Farmasi Kedokteran
Modul Kegawatdarutan
Semester V
Fakultas Kedokteran
Universitas Palangka Raya
Tahun 2018
BAB I
KAIDAH UMUM PENULISAN RESEP YANG RASIONAL DAN TEPAT
Di Indonesia sesuai peraturan perundangan yang berlaku resep harus ditulis secara jelas,
mudah dibaca dan mengungkapkan dengan jelas apa yang harus diberikan. Disamping itu
lengkap dan sesuai aturan/kaidah, sehingga memenuhi syarat untuk dilayani di apotek.
III. UNSUR RESEP
Beberapa unsur yang harus tercantum dalam penulisan resep sebagai berikut.
1. Identitas dokter
Nama, nomor surat ijin praktek, alamat praktek dan rumah dokter penulis resep serta
dapat dilengkapi dengan nomor telepon, dan hari serta jam praktek. Biasanya sudah
tercetak dalam blanko resep.
2. Nama kota (sudah dicetak dalam blanko resep) dan tanggal ditulis resep. Ini
diperlukan dalam pelayanan resep, berkaitan dengan persyaratan dalam perundang-
undangan.
3. Superscriptio
Bagian ini merupakan kelengkapan dalam resep dokter. Ditulis dengan simbol R/ (recipe
= harap diambil). Biasanya juga sudah dicetak dalam blanko resep, terletak di sisi kiri atas
hanya tercetak satu R/, sehingga bila diberikan lebih satu BSO/formula resep, diperlukan
penulisan R/ lagi.
4. Inscriptio
Bagian ini merupakan inti resep dokter, berisi nama obat, kekuatan dan jumlah obat yang
diperlukan serta ditulis secara jelas. Penulisan nama obat dapat menggunakan nama
generik, nama standard atau nama paten. Penulisan jumlah dan kekuatan obat dalam
satuan berat atau volume dengan sistim metrik (mg, g, ml, I) dan dengan angka
arab. Penulisan jumlah obat dalam satuan biji (tablet, kapsul, botol, bungkus, dll.)
dengan angka romawi.
5. Subscriptio
Bagian ini mencantumkan bentuk sediaan obat dan jumlahnya. Cara penulisan (dengan
singkatan bahasa latin) tergantung dari macam formula resep yang digunakan.
Contoh : - m.f.l.a. puiv. d.t.d. no. XX
- m.f.l.a. sol.
- m.f.l.a. pulv. no. XXX da in caps.
6. Signatura
Bagian ini berisi informasi tentang aturan penggunaan obat untuk pasien, yaitu
meliputi frekuensi, jumlah obat dan saat diminum obat, untuk setiap hari, serta lain-lain
informasi yang mungkin perlu diberikan. Simbol (singkatan Latin) yang digunakan
adalah s (= signatura tandailah).
Contoh : s.t.d.d. tab. I u.h. p.c. (tandailah tiga kali sehari satu tablet satu jam setelah
makan)
Walaupun aturan penggunaan obat oleh pasien, sudah ditulis dalam resep, dokter
berkewajiban pula menjelaskan (secara lisan) pada pasien saat resep diserahkan ke pasien.
7. Sebagai penutup dari bagian utama resep dokter adalah dengan ditulisnya tanda
tangan/paraf dokter penulis resep. Ini merupakan persyaratan bahwa resep sah untuk
dilayani oleh apotek. Bila resep dokter mengandung obat narkotika atau obat keras
tertentu (golongan psikotropika) untuk beberapa daerah tingkat II di Indonesia perlu
dibubuhkan tanda tangan. Untuk obat golongan lain cukup dengan paraf.
8. Identitas pasien
Umumnya sudah tercetak dalam blanko resep (tulisan pro dan umur). Nama pasien yang
diberi resep ditulis pada bagian Pro. Bila penderita anak-anak atau lansia perlu dituliskan
umurnya. Bila dokter juga mencantumkan alamat pasien pada bagian ini, akan
menguntungkan/memudahkan penelusuran tempat tinggal pasien bila terjadi
masalah/kesalahan dalam melayani obat.
Keterangan : ambilah sediaan disopyramide injeksi 10 mg/ml sebanyak 2 ampul dengan aturan
pakai (signatura) keterangan i.m.m (in manum medici) artinya berikan ke tangan dokter.
Penyiapan obat harus segera atau didahulukan pengerjaannya dari resep yang lain (arti
penulisan CITO !) .
IV. Aturan Penulisan Resep Obat Emergensi
Beberapa aturan penulisan resep obat emergensi sebagai berikut.
1. Penulisan Cito, Statim (amat segera), Urgen (mendesak), P.I.M. (periculum in mora =
berbahaya bila ditunda) disebelah kanan/tengah pada bagian atas kertas resep.
2. Penulisan Cito, Statim, Urgen, P.I.M. harus dgarisbawahi dan diberi tanda seru dan diparaf
atau ditandatangani di belakang Cito
3. Resep yang mengandung narkotika/psikotropika tidak boleh ada tulisan tanda iter (iterasi)
yang berarti dapat di ulang, m.i (mihi ipsi) yang berarti untuk pemakaian sendiri, atau u.c
(usus cognitus) yang berarti pemakaiannya diketahui.
4. Penulisan resep obat emergensi tidak boleh diulang, tetapi harus menggunakan resep baru
5. Resep obat emergensi atau injeksi yang mengandung psikotropika./narkotika harus dibubuhi
tanda tangan lengkap oleh dokter penulis resep.
6. Urutan yang pengerjaan resep perlu didahulukan dalam pengerjaannya adalah PIM, Urgen,
Statim, Cito.
V. Perhitungan Dosis Injeksi Dalam Syringe Pump
Rumus dosis dobutamin dalam syringe pump adalah :
Sediaan dobutamine 1 ampul = 250 mg.
Karena 1 mg = 1.000 mikrogram maka 1 ampul = 250.000 µg
Syringe pump menggunakan spuit 50 cc.
Kecepatan pemberian dalam satuan cc/ jam.
Maka 1 cc cairan dalam syringe pump :
250.000µg
= 5000 µg
50 cc
Note : Buat laporan sesuai kelompok diskusi dan laporan dikumpulkan sebelum perkuliahan
dimulai dalam berupa ketikan dan jilid an rapi. Cantumkan sitasi lengkap terkait pembahasan
soal studi kasus dibawah ini.
2. Seorang anak bernama udin 4 tahun dengan berat badan 12 Kg datang ke UGD RSUD dr Doris
Sylvanus dibawa oleh ibunya dengan kejang-kejang dan ibu penderita sangat panik sambil
berteriak minta tolong pada petugas kesehatan yang ada di UGD. Kejang sudah
berlangsung 1 menit pada saat masuk lapangan parkir dan bersifat tonik seluruh
tubuh. Penderita sebelumnya ada demam sejak 36 jam yang lalu dan tidak ada
riwayat kejang sebelumnya atau trauma kepala.
Pertanyaan :
Jelaskan jenis-jenis obat yang dapat digunakan untuk penangan kejang, bentuk sediaan obat
cara pemberian, dan dosis obat pada anak dan dewasa
Jelaskan farmakodinamik dan farmakokinetiknya serta interaksi obat yang terjadi
Tulislah jenis obat penurun panas yang dapat digunakan pada kejang demam, bentuk sediaan
obat dan dosis pada anak.
Edukasi apa yang harus diberikan pada keluarga penderita