FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2019 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) menjadi masalah besar dunia karena sulit disembuhkan. Menurut World Health Organization (WHO) angka kejadian gagal ginjal di dunia secara global lebih dari 500 juta orang dan yang harus hidup dengan menjalani hemodialisis sekitar 1,5 juta orang. Berdasarkan data Indonesian Renal Registry (2015), tercatat 30.554 pasien aktif dan 21.050 pasien baru yang menjalani terapi hemodialisis. Pengguna HD adalah pasien dengan diagnosis GGK (89%). Urutan penyebab gagal ginjal pasien yang mendapatkan hemodialisis berdasarkan data Indonesian Renal Registry tahun 2015, karena hipertensi (44%), penyakit diabetik mellitus atau nefropati diabetik (22%), kelainan bawaan atau Glomerulopati Primer (8%), Pielonefritis kronik/PNC) (7%), gangguan penyumbatan saluran kemih atau Nefropati Obstruksi (5%), karena Asam Urat (1%) , penyakit Lupus (1%) dan penyebab lainnya (8%). Ginjal merupakan salah satu organ penting di dalam tubuh kita, yang berfungsi untuk menyaring (filtrasi) dan mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme (racun) dari darah menjadi urin. Pada keadaan gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) terjadi penurunan fungsi ginjal secara progresif dan tidak dapat pulih kembali. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mempertahankan fungsi ginjal yaitu dengan terapi hemodialisis atau lebih dikenal dengan istilah cuci darah, yang dapat mencegah kematian tetapi tidak dapat menyembuhkan atau memulihkan fungsi ginjal secara keseluruhan. Selain itu pengobatan yang diperlukan oleh pasien gagal ginjal selain hemodialisis adalah transplantasi ginjal dan dialisis peritoneal. Prevalensi gagal ginjal kronik menurut ESRD patiens (End-Stage Renal Disease) pada tahun 2011 sebanyak 2,786,000 orang, tahun 2012 sebanyak 3.018.860 orang dan tahun 2013 sebanyak 3.200.00 orang. Dari data tersebut disimpulkan adanya peningkatan angka kesakitan pasien gagal ginjal kronis tiap tahunnya (Fresensius Medical Care AG & Co., 2013). Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013, menunjukkan bahwa prevalensi penduduk Indonesia yang menderita Gagal Ginjal sebesar 0,2 % atau 2 per 1000 penduduk Penatalaksanaan untuk mengatasi masalah GGK terdapat dua pilihan (Markum 2009) yaitu pertama, penatalaksanaan konservatif meliputi diet protein, diet kalium, diet natrium, dan pembatasan cairan yang masuk. Kedua, dialisis dan transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti pada pasien. Terapi pengganti yang sering dilakukan pada pasien GGK adalah dialisis. Oleh karena permasalahan tersebut, makalah ini disusun agar perawat mampu memahami dengan baik mengenai gagal ginjal kronik serta mampu menerapkan asuhan keperawatan yang tepat bagi penderita gagal ginjal kronik.
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis CKD (Chronic Kidney Disease) di ruang HCU Pandan 2 RSUD Dr. Soetomo Surabaya
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu; 1. Menyebutkan definisi dari gagal ginjal kronik 2. Menyebutkan etiologi dari gagal ginjal kronik 3. Menyebutkan stadium dari gagal ginjal kronik 4. Menyebutkan manifestasi dari gagal ginjal kronik 5. Menjelaskan patofisiologi klinis dari gagal ginjal kronik 6. Menyebutkan pemeriksaan diagnostik dari gagal ginjal kronik 7. Menyebutkan penatalaksanaan dari gagal ginjal kronik 8. Menjelaskan komplikasi dari gagal ginjal kronik 9. Menjelaskan Web of Cautation dari gagal ginjal kronik 10. Menjelaskan asuhan keperawatan dari gagal ginjal kronik 1.3 Manfaat Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan referensi ilmu keperawatan dalam hal menangani dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik.