Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air Susu Ibu atau yang sering disingkat dengan ASI merupakan satu-satunya
makakan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki komposisi gizi yang paling lengkap untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi (Sugiarti, 2011). Melihat manfaat yang besar, maka
pemberian ASI Eksklusif sangat dianjurkan. Maksud ASI Eksklusif disini adalah pemberian
ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
air putih dan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim
sejak lahir hingga bayi umur 6 bulan (Sugiarti, 2011).
Prevalensi pemberian ASI di Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 40,21%
sedangkan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2009 adalah sebesar 60,15% (Dinas
Kesehatan Jawa Tengah, 2009). Jika dilihat standar pencapaian ASI Eksklusif yang
ditargetkan dalam pembangunan nasional dan strategi nasional program peningkatan cakupan
pemberian ASI sebesar 80%. Menurut World Health Organization (WHO) dahulu pemberian
ASI Eksklusif berlangsung usia 4 bulan, namun belakangan sangat dianjurkan agar ASI
Eksklusif diberikan sampai anak usia 6 bulan (Firmansyah, 2012).
Secara nasional cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia pada tahun 2009
mencapai angka 34,3%. Menurut penelitian Rohani (2007) menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif, hal ini ditunjukkan
akan terjadi peningkatan pemberian ASI Eksklusif jika disertai dengan peningkatan
pengetahuan tentang ASI Eksklusif (Sugiarti, 2011).
Menurut Salfina (2003) mengatakan bahwa 75,6% ibu yang tidak memberikan ASI
Eksklusif adalah ibu dengan pendidikan tamat SD, dan berstatus sebagai pekerja lepas atau
buruh (Firmansyh, 2012). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengena hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan tindakan ASI
Eksklusif.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari ASI?
2. Apa definisi dari ASI Eksklusif?
3. Berapa batasan usia meminum ASI?
4. Apa saja kandungan ASI ?
5. Bagaimana cara pemberian ASI yang benar?
6. Bagaimana cara pemberian ASI perah?
7. Bagaimana cara penyimpanan ASI perah?
8. Bagaimana penyajian ASI perah?

1.3 Tujuan
Agar mahasiswa kebidanan lebih memahami tentang ASI

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Definisi ASI

ASI adalah minuman dianjurkan untuk semua neonatus, termasuk bayi prematur , ASI
memiliki manfaat nutrisi, imunologis dan fisiologis dibandingkan dengan susu formula atau jenis
susu lainnya.
ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi
dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi
tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan
yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan
pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat
makanan (Hubertin, 2004).

2.2 Definisi ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat
alamiah. (Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja
tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan
lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti
pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat
(Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali
sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI,
sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lai, seperti susu
formula, jeruk, madu, the, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubu nasi dan tim. Pemberian ASI eksklusif ini tidak selamanya harus
3
langsung dari payudara ibunya. Ternyata, ASI yang ditampung dari payudara ibu dan ditunda
pemberiannya kepada bayi melalui metode penyimpanan yang benar relatif masih sama
kualitasnya dengan ASI yang langsung dari payudara ibunya. Komposisi ASI sampai dengan 6
bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, meskipun tanpa tambahan makanan
atau produk minuman pendamping. Kebijakan ini berdasarkan pada beberapa hasil penelitian
(evidence based) yang menemukan bahwa pemberian makanan pendamping ASI justru akan
menyebabkan pengurangan kapasitas lambung bayi dalam menampung asupan cairan ASI
sehingga pemenuhan ASI yang seharusnya dapat maksimal telah tergantikan oleh makanan
pendamping.

2.3 Batasan Usia Pemberian ASI


WHO (world health organization) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada bayi
berusia 0 hingga 6 bulan, lalu dilanjutkan dengan penambahan MPASI (makanan pendamping
ASI) hingga berusia 2 tahun. Rekomendasi ini dibuat dengan berbagai pertimbangan, di
antaranya:
a) Sistem pencernaan bayi yang masih sensitif sehingga berpotensi menyebabkan
gangguan pencernaan dan juga gangguan gizi jika dilakukan pemberikan makanan
terlalu dingin
b) ASI mengandung komponen yang sangat baik dalam menjaga kekebalan tubuh,
sehingga menyusui bayi bisa turut membantu bayi agar terhindari dari infeksi
berbahaya
c) Menjalin kedekatan emosional antara bayi dan ibu
d) Membantu mempercepat ibu dalam pemulihan pasca melahirkan, dan sebagainya
Akan tetapi, menyusu lebih lama pun bukan merupakan sesuatu yang dilarang untuk
dilakukan. Dengan menyusu lebih lama, bayi bisa mendapatkan kekebalan tubuh lebih banyak
dari ASI. Namun, sejatinya, pada usia di atas 2 tahun, berbagai manfaat menyusui di atas sudah
bisa digantikan oleh pemberian makanan yang bergizi seimbang. Karenanya, pemberian ASI
tidak lagi menjadi faktor utama. Kebanyakan ahli psikologi justru berpendapat, menyapih anak
pada usia 2 tahun memiliki dampak yang positif terhadap kemandirian anak dibandingkan
dengan anak yang disampih lebih lama. Di samping itu, terlalu banyak menyusu ASI pada usia

4
ini pun bisa membuat bayi lebih lama kenyang sehingga nafsu makannya akan menurun. Hal ini
tentu bisa berpengaruh pada asupan gizi dan juga pertumbuhannya nanti.

2.4 Kandungan ASI


Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit
dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi ASI:
1. Kolostrum
Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung karoten dan vitamin A
yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi.
2. Protein
Protein dalan ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey (protein yang
mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan dengan casein.
3. Lemak
Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen yang
gizi yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak
mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit koroner usia muda.
4. Laktosa
Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai sumber energi
meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang pertumbuhan lactobacillus bifidus.
5. Zat Besi
Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui jarang
kekurangan zat besi.
6. Taurin
Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan penting dalam
maturasi otak bayi.
7. Laktobacilus
Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli yang
sering menyebabkan diare pada bayi.

8. Laktoferin.
Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam
intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.
9. Lizozim
Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens, caries,dentis,dan
maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol
dan dot.
5
2.5 Cara Pemberian ASI yang Benar
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
a. Posisi Badan Ibu dan Badan Bayi (DepKes RI, 2005) 1)
1) Ibu duduk atau berbaring dengan santai

2) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.

3) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara.
4) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
5) Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan
lengan bayi.
6) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan
lengan ibu.

b. Posisi Mulut Bayi dan Putting Susu Ibu (DepKes RI, 2005)
1) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang dibawah (bentuk C)
atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting),
dibelakang areola (kalang payudara)
6
2) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara menyentuh
puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu.
3) Tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah ke bawah
4) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu belakang
bayi bukan bagian belakang kepala.
5) Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapan- hadapan dengan hidung
bayi.
6) Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit- langit mulut bayi.
7) Usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi, sehingga puting
susu berada diantarapertemuan langit- langit yang keras (palatum durum) dan langit-
langit lunak (palatum molle).
8) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga
ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak dibawah kalang payudara.

9) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi.

7
10) Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan
maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal itu tidak perlu karena hidung bayi telah
dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu.
11) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus- elus bayi
12) Cara Menyendawakan Bayi
a) Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-lahan diusap
punggung belakang sampai bersendawa.
b) Kalau bayi tertidur, baringkan miring ke kanan atau tengkurap. Udara akan keluar
dengan sendirinya
c. Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar (DinKes, 2009) 1)
1) Ibu mencucui tangan sebelum menyusui bayinya.
2) Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak sejajar punggung kursi
dan kaki diberi alas sehingga tidak menggantung.
3) Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya.
4) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan bokong
bayi terletak pada lengan.
5) Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi
dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke payudara
6) Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus.
7) Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah
serta tidak menekan puting susu atau areola.
8) Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum menyusui
9) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
10) Ibu menatap bayi saat menyusui
8
11) Pasca Menyusui
a. Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di masukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah.
b. Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting susu dan aerola, biarkan kering dengan sendirinya.

12) Menyendawakan bayi dengan :


a. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
ditepuk perlahan-lahan, atau
b. Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya di tepuk perlahan-
lahan.
13) Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap saat bayi menginginkan (on demand)
2.6 Cara Pemberian ASI Perah
ASI perah biasanya disimpan dengan dibekukan. Dimana ASI beku yang akan
digunakan sebelumnya harus dipindahkan ke lemari pendingin terlebih dahulu supaya
mencair. Jika ASI sudah mencair anda dapat mengambil ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
Hangatkan ASI yang sudah anda ambil tersebut sebelum diberikan pada bayi. ASI perah tidak
boleh dimasak atau dipanaskan. Untuk menghangatkannya cukup dengan merendam botol
berisi ASI dalam wadah berisi air hangat. Jika ASI yang diminum oleh bayi tidak habis,
jangan menyimpannya anda harus langsung membuangnya. Dalam memberikan ASI perah
sebaiknya hindari menggunakan dot atau botol.
Penggunaan dot berdampak buruk pada bayi, dimana salah satunya akan
menimbulkan bingung puting pada bayi. Akibatnya bayi anda enggan menyusu langsung dari
payudara ibunya karena ia sudah terbiasa dengan mekanisme atau kinerja dot. Sebaiknya
gunakan cangkir atau sendok untuk memberikan ASI perah pada si kecil. Ini dilakukan agar
bayi tidak menolak menyusu langsung dari payudara ibunya. Pemberian ASI dengan
menggunakan cangkir akan lebih cepat dan dapat memuaskan dahaga bayi dibandingkan
dengan menggunakan sendok. Jika bayi merasa kesulitan mendapatkan ASI dengan
menggunakan cangkir sebaiknya anda berikan dengan menggunakan sendok dengan penuh
kesabaran dan perlahan agar ASI yang didapatkan si kecil cukup sesuai dengan
kebutuhannya.
9
Langkah Memberikan ASI Perah dengan Cangkir Berikut ini cara memberikan ASI
perah yang benar dan tepat:
1. Orang yang akan memberikan ASI perah pada bayi harus duduk dengan posisi yang
nyaman sambil memangku bayi.
2. Kemudian, pegang punggung bayi menggunakan lengan.
3. Letakan cangkir pada bibir bawah bayi.
4. Lidah bayi akan berada di atas pinggir cangkir tersebut. Saat cangkir dimiringkan biarkan
si kecil menghisap ASI.
5. Setiap bayi anda menelan ASI tersebut, anda dapat memberikan jeda.
6. Berikan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi atau tanpa dijadwal.
Selain memanfaatkan cangkir, anda dapat memberikan ASI dengan menggunakan botol susu
yang dilengkapi dengan sendok dengan cara seperti berikut:
1. Suapkan ASI perah menggunakan botol yang dilengkapi dengan sendok. Memberikan
ASI dengan menggunakan botol bersendok akan lebih efektif karena dapat memuaskan
rasa dahaga bayi dibandingkan dengan mengambil ASI menggunakan sendok satu demi
satu dari cangkir.
2. Agar bayi anda tidak tersedak, suapkan ASI perah dengan perlahan dan sedikit demi
sedikit.

2.7 Cara Penyimpanan ASI Perah


Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja haru tetap
memberikan ASInya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa di tmpat kerja. Apabila
tidak memungkinkan, ASI dapat diperah kemudian disimpan
Cara penyimpanan ASI :
1. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/plastik, termasuk plastik klip,± 80-100 cc.
2. ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan
lagi setelah 2 hari.
3. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat Celcius.
4. ASI beku tidak boleh dimasak/dipanaskan, hanya dihangatkan dengan merendam
dalam air hangat.
Metode Penyimpanan dan Waktu ASI Maksimal

10
No Metode Penyimpanan Waktu Penyimpanan ASI Maksimal
1. Suhu kamar 1 jam
2. Lemari pendingin (-4°C/24°F) 48 jam
3. Lemari pembeku (Lemari es 1 pintu) Tidak dianjurkan
4. Lemari pembeku (Lemari es 2 pintu) - 3 bulan untuk neonatus sakit
- 6 bulan untuk neonatus sehat
a. Penyimpanan di Suhu Ruangan (16’C – 29’C)

Suhu normal ruangan bisa mempertahankan ASI selama hingga 8 jam, tapi itu
tergantung dengan kondisi ASI, apakah masih segar, sudah dibekukan atau dihangatkan.
Untuk detailnya berikut daya tahan ASI dengan penyimpanan pada suhu ruangan (16’C –
29’C):

a) Untuk ASI segar: 3-4 jam (optimal) 6-8 jam (dalam kondisi sangat bersih).
b) Untuk ASI beku yang sudah dicairkan: 4 Jam.

c) Untuk ASI yang sudah dihangatkan: Lebih baik segera diminumkan.

d) Untuk ASI yang sudah diminum: 1 jam dan buang jika masih bersisa.

b. Penyimpanan di cooler bag + es batu (4’C – 15’C)

Dengan penyimpanan cooler bag yang ditambah dengan es batu (4’C – 15’C),
ASI yang masih fresh bisa bertahan selama sehari semalam lho, berikut rincian ketahanan
ASI setelah dipompa pada cooler bag storage :

a) Untuk ASI segar: 24 jam.


b) Untuk ASI yang sudah dihangatkan: tidak disarankan untuk diberikan pada bayi.

c) Untuk ASI yang sudah diminum: lebih baik dibuang.

c. Penyimpanan Lemari Es (0’C – 4’ C)

11
ASI yang disimpan di dalam lemari es dengan suhi 0’C – 4’ C bisa bertahan maksimal
hingga 8 hari, lho mommies. Tapi ketahanan ini juga tergantung pada kondisi ASI, apakah
masih segar ketika disimpan atau sudah dihangatkan. Berikut rinciannya:
a) Untuk ASI segar: 3 hari (optimal) 8 hari (jika kondisi sangat bersih).
b) Untuk ASI Beku yang sudah dicairkan: 24 jam, lebih dari itu tidak diketahui
keamanannya.

c) Untuk ASI yang sudah dihangatkan: 4 jam.

d) Untuk ASI yang sudah diminum: lebih baik dibuang.

d. Freezer Lemari Es Satu Pintu (-15' C)

Freezer dari lemari es satu pintu dapat mengawetkan ASI selama maksimal dua
minggu. Tapi untuk sisa ASI yang sudah diminum, tidak bisa diawetkan dengan
penyimpanan di freezer. Berikut detailnya:

a) Untuk ASI segar: 2 minggu.


b) Untuk ASI Beku yang sudah dicairkan: tidak boleh dibekukan kembali.

c) Untuk ASI yang sudah dihangatkan: tidak boleh dibekukan.

d) Untuk ASI yang sudah diminum: lebih baik dibuang.

e. Lemari Es 2 Pintu (-18’C)

Dengan penyimpanan di freezer lemari es dua pintu (-18’C), ini dia ketahanan ASI
yang perlu kamu perhatikan:

a) Untuk ASI segar: 3 -6 bulan.


b) Untuk ASI beku yang sudah dicairkan: tidak boleh dibekukan kembali.

c) Untuk ASI yang sudah dihangatkan: tidak boleh dibekukan.

d) Untuk ASI yang sudah diminum: lebih baik dibuang

12
f. Freezer Tunggal

Freezer tunggal dengan suhu lebih rendah dari -18' C, dapat menyimpan ASI segar
hingga ketahanan paling lama, yaitu 12 bulan. Berikut detail daya tahan penyimpanan
ASI di freezer tunggal setelah di pompa:

a) Untuk ASI Segar: 6-12 bulan.


b) Untuk ASI beku yang sudah dicairkan: tidak boleh dibekukan kembali.

c) Untuk ASI yang sudah dihangatkan: tidak boleh dibekukan.

d) Untuk ASI yang sudah diminum: lebih baik dibuang.

2.8 Cara Penyajian ASI Perah

ASI merupakan asupan nutrisi yang terbaik bagi bayi, maka itu ASI yang belum akan
diminum biasanya akan disimpan terlebih dahulu. Penyimpanan ASI perah dan manajamen
ASI membantu ibu menyusui yang beraktivitas di luar rumah untuk mencukupi kebutuhan
bayi. Kemungkinan ibu bekerja perlu mengetahui manajemen ASI perah lebih lanjut.

1. Cek tanggal pada label wadah ASI. Gunakan ASI yang paling dulu disimpan.
2. ASI tidak harus dihangatkan. Beberapa ibu memberikannya dalam keadaan dingin.

3. Setelah dikeluarkan dari kulkas, cara yang paling tepat untuk memanaskannya
adalah dengan merendam botol atau tempat penyimpanan di dalam mangkuk berisi
air panas.

4. Bila ASI tersebut tidak habis dalam sekali pakai, jangan digunakan kembali setelah
24 jam.

5. Jangan memanaskan ASI dengan microwave. Microwave tidak dapat memanaskan


ASI secara merata dan justru dapat merusak komponen ASI dan membentuk bagian
panas yang melukai bayi.

6. ASI yang beku dari freezer dapat dicairkan dengan cara : Menaruhnya di dalam
kulkas selama 4 jam, atau dengan cara ini : sirami tempat penyimpanan (masih
13
dalam kondisi tetap tertutup rapat) dengan air dingin yang mengalir dari kran.
Ketika ASI mulai mencair, gunakan air hangat dari kran sampai seluruhnya mencair.
Jangan mencairkan ASI beku dengan cara mendiamkannya pada suhu ruangan.

7. Setelah ASI cair, rendam botol atau tempat penyimpanan di dalam mangkok atau
wadah yang diisi air panas

8. Untuk ASI beku: pindahkan wadah ke lemari es selama 1 malam atau ke dalam bak
berisi air dingin. Naikkan suhu air perlahan-lahan hingga mencapai suhu pemberian
ASI

9. Untuk ASI dalam lemari es: Hangatkan wadah ASI dalam bak berisi air hangat atau
air dalam panci yang telah dipanaskan selama beberapa menit. Jangan
menghangatkan ASI dengan api kompor secara langsung.

10. Goyangkan botol ASI dan teteskan pada pergelangan tangan terlebih dahulu untuk
mengecek apakah suhu sudah hangat.

11. Berikan ASI yang dihangatkan dalam waktu 24 jam. Jangan membekukan ulang ASI
yang sudah dihangatkan.

12. ASI yang telah dihangatkan kadang terasa seperti sabun karena hancurnya
komponen lemak. ASI dalam kondisi ini masih aman untuk dikonsumsi.

13. Apabila ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi,
setelah diperah, hangatkan ASI hingga muncul gelembung pada bagian tepi (jangan
mendidih) lalu segera didinginkan dan dibekukan. Hal ini dapat menghentikan
aktivitas lipase pada ASI. Dalam kondisi inipun kualitas ASI masih lebih baik
dibandingkan dengan susu formula.

ASI perah beku yang dicairkan kemungkinan akan mengalami perubahan pada
warna, bau, dan konsistensinya dibandingkan ASI segar. Sebagian bayi ada yang menolak
ASI perah beku, jika demikian ada baiknya memperpendek masa simpan ASI.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik
fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan makanan pertama, utama
dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI Eksklusif menurut WHO adalah
pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk
ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.
Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan
negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena
mengandung enzim pencernaan.
15
Komposisi ASI dan berbagai factor pertumbuhan yang ada didalam ASI sangat
menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak bayi. Oleh karena itu,
penting untuk mempertimbangkan manajemen pemberiannya. Dengan mempelajari dan
mengetahui jenis dan susunan makanan (gizi) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan sel otak serta kapan nutrisi itu sangat dibutuhkan, ibu dan bidan dapat
melakukan intervensi dari luar terhadap kecerdasa seorang anak. Intervensi dari luar ini
dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan kebutuhan zat pembentuk sel yang semuanya
harus tersedia cukup dan dalam waktu yang tepat. Dan kebutuhan ini sebenarnya telah
dipenuhi oleh ASI.

3.2 Saran
Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi selama 6 bulan. Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu
formula, karena ASI memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang bayi.
Untuk tenaga kesehatan terutama kita sebagai Bidan kelak sebaiknya meningkatkan peranan
untuk penyuluhan kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, posyandu dan pada masyarakat
khusunya ibu hamil tentang ASI dan menyusui.

Daftar Pustaka

Jan, Riordan dan Kathleen G Auerbach. 2000. Menyusui dan Laktasi. Buku kedokteran ECG.
Yanti, Damai dan dian Sundati.2011.Asuhan Kebidanan Masa Nifas:Belajar Menjadi Bidan
Profesional.PT Refika Aditama: Bandung
Maryunani, Anik.2017.Asuhan Ibu Nifas dan Asuhan Ibu Menyusui.In Media: Bogor

16
17

Anda mungkin juga menyukai