratus satu ribu delapan ratus enam
puluh) saham yang merupakan 56,77% (lima puluh enam koma tujuh tujuh persen) dari modal
ditempatkan dan disetor penuh Phapros dengan harga Rp1.361.000.000.000,00 (satu triliun tiga
ratus enam puluh satu miliar rupiah) ("Harga Rencana Transaksi").
Berikut adalah struktur dari Rencana Transaksi:
Sebelum Rencana Transaksi Setelah Rencana Transaksi

RNI MAS CH HM SH BSU Masyarakat Perseroan MAS CH HM SH BSU Masyarakat


56,77% 8,98 0,12% 0,08% 0,01% 0,01% 34,03% 56,77% 8,98 0,12% 0,08% 0,01% 0,01% 34,03%

Phapros Phapros

20,01% 55,00% 20,01% 90,22%

RSB Lucas RSB Lucas


99,91% 99,91%

Marin Marin

Keterangan : - MAS : Drs. Masrizal A Syarief (Komisaris)


- CH : Chairani Harahap, S.E. (Direktur Pemasaran)
- HM : Heru Marsono, S.E., M.M. (Direktur Keuangan)
- SH : Drs. Syamsul Huda (Direktur Produksi)
- BSU : Dra. Barokah Sri Utami, Apt., M.M. (Direktur Utama)
- Masyarakat (di bawah 5%)
Sumber: Keterbukaan Informasi

2.2.2.2. Analisis Industri

Gambaran Umum Industri


Berdasarkan Informasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (“APBN”) Kementerian
Keuangan (“Kemenkeu”) Republik Indonesia (“RI”), anggaran kesehatan selama tahun 2014-2018
mengalami peningkatan yang dihitung dengan Compound Annual Growth Rate (“CAGR”) sebesar
15,81%.

19
Gambar 2-1 : Perkembangan Anggaran Kesehatan dalam APBN
(dalam triliun Rupiah)

125,0
70,0%
107,4

100,0 60,0%
91,4 92,4
50,0%

75,0 69,3 38,7%


40,0%
59,7
30,0%
50,0
29,5% 16,2% 20,0%

16,1% 10,0%
25,0
0,0%
1,1%
- -10,0%
2014 2015 2016 2017 2018
Anggaran Kesehatan Pertumbuhan

Sumber : Ringkasan APBN tahun 2010-2015, Buku II Nota Keuangan Beserta Rancangan RABPN
2019 dan Informasi APBN 2019, Kemenkeu RI

Salah satu kebijakan Pemerintah terkait penggunaan anggaran kesehatan dalam APBN 2018
adalah untuk meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan program Jaminan Kesehatan Nasional
(“JKN”). Pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (“BPJS”) Kesehatan
bertanggung jawab atas pelaksanaan JKN yang merupakan salah satu program jaminan sosial
wajib bagi seluruh penduduk Indonesia yang merupakan pesertanya. Program JKN
diselenggarakan melalui mekanisme asuransi sosial yang bertujuan untuk melindungi pesertanya
dalam sistem asuransi.
Selama tahun 2014-2017, jumlah cakupan kepesertaan JKN berdasarkan data Profil Kesehatan
Indonesia - Kementerian Kesehatan (“Kemenkes”) RI mengalami peningkatan rata-rata sebesar
12,11% per tahun seiring meningkatnya jumlah masyarakat yang mengikuti program JKN. Pada
tahun yang sama, jumlah peserta Penerima Bantuan Iuran (“PBI”) dalam program JKN dari APBN
juga mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2,26% per tahun seiring meningkatnya anggaran
kesehatan. Hingga 1 Oktober 2018, berdasarkan Buletin APBN Vol. III Edisi 19 Pusat Kajian
Anggaran Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat (“DPR”) RI jumlah kepesertaan JKN telah
mencapai 203 juta jiwa dengan target peserta PBI yang direncanakan dalam APBN 2018 mencapai
92,2 juta jiwa atau setara dengan 35% penduduk Indonesia.

20
Gambar 2-2 : Perkembangan Jumlah Kepesertaan JKN dan PBI dari APBN
(dalam juta jiwa)

203
12,11% 188
172
157
133

2,26%
86,4 87,8 91,1 92,4 92,2

2014 2015 2016 2017 2018*


Peserta PBI - APBN Kepesertaan JKN

*) Target peserta PBI - APBN dalam APBN 2018 dan jumlah peserta JKN hingga 1 Oktober
2018, pertumbuhan disetahunkan
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2014-2017, Kemenkes RI dan Buletin APBN Vol. III
Edisi 19, Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian DPR RI, Oktober 2018

Program JKN memberikan manfaat bagi pesertanya yang bersifat pelayanan kesehatan
perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, termasuk
pelayanan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai kebutuhan medis yang
diperlukan. Program JKN telah mendorong aktivitas ekonomi untuk sektor yang bersinggungan
dengan pelayanan yang diselenggarakan seperti jasa fasilitas kesehatan (rumah sakit, klinik dan
puskesmas), industri farmasi dan alat kesehatan serta industri non-kesehatan seperti industri
makanan dan minuman.
Untuk pelayanan obat peserta JKN mengacu pada daftar obat (mencakup obat generik dan obat
dengan nama dagang) yang tercantum dalam Formularium Nasional (Fornas) dan harga obat yang
tercantum dalam e-katalog obat. Pengadaan obat dalam e-katalog yang dikembangkan dan
dikelola oleh Pemerintah melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(“LKPP”) menggunakan mekanisme e-purchasing. Pengadaan obat berdasarkan e-katalog
bertujuan agar proses pengadaan obat menjadi lebih transparan, akuntabel, efektif dan efisien.
Pemerintah dan industri farmasi sebagai penyedia/pelaku usaha bertanggung jawab menjamin
ketersediaan dan pemerataan obat yang aman, bermutu dan berkhasiat untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (“BPS”), indeks produksi industri farmasi, produk obat
kimia dan obat tradisional selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan yang dihitung dengan
CAGR sebesar 9,71%. Hingga kuartal III tahun 2018, indeks produksi industri farmasi, produk obat
kimia dan obat tradisional tercatat sebesar 201,80.

21
Gambar 2-3 : Perkembangan Indeks Produksi Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan
Obat Tradisional

250,00 25,00%
225,00
201,80
200,00 196,25 20,00%
181,57
175,00 167,53
148,60
150,00 15,00%
12,73%
125,00
8,38%
100,00 8,09% 10,00%
75,00
50,00 5,00%
25,00 3,91%
- 0,00%
2014 2015 2016 2017 2018*
Indeks Produksi Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Tradisional Pertumbuhan

*) Hingga kuartal III-2018, pertumbuhan y-o-y


Sumber : BPS, diakses 2 Januari 2019

Nilai Freight on Board (“FOB”) perdagangan luar negeri untuk produk farmasi berdasarkan data
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor dan Impor periode 2014-2017 yang dipublikasi
oleh BPS mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah berat bersihnya. Nilai FOB
ekspor dan impor untuk produk farmasi selama periode 2014-2017 mengalami peningkatan yang
dihitung dengan CAGR masing-masing sebesar 2,49% dan 9,19%. Hingga kuartal III tahun 2018,
nilai FOB ekspor dan impor untuk produk farmasi masing-masing sebesar US$383,49 juta dan
US$756,13 juta.
Gambar 2-4 : Perkembangan Nilai FOB Ekspor dan Impor Produk Farmasi
(dalam juta US$)

924,53

801,79
739,01 756,13
710,23

586,49 566,26 557,70


518,08

383,49

2014 2015 2016 2017 2018*

Nilai FOB Ekspor Nilai FOB Impor

*) Kuartal III tahun 2018


Sumber : Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor dan Impor Periode 2014 - Kuartal III 2018, BPS

Dari sisi investasi, nilai realisasi investasi untuk sektor industri kimia dan farmasi selama tahun
2014-2017 mengalami fluktuatif peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah proyek
investasi dari modal dalam negeri maupun modal asing.
Berdasarkan data Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (“PMDN”) dan
Penanaman Modal Asing (“PMA”) dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) RI tahun

22
2014-2017 hingga periode Januari-September tahun 2018, realisasi investasi PMDN dan PMA
mengalami fluktuatif peningkatan dihitung dengan CAGR masing-masing sebesar 1,04% dan 3,53%
selama tahun 2014-2017. Hingga kuartal III tahun 2018, realisasi investasi PMDN dan PMA
masing-masing sebesar Rp9,14 triliun dan US$1,51 miliar.
Gambar 2-5 : Perkembangan Nilai Investasi Sektor Industri Kimia dan Farmasi
(dalam triliun Rupiah) (dalam miliar US$)

50,00 3,50
45,00 2,89
3,00
40,00
2,32 2,58 2,50
35,00
1,96
30,00 30,11
2,00
25,00
1,50
20,00 1,51
20,71
13,73
15,00 1,00
10,00 13,31
9,14
0,50
5,00
- -
2014 2015 2016 2017 2018*

Nilai investasi PMDN Nilai investasi PMA

*) Kuartal III tahun 2018


Sumber : Perkembangan Realisasi Investasi PMDN & PMA berdasarkan Laporan Kegiatan
Penanaman Modal (LKPM) Sektor 2017, Realisasi Penanaman Modal PMDN-PMA Tahun
2017 dan Januari - September 2018, BKPM RI

Kompetisi dan Pangsa Pasar


Sebagian besar industri farmasi di Indonesia bergerak pada industri formulasi atau pembuatan
obat jadi. Obat digolongkan atas obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, psikotropika dan
narkotika. Obat bebas dan obat bebas terbatas disebut juga OTC (“Over the Counter”),
merupakan obat yang dapat dijual bebas tanpa harus menggunakan resep dokter. Obat keras,
psikotropika dan narkotika tidak dapat diperoleh dengan bebas di apotek melainkan harus
menggunakan resep dokter - obat resep (prescription).
Menurut jenisnya, obat dapat dibedakan antara lain obat paten, obat generik dan obat asli. Obat
paten merupakan obat baru dengan serangkaian uji klinis yang telah dilakukan oleh suatu
perusahaan farmasi, telah sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan secara
internasional, sudah memiliki hak paten terhadap produksi obat baru tersebut dan kemudian
diproduksi serta dipasarkan oleh perusahaan farmasi tersebut. Obat baru yang telah diberikan hak
paten tidak dapat diproduksi hingga dipasarkan oleh berbagai perusahaan farmasi lainnya tanpa
seizin perusahaan farmasi yang memiliki hak paten. Hak paten tersebut diketahui berlaku hingga
20 tahun. Pada saat masa hak paten habis, maka pihak perusahaan farmasi yang memiliki hak
paten tidak dapat memperpanjangnya. Namun, jenis obat tersebut dapat diproduksi kembali oleh
perusahaan farmasi lain dalam bentuk obat generik bermerk (branded generic) atau Obat Generik
Berlogo (“OGB”).
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (“BPOM”) RI No. 24 Tahun
2017, obat generik adalah obat dengan nama sesuai International Non-propietary Names
Modified yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) atau nama yang
ditetapkan dalam program kesehatan nasional. Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM tersebut di
atas, obat generik bermerek adalah obat dengan nama dagang yang mengandung zat aktif dengan
komposisi, kekuatan, bentuk sediaan, rute pemberian, indikasi dan posologi sama dengan obat
originator yang sudah disetujui di Indonesia. OGB adalah obat generik yang diproduksi oleh

23
pemerintah sebagai alternatif obat dengan harga terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat
serta tersedia dalam jumlah yang cukup, memiliki logo khusus yaitu lingkaran hijau bergaris putih
dengan tulisan generik di tengahnya. Obat tradisional, jamu dan fitofarmaka merupakan obat asli
yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah.
Berdasarkan data World Preview 2018, Outlook to 2024, Edisi ke-11 oleh Evaluate Pharma,
penjualan obat resep global selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan yang dihitung
dengan CAGR sebesar 1,66% seiring dengan adanya konsumsi yang berkelanjutan, penawaran
produk/terapi baru dan peningkatan akses dalam memperolehnya. Obat resep untuk penyakit
langka (obat orphan) merupakan jenis obat yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu rata-rata
sebesar 9,97% per tahun. Obat generik selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 2,15% per tahun dan obat untuk resep lainnya megalami peningkatan sebesar 0,11%.
Gambar 2-6 : Penjualan Obat Resep Global
(dalam miliar US$)

608
576 583
581 565

100 112 125 138


94
76 78 80 81 84

2014 2015 2016 2017 2018P

Obat resep - generik Obat resep - orphan Obat resep lainnya

Sumber : World Preview 2018, Outlook to 2024, Edisi ke-11 , Evaluate Pharma, Juni 2018

Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan farmasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia antara
lain Perseroan, PT Darya Varia Laboratoria Tbk (“DVLA”), PT Kalbe Farma Tbk (“KLBF”), PT Merck
Indonesia Tbk (“MERK”), PT Pyridam Farma Tbk (“PYFA”), PT Tempo Scan Pacific Tbk (“TSPC”),
PT Phapros Tbk (“Phapros”).
Gambar 2-7 : Penjualan Perusahaan Farmasi Publik Kuartal III Tahun 2018
(dalam miliar Rupiah)

20.000,00

18.000,00

16.000,00 KLBF; 15.678,30


14.000,00

12.000,00

10.000,00

8.000,00
TSPC; 7.421,90
6.000,00
Perseroan; 5.307,37
4.000,00

2.000,00

- PYFA; 185,52
DVLA; 1.237,52 MERK; 920,11
Phapros; 697,16
(2.000,00)

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan per 30 September 2018

Berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan per 30 September 2018, kelompok obat ethical, lisensi

24
dan narkotika merupakan segmen penjualan yang memberikan kontribusi utama pada Perseroan
yaitu sebesar 43,33% terhadap keseluruhan penjualan Perseroan. Segmen penjualan generik, OTC
dan lainnya terhadap jumlah penjualan Perseroan masing-masing berkontribusi sebesar 21,93%,
21,90% dan 12,83% per 30 September 2018.
Berdasarkan Laporan Keuangan Phapros per 30 September 2018, kelompok produk OGB
merupakan segmen penjualan yang memberikan kontribusi utama terhadap keseluruhan
penjualan Phapros yaitu sebesar 51,35%. Kelompok produk Ethical, OTC dan jasa toll-in masing-
masing berkontribusi sebesar 23,98%, 20,39% dan 4,28% terhadap keseluruhan penjualan
Phapros.
Dari Laporan Keuangan DVLA per 30 September 2018, obat bebas merupakan segmen penjualan
yang memberikan kontribusi utama terhadap keseluruhan penjualan DVLA per 30 September
2018 yaitu sebesar 40,15%. Segmen penjualan obat resep serta segmen ekspor dan jasa maklon
memberikan kontribusi masing-masing sebesar 34,16% dan 25,68% terhadap keseluruhan
penjualan.
Dari Laporan Keuangan KLBF per 30 September 2018, segmen penjualan obat resep memberikan
kontribusi sebesar 23,44% dan segmen penjualan lainnya sebesar 76,56% terhadap keseluruhan
penjualan.
Berdasarkan Laporan Keuangan MERK per 30 September 2018, produk farmasi merupakan
segmen penjualan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap keseluruhan penjualan MERK
yaitu sebesar 92,61% dan segmen penjualan lainnya sebesar 7,39% dari keseluruhan penjualan.
Berdasarkan Laporan Keuangan PYFA per 30 September 2018, segmen penjualan produk farmasi
dan jasa maklon memberikan kontribusi terbesar terhadap keseluruhan penjualan PYFA yaitu
sebesar 96,41% dan segmen alat kesehatan (alkes) sebesar 3,59% dari keseluruhan penjualan.
Dari Laporan Keuangan TSPC per 30 September 2018, segmen penjualan obat-obatan
memberikan konstribusi sebesar 25,63% dan segmen penjualan lainnya sebesar 74,37% terhadap
keseluruhan penjualan.
Prospek Industri
Berdasarkan data World Preview 2018, Outlook to 2024, Edisi ke-11 oleh Evaluate Pharma,
penjualan obat resep global tahun 2018-2022 diproyeksikan mengalami peningkatan yang
dihitung dengan CAGR sebesar 6,53% seiring dengan peningkatan penjualan obat orphan dan
adanya sejumlah regulasi dan insentif keuangan bagi pelaku industrinya.
Obat orphan selama tahun 2018-2022 diproyeksikan mengalami peningkatan rata-rata sebesar
11,85% per tahun seiring pengembangan produk yang dilakukan oleh pelaku industri secara
berkelanjutan. Segmen penjualan obat generik dan obat resep lainnya selama tahun 2018-2022
diproyeksikan akan mengalami masing-masing peningkatan dengan rata-rata sebesar 5,48% dan
5,35% per tahun.

25
Gambar 2-8 : Proyeksi Penjualan Obat Resep Global
(dalam miliar US$)

749
706
663
631
608

192 216
138 151 169

84 89 95 100 104

2018P 2019P 2020P 2021P 2022P

Obat resep - generik Obat resep - orphan Obat resep lainnya

Sumber : World Preview 2018, Outlook to 2024, Edisi ke-11 , Evaluate Pharma, Juni 2018

Berdasarkan Informasi APBN 2019 Kemenkeu RI, Pemerintah tetap menjaga alokasi anggaran
kesehatan sesuai amanat undang-undang sebesar 5% dari belanja negara. Anggaran kesehatan
dalam APBN 2019 adalah sebesar Rp123,1 triliun, mengalami peningkatan sebesar 14,8%
dibanding dengan tahun 2018. Kebijakan Pemerintah terkait penggunaan anggaran kesehatan
adalah untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, penguatan penanganan
stunting (gangguan pertumbuhan karena kekurangan gizi), penguatan program promotif,
preventif dan menjaga keberlanjutan program JKN.
Salah satu output prioritas yang akan dicapai dalam penggunaan alokasi anggaran kesehatan
dalam APBN 2019 terkait program JKN adalah perluasan cakupan peserta PBI. Jumlah peserta PBI
dari APBN 2019 direncanakan sebanyak 96,8 juta, mengalami peningkatan sebesar 4,76%
dibanding dengan rencana dalam APBN 2018. Untuk program perlindungan sosial, kebijakan
Pemerintah antara lain memastikan pemerataan pelayanan kesehatan dan penyebaran obat.
Peningkatan jumlah anggaran kesehatan dan kebijakan Pemerintah terkait program JKN dan
program perlindungan sosial diperkirakan akan mendorong pertumbuhan sektor ekonomi terkait,
khususnya industri farmasi.
Dari sisi investasi, Pemerintah memiliki sejumlah kebijakan untuk mendorong industri farmasi
untuk berinvestasi di sektor bahan baku dan teknologi farmasi karena menurut Kementerian
Kesehatan, lebih dari 95% kebutuhan bahan baku dan teknologi masih impor. Kebijakan tersebut
adalah insentif, seperti pemotongan pajak bagi industri yang menanamkan modal untuk riset dan
kemudahan proses perizinan. Investasi bahan baku farmasi pada masa mendatang akan lebih
diarahkan ke industri berbasis riset dan diprioritaskan untuk bahan baku yang jarang diproduksi di
dunia atau bahan baku first generic.
Dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (“RIPIN”) 2015-2035, industri farmasi,
kosmetik dan alat kesehatan termasuk kedalam program pengembangan industri prioritas. Untuk
tahun 2020-2035, salah satu program pengembangan yang direncanakan Pemerintah bersama
BUMN dan swasta adalah meningkatkan penguasaan alih teknologi terkini untuk jenis sediaan
farmasi dan bahan baku obat.
Analisis SWOT
Strengths and Opportunities

o Peningkatan anggaran kesehatan dalam APBN 2019 dan keberlanjutan kebijakan

26
Pemerintah terkait program JKN, pemerataan pelayanan kesehatan dan penyebaran obat
akan mendorong pertumbuhan industri farmasi nasional; dan
o Program pengembangan industri farmasi dalam RIPIN 2015-2035 menjadi salah satu
prioritas Pemerintah, memberikan peluang bagi perusahaan farmasi yang mayoritas
hanya memproduksi obat dapat memproduksi bahan baku sendiri.
Weaknesses and Threats

o Sebagian besar bahan baku dan teknologi obat yang digunakan oleh industri farmasi
masih impor;
o Adanya persaingan dari perusahaan farmasi dalam pengadaan obat dengan sistem tender
(e-katalog) melalui LKPP dapat membuat marjin perolehan keuntungan perusahaan
farmasi menjadi lebih kecil; dan
o Industri farmasi merupakan salah satu industri yang sangat ketat aturannya (high
regulated), menjadi tantangan bagi perusahaan farmasi untuk menjaga kualitas fasilitas
produksi dan produk yang dihasilkan.

2.2.2.3. Analisis operasional dan prospek Perseroan

Perseroan adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status Perusahaan
Terbuka (Tbk) yang bergerak di industri kimia dan farmasi, distribusi dan perdagangan, pemasaran
dan ritel farmasi, laboratorium klinik dan klinik kesehatan, dan optimalisasi aset.
Berdiri pada 16 Agustus 1971, Perseroan berfokus pada produksi dan distribusi kimia dan farmasi.
Pada tahun 2001 Perseroan mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, tahun 2015
Perseroan menjadi Healthcare Company, dan pada tahun 2017 Perseroan menanamkan landasan
transformasi untuk menjadi perusahaan Healthcare berbasis digital.
Di industri kimia dan farmasi nasional, Perseroan memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
a. Merupakan salah satu pemimpin di pasar industri kimia dan farmasi.
b. Memiliki merek dagang dengan reputasi baik dan hubungan dengan pelanggan yang kuat.
c. Menggunakan standar kualitas yang tinggi.
d. Beroperasi pada industri yang atraktif.
e. Tim Manajemen yang kuat dan berpengalaman
Dengan keunggulan tersebut, Pendapatan Perseroan selama tahun 2014-2017 mengalami
peningkatan dihitung dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 10,67% seiring
dengan penjualan produk kepada pihak entitas yang mengalami peningkatan rata-rata 21,38% per
tahun. Sementara penjualan produk kepada pihak ketiga mengalami peningkatan sebesar 6,23%
per tahun. Pada 30 September 2018, Penjualan bersih Perseroan sebesar Rp5.303 miliar dengan
penjualan produk ke pihak ketiga sebesar Rp3.548 miliar dan penjualan produk ke entitas sebesar
Rp1.755 miliar.

27
Gambar 2-9 : Perkembangan Pendapatan Perseroan Tahun 2014-30 Sept 2018
(dalam miliar Rupiah)

6.127
5.812
5.303
4.860
4.521
3.720 3.548
3.505
3.104 3.191
2.406 2.535
1.776 1.755
1.417

2014 2015 2016 2017 30 Sept 18

Penjualan Pihak Ketiga Produksi Entitas

Sumber : Laporan Keuangan Perseroan tahun 2014-2017 (diolah) dan Informasi Manajemen, 2019

Kegiatan usaha Perseroan dibagi menjadi 4 (empat) segmen, yaitu segmen manufaktur (obat
ethical, obat generik, obat Over The Counter (OTC), dan raw material), dan lain-lain termasuk alat
kesehatan, segmen distribusi, segmen retail dan segmen manajemen aset. Pada 30 September
2018, Kontribusi pendapatan Perseroan terbesar berasal dari penjualan obat ethical sebesar
43,37%, diikuti penjualan obat generik sebesar 19,39% dan penjualan OTC sebesar 21,83%.
Sementara penjualan produk lain-lain dan penjualan bahan baku masing-masing berkontribusi
sebesar 10,88% dan 4,52%.
Gambar 2-10 :Kontribusi Pendapatan Manufaktur Perseroan 30 September 2018

Lain-lain Bahan baku


10,88% 4,52%

OTC
21,83% Ethical
43,37%

Generik
19,39%

Sumber : Informasi Manajemen, 2019

Sebagai produk yang berkontribusi terbesar bagi pendapatan Perseroan, Obat ethical selama
tahun 2014-2017 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 10,85% per tahun. Peningkatan pada
obat ethical seiring tercapainya penjualan jenis tablet yang mencapai 838,83% dari target. Hingga
30 September 2018, penjualan yang berasal dari obat ethical sebesar Rp2.299,94 miliar.

28
Selanjutnya, penjualan obat generik selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan sebesar
14,81% dihitung dengan CAGR. Pertumbuhan penjualan obat generik bergantung pada kelancaran
belanja pemerintah, dengan pertimbangan bahwa sistem Jaminan Kesehatan Nasional merupakan
pasar terbesar bagi prdouk farmasi dan kesehatan. Hingga 30 September 2018, penjualan
yangberasal dari obat generik sebesar Rp1.164,11 miliar.
Selama tahun 2014-2017, penjualan obat OTC mengalami peningkatan rata-rata sebesar 11,40%
per tahun. Peningkatan terutama Perseroan bekerja sama dengan layanan belanja pesan antar
GO-MART, dari PT Gojek Indonesia, diamana cakupan layanan tersebut berfokus pada produk
obat OTC. Hingga 30 September 2018, penjualan obat OTC sebesar Rp1.162,13 miliar.
Penjualan alat kesehatan dan lain-lain selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 0,81% per tahun. Peningkatan penjualan alat kesehatan seiring dengan perkembangan
outlet apotik yang dimiliki Perseroan. Hingga 30 September 2018, Perseroan memiliki 1.159
apotek yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari 332 apotek berstatus KSO/IKS (Kerja Sama
Operasi/Ikatan Kerja Sama) dan 825 apotek milik sendiri/sewa serta 2 (dua) apotek waralaba.
Hingga 30 September 2018, penjualan alat kesehatan dan lain-lain Perseroan sebesar Rp637,18
miliar.
Penjualan bahan baku Perseroan selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 19,12% per tahun. Peningkatan ini terjadi karena besar permintaan lokal. Porsi penjualan
bahan baku ke pasar lokal Perseroan terhadap total penjualan bahan baku pada tahun 2017
sebesar 96,70%. Hingga 30 September 2018, penjualan bahan baku Perseroan sebesar Rp175,25
miliar.
Gambar 2-11 : Perkembangan Penjualan Berdasarkan Segmen 2015 - 30 September 2018

(dalam miliar Rupiah)

2014 2015 2016 2017 30 Sept 18


Bahan baku 156,84 211,86 226,76 265,08 175,25
Obat generik 858,57 1.063,24 1.231,63 1.299,38 1.164,11
Alat kesehatan dan lain-lain 303,42 305,18 470,78 310,87 637,18
Obat over the counter 888,47 994,14 1.055,48 1.228,36 1.162,13
Obat ethical 2.313,72 2.391,89 2.926,63 3.151,61 2.299,94
Sumber: Laporan Keuangan Perseroan, 30 September 2018

Aspek Pemasaran
Perseroan memasarkan produknya kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang kemudian
mendistribusikannya kepada Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Balai Pengobatan dan Toko
Obat. Perseroan juga menjual produknya ke pasar internasional.
Berdasarkan geografisnya, penjualan Perseroan terbesar berasal dari penjualan dalam negeri
sebesar 96,20% atau setara dengan Rp5.102 miliar. Sementara, pada penjualan ekspor terbesar
Perseroan berasal dari penjualan ke Arab Saudi sebesar 1,47% atau setara dengan Rp78 miliar.

29
Gambar 2-12 : Penjualan Bedasarkan Geografis

Indonesia
Arab Saudi
Belanda
Cina
India

Indonesia Amerika Serikat


5.102 Irlandia
Swaziland
Australia
Afganistan

Sumber: Laporan Keuangan Perseroan, 30 September 2018

Wilayah Operasional
Hingga 30 September 2018, Perseroan memiliki beberapa segmen operasional yang terdiri dari 8
pabrik (termasuk yang sedang dalam pengembangan), gerai apotek sebanyak 1.159 outlet, klinik
kesehatan sebanyak 500 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Layanan belanja online yaitu
kimiafarmaapotek.co.id yang hanya melayani wilayah Jabodetabek.
Tabel 2-7 : Wilayah Operasional Perseroan Berdasarkan Daerah

JAKARTA Produk Non Betalaktam, Tablet Salut, Kapsul, Serbuk Oral, Sirup Kering,
Produk Betalaktam, Tablet, Kapsul, dan Sirup Kering.
Produk Antiretroviral , Tablet, Tablet Salut, dan Kapsul/ Tablet.
Produk Narkotika, Tablet, Kapsul, Suspensi/Sirup, dan Injeksi.
Produk Herbal/ Herbal Product, Tablet dan Kapsul.
BANDUNG Produk Non Betalaktam, Tablet Salut, Kapsul, Serbuk Oral, Suspensi/Sirup/ Tablet
Produk Hormon Kontrasepsi dan Tablet Salut/ Tablet.
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/ IUD (Intra Uterine Device) ,
Produk Herbal, Tablet dan Kapsul
SEMARANG Minyak Jarak dan Edible Oils dan Kosmetika
WATU DAKON Produk Non Betalaktam, Tablet, Tablet Salut, Kapsul Lunak, Salep Mata,
Salep/Krim Kulit, Suppositoria, serta Cairan Obat Luar.
Iodium dan Garam Yodium, Ferrous Sulphate , Garam Farmasi.
MEDAN Produk Non Betalaktam, Tablet, Kapsul dan Krim
Sumber: Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2017

Prospek Segmen Manufaktur


Segmen Manufaktur masih memiliki potensi yang sangat besar sejalan dengan rencana program
pemerintah untuk meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dengan anggaran negara hingga
Rp111 triliun untuk tahun 2018.
Prospek Segmen Distribusi
Segmen Distribusi masih memiliki potensi dengan persaingan yang cukup ketat. Hal ini disebabkan
oleh pertumbuhan jumlah peserta program JKN, maka meningkatkan kebutuhan obat-obatan
seluruh Indonesia namun masih sulit untuk pedagang baru farmasi untuk masuk ke pasar
sehingga menyebabkan pertumbuhan drug store channel relatif stagnan.

30
Dengan adanya E-katalog dapat meningkatkan effisiensi dan menekan biaya pengadaan/distribusi
obat-obatan.
Prospek Segmen Retail
Segmen Retail sebagai segmen penunjang lini segmen lainnya sehingga Perseroan terus
melakukan perluasan dalam segmen industri ini. Tiap tahunnya Perseroan membuka 100 apotek,
dari tahun 2011 hingga 2017 telah mencapai 1.000 apotek di seluruh Indonesia. Perseroan juga
membangun sistem yang terintegrasi antara klinik, apotek, dan laboratorium. Perseroan pada
tahun 2017 telah mendirikan 125 klinik baru dan 2 laboratorium. Sulitnya pedagang baru farmasi
untuk masuk ke pasar dapat dianggap sebagai suatu peluang karena dapat menekan persaingan di
pasar segmen retail.
Prospek Segmen Manajemen Aset
Dalam mengoptimalkan aset, Perseroan melakukan perluasan bisnis secara organik dimana
Perseroan selaku pemilik aset memberikan kuasa pada investor selama perjanjian. Terdapat 2
(dua) jenis aset yang dimiliki Perseroan, yaitu hotel dan rumah sakit. Prospek industri bisnis hotel
dan rumah sakit beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan akibat peningkatan
pendapatan dan teknologi.

2.2.3 Analisis Kuantitatif

Analisis Kuantitatif dilakukan dengan melakukan (i) analisis kinerja historis, (ii) analisis kewajaran
harga dan (iii) analisis uji nilai tambah, yaitu dengan menganalisis proyeksi Laporan Keuangan
Perseroan tanpa dan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi, analisis kelayakan finansial dan
menganalisis Laporan Keuangan Proforma Perseroan per 30 September 2018.

2.2.3.1. Analisis Kinerja Historis

Ikhtisar data keuangan penting Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian


Perseroan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 yang
telah dilakukan penelahaan terbatas oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Hadori Sugiarto Adi &
Rekan dengan kesimpulan tidak ada hal-hal yang menjadi perhatian bahwa laporan keuangan
konsolidasian interim tidak menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, Laporan
Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2017-
2016 yang telah diaudit oleh KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan dengan pendapat Wajar dalam
semua hal yang material dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2015-2014 yang telah diaudit oleh KAP Hendrawinata Eddy Siddharta
& Tanzil dengan pendapat Wajar dalam semua hal yang material.

31
Tabel 2-8 : Penjualan per Segmen Konsolidasian
(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Keterangan 2014* 2015* 2016 2017 2018
Audit Audit Audit Audit Reviu
Penjualan
Penjualan produksi Perseroan
Obat generik 616 772 942 1.072 891
Obat ethical , lisensi dan narkotika 421 575 964 818 524
Obat Over The Counter (OTC) 208 206 267 349 270
Bahan baku (minyak nabati, yodium, dan kina) 157 212 227 265 175
Pil KB dan alat kesehatan 16 11 6 32 31
Subjumlah 1.417 1.776 2.406 2.535 1.891
Potongan penjualan - (106) (100) (128) (136)
Subjumlah 1.417 1.670 2.307 2.407 1.755

Penjualan produksi pihak ketiga


Obat ethical 1.893 1.817 1.963 2.334 1.776
Obat Over The Counter (OTC) 680 788 788 880 892
Alat kesehatan dan lain-lain 287 295 464 278 607
Obat generik 243 291 290 228 273
Subjumlah 3.104 3.191 3.505 3.720 3.548
Jumlah Penjualan 4.521 4.860 5.812 6.127 5.303
*) Disajikan kembali
Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak

Penjualan per segmen Perseroan terdiri atas penjualan produksi Perseroan dan penjualan
produksi pihak ketiga. Penjualan produksi Perseroan terdiri atas penjualan obat generik, obat
ethical, lisensi dan narkotika, obat Over The Counter (OTC), bahan baku (minyak nabati, yodium
dan kina) serta pil KB dan alat kesehatan. Sementara penjualan produksi pihak ketiga terdiri atas
penjualan obat ethical, obat OTC, alat kesehatan dan lain-lain serta obat generik.
Penjualan obat ethical dari produksi pihak ketiga merupakan porsi terbesar dalam penjualan
Perseroan dengan rata-rata sebesar 37,78% selama tahun 2014-2017. Kedua adalah penjualan
obat generik produksi Perseroan dengan rata-rata porsi sebesar 15,80% dan ketiga adalah
penjualan obat OTC dengan rata-rata porsi sebesar 14,80% selama tahun 2014-2017. Hingga per
30 September 2018, penjualan Perseroan didominasi oleh penjualan obat ethical dari produksi
pihak ketiga dengan porsi sebesar 44,66%.

32
Tabel 2-9 : Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Keterangan 2014* 2015* 2016 2017 2018
Audit Audit Audit Audit Reviu
Penjualan bersih 4.521 4.860 5.812 6.127 5.303
Beban pokok penjualan (3.136) (3.324) (3.948) (3.926) (3.362)
Laba Kotor 1.385 1.537 1.864 2.202 1.941

Pendapatan lainnya 48 81 63 126 105


Beban usaha (1.071) (1.227) (1.480) (1.792) (1.562)
Pendapatan (beban) kurs
mata uang asing - bersih 9 0,10 (4) (0,04) (4)
Bagian laba (rugi) investasi
pada entitas asosiasi - (0,05) - - -
Laba Usaha 371 391 443 536 480

Beban keuangan (27) (36) (60) (86) (127)


Laba Sebelum Pajak 344 355 383 450 353

Manfaat (beban) pajak penghasilan (86) (89) (111) (118) (131)


Laba Tahun Berjalan 258 266 272 332 223

Pendapatan (beban)
Komprehensif Lainnya 6 (65) (25) (8) (26)
Pos-pos yang tidak akan
direklasifikasi ke laba rugi :
Selisih aktuaria dan properti investasi - - (33) (10) -
Pengaruh pajak penghasilan - 22 8 3 8
Pengukuran kembali atas program imbalan pasti 8 (87) - - (42)
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan - - - - 8
Pajak penghasilan terkait pos-pos yang
tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi (2) - - - -
Jumlah Pendapatan (beban)
Komprehensif Lainnya 6 (65) (25) (8) (26)
LABA KOMPREHENSIF 264 201 247 324 196
*) Disajikan kembali
Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak

Penjualan Bersih
Penjualan Perseroan selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan secara Compound Annual
Growth Rate (CAGR) sebesar 10,67% per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2016
sebesar 19,57% terutama karena adanya peningkatan penjualan produksi entitas untuk obat
generik dan obat ethical, lisensi dan narkotika.
Hingga per 30 September 2018, penjualan bersih Perseroan sebesar Rp5.303 miliar.
Beban pokok penjualan
Beban pokok penjualan Perseroan terdiri dari biaya produksi manufaktur, biaya pabrikasi, biaya
barang dalam proses dan pembelian barang jadi.
Beban pokok penjualan Perseroan pada 30 September 2018 sebesar Rp3,362 miliar dengan porsi
beban terbesar adalah produksi manufaktur yaitu pemakaian bahan baku.
Porsi beban pokok penjualan Perseroan terhadap penjualan bersih Perseroan selama tahun 2014-
2017 rata-rata sebesar 67,43%. Porsi beban pokok penjualan Perseroan terhadap penjualan
bersih Perseroan pada 30 September 2018 sebesar 63,40% (untuk periode 9 (sembilan) bulan).

33
Laba Kotor
Hingga periode 30 September 2018, laba kotor Perseroan sebesar Rp1.941 miliar. Selama tahun
2014-2017, marjin laba kotor Perseroan rata-rata sebesar 32,57% dan per 30 September 2018
marjin laba kotor Perseroan sebesar 36,60% (untuk periode 9 (sembilan) bulan).
Beban Usaha
Beban usaha Perseroan selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan sebesar 18,70% per
tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebesar 21,10% terutama karena adanya
peningkatan beban promosi serta gaji dan kesejahteraan karyawan. Hingga per 30 September
2018, beban usaha Perseroan sebesar Rp1.562 miliar didominasi oleh beban gaji dan
kesejahteraan karyawan.
Laba Usaha
Hingga periode 30 September 2018, laba usaha Perseroan sebesar Rp480 miliar. Marjin laba
usaha Perseroan selama tahun 2014-2017 rata-rata sebesar 8,15% dan per 30 September 2018
marjin laba usaha Perseroan sebesar 9,05% (untuk periode 9 (sembilan) bulan).
Laba Tahun Berjalan
Hingga periode 30 September 2018, laba tahun berjalan Perseroan sebesar Rp223 miliar. Marjin
laba tahun berjalan Perseroan selama tahun 2014-2017 rata-rata sebesar 5,31% dan per
30 September 2018 marjin laba tahun berjalan Perseroan sebesar 4,20% (untuk periode 9
(sembilan) bulan).
Laba Komprehensif
Hingga periode 30 September 2018, laba komprehensif Perseroan sebesar Rp196 miliar. Marjin
laba komprehensif Perseroan selama tahun 2014-2017 rata-rata sebesar 4,87% dan per 30
September 2018 marjin laba komprehensif Perseroan sebesar 4,50% (untuk periode 9 (sembilan)
bulan).

34
Tabel 2-10 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Keterangan 2014* 2015* 2016 2017 2018
Audit Audit Audit Audit Reviu
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas 573 461 648 990 1.364
Piutang usaha
Pihak ketiga 471 511 651 849 1.636
Pihak berelasi 44 45 59 81 111
Piutang lain-lain 10 21 23 49 100
Persediaan 687 742 967 1.192 1.759
Uang muka 3 6 24 92 109
Pajak dibayar dimuka 208 251 443 297 379
Biaya dibayar dimuka 43 64 92 112 120
Jumlah Aset Lancar 2.040 2.101 2.907 3.662 5.578

Aset Tidak Lancar


Investasi pada entitas asosiasi 166 166 165 165 165
Piutang lain-lain jangka panjang 0,12 0,10 3 3 3
Aset tetap 562 674 1.007 1.688 2.248
Aset properti investasi 250 267 275 324 324
Aset belum digunakan 9 9 0,18 0,18 0,18
Beban ditangguhkan 1 1 1 0,45 0,43
Aset tak berwujud 3 6 5 7 74
Aset lain-lain 148 182 220 221 188
Aset pajak tangguhan 15 29 31 26 43
Jumlah Aset Tidak Lancar 1.154 1.334 1.706 2.434 3.044
JUMLAH ASET 3.195 3.435 4.613 6.096 8.623
*) Disajikan kembali
Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak

Jumlah Aset
Jumlah aset Perseroan, selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan sebesar 24,03% per
tahun. Peningkatan jumlah aset tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebesar 34,29% terutama
karena adanya peningkatan pada aset tetap, persediaan, pajak dibayar di muka, kas dan setara
kas serta piutang usaha Perseroan.
Pada 30 September 2018, jumlah aset Perseroan sebesar Rp8.623 miliar meningkat sebesar
41,45% dibanding pada 31 Desember 2017 sebesar Rp6.096 miliar terutama karena adanya
peningkatan pada piutang usaha pihak ketiga, persediaan, aset tetap serta kas dan setara kas.
Jumlah aset Perseroan pada 30 September 2018 didominasi oleh aset lancar terutama
dikontribusi oleh persediaan dan piutang usaha serta kas dan setara kas.

35
Tabel 2-11 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)
(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Keterangan 2014* 2015* 2016 2017 2018
Audit Audit Audit Audit Reviu
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Pinjaman jangka menengah - 200 - 300 -
Utang usaha
Pihak ketiga 490 522 865 844 1.059
Pihak berelasi 15 9 30 35 20
Utang bank 132 120 443 831 2.403
Utang pajak 49 36 35 59 68
Uang muka dari pelanggan 1 3 2 0,42 -
Biaya yang masih harus dibayar 131 154 258 240 150
Utang sewa pembiayaan 2 2 1 2 2
Liabilitas lancar lainnya 35 47 61 57 56
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 855 1.093 1.696 2.370 3.758

Liabilitas Jangka Panjang


Liabilitas imbalan pasca kerja 234 284 267 268 315
Pinjaman bank jangka panjang - - 75 486 764
Pinjaman jangka menengah 200 - 300 400 1.000
Utang sewa pembiayaan 3 2 3 1 6
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 437 286 645 1.154 2.085
JUMLAH LIABILITAS 1.292 1.378 2.341 3.524 5.842

EKUITAS
Modal saham 555 555 555 555 555
Tambahan modal disetor 10 10 10 10 10
Tambahan modal disetor lainnya 44 44 44 67 67
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 946 1.133 1.330 1.619 1.848
Belum ditentukan penggunaannya
Tahun lalu 63 75 75 - -
Tahun berjalan 235 249 267 327 225
Komponen ekuitas lainnya 29 (36) (61) (69) (95)
Kepentingan non pengendali 22 26 50 62 169
JUMLAH EKUITAS 1.903 2.057 2.271 2.573 2.781
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 3.195 3.435 4.613 6.096 8.623
*) Disajikan kembali
Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak

Jumlah Liabilitas
Selama tahun 2014-2017, jumlah liabilitas Perseroan, mengalami peningkatan sebesar 39,73% per
tahun. Peningkatan tertinggi jumlah liabilitas terjadi pada tahun 2016 sebesar 69,86% terutama
karena adanya peningkatan pada utang bank dan pinjaman bank jangka panjang, utang usaha
pihak ketiga serta pinjaman jangka menengah.
Pada 30 September 2018, jumlah liabilitas Perseroan tercatat sebesar Rp5.842 miliar meningkat
sebesar 65,80% dibanding pada 31 Desember 2017 sebesar Rp3.524 miliar terutama karena
adanya peningkatan pada utang bank dan pinjaman bank jangka panjang. Jumlah liabilitas
Perseroan pada 30 September 2018 didominasi oleh liabilitas jangka pendek dengan porsi sebesar
64,32% terutama dikontribusi oleh utang bank dan pinjaman jangka menengah.
Selama tahun 2014-2017 rasio jumlah liabilitas terhadap jumlah aset sebesar 47,28% dan pada 30
September 2018 rasio jumlah liabilitas terhadap jumlah aset sebesar 67,75%.

36
Jumlah Ekuitas
Jumlah ekuitas Perseroan selama tahun 2014-2017, mengalami peningkatan sebesar 10,57% per
tahun. Peningkatan jumlah ekuitas tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebesar 13,26% terutama
karena adanya peningkatan pada saldo laba yang ditentukan penggunaannya. Pada 30 September
2018, jumlah ekuitas Perseroan sebesar Rp2.781 miliar meningkat 8,09% dibanding pada
31 Desember 2017 sebesar Rp2.573 miliar terutama karena adanya peningkatan pada saldo laba
yang ditentukan penggunaannya.
Tabel 2-12 : Laporan Arus Kas Konsolidasian
(dalam miliar Rupiah)
31 Desember 30 September
Keterangan 2014* 2015* 2016 2017 2018
Audit Audit Audit Audit Reviu
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan 4.859 5.160 6.046 6.227 4.912
Pembayaran kepada pemasok (3.213) (3.486) (4.101) (4.453) (4.151)
Pembayaran kepada karyawan (768) (839) (1.000) (1.099) (996)
Pembayaran beban usaha (607) (689) (763) (1.002) (770)
Pembayaran bunga (22) (36) (63) (86) (129)
Pembayaran pajak penghasilan (50) (68) (73) (71) (132)
Jaminan bank (0,87) 0,22 0,63 (0,02) 0,18
Restitusi pajak 61 102 118 400 218
Penerimaan operasi lain-lain 29 32 34 89 46
Kas Bersih (Digunakan untuk)
Diperoleh dari Aktivitas Operasi 286 176 198 5 (1.002)

Arus Kas dari Aktivitas Investasi


Penerimaan bunga 7 12 8 16 28
Perolehan aset tetap
Aset tetap (102) (146) (370) (752) (618)
Beban tangguhan (86) (107) (123) (65) (65)
Hasil penjualan aset tetap 15 1,12 0,78 0,34 1
Penambahan biaya tangguhan
eksplorasi dan pengembangan - (0,43) - - -
Investasi pada entitas asosiasi (165) - - - -
Aset lainnya - - - (19) -
Aset tak berwujud (0,16) (3) (2) (1,48) (47)
Penerimaan dividen - 15 7 12 21
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (332) (229) (479) (810) (681)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan


Penambahan utang bank jangka panjang - - 75 411 278
Penambahan (pembayaran) utang bank
jangka pendek 84 (11) 323 387 1.572
Penambahan utang jangka menengah 200 - 100 400 300
Pembayaran dividen (54) (47) (50) (53) (98)
Angsuran utang sewa pembiayaan (1,47) (2) (1,19) (4) (1)
Kepentingan non pengendali (4) - 21 7 6
Kas Bersih Diperoleh dari
(Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan 224 (60) 468 1.147 2.057

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 179 (112) 187 342 374
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE 394 573 461 648 990
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE 573 461 648 990 1.364
*) Disajikan kembali
Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak

37
Aktivitas Operasi
Selama tahun 2014-2017, Perseroan mencatat adanya kas diperoleh dari aktivitas operasi. Kas
tertinggi diperoleh Perseroan dari aktivitas operasi terjadi pada tahun 2014 dengan jumlah Rp286
miliar terutama karena adanya penerimaan kas dari pelanggan.
Pada 30 September 2018, tercatat kas yang digunakan untuk aktivitas operasi sebesar Rp1.002
miliar terutama untuk pembayaran kepada pemasok.
Aktivitas Investasi
Selama tahun 2014-2017, Perseroan mencatat adanya kas yang digunakan untuk aktivitas
investasi. Kas terbesar yang digunakan untuk aktivitas investasi terjadi pada tahun 2017, yaitu
sebesar Rp810 miliar terutama karena adanya perolehan aset tetap.
Pada 30 September 2018, tercatat kas yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp681
miliar terutama karena adanya perolehan aset tetap.
Aktivitas Pendanaan
Selama tahun 2014-2017, Perseroan mencatat adanya kas tertinggi yang diperoleh dari aktivitas
pendanaan pada tahun 2017 sebesar Rp1.147 miliar terutama karena penambahan utang bank
jangka panjang dan jangka pendek serta penambahan utang jangka menengah. Sementara itu, kas
yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat pada tahun 2015 sebesar Rp60 miliar
terutama untuk pembayaran dividen.
Pada 30 September 2018, tercatat kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp2.057
terutama karena adanya penambahan utang bank jangka pendek.

38
Tabel 2-13 : Rasio Keuangan Perusahaan
31 Desember 30 September Rata-rata
Keterangan
2014 2015 2016 2017 2018** 2014-2017
Rasio Pertumbuhan*
Penjualan bersih n/a 7,51% 19,57% 5,44% 15,39% 10,67%
Beban usaha n/a 14,53% 20,60% 21,10% 16,23% 18,70%
Jumlah Aset n/a 7,52% 34,29% 32,16% 41,45% 24,03%
Jumlah Liabilitas n/a 6,71% 69,86% 50,51% 65,80% 39,73%
Jumlah Ekuitas n/a 8,07% 10,45% 13,26% 8,09% 10,57%

Segmen Penjualan
Penjualan produksi Perseroan
Obat generik 13,62% 15,88% 16,20% 17,49% 22,41% 15,80%
Obat ethical, lisensi dan narkotika 9,31% 11,83% 16,59% 13,34% 13,17% 12,77%
Obat Over The Counter (OTC) 4,60% 4,24% 4,60% 5,69% 6,78% 4,78%
Bahan baku (minyak nabati, yodium, dan kina) 3,47% 4,36% 3,90% 4,33% 4,41% 4,01%
Pil KB dan alat kesehatan 0,35% 0,22% 0,11% 0,53% 0,77% 0,30%
Penjualan produksi pihak ketiga
Obat ethical 41,86% 37,38% 33,77% 38,09% 44,66% 37,78%
Obat Over The Counter (OTC) 15,05% 16,22% 13,56% 14,36% 22,44% 14,80%
Alat kesehetan dan lain-lain 6,36% 6,06% 7,99% 4,54% 15,25% 6,24%
Obat generik 5,38% 5,99% 4,99% 3,72% 6,86% 5,02%

Rasio Profitabilitas
Beban Pokok Penjualan 69,35% 68,38% 67,93% 64,07% 63,40% 67,43%
Margin Laba Kotor 30,65% 31,62% 32,07% 35,93% 36,60% 32,57%
Margin Laba Usaha 8,20% 8,05% 7,62% 8,74% 9,05% 8,15%
Margin EBITDA 9,68% 9,73% 9,31% 10,67% 10,06% 9,85%
Margin Laba Tahun Berjalan 5,70% 5,46% 4,67% 5,41% 4,20% 5,31%
Margin Laba Komprehensif 5,84% 4,13% 4,25% 5,29% 4,50% 4,87%
Jumlah Ekuitas terhadap Jumlah Aset 59,57% 59,87% 49,24% 42,20% 32,25% 52,72%
Return on Asset (ROA)*** 8,07% 7,61% 5,80% 5,36% 3,69% 6,11%
Return on Equity (ROE)*** 14,59% 13,20% 12,36% 13,70% 10,67% 12,90%
Return on Investment (ROI)*** 11,61% 11,38% 9,60% 8,79% 4,27% 9,13%

Rasio Likuiditas
Current ratio (x) 2,39 1,92 1,71 1,55 1,48 1,89
Quick ratio (x) 1,58 1,24 1,14 1,04 1,02 1,25

Rasio Solvabilitas
Jumlah Liabilitas terhadap Jumlah Aset 40,43% 40,13% 50,76% 57,80% 67,75% 47,28%
Jumlah Liabilitas terhadap Jumlah Ekuitas 67,88% 67,02% 103,07% 136,97% 210,09% 93,74%
Utang Jangka Panjang terhadap Jumlah Liabilitas 33,82% 20,73% 27,55% 32,75% 35,68% 28,71%
Debt to Asset Ratio (DAR) (x) 0,11 0,09 0,18 0,33 0,48 0,18
Debt to Equity Ratio (DER) (x) 0,18 0,16 0,36 0,79 1,50 0,37

Rasio Aktivitas
Perputaran Aset (x)*** 1,47 1,47 1,48 1,28 0,82 1,42
Perputaran Piutang usaha (hari) 42 42 45 55 90 46
Perputaran Persediaan (hari) 80 82 89 111 143 90
Perputaran Utang usaha (hari) 59 58 83 82 88 70
*) Dihitung berdasarkan CAGR periode 2014-2017
**) Laporan Laba Rugi Disetahunkan
***) Berdasarkan Laporan Tahunan Perseroan
Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak, diolah

Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan operasional suatu perusahaan dalam mengelola
aset-asetnya dengan tujuan akhir mengoptimalkan pengembalian yang dapat diperoleh para
penyedia modal (capital providers). Profitabilitas Perseroan diukur dengan rasio imbal hasil aset
(Return On Asset/ ROA), rasio imbal hasil ekuitas (Return On Equity/ ROE) dan imbal hasil investasi
(Return On Investment).
Tingkat profitabilitas Perseroan tahun 2014-2017, sebagai berikut; rata-rata ROA sebesar 6,11%,
rata-rata ROE sebesar 12,90% dan rata-rata ROI sebesar 9,13%.
Pada 30 September 2018, ROA, ROE dan ROI Perseroan masing-masing sebesar 3,69%, 10,67%

39
dan 4,27%%.
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban-
kewajibannya yang akan jatuh tempo. Likuiditas Perseroan diukur dengan menggunakan current
ratio dan quick ratio.
Untuk tahun 2014-2017, rata-rata current ratio dan quick ratio Perseroan masing-masing sebesar
1,89x dan 1,25x.
Pada 30 September 2018, current ratio dan quick ratio Perseroan masing-masing sebesar 1,48x
dan 1,02x.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban
(jangka pendek maupun jangka panjang). Solvabilitas Perseroan diukur dengan menggunakan
(Debt to Assets Ratio/ DAR), (Debt to Equity Ratio/ DER) dan utang jangka panjang terhadap
jumlah liabilitas.
Rata-rata DAR dan DER serta utang jangka panjang terhadap jumlah liabilitas Perseroan untuk
tahun 2014-2017 sebagai berikut; rasio DAR sebesar 0,18x dan rasio DAR sebesar 0,37x serta
utang jangka panjang terhadap jumlah liabilitas sebesar 28,71%.
Pada 30 September 2018, DAR dan DER serta utang jangka panjang terhadap jumlah liabilitas
Perseroan masing-masing sebesar 0,48x, 1,50x dan 35,68%.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset-aset yang
dimilikinya. Rasio aktivitas Perseroan diukur dengan rasio turnover. Rasio ini menunjukkan waktu
yang diperlukan perusahaan dalam mengkonversi aset-aset yang dimilikinya menjadi pendapatan
yang menghasilkan uang kas dan periode pembayaran hutang Perseroan.
Secara umum, rata-rata rasio aktivitas Perseroan untuk tahun 2014-2017 sebagai berikut; rasio
perputaran aset sebesar 1,42x rasio perputaran piutang usaha sebesar 46 hari, rasio perputaran
persediaan sebesar 90 hari dan rasio perputaran utang usaha sebesar 70 hari.
Pada 30 September 2018, rasio perputaran aset sebesar 0,82x, rasio perputaran piutang usaha
sebesar 90 hari, rasio perputaran persediaan sebesar 143 hari dan rasio perputaran utang usaha
sebesar 88 hari.

2.2.3.2. Analisis Kewajaran

Analisis kewajaran terhadap harga Rencana Transaksi dilakukan dengan membandingkan Harga
Rencana Transaksi berdasarkan Draft Perjanjian Pengambilalihan antara Perseroan dan RNI,
dengan Nilai Pasar Wajar Saham Phapros dan Anak Perusahaan berdasarkan laporan penilai
independen.
Kami mengacu pada Laporan Penilaian Saham Phapros dan Anak Perusahaan oleh RSR. Penilai
usaha pada RSR, yaitu Rudi M. Safrudin, MAPPI (Cert.) merupakan penilai publik dengan
kualifikasi Bisnis dengan izin No. B-1.10.00269 dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar
modal di OJK sesuai dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dengan
No. STTD.PB-23/PM.2/2018.
• Berdasarkan Laporan Penilaian Saham Phapros dan Anak Perusahaan, No. 00003/2.0095-
00/BS/09/0269/1/I/2019 tanggal 25 Januari 2019, oleh RSR:
Di dalam melakukan penilaian Nilai Pasar Wajar 56,77% saham Phapros dan Entitas Anak,
kami mengestimasi terlebih dahulu Indikasi Nilai Pasar 100% Saham Phapros dan masing-

40
masing Entitas Anak per 30 September 2018 dengan mengaplikasikan metode penilaian yang
digunakan dan Tingkat Rata-rata Tertimbang Biaya Kapital (Weighted Average Cost of Capital
- WACC) berdasarkan kegiatan usaha dan premis penilaian masing-masing perusahaan.
Kami menerapkan Control Premium sebesar 30,00% untuk GCM, mengingat saham yang
diperdagangkan pada perusahaan pembanding merupakan saham minoritas yang tidak
mempunyai kendali. Kami juga mengaplikasikan Discount for Lack of Marketability (“DLOM”)
sebesar 20,00% karena Phapros sebagai perusahaan terbuka yang sahamnya baru
diperdagangkan di BEI pada tanggal 26 Desember 2018 dan belum menunjukkan tingkat
perdagangan yang aktif dengan volume yang signifikan.
Setelah diperoleh Nilai Pasar Wajar 100% Saham Phapros dan masing-masing Entitas Anak
sesuai dengan metode penilaian, tingkat WACC yang digunakan, Nilai Pasar Wajar Phapros
dan Entitas Anak kemudian ditentukan dengan menambahkan Nilai Pasar Wajar masing-
masing Entitas Anak sesuai kepemilikan Phapros kepada Nilai Pasar Wajar 100% Saham
Phapros.
Dengan mengaplikasikan pendekatan pendapatan, pendekatan pasar dan pendekatan aset,
Nilai Pasar Wajar 56,77% Saham Phapros dan Anak Perusahaan per tanggal 30 September
2018 adalah sebesar Rp1.361.770.000.000,00 (dibulatkan) (Satu Triliun Tiga Ratus Enam
Puluh Satu Miliar Tujuh Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah).
• Berdasarkan Draft Perjanjian Pengambilalihan antara Perseroan dan RNI, Harga Rencana
Transaksi adalah sebesar Rp1.361.000.000.000,00 (Satu Triliun Tiga Ratus Enam Puluh Satu
Miliar Rupiah).
Berikut dibawah ini adalah tabel kewajaran Harga Rencana Transaksi terhadap hasil penilaian dari
Penilai Independen:

% Harga Transaksi Kewajaran: Harga Transaksi


Objek Transaksi Harga Rencana Transaksi Nilai Pasar Wajar terhadap Nilai Berada dalam kisaran +/- 7,5 %
Pasar Wajar Nilai Pasar Wajar

476.901.860 Saham Rp1.361.000.000.000 Rp1.361.770.000.000 -0,06% Wajar

Dengan membandingkan Harga Rencana Transaksi dengan Nilai Pasar Wajar Phapros dan Anak
Perusahaan, maka Rencana Transaksi adalah wajar karena Harga Rencana Transaksi berada dalam
kisaran kewajaran batas atas dan batas bawah dari Nilai Pasar Wajar Phapros dan Anak
Perusahaan sebesar 7,5% sesuai Peraturan No. VIII.C.3 Pasal 12, e, 2.

2.2.3.3. Uji Nilai Tambah

Analisis uji nilai tambah Transaksi dilakukan dengan melakukan (i) analisis terhadap Laporan
Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan, (ii) analisis kelayakan finansial dan (ii) analisis
proyeksi keuangan Perseroan tanpa dan dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi.
1. Analisis terhadap Laporan Keuangan Proforma Perseroan per tanggal 30 September 2018,
berdasarkan Laporan Informasi Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan dan anak
perusahaan per 30 September 2018, yang telah dilakukan asurans oleh KAP Hadori Sugiarto
Adi & Rekan.
Ringkasan Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Interim dan Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian Interim Perseroan tanggal 30 September 2018
dan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal tersebut yang dikutip dari
laporan keuangan yang telah direviu oleh KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan dengan
kesimpulan wajar pada tanggal 12 Nopember 2018.

41
Ringkasan Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Interim dan Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian Interim Phapros dan Anak Perusahaan tanggal
30 September 2018 dan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal tersebut
yang dikutip dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat,
Arsono, Retno, Palilingan & Rekan dengan opini wajar tanpa modifikasian pada tanggal 13
Nopember 2018.
Berikut adalah asumsi yang digunakan dalam penyusunan informasi keuangan konsolidasian
proforma:
• Harga pembelian saham tersebut didasarkan pada penilaian saham Phapros yang
dilakukan oleh penilai independen KJPP Ruky, Safrudin & Rekan. Berdasarkan laporan
penilai independen No. 00003/2.0095-00/BS/09/0269/1/I/2019 tanggal 25 Januari 2019,
nilai pasar wajar 100% saham Phapros dan Anak Perusahaan sebesar Rp2.398.572.649
ribu. Nilai pasar wajar atas rencana transaksi pengambilalihan 56,77% saham Phapros dan
Anak Perusahaan sejumlah 476.901.860 saham adalah sebesar Rp1.361.770.000 ribu.
• Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Bersyarat antara Perseroan, RNI dan Phapros, yang dibuat
pada tanggal 13 Februari 2019, Pengambilalihan 56,77% saham Phapros dan Anak
Perusahaan sejumlah 476.901.860 saham adalah milik RNI dengan harga sebesar
Rp1.361.000.000 ribu.
• Dana yang digunakan untuk pengambilalihan dimaksud menggunakan dana internal dan
pinjaman eksternal masing-masing sebesar Rp.836.000.000 ribu dan Rp525.000.000 ribu.
• Kombinasi bisnis melalui akuisisi saham 56,77% dari aset bersih Phapros dicatat sesuai
dengan PSAK No. 38 tentang “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”. Hal ini
dimungkinkan, karena kombinasi bisnis ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian yang sama
yaitu Badan Usaha Milik Negara. Selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah
tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali di ekuitas di catat
dalam pos “tambahan modal disetor” dengan perhitungan sebagai berikut:
Rp
Jumlah Aset 1.769.112.539
Jumlah Liabilitas (963.803.090)
Aset Bersih 805.309.449

Porsi Pengambilalihan (56,77%) 457.174.174


Imbalan yang Dialihkan 1.361.000.000
Tambahan Modal Disetor 903.825.826

42
Tabel 2-14 : Laporan Laba Rugi Konsolidasian Proforma
(dalam ribu Rupiah)
Perseroan Phapros Perseroan
Penyesuaian dan
Keterangan 30 Sept 2018 30 Sept 2018 30 Sept 2018
Eliminasi
Reviu Audit Proforma
Penjualan bersih 5.302.937.197 697.162.131 (30.830.227) 5.969.269.101
Beban pokok penjualan (3.361.835.293) (286.150.407) 30.830.227 (3.617.155.473)
Laba Bruto 1.941.101.904 411.011.724 - 2.352.113.628

Beban penjualan (967.940.583) (191.866.344) (1.159.806.927)


Beban umum dan administrasi (594.143.728) (78.871.463) (673.015.191)
Selisih kurs - net (3.787.096) (315.954) (4.103.050)
Beban keuangan (126.620.219) (22.496.211) (149.116.430)
Penghasilan keuangan 27.678.155 843.296 28.521.451
Penghasilan lain-lain 76.972.777 9.886.893 86.859.670
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 353.261.210 128.191.941 - 481.453.151

Manfaat (beban) pajak penghasilan


Pajak kini (139.338.905) (32.388.919) (171.727.824)
Pajak tangguhan 8.640.875 (77.050) 8.563.825
Jumlah beban pajak penghasilan (130.698.030) (32.465.969) - (163.163.999)
Laba Periode Berjalan 222.563.180 95.725.972 - 318.289.152

Penghasilan Komprehensif Lain


Pos yang tidak akan
direklasifikasi ke laba rugi
Keuntungan aktuaria dari manfaat
program pensiun pasti (42.263.041) 8.567.888 (33.695.153)
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan 8.347.420 - 8.347.420
Pengaruh pajak penghasilan 7.585.163 (2.141.972) 5.443.191
Penghasilan komprehensif lain (26.330.458) 6.425.916 - (19.904.542)
Jumlah Laba Komprehensif 196.232.722 102.151.888 - 298.384.610
Laba yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik perusahaan 225.449.927 95.725.972 365.336.160
Kepentingan non-pengendali (2.886.747) - (44.160.261) (47.047.008)
Jumlah 222.563.180 95.725.972 (44.160.261) 318.289.152

Jumlah penghasilan komprehensif


yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik perusahaan 195.544.301 102.151.888 341.856.450
Kepentingan non-pengendali 688.421 - (44.160.261) (43.471.840)
Jumlah 196.232.722 102.151.888 (44.160.261) 298.384.610

43
Tabel 2-15 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma
(dalam ribu Rupiah)
Perseroan Phapros Perseroan
Penyesuaian dan
Keterangan 30 Sept 2018 30 Sept 2018 30 Sept 2018
Eliminasi
Reviu Audit Proforma
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 1.363.622.617 15.892.645 (836.000.000) 543.515.262
Piutang usaha
Pihak ketiga 1.635.860.058 17.387.032 1.653.247.090
Pihak berelasi 111.088.217 469.133.731 (9.556.670) 570.665.278
Piutang lain-lain 100.282.140 78.180 100.360.320
Persediaan 1.759.386.869 345.939.352 2.105.326.221
Uang muka 108.896.292 88.038.958 196.935.250
Pajak dibayar dimuka 379.104.035 66.675.366 445.779.401
Biaya dibayar dimuka 120.200.193 5.675.111 125.875.304
Jumlah Aset Lancar 5.578.440.421 1.008.820.375 (845.556.670) 5.741.704.126

ASET TIDAK LANCAR


Investasi jangka panjang 165.000.000 19.633.181 184.633.181
Piutang lain-lain jangka panjang 3.379.824 - 3.379.824
Aset tetap 2.247.690.789 635.796.390 2.883.487.179
Aset properti investasi 323.837.114 - 323.837.114
Aset belum digunakan 180.000 - 180.000
Beban ditangguhkan 426.621 - 426.621
Aset takberwujud 73.764.143 4.240.550 78.004.693
Aset pajak tangguhan 42.600.662 16.202.439 58.803.101
Goodwill - 83.166.262 83.166.262
Aset lain-lain 187.513.558 1.253.342 188.766.900
Jumlah Aset Tidak Lancar 3.044.392.711 760.292.164 - 3.804.684.875
JUMLAH ASET 8.622.833.132 1.769.112.539 (845.556.670) 9.546.389.001

44
Tabel 2-16 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Proforma (lanjutan)
(dalam ribu Rupiah)
Perseroan Phapros Perseroan
Penyesuaian dan
Keterangan 30 Sept 2018 30 Sept 2018 30 Sept 2018
Eliminasi
Reviu Audit Proforma
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
Pihak ketiga 1.058.896.418 221.439.172 1.280.335.590
Pihak berelasi 20.151.523 74.676.632 (9.556.670) 85.271.485
Utang bank 2.403.025.977 269.967.087 525.000.000 3.197.993.064
Utang pajak 68.302.398 6.560.289 74.862.687
Medium Term-Notes - 200.000.000 200.000.000
Beban akrual 149.584.235 35.299.382 184.883.617
Utang jangka panjang - bagian lancar 1.712.265 10.781.994 12.494.259
Utang dividen - 13.849.563 13.849.563
Liabilitas lancar lainnya 55.906.985 23.010.291 78.917.276
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 3.757.579.801 855.584.410 515.443.330 5.128.607.541

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Medium Term-Notes 1.000.000.000 - 1.000.000.000
Pinjaman jangka panjang 763.505.358 23.909.061 787.414.419
Liabilitas imbalan pasca kerja 314.971.091 79.940.455 394.911.546
Utang sewa pembiayaan 6.057.155 - 6.057.155
Liabilitas pajak tangguhan - 4.369.164 4.369.164
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2.084.533.604 108.218.680 - 2.192.752.284
JUMLAH LIABILITAS 5.842.113.405 963.803.090 515.443.330 7.321.359.825

EKUITAS
Modal disetor 555.400.000 84.000.000 (84.000.000) 555.400.000
Tambahan modal disetor 77.520.935 17.139.103 (920.964.929) (826.304.891)
Saldo laba 2.073.234.182 499.843.465 (499.843.465) 2.073.234.182
Komponen ekuitas lain (94.846.378) 114.872.001 (114.872.001) (94.846.378)
Kepentingan non pengendali 169.410.988 89.454.880 258.680.395 517.546.263
JUMLAH EKUITAS 2.780.719.727 805.309.449 (1.361.000.000) 2.225.029.176
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 8.622.833.132 1.769.112.539 (845.556.670) 9.546.389.001

Berikut adalah analisis singkat atas laporan keuangan konsolidasian proforma Perseroan per
30 September 2018:
• Proforma aset lancar Perseroan secara keseluruhan mengalami peningkatan.
Meskipun Kas dan setara kas Perseroan yang mengalami penurunan sehubungan
dengan pendanaan Rencana Transaksi namun Proforma aset lancar Perseroan
mengalami peningkatan yang berasal dari konsolidasi akun-akun Phapros ke dalam
Perseroan;
• Secara keseluruhan proforma Jumlah Aset Perseroan setelah Rencana Transaksi
mengalami peningkatan yang berasal dari konsolidasi akun-akun Phapros ke dalam
Perseroan;
• Dari sisi liabililtas, proforma liabilitas jangka pendek Perseroan mengalami
peningkatan sehubungan dengan pendanaan Rencana Transaksi serta akibat
konsolidasi akun-akun Phapros ke dalam Perseroan;
• Secara keseluruhan proforma Jumlah Liabilitas Perseroan setelah Rencana Transaksi
mengalami peningkatan yang berasal dari konsolidasi akun-akun Phapros ke dalam
Perseroan;
• Dari sisi ekuitas, proforma Jumlah Ekuitas Perseroan mengalami penurunan yang
berasal dari selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan (Harga Rencana Transaksi)

45
dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali yang
di catat di ekuitas dalam pos “tambahan modal disetor”, sesuai dengan PSAK No.38.
• Laporan Laba Rugi Perseroan mengalami peningkatan yang berasal dari konsolidasi
dan eliminasi akun-akun Phapros ke dalam Perseroan sehubungan dengan
dilaksanakanya Rencana Transaksi.

2. Analisis Kelayakan Finansial


Analisis kelayakan Rencana Transaksi dilakukan dari aspek finansial dengan menghitung NPV
(Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return) atas Rencana Transaksi.
Dasar perhitungan kelayakan secara finansial adalah dengan membandingkan antara Harga
Rencana Transaksi sebagai biaya investasi (investment cost) dan proyeksi dividen untuk
periode 2019 – 2053 dari Phapros yang telah disesuaikan dengan bagian kepemilikan
Perseroan yang diasumsikan sebagai potensi pertambahan arus kas kepada Perseroan.
Dengan membandingkan antara Harga Rencana Transaksi terhadap potensi pertambahan
arus kas yang didasarkan pada proyeksi dividen dari Phapros yang telah disesuaikan, dengan
tingkat perpetuitas sebesar 5% dan Biaya Ekuitas (Cost of Equity - CoE) sebesar 12,20%, maka
dihasilkan NPV sebesar Rp606 miliar dan IRR sebesar 15,19%.
(dalam miliar Rupiah)
Keterangan Okt-Des 2018 Des-19 Des-20 Des-21 Des-22 Des-23 Des-24
Dividen Phapros dan Anak Perusahaan
Arus Kas Bersih (1.361) 66 64 90 112 186 134

Keterangan Des-25 Des-26 Des-27 Des-28 Des-29 Des-30 Des-31


Dividen Phapros dan Anak Perusahaan
Arus Kas Bersih 214 227 231 242 272 287 304

Keterangan Des-32 Des-33 Des-34 Des-35 Des-36 Des-37 Des-38


Dividen Phapros dan Anak Perusahaan
Arus Kas Bersih 324 340 360 380 384 407 438

Keterangan Des-39 Des-40 Des-41 Des-42 Des-43 Des-44 Des-45


Dividen Phapros dan Anak Perusahaan
Arus Kas Bersih 469 495 524 553 582 613 628

Keterangan Des-46 Des-47 Des-48 Des-49 Des-50 Des-51 Des-52


Dividen Phapros dan Anak Perusahaan
Arus Kas Bersih 664 715 753 793 836 880 923

Keterangan Des-53
Dividen Phapros dan Anak Perusahaan
Arus Kas Bersih 974
Terminal Value 14.217
Nilai Rencana Transaksi (miliar Rp)* (1.361)
NPV (Kumulatif Nilai Kini Arus Kas) 606
IRR 15,19%

*) Sesuai Harga Transaksi 56,77% saham Phapros

Dengan demikian, Rencana Transaksi secara finansial adalah Layak karena NPV yang
diperoleh positif sebesar Rp606 miliar dan IRR yang lebih besar dari CoE
3. Analisis Proyeksi Keuangan Perseroan Dengan dan Tanpa Rencana Transaksi
Analisis proyeksi Keuangan Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi untuk periode
2018-2022:

46
Tabel 2-17 : Proyeksi Laporan Laba Rugi Perseroan Dengan dan Tanpa Rencana Transaksi
(dalam miliar Rupiah)
Proyeksi Tanpa Rencana 2018 2019 2020 2021 2022
Transaksi Okt - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des
Penjualan Bersih 2.894 10.971 13.802 16.533 19.133
Beban Pokok Penjualan *) (1.962) (6.809) (8.522) (10.127) (11.492)
Laba Bruto 932 4.162 5.281 6.406 7.641
Beban Penjualan dan G&A (692) (3.039) (3.837) (4.649) (5.551)
EBITDA 264 1.270 1.681 2.069 2.489
Depresiasi (24) (147) (237) (313) (398)
Laba Usaha 240 1.123 1.443 1.757 2.091
Beban Keuangan (67) (439) (523) (535) (518)
Laba Sebelum Pajak 173 684 921 1.221 1.572
Pajak 6 (171) (230) (305) (393)
Laba Bersih 179 513 690 916 1.179
*) tidak termasuk depresiasi

Proyeksi Dengan Rencana 2018 2019 2020 2021 2022


Transaksi Okt - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des
Penjualan Bersih 2.894 11.785 15.590 18.752 21.837
Beban Pokok Penjualan *) (1.962) (7.494) (9.261) (11.035) (12.621)
Laba Bruto 932 4.290 6.329 7.716 9.215
Beban Penjualan dan G&A (692) (3.275) (4.545) (5.556) (6.648)
EBITDA 264 1.232 2.135 2.636 3.182
Depresiasi (24) (217) (351) (475) (615)
Laba Usaha 240 1.015 1.784 2.161 2.567
Beban Keuangan (67) (341) (575) (577) (529)
Laba Sebelum Pajak 173 674 1.209 1.583 2.038
Pajak 6 (193) (302) (396) (509)
Laba Bersih 179 481 907 1.188 1.528
*) tidak termasuk depresiasi

Sumber : Manajemen Perseroan

47
Tabel 2-18 : Proyeksi Laporan Posisi Keuangan Perseroan Dengan dan Tanpa Rencana
Transaksi
(dalam miliar Rupiah)
2018 2019 2020 2021 2022
Proyeksi Tanpa Rencana Transaksi
Okt - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des
Aset
Aset Lancar 3.731 4.226 4.251 3.932 3.750
Investment in Associates 186 186 186 186 186
Aset Tetap 5.355 6.394 7.127 7.876 8.561
Aset Lain-lain 678 678 678 678 678
Akuisisi - baru - 115 241 380 532
Capitalized Spend - 337 406 461 458
Jumlah Aset 9.950 11.936 12.888 13.514 14.165

Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek 2.644 2.644 2.644 2.644 2.644
Liabilitas Jangka Panjang 4.375 5.950 6.350 6.243 5.951
Jumlah Liabilitas 7.019 8.594 8.994 8.887 8.595

Ekuitas
Kepentingan non Pengendali 68 68 68 68 68
Ekuitas 2.863 3.274 3.826 4.559 5.502
Jumlah Ekuitas 2.931 3.342 3.894 4.627 5.570

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 9.950 11.936 12.888 13.514 14.165

Proyeksi Dengan Rencana 2018 2019 2020 2021 2022


Transaksi Okt - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des
Aset
Aset Lancar 3.731 7.795 7.930 7.485 7.598
Investment in Associates 186 165 165 165 165
Aset Tetap 5.355 4.650 5.388 6.140 6.830
Aset Lain-lain 678 1.395 1.598 1.800 1.960
Akuisisi - baru - - - - -
Capitalized Spend - - - - -
Jumlah Aset 9.950 14.006 15.082 15.590 16.552

Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek 2.644 3.908 3.894 3.903 3.978
Liabilitas Jangka Panjang 4.375 4.968 5.384 4.986 4.717
Jumlah Liabilitas 7.019 8.876 9.278 8.890 8.695

Ekuitas
Kepentingan non Pengendali 68 859 859 859 859
Ekuitas 2.863 4.270 4.945 5.841 6.998
Jumlah Ekuitas 2.931 5.129 5.804 6.700 7.857

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 9.950 14.006 15.082 15.590 16.552


Sumber : Manajemen Perseroan

48
Tabel 2-19 : Rasio Proyeksi Keuangan Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi
Rasio Proyeksi Tanpa Rencana 2018 2019 2020 2021 2022 Rata - Rata
Transaksi Okt - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des 2018 - 2022
Rasio Pertumbuhan
Penjualan n/a 33,8% 25,8% 19,8% 15,7% 32,7%
Beban pokok penjualan n/a 27,9% 25,2% 18,8% 13,5% 29,2%
Laba Bruto n/a 44,9% 26,9% 21,3% 19,3% 38,6%
Beban Penjualan dan G&A n/a 41,1% 26,3% 21,2% 19,4% 37,1%
EBITDA n/a 59,5% 32,3% 23,1% 20,3% 46,2%
Laba Usaha n/a 56,0% 28,5% 21,7% 19,0% 42,7%
Laba bersih n/a 27,9% 34,5% 32,7% 28,7% 43,2%
Total Aset n/a 20,0% 8,0% 4,9% 4,8% 12,5%
Total Liabilitas n/a 22,4% 4,7% -1,2% -3,3% 7,0%
Total Ekuitas n/a 14,0% 16,5% 18,8% 20,4% 23,9%

Rasio Vertikal
Beban pokok penjualan 67,8% 62,1% 61,7% 61,3% 60,1% 62,6%
Laba bruto 32,2% 37,9% 38,3% 38,7% 39,9% 37,4%
Beban Penjualan dan G&A 23,9% 27,7% 27,8% 28,1% 29,0% 27,3%
Laba Usaha 8,3% 10,2% 10,5% 10,6% 10,9% 10,1%
EBITDA 9,1% 11,6% 12,2% 12,5% 13,0% 11,7%
Laba bersih 6,2% 4,7% 5,0% 5,5% 6,2% 5,5%
Total Liabilitas 70,5% 72,0% 69,8% 65,8% 60,7% 67,8%
Total Ekuitas 29,5% 28,0% 30,2% 34,2% 39,3% 32,2%

Rasio Profitabilitas
ROE 6,1% 15,4% 17,7% 19,8% 21,2% 16,0%
ROA 1,8% 4,3% 5,4% 6,8% 8,3% 5,3%

Rasio Solvabilitas
Total Liabilitas / Ekuitas 239,5% 257,2% 231,0% 192,1% 154,3% 214,8%
Total Liabilitas / Aset 70,5% 72,0% 69,8% 65,8% 60,7% 67,8%
Liabilitas / EBITDA (x) 26,6 6,8 5,4 4,3 3,5 9,3
EBITDA / Beban Bunga (x) 3,9 2,9 3,2 3,9 4,8 3,7

Rasio Likuiditas (x)


Rasio Lancar 1,4 1,6 1,6 1,5 1,4 1,5

Rasio Aktivitas
Perputaran Total Aset (x) 0,3 0,9 1,1 1,2 1,4 1,0

49
Rasio Proyeksi Dengan Rencana 2018 2019 2020 2021 2022 Rata - Rata
Transaksi Okt - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des 2018 - 2022
Rasio Pertumbuhan
Penjualan n/a 43,8% 32,3% 20,3% 16,5% 38,6%
Beban pokok penjualan n/a 40,8% 23,6% 19,2% 14,4% 33,3%
Laba Bruto n/a 49,3% 47,5% 21,9% 19,4% 47,5%
Beban Penjualan dan G&A n/a 52,1% 38,8% 22,2% 19,7% 45,6%
EBITDA n/a 54,7% 73,2% 23,5% 20,7% 58,7%
Laba Usaha n/a 41,0% 75,7% 21,1% 18,8% 52,8%
Laba bersih n/a 19,8% 88,6% 31,0% 28,7% 56,2%
Total Aset n/a 40,8% 7,7% 3,4% 6,2% 18,5%
Total Liabilitas n/a 26,5% 4,5% -4,2% -2,2% 7,4%
Total Ekuitas n/a 75,0% 13,2% 15,4% 17,3% 38,9%

Rasio Vertikal
Beban pokok penjualan 67,8% 63,6% 59,4% 58,9% 57,8% 61,5%
Laba bruto 32,2% 36,4% 40,6% 41,1% 42,2% 38,5%
Beban Penjualan dan G&A 23,9% 27,8% 29,2% 29,6% 30,4% 28,2%
Laba Usaha 8,3% 8,6% 11,4% 11,5% 11,8% 10,3%
EBITDA 9,1% 10,5% 13,7% 14,1% 14,6% 12,4%
Laba bersih 6,2% 4,1% 5,8% 6,3% 7,0% 5,9%
Total Liabilitas 70,5% 63,4% 61,5% 57,0% 52,5% 61,0%
Total Ekuitas 29,5% 36,6% 38,5% 43,0% 47,5% 39,0%

Rasio Profitabilitas
ROE 6,1% 9,4% 15,6% 17,7% 19,5% 13,7%
ROA 1,8% 3,4% 6,0% 7,6% 9,2% 5,6%

Rasio Solvabilitas
Total Liabilitas / Ekuitas 239,5% 173,1% 159,8% 132,7% 110,7% 163,1%
Total Liabilitas / Aset 70,5% 63,4% 61,5% 57,0% 52,5% 61,0%
Liabilitas / EBITDA (x) 26,6 7,2 4,3 3,4 2,7 8,8
EBITDA / Beban Bunga (x) 3,9 3,6 3,7 4,6 6,0 4,4

Rasio Likuiditas (x)


Rasio Lancar 1,4 2,0 2,0 1,9 1,9 1,9

Rasio Aktivitas
Perputaran Total Aset (x) 0,3 0,8 1,0 1,2 1,3 0,9

Sumber: Manajemen Perseroan, diolah

Berikut ini adalah analisis proyeksi Keuangan Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana
Transaksi untuk periode 2018-2022:
• Pertumbuhan rata-rata Penjualan secara Compound Annual Growth Rate (CAGR)
selama periode 2018-2022 dengan Rencana Transaksi menunjukkan peningkatan
menjadi sebesar 38,6% dibandingkan tanpa melaksanakan Rencana Transaksi yaitu
sebesar 32,7%.
• Pertumbuhan rata-rata Laba Bersih Perseroan, tanpa dilaksanakan Rencana
Transaksi selama periode 2018-2022, sebesar 43,2%, mengalami peningkatan
dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi yaitu 56,2%. Pada akhir periode
proyeksi, tahun 2022, Laba Bersih Perseroan, dengan dilaksanakan Rencana
Transaksi diproyeksikan meningkat menjadi sebesar Rp1.528 miliar, bila
dibandingkan tanpa melaksanakan Rencana Transaksi, sebesar Rp1.179 miliar.
• Rata-rata Marjin Laba Bersih Perseroan, tanpa dilaksanakan Rencana Transaksi
selama periode 2018-2022, sebesar 5,5%, mengalami peningkatan dengan
dilaksanakannya Rencana Transaksi yaitu 5,9%.

50
• Pertumbuhan rata-rata aset (CAGR) selama periode 2018-2022 menunjukkan
peningkatan, menjadi sebesar 18,5% dibandingkan tanpa melaksanakan Rencana
Transaksi yaitu sebesar 12,5%.
• Pertumbuhan rata-rata liabilitas (CAGR) selama periode 2018-2022 menunjukkan
peningkatan, menjadi sebesar 7,4% dibandingkan tanpa melaksanakan Rencana
Transaksi yaitu sebesar 7,0%.
• Pertumbuhan rata-rata ekuitas selama periode 2018-2022, menunjukkan
peningkatan, bila tanpa Rencana Transaksi sebesar 23,9%, sedangkan dengan
dilaksanakan Rencana Transaksi menjadi 38,9%. Pada akhir periode proyeksi, tahun
2022, dengan dilaksanakan Rencana Transaksi ekuitas Perseroan diproyeksikan
mencapai sebesar Rp7.857 miliar, bila dibandingkan tanpa melaksanakan Rencana
Transaksi sebesar Rp5.570 miliar
• Rata-rata rasio ROE Perseroan, tanpa Rencana Transaksi selama periode 2018-2022
adalah sebesar 16,0%, sedangkan rata-rata rasio ROE untuk periode yang sama
dengan Rencana Transaksi, mengalami penurunan menjadi sebesar 13,7%,
dikarenakan peningkatan beban penjualan dan G&A dengan dilaksanakannya
Rencana Transaksi.
• Rata-rata rasio ROA Perseroan, tanpa dilaksanakan Rencana Transaksi selama
periode 2018-2022 adalah sebesar 5,3%, diproyeksikan meningkat menjadi 5,6%
dengan dilaksanakan Rencana Transaksi.
• Rata-rata rasio Total liabilitas terhadap ekuitas tanpa Rencana Transaksi selama
periode 2018-2022 sebesar 214,8% dan menunjukkan penurunan menjadi 163,1%
dengan dilaksanakan Rencana Transaksi. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan
ekuitas, sedangkan rata-rata rasio total liabilitas terhadap aset tanpa dilaksanakan
Rencana Transaksi selama periode 2018-2022 adalah sebesar 67,8% menunjukkan
penurunan menjadi 61,0% dengan dilaksanakan Rencana Transaksi.
• Rata-rata Total Liabilitas/EBITDA Perseroan, tanpa dilaksanakan Rencana Transaksi
selama periode 2018-2022 sebesar 9,3x, diproyeksikan menurun menjadi 8,8x
dengan dilaksanakan Rencana Transaksi.

51
3 KESIMPULAN ATAS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI

1) Analisis Rencana Transaksi


a) Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan selaku pihak pembeli;
RNI selaku pihak penjual serta Phapros dan anak perusahaan sebagai pihak yang menjadi
objek transaksi.
e) Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Rencana Transaksi termasuk transaksi
material, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.2, dikarenakan Harga Rencana
Transaksi melebihi 20% namun kurang dari 50% dari jumlah ekuitas Perseroan
berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) Hadori Sugiarto Adi & Rekan.
Rencana Transaksi juga merupakan suatu Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Peraturan No. IX.E.1, karena Rencana Transaksi akan dilakukan oleh Perseroan
dengan RNI dimana keduanya dikendalikan baik secara langsung maupun tidak langsung
oleh Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan informasi manajemen Perseroan, tidak terdapat anggota Direksi dan Dewan
Komisaris yang sama antara Perseroan dengan RNI.
f) Analisis perjanjian dan persyaratan atas Rencana Transaksi dilakukan terhadap Perjanjian
Jual Beli Saham Bersyarat dan Draft Perjanjian Pengambilalihan antara Perseroan dengan
RNI, yang telah disediakan manajemen Perseroan.
1) Penjual : RNI
2) Pembeli : Perseroan
3) Jumlah Saham Yang Dijual : 476.901.860 (empat ratus tujuh puluh enam
juta sembilan ratus satu ribu delapan ratus
enam puluh) saham
4) Harga Pembelian : Rp1.361.000.000.000,00 (satu triliun tiga ratus
enam puluh satu miliar rupiah)
5) Hukum Yang Mengatur : Hukum Negara Republik Indonesia
b) Analisis Manfaat dan Risiko Rencana Transaksi
Manfaat yang diharapkan diterima oleh Perseroan berdasarkan penjelasan manajemen
Perseroan dan analisis atas manfaat Rencana Transaksi, antara lain:
• meningkatkan pangsa pasar Perseroan dalam industri Farmasi;
• menambah portofolio produksi obat yang belum dimiliki oleh Perseroan, dalam
memproduksi sediaan farmasi (obat, bahan obat dan obat tradisional) dan alat
kesehatan;
• terciptanya efisiensi biaya dalam pemanfaatan channel distribusi dan biaya
pemasaran, penelitian serta pengembangan;
Risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan berdasarkan penjelasan manajemen
Perseroan dan analisis atas risiko Rencana Transaksi, antara lain:
• Risiko menurunnya rasio keuangan terutama yang berhubungan dengan struktur
permodalan karena Perseroan membutuhkan pinjaman untuk membiayai transaksi;
• Risiko meningkatnya kewajiban pembayaran pinjaman untuk pembiayaan akuisisi
Phapros; dan

52
• Risiko tidak tercapainya sinergi yang diharapkan dalam pelaksanaan yang
berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan budaya, manajemen dan
operasional.
2) Analisis Kualitatif
a) Riwayat perusahaan dan sifat kegiatan usaha
Perseroan didirikan berdasarkan akta No. 18 tanggal 16 Agustus 1971 dan diubah dengan
akta perubahan No. 18 tanggal 11 Oktober 1971 keduanya dari Notaris Soelaeman
Ardjasasmita, di Jakarta. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. JA5/184/21 tanggal
14 Oktober 1971, yang didaftarkan pada buku registrasi No. 2888 dan No. 2889 tanggal
20 Oktober 1971 di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 9 November 1971 dan Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia No. 508.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan terakhir
berdasarkan Akta No. 19 tanggal 18 Mei 2018 dari Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di
Jakarta. Akta perubahan tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0074338.AH.01.11
Tahun 2018 tanggal 30 Mei 2018.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah
menyediakan barang dan/atau jasa di bidang industri farmasi, healthcare, kimia, biologi,
alat kesehatan, makanan dan minuman.
Perseroan berdomisili di Jakarta dan memiliki unit produksi yang berlokasi di Jakarta,
Bandung, Semarang, Watudakon (Mojokerto) dan Tanjung Morawa-Medan. Perseroan
juga memiliki satu unit distribusi yang berlokasi di Jakarta. Pada tahun 2003, Perseroan
membentuk 2 (dua) Entitas Anak yaitu PT Kimia Farma Trading & Distribution dan
PT Kimia Farma Apotek yang sebelumnya merupakan unit usaha Pedagang Besar Farmasi
dan PT Kimia Farma Apotek yang sebelumnya merupakan unit usaha Apotek. Kantor Pusat
Entitas beralamat di Jalan Veteran Nomor 9 Jakarta.
b) Analisis Industri
Berdasarkan Informasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (“APBN”) Kementerian
Keuangan (“Kemenkeu”) Republik Indonesia (“RI”), anggaran kesehatan selama tahun
2014-2018 mengalami peningkatan yang dihitung dengan Compound Annual Growth Rate
(“CAGR”) sebesar 15,81%.
Kebijakan Pemerintah terkait penggunaan anggaran kesehatan adalah untuk
meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, penguatan penanganan stunting
(gangguan pertumbuhan karena kekurangan gizi), penguatan program promotif, preventif
dan menjaga keberlanjutan program Jaminan Kesehatan Nasional (“JKN”).
Peningkatan jumlah anggaran kesehatan dan kebijakan Pemerintah terkait program JKN
dan program perlindungan sosial diperkirakan akan mendorong pertumbuhan sektor
ekonomi terkait, khususnya industri farmasi.
Dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (“RIPIN”) 2015-2035, industri
farmasi, kosmetik dan alat kesehatan termasuk kedalam program pengembangan industri
prioritas. Untuk tahun 2020-2035, salah satu program pengembangan yang direncanakan
Pemerintah bersama Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) dan swasta adalah
meningkatkan penguasaan alih teknologi terkini untuk jenis sediaan farmasi dan bahan
baku obat.

53
c) Analisis Operasional dan Prospek Usaha Perseroan
Kegiatan usaha Perseroan dibagi menjadi 4 (empat) segmen, yaitu segmen manufaktur
(obat ethical, obat generik, obat Over The Counter (OTC), dan raw material), dan lain-lain
termasuk alat kesehatan, segmen distribusi, segmen retail dan segmen manajemen aset.
Pada 30 September 2018, kontribusi pendapatan Perseroan terbesar berasal dari
penjualan obat ethical sebesar 43,37%, diikuti penjualan obat generik sebesar 19,39% dan
penjualan OTC sebesar 21,83%. Sementara penjualan produk lain-lain dan penjualan
bahan baku masing-masing berkontribusi sebesar 10,88% dan 4,52%.
Perseroan memasarkan produknya kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang kemudian
mendistribusikannya kepada Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Balai Pengobatan dan
Toko Obat. Perseroan juga menjual produknya ke pasar internasional.
Berdasarkan geografisnya, penjualan Perseroan terbesar berasal dari penjualan dalam
negeri sebesar 96,20% atau setara dengan Rp5.102 miliar. Sementara, pada penjualan
ekspor terbesar Perseroan berasal dari penjualan ke Arab Saudi sebesar 1,47% atau setara
dengan Rp78 miliar.
Hingga 30 September 2018, Perseroan memiliki 1.159 apotek yang tersebar di seluruh
Indonesia, terdiri dari 332 apotek berstatus KSO/IKS (Kerja Sama Operasi/Ikatan Kerja
Sama) dan 825 apotek milik sendiri/sewa serta 2 (dua) apotek waralaba. Layanan belanja
online yaitu kimiafarmaapotek.co.id yang hanya melayani wilayah Jabodetabek.
d) Keuntungan dan Kerugian Rencana Transaksi
Keuntungan yang diharapkan diperoleh Perseroan dengan melaksanakan Rencana
Transaksi adalah (i) Terciptanya efisiensi dengan adanya penghematan biaya akibat
berkurangnya duplikasi kegiatan pemenuhan kepatuhan atas ketentuan hukum, keuangan
dan peraturan lainnya, (ii) Sinergi dari kombinasi kegiatan usaha Perusahaan dan Phapros.
Kerugian yang timbul dari biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan Rencana
Transaksi.
3) Analisis Kuantitatif
a) Analisis Kinerja Historis
Penjualan Perseroan selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan secara Compound
Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 10,67% per tahun. Hingga per 30 September 2018,
penjualan Perseroan sebesar Rp5.303 miliar.
Beban pokok penjualan Perseroan selama tahun 2014-2017 mengalami fluktuatif
peningkatan rata-rata sebesar 7,78% per tahun. Beban pokok penjualan Perseroan pada
30 September 2018 sebesar Rp3.362 miliar. Porsi beban pokok penjualan Perseroan
terhadap penjualan bersih Perseroan selama tahun 2014-2017 rata-rata sebesar 67,43%.
Porsi beban pokok penjualan Perseroan terhadap penjualan bersih Perseroan pada
30 September 2018 sebesar 63,40% (untuk periode 9 (sembilan) bulan).
Selama tahun 2014-2017 laba kotor Perseroan mengalami peningkatan rata-rata sebesar
16,70% per tahun. Hingga periode 30 September 2018, laba kotor Perseroan sebesar
Rp1.941 miliar. Selama tahun 2014-2017, marjin laba kotor Perseroan rata-rata sebesar
32,57% dan per 30 September 2018 marjin laba kotor Perseroan sebesar 36,60% (untuk
periode 9 (sembilan) bulan).
Selama tahun 2014-2017 laba usaha Perseroan mengalami peningkatan rata-rata sebesar
13,40% per tahun. Hingga periode 30 September 2018, laba usaha Perseroan sebesar
Rp480 miliar. Marjin laba usaha Perseroan selama tahun 2014-2017 rata-rata sebesar

54
8,15% dan per 30 September 2018 marjin laba usaha Perseroan sebesar 9,05% (untuk
periode 9 (sembilan) bulan).
Selama tahun 2014-2017 laba tahun berjalan Perseroan mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 8,76% per tahun. Hingga periode 30 September 2018, laba tahun berjalan
Perseroan sebesar Rp223 miliar. Marjin laba tahun berjalan Perseroan selama tahun
2014-2017 rata-rata sebesar 5,31% dan per 30 September 2018 marjin laba tahun
berjalan Perseroan sebesar 4,20% (untuk periode 9 (sembilan) bulan).
Jumlah aset Perseroan, selama tahun 2014-2017 mengalami peningkatan sebesar 24,03%
per tahun. Jumlah aset Perseroan pada 30 September 2018 didominasi oleh aset lancar
dengan porsi sebesar 64,69% terutama dikontribusi oleh persediaan.
Selama tahun 2014-2017, jumlah liabilitas Perseroan, mengalami peningkatan sebesar
39,73% per tahun. Jumlah liabilitas Perseroan pada 30 September 2018 didominasi oleh
liabilitas jangka pendek dengan porsi sebesar 64,32% terutama dikontribusi oleh utang
bank.
Jumlah ekuitas Perseroan selama tahun 2014-2017, mengalami peningkatan sebesar
10,57% per tahun. Pada 30 September 2018, jumlah ekuitas Perseroan sebesar Rp2.781
miliar meningkat 8,09% dibanding pada 31 Desember 2017 sebesar Rp2.573 miliar
terutama karena adanya peningkatan pada saldo laba yang ditentukan penggunaannya.
b) Analisis Kewajaran
Analisis kewajaran terhadap harga Rencana Transaksi dilakukan dengan membandingkan
Harga Rencana Transaksi berdasarkan Draft Perjanjian Pengambilalihan antara Perseroan
dan RNI, dengan Nilai Pasar Wajar Saham Phapros dan Anak Perusahaan berdasarkan
laporan penilai independen.
• Berdasarkan Laporan Penilaian Saham Phapros dan Anak Perusahaan oleh RSR
dengan No. 00003/2.0095-00/BS/09/0269/1/I/2019 tanggal 25 Januari 2019,
dengan mengaplikasikan pendekatan pendapatan, pendekatan pasar dan
pendekatan aset, Nilai Pasar Wajar 56,77% Saham Phapros dan Anak Perusahaan
per tanggal 30 September 2018 adalah sebesar Rp1.361.770.000.000,00
(dibulatkan) (Satu Triliun Tiga Ratus Enam Puluh Satu Miliar Tujuh Ratus Tujuh
Puluh Juta Rupiah).
• Berdasarkan Draft Perjanjian Pengambilalihan antara Perseroan dan RNI, Harga
Rencana Transaksi adalah sebesar Rp1.361.000.000.000,00 (Satu Triliun Tiga Ratus
Enam Puluh Satu Miliar Rupiah).
Berikut dibawah ini adalah tabel kewajaran Harga Rencana Transaksi terhadap hasil
penilaian dari Penilai Independen:
% Harga Transaksi Kewajaran: Harga Transaksi
Objek Transaksi Harga Rencana Transaksi Nilai Pasar Wajar terhadap Nilai Berada dalam kisaran +/- 7,5 %
Pasar Wajar Nilai Pasar Wajar

476.901.860 Saham Rp1.361.000.000.000 Rp1.361.770.000.000 -0,06% Wajar

Dengan membandingkan Harga Rencana Transaksi dengan Nilai Pasar Wajar Phapros dan
Anak Perusahaan, maka Rencana Transaksi adalah wajar karena Harga Rencana Transaksi
berada dalam kisaran kewajaran batas atas dan batas bawah dari Nilai Pasar Wajar
Phapros dan Anak Perusahaan sebesar 7,5% sesuai Peraturan No. VIII.C.3 Pasal 12, e, 2.

55
c) Analisis Uji Nilai Tambah
Analisis uji nilai tambah Rencana Transaksi dilakukan dengan melakukan (i) analisis
terhadap Laporan Keuangan Proforma Perseroan, (ii) analisis kelayakan finansial dan
(ii) analisis proyeksi keuangan Perseroan tanpa dan dengan dilaksanakannya Rencana
Transaksi.
1) Analisis terhadap Laporan Keuangan Proforma Perseroan per tanggal 30 September
2018, berdasarkan Laporan Informasi Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan
dan anak perusahaan per 30 September 2018, yang telah dilakukan asurans oleh KAP
Hadori Sugiarto Adi & Rekan :
Berdasarkan analisis Laporan Keuangan Konsolidasian Proforma Perseroan, dengan
dilakukannya Rencana Transaksi, Proforma aset lancar Perseroan secara keseluruhan
mengalami peningkatan. Meskipun Kas dan setara kas Perseroan yang mengalami
penurunan sehubungan dengan pendanaan Rencana Transaksi namun Proforma aset
lancar Perseroan mengalami peningkatan yang berasal dari konsolidasi akun-akun
Phapros ke dalam Perseroan;
Secara keseluruhan proforma Jumlah Aset Perseroan setelah Rencana Transaksi
mengalami peningkatan yang berasal dari konsolidasi akun-akun Phapros ke dalam
Perseroan;
Dari sisi liabililtas, proforma liabilitas jangka pendek Perseroan mengalami
peningkatan sehubungan dengan pendanaan Rencana Transaksi serta akibat
konsolidasi akun-akun Phapros ke dalam Perseroan;
Secara keseluruhan proforma Jumlah Liabilitas Perseroan setelah Rencana Transaksi
mengalami peningkatan yang berasal dari konsolidasi akun-akun Phapros ke dalam
Perseroan;
Dari sisi ekuitas, proforma Jumlah Ekuitas Perseroan mengalami penurunan yang
berasal dari selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan (Harga Rencana Transaksi)
dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali yang
di catat di ekuitas dalam pos “tambahan modal disetor”, sesuai dengan PSAK No.38;
dan
Laporan Laba Rugi Perseroan mengalami peningkatan yang berasal dari konsolidasi
dan eliminasi akun-akun Phapros ke dalam Perseroan sehubungan dengan
dilaksanakanya Rencana Transaksi.
2) Analisis kelayakan finansial atas Rencana Transaksi
Analisis kelayakan Rencana Transaksi dilakukan dari aspek finansial dengan
menghitung NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return) atas Rencana
Transaksi.
Dasar perhitungan kelayakan secara finansial adalah dengan membandingkan antara
Harga Rencana Transaksi sebagai biaya investasi (investment cost) dan proyeksi
dividen untuk periode 2019 – 2053 dari Phapros yang telah disesuaikan dengan
bagian kepemilikan Perseroan yang diasumsikan sebagai potensi pertambahan arus
kas kepada Perseroan.
Dengan membandingkan antara Harga Rencana Transaksi terhadap potensi
pertambahan arus kas yang didasarkan pada proyeksi dividen dari Phapros yang telah
disesuaikan, dengan tingkat perpetuitas sebesar 5% dan Biaya Ekuitas (Cost of Equity
- CoE) sebesar 12,20%, maka dihasilkan NPV sebesar Rp606 miliar dan IRR sebesar
15,19%.

56
Dengan demikian, Rencana Transaksi secara finansial adalah Layak karena NPV yang
diperoleh positif sebesar Rp606miliar dan IRR yang lebih besar dari CoE.
3) Analisis proyeksi Keuangan Perseroan Tanpa dan Dengan Rencana Transaksi untuk
periode 2018-2022:
Rasio Proyeksi Rencana 2018 2019 2020 2021 2022 Rata - Rata
Transaksi Okt - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des Jan - Des 2018 - 2022
Pertumbuhan Penjualan
Tanpa 0,0% 33,8% 25,8% 19,8% 15,7% 32,7%
Dengan 0,0% 43,8% 32,3% 20,3% 16,5% 38,6%
Pertumbuhan Laba Bersih
Tanpa 0,0% 27,9% 34,5% 32,7% 28,7% 43,2%
Dengan 0,0% 40,8% 23,6% 19,2% 14,4% 56,2%
Pertumbuhan Aset
Tanpa 0,0% 20,0% 8,0% 4,9% 4,8% 12,5%
Dengan 0,0% 40,8% 7,7% 3,4% 6,2% 18,5%
Pertumbuhan Liabilitas
Tanpa 0,0% 22,4% 4,7% -1,2% -3,3% 7,0%
Dengan 0,0% 26,5% 4,5% -4,2% -2,2% 7,4%
Pertumbuhan Ekuitas
Tanpa 0,0% 14,0% 16,5% 18,8% 20,4% 23,9%
Dengan 0,0% 75,0% 13,2% 15,4% 17,3% 38,9%
Marjin Laba Bruto
Tanpa 32,2% 37,9% 38,3% 38,7% 39,9% 37,4%
Dengan 32,2% 36,4% 40,6% 41,1% 42,2% 38,5%
Marjin EBITDA
Tanpa 9,1% 11,6% 12,2% 12,5% 13,0% 11,7%
Dengan 9,1% 10,5% 13,7% 14,1% 14,6% 12,4%
Marjin Laba Bersih
Tanpa 6,2% 4,7% 5,0% 5,5% 6,2% 5,5%
Dengan 6,2% 4,1% 5,8% 6,3% 7,0% 5,9%
ROE
Tanpa 6,1% 15,4% 17,7% 19,8% 21,2% 16,0%
Dengan 6,1% 9,4% 15,6% 17,7% 19,5% 13,7%
ROA
Tanpa 1,8% 4,3% 5,4% 6,8% 8,3% 5,3%
Dengan 1,8% 3,4% 6,0% 7,6% 9,2% 5,6%
Total Liabilitas / Ekuitas
Tanpa 239,5% 257,2% 231,0% 192,1% 154,3% 214,8%
Dengan 239,5% 173,1% 159,8% 132,7% 110,7% 163,1%
Total Liabilitas / Aset
Tanpa 70,5% 72,0% 69,8% 65,8% 60,7% 67,8%
Dengan 70,5% 63,4% 61,5% 57,0% 52,5% 61,0%
Liabilitas / EBITDA (x)
Tanpa 26,6 6,8 5,4 4,3 3,5 9,3
Dengan 26,6 7,2 4,3 3,4 2,7 8,8
Rasio Lancar
Tanpa 1,4 1,6 1,6 1,5 1,4 1,5
Dengan 1,4 2,0 2,0 1,9 1,9 1,9
Perputaran Total Aset (x)
Tanpa 0,3 0,9 1,1 1,2 1,4 1,0
Dengan 0,3 0,8 1,0 1,2 1,3 0,9

Rasio Keuangan
• Pertumbuhan rata-rata Penjualan secara Compound Annual Growth Rate (CAGR)
selama periode 2018-2022 dengan Rencana Transaksi menunjukkan peningkatan
menjadi sebesar 38,6% dibandingkan tanpa melaksanakan Rencana Transaksi
yaitu sebesar 32,7%.

57
• Pertumbuhan rata-rata Laba Bersih Perseroan, tanpa dilaksanakan Rencana
Transaksi selama periode 2018-2022, sebesar 43,2%, peningkatan dengan
dilaksanakannya Rencana Transaksi yaitu 56,2%. Pada akhir periode proyeksi,
tahun 2022, Laba Bersih Perseroan, dengan dilaksanakan Rencana Transaksi
diproyeksikan meningkat menjadi sebesar Rp1.528 miliar, bila dibandingkan
tanpa melaksanakan Rencana Transaksi, sebesar Rp1.179 miliar.
• Rata-rata Marjin Laba Bersih Perseroan, tanpa dilaksanakan Rencana Transaksi
selama periode 2018-2022, sebesar 5,5%, mengalami peningkatan dengan
dilaksanakannya Rencana Transaksi yaitu 5,9%.
• Pertumbuhan rata-rata aset (CAGR) selama periode 2018-2022 menunjukkan
peningkatan, menjadi sebesar 18,5% dibandingkan tanpa melaksanakan
Rencana Transaksi yaitu sebesar 12,5%.
• Pertumbuhan rata-rata liabilitas (CAGR) selama periode 2018-2022
menunjukkan peningkatan, menjadi sebesar 7,4% dibandingkan tanpa
melaksanakan Rencana Transaksi yaitu sebesar 7,0%.
• Pertumbuhan rata-rata ekuitas selama periode 2018-2022, menunjukkan
peningkatan, bila tanpa Rencana Transaksi sebesar 23,9%, sedangkan dengan
dilaksanakan Rencana Transaksi menjadi 38,9%. Pada akhir periode proyeksi,
tahun 2022, dengan dilaksanakan Rencana Transaksi ekuitas Perseroan
diproyeksikan mencapai sebesar Rp7.857 miliar, bila dibandingkan tanpa
melaksanakan Rencana Transaksi sebesar Rp5.570 miliar
• Rata-rata rasio ROE Perseroan, tanpa Rencana Transaksi selama periode 2018-
2022 adalah sebesar 16,0%, sedangkan rata-rata rasio ROE untuk periode yang
sama dengan Rencana Transaksi, mengalami penurunan menjadi sebesar 13,7%,
dikarenakan peningkatan beban penjualan dan G&A dengan dilaksanakannya
Rencana Transaksi.
• Rata-rata rasio ROA Perseroan, tanpa dilaksanakan Rencana Transaksi selama
periode 2018-2022 adalah sebesar 5,3%, diproyeksikan meningkat menjadi 5,6%
dengan dilaksanakan Rencana Transaksi.
• Rata-rata rasio Total liabilitas terhadap ekuitas tanpa Rencana Transaksi selama
periode 2018-2022 sebesar 214,8% dan menunjukkan penurunan menjadi
163,1% dengan dilaksanakan Rencana Transaksi. Hal ini dikarenakan adanya
peningkatan ekuitas, sedangkan rata-rata rasio total liabilitas terhadap aset
tanpa dilaksanakan Rencana Transaksi selama periode 2018-2022 adalah
sebesar 67,8% menunjukkan penurunan menjadi 61,0% dengan dilaksanakan
Rencana Transaksi.
• Rata-rata Total Liabilitas/EBITDA Perseroan, tanpa dilaksanakan Rencana
Transaksi selama periode 2018-2022 sebesar 9,3x, diproyeksikan menurun
menjadi 8,8x dengan dilaksanakan Rencana Transaksi.
4) Dengan mempertimbangkan analisis kewajaran atas Rencana Transaksi yang dilakukan
meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, maka dari segi ekonomis dan keuangan,
menurut pendapat RSR, Rencana Transaksi adalah wajar.
5) Mengingat bahwa ada kemungkinan terjadinya perbedaan waktu dari tanggal laporan ini
dengan pelaksanaan Rencana Transaksi, maka kesimpulan laporan kewajaran yang
diinformasikan tersebut di atas, hanya berlaku apabila tidak ada perubahan signifikan yang
akan berdampak material terhadap kewajaran dari Rencana Transaksi. Perubahan tersebut
termasuk perubahan baik secara internal pada masing-masing perusahaan maupun secara
eksternal meliputi: kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan,
serta peraturan pemerintah Indonesia setelah tanggal laporan ini dikeluarkan. Bila mana

58
setelah tanggal laporan ini dikeluarkan terjadi perubahan tersebut di atas, maka pendapat
kewajaran atas Rencana Transaksi ini mungkin berbeda.

59
4 PENUTUP

Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini harus dipandang sebagai satu kesatuan
dan penggunaan sebagian analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan
informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan.
Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami
karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal Laporan Pendapat Kewajaran ini.

60

Anda mungkin juga menyukai