DI SUSUN OLEH :
02170200083
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik dan bermanfaat bagi halayak banyak.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
PENTINGNYA PEMASARAN RS
PROGRAM-PROGRAM PEMASARAN RS
KESIMPULAN
SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai peran
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh rumah sakit bersifat holistik atau menyeluruh mulai dari pencegahan, penyembuhan hingga
pemulihan penyakit. Saat ini rumah sakit telah mengalami pergeseran tujuan. Awalnya rumah
sakit didirikan dengan tujuan sosial dan berhubungan dengan keagamaan tetapi seiring dengan
berjalannya waktu, tujuan rumah sakit tidak hanya pelayanan sosial tetapi juga mengarah pada
tujuan ekonomi bahkan komersial. Salah satu yang berpengaruh adalah globalisasi.
Globalisasi merupakan era terjadinya pengalihan kapital dan teknologi dari negara
dengan biaya tenaga kerja mahal ke negara dengan biaya tenaga kerja murah. Tujuannya untuk
meningkatkan daya saing. Globalisasi diperkuat dengan adanya perjanjian GATS (General
Agreement on Trade in Services). Melalui perjanjian ini ada empat cara liberalisasi perdagangan
jasa yaitu pasokan jasa ke negara lain tanpa harus menjadi penduduk tetap, penduduk membeli
jasa di luar negeri, kehadiran dari cabang, agen atau anak perusahaan asing dan kehadiran tenaga
kerja atau ahli untuk jangka waktu tertentu di suatu negara untuk mensuplai jasa. Dampak
globalisasi menuntut rumah sakit agar melakukan perubahan dalam manajemen dan organisasi
agar mampu bersaing dengan pesaing lokal, nasional, dan internasional. Dampak tersebut dapat
menjadi ancaman dan juga menjadi peluang. Jika rumah sakit belum siap bersaing dengan rumah
sakit asing maka kehadiran globalisasi akan menjadi ancaman bagi kelangsungan kegiatan rumah
sakit. Tindakan yang dapat diambil adalah dengan menerapkan building fences yaitu bersikap
defensif dan meminta proteksi dan penghambat dari pemerintah terhadap kehadiran pihak asing
seperti pengaturan tenaga kerja asing.
Namun bagi rumah sakit yang siap bersaing baik itu dari segi pelayanan, sumber daya
yang dimiliki dan pemasaran yang kuat akan menerima kehadiran globalisasi. Tindakan lainnya
yang dapat diambil adalah dengan menerapkan building winmills yaitu melakukan tindakan
akomodatif dan memberdayakan angin perubahan seperti meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang dimiliki oleh rumah sakit dan melakukan aliansi strategis dengan pihak luar
negeri. (Taurany, 2008) Saat ini beberapa rumah sakit dalam negeri telah bekerja sama dengan
rumah sakit asing. Mereka menetapkan standar internasional pada pelayanan yang diberikan. Hal
tersebut merupakan salah satu tindakan yang ambil untuk menghadapi globalisasi.
Menurut Taurany (2008), solusi terbaik untuk menghadapi globalisasi adalah dengan
menyiapkan daya saing yang tinggi melalui kepemimpinan yang memicu pada perubahan dan
manajemen yang profesional, manajemen perubahan, peningkatan manajemen mutu,
pengembangan sumber daya manusia, sarana dan teknologi, peningkatan kepuasan konsumen,
peningkatan budaya organisasi, pemasaran yang efektif dan peningkatan mekanisme dan
kegiatan mengantisipasi, memantau dan menganalisis perubahan-perubahan lingkungan yang
dampaknya dapat berupa ancaman dan berupa peluang.
Menurut Kotler (1996), pemasaran merupakan kunci untuk meraih tujuan organisasi yang
lebih efektif dari pada pesaing karena memadukan kegiatan pemasaran untuk menetapkan dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Manajemen pemasaran merupakan upaya
yang dapat dilakukan agar utilisasi pelayanan rumah sakit menjadi lebih tinggi sehingga
berdampak pada meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Pemasaran rumah sakit merupakan
suatu unsur yang penting. Tujuan pemasaran rumah sakit adalah memperkenalkan rumah sakit
pada masyarakat luas, menginformasikan sejelas-jelasnya mengenai fasilitas dan kemampuan
pelayanan yang dimiliki oleh rumah sakit pada masyarakat dan segenap warga rumah sakit,
membentuk dan membina citra rumah sakit melalui kepercayaan dan penghargaan masyarakat
terhadap kemampuan rumah sakit, pemanfaatan sumber daya rumah sakit secara optimal dan
disamping itu rumah sakit juga mengharapkan terjadinya peningkatan penghasilan. Namun
manajemen pemasaran tidak dapat diaplikasikan secara bebas dalam bidang rumah sakit
terutama dalam mengaplikasi promosi. Ada batasan atau etika yang harus dipatuhi seperti etika
promosi rumah sakit.
1.2. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam
menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor
penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran
menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain.
Sedangkan rumah sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan merupakan institusi
yang penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Rumah sakit sebagai institusi jasa mempunyai ciri-ciri yaitu, tidak berwujud, merupakan
aktivitas pelayanan antara tenaga medis dan non medisdengan pelanggan, tidak ada kepemilikan,
konsumsi bersamaan dengan produksidan proses produksi bisa berkaitan atau tidak dengan
produk fisiknya.Hal ini sesuai dengan pendapat dari Zeithaml dan Bitner bahwa jasa memiliki
ciri-ciri yaitu:
a. tidak berwujud,
d. produksi dan konsumsi terjadisecara bersamaan, dan proses produksinya berkaitan atau
tidak berkaitan dengan produk fisik
Dalam intensitas interaksi dalam penyampaian jasa dapat berlangsung dalam3 tingkatan
yaitu:
a. High-contact services : suatu jasa yang membutuhkan interaksi yang signifikan antara
pelanggan, petugas serta peralatan dan fasilitas jasa,
Rumah sakit sebagai jasa kesehatan merupakan sistem pemasaran jasa dengan kontak yang
tinggi (High-Contact Service) dan semua elemen pada sistempemasaran jasa saling terkait.
Promosi yang merupakan bagian dari pemasaran sudah pasti berbedadengan promosi
perusahaan umum yang mempunyai tujuan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Promosi
rumah sakit harus selalu penuhkejujuran. Konsumen dalam pelayanan rumah sakit selalu
mempunyaipilihan yang sempit dan sangat tergantung kepada rumah sakit dandokter. Sifat hakiki
ini harus dihayati
1. Meningkatnya biaya.
3. kapada pasien.
6. Duplikasi pelayanan
d. Pelayanan bukan untuk pasien: kantin, sewa ruang praktek, sewa ruang pertemuan
PEMBAHASAN
Rumah Sakit Moh. Ridwan Meuraksa adalah Rumah Sakit Kesdam Jaya. Nama
Moh. Ridwan Meuraksa diambil dari salah seorang perwira kesehatan Tentara dari
Resimen VI Brigade Kian Santang / Siliwangi 21. Terletak di Jl. Raya Taman Mini 1
Pinang Ranti Jakarta Timur. Didirikan pada tanggal 25 Mei 1972 dan Disahkan nama
Moh. Ridwan Meuraksa sebagai nama Rumkit pada 26 Oktober 1974. Almarhum Moh
Ridwan Meuraksa berasal dari Aceh. Ayahandanya adalah teungku Abdussalam dari
Meuraksa ulama terkenal di Aceh dan menjadi anggota DPRD yang pertama di daerah
itu. Ibunya bernama Sjamsiah binti Teungku Syech Ibrahim Lambhu. Almarhum
Mohammad Ridwan Meuraksa dilahirkan pada tanggal 25 Maret 1922. Almarhum
merupakan seorang anak baik, sabar dan suka bernyanyi dengan suaranya yang merdu.
a. IGD
b. Rawat Jalan
1. Poliklinik Gigi dan mulut
2. Poliklinik Bedah Umum, Orthopedi, Urologi
3. Poliklinik Anak
4. Poliklinik Gizi
5. Poliklinik Penyakit Dalam
6. Poliklinik Paru
7. Poliklinik Kulit dan Kelamin
8. Poliklinik Mata
9. Poliklinik THT
10. Poliklinik Jantung
11. Poliklinik Akupuntur
12. Poliklinik Rehabmedik
13. Poliklinik Kebidanan
c. Rawat Inap
d. ICU/ICCU
e. MCU
f. Laboratorium
g. Radiologi
3.3. SISTEM PEMASARAN DI RUMAH SAKIT MOH. RIDWAN MEURAKSA
f.
BAB III
KESIMPULAN
3.1. KESIMPULAN
Semakin banyak dan meratanya rumah sakit di wilayah Indonesia yang merupakan
harapan pemerintah merupakan ancaman bagi pihak rumah sakit, karena dengan semakin
banyaknya bermunculan rumah sakit yang menawarkan bermacam keunggulan, baik dari segi
teknologi, harga maupun pelayanan, maka rumah sakit akan menghadapi persaingan yang
semakin kompetitif.
Jumlah rumah sakit yang semakin meningkat membuat setiap rumah sakit saling bersaing
untuk mendapatkan pelanggan. Oleh karena itu, pemasaran rumah sakit yang baik akan dapat
membantu rumah sakit untuk terus bertahan dalam persaingan dan berkembang menjadi lebih
baik. Keluarnya Permenkes No. 80/Menkes/Per/II/90 yang menyatakan bahwa badan hukum
termasuk perorangan diperkenankan memiliki dan mengelola rumah sakit dengan sifat profit
oriented, membuat rumah sakit sadar untuk menerapkan manajemen pemasaran untuk bisa
mempertahankan eksistensinya. Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa
untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler,
1997).
3.2. SARAN
Rumah Sakit harus mampu membuat keseimbangan antara operasional, strategi dan
taktik yang jitu dalam melaksanakan pemasaran produknya. Pemasaran bukan lagi tugas
fungsional dan tanggung jawab sebuah unit tetapi lebih bersifat strategis karena harus
diformulasikan oleh seluruh level manajemen dan berorientasi jangka panjang.
" SEMANGAT JANGAN SEPERTI API UNGGUN YANG HANYA BERKOBAR SESAAT
DAN PADAM
TETAPI
JADILAH SEPERTI API YANG BERADA DALAM SEKAM YANG TAK PERNAH
PADAM."
Berbagi
1 komentar:
Ini daftar pustakanya mana, ya? Isi dari makalah ini hasilnya dari mana?
Balas
Beranda
Mengenai Saya
Foto saya
Rizal virgo
Jawara Bisnis
Tuesday, 1 November 2016
Sekarang ini mayoritas rumah sakit yang ada di Indonesia sudah bergeser ke arah profit oriented,
hal ini disebabkan karena masuknya Indonesia ke dalam persaingan pasar bebas yang
mengharuskan kita untuk merubah cara pandang terhadap rumah sakit. Saat ini tidak
memungkinkan lagi jika rumah sakit hanya dipandang sebagai institusi sosial. Jumlah rumah
sakit yang semakin meningkat membuat setiap rumah sakit saling bersaing untuk mendapatkan
pelanggan. Oleh karena itu, pemasaran rumah sakit yang baik akan dapat membantu rumah sakit
untuk terus bertahan dalam persaingan dan berkembang menjadi lebih baik. Keluarnya
Permenkes No. 80/Menkes/Per/II/90 yang menyatakan bahwa badan hukum termasuk
perorangan diperkenankan memiliki dan mengelola rumah sakit dengan sifat profit oriented,
membuat rumah sakit sadar untuk menerapkan manajemen pemasaran untuk bisa
mempertahankan eksistensinya. Sehingga tidak mengherankan jika keadaan ini memaksa pihak
rumah sakit, baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah untuk menerapkan
manajemen pemasaran yang modern, dengan melaksanakan proses pemasaran yang baik,
termasuk promosi yang termasuk kedalam bauran pemasaran. Artinya, rumah sakit akan
melakukan berbagai upaya promosi dalam rangka menarik minat konsumen sebanyak-
banyaknya.
Berdasarkan definisi tersebut, menunjukkan ada 4 fungsi utama yang diemban rumah sakit yaitu:
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan
kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
Pelaksanaan keempat fungsi utama tersebut dapat dipilah-pilah ke dalam sejumlah aktivitas atau
fungsi yang dilaksanakan RS. Keempat fungsi ini menunjukkan pelaksanaan pemasaran. Ada
kebutuhan dan keinginan tertentu yang dituntut dipuaskan melalui penyajian manfaat dengan
cara yang menguntungkan semua pihak.
Pentingnya RS melakukan pemasaran saat ini dipicu oleh sejumlah faktor. Pertama,
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mengantarkan kita memasuki era pasar bebas
dimana batas geografi tidak lagi menjadi masalah. Semakin bebas dan mudahnya mobilitas
masyarakat untuk memilih RS dimana ia akan berobat menyebabkan persaingan antara RS
menjadi semakin ketat. Mengapa demikian, sebab substitusi banyak, pesaing-pesaing baru
banyak bermunculan karena regulasi pemerintah di bidang kesehatan yang memang mendorong
bertumbuhnya RS, hal tersebut menyebabkan kekuatan tawar RS yang ada semakin kecil dan
kekuatan tawar pelanggan semakin besar. RS menjadi memasuki sebuah mekanisme dimana
pelanggan sangat menentukan keberlangungan hidup RS. Hal ini menyebabkan RS perlu
merubah cara pandangnya terhadap pelanggan sebagai pihak yang menerima begitu saja
pelayanan kesehatan yang disajikan RS. Namun, RS perlu memuaskan kebutuhan dan keinginan
pelanggannya lebih daripada pesaing agar dapat bertahan dan berkembang dalam intensitas
persaingan yang tinggi. Hal ini menegaskan perlunya RS melakukan pemasaran.
Pada intinya, semua aktivitas pemasaran yang dilakukan RS tersebut dilakukan untuk
menghasilkan keunggulan bersaing yang mengikuti siklus. Intinya adalah bagaimana
menghasilkan suatu jasa kesehatan yang unggul bagi pelanggan. Semua aktivitas harus diarahkan
untuk menciptakan nilai unggul bagi pelanggan.
Tujuan pemasaran rumah sakit adalah memperkenalkan rumah sakit pada masyarakat luas,
menginformasikan sejelas-jelasnya mengenai fasilitas dan kemampuan pelayanan yang dimiliki
oleh rumah sakit pada masyarakat dan segenap warga rumah sakit, membentuk dan membina
citra rumah sakit melalui kepercayaan dan penghargaan masyarakat terhadap kemampuan rumah
sakit, pemanfaatan sumber daya rumah sakit secara optimal dan juga mengharapkan terjadinya
peningkatan penghasilan.
Kita dapat menggunakan marketing mix sebagai marketing stimuli untuk mempengaruhi perilaku
pelanggan. Marketing Mix berarti bauran pemasaran, yaitu kegiatan pemasaran yang dilakukan
secara terpadu, yang dilakukan secara bersamaan di antara elemen yang ada dalam marketing
mix itu sendiri, yaitu :
1. Produk -> Produk harus sesuai dengan apa yang konsumen inginkan, itu harus terpenuhi
dan harus menjadi apa yang konsumen harapkan untuk ia dapatkan.
2. Price -> Produk sebisa mungkin selalu terlihat murah berdasarkan nilai barangnya. Ini tidak
berarti harus selalu murah karena salah satu prinsip utama dari konsep pemasaran ialah
pelanggan biasanya senang untuk membayar sedikit lebih untuk sesuatu yang sangat bermanfaat
untuk mereka
3. Promotion -> Produk sebisa mungkin selalu terlihat murah berdasarkan nilai barangnya. Ini
tidak berarti harus selalu murah karena salah satu prinsip utama dari konsep pemasaran ialah
pelanggan biasanya senang untuk membayar sedikit lebih untuk sesuatu yang sangat bermanfaat
untuk mereka.
4. Place -> Produk harus tersedia pada tempat yang paling mudah untuk konsumen dapatkan.
Misalnya jalan raya, melalui Mail Order atau pilihan yang lebih saat ini melalui e-commerce atau
toko online.
5. Partisipant/ People -> orang adalah salah satu elemen dari marketing mix jasa. Orang
menentukan bagaimana layanan tersebut. Dalam hal pemasaran jasa, orang dapat membangun
atau menghancurkan sebuah organisasi.
6. Proses -> Proses Layanan adalah cara di mana layanan dikirim hingga ke pelanggan
terakhir. Yang paling utama ialah layanan harus diberikan tanpa mengurangi kualitas dari barang
yang ditawarkan.
7. Physical Evidence -> Unsur terakhir dalam marketing mix jasa adalah elemen yang sangat
penting. seperti yang kita ketahui, jasa atau layanan yang tidak berwujud di alam. karena itu
diperlukan sesuatu yang dapat dirasakan oleh pelanggan ketika sedang memberikan layanan.
Ketujuh komponen harus bergerak kea rah yang sama, jika tidak maka tujuan pemasaran tidak
akan tercapai. Upaya pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan disebut market driven.
Artinya perilaku perusahaan/organisasi berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Tahap yang lebih advanced adalah berupaya membentuk kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Perusahaan menjadi trend setter. Untuk menjadi trend setter dibutuhkan market
vision. Suatu pandangan jauh ke depan mengenai bentuk dan perilaku pasar seperti apa yang
akan dibentuk nantinya.
Market driven dan market vision diwujudkan melalui market orientation. Jadi, market orientation
tidak hanya sekedar market driven tetapi juga market vision. Market orientation adalah
kemampuan organisasi untuk mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan dan keinginan
pasar saat ini dan yang akan datang, mendiseminasikan informasi tersebut dan menggerakkan
seluruh organisasi terhadap informasi tersebut.
Market intellogence dissemination menyangkut bagaimana informasi ini melekat dan digunakan
sebagai landasan untuk melaksanakan seluruh fungsi-fungsi di dalam organisasi. Marketing
intelligence adalah sebuah strategi yang dapat dilakukan oleh semua perusahaan untuk
memperoleh informasi. Informasi itu bisa dilakukan dengan pengumpulan data dan analisis pasar
yang sesuai dengan keadaan pasar saat ini.
Pemahaman terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan sangat penting untuk memenangkan
persaingan industri rumah sakit di era hiperkompetisi seperti saat ini. Menurut Al Ries and Jack
Trout, perang bukan terjadi di pasar tetapi di benak pelanggan. Oleh karena itu cara untuk
memenangkan persaingan adalah berusaha memenangkan persepsi pelanggan sesuai kebutuhan
dan keinginan serta sifat keinginannya (dalam market vision). RS harus dapat dipersepsikan
sebagai problem solver. Keyakinan tersebut harus dikembangkan pada merek RS. Pelanggan
harus dikembangkan kepercayaannya terhadap merek RS, bukan hanya pada dokter tertentu
sehingga keyakinannya timbul. Oleh karena itu penting sekali bagi RS untuk melakukan
branding atau pembentukan kepribadian merek.
Ragam produk dan pelayanan akan turut berkontribusi pada pencitraan RS. Jenis dan ragam
produk serta pelayanan akan dicitrakan sebagai kemampuan RS. Keterlibatan pelanggan
bergengsi akan membangun citra bahwa RS tersebut adalah RS bonafid. Hal ini menyangkut
kelompok referensi. Bukti suatu RS bergengsi sebab dipilih oleh orang-orang bonafid.
Upaya memperkuat merek dapat dilakukan melalui resonansi komunikasi. Kita menggunakan
media dan cara yang membuat informasi yang disampaikan dapat teresonansi. Itulah sebabnya
mengapa gossip mudah sekali menyebar sebab melalui cara-cara komunikasi beresonansi. Syarat
terjadinya resonansi komunikasi adalah saling menimpali atau memperkuat. Ketika di dalam
suatu komunitas ada seseorang yang berpendapat, kemudian ditimpali oleh yg lain maka hal
tersebut akan memeperkuat resonansi.
c. Assurance: kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf,
bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.
d. Emphaty: kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami
kebutuhan pelanggan.
Harus disadari bahwa definisi jasa adalah aktivitas, proses, kinerja. Sehingga apa yang dilakukan
setiap waktu telah mencerminkan kinerja jasa itu sendiri. Setiap titik interaksi akan menjadi
akumulasi investasi terhadap kinerja. Kualitas interaksi akan ditentukan oleh jenis pemasaran
yang saling mendukung dan terinterkoneksi satu dengan yang lain. Pelayanan berkualitas akan
menghasilkan kepuasan. Kepuasan dan kualitas pelayanan ditentukan oleh pemasaran interaktif.
Itulah sebabnya bagi rumah sakit penting untuk mengembangkan CRM terutama di era
hiperkompetisi seperti saat ini. Hal ini sesuai dengan karakeristik pemasaran jasa kesehatan
dimana pada dasarnya pelanggan sulit beralih karena barrier yang besar seperi medical record,
customization, pembelian emosional,kompleksitas pelayanan eksehatan, dsb.
CRM adalah sebuah strategi bisnis berorientasi pelanggan dimana sebuah organisasi berusaha
meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan dengan menawarkan layanan spesifik
pelanggan.
Ri Setya at 20:40
Share
No comments:
Post a Comment
Home
About Me
My photo
Ri Setya
Powered by Blogger.