Usia terbanyak kejadian mimisan adalah pada usia 2-10 dan 50-80 tahun, baik pada
pria maupun wanita. Anak-anak dengan migrain sebenarnya memiliki kejadian
epistaksis berulang yang lebih tinggi daripada anak-anak tanpa migrain.
Penyebab
Epistaksis biasanya jinak, self-limiting (dapat berhenti sendiri) dan spontan.
Mayoritas mimisan disebabkan oleh trauma sederhana. Meskipun sebagian besar
insiden tidak mengancam jiwa, namun hal itu dapat menyebabkan orang kaget
melihat darah yang keluar terutama pada anak-anak. Terkadang mimisan
mengindikasikan penyakit mendasar yang lebih serius namun lebih banyak terjadi
tidak ada penyebab yang serius.
Pasokan darah ke hidung berasal dari cabang-cabang arteri anterior (depan) dan
posterior (belakang) Etmoid Interna dan arteri Karotis Eksterna (Sphenopalatine dan
cabang arteri maksilaris internal). Perdarahan biasanya terjadi saat mukosa terkikis
dan pembuluh menjadi terbuka dan kemudian pecah. Klasifikasi mimisan dibagi
menjadi epistaksis anterior atau posterior, tergantung pada sumber perdarahan sebagai
berikut:
1. Perdarahan anterior
Sumber perdarahan terlihat pada sekitar 95% kasus - biasanya dari septum
hidung, terutama daerah yang merupakan tempat pleksus Kiesselbach
(jaringan anastomik pembuluh darah di bagian anterior dari septum hidung)
2. Perdarahan posterior
Berasal dari struktur hidung yang lebih dalam dan terjadi lebih sering pada
individu yang lebih tua. Mimisan dari daerah ini biasanya lebih banyak dan
memiliki risiko kompromi jalan nafas yang lebih besar.
Dokter akan menentukan apakah darah berasal dari satu lubang hidung
(biasanya anterior) atau dari dua lubang hidung.
JIka jika darah mengalir ke tenggorokan atau dari kedua lubang hidung
(biasanya adalah perdarahan posterior).
Dokter akan menanyakan tentang trauma yang dialami dan adakah riwayat
keluarga atau riwayat penggumpalan darah atau hipertensi di masa lalu,
pernahkah ada operasi hidung sebelumnya.
Dokter akan menanyakan tentang nyeri di wajah (otalgia) yang dapat
menunjukkan tanda-tanda tumor nasofaring
Pemeriksaan Laboratorium
Hal ini tidak perlu dilakukan pada sebagian besar kasus yang ringan namun kasus
perdarahan berulang atau sangat banyak perdarahannya memerlukan pemeriksaan
berikut:
Tes darah lengkap
Tes koagulasi dan pengenceran darah.
Jika ada dugaan keganasan pada hidung atau kelainan lainnya harus meminta
rujukan ke ahli bedah THT dan bila perlu akan dilakukan CT scan dan / atau
nasopharyngoscopy.
Therapy
Pada umumnya mimisan akan berhenti sendiri tanpa pengobatan dan berikut ini
adalah pertolongan pertama yang dapat dilakukan sendiri jika terjadi mimisan.
Jangan panik, duduk tegak, condong sedikit ke depan, dan untuk meremas
bagian bawah hidung selama 10-20 menit untuk menghentikan pendarahan.
Bernafaslah melalui mulut. Kompres dingin dengan es di daerah tulang rawan
hidung bisa membantu. Biasanya perdarahan akan berhenti
Jika riwayatnya berdarah banyak dan berkepanjangan, segera meminta
bantuan tenaga medis atau paramedis, waspada terjadi shock hipovolemik.
Dokter akan memantau denyut nadi dan tekanan darah pasien dan akan
melanjutkan untuk memeriksa hidung, menggunakan spekulum hidung dengan
hati-hati
Jika perlu dokter akan memberikan vasokonstriktor atau melakukan
kauterisasi untuk menghentikan perdarahan.
Penciuman berkurang
Terus berdarah.
Kesulitan bernapas dan darah menggumpal
Kerusakan pada septum hidung atau nekrosis tekanan tulang rawan.
Terjadi infeksi bakteri karena darah yang tertinggal menjadi tempat
bertumbuhnya bakteri.
Jika komplikasi terjadi segeralah kembali ke dokter untuk pemeriksaan dan
pengobatan lebih lanjut.
Pencegahan
Bagi mereka yang sering mimisan, cegahlah dengan mengedukasi hal-hal berikut:
- Jangan mengorek hidung terlalu dalam
- Jangan membuang ingus terlalu keras
- Jika hidung tersumbat gunakan obat-obatan dari dokter yang mampu
melegakan hidung kembali
- Menahan diri untuk bersin terlalu keras
- Edukasi anak-anak agar tidak memasukkan apapun ke dalam hidung
- Merokok atau terlalu lama di ruangan AC dapat mengakibatkan hidung
menjadi kering dan mudah berdarah
Sumber:
3. http://care.american-rhinologic.org/epistaxis
4. http://www.aafp.org/afp/2005/0115/p305.html
5. https://www.emedicinehealth.com/nosebleeds/page2_em.htm
6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3096213/
7. https://emedicine.medscape.com/article/863220-overview