Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU

Disusun Oleh :

Lutpi Dwi Kurniawan ( 061740411844 )

Samudra Dyan B R ( 061740411851 )

Valencia Tara S ( 061740411852 )

Kelas : 4 EGD

Dosen Pembimbing : Ida Febriana,S.Si.,M.T

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini kebutuhan energi listrik di Indonesia semakin meningkat. Krisis listrik ini sudah
sejak lama menjadi persoalan dan telah dipredikasi oleh banyak ahli energi di Indonesia sejak
sepuluh tahun yang lalu. Kebutuhan energi ini dapat meningkat secara eksponensial, baik ditinjau
dari kapasitasnya, kualitasnya maupun ditinjau dari tuntutan distribusinya.

Konsumsi listrik di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan


peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan kebutuhan listrik ini dikemudian hari
yang diperkirakan dapat tumbuh rata-rata 6,5 persen per tahun hingga 2020. Komsumsi listrik
Indonesia yang begitu besar akan menjadi masalah bila dalam penyediaannya tidak sejalan
dengan kebutuhan. Kebutuhan pasokan energi listrik yang terus-menerus dan berkualitas menjadi
tuntutan yang harus dipenuhi oleh negara.

Untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan listrik di atas, maka diperlukan sebuah sumber
energi baru yang mampu memenuhi kebutuhan listrik nasional yang semakin besar. Angin,
sebagai sumber yang tersedia di alam dapat dimanfaatkan sebagai slah satu sumber energi listrik.
Angin merupakan sumber energi yang tak ada habisnya sehingga pemanfaatan sistem konversi
energi angin akan berdampak positif terhadap lingkungan.

Oleh karena hal di atas, dirasa sangat perlu untuk mengetahui lebih dalam mengenai angin
dan pembangkit listrik tenaga angin ini. Selain itu juga perlu diketahui proses pembangkitan
listrik tenaga angin ini sehingga dapat dianalisa keelebihan dan kekurangannya dibandingkan
dengan sistem pembangkit listrik lain.

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga angin?

2. Apa saja komponen-komponen pada pembangkit listrik tenaga angin?

3. Bagaimana proses pembangkitan listrik dengan tenaga angin?

4. Apa kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga angin?

5. Bagaimana perkembangan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia dan duinia?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Pembangkit Lisitrik Tenaga Bayu

Pemanfaatan tenaga angin sebenarnya bukanlah hal yang sama sekali baru dalam sejarah
peradaban. Sudah berabad-abad lamanya, manusia menggunakan angin sebagai tenaga penggerak
kapal yang dipakai untuk mengarungi samudera dan menjelajah semesta. Konon, pada abad ke-
17 SM, bangsa Babilonia kuno pun sudah menggunakan tenaga angin untuk sistem irigasi.

Turbin angin pertama sebagai pembangkit listrik berupa sebuah kincir angin tradisional
dibuat oleh Poul La Cour di Denmark lebih dari 100 tahun yang lalu. Kemudian pada awal abad
ke-20 mulai ada mesin eksperimen untuk turbin angin. Pengembangan lebih serius dilakukan pada
saat terjadi krisis minyak di era 1970-an dimana banyak pemerintah di seluruh dunia mulai
mengeluarkan dana untuk riset dan pengembangan sumber energi baru atau energi alternatif.
Diawal 80-an terlihat pengembangan utama dilakukan di California dengan pembangunan ladang
PLTB dengan ratusan turbin kecil. Sehingga sampai akhir dekade tersebut, sudah dibangun
15.000 turbin angin dengan kapasitas pembangkit total sebesar 1.500 MW di daerah itu. Di era
80-an tersebut juga diikuti pemangkasan subsidi pemerintah untuk dana pengembangan turbin
angin ini.

Di Denmark, pemerintah tetap mendukung secara kontinu serta tetap mengawal


pengembangan teknologi turbin angin ini. Akibatnya, teknologi dasar mereka tetap terpelihara
dan tidak menghilang. Sehingga pada saat energi angin kembali menguat diawal 90-an, banyak
perusahan yang bergerak dibidang ini mampu merespon dengan cepat dan hasilnya mereka
mampu mendominasi pasar hingga saat ini.

Saat ini laju rata-rata turbin terpasang secara internasional sudah mendekati 1 MW per unit.
Dengan keberhasilan pengembangan dalam skala yang ekonomis tersebut, saat ini energi angin
sudah mampu bersaing dengan pembangkit listrik lainnya seperti batubara maupun nuklir untuk
daerah dimana banyak potensi angin.

2.2 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Bayu

Pembangkit listrik tenaga angin/bayu ini dalam bahasa inggris pembangkit jenis ini dikenal
dengan sebutan WIND POWER. Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik
yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit
ini dapat mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin
atau kincir angin. Sistem pembangkitan listrik menggunakan angin sebagai sumber energi
merupakan sistem alternatif yang sangat berkembang pesat, mengingat angin merupakan salah
satu energi yang tidak terbatas di alam.
2.3 Komponen Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Bayu

· Bilah Kipas ( Blade )

Kebanyakan kincir angin mempunyai 3 atau 6 bilah kipas ( blades ). Bilah kipas berfungsi untuk
menangkap angin dan merubahnya menjadi putaran yang akan diteruskan ke generator.

· Rotor

Rotor terdiri dari bilah kipas dan penghubung poros.

· Sudut Bilah Kipas

Sudut bilah kipas (pitch) adalah sudut pengaturan pada bilah-bilah kipas yang diperlukan untuk
mengatur kecepatan putar rotor.

· Rem cakram

Rem cakram merupakan rem yang cakramnya dijepit secara mekanis, listrik atau hidrolik untuk
mengurangi kecepatan atau menghentikan rotor. Rem digunakan untuk menjaga putaran agar
putaran tidak terlalu besar pada saat terdapat angin yang besar. Putaran yang terlalu besar dapat
menyebabkan kerusakan pada generator seperti rotor breakdown, penghantar putus karena arus
yang besar yang menimbulkan panas berlebih.

· Poros Putaran Rendah

Poros putaran rendah adalah poros yang menghubungkan rotor dengan gearbox.

· Gear Box

Gear box merupakan komponen untuk pengaturan kecepatan putar turbin. Biasanya gear box
turbin angin menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi 1000-1800 rpm untuk memutar
generator listrik. Gear box PLTB biasanya menggunakan gear box jenis planetary. Gear box
planetary adalah gear box yang mempunyai roda gigi besar dikelilingi roda-roda gigi kecil.

· Pengontrol putaran
Pengontrol putaran adalah alat untuk mengontrol putaran poros turbin yang dihubungkan
dengan rem cakram secara mekanis, listrik atau hidrolik. Pengontrol ini akan meneruskan
putaran yang disebabkan kecepatan angin sekitar 12-25 km/jam, dan menghentikan total poros
bila kecepatan angin mencapai 90 km/jam. Kecepatan angin di atas 90 km/jam dapat merusak
turbin.

· Anemometer

Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin. Sinyal elektronik yang


merepresentasikan kecepatan angin dari anemometer diteruskan ke electronic controller yang
kemudian mengatur rem dan mengatur sudut bilah-bilah kipas. Kincir angin akan mulai berputar
pada kecepatan angin 5 m/s dan akan dihentikan secara otomatis pada kecepatan angin 25 m/s.
Ini dilakukan untuk melindungi turbin dan lingkungan sekitar.

· Tebeng Angin (wind vane)

Tebeng Angin (wind vane) berfungsi untuk mengikuti arah angin. Bila turbin angin ringan dan
kecil, tebeng angin cukup untuk mengarahkan turbin angin sesuai arah angin. Bila turbin angin
berat dan besar perlu penggerak arah (yaw drive) yang memutar turbin angin sesuai arah angin.

· Rumah Mesin (nacelle)

Rumah mesin (nacelle) merupakan badan pembungkus untuk melindungi komponen-komponen


PLTB seperti gearbox dan generator listrik. Di depan nacelle terdapat kincir angin.

· Poros Putaran Tinggi ( High Speed Shaft )

Poros Putaran Tinggi ( High Speed Shaft ) adalah poros yang memutar generator dengan
kecepatan sekitar 1500 rpm untuk kemudian membangkitkan listrik. Komponen ini
diperlengkapi dengan rem cakram mekanis (mechanical disk brake) yang digunakan untuk
mengatasi kegagalan pengereman aerodinamis atau pada saat turbin sedang diperbaiki.

· Penggerak Arah ( yaw drive )

Penggerak arah ( yaw drive ) memutar turbin ke arah angin untuk desain turbin yang
menghadap angin. Untuk desain turbin yang mendapat hembusan angin dari belakang tak
memerlukan alat ini.

· Motor Penggerak Arah (Yaw Motor)

Motor penggerak arah (Yaw Motor) merupakan motor listrik yang berfungsi untuk
menggerakkan penggerak arah.

· Menara

Menara berfungsi menyangga turbin angin. Pada kincir angin modern, tinggi tower biasanya
mencapai 40 – 60 meter. Menara dapat dibedakan menjadi bentuk tubular dan bentuk lattice.
Keuntungan dari bentuk tubular yaitu aman, sedangkan lattice mempunyai biaya yang murah.

a. Struktur Mono (Monostructure atau Tubular)


b. Struktur Guyed

c. Struktur Lattice

· Generator

Generator adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin angin.
Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat
dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah
satu cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik
permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisiknya adalah kumparan-
kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi
perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan
tegangan dan arus listrik tertentu. Secara umum generator dibagi 2 yaitu :

1. Generator Arus Searah

2. Generator Arus Bolak-balik

· Rectifier

Arus listrik yang dihasilkan generator turbin angin berupa arus bolak-balik. Agar daya dapat
disimpan dalam baterai maka arus bolak-balik ini harus disearahkan menggunakan rectifier.
Pada PLTB skala kecil, biasanya rectifier ini menyatu dengan generator dalam rumah mesin
(nacelle). Sedangkan untuk PLTB skala besar (>1 kW) biasanya menggunakan rectifier yang
terpisah.

· Baterai

Baterai merupakan komponen yang dibutuhkan untuk memaksimalkan fungsi kerja PLTB. Arus
listrik dari generator arus searah masuk ke baterai untuk disimpan. Jika arus listrik yang
dihasilkan generator terlalu kecil, maka semua arus listrik yang keluar dari generator akan
disimpan di baterai. Jika arus listriknya terlalu besar, maka arus listrik akan disalurkan menuju
jala-jala listrik setelah sebagian disimpan pada baterai.

· Inverter

Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah menjadi
arus listrik bolak balik. Kebanyakan beban listrik didesain untuk suplai beban arus listrik bolak-
balik, sehingga daya keluaran dari PLTB harus diubah dahulu menjadi listrik arus bolak-balik
oleh inverter ini. Inverter dibedakan berdasarkan kapasitas continue maksimumnya dalam W,
dalam pemilihan inverter harus dipertimbangkan juga efisiensinya.

. controller ( Alat Pengontrol )

Alat pengontrol ini menstart turbin pada kecepatan angina kira-kira 12-25 km/jam, dan
mematikannya pada kecepatan 90 km/jam.
Wind turbine components : 1. Foundation 2. Connection to the electric grid 3. Tower 4. Access ladder
5. Wind orientation control (Yaw control), 6. Nacelle 7. Generator 8. Anemometer 9.
Electric or MechanicalBrake 10. Gearbox 11. Rotor blade 12. Blade pitch control 13. Rotor hub.

2.4 Prinsi Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Bayu

Energi angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin
(bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk
menghasilkan listrik). Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk
memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi
gerak menjadi energi listrik dengan teori medan elektromagnetik, yaitu poros pada generator
dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator
yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros
generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena
terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus
listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan
oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC
(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik
ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.

2.5 Sistem Elektrik Pembangkit Listrik Tenaga Bayu / Angin (PLTB)

Secara umum sistem kelistrikan dari PLTB dapat dibagi menjadi 2 yaitu kecepatan
konstan dan kecepatan berubah. Keuntungan dari sistem kecepatan konstan (fixed-speed) adalah
murah, sistemnya sederhana dan kokoh (robust). Sistem ini beroperasi pada kecepatan putar
turbin yang konstan dan menghasilkan daya maksimum pada satu nilai kecepatan angin. Sistem
ini biasanya menggunakan generator tak-serempak (unsynchronous generator), dan cocok
diterapkan pada daerah yang memiliki potensi kecepatan angin yang besar. Kelemahan dari
sistem ini adalah generator memerlukan daya reaktif untuk bisa menghasilkan listrik sehingga
harus dipasang kapasitor bank atau dihubungkan dengan grid. Sistem ini rentan terhadap
pulsating power menuju grid dan rentan terhadap perubahan mekanis secara tiba-tiba. Gambar
berikut menunjukkan diagram skematik dari sistem ini.
Selain kecepatan konstan, ada juga sistem turbin angin yang menggunakan sistem
kecepatan berubah (variable speed), artinya sistem didesain agar dapat mengekstrak daya
maksimum pada berbagai macam kecepatan. Sistem variable speed dapat menghilangkan
pulsating torque yang umumnya timbul pada sistem fixed speed.

Secara umum sistem variable speed mengaplikasikan elektronika daya untuk


mengkondisikan daya, seperti penyearah (rectifier), konverter DC-DC, ataupun inverter.
Gambar A sampai Gambar D adalah jenis-jenis sistem PLTB kecepatan berubah.

Pada sistem variable speed (A) menggunakan generator induksi rotor belitan.
Karakteristik kerja generator induksi diatur dengan mengubah-ubah nilai resistansi rotor,
sehingga torsi maksimum selalu didapatkan pada kecepatan putar turbin berapa pun. Sistem ini
lebih aman terhadap perubahan beban mekanis secara tiba-tiba, terjadi reduksi pulsating power
menuju grid dan memungkinkan memperoleh daya maksimum pada beberapa kecepatan angin
yang berbeda. Sayangnya jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan masih terbatas.

Pada sistem variable speed (B) menggunakan rangkaian elektronika daya untuk
mengatur nilai resistansi rotor. Sistem ini memungkinkan memperbaiki jangkauan kecepatan
yang bisa dikendalikan sistem pertama.

Sistem variable speed (C) dan (D) adalah sistem PLTB yang dibedakan berdasarkan jenis
generator yang digunakan.
2.6 Syarat Angin Untuk PLTB

Tidak semua jenis angin dapat digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik
tenaga bayu / angin. Untuk itu berikut akan dijelaskan klasifikasi dan kondisi angin yang dapat
digunakan untuk menghasilkan energi listrik.

Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin
yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

2.7 Kincir Angin

Secara umum kincir angin dapat di bagi menjadi 2, yaitu kincir angin yang berputar dengan
sumbu horizontal, dan yang berputar dengan sumbu vertikal.

Turbin angin sumbu horizontal


Turbin angin megawatt pertama di dunia berada di Castleton, Vermont

Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan generator
listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuah baling-baling
angin (baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada umumnya
menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo motor. Sebagian besar
memiliki sebuah gearbox yang mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi lebih cepat
berputar.
Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi di belakangnya, turbin biasanya
diarahkan melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak
terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan, bilah-bilah itu
diletakkan di depan menara pada jarak tertentu dan sedikit dimiringkan.
Karena turbulensi menyebabkan kerusakan struktur menara, dan realibilitas begitu penting,
sebagian besar TASH merupakan mesin upwind (melawan arah angin). Meski memiliki
permasalahan turbulensi, mesin downwind (menurut jurusan angin) dibuat karena tidak
memerlukan mekanisme tambahan agar mereka tetap sejalan dengan angin, dan karena di saat
angin berhembus sangat kencang, bilah-bilahnya bisa ditekuk sehingga mengurangi wilayah
tiupan mereka dan dengan demikian juga mengurangi resintensi angin dari bilah-bilah itu.
Kelebihan TASH
Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat yang
memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan arah angin antara dua titik yang jaraknya
relatif dekat di dalam atmosfer bumi. Di sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke
atas, kecepatan angin meningkat sebesar 20%.

Kelemahan TASH

 Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter sulit diangkut.
Diperkirakan besar biaya transportasi bisa mencapai 20% dari seluruh biaya peralatan
turbin angin.
 TASH yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat tinggi dan mahal
serta para operator yang tampil.
 Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah yang berat,
gearbox, dan generator.
 TASH yang tinggi bisa memengaruhi radar airport.
 Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan mengganggu penampilan
lansekap.
 Berbagai varian downwind menderita kerusakan struktur yang disebabkan oleh turbulensi.
 TASH membutuhkan mekanisme kontrol yaw tambahan untuk membelokkan kincir ke arah
angin.
Turbin Angin Sumbu Vertikal

Turbin angin Darrieus30 m di Kepulauan Magdalen

Turbin angin sumbu vertikal/tegak (atau TASV) memiliki poros/sumbu rotor utama yang
disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak harus diarahkan ke angin
agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat
bervariasi. VAWT mampu mendayagunakan angin dari berbagai arah.
Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di dekat tanah, jadi
menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk keperluan perawatan. Tapi
ini menyebabkan sejumlah desain menghasilkan tenaga putaran yang berdenyut. Drag (gaya
yang menahan pergerakan sebuah benda padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta
saat kincir berputar.
Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang lebih dekat ke dasar
tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah bangunan. Kecepatan angin lebih
pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga yang tersedia adalah energi angin yang sedikit.
Aliran udara di dekat tanah dan obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak,
yang bisa menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran, diantaranya
kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau mempersingkat
umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara turbin kira-kira 50% dari
tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energi angin yang maksimal dan turbulensi
angin yang minimal.
Kelebihan TASV
 Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
 Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw.
 Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan bagian-
bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
 TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat secara
melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan yang tinggi sembari
mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan tinggi.
 Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak atau empat
persegi panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar untuk diameter tertentu
daripada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya TASH.
 TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH. Biasanya
TASV mulai menghasilkan listrik pada 10 km/jam (6 m.p.h.)
 TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan putaran dari
ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih rendah sehingga lebih kecil
kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat kencang.
 TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.
 Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung.
Kekurangan TASV
Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH karena drag tambahan
yang dimilikinya saat kincir berputar.

 TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang di elevasi yang
lebih tinggi.
 Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi untuk
mulai berputar.
 Sebuah TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi tekanan pada
bantalan dasar karena semua berat rotor dibebankan pada bantalan. Kabel yang dikaitkan
ke puncak bantalan meningkatkan daya dorong ke bawah saat angin bertiup.
2.8 Potensi PLTB di Indonesia

Energi angin merupakan salah satu potensi energi terbarukan yang dapat memberikan
kontribusi signifikan terhadap kebutuhan energi listrik domestik, khususnya wilayah terpencil.
Pembangkit energi angin yang biasa disebut Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) ini bebas
polusi dan sumber energinya yaitu angin tersedia di mana pun, maka pembangkit ini dapat
menjawab masalah lingkungan hidup dan ketersediaan sumber energi.

Berdasarkan data Blueprint Energi Nasional, Departemen ESDM RI, dapat dilihat bahwa
potensi PLTB di Indonesia sangat menarik untuk dikembangkan karena dari potensi sebesar
9,29 GW, baru sekitar 0,5 GW yang dikembangkan, yang berarti baru sekitar 5,38%. Secara
implisit, hal ini menyiratkan bahwa jumlah penelitian dan jumlah peneliti yang tertarik
mengembangkan teknologi ini masih sangat sedikit. Prospek pengembangan teknologi ini masih
sangat tinggi. Beberapa daerah di Indonesia yang memiliki potensi pengembangan PLTB antara
lain NTB, NTT, Maluku, dan wilayah-wilayah Indonesia bagian timur lainnya. Sebagian besar
daerah di Indonesia mempunyai kecepatan angin rata-rata sekitar 4 m/s, kecuali di daerah-
daerah yang disebutkan di atas. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mengukur
kecepatan angin di Indonesia Timur dan menyimpulkan daerah dengan kecepatan angin tinggi
adalah Nusa Tenggara Barat dan Timur dan Sulawesi. Kupang merupakan lokasi dengan potensi
paling besar karena memiliki kecepatan angin sebesar 5,5 m/detik.

Oleh sebab itu, PLTB yang cocok dikembangkan di Indonesia adalah pembangkit dengan
kapasitas di bawah 100 kW. Tentu saja ini berbeda dengan Eropa yang berkonsentrasi untuk
mengembangkan PLTB dengan kapasitas di atas 1 MW atau lebih besar lagi untuk dibangun di
lepas pantai. Namun melihat potensi wilayah pantai di Indonesia yang cukup luas, pemanfaatan
tenaga angin sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia sangat mungkin untuk
dikembangkan lebih lanjut.

Peta jalan pengembangan PLTB yang dikeluarkan Kementrian ESDM menargetkan


dibangunnya instalasi berkapasitas total 256 MW, baik tersambung dengan jaringan listrik
ataupun tidak pada tahun 2025. Saat ini LAPAN, bersama dengan Institut Teknolog Bandung
(ITB) tengah mengembangkan Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) berdasarkan rotor
Savonius dan Windside. Sistem ini telah berhasil membuat system berukuran 50 kW dan tengah
melakukan penelitian dan pengembangan untuk turbin berkapasitas 300 kW.

Masalah utama dari penggunaan PLTB di Indonesia adalah ketersediaannya yang rendah.
Untuk mengatasi masalah ini maka PLTB harus dioperasikan secara paralel dengan pembangkit
listrik lainnya. Pembangkit listrik lainnya bisa berbasis SEA atau pembangkit konvensional.
Walaupun sebuah PLTB hanya membangkit daya kurang dari 100 kW, kita bisa membangun
puluhan PLTB dalam satu daerah. Dengan memanfaatkan PLTB maka kebutuhan akan bahan
bakar fossil akan jauh berkurang. Selain mengurangi biaya operasi, penggunaan PLTB akan
meningkatkan jaminan pasokan energi suatu daerah. Di daerah kepulauan seperti halnya NTB
dan NTT, yang mana semua kebutuhan energinya harus didatangkan dari daerah lain,
keberadaan PLTB akan membantu meningkatkan kemandiriannya. Di banding dengan diesel,
PLTB mempunyai potensi mengurangi emisi CO2 sebesar 700 gram untuk setiap kWh energi
listrik yang dibangkitkan.

3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Kelebihan

· Energi angin adalah sumber energi terbarukan dan bisa dikatakan sumber energi yang tak
pernah habis.

· Energi dibangkitkan tanpa mencemari lingkungan.

· Energi angin memiliki potensi yang sangat besar untuk dibuat dalam skala yang besar

· Seperti juga energi matahari dan energi air, energi angin memanfaatkan sumber energi yang
alami.

· Listrik dihasilkan oleh energi angin tanpa menimbulkan emisi yang bisa menyebabkan hujan
asam atau gas rumah kaca.

· Pada daerah remote, energi angin dapat digunakan sebagai sumber energi yang besar.

· Dengan kombinasi bersama energi matahari, maka energi angin dapat menyediakan suplai
listrik yang steady dan handal.

· Turbin angin menggunakan space yang lebih kecil dibanding pembangkit pada umumnya.
Umumnya turbin angin hanya menggunakan beberapa meter persegi untk pondasinya, hal ini
menyebabkan tanah disekitar turbin masih dapat digunakan untuk keperluan lainnya, misalnya
untuk pertanian.

Kekurangan

· Energi angin memerlukan storage selama peak time untuk menampung energi, jika akan
digunakan untuk keperluan di luar peak time.

· Sumber energi angin kurang dapat diandalkan untuk ada terus menerus dan tidak mudah
diprediksi.

· Terdapat efek estetika dan permasalahan visual pada wilayah pembangunan turbin angin.

· Dibutuhkan area yang luas untuk membangun pusat pembangkit listrik tenaga angin.

· Adanya polusi suara yang dihasilkan oleh energi angin.

· Energi angin hanya dapat di gunakan pada daerah yang anginnya cukup kuat dan cuaca yang
berangin pada sebagian besar waktu.

· Biasanya,pembangkit listrik tenaga angin dibangun di tempat yang jauh dari sumber beban
sehingga memerlukan transmisi yang dengan biaya yang tinggi.

· Efisiensi rata-rata daro turbin angin sangat kecil jika dibandingkan dengan pembangkit fosil.
Dibutuhkan turbin angin yang banyak untuk menghasilkan listrik dengan impact yang sama
dengan pembangkit fosil.

· Turbin angin dapat menjadi ancaman bagi kehidupan liar. Burung dapat terbunuh atau terluka
jika terbang ke arah turbin.

· Cost maintenance dari turbin angin cukup tinggi karena memiliki part yang dapat rusak oleh
waktu.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat berdasarkan pembahasan di atas adalah:

1. Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin
sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.

2. Komponen utama dari pembangkit listrik tenaga angin yaitu turbinangin (wind turbine) yang
di dalamnya terdapat komponen-komponen seperti anemometer, blades, brake, controller, gear
box, generator, high-speed shaft, low-speed shaft, nacelle, pitch, rotor, tower, wind direction,
wind vane, yaw drive, yaw motor, dan penyimpan energi (battery)

3. Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar
turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas. Kemudian angin akan memutar
sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin
angin. Generator inilah yang akan menghasilkan energi listrik.

4. Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga adalah sifatnya yang
terbarukan. Namun selain kelebihan yang ada, pembangkit ini juga memiliki kekurangan, antara
lain membuat lebih buruk dampak visual, menyebabkan derau suara, beberapa masalah ekologi,
dan keindahan.

5. Pada akhir 2007 di Indonesia sudah mulai dikembangkan pembangkit listrik tenaga angin.
Sehingga pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt
(MW) pada tahun 2025.

Anda mungkin juga menyukai