Anda di halaman 1dari 70

KATA PENGANTAR

Ucapan puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, bahwa
penyusunan Revie Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 – 2021 telah dapat kami selesaikan.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 – 2021 disusun sebagai penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2016 – 2021 dan tidak dapat dipisahkan dari kerangka Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Selatan.
Sebagaimana amanat yang tertuang di dalam RPJMD Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2016 – 2021, pembangunan di bidang ketenagakerjaan dilaksanakan
guna mendukung misi PERTAMA yaitu “Mengembangkan Sumber Daya Manusia
yang Agamis, Sehat dan Terampil”, sedangkan pembangunan di bidang
Ketransmigrasian dilaksanakan guna mendukung misi KETIGA yakni
“Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah yang berbasiskan Kearifan Lokal”.
Maka implementasi pembangunan diarahkan pada upaya pengembangan dan
penguatan layanan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang tertuang di dalam
RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 – 2021, yakni Jumlah Perusahaan
yang membentuk Sarana Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja,
Persentase Pencari Kerja yang Memperoleh Sertifikat Kompetensi, Persentase
Penduduk yang Bekerja, Jumlah Pengembangan Desa Eks. Kawasan Transmigrasi,
Persentase pengmbangan Kawasan Transmigrasi, dan Persentase Kawasan sumber
Daya Kawasan Transmigrasi.
Harapan kami, dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 – 2021 dapat menjadi acuan
penentuan arah kebijakan, serta menjadi pedoman dalam melaksanakan pembangunan
dan pelayanan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam jangka waktu 5
(lima) tahun ke depan. Dengan demikian, tugas dan fungsi pembangunan menjadi
semakin fokus sehingga dapat terlaksana secara optimal dan mendatangkan manfaat
yang sebesar- besarnya bagi masyarakat.

Banjarmasin, 2017

KEPALA DINAS,

Ir. ANTONIUS SIMBOLON, MM.


Pembina Utama Madya
NIP. 19571201 198503 1 006

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………… ii

Daftar Isi………………………………………………………………………… iii

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………............. 1

1.1. Latar Belakang ……………………………………………. 1


1.2. Landasan Hukum ….…………………………………….. 1
1.3. Maksud dan Tujuan .……………………………….……. 2
1.4. Sistematika Penyusunan Renstra …………….……… 3

BAB II : GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD ..……………… 4

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ....……... 4


2.2. Sumber Daya SKPD ...............................……… 31
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD...........................…………..... 34
2.4. Tantangan dan Peluan Pengembangan SKPD ............. 36

BAB III : ISU-ISU STRATEGIS .................................................... 39


3.1. Identifikasi Permasalahan .................................……... 39
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program ................................... 42
3.3. Telaahan Renstra K/L .................................................... 43
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis .................................................................. 46
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis ............................................... 47

BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN


KEBIJAKAN ....................................................................... 50

4.1. Visi dan Misi Daerah ................................................. 50


4.2. Tujuan dan Sasaran ..................................................... 52
4.3. Strategi dan Kebijakan ..................................................... 53

BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR


KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
INDIKATIF ……………… 61

BAB VI : INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA


TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ……………. 62

LAMPIRAN …………………………………………………………
- Matriks Rencana Capaian Kinerja 2016-2021
- Pohon Kinerja

iii
Terwujud ya Te aga Kerja da Masyarakat Tra s igrasi Ya g Produktif, Berdaya Sai g, Ma diri da Sejahtera 8-Sep-17
TUJUAN DISNAKERTRANS ‘PRO BERSAMA SEJAHTERA

Meningkatkan Kompetensi, Produktivitas, Penempatan dan Perluasan Kesempatan kerja serta Meningkatkan Akuntabilitas Kinerja
Sasaran Meningkatkan Kesejahteraan Transmigrans
Sarana Hubungan industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan SKPD Disnakertrans

Meningkatnya kualitas daya Hubungan Industrial harmonis Meningkatnya Nilai Akuntabilitas Kinerja
Zero Case Meningkatnya Kesejahteraan Tansmigrans
saing tenaga kerja dan Kondusif SKPD

Persentase perusahaan
Tingkat Pengangguran Persentase Perselisihan Meningkatnya pendapatan
IKU ES II 1 1 1 yang taat aturan 1 Nilai SAKIP Disnakertrans
Terbuka (TPT) Hubungan Industrial transmigrans
ketenagakerjaan

Angka partisipasi
2
angkatan kerja

1 Meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaporan kinerja


Meningkatnya perusahaan yang
Meningkatnya Daya saing Penguatan kelembagaan hubungan Peningkatan kualitas dan pengembangan 2 Pelayanan sarana prasarana dan administrasi perkantoran
taat terhadap aturan ketenaga
Tenaga Kerja industrial dan jamsostek kawasan transmigrasi
kerjaan 3 Peningkatan kualitas SDM SKPD
4 Pelayanan administrasi keuangan
Persentase peningkatan Persentase penurunan
Persentase angkatan kerja Persentase luas lahan kimtrans yang
IKU ES III 1 1 perusahaan yang memiliki 1 perusahaan yang melanggar 1 1 Persentase kenaikan nilai komponen pelaporan pada LKIP SKPD
yang Bekerja diusahakan
sarana HI aturan ketenaga kerjaan

persentase penyelesaian Jumlah kelembagaan ekonomi dan sosial


2 2 2 Persentase kenaikan nilai komponen perencanaan pada LKIP SKPD
perselisihan HI melalui PB budaya yang dikembangkan di kimtrans
Persentase peningkatan
3 perusahaan yang menerapkan 3 Persentase aset yang tercatat ( harus 100 % )
perlindungan Jamsos
4 Persentase pemenuhan pengurusan administrasi kepegawaian PNS SKPD
5 Persentase pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan SKPD
6 Persentase penyerapan anggaran SKPD
7 Persentase ASN SKPD yang memiliki sertifikat keahlian

Merencanakan dan mengadakan sarana


dan prasarana serta administrasi
perkantoran
Meningkatnya jumlah Meningkatnya penerapan syarat- Meningkatnya Pembinaan
Meningkatnya jumlah kawasan Menyusun perencanaan dan Menyusun perencanaan dan administrasi
tenaga kerja yang diterima syarat kerja dan peningkatan Pengawasan dan Perlindungan Menyusun data kepegawaian, evaluasi
transmigrasi yang diberdayakan pelaporan kinerja SKPD keuangan SKPD
di pasar kerja jaminan sosial bagi tenaga kerja Tenaga Kerja serta administrasi kepegawaian SKPD
Melaksanakan peningkatan kapasitas
SDM

Persentase Pencari Kerja Persentase perusahaan


Jumlah Perusahaan yang Jumlah kepala keluarga kimtrans yang Nilai komponen pelaporan Jumlah dokumentasi pelayanan Jumlah dokumen laporan keuangan
IKU ES IV 1 yang Memperoleh sertifikat 1 1 yang melanggar norma 1 1 1 1
membentuk LKS Bipartit meningkat pada LKIP SKPD surat menyurat secara berkala
kompetensi ketenagakerjaan

Persentase angkatan kerja


Jumlah Perusahaan yang Persentase perusahaan yang Jumlah kimtrans yang menjadi pusat Nilai komponen Jumlah dokumentasi terkait sarana
2 yang dapat ditempatkan di 2 2 2 2 2 2 Jumlah aset yang tercatat
membuat PP/PKB melanggar norma K3 pertumbuhan baru perencanaan pada LKIP SKPD dan prasarana
Pasar Kerja

Persentase penindakan
Persentase angkatan Jumlah Perusahaan yang Jumlah pegawai yang administrasi
terhadap perusahaan yang Jumlah lahan dan sarana prasarana
3 kerja yang mampu 3 menerapkan struktur skala 3 3 3 kepegawaian nya dilayani secara
melanggar peraturan yang ada dikimtrans
berwirausaha upah ketenagakerjaan
tertib

Jumlah Perusahaan yang Jumlah ASN yang mengikuti peltihan


4 4
menerapkan program jamsos bersertifikasi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dokumen Renstra tahun 2016-2021 menyajikan agenda utama Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi untuk mengantisipasi masalah yang belum tertangani seiring dengan kemajuan
pembangunan di bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian yang telah dicapai dalam
kurun waktu lima tahun terakhir (2011-2015) dan masalah yang diperkirakan akan timbul
pada lima tahun berikutnya baik ditingkat Kabupaten maupun tingkat Provinsi.
Renstra disusun untuk menjamin kesinambungan dan konsistensi bidang
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang.
Renstra juga menetapkan sasaran-sasaran yang akan dicapai dengan indikator keberhasilan
yang dapat diukur sehingga dijadikan acuan dalam pengendalian dan evaluasi.
Pembangunan Ketenagakerjaan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong
pemerataan pembangunan nasional, serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang
pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal itu diwadahi dalam Renstra yang
memayungi program dan kegiatan tersebut serta menetapkan strategi dan kebijakan umum
untuk merealisasikannya. Program dan kegiatan tersebut disusun berdasarkan visi dan misi
yang sesuai dengan dinamika lingkungan strategis dan paradigma pembangunan
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian pada masa mendatang.

1.2. Landasan Hukum


Ada beberapa landasan hukum utama yang mengatur sistem, mekanisme, proses dan
prosedur tentang Renstra yaitu :
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN).
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah
d. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah
e. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban
Kepala Daerah
f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
g. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah

1
i. Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang perubahan Permendagri Nomor 13 tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
j. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
k. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah
l. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 053 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok,
Fungsi dan Uraian Tugas Unsur-unsur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dan Unit-unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Kalimantan Selatan
m. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor Nomor 067 Tahun 2011 tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan
n. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 dan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan telah
disempurnakan dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor :
188.44/0647/KUM/2012 tanggal 28 Desember 2012
o. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
(Lembaran Daerah Provinsi Klimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 1)
p. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2016-2021 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor xx).

1.3. Maksud dan Tujuan


Rencana Strategis tahun 2016-2021 disusun dengan maksud sebagai berikut :
1. Memudahkan aparatur Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan khususnya Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan serta masyarakat pada umumnya
untuk memahami Visi, Misi, Strategis dan arah kebijakan Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian selama lima tahun kedepan dalam rangka sinergitas pelaksanaan
pembangunan urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
2. Dokumen perencanaan strategi dan prioritas program lima tahunan sebagai dasar
penyusunan rencana kerja setiap tahun.
Sedangkan tujuan disusunnya Renstra 2016-2021 adalah :
1. Memperoleh dokumen rencana pembangunan urusan Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian lima tahun yang terintegrasi dengan dokumen RPJMD Provinsi

2
Kalimantan Selatan serta dokumen yang berkaitan dengan Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian
2. Memberikan arah dan acuan pembangunan yang ingin dicapai Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan dalam kurun waktu lima tahun ke depan,
sekaligus indikator capaian yang harus dipenuhi
3. Memberikan pedoman operasional pelaksanaan progam dan kegiatan bagi aparat Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan dalam menjabarkan Visi,
Misi dan arah pembangunan oleh RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan.

1.4. Sistematika Penyusunan Renstra


Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan
Selatan tahun 2016-2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Memuat tentang Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan
serta Sistematika Penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD
Pada Bab ini menguraikan tentang Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD dan Tantangan
dan Peluang Pengembangan SKPD.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS
Pada Bab Ini mengemukakan mengenai Identifikasi Permasalahan,
Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah, Telaahan Renstra K/L,
Telaahan RTRW dan KLHS serta Penentuan Isu-isu strategis
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
Pada Babi ni memuat tentang Visi dan misi daerah, Tujuan dan Sasaran
Jangka Menengah serta Strategi dan Kebijakan.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PELAYANAN
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dan Peraturan
Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 053 tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian
Tugas Unsur-unsur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan
Selatan yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Tugas Pokok
Tugas pokok Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan
melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
sesuai azas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis di bidang Tenaga Kerja dan
Transmigrasi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pemerintah dan
pelayanan umum di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian ;
c. Merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional, pembinaan dan pengaturan,
fasilitas pelaksanaan dan penempatan tenaga kerja;
d. Merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan
fasilitasi pelaksanaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga
kerja ;
e. Merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan
penyelenggaraan pengawasan ketenagakerjaan berdasarkan kebijakan (NSPK)
kementerian tenaga kerja ;
f. Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis operasional, fasilitasi penyiapan lahan
dan bangunan permukiman, penempatan, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat
dan kawasan transmigrasi ;
g. Merumuskan dan menerapkan kebijakan teknis pengelolaan kegiatan kesekretariatan ;
dan
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan bidang tugas dan
tanggung jawabnya.

4
2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Kalimantan Selatan mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sesuai


dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan Perundangan-
undangan yang berlaku ;
b. Penyelenggaraan Urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian ;
c. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi peningkatan
kualitas dan penempatan tenaga kerja dan pencari kerja ;
d. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan pengaturan, fasilitasi pelaksanaan dan
pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja;
e. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan teknis, dan penyelengaraan pengawasan
ketenagakerjaan;
f. Perumusan dan menetapkan kebijakan teknis pembinaan, dan pengendalian unit
pelaksana teknis ;
g. Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis pengelolaan kegiatan kesekretariatan ;
dan
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan bidang tugas dan
tanggungjawabnya ;

3. Unsur-unsur Organsasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari :

a. Sekretariat ;

b. Bidang Pembinaan, Produktivitas dan Penempatan Tenaga Kerja ;

c. Bidang Pembinaan Hubungan Industril dan Jaminan Sosial tenaga kerja ;

d. Bidang Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan ;

e. Bidang Ketransmigrasian ;

f. Unit Pelaksana Teknis ; dan

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Untuk kelancaran dan optimalisasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan, maka satuan organisasi terdiri dari :

1. Sekretariat
(1) Sekretariat mempunyai tugas mengoordinasikan penyusunan program dan rencana
kegiatan di bidang Dinas Tenaga Kerjaan dan Transmigrasi, mengelola urusan

5
keuangan, mengelola urusan ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan serta
mengelola urusan administrasi kepegawaian.

(2) Uraian tugas sebagaimana pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan dan mengevakuasi
pelaksanaan kegiatan pengumpulan, penglahan, analisis dan penyajian data ;
b. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan penyusunan program dan rencana kegiatan serta pelaporan ;
c. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan penyusunan rencana anggaran ;
d. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi
pengelolaan penatausahaan keuangan dan penyusunan laporan
pertanggungjawaban keuangan ;
e. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaan urusan ketatausahaan ;
f. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi
pengeloalaan urusan rumah tangga dan perlengkapan ;
g. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi
efektivitas organisasi dan ketatalaksanaan serta pengelolaan administrasi
kepegawaian ;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang tugas
dan tanggungjawabnya.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekretariat
mempunyai fungsi :

a. penyusunan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi kegiatan


penyusunan program dan rencana kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ;
b. penyusunan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
penyusunan rencana anggaran, pengelolaan penatausahaan keuangan dan
penyusunan laporan pertanggungjawaban ;
c. penyusunan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi
pengelolaan urusan ketatausahaan rumah tangga dan perlengkapan, hubungan
masyarakat dan keprotokolan ; dan
d. penyusunan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi
efektivitas organisasi dan ketatalaksanaan serta pengelolaan administrasi
kepegawaian.

6
(4) Unsur-unsur Organisasi Sekretariat :
a. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan ;
(1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan bahan
dan melaksanakan kerjasama, pengumpulan, pengolahan dan analisa data,
penyusunan program dan rencana kegiatan, pemantauan dan evaluasi serta
penyusunan laporan kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
(2) Uraian Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengumpulan, mengolah dan
menganalisa data usulan program bidang ;

b. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk


teknis penyusunan program ketenagakerjaandan ketransmigrasian sesuai
perundangan-undangan sebagai pedoman kerja ;

c. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama penyusunan program dan


kegiatan, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan rencana dan
pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ;

d. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama penyusunan bahan


musyawarah Perencanaan Pembangunan, Kebijakan Umum Anggaran,
Prioritas Plafon Anggaran, Rencana Kerja Anggaran/Dokumen
Pelaksanaan Anggaran, Sasaran Rencana Alokasi Anggaran dan Rencana
Kerja Anggaran Kementrian / Lembaga ;

e. menyiapkan bahan dan menyusun dokumen-dokumen Rencana Strategis


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ;

f. menyiapkan bahan dan menyusun laporan keterangan Pertanggungjawaban


Gubernur/Laporan Penyelenggaraan Daerah Tahunan dan Lima Tahunan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja dan Laporan Tahunan Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi ;

g. menyiapkan dokumen perencanaan kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan


Transmigrasi ; dan

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai bidang tugas
dan tanggungjawabnya.

b. Sub Bagian Keuangan dan Aset


(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyusun rencana anggaran dan
mengelola penatausahaan keuangan serta menyiapkan laporan pertanggung
jawaban keuangan.

7
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis penyusunan anggaran
dan pengelolaan penatausahaan keuangan ;
b. menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran belanja tidak langsung,
anggaran belanja langsung, rencana penerimaan dan pendapatan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi ;
c. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan
instansi terkait ;
d. menyiapkan bahan penyusunan dan pengesahan dokumen anggaran ;
e. menyiapkan bahan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi realisasi
keuangan ;
f. menyiapkan bahan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi realisasi
keuangan ;
g. menyiapkan bahan dan menyusun laporan pertanggungjawabann
keuangan ; dan
melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris sesuai bidang tugas
dan tanggungjawabnya.
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
(1) Sub Bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas mengelola urusan surat
menyurat, ekspedisi dan kearsipan, urusan rumah tangga dan perlengkapan,
hubungan masyarakat dan keprotokolan, organisasi dan ketatalaksanaan serata
mengelola administrasi kepegawaian.
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pengelolaan urusan
ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan, kehumasan dan
keprotokolan, organisasi dan ketatalaksanaan sert pengelolaan administrasi
kepegawaian ;
b. melaksanakan urusan surat menyurat, mengetik, pengadaan, percetakan
dan ekspedisi ;
c. melaksanakan kegiatan penyimanan, pemilahan, pemindahan dan
penjadwalan retensi serta pemusnahan arsip ;
d. melaksanakan pelayanan administrasi perjalanan dinas ;
e. melaksanakan pengaturan tata ruang kantor, penerangan, penyediaan air
bersih, pengawasan keamanan dan kebersihan lingkungan kantor serta
mengatur perparkiran ;
f. menyiapkan bahan dan menyusun RKBU dan RTBU sesuai kebutuhan ;
g. melaksanakan kegiatan pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, distribusi,
inventarisasi dan penghapusan barang-barang inventaris ;

8
h. melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat dan keprotokolan ;
i. menyiapkan pelayanan akomodasi tamu kedinasan ;
j. menyiapkan bahan analisis dan melaksanakan evaluasi efektivitas
organisasi dan kettatalaksanaan ;
k. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kebutuhan pegawai berdasarkan
bezetting formatie ;

l. menyiapan bahan dan memproses mutasi kepegawaian meliputi mutasi


jabatan, mutasi kepangkatan, mutasi gaji dan pemberhentian pegawai ;
m. menyiapkan bahan pembinaan pegawai meliputi pembinaan kedisiplinan,
pengawasan melekat, peningkatan kesejahteraan, pendidikan dan pelatihan,
pemberian penghargaan dan sanksi kepegawaian,
n. menyiapkan bahan dan menyusun Daftar Urut Kepangkatan, dan
mengelola dokumentasi / berkas kepegawaian, serta mengolah data dan
menyajikan informasi kepegawaian ;
o. menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi kinerja individual
kepegawaian dan pembinaan jiwa korps dan kode etik kepegawaian ; dan
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai bidang tugas
dan tanggungjawabnya.
2. Bidang Pembinaan Pelatihan Produktivitas & Penempatan Tenaga Kerja
Bidang Pembinaan Pelatihan Produktivitas & Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan dan koordinasi peningkatan dan pengembangan kualitas tenaga
kerja, kualitas lembaga pelatihan pemerintah maupun swasta, penyaluran dan perluasan
kesempatan kerja serta penempatan tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri.
(1) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi pelaksanaan pembinaan dan koordinasi peningkatan dan
pengembangan kualitas tenaga kerja, kualitas lembaga pelatihan pemerintah dan
swasta ;
b. menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi penyelenggaraan pelatihan peningkatan manajemen dan keterampilan
lembaga pelatihan pemerintah maupun swasta ;
c. menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi penyiapan bahan sertivikasi dan perizinan lembaga pelatihan swasta ;
d. menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi pelaksanaan perluasan kesempatan kerja serta penempatan tenaga
kerja negeri dan luar negeri ;

9
e. menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi pelaksanaan bimbingan penyuluhan jabatan dan motivasu kepada
pencari kerja ;
f. menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi pelaksanaan fasilitas pembentukan Bursa Kerja Khusus (BKS) pada
lembaga-lembaga pendidikan ; dan
g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas sesuai bidang tugas dan
tanggungjawabnya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Pembinaan Pelatihan Produktivitas &
Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi peningkatan dan pengembangan kualitas tenaga
kerja, kualitas lembaga pelatihan pemerintah dan swasta;
b. Penyelenggaraan pelatihan, peningkatan manajemen dan keterampilan lembaga
pelatihan pemerintah maupun swasata;
c. Penyiapan bahan sertifikasi dan perizinan lembaga pelatihan swasta;
d. Koordinasi pelaksanaan perluasan kesempatan kerja serta penempatan tenaga kerja
dalam negeri dan luar negeri;
e. Pelaksanaan bimbingan penyuluhan jabatan dan motivasi kepada pencari kerja;
f. Fasilitasi pembentukan Bursa Kerja Khusus (BKS) pada lembaga-lembaga pendidikan;
Unsur-unsur organisasi Bidang Pembinaan Pelatihan Produktivitas & Penempatan Tenaga
Kerja adalah :
a. Seksi pelatihan Kerja, Pengembangan Produktivitas dan Sertifikasi mempunyai tugas
menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan dan sertifikasi pelatihan kerja, instruktur
dan tenaga pelatihan serta pemagangan bagi peserta pelatihan;
Uraian Tugaas Seksi Pelatihan Kerja, Pengembangan Produktivitas dan Sertifikasi
adalah :
a) Menghimpun dan mengolah data cakupan jumlah, jenis dan kualifikasi serta lokasi
lembaga pelatihan, instruktur, tenaga pelatih dan lembaga pelaksana pemagangan ;
b) Menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis pembinaan pelatihan kerja dan
sertifikasi tenaga kerja, instruktur dan tenaga pelatihan serta akreditasi kelembagaan
pelatihan ;
c) Menyiapkan bahan pembinaan dan melaksanakan bimbingan teknis pelatihan kerja
yang menyangkut program, pengadaan dan sertifikasi tenaga kerja serta akreditasi
lembaga pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas kelembagaan pelatihan dan
legalitas lulusan pelatihan ;
d) Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi penerapan program
dan sertifikasi tenaga kerja serta pendayagunaannya, dan akreditasi lembaga-
lembaga pelatihan.

10
e) Menyiapkan bahan kerjasama dan melaksanakan penilaian untuk sertifikasi
pelatihan dan instruktur ;
f) Menyiapkan bahan melaksanakan inventarisasi jenis keterampilan yang dibutuhkan
pengguna tenaga kerja (pasar kerja dan kepentingan pelatihan dan pemagangan
pencari kerja ;
g) Menyiapkan bahan kerjasama dengan unit kerja terkait perumusan jenis pelatihan
yag dibutuhkan oleh pencari kerja ;
h) Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemagangan tenaga kerja indonesia ke luar
negeri dan peserta pelatihan yang perlu dimagangkan ; dan melaksanakan tugas lain
yang diberikan kepala bidang sesuai bidang tugas dan tanggungjawabnya.
b. Seksi Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi
perencanaan dan penyaluran penempatan tenaga kerja dan pencari kerja serta
penggunaan Tenaga Kerja Asing;
Uraian Seksi Penempatan Tenaga Kerja adalah sebagai berikut :
a) Menghimpun dan mengolah data pengguna Tenaga Kerja Asing, Tenaga Kerja
Asing, Tenaga Kerja dan Pencari Kerja ;
b) Menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis penyebar luasan informasi pasar
dan bursa kerja, penyalur dan penempatan tenaga kerja dan pencari kerja ;
c) Melaksanakan bimbingan teknis pembinaan pelaksanaan informasi pasar kerja di
daerah Kabupaten/Kota ;
d) Menyiapkan bahan fasilitas penyalur dan penempatan tenaga kerja dan pencari
kerja Antar Kerja Antar Lokal (AKAL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan
Antar Kerja Antar Negara (AKAN) ;
e) Menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama dengan unit kerja terkait dalam
rangka penyuluhan dan sosialisasi penyaluran dna penempatan tenaga kerja dan
pencari kerja, penggunaan tenaga kerja penyandang cacat dan tenaga kerja asing ;
f) Menyiapkan bahan dan memproses perizinan penggunaan tenaga kerja asing pada
lembaga pemerintah maupun swasta ;
g) Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyaluran dan
penempatan tenaga kerja dan pencari kerja, penggunaan tenaga kerja penyandang
cacat dan tenaga kerja asing ; dan
h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepal Bidang sesuai bidang tugas
dan tanggungjawabnya.
c. Seksi Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi
dan pembinaan pemberdayaan pencari kerja, pengembangan dan perluasan kesempatan
kerja.
Uraian Tugas Seksi Perluasan Kesempatan Kerja adalah sebagai berikut :
a) menghimpun dan mengolah data pengembangan dan perluasan kesempatan kerja ;

11
b) menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis pengembangan dan perluasan
kerja ;
c) melaksanakan bimbingan teknis kepada pencari kerja agar dapat menciptakan
lapangan kerja secara swadaya sesuai dengan potensi tenaga kerja ;
d) menyiapkan bahan dan menyusun rencana perluasan dan pengembangan
kesempatan kerja di daerah ;
e) menyiapkan bahan dan melaksanakan kerja sama dengan unit kerja terkait dalam
rangka pembinaan dan peningkatan kerja keterampilan bagi Pemandu Wira Usaha,
Pemandu Teknologi Tepat Guna, Petugas Lapangan Padat Karya dan Pemandu
Teknologi Tepat Guna, Petugas Lapangan Padat Karya dan Pemandu Lapangan
Tenaga Kerja Sukarela di Kabupaten/Kota ;
f) menyiapkan bahan dan melaksanakan kegiatan perluasan dan pengembangan
kesempatan kerja melalui Pemberdayaan Pencari Kerja Berpendidikan Sarjana
(S1), SLTA, SLTP, Tenaga Kerja Wanita (Ibu Rumah Tangga) ;
g) menyiapkan bahan dan melaksanakan promosi perluasan dan pengembangan
kesempatan kerja melalui sektor industri, pertanian dan jasa ;
h) menyiapkan bahan dan melaksanakan promosi perluasan dan pengembangan
kesempatan kerja ; dan
i) melaksnakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai bidang tugas dan
tanggungjawabnya.
3. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, koordinasi dan pembinaan kelembagaan hubungan industrial,
pengaturan syarat-syarat kerja, pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja, penyelesaian
perselisihan hubungan industrial.
Uraian Tugas Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah :
a. menyusun program, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan
pembinaan dan koordinasi hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja ;
b. menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi pelaksanaan pendaftaran kelembagaan hubungan industrial yang meliputi
organisasi pekerja, organisasi pengusaha, lembaga kerjasama Bipartit dan Tri Partit
Tingkat Provinsi ;
c. menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, menggendalikan dan
mengevaluasi penyelesaian perselisihan hubungan industrial lintas kabupaten/kota ;
d. menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi pengaturan syarat kerja yang meliput perjanjian kerja (PK), Peraturan
Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) I ;

12
e. Menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaan pembinaan pengupahan dan kesejahteraan pekerja ;
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas sesuai bidang tugas dan
tanggungjawabnya.
Untuk Melaksana Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Bidang Hubungan
Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga
kerja ;
b. pelaksanaan pendaftaran kelembagaan hubungan industrial yang meliputi organisasi
pekerja, organisasi pengusaha, Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama, lembaga
kerjasama Bipartit dan Tri Partit Tingkat Provinsi ;
c. pelaksanaan Penyelesaian perselisihan hubungan industrial lintas kabupaten/kota ;
d. pembinaan pengaturan syarat kerja yang meliput perjanjian kerja (PK), Peraturan
Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ;
e. pelaksanaan pembinaan pengupahan dan kesejahteraan pekerja ;
Unsur-unsur organisasi Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
adalah :
a. Seksi Kelembagaan dan Penyelesaian Perselisihan HI mempunyai tugas menyiapkan
bahan kerjasama dan pembinaan kelembagaan dan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial.
Uraian Tugas Seksi Kelembagaan dan Penyelesaian Perselisihan HI adalah sebagai
berikut :
a) Menghimpun dan mengolah data kelembagaan hubungan industrial yang meliputi
organisasi pekerja, organisasi pengusaha, lembaga kerjasama Bripartit dan Tripartit ;
b) Menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis pembinaan kelembagaan Hubungan
industrial dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial ;
c) Menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama dengan instansi/unit kerja terkait
dalam pembinaan kelembagaan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial ;
d) Menyiapkan bahan dan melaksanakan bimbingan teknis pembinaan kelembagaan dan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial ;
e) Menyiapkan bahan dan melaksanakan sidang-sidang lembaga kerjasama Tripartit ;
f) Menyiapkan bahan dan menyelenggarakan pendaftaran kelembagaan hubungan
industrial yang meliputi organisasi pekerja, organisasi pengusaha, lembaha kerjasama
Bripartit dan Tripartit ;
g) Menyiapkan bahan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan hubungan
industrial bagi pekerja dan pengusaha serta penyelesaian perselisihan hubungan
industrial ; dan

13
h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai bidang tugas dan
tanggung jawabnya.
b. Seksi Peraturan Syarat Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan kerjasama dan
pembinaan pengaturan syarat kerja yang meliputi Perjanjian Kerja (PK), Peraturan
Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
Uraian Tugas Seksi Peraturan Syarat Kerja adalah sebagai berikut :
a) Menghimpun dan mengolah data Peraturan Syarat kerja pada perusahaan Swasta,
BUMN dan BUMD yang meliputi perjanjian kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP),
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ;
b) Menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis pembinaan perjanjian kerja (PK),
Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersama (PKB), dalam rangka
pembinaan Pengaturan syarat kerja ;
c) Menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama dengan instansi/unit kerja terkait
dalam pembinaan perjanjian kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) ;
d) Menyiapkan bahan dan melaksanakan bimbingan teknis pembinaan perjanjian kerja
(PK), Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ;
e) Menyiapkan bahan, pengesahan pengaturan syarat kerja yang meliputi perjanjian
kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan izin
Operasional Perusahaan penyedia jasa ;
f) Menyiapkan bahan dam melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan pembinaan
pengaturan syarat kerja yang meliputi Perjanjian Kerja (PK), Peraturan Perusahaan
(PP), Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ;
g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai bidang tugas dan
tanggung jawabnya.
c. Seksi Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan dan pengawasan pengupahan dan jaminan sosial tenaga kerja
Uraian Tugas Seksi Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah sebagai berikut
a) Menghimpun bahan dan data angka kebutuhan hidup layak (KHL),
b) Menyiapkan bahan dan jadwal pembahasan penetapan upah minimum, jaminan soial
dan kesejahteraan pekerja ;
c) Menyiapkan bahan kerjasama dengan assosiasi pengusaha, pekerja dan lembaga
lembaga pemerintah lainnya yang terkait untuk pembahasan dan pengembangan
pengupahan ;
d) Menyiapkan bahan dan petunjuk teknis untuk kegiatan sosialisasi pengupahan dan
jaminan sosial tenaga kerja ;
e) Melaksanakan monitoring, evaluasi, pelaksanaan penetapan upah minimum,
penerapan sistem pengupahan dan jaminan sosial tenaga kerja ;

14
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang
tugas dan tanggung jawabnya ;
4. Bidang Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan
Bidang Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian ketenagakerjaan yang meliputi
Norma Kerja, Norma Keselamatan dan kesehatan kerja dan Lingkungan Kerja, serta
Penegakan Hukum ;
Uraian Tugas Bidang Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan adalah :
a. Menyusun program, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan
pembinaan dan koordinasi pengawasan ketenagakerjaan ;
b. Menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pengawasan ketenagakerjaan ;
c. Menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi penyelengaraan pengawasan ketenagakerjaan norma kerja umum, dan
norma kerja perempuan dan anak ;
d. Menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi penyelengaraan pengawasan norma kerja keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di perusahaan ;
e. Menyusun program, mengoordinasikan, mengatur, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi penyelengaraan pengawasan ketenagakerjaan yang meliputi penegakan
hukum dan penyidikan ;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas sesuai bidang tugas dan
tanggungjawabnya ;
Untuk Melaksana Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi :
a. Menghimpun dan mengolah data norma kerja umum dan khusus, Perusahaan Peserta
Jamsostek, Keselamatan Tenaga kerja dan Lingkungan Kerja perusahaan ;
b. Menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan yang
meliputi Norma Kerja, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Keselamatan Tenaga kerja dan
Lingkungan Kerja Perusahaan, serta Keselamatan Kerja di Perusahaan ;
c. Menyiapkan bahan pembinaan dan melaksanakan bimbingan teknis serta penyuluhan
pelaksanaan Norma Kerja, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Keselamatan Tenaga kerja dan
Lingkungan kerja perusahaan, serta Keselamatan Kerja di perusahaan ;
d. Menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama dengan instansi/unit kerja terkait dalam
pembinaan Norma Kerja, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Keselamatan Tenaga kerja dan
Lingkungan kerja perusahaan, serta Keselamatan Kerja di perusahaan ;

15
e. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan Norma Kerja, Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
Keselamatan Tenaga kerja dan Lingkungan kerja perusahaan, serta Keselamatan Kerja
di perusahaan ;
f. Melaksanakan pemeriksaan penyelengaraan Jamsostek, pengujian kesehatan tenaga
kerja dan lingkungankerja serta pemeriksaan pengguna mesin uap, bejana tekan,
mekanik listrik, pemadam kebakaran, konstruksi bangunan dan alat keselamatan kerja ;
g. Menyiapkan bahan pembinaan terhadap Penyidik pegawai negeri sipil (PPNS)
Pengawas Ketenagakerjaan yang melaksanakan penyidikan pelanggaran bidang
ketenagakerjaan di perusahaan dengan berita acara Pemeriksaan (BAP) Proyustisia ;
h. Melaksanakan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan ijin kerja tenaga asing (IKTA),
penggunaan ijin penggunaan dispensasi kerja lembur dan penggunaan ijin kerja malam
wanita ;
Unsur-unsur organisasi Bidang Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan adalah :
a. Seksi Pembinaan dan Pengawasan Norma Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan
pembinaan pengawasan ketenagakerjaan yang meliputi, norma kerja umum, norma kerja
khusus dan norma kerja perempuan dan anak.
Uraian tugas Seksi Pembinaan dan Pengawasan Norma Kerja adalah sebagai berikut ;
a) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang undangan yang menyangkut
dengan Norma Kerja ;
b) Menghimpun dan mengolah data laporan ketenagakerjaan sebagai pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang wajib lapor ketenagakerjaan;
c) Melaksanakan/pembinaandanpengawasanterhadapnormaPerempuandan Anak;
d) Melaksanakan/pembinaan dan pengawasan terhadap kepatuhan pelaksanaan waktu
kerja, waktu istirahat,THR,pengupahan dan penghitungan upah yang berkaitan
dengan pesangon;
e) Melaksanakan bimbingan teknis dan fasilitasi yang menyangkut norma kerja kepada
pengusaha, tenaga kerja serta lembaga/instnsi terkait yang memerlukan;
f) Melaksanakan evaluasi dan analisa pelaksanaan penyelenggaraan jaminan sosial
tenaga kerja;
g) Menyiapkan bahan hubungan kerja sama dengan unit kerja/instansi terkait tentang
pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) di perusahaan;
h) Melakukan kegiatan pembinaan dan pengawasan norma kerja Antar Kerja Antar
Daerah (AKAD), pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dan Perusahaan
Pengarah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) serta pelaksana penempatan tenaga
kerja swasta;
i) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan norma Penempatan
Tenaga Kerja Asing (TKA);

16
j) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan jasa tenaga kerja
Indonesia (PJTKI);
k) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepatuhan dalam
pembuatan/pelaksanaan PP dan PKB;
l) Melakukan evaluasi, pengkajian dan analisa terhadap permasalahan Norma Kerja;
m) Melakukan pelayanan laporan dan pengaduan masalah ketenagakerjaan baik dari
pekerja maupun pengusaha;
n) Melakukan koordinasi dengan dinas/instansi terkait.
o) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan.
p) Menghimpun bahan dan data objek pengawasan yang menyangkut data pekerja
perempuan dan anak ;
q) Menyiapkan bahan dan jadwal pembinaan pengawasan norma kerja umum, khusus
dan norma kerja perempuan dan anak di perusahaan ;
r) Menyiapkan bahan kerjasama dengan assosiasi pengusaha, pekerja dan lembaga
lembaga lainnya yang terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ;
s) Menyiapkan bahan dan petunjuk teknis untuk kegiatan sosialisasi pengawasan
norma kerja umum, khusus dan norma kerja perempuan dan anak ;
t) Melaksanakan monitoring, evaluasi, penyelenggaraan pengawasan norma kerja
umum, khusus dan norma kerja perempuan dan anak
b. Seksi Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tugas
menyiapkan bahan pembinaan pengawasan ketenagakerjaan yang meliputi, norma kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja ;
Uraian tugas Seksi Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai
berikut ;
a) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang undangan yang menyangkut
Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja kerja;
b) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pembinaan dan
pengawasan norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
c) Menghimpun dan mengolah data obyek pengawasan Keselamatan dan keselamatan
kerja;
d) Menyiapkan bahan petunjuk teknis/pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Norma
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ;
e) Melaksanakan/pembinaan dan pengawasan terhadap obyek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ;
f) menyiapkan bahan dan jadwal pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja secara
rutin dan berkala atas mesin mesin produksi terkait pemasangan dan penggunaannya ;
g) Melaksanakan evaluasi dan analisa pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian peralatan
dan mesin-mesin produksi serta pelindung diri bagi pekerja ;

17
h) Melakukan pengujian terhadap lingkungan kerja di perusahaan;
i) Melaksanakan bimbingan teknis dan fasilitasi yang menyangkut norma K3 kepada
pengusaha, tenaga kerja serta lembaga/instnsi terkait yang memerlukan ;
j) Menyiapkan penerbitan lisensi atau surat ijin operator, mesin-mesin dan alat
produksi;
k) Menyiapkan bahan hubungan kerjasama dengan unit kerja/instansi terkait dalam
rangka penyelesaian masalah kasus penetapan kecelakaan kerja ;
l) Menyiapkan bahan dan mengolah laporan tentang kecelakaan tahap pertama dan
kedua (Bentuk KK2 dan KK3 serta KK4) dari perusahaan ;
m) Mengumpulkan bahan, mengatur dan mengevaluasi pemberian sanksi terhadap pihak
yang melakukan pelanggaran norma keselamatan kerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bidang ketenagakerjaan.
n) Melakukan evaluasi, pengkajian dan analisa terhadap terjadinya kasus kasus yang
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja ;
o) Melakukan pelayanan laporan dan pengaduan masalah yang berkaitan dengan
Keselamatan dan kesehatan kerja baik dari pekerja dan pengusaha;
p) melaksanakan monitoring, evaluasi, penerapan sistem keselamatan dan kesehatan
kerja ;
q) Melakukan koordinasi dengan dinas/instansi terkait ;
r) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan.
c. Seksi Penegakan Hukum Ketenagakerjaan mempunyai tugas menyiapkan data data
pelanggaran pengawasan ketenagakerjaan yang meliputi, norma kerja umum, norma
kerja khusus dan norma kerja perempuan dan anak.
Uraian tugas Seksi Penegakan Hukum Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut ;
a) Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang undangan yang menyangkut hal
hal yang berkaitan dengan penegakan hukum;
b) Penyusunanrencanadanprogram kerjaoperasionalkegiatanpenegakanhukum;
c) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pemeriksaan norma ketenagakerjaan,
penyidikan norma ketenagakerjaan, pengembangan penyidik pegawai negerisipil
(PPNS), dan kerjasama penegakan hukum;
d) Memberikanbimbinganteknisdanevaluasi di bidangpemeriksaannormaKerja, norma
K3 danpenyidikan;
e) Memberikan bimbingan teknis dalam pembuatan nota pemeriksaan;
f) Melakukan koordinasi dengan dinas/instansi terkait (Kepolisian, Kejaksaan,
Pengadilan dan lembaga lainnya);
g) Pelaksanaan pengusulan calon peserta diklat pengawasan ketenagakerjaan kepada
Pemerintah provinsi;
h) Pelaksanaan pengusulan kebutuhan calon pegawai pengawas ketenagakerjaan;

18
i) Pelaksanaan pengusulan penerbitan kartu legitimasi bagi pengawas
ketenagakerjaan;
j) Pelaksanaan pengusulan kartu PPNS bidang ketenagakerjaan.
k) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas pegawai pengawas
ketenagakerjaan;
l) Melakukan pembinaan, pengawasan dan penegakan hokum terhadap Norma
Ketenagakerjaan;
m) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan.
n) Menghimpun bahan dan data para pihak pelanggar hukum atau peraturan perundang
undangan ;
o) Menyiapkan bahan dan jadwal pemeriksaan terhadap para pihak yang sedang dan
akan dilakukan peroses penegakan hukum ;
p) Menyiapkan bahan kerjasama dengan pihak kepolisian ( korwas ) dan lembaga
lembaga pemerintah lainnya yang terkait untuk pelaksanaan kegiatan penegakan
hukum ;
q) Menyiapkan bahan dan petunjuk teknis untuk kegiatan sosialisasi dan bimbingan
teknis terkait pelaksanaan proses penegakan hukum ;
r) Melaksanakan monitoring, evaluasi, penerapan sistem penegakan hukum ;
5. Bidang Ketransmigrasian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan koordinasi
pelaksanaan ketransmigrasian, fasilitasi penyiapan lahan, pembangunan permukiman,
perpindahan dan penempatan transmigrasi, serta pemberdayaan dan pengembangan
kawasan transmigrasi ;
Uraiaan tugas Bidang Ketransmigrasian adalah sebagai berikut :

a. Menyusun program, mengendalikan, mengatur dan mengevaluasi pelaksanaan


pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan program transmigrasi;

b. Menyusun program, mengendalikan, mengatur dan mengevaluasi pelaksanaan


pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan fasilitas penyiapan lahan dan
pembangunan permukiman ;

c. Menyusun program, mengendalikan, mengatur dan mengevaluasi pelaksanaan


pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan fasilitasi perpindahan dan penempatan
transmigrasi ;

d. Menyusun program, mengendalikan, mengatur dan mengevaluasi pelaksanaan


program koordinasi, pembinaan, pemberdayaan dan pengembangan kawasan
transmigrasi ;
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang
tugas dan tanggungjawabnya ;
Untuk melaksanakan tugas Bidang Ketransmigrasian mempunyai fungsi :

19
a. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi penyiapan lahan kawasan transmigrasi ;
b. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi fasilitas pembangunan permukiman dan
kemitraan ; dan
c. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi fasilitasi perpindahan penempatan
transmigrasi ;
d. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi fasilitasi pemberdayaan dan pengembangan
kawasan transmigrasi ;
Unsur- unsur organisasi Bidang Ketransmigrasian adalah :
a. Seksi Penyiapan Lahan dan Bangunan Permukiman mempunyai tugas menyiapkan
bahan kerjasama dan pembinaan pengurusan pencadangan areal, sertifikasi,
penyusunan teknis tata ruang satuan permukiman transmigrasi dan pemberdayaan
sarana dan prasarana teknologi tepat guna untuk mendukung pemanfaatan sumber
daya kawasan.
Uraiaan tugas Seksi Penyiapan Lahan dan Bangunan Permukiman adalah sebagai
berikut :
a) Menghimpun dan mengolah data pencadangan areal, sertifikasi, rencana
teknis ruang satuan permukiman transmigrasi sumberdaya kawasan
transmigrasi, sarana dan prasarana teknologi tepat guna ;
b) Menyiapkan bahan kerjasama pengurusan pencadangan areal, sertifikasi,
penyusunan rencana teknis tata ruang satuan permukiman transmigrasi dan
pemberdayaan sarana dan prasarana teknologi tepat guna ;
c) Menyiapkan bahan kerja sama dengan unit kerja terkait dlam rangka
penyiapan lahan, bangunan dan prasarana lingkungan transmigrasi ;
d) Melaksanaan koordinasi dan pembinaan pemanfaatan lahan, bangunan
pemukiman, sarana dan prasarana lingkungan ;
e) Menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis pembinaan,
pemberdayaan, pengembangan bangunan sarana dan prasarana permikiman
transmigrasi ;
f) Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan
pembinaan, pemberdayaan, pengembangan bangunan sarana dan prasarana
permukiman dan kawasan transmigrasi ; dan
g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
bidang tugas dan tanggung jawabnya ;
b. Seksi Fasilitasi Perpindahan dan Penempatan Transmigrasi mempunyai tugas
menyiapkan bahan dan petunjuk teknis fasilitasi perpindahan dan penempatan
transmigrasi.
Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :

20
a) Menghimpun dan mengolah data dan bahan fasilitasi perpindahan dan
penempatan transmigrasi ;
b) Menyiapkan bahan kerjasama dengan unit kerja terkait dalam rangka fasilitasi
perpindahan dan penempatan transmigreasi ;
c) Menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis pelaksanaan fasilitasi
perpindahan dan penempatan transmigrasi ;
d) Menyiapkan bahan dan melaksanakan bimbingan teknis pelaksanaan fasilitasi
perpindahan dan penempatan transmigrasi ;
e) Menyiapkan bahan dan memfasilitasi kegiatan perpindahan dan penempatan
transmigrasi ;
f) Melaksanakan pendaftaran dan seleksi calon transmigran untuk kegiatan
perpindahan dan penempatan transmigrasi ;
g) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan fasilitasi kegiatan
perpindahan dan penempatan transmigrasi ; dan
h) Menyiapkan bahan kerja sama dengan unit kerja terkait dalam rangka
perpindahan dan penempatan penyelenggaraan transmigrasi;
i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
bidang tugas dan tanggung jawabnya ;
c. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan dan koordinasi pengembangan masyarakat dan
sumberdaya manusia, pemberdayaan usaha transmigrasi dan pembinaan sarana
dan prasarana serta penyelesaian lingkungan.
Uraian tugas Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
adalah sebagai berikut :
a) Melaksanaan pembinaan dan koordinasi penegembangan masyarakat, sumber
daya manusia, dan pengembangan kawasan transmigrasi ;
b) Menghimpun dan mengolah data dan bahan pembinaan pengembangan
masyarakat dan sumberdaya manusia dalam penyelenggaranaan transmigrasi ;
c) Menyiapkan bahan dan meyusun petunjuk teknis pelaksanaan pembinaan
pengembangan masyarakat, sumberdaya manusia serta pengembangan
kawasan dalam penyelenggaraan transmigrasi ;
d) Menyiapakan bahan dan melaksanakan pembinaan pengembangan masyarakat
transmigrasi, sumberdaya manusia, dan pengembangan kawasan
transmigrasi;
e) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pembinaan
pengembangan masyarakat transmigrasi, sumber daya manusia, dan
pengembangan kawasan dalam penyelenggaraan transmigrasi ;

21
f) Menyiapkan bahan kerja sama dengan unit kerja terkait dalam rangka
pengembangan kawasan transmigrasi ;
g) Melaksanakan penilaian dan evaluasi terhadap UPT Bina (dalam rangka
pengakhiran status UPT) ;
h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya ;
6. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 terdiri dari
sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam kelompok-
kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
b. Setiap kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin
dan dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan oleh
Gubernur dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
c. Jumlah dan Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
d. Jenis, Jenjang dan tugas masing-masing Jabatan fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun kelompok jabatan fungsional tersebut adalah sebagai berikut :
1. Instruktur Balai Latihan Kerja
2. Pengantar Kerja
3. Pengawas Ketenagakerjaan
4. Mediator
7. Unit Pelaksana Teknis
a. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan hygiene perusahaan, ergonomic, kesehatan dan keselamatan kerja di
lingkungan perusahaan.
Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Menyusun program, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan Balai
Hiperkes dan Keselamatan Kerja ;
b. Menyusun program, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan
pengembangan higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja ;
c. Menyusun program, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan
pengujian higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja serta ergonomi ;
d. Menyusun program, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan
pengujian urusan keuangan, ketatausahaan,rumah tangga dan perlengkapan serta
administrasi kepegawaian ; dan

22
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang
tugas dan tanggung jawabnya ;
Untuk melaksanakan tugas tersebut Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja
mempunyai fungsi :
1. Penyusunan program pengembangan hygiene perusahaan, kesehatan dan
keselamatan kerja;
2. Pengujian hygiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja serta ergonomi;
3. Fasilitasi asistensi pelatihan, petunjuk dan bantuan tehnis serta penyuluhan
hygiene perusahaan, ergonomic, kesehatan dan keselamatan kerja; dan
4. Pengelolaan urusan ketatausahaan.
Unsur-unsur organisasi Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja terdiri dari :
1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan
program, pengelolaan penatausahaan keuangn, administrasi kepegawaian,
ketatalaksanaan, surat menyurat, rumah tangga dan perlengkapan.
Uraian tugas adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan dan menyusun program kegiatan Balai Hiperkes dan
Keselamatan Kerja secara terintegrasi ;
b. Menyiapkan bahan dan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA);
c. Melaksanakan pembinaan, pengaturan dan pengelolaan penatausahaan
keuangan ;
d. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan pertanggung jawaban keungan;
e. Mengelola surat-menyurat, ekspedisi dan kearsipan ;
f. Menyiapkan urusan rumah tangga, perlengkapan dan kehumasan ;
g. Melaksanakan pengelolaan administarsi kepegawaian dan peningkatan kapsitas
SDM ;
h. Melaksanakan urusan ketatalaksanaan dan perpustakaan ;
i. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja ketatausahaan ; dan
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Balai Hiperkes dan
Keselamatan Kerja sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya ;
2. Seksi Kesehatan Kerja mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengembangan,
pengujian dan pemeriksaan, fasilitasi, petunjuk dan bantuan teknis serta
penyuluhan kesehatan kerja di lingkungan perusahaan.
Uraian tugas adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pengembangan, pengujian
dan pemeriksaan, fasilitasi petunjuk dan bantuan teknis serta penyuluhan
kesethatan kerja dilingkungan perusahaan ;

23
b. Menghimpun dan mengolah data dan bahan kegiatan pengembangan, pengujian
dan pemeriksaan, fasilitasi petunjuk dan bantuan teknis serta penyuluhan
kesethatan kerja dilingkungan perusahaan ;
c. Menyiapkan bahan dan menyusun petunjukteknis kegiatan pengembangan,
pengujian dan pemeriksaan, fasilitasi petunjuk dan bantuan teknis serta
penyuluhan kesethatan kerja dilingkungan perusahaan ;
d. Menyiapkan bahan dan melaksanakan bimbingan teknis pengembangan,
pengujian dan pemeriksaan, fasilitasi petunjuk dan bantuan teknis serta
penyuluhan kesethatan kerja dilingkungan perusahaan ;
3. Seksi Ergonomi dan Keselamatan Kerja mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan pengembangan, pengujian dan pemeriksaan, fasilitasi, petunjuk dan
bantuan teknis serta penyuluhn ergonomik dan keselamatan kerja.
Uraian tugas adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pengujian dan
pemeriksaan ergonomik dan keselamatan kerja;
b. Menghimpun dan mengolah data dan bahan kegiatan pengembangan
pengujian dan pemeriksaan fasilitasi,petunjuk dan bantuan teknis, serta
penyuluhan ergonomik dan keselamatan Kerja;
c. Menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis pengembangan ,
pengujian dan pemeriksaan ergonomik fasilitasi,petunjuk dan bantuan
teknis, serta penyuluhan ergonomik dan keselamatan Kerja;
d. Melaksanakan bimbingan teknis pengembangan pengujian dan pemeriksaan
fasilitasi,petunjuk dan bantuan teknis, serta penyuluhan ergonomik dan
keselamatan Kerja;
e. Menyiapkan bahan dan melaksanakan kegiatan pengembangan , pengujian
dan pemeriksaan ergonomik dan keselamatan kerja dilingkungan
perusahaan;
f. Menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi dan bantuan teknis serta,
penyuluhan ergonomik dan keselamatan kerja dilingkungan perusahaan
4. Kelompok Jabatan Fungional.
b. Balai Latihan Kerja
Balai Latihan Kerja mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan
keterampilan calon tenaga kerja dan pencari kerja.
Uraian tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah sebagai berikut :
a) mengatur, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi penyusunan program
pengembangan pelatihan calon tenaga kerja dan pencari kerja ;

24
b) menyusun program, mengatur, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi
kegiatan kerjasama dan pelatihan ketrampilan calon tenaga kerja dan pencari
kerja ;
c) menyusun program, mengatur, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi
kegiatan kerjasama dan pemagangan calon tenaga kerja dan pencari kerja ;
d) menyusun program, mengatur, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi
kegiatan inventarisasi dan identivikasi kebutuhan pelatihan kerja ;
e) menyusun program, mengatur, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi
kegiatan pemasaran, sosialisasi dan penyaluran;
f) mengendalikan, melaksanakan dan mengevaluasi pengelolaan urusan
ketatausahaan; dan
g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugas dan tanggungjawabnya;
Untuk pelaksanaan tugas tersebut Balai Latihan Kerja mempunyai fungsi :
1. Penyusunan program pengembangan pelatihan calon tenaga kerja dan pencari
kerja;
2. Kerjasama dan pelatihan keterampilan bagi calon tenaga kerja dan pencari kerja;
3. Kerjasama dan pemagangan calon tenaga kerja dan pencari kerja;
4. Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan pelatihan kerja;
5. Pengkajian, pelatihan, penerapan dan bimbingan teknis;
6. Pemasaran, sosialisasi dan penyaluran; dan
7. Pengelolaan urusan ketatausahaan.
Unsur-unsur organisasi Balai Latihan Kerja terdiri dari :
1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan
progam, pengelolaan penatausahaan keuangan, administrasi kepegawaian
ketatalaksanaan, surat menyurat, rumah tangga dan perlengkapan.
Uraian tugas adalah sebagai berikut :
a. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan program kegiatan balai
Latihan Kerja secara terintegrasi ;
b. menyiapkan bahan dan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) ;
c. melaksanakan pembinaan, pengaturan dan pengelolaan penatausahaan
keuangan;
d. menyiapkan bahan dan menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;
e. mengelola surat-menyurat, ekspedisi dan kearsiban ;
f. menyiapkan urusan rumahtangga, perlengkapan dan kehumasan;
g. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan peningkatan
kapasitas SDM;
h. melaksanakan urusan ketatalaksanaan dan perpustakaan ;

25
i. menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja ketatausahaan; dan
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Balai Latihan Kerja
sesuai dengan bidang tugas dan tanggungjawabnya
2. Seksi Latihan Kerja mempunyai tugas melaksanakan kerjasama pendidikan dan
pelatihan keterampilan kerja dan pemagangan bagi calon pencari kerja serta
pengkajian dan pengembangan program pelatihan.
Uraian tugas adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pendidikan dan pelatihan
ketrampilan dan pemagangan bagi calon tenaga kerja dan pencari kerja serta
pengkajian dan pengembangan program pelatihan;
b. Menghimpun dan mengelola data tenaga kerja, pencari kerja, kegiatan
pendidikan dan pelatihan ketrampilan, lowongan pemaganagan bagi calon
pencari kerja;
c. Menyiapkan bahan kerjasama penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
ketrampilan dan pemagangan bagi calon tenaga kerja dan pencari kerja;
d. Menyelengggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan ketrampilan kerja bagi
calon tenaga kerja dan pencari kerja;
e. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemagangan bagi calon tenaga kerja
dan pencari kerja;
f. Menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan ketrampilan dan pemagangan bagi calon tenaga
kerja dan pencari kerja;
g. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengkajian dan pengembangan
program pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi calon tenaga kerja dan
pencari kerja;
h. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja pelaksanaan kegiatan
pendidikan dan pelatihan ketrampilan dan pemagangan bagi calon tenaga
kerja dan pencari kerja serta pengkajian dan pengembangan program
pelatihan; dan
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Balai Latihan Kerja
sesuai dengan bidang tugas dan tanggungjawabnya
3. Seksi Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi dan identifikasi
kebutuhan pelatihan kerja, memasaran program, sosialisasi dan penyaluran calon
tenaga kerja dan pencari kerja
Uraian tugas adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pemasaran Program
pelatihan, magang siswa lulusan, penyuluhan informasi pelatihan, pemasaran
dan penempatan lulusan serta penyelengaraan bursa kerja ;

26
b. Menghimpun dan mengolah data dan bahan pemasaran program pelatihan,
siswa lulusan dan bursa kerja ;
c. Menyiapkan bahan kerjasama dengan unit kerja / pihak terkait dalam
pemasaran program pelatihan, pemasaran dan penempatan lulusan pelatihan
ketrampilan kerja ;
d. Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi informasi
pelatihan kerja ;
e. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemasaran dan fasilitasi penempatan
lulusan pelatihan ketrampilan kerja ;
f. Menyiapkan bahan dan menyelenggarakan bursa kerja ;
g. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan
pemasaran program pelatihan, magang siswa lulusan, penyuluhan informasi
pelatihan, pemasaran dan penempatan lulusan serta menyelenggarakan bursa
kerja ;
h. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja pelaksanaan kegiatan
pemasaran program pelatihan, magang siswa lulusan, penyuluhan informasi
pelatihan, pemasaran dan penempatan lulusan serta menyelenggarakan bursa
kerja ; dan
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Balai Latihan Kerja
sesuai dengan bidang tugas dan tanggungjawabnya .
4. Kelompok Jabatan Funsional
c. Balai Produktivitas Ketenagakerjaan
Balai Produktivitas Ketenagakerjaan mempunyai tugas melaksanakan pengembangan,
pengukuran dan pelatihan produktivitas.
Uraian tugas adalah sebagai berikut :
a) merumuskan dan menetapkan program dan rencana kegiatan Balai Produktivitas
Ketenagakerjaan;
b) merumuskan dan melaksanakan program kegiatan pelatihan, pengukuran,
penyuluhan dan konsultasi produktivitas;
c) merumuskan dan melaksanakan program penilaian produktivitas dan
pengembangan kegiatan peningkatan produktivitas ketenagakerjaan;
d) merumuskan dan menetapkan kegiatan pengelolaan urusan keuangan,
ketatausahaan, rumahtangga dan perlengkapan serta administrasi kepegawaian ;
dan
e) melaksanakan tugas lain yang dirikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Balai Produktivitas Ketenagakerjaan mempunyai
fungsi :
1. Penyusunan program pengembangan produktivitas;
27
2. Pelatihan dan pengukuran serta penyuluhan produktivitas;
3. Penelitian dan pengembangan program pelatihan produktivitas;
4. Kerjasama dan pelatihan pengukuran, penyuluhan dan pengembangan
kelembagaan produktivitas;
5. Pengembangan budaya dan etos kerja; dan
6. Pengelolaan urusan ketatausahaan.
Unsur-unsur organisasi Balai Produktivitas Ketenagakerjaan terdiri dari :
1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan
program, pengelolaan penatausahaan keuangan, administrasi kepegawaian,
ketatalaksanaan, surat menyurat, rumah tangga dan perlengkapan.
Uraian tugas adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan dan menyusun program kegiatan Balai Produktivitas
Ketenagakerjaan secara terintegrasi ;
b. Menyiapkan bahan dan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) ;
c. Melaksanakan pembinaan, pengaturan dan pengelolaan penatausahaan
keuangan ;
d. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;
e. Mengelola surat menyurat, ekspedisi dan kearsipan ;
f. Menyiapkan urusan rumah tangga, perlengkapan dan kehumasan ;
g. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan peningkatan
SDM;
h. Melaksanakan urusan ketatalaksanaan dan perpustakaan ;
i. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja ketatausahaan ; dan
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala balai Produktivitas
Ketenagakerjaan sesuai bidang tugas dan tanggungjawabnya.
2. Seksi Pelatihan, Penyuluhan dan Bimbingan Teknis Konsultasi Produktivitas
mempunyai tugas melaksanakan pengembangan program dan menyelenggarakan
pelatihan, penyuluhan dan konsultasi manajemen produktivitas.
Uraian tugas adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pelatihan, penyuluhan dan
konsultasi manajemen produktivitas;
b. Menghimpun dan mengelola data dan bahan pelatihan, penyuluhan dan
konsultasi manajenem produrtivitas ;
c. Menyiapkan bahan kerjasama dengan unit kerja terkait dalam rangka
pengembangan program pelatihan, penyuluhan dan konsultasi manajemen
produktivitas ;
d. Melaksanakan rekruit, pendaftaran dan seleksi calon peserta pelatihan
peningkatan produktivitas ketenagakerjaan ;

28
e. Menyiapkan bahan kerjasama dan menyelenggarakan pelatihan peningktan
produktivitas ketenagakerjaan ;
f. Menyiapkan bahan pembinaan teknis instruktur produktivitas ;
g. Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyuluhan, bimbingan dan konsultasi
manajemen produktivitas ;
h. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan
penyelenggaraan dan pengembangan pelatihan, penyuluhan dan konsultasi
manajemen produktivitas ; dan
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Balai Produktivitas
sesuai dengan bidang tugasnya
3. Seksi Pengukuran dan Pengembangan Kelembagaan Produktivitas mempunyai
tugas melaksanakan pengukuran produktivitas dan pembinaan kelembagaan
produktivitas.
Uraian tugas adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana jadual kegiatan pengukuran, lokasi
pengukuran produktivitas;
b. Menghimpun dan mengelola data dan bahan pengukuran produrtivitas bahan
pembinaan kelembagaan produktivitas;
c. Menyiapkan bahan kerjasama dengan unit kerja terkait dalam rangka
pengukuran produrtivitas bahan pembinaan kelembagaan produktivitas;
d. melaksanakan pengukuran produktivitas dan pembinaan kelembagaan
Produktivitas ;
e. menyiapkan bahan dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan
pengukuran dan pembinaan peningkatan produktivitas serta pembinaan
kelembagaan produktivitas ; dan
f. melaksanakan tugas lain yang dibrikan oleh Kepala Balai Produktivitas sesuai
dengan bidang tugasnya.
4. Kelompok Jabatan Fungsional

29
Struktur Organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR
KALIMANTAN SELATAN NOMOR 78 TAHUN 2016

KEPALA DINAS

SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN UMUM DAN SUB BAGIAN KEUANGAN DAN SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN ASET PERENCANAAN DAN
LAPORAN

BIDANG PEMBINAAN
PELATIHAN, BIDANG PEMBINAAN,
BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL &
PRODUKTIFITAS DAN PENGAWASAN BIDANG KETRANSMIGRASIAN
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
PENEMPATAN TENAGA KETENAGAKERJAAN
KERJA

SEKSI PELATIHAN KERJA,


PENGEMBANGAN SEKSI KELEMBAGAAN DAN SEKSI PEMBINAAN DAN SEKSI PENYIAPAN LAHAN DAN
PRODUKTIFITAS & PENYELESAIAN PERSELISIHAN HI PENGAWASAN NORMA KERJA BANGUNAN PERMUKIMAN
SERTIFIKASI

SEKSI PEMBINAAN NORMA SEKSI FASILITASI


SEKSI PENEMPATAN
SEKSI PERATURAN SYARAT KERJA KESELAMATAN & KESEHATAN PERPINDAHAN DAN
TENAGA KERJA
KERJA PENEMPATAN TRANS.

SEKSI PEMBERDAYAAN DAN


SEKSI PENGEMBANGAN SEKSI PENGUPAHAN DAN JAMINAN SEKSI PENEGAKAN HUKUM
PENGEMBANGAN KAWASAN
DAN PERLUASAN KERJA SOSIAL TK KETENAGAKERJAAN
TRANS

UPTD

30
2.2. Sumber Daya SKPD
Keberadaan Sumber Daya meliputi Sumber Daya Manusia (SDM), anggaran, sarana dan
prasarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan
tugas-tugas dan peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan.
Berdasarkan struktur Satuan Organisasi Perangkat Daerah, dari jumlah pegawai tersebut
diatas, sebagaimana disusun dalam tabel berikut ini :
NO. Jabatan Esselon Jumlah
1 Kepala Dinas II 1
2 Sekretaris Dinas III 1
3 Kepala Bidang/Kepala UPTD III 7
4 Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi IV 24
5 Fungsional
- Instruktur 34
- Pengantar Kerja 3
- Mediator 3
- Pengawas 11
- PSM 1
- Arsiparis 1
- Analisis Kepegawaian -
- Pranata Komputer 1
- Pranata Laboratorium (hipetkes) 1
6 Pelaksana Non Esselon
Dinas 64
BLK 14
BPTK 10
Hyperkes 17
7 Honorer (dinas, BLK, BPTk, 57
Hyperkes)
Jumlah Pegawai 250
Tabel Daftar Pegawai

Jumlah pegawai disusun berdasarkan tingkat pendidikan, disajikan pada tabel berikut ini :
NO. Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. S3 1 0 1
2. S2 12 11 23
3. S1 56 24 80
4. D4 1 0 1
5. DIII 17 4 21
6. DII 3 0 3
7. DI 0 0 0
8. SLTA 28 27 55
9. SLTP 2 1 3
10. SD 6 0 6
11 Honorer 42 15 57
Jumlah Pegawai 168 82 250

Sarana dan Prasarana berupa gedung bangunan Kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan dibangun di Jl. A. Yani Km. 6 No. 23 Banjarmasin,
terpisah dengan UPTD yang berada di Jl. Kayu Tangi (UPTD Balai Hyperkes dan KK), Jl. Sungai
Besar Banjarbaru (UPTD BPTK dan UPTD BLK).
31
Adapun Aset yang dimiliki Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan
Selatan beserta UPTD dapat dijelaskan pada tabel berikut ini (Sumber : Neraca Keuangan periode
Juni 2016) :
NO. URAIAN JUMLAH
1 ASET TETAP 42,561,703,832.07
- Tanah 35,522,750,000.00
- Peralatan dan Mesin 2,520,611,162.39
- Gedung dan Bangunan 13,370,734,900.00
- Akumulasi Penyusutan (8,852,392,230.32)
2 ASET LAINNYA 803,505,000.00
JUMLAH 43,365,208,832.07
Neraca Disnakertrans Prov. Kal Sel

NO. URAIAN JUMLAH


1 ASET TETAP 1,195,171,613.11
- Tanah 801,000,000.00
- Peralatan dan Mesin 780,569,279.09
- Gedung dan Bangunan 951,964,000.00
- Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan 9,000,000.00
- Aset Tetap Lainnya 4,994,000.00
- Akumulasi Penyisitan Aset Tetap (1,352,355,665.98)
2 ASET LAINNYA 0.00
1,195,171,613.11
Neraca UPTD Balai Produktivitas Prov. Kal Sel

NO. URAIAN JUMLAH


1 ASET TETAP 46,201,443,693.57
- Tanah 22,783,300,000.00
- Peralatan dan Mesin 20,249,355,015.69
- Gedung dan Bangunan 25,708,953,872.94
- Aset Tetap Lainnya 603,218,000.00
- Konstruksi dalam Pengerjaan 237,908,299.00
- Akumulasi Penyusutan (23,381,291,494.06)
2 ASET LAINNYA 843,935,561.26
JUMLAH 47,045,379,254.83
Neraca UPTD Balai Latihan Kerja Prov. Kal Sel

32
NO. URAIAN JUMLAH
1 ASET TETAP 5,688,145,522.01
- Tanah 2,500,000,000.00
- Peralatan dan Mesin 2,100,172,022.01
- Gedung dan Bangunan 990,000,000.00
- Jalan Irigasi dan Jaringan 41,048,500.00
- Aset Tetap Lainnya 56,925,000.00
- Konstruksi dalam Pengerjaan -
- Akumulasi Penyusutan -
2 ASET LAINNYA 0.00
JUMLAH 5,688,145,522.01
Neraca UPTD Balai Hyperkes dan KK Prov. Kal Sel

33
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
TABEL C.2
PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN SKPD DINAS TENAGA KERJA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

INDIKATOR
TARGET TARGET
KINERJA SESUAI TARGET RENSTRA TAHUN KE .... RASIO CAPAIAN PADA TAHUN ....
SPM IKK
TUPOKSI
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase
Kelulusan BLK 0 0 93,22 93,26 93,30 93,34 93,38 93,38 29,80 10,00 56,25 47,00
yang Bekerja
Jumlah Persentase
Penduduk Yang 0 0 1.783.808 org/70,18 1.812.349 org 1.841.344 org/71,50 1.870.805 org/72,17 1.900.738 org/93,38 1.900.738 org/93,38 49,00 96,10 95,97 95,17
Bekerja
Persentase
Pengurangan
0 0 6,7 6,69 6,67 6,65 6,62 6,62 4,32 3,90 6,67 4,83
Pengangguran
Terbuka
Persentase
Partisipasi 0 0 70,42 71,09 71,90 72,43 73,03 73,03 71,24 71,90 72,95 73,21
Angkatan Kerja

34
TABEL C.3.
ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN PELAYANAN SKPD DINAS TENAGA KERJA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RASIO ANTARA REALISASI DAN


URAIAN ANGGARAN PADA TAHUN REALISASI ANGGARAN PADA TAHUN RATA-RATA PERTUMBUHAN
ANGGARAN TAHUN...
2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016 ANGGARAN REALISASI

Belanja
tidak 20.221.281.000 20.265.086.000 19.049.896.500 22.154.912.000 16.262.745.282 16.273.955.849 17.956.563.220 19.167.885.995 80 80,31 94,26 86,52 20.422.793.875 17.415.287.586
langsung
Belanja 6.342.339.500 5.593.988.000 6.622.500.000 8.386.650.000 5.870.588.940 5.291.847.603 6.013.702.598 7.162.360.075 92,56 94,60 90,81 85,42 6.736.369.375 6.084.642.804
langung
26.563.620.500 25.859.074.000 25.672.396.500 30.541.562.000 22.133.334.222 21.565.803.452 23.970.265.818 26.330.246.070 27.159.163.250 23.499.930.390

35
Berdasarkan reviu selama lima tahun terakhir (2011-2015) dapat diketahui bahwa
terjadi dinamika dalam pembangunan ketenagakerjaan sebagai muara dari berbagai
kondisi hulu, maka kebijakan pemerintah dalam bentuk kebijakan ekonomi, sosial
maupun politik sangat berpengaruh terhadap akselerasi pembangunan bidang
ketenagakerjaan.

TINGKAT MASALAH
PENGANGGUR AN KETENAGAKERJAAN
TERBUKA 4,92 %
ANGKATAN KERJA
2.987.250

PARUH WAKTU

BEKERJA TIDAK
PENUH
( < 34 jam/mg)
PENDUDUK YANG SETENGAH
BEKERJA PENGANGGUR
1.889.502

BEKERJA PENUH
(> 34 jam/mg)

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan SKPD


Pembangunan ketenagakerjaan memiliki peranan yang sangat penting untuk
menciptakan SDM yang berkualitas, hal ini memberikan peluang dantantangan yang
besar bagi pembangunan ketenagakerjaan dimasa yang akan datang dengan beberapa
gambaran berikut ini.
Proyeksi angkatan kerja Kalimantan Selatan menurut golongan umur tahun 2015-2019
adalah sebagai berikut :
Golongan Umur 2015 2016 2017 2018 2019
15 – 19 112.082 113.045 114.034 115.056 116.106
20 – 24 224.541 225.954 227.435 228.999 230.636
25 – 29 241.392 241.066 240.854 240.722 240.659
30 – 34 382.341 343.307 358.473 373.844 389.416
35 – 39 258.989 262.386 265.902 269.531 273.263
40 – 44 256.159 265.663 275.328 285.130 295.064
45 – 49 188.010 190.801 193.692 196.660 199.697
50 – 54 147.579 149.507 151.559 153.672 155.841
55 – 59 92.130 93.770 95.489 97.249 99.046
60 + 98.988 99.247 99.585 99.959 100.364
Jumlah 1.948.211 1.984.747 2.022.351 2.060.822 2.100.092
Sumber : Buku PTK Prov.Kalsel

36
Proyeksi angkatan kerja Kalimantan Selatan menurut tingkat pendidikan tahun 2015-
2019 adalah sebagai berikut :

Tingkat Pendidikan 2015 2016 2017 2018 2019

SD 961.378 954.938 947.325 939.087 929.967

SLTP 366.568 379.930 394.042 408.983 424.261

SLTA Umum 302.661 314.278 326.594 339.317 352.863

SLTA Kejuruan 122.227 126.918 131.892 137.030 142.501

Diploma 46.084 47.234 48.445 49.676 50.936

Universitas 149.293 161.448 174.053 186.729 199.564

Jumlah 1.948.211 1984.747 2.022.351 2.060.822 2.100.092


Sumber : Buku PTK Prov.Kalsel

Proyeksi angkatan kerja Kalimantan Selatan menurut jenis kelamin tahun 2015-2019
adalah sebagai berikut :

Jenis Kelamin 2015 2016 2017 2018 2019

Laki-laki 1.212.192 1.236.752 1.262.045 1.287.946 1.314.417

Perempuan 736.019 747.995 760.306 772.875 785.675

Jumlah 1.948.211 1.984.747 2.022.351 2.060.822 2.100.092


Sumber : Buku PTK Prov.Kalsel

Proyeksi kesempatan kerja Kalimantan Selatan berdasarkan lapangan usaha tahun


2015-2019 adalah sebagai berikut :
Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018 2019
1. Pertanian 723.391 721.402 719.342 717.262 714.760
2. Pertambangan 89.349 93.653 97.501 102.026 106.902
3. Industri Pengolahan 142.633 147.588 152.826 158.365 164.344
4. Listrik, Gas dan Air 4.191 4.406 4.645 4.860 5.138
5. Bangunan 113.149 120.668 128.792 134.863 139.441
6. Perdagangan 397.344 402.604 408.056 413.706 419.655
7. Angkutan 65.136 62.877 60.681 58.546 56.428
8. Keuangan 44.063 48.217 53.138 58.737 65.056
9. Jasa Kemasyarakatan 298.869 313.960 330.577 348.475 367.555
Jumlah 1.878.124 1.915.375 1.955.558 1.996.840 2.039.277
Sumber : Buku PTK Prov.Kalsel

37
Memperhatikan perencanaan sebagai fungsi manajerial untuk memelihara
keberlangsungan dan perbaikan kinerja lembaga, Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi tahun 2016-2021 disusun sebagai kelanjutan dari Renstra 2011-2015.
Pencapaian hasil bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, pembinaan SDM,
peningkatan sarana dan prasarana, pendanaan, penyempurnaan manajemen dalam kurun waktu
2011-2015 menjadi modal bagi perencanaan kegiatan bidang Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian tahun 2016-2021.
Dalam kurun waktu 2011-2015 terdapat berbagai permasalahan dibidang
Ketenagakerjaan yang harus diantisipasi dan diselesaikan di periode 2016-2021.
Permasalahan seperti tingginya tingkat pengangguran, rendahnya perluasan kesempatan kerja
yang terbuka, belum kondusifnya hubungan industrial dan masih banyaknya pelanggaran
norma-norma ketenagakerjaan. Sedangkan permasalahan dibidang Ketransmigrasian berupa
tidak tercapainya target penempatan transmigrasi.
Tantangan dan Peluang Pengembangan Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
di Kalimantan Selatan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Tantangan (Threats)
- Tingginya angkatan kerja yang mencari pekerjaan
- Kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan sumber daya alam yang tidak
berwawasan lingkungan
- Masyarakat lebih mengandalkan bantuan langsung daripada usaha
- Kurangnya Tingkat Ketrampilan tenaga kerja
- Wirausaha baru kurang berkembang
- Tuntutan UMP yang diluar kemampuan perusahaan
- Sulitnya mendapatkan lahan untuk membangun wilayah Transmigrasi baru
- Sulitnya pengurusan terhadap sertifikat kepemilihan lahan transmigrasi
- Kurangnya data dan informasi tentang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
2. Peluang ( oppurtunities)
- Meningkatnya Partisipasi Sosial Masyarakat
- Meningkatnya kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
- Angka Pengangguran masih di bawah skala Nasional
- Semakin banyak tenaga kerja yang berkompeten
- Berkurangnya Angka Perselisihan hubungan industrial serta menurunnya angka
Kecelakaan Kerja
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsi sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai diperlukan suatu usaha dan strategi
yang tepat agar tantangan yang lebih besar tersebut dapat teratasi sehingga dapat
menghasilkan kinerja yang lebih baik dari peiode sebelumnya.

38
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Isu-isu strategis menjadi salah satu acuan pokok penyusunan kebijakan hingga program dan
kegiatan prioritas pembangunan agar pencapaian tujuan pembangunan daerah lebih terstruktur,
tepat, dan cepat. Oleh karenanya, diharapkan dengan adanya perumusan isu-isu strategis sebagai
salah satu pondasi pengambilan kebijakan pembangunan dapat memberikan pengaruh yang besar
terhadap kinerja pembangunan daerah agar kesejahteraan masyarakat segera terwujud.

Isu-isu strategis Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian di Provinsi Kalimantan


Selatan dirumuskan melalui identifikasi berbagai permasalahan pembangunan daerah, regional,
nasional, maupun fenomena internasional yang bersifat strategis dan memiliki pengaruh terhadap
agenda pembangunan lima tahun ke depan. Rumusan dari isu strategis tersebut akan mencakup isu
internasional, isu nasional, dan isu regional yang saling memiliki hierarki secara langsung. Tenaga
kerja merupakan aset berharga dalam peningkatan capaian pembangunan baik dari segi social
maupun ekonomi. Perlunya perhatian pemerintah daerah dalam memberdayakan sumber daya
manusianya sebagai tenaga kerja yang berdaya saing sangatlah penting karena tenaga kerja
merupakan bagian dari subyek pembangunan yang tidak bisa dianggap remeh.

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi


Permasalahan yang sering timbul dalam pembangunan suatu wilayah adalah rendahnya
daya saing tenaga kerja sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi sumber daya manusia yang
ada. Rendahnya daya saing tenaga kerja inilah yang akan memberi dampak beruntun pada
permasalahan pembangunan berikutnya seperti pendapatan rendah, kemiskinan, hingga
pengangguran.
Pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan memang harus diupayakan secara
sadar, sungguh - sungguh dan terencana. Karenanya, harusnya tidak lagi mengandalkan
ketersediaan tenaga kerja yang banyak dengan upah murahnya dalam penyelesaian permasalahan
ketenagakerjaan seperti penganggur terbuka dan setengah penganggur. Penyelesaian hanya dari
satu sisi saja akan berpotensi menciptakan permasalahan baru yang lebih kompleks seperti
permasalahan perselisihan hubungan industrial, jaminan sosial, pengawasan ketenagakerjaan dan
dampaknya belum menciptakan kondisi ketenagakerjaan yang mampu mensejahterakan pekerja
dan keluarganya pada khususnya serta kondisi masyarakat yang adil dan sekaligus makmur tanpa
kesenjangan yang terlalu besar. Untuk itu, terkait dengan perkembangan perekonomian terkini,
sudah selayaknya jika upaya penyelesaian yang ada justru dengan ‘memahami’ kebutuhan pasar
kerja sehingga mampu menciptakan kesempatan kerja yang seluasnya berikut bagaimana
menyediakan tenaga kerja yang memiliki spesifikasi sesuai kebutuhan tersebut. Dan karena
pembangunan ketenagakerjaan tidak mungkin lepas dari kondisi perekonomian yang ada, terutama
kondisi perekonomian sektor lapangan usaha, maka perkembangan laju pertumbuhan ekonomi

39
sektor lapangan usaha juga harus dicermati, kemudian dengan koordinasi bersama instansi
pembina sektor lapangan usaha tersebut ditindaklanjuti dengan target serta program yang
mendukung penciptaan kesempatan kerja pada sektor tersebut bersamaan dengan karakteristik
dasar tenaga kerjanya.
Penganggur merupakan indikator yang sederhana untuk menggambarkan kondisi
ketenagakerjaan dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang sangat besar. Namun masalah
lainnya yang juga sangat penting adalah setengah penganggur yang didefinisikan sebagai orang
yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu. Setengah penganggur ini disebabkan oleh berbagai
faktor antara lain banyaknya orang yang terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal karena
iklim usaha yang kurang kondusif, misalnya karena perusahaan terpaksa mengurangi jumlah
produksi karena berkurangnya order yang masuk sebagai dampak melemahnya daya beli
masyarakat. Kedua konsep ini sangat berbeda, karena penganggur adalah jumlah orang yang
mencari pekerjaan sedangkan setengah penganggur menggunakan pendekatan jam kerja.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Provinsi Kalimantan Selatan secara umum
cenderung meningkat, meskipun peningkatannya relatif kecil. Hal ini dipengaruhi oleh semakin
meningkatnya angkatan kerja serta tingkat kebutuhan hidup masyarakat di Kalimantan Selatan.
Tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2014 sebagian besar adalah bekerja
pada sektor jasa (44,28%) dimana sebagian besar berstatus buruh atau karyawan pada sektor
tersebut. Sedangkan pada sektor kemiskinan yang mencapai 40,22 persen tenaga kerja, sebagian
besar berstatus pekerja tak dibayar dan berusaha namun dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar.
Hal ini mengindikasikan masih rendahnya kualitas dan daya saing tenaga kerja di Provinsi
Kalimantan Selatan mengingat masih tingginya tenaga kerja yang bekerja namun tak dibayar
maupun tenaga lepas.

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan
Provinsi Kalimantan Selatan, Tahun 2015- Februari 2017
Status Pekerjaan Utama Februari Februari Februari
2015 2016 2017
Berusaha sendiri 19,68 20,54 22,40
Berusaha dibantu buruh tidak tetap / buruh tidak dibayar 20,06 19,21 16,04
Berusaha dibantu buruh tetap / buruh dibayar 2,68 3,45 2,63
Buruh / karyawan / Pegawai 32,25 33,90 34,11
Pekerja Bebas 4,97 5,58 5,10
Pekerja Tak dibayar 20,36 17,32 17,72
Pekerja Sektor Formal 34,93 37,35 36,74
Pekerja Sektor Informal 65,07 62,65 63,26
Total 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Prov.Kalsel, 5 Mei 2017

40
Salah satu indikasi rendahnya daya saing maupun kualitas tenaga kerja di Provinsi
Kalimantan Selatan adalah variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh tenaga kerja yang
bersangkutan. Di Provinsi Kalimantan Selatan, penduduk bekerja hanya memiliki ijazah Sekolah
Dasar mencapai 33,42 persen dan bahkan sebanyak 19,01 persen tidak pernah sekolah atau tidak
tamat Sekolah Dasar. Hal ini harus menjadi perhatian penting bagi Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi beserta Lintas sector terkait agar peningkatan kualitas tenaga kerja dioptimalkan baik
melalui jalur pendidikan formal maupun informal sehingga kualitas dan daya saing tenaga kerja
dapat meningkat.

Status pekerjaan di Provinsi Kalimantan Selatan untuk kategori informal memiliki


prosentase yang lebih besar dibandingkan dengan kategori formal. Hal ini karena walaupun untuk
proporsi terbesar adalah pada status pekerjaan buruh/karyawan/pegawai yang tergolong formal,
namun karena proporsi para pengusahanya (berusaha dengan buruh tetap/dibayar) tergolong kecil.
Dengan demikian guna meningkatkan status kerja formal yang lebih terjamin dari sisi jaminan
kerja dan remunerasinya perlu ditingkatkan jumlah pengusaha maupun pekerja di Provinsi
Kalimantan Selatan. Jumlah yang besar dari pengusaha akan memberi dampak luas bagi
penciptaan kesempatan kerja sektor formal. Sehingga diharapkan kesejahteraan dan jaminan
pekerjaan dari pekerja di Provinsi Kalimantan Selatan akan semakin baik.
Sedangkan permasalahan terbesar dalam bidang Ketansmigrasian adalah susahnya
mendapatkan lahan-lahan lokasi Unit Permukiman Transmigrasi, karena kalah bersaing dengan
kewenangan lain yang lebih menguntungkan bagi Pemerintah Daerah seperti kewenangan untuk
menjadi lahan perkebunan, lahan kehutanan, bahkan lahan pertambangan batubara. Meskipun
minat masyarakat untuk bertransmigrasi masih besar, namun tidak didukung ketersediaan lokasi
maupun anggaran pusat maupun daerah.
Dalam hal pengembangan dan pemberdayaan lokasi eks. Transmigrasi atau Lokasi
Transmigrasi yang telah di serahkan pada Pemerintah Daerah terkendala sumber dana dan data
serta informasi, karena telah terjadi mutasi pejabat dan kurang teradministrasinya data penempatan
dan data lokasi yang sekarang telah berubah menjadi desa.
Lokasi eks. Transmigrasi yang telah menjadi desa itupun sebagian masih mengalami
masalah tidak terinventarisirnya kepemilikan tanah lahan pekarangan maupun lahan usaha,
sehingga hampir sebagian besar warga transmgrasi yang telah bertempat tinggal di lokasi tersebut
belum memiliki legalitas kepemilikan lahan berupa sertifikat.

41
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kegiatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih

Sesuai Visi Gubernur Kalimantan Selatan yaitu : “Kalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan)
Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri dan Berdaya Saing” dengan 13 (tiga belas) prioritas yang
diantaranya memprioritaskan “Kal Sel Terampil” maka dapat ditarik benang merah bahwa peran
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai peran yang cukup penting dalam pencapaian
Visi dan Misi Gubernur yaitu mewujudkan Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang terampil untuk
bersaing pada pasar kerja atau dunia kerja.
Berkaitan dengan misi Gubernur Kal Sel, maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
mendapat amanah menjalankan misi pada RPJMD yaitu pada misi :
MISI PERTAMA: Misi Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Sehat, Cerdas
dan Terampil.
Untuk mencapai Misi Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Sehat,
Cerdas dan Terampil didukung dengan sasaran pembangunan yang harus dicapai Kalimantan
Selatan yaitu meningkatkan kualitas daya saing manusia, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Kalimantan Selatan berperan pada sasaran meningkatnya kualitas daya saing tenaga kerja.
Program yang terdapat pada RPJMD yaitu :
1. Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, dengan indicator kinerja program :
- Jumlah perusahaan yang membentuk sarana hubungan industrial dan perlindungan tenaga
kerja;
2. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dengan indicator kinerja
program :
- Prosentase pencari kerja yang memperoleh sertifikasi kompetensi
3. Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja, dengan indicator kinerja program
- Persentase penduduk yang bekerja
Sedangkan strategi yang diharapkan oleh RPJMD adalah mengoptimalkan pelatihan
ketenagakerjaan dan kewirausahaan serta Pengembangan dan Perlindungan terhadap tenaga kerja.
MISI KETIGA : Misi Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah yang berbasiskan Kearifan Lokal
Untuk mencapai Misi Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah yang Berbasis
Sumberdaya Lokal, dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan didukung dengan tujuan
Meningkatkan daya saing Perekonomian didukung dengan sasaran :
- Menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial masyarakat
- Meningkatnya ketentraman, ketertiban, umum dan perlindungan masyarakat
- Mempersiapkan terselenggaranya PON di Kalsel
- Meningkatkan ketahan budaya
- Meningkatkan etos kerja, moralitas,sikap, disiplin, kreativitas dan kepedulian
- Meningkatnya kerukunan antar dan inter umat beragama
- Meningkatnya kualitas budaya masyarakat
42
Program yang tertera dalam RPJMD adalah :
1. Program Pengembangan desa eks. Kawasan Transmigrasi
2. Program pengemangan Wilayah Transmigrasi
3. Program Pengembangan Sumber Daya Kawasan Transmigrasi
Indikator Kinerja Pembangunan untuk bidang Transmigrasi adalah
- Jumlah Pengembangan desa Eks. Kawasan Transmigrasi
- Persentase Pengembangan Kawasan Transmigrasi
- Persentase Sumber Daya Transmigrasi
Sedangkan strategi yang diharapkan adalah mengoptimalkan pemberdayaan dan
pengembangan kawasan transmigrasi.

3.3. Telaahan Renstra K/L

Arah kebijakan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian akan dilaksanakan melalui berbagai


program prioritas yang terdiri dari prioritas nasional, prioritas bidang dan prioritas Kementerian.
Selain terus menerus dilakukan upaya-upaya secara bertahap, terencana, terpadu dan
berkesinambungan, di dalam pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, tentu terdapat
potensi–potensi yang menguntungkan dan juga masalah yang harus dihadapi dalam upaya tersebut,
seperti dalam hal perluasan kesempatan kerja, peningkatan kompentensi, penciptaan hubungan
industrial yang harmonis, peningkatan perlindungan ketenagakerjaan, peningkatan kesejahteraan
pekerja dan keluarga, memberdayakan dan mengembangkan wilayah transmigrasi serta
keterbatasan data dan informasi ketransmigrasian.
Berkenaan dengan kondisi ketenagakerjaan umum, telah dilakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan daya saing tenaga kerja yang dilakukan melalui pelatihan berbasis kompetensi di
Balai Latihan Kerja. Untuk mendukung pelaksanaan pelatihan maka dilakukan kegiatan
pengembangan standar kompetensi kerja, revitalisasi lembaga pelatihan kerja melalui penyediaan
sarana pelatihan kerja, peningkatan kompetensi Instruktur dan tenaga pelatihan. Untuk menjamin
kompetensi tenaga kerja dilakukan sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan oleh Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Pada bidang penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja terdapat peningkatan
fasilitasi pelayanan penempatan tenaga kerja melalui peningkatan fungsi lembaga pasar kerja di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya melayani pencari kerja dan pengguna tenaga
kerja. Peningkatan lembaga ini, dilaksanakan melalui pendayagunaan tenaga fungsional Pengantar
Kerja di pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota. Peningkatan fungsi pasar kerja juga
dilaksanakan melalui pemberdayaan informasi pasar kerja, optimalisasi mekanisme antar kerja,
penempatan melalui job fair, dan peningkatan kebijakan penempatan dan perlindungan tenaga
kerja luar negeri. Upaya perlindungan tenaga kerja juga dilaksanakan melalui pengendalian
penggunaan tenaga kerja asing. Di samping itu, peningkatan perluasan kesempatan kerja
dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat seperti padat karya, tenaga kerja mandiri, tenaga
43
kerja sukarela, dan terapan teknologi tepat guna, serta inkubasi bisnis. Pemberdayaan masyarakat
juga dilaksanakan melalui peningkatan kemampuan tenaga kerja khusus, seperti tenaga kerja
wanita, muda, penyandang disabilitas, dan lanjut usia.
Pada bidang hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja telah dilakukan upaya
antara lain : penyempurnaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan khususnya bidang
hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja, peningkatan kualitas dan profesionalitas para
pelaku hubungan industrial, peningkatan peran serikat pekerja/serikat buruh dalam penciptaan
hubungan industrial yang harmonis, peningkatan syarat kerja non diskriminasi melalui pelayanan
Peraturan Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), perlindungan pekerja melalui
asuransi dan jaminan sosial, pengurangan tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK), pemogokan
kerja dan perselisihan kerja, peningkatan kesejahteraan pekerja melalui kebijakan penetapan upah
minimum Provinsi dan Kabupaten/Kota (UMK) yang mengarah pada pencapaian kebutuhan hidup
layak (KHL), peningkatan fasilitas pekerja/buruh, dan peningkatan pendayagunaan (utilization)
tenaga fungsional Mediator Hubungan Industrial, serta upaya mempertahankan eksistensi
perusahaan yang sudah ada.
Pada bidang pengawasan ketenagakerjaan dan keselamatan dan kesehatan kerja telah
dilakukan upaya untuk meningkatkan kuantitas perusahaan yang menerapkan norma
ketenagakerjaan dan norma K3, penurunan tingkat pekerja anak dan perlindungan tenaga kerja
perempuan, peningkatan kepesertaan norma jaminan sosial tenaga kerja, penurunan pelanggaran
norma kerja, penurunan angka kecelakaan kerja/penyakit akibat kerja dan peningkatan penerapan
SMK3 serta meningkatnya kepatuhan perusahaan terhadap norma ketenagakerjaan dan K3 melalui
penegakan hukum yang berdampak peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja,
iklim investasi dan peningkatan produktivitas nasional. Seiring dengan berlakunya Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu dilakukan peningkatan,
penataan Pengawas Ketenagakerjaan dan penguatan kelembagaan pengawasan ketenagakerjaan
serta pengelolaan tenaga Pengawas Ketenagakerjaan. Pemerintah perlu meningkatkan peran,
fungsi dan independensi pengawasan ketenagakerjaan dalam penerapan norma ketenagakerjaan
dan K3 di perusahaan/ tempat kerja, dan penurunan angka pelanggaran sehingga adanya
peningkatan perlindungan hak pekerja dan pengembangan dunia usaha.
Pada bidang ketransmigrasian, penyelenggaraan transmigrasi pada tahun RPJMD yang
berlangsung saat ini diarahkan sebagai alternatif dalam mengurangi kesenjangan wilayah, dapat
berkonstribusi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan kecukupan papan, memperkuat
pilar ketahanan nasional, mendukung kebijakan pengembangan energi alternatif, mendukung
pemerataan investasi secara berkelanjutan yang pada akhirnya dapat mengurangi kemiskinan dan
pengangguran.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun ketransmigrasian saat ini berupa :
1. Mewujudkan pemukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat
berusaha yang layak, berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi

44
dalam satu kesatuan system pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing.
Mengembangkan potensi sumberdaya alam perdesaan terintegrasi dengan pengembangan
perkotaan dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah dalam bentuk Wilayah
Pengembangan Transmigrasi (WPT) atau Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT), serta
fasilitasi perpindahan dan penempatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya
manusia dan memberikan peluang usaha di kawasan transmigrasi. Strategi yang ditempuh
yaitu dengan beberapa cara :
a. Mengintegrasikan pembangunan WPT atau LPT dengan pemugaran permukiman
penduduk setempat, pembangunan permukiman pada kawasan potensial, dan revitalisasi
permukiman transmigrasi yang ada untuk membentuk atau mendukung kawasan
perkotaan baru dengan skema KTM;
b. Menetapkan produk unggulan sejak perencanaan dan pembangunan permukiman melalui
pola pengembangan agribisnis dan agroindustri;
c. Mengembangkan investasi melalui kerjasama kemitraan Badan Usaha dengan masyarakat
di kawasan transmigrasi;
d. Memberikan akses kepada masyarakat terhadap informasi potensi dan peluang yang
tersedia di kawasan transmigrasi;
e. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia calon transmigran serta pembekalan mental
dan etos kerja;
f. Meningkatkan kualitas seleksi calon transmigran;
g. Meningkatkan kualitas mediasi kerjasama antar daerah.
2. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan pengembangan kawasan
transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru dalam mendukung pengembangan perdesaan
dan ekonomi lokal dan daerah untuk mewujudkan kemandirian masyarakat dan daya saing
kawasan transmigrasi. Strategi yang ditempuh yaitu dengan cara :
a. Peningkatan kapasitas SDM dan masyarakat, melalui pemberian input dan modal,
penguatan lembaga sosial, fasilitasi kewirausahaan, penguatan lembaga sosial dan
lembaga masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan dan
mental spiritual;
b. Pengembangan usaha ekonomi melalui fasilitasi pengembangan usaha produktif,
pendampingan, peningkatan produktivitas masyarakat, serta fasilitasi dan mediasi
pengembangan bisnis dan kemitraan;
c. Peningkatan sarana dan prasarana kawasan, penyediaan prasarana intra dan antar
kawasan, pembangunan sarana dan prasarana pusat pertumbuhan baru;
d. Peningkatan kemandirian masyarakat transmigrasi di kawasan transmigrasi;
e. Penguatan kapasitas SDM Pengelola dalam pengembangan kawasan sebagai embrio
pusat pertumbuhan/perkotaan baru.

45
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Didalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD), Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) merupakan salah satu dokumen yang menjadi pedoman, disamping
adanya dokumen lain. Dengan demikian Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Kalimantan Selatan yang disusun dengan memperhatikan RPJMD tentu saja tidak lepas dari
Rencana Tata Ruang Wilayah.
Sesuai prinsip perencanaan pembangunan daerah, maka setiap perencanaan yang dilakukan
harus mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah, sedangkan kajian
lingkungan hidup strategis (KLHS) merupakan rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan
partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah. Dengan demikian di dalam mengintegrasikan
rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah maka Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi secara khusus ada keterkaitan langsung dan pembahasan secara mendalam dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu dalam rangka meningkatkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat Kalimantan Selatan.
Rencana Tata Ruang merupakan matra spasial pengembangan wilayah (arahan pembangunan
sekoral dan daerah) dimana pelaksanaan rencana tata ruang dapat mendukung terwujudnya
keterpaduan pembangunan lintas sector dan lintas wilayah. Pengembangan wilayah berbasis
rencana tata ruang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Selatan mengarahkan
pembangunan dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasilguna, serasi,
selaras, seimbang dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
pertahanan keamanan.
Sejauh ini, belum terdapat aturan yang jelas tentang RTRW yang mengatur masalah
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Secara tidak langsung Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi tidak terlibat, namun pada kondisi lapangan hal tersebut perlu dipertimbangkan
kembali, agar arah Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian dapat tepat sasaran.
Untuk pembangunan bidang Ketransmigrasian, kawasan transmigrasi pada hakikatnya
merupakan kawasan pemukiman dengan kegiatan bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan maupun kehutanan serta kegiatan usaha ekonomi lainnya sehingga didalam pemetaan
wilayahnya juga belum diatur secara khusus.

46
3.5. Penentun Isu-Isu Strategis

Sebelum menentukan Isu-Isu Strategis, ada beberapa hal yang menjadi acuan dalam
menentukan isu-isu strategis tersebut, diantaranya adalah:

1. Gambaran Pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan salah satu SKPD di Provinsi
Kalimantan Selatan yang berurusan langsung dengan pelayanan terhadap masyarakat, seperti
pembuatan kartu kuning, mediator perselisihan industrial. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat selalu mengedepankan pelayanan prima, namun
dalam menjalankan tugas tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa memiliki berbagai hambatan dan
tantangan. Pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini tidak hanya dilakukan secara
langsung saja, namun pembenahan terus dilakukan termasuk dalam informasi melalui media, salah
satunya adalah web resmi yang dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang banyak
memuat terkait informasi terkini dan informasi lowongan kerja.
2. Sasaran Jangka Menengah Pada Renstra K/L;

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengacu pada Renstra Kementerian Ketenagakerjaan
dan Kementerian PDT dan Transmigrasi. Berdasarkan acuan tersebut, sasaran untuk
Kementerian Ketenagakerjaan dapat diuraikan menjadi:

- Meningkatnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja


- Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja
- Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaaan
industrial
- Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di
tempat kerja
Sedangkan sasaran untuk Kementerian PDT dan Transmigrasi dapat diuraikan menjadi:

- Terwujudnya pemukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat
berusaha yang layak
- Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu
kesatuan system pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing

3. Sasaran Jangka Menengah dari Renstra Dinas Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Provinsi
Kalimantan Selatan

- Terwujudnya peningkatan kualitas dan produktivitas bagi pencari kerja, sehingga dapat
berdaya saing, serta memenuhi kebutuhan pasar
- Terwujudnya peningkatan kesempatan kerja bagi Pencari kerja di wilayah Provinsi
Kalimantan Selatan melalui sector formal dan informal

47
- Terwujudnya suasana hubungan industrial yang harmonis antara pekerja dan pengusaha di
tempat kerja
- Pemberdayaan kawasan transmigrasi dan mobilitas penduduk

4. Implikasi RTRW bagi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Sejauh ini, belum terdapat aturan yang jelas tentang RTRW yang mengatur masalah
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Secara tidak langsung Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi tidak terlibat, namun pada kondisi lapangan hal tersebut perlu dipertimbangkan
kembali, agar arah penempatan tenaga kerja dapat tepat sasaran dan menempatkan wilayah-
wilayah sasaran.

5. Implikasi KLHS bagi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

KLHS merupakan suatu bentuk kebijakan untuk dapat mengatur suatu wilayah, dimana
wilayah disini yang dimaksud adalah wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Pengaturan tersebut
bertujuan untuk tetap dapat menjaga lingkungan agar tidak mengalami kerusakan dan pemerataan
perkembangan wilayah. Secara tidak langsung pengaturan tersebut berpengaruh terhadap Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam menjalankan pelayanan terkait masalah pengaturan
ketenagakerjaan dan kesejahteraan transmigrans.

Dalam penentuan isu strategis Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi menggunakan
metoda analisis SWOT. Dimana dalam analisis tersebut hal yang harus diperhatikan adalah hal-hal
apa saja yang menyebabkan visi, misi, target dan sasaran periode 2011-2015 yang belum dapat
tercapai secara optimal, untuk dapat ditindak lanjuti pada periode 2016-2021. Pada periode
sebelumnya terjadi beberapa target yang belum tercapai diakibatkan oleh beberapa permasalahan,
yaitu:
Bidang Ketenagakerjaan :
1. Tersedianya ketidakseimbangan antara penyediaan lapangan pekerjaan dengan kebutuhan
masyarakat terhadap lapangan kerja tersebut sehingga jumlah penganggur relatif besar
2. Kurang terbangunnya kerjasama atau koordinasi SKPD lain dalam penanganan masalah
pelatihan ketenagakerjaan
3. Wirausaha baru kurang berkembang dan belum adanya tempat atau wadah sebagai sarana
penampung hasil produk kewirausahaan
4. Rendahnya kualitas angkatan kerja yang relatif sangat rendah ditandai oleh tingkat pendidikan
formal angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh tamatan (maksimal)
sekolah dasar, termasuk di dalamnya mereka yang belum tamat dan tidak pernah sekolah.
5. Rendahnya perlindungan dan kesejahteraan pekerja yang hingga saat ini pada umumnya
dirasakan masih jauh dari memadai.
Bidang Ketransmigrasian :

48
1. Sulitnya mencari calon lokasi transmigrasi yang berstatus clean and clear untuk pencadangan
areal pemukiman baru
2. Kurang optimalnya kerjasama dengan daerah penerima peserta transmigrasi
3. Tidak seimbangnya animo masyarakat dengan kesempatan bertransmigrasi
4. Masih rendahnya partisipasi pemerintah pusat dan daerah dalam pembangunan transmigrasi
5. Rendahnya sarana dan prasarana di lokasi transmigrasi dan ex. UPT pasca alih status
6. Belum optimalnya pengelolaan potensi di kawasan transmigrasi
7. Kurangnya koordinasi dengan SKPD lain dalam hal peningkatan pemberdayaan transmigrasi
8. Rendahnya pendapatan Transmigrans

49
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi Daerah

Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi Kepala Daerah terpilih
yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD Provinsi
Kalimantan Selatan) Tahun 2016 – 2021 yaitu :

“Kalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan)


Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri dan Berdaya Saing”

Visi tersebut secara umum mengandung pengertian “Pembangunan Biru (blue


development) Menuju Kedaulatan dan Kemapanan Berkelanjutan”, yang dapat dijabarkan
sebagai berikut :

1. Pembangunan Biru (blue development) adalah pembangunan yang memperhatikan


keberadaan sumberdaya, mempertahankan keragaman (biodiversity), inovasi dan penciptaan
lapangan kerja sekaligus melakukan upaya-upaya penyelamatan lingkungan (konservasi) dan
meningkatkan jasa- jasa lingkungan.
2. Ekonomi biru (blue economy) yaitu sistem ekonomi berbasis inovasi yang memanfaatkan
SDA secara produktif dan efisien, tidak menghasilkan limbah dan emisi; dan pada saat yang
sama mampu menciptakan lapangan kerja, menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkualitas,
dan tidak memerlukan biayatinggi.
3. Kedaulatan dan Kemampuan Berkelanjutan; yaitu Pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) yang memperhatikan keseimbangan antara pencapaian aspek pertumbuhan
ekonomi (economy growth), sekaligus memperhatikan pemerataan kesejahteraan (social
equity) dan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan (ecological sustainablity) yang dikenal
dengan the livingtriangle.
Mapan yang terdiri atas 2 (dua) unsur, yaitu MANDIRI dan TERDEPAN, yang mengandung
pengertian:

1. MANDIRI: Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang dapat membangun,


dan memelihara kelangsungan hidup, berlandaskan kekuatannya sendiri. Upaya peningkatan
kesejahteraan rakyat haruslah dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik
secara ekonomi dan sosial, yang dapat dilihat a.l.: Kemandirian dari segi pembiayaan
pembangunan, Kemandirian dari segi ketahanan pangan, Kemandirian dari segi ketahanan
energi.
2. TERDEPAN, Kata terdepan mempunyai arti paling muka, paling depan, terdahulu atau
utama. Kata ini menunjukkan semangat bagaimana Kalsel yang selama ini di anomimkan
dengan kata (kalah selalu), untuk bangkit menjadi salah satu provinsi termaju di regional

50
Kalimantan, bahkan juga tentunya di harapkan secara nasional. Untuk ini diperlukan adanya
semangat dan kerja yang luar biasa, dari seluruh komponen aparat pemerintah daerah, serta
seluruh komponen masyarakat lainnya untuk secara bersama-sama mendukung. Terdepan
dapat diartikan dan dilihat dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan
daerah yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional, dan bahkan diharapkan
kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional.

Prioritas Provinsi Kalimantan Selatan adalah :


1. KAL SEL CERDAS
2. KAL SEL SEHAT
3. KAL SEL TERAMPIL
4. KAL SEL BERIMAN
5. KAL SELSENTRA PANGAN
6. KAL SEL MENUJU SALAH SATU DESTINASI WISATA NASIONAL
7. KAL SEL MENUJU DAERAH PERDAGANGAN DAN JASA
8. KAL SEL MENUJU LINGKUNGAN BERKUALITAS
9. KAL SEL DENGAN INFRASTRUKTUR YANG BERKUALITAS
10. KAL SEL BERBUDAYA
11. KAL SEL AMAN
12. KAL SEL MENUJU TUAN RUMAH PON
13. KAL SEL PEMDA BERKINERJA BAIK
Untuk dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Kalimantan Selatan merumuskan Visi yaitu :
“Terwujudnya Tenaga kerja dan Masyarakat Transmigrasi Yang Produktif, Berdaya
saing, Mandiri dan Sejahtera”
PRO BERSAMA SEJAHTERA
Penjabaran makna dari visi Dinas Tenaga dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan
adalah sebagai berikut:
- Produktif mengandung makna:
Bahwa tenaga kerja dan transmigran mempunyai produktivitas yang tinggi sehingga
mampu meningkatkan produksi
- Berdaya Saing mengandung makna:
Bahwa tenaga kerja dan transmigran mampu bersaing di pasar kerja maupun menjadi
wirausaha
- Mandiri mengandung makna:
Bahwa tenaga kerja dan transmigran mampu hidup mandiri tidak tergantung dari bantuan
pemerintah
- Sejahtera mengandung makna:

51
Bahwa tenaga kerja dan transmigran tingkat kehidupan menjadi sejahtera yang mampu
memenuhi kebutuhan diri sendiri beserta keluarga baik kebutuhan material maupun
spiritual.
Untuk mewujudkan Visi tersebut, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Kalimantan Selatan mempunyai 4 (empat) misi, yaitu :
1. Memberdayakan dan mendayagunakan Tenaga Kerja dan Transmigrans secara optimal dan
manusiawi
2. Menyediakan Tenaga Kerja yang kompeten dan produktif dengan meningkatkan Penempatan
dan Perluasan Kesempatan kerja untuk memenangkan persaingan global
3. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial dan perlindungan jaminan sosial tenaga kerja
4. Meningkatkan perlindungan ketenagakerjaan dan K3
5. Meningkatkan Pemberdayaan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Kalimantan Selatan
Penetapan tujuan dan sasaran merupakan tahap terpenting dalam perencanaan pembangunan
dan akan menjadi dasar penyusunan kinerja pembangunan daerah. Tujuan pembangunan
merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi dan misi yang menunjukkan hasil
akhir jangka waktu tertentu. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi
serta memperhatikan permasalahan dan isu-isu strategis daerah. Pernyataan tujuan harus
menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang dan juga diselaraskan dengan
amanat pembangunan.

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai
visi, melaksanakan misi, memecahkan masalah dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi.
Tujuan jangka menengah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan
adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan pembangunan daerah
2. Meningkatkan kompetensi, produktifitas, Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
3. Menciptakan Hubungan Industrial yang harmonis dan kondusif
4. Menurunnya pelanggaran terhadap peraturan perusahaan sehingga terlindunginya hak-hak
Tenaga Kerja
5. Memberdayakan dan Mengembangkan Kawasan Transmigrasi
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur,
spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke
depan. Perumusan sasaran memperhatikan indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi Dinas Tenaga

52
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantasn Selatan serta profil pelayanan yang terkait dengan
indikator kinerja.
Untuk lima tahun mendatang, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantasn
Selatan menetapkan sasaran sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian Kal Sel
2. Meningkatnya daya saing tenaga kerja
3. Hubungan Industrial yang harmonis dan Kondusif
4. Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan
5. Memfasilitasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi

4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan
Selatan

Strategi atau Prioritas Pembangunan memberikan gambaran, bagaimana berbagai sasaran


pembangunan dapat dicapai melalui program-program kegiatan. Strategi dan arah kebijakan
merupakan rumusan perencanaan yang komprehensif untuk mencapai tujuan dan sasaran RPJMD
Provinsi Kalimantan Selatan dengan efektif dan efisien.Perencanaan yang komprehensif disusun
dengan mengagendakan aktivitas pembangunan dengan segala program yang mendukung dan
menciptakan layanan kepada masyarakat.
Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan
dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Rumusan
strategi menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
menciptakan nilai tambah (value added) bagi stakeholder layanan, terutama bagi layanan langsung
pada masyarakat.
Untuk merumuskan strategi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan sasaran, maka
dilakukan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal dengan menggunakan analisis
SWOT (Strengths/kekuatan, Weaknesses/kelemahan, Opportunities/peluang, dan
Threats/tantangan). Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Identifikasi faktor-faktor SWOT tersebut adalah sebagai berikut :
1. KEKUATAN (S)
a. Tugas Penanganan masalah Ketenagakerjaan lainnya masih ada keterkaitan dengan SKPD
lainnya
b. Peningkatan kualitas dan produktivitas Tenaga Kerja
c. Adanya kerjasama dengan perusahaan penerima tenaga kerja
d. Adanya tim penentuan besaran Upah Minimum Provinsi

53
e. Adanya kerjasama dengan daerah penerima dan pengirim peserta transmigrasi
2. KELEMAHAN (W)
a. Kurangnya Tenaga Fungsional Ketenagakerjaan
b. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja tidak sesuai peluang pasar kerja
c. Kurangnya sarana dan prasarana latihan ketrampilan yang memadai
d. Belum adanya tempat atau wadah sebagai sarana penampung hasil produk wirausaha baru
e. Belum adanya Usulan Rencana Kawasan Transmigrasi
f. Kurangnya tingkat kemandirian para Tenaga kerja Wira usaha maupun Transmigrans
g. Kurangnya kepedulian, partisipasi dan pemahaman pejabat daerah tentang pentingnya
program transmigrasi
h. Belum optimanya peran SKPD lain dalam sinergitas kegiatan dan program
i. Belum adanya kerjasama penanganan masalah pelatihan ketenagakerjaan dan kewirausahaan
j. Sulitnya mencari calon lokasi transmigrasi yang berstatus APL untuk pencadangan areal
pemukiman baru.
k. Kurang minatnya peserta program transmigrasi
l. Kurangnya fasilitas penunjang di daerah baru
m. Kurangya sinerginnya kerjasama antar wilayah, pelaku dan sektor dalam rangka
pengembangan kawasan transmigrasi
3. PELUANG (O)
a. Meningkatnya Partisipasi angkatan kerja
b. Meningkatnya kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
c. Berkurangnya angka Pengangguran
d. Berkurangnya Angka Perselisihan hubungan industrial serta menurunnya angka Kecelakaan
Kerja
4. TANTANGAN ( T )
a. Tingginya angkatan kerja yang mencari pekerjaan
b. Masyarakat lebih mengandalkan bantuan langsung daripada usaha
c. Tingkat Ketrampilan tenaga kerja kurang
d. Wirausaha baru kurang berkembang
e. Memahamkan peserta masalah hak dan kewajibannya sebagai peserta transmigrasi
Setelah identifikasi dilakukan maka kemudian dirumuskan ke dalam formulasi sebagaimana
berikut ini:
1. Strategi mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (SO) adalah :
a. Optimalkan kerjasama dengan SKPD lain yang terkait
b. Optimalisasi peningkatan kualitas dan produktivitas Tenaga Kerja
c. Dibentuknya serikat pekerja atau serikat buruh untuk menentukan besaran UMP/UMK
d. Pemberian Reward bagi perusahaan yang telah Zerro Accident
2. Strategi menggunakan kekuatan untuk mencegah dan mengatasi ancaman. (ST) adalah:

54
a. Optimalisasi informasi lowongan kerja dan tindak lanjut dari program yang telah dijalankan
b. Optimalisasi kerjasama dengan perusahaan penerima tenaga kerja melalui pemagangan
c. Membuat sarana pemasaran atau pengembangan bagi para wirausaha baru
d. Optimalisasi kerjasama dengan daerah pengirim dan penerima peserta transmigrasi
3. Strategi mengurangi kelemahan dan memanfaatkan peluang (WO) adalah:
a. Meningkatkan kemandirian peserta PMKS
b. Meningkatkan penyelesaian perselisihan hubungan industrial
c. Melibatkan partisipasi masyarakat
4. Strategi mengurangi kelemahan untuk mencegah dan mengatasi ancaman ( WT ) adalah
a. Tingkatkan informasi lowongan kerja
b. Tingkatkan keterampilan tenaga kerja
c. Tingkatkan pemahaman peserta transmigrasi
d. Tingkatkan pemahaman tentang penyusunan RKT

Uraian diatas jika diklasifikasikan dan dipetakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Analisis SWOT
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
INTERNAL a. Tugas Penanganan masalah a. Kurangnya Tenaga Fungsional
Ketenagakerjaan lainnya Ketenagakerjaan
masih ada keterkaitan b. Pendidikan dan pelatihan
dengan SOPD lainnya ketrampilan bagi pencari kerja
b. Peningkatan kualitas dan tidak sesuai peluang pasar kerja
produktivitas Tenaga Kerja c. Kurangnya sarana dan prasarana
c. Adanya kerjasama dengan latihan ketrampilan yang
perusahaan penerima tenaga memadai
kerja e. Belum adanya tempat atau wadah
d. Adanya tim penentuan sebagai sarana penampung hasil
besaran Upah Minimum produk wirausaha baru
Provinsi f. Belum adanya Usulan Rencana
e. Adanya kerjasama dengan Kawasan Transmigrasi
daerah penerima dan g. Kurangnya tingkat kemandirian
pengirim peserta para Tenaga kerja Wira usaha
transmigrasi maupun Transmigrans
h. Kurangnya kepedulian,
partisipasi dan pemahaman
EKSTERNAL pejabat daerah tentang
pentingnya program transmigrasi
i. Belum optimanya peran SKPD
lain dalam sinergitas kegiatan
dan program
j. Belum adanya kerjasama
penanganan masalah pelatihan
ketenagakerjaan dan
kewirausahaan

k. Sulitnya mencari calon lokasi


transmigrasi yang berstatus APL
untuk pencadangan areal
pemukiman baru.
55
l. Kurang minatnya peserta
program transmigrasi
m. Kurangnya fasilitas penunjang di
daerah baru
n. Kurangya dana untuk
Peningkatan kerjasama antar
wilayah, pelaku dan sektor dalam
rangka pengembangan kawasan
transmigrasi
PELUANG (O) STRATEGI (S+O) STRATEGI (W+O)
a. Meningkatnya a. Optimalkan kerjasama a. Meningkatkan kemandirian
Partisipasi angkatan dengan SKPD lain yang peserta PMKS
kerja terkait b. Meningkatkan penyelesaian
b. Meningkatnya b. Optimalisasi peningkatan perselisihan hubungan industrial
kualitas dan kualitas dan produktivitas c. Melibatkan partisipasi
Produktivitas Tenaga Tenaga Kerja masyarakat
Kerja c. Dibentuknya serikat pekerja
c. Berkurangnya angka atau serikat buruh untuk
Pengangguran menentukan besaran
d. Berkurangnya Angka UMP/UMK
Perselisihan d. Pemberian Reward bagi
hubungan industrial perusahaan yang telah Zerro
serta menurunnya Accident
angka Kecelakaan
Kerja
TANTANGAN (T) STRATEGI S + T STRATEGI W + T
a. Tingginya angkatan a. Optimalisasi informasi a. Tingkatkan informasi lowongan
kerja yang mencari lowongan kerja dan tindak kerja
pekerjaan lanjut dari program yang b. Tingkatkan keterampilan tenaga
b. Masyarakat lebih telah dijalankan kerja
mengandalkan b. Optimalisasi kerjasama c. Tingkatkan pemahaman peserta
bantuan langsung dengan perusahaan penerima transmigrasi
daripada usaha tenaga kerja melalui d. Tingkatkan pemahaman tentang
c. Tingkat Ketrampilan pemagangan penyusunan RKT
tenaga kerja kurang c. Membuat sarana pemasaran
d. Wirausaha baru atau pengembangan bagi para
kurang berkembang wirausaha baru
e. Memahamkan peserta d. Optimalisasi kerjasama
masalah hak dan dengan daerah pengirim dan
kewajibannya sebagai penerima peserta
peserta transmigrasi transmigrasi

Dengan analisis ini kemudian mempermudah untuk menentukan arah dan isu strategis yang
akan diangkat, yaitu:
1. Optimalkan kerjasama dengan SKPD lain yang terkait
2. Optimalisasi peningkatan kualitas dan produktivitas Tenaga Kerja
3. Optimalisasi informasi lowongan kerja dan tindak lanjut dari program yang telah
dijalankan
4. Optimalisasi kerjasama dengan perusahaan penerima tenaga kerja
5. Optimalisasi kerjasama dengan daerah pengirim dan penerima peserta transmigrasi
6. Meningkatkan penyelesaian perselisihan hubungan industrial
7. Melibatkan partisipasi masyarakat
56
8. Tingkatkan informasi lowongan kerja
9. Tingkatkan keterampilan tenaga kerja
10. Tingkatkan pemahaman tentang RKT
11. Tingkatkan pemahaman peserta transmigrasi
Kebijakan Umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan
adalah :
1. Urusan Ketenagakerjaan
a. Meningkatkan penyelesaian perselisihan hubungan industrial
b. Melibatkan partisipasi masyarakat
c. Optimalisasi informasi lowongan kerja, dan tindak lanjut dari program yang telah dijalankan
d. Optimalisasi kerjasama dengan perusahaan penerima tenaga kerja
e. Tingkatkan informasi lowongan kerja
f. Tingkatkan keterampilan tenaga kerja
2. Urusan Transmigrasi
a. Optimalisasi kerjasama dengan daerah pengirim dan penerima peserta transmigrasi
b. Tingkatkan pemahaman peserta transmigrasi

Arah Kebijakan Umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan
adalah :
- Kebijakan Bidang Ketenagakerjaan
Pada hakekatnya Kebijakan Ketenagakerjaan ini merupakan inti rumusan solusi
terhadap masalah ketenagakerjaan yang dihadapi. Solusi tersebut dituangkan dalam bentuk
kebijakan. Kebijakan tersebut dirumuskan secara komprehensif sehingga diharapkan mampu
menyentuh semua masalah ketenagakerjaan. Namun sesuai dengan masalah ketenagakerjaan
yang ditempatkan sebagai prioritas dalam pemecahan masalah, maka penciptaan kerja dalam
rangka menanggulangi pengangguran mendapat porsi yang lebih dominan. Mengingat masalah
ketenagakerjaan adalah suatu bidang pembangunan yang sifatnya sangat inklusif dan terkait
erat dengan banyak pihak, maka kebijakan yang disajikan disini pada dasarnya bersumber dari
instansi pemerintah pembina sebagai pemangku kepentingan utama sesuai dengan lingkungan
tugas dan kewenangannya masing - masing.
Sebagaimana diketahui bahwa pemecahan terhadap masalah ketenagakerjaan sangat
membutuhkan upaya yang terpadu, terkoordinasi dan terencana dari banyak pihak yang terkait.
Selain itu prasyarat utama lainnya yang harus dimiliki adalah adanya komitmen untuk
mengarusutamakan ketenagakerjaan dalam setiap aspek pembangunan yang benar - benar kuat
dari semua pihak mulai dari tingkat kebijakan hingga tingkat paling penting untuk menjamin
bahwa kebijakan ketenagakerjaan dan pembangunan yang telah dirumuskan dapat terwujud
menjadi rangkaian kegiatan yang efektif.

57
Perlu disadari bahwa sesungguhnya otoritas penciptaan kesempatan kerja yang ada
pada Disnakertrans adalah penyaluran mekanisme pasar kerja, pelatihan, pembinaan hubungan
industrial, pembinaan pengawasan ketenagakerjaan serta peningkatan produktivitas, sedangkan
penciptaan kesempatan kerja yang terkait dengan perekonomian dan kebijakan lainnya secara
praktis berada pada fungsi instansi lain, bukan pada instansi ketenagakerjaan. Selain itu,
mengingat cakupan bidang ketenagakerjaan tersebut sangat luas dan rumit, maka peran serta
aktif seluruh pihak menjadi salah satu kunci utama kesuksesan pembangunan ketenagakerjaan.
Perspektif ketenagakerjaan merupakan masalah yang kompleks dan luas, sehingga
bersifat multidimensional antara berbagai faktor seperti faktor ekonomi, faktor sosial, faktor
politik dan sebagainya sehingga pembinaannya pun membutuhkan kebijakan yang
komprehensif dan multidimensi pula. Oleh karena itu, tidak tepat jika ada anggapan bahwa
pembinaan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan dapat dilakukan dengan mengandalkan
suatu kebijakan tunggal semata.
Demikian juga halnya dengan aspek kelembagaan fungsional yang terlibat dalam
bidang ketenagakerjaan, adalah suatu hal yang tidak mungkin apabila tanggungjawabnya hanya
diletakkan pada satu atau beberapa instansi saja.
Sesuai dengan kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan, dimana ditetapkan tiga tahapan pembangunan, yaitu : 1) RPJP Tahun
2005 - 2025, 2) RPJMD Prov. Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021, dan 3) RKPD Prov.
Kalimantan Selatan.
Adapun beberapa kebijakan yang direncanakan untuk lima tahun mendatang
diantaranya :
a. Kebijakan meningkatkan kualitas angkatan kerja yang dapat bersaing di pasar kerja dalam
negeri dan luar negeri, serta dapat termotivasi dalam berwirausaha/menjadi interpreneur,
sehingga dapat mengolah dan mengembangkan berbagai peluang dan sumber daya alam
yang ada. Peningkatan kualitas angkatan kerja khususnya usia muda akan memberikan
kontribusi dalam merubah struktur penduduk kelompok berpendidikan rendah ke
pendidikan yang lebih tinggi. Pengembangan tingkat pendidikan selain meningkatkan
kualitas juga produktivitas.
b. Kebijakan pelatihan tenaga kerja bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, keahlian dan
kompetensi tenaga kerja dan produktivitas. Peningkatan kualitas tenaga kerja dilakukan
melalui pendidikan formal, pelatihan kerja dan pengembangan di tempat kerja sebagai satu
kesatuan sistem pengembangan SDM yang komprehensif dan terpadu. Pelatihan kerja akan
semakin penting peranannya dalam peningkatan kualitas tenaga kerja, dimana dibutuhkan
kemampuan dalam mengantisipasi perubahan teknologi dan persyaratan kerja. Upaya
penyediaan tenaga kerja melalui pembinaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang
sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan yang ada. Diperlukan koordinasi dan
sinergitas dengan SOPD lain yang melakukan pelatihan serupa dan para assessor yang

58
mempunyai keterampilan dan Disnakertrans mengeluarkan sertifikat uji kompetensi, agar
para pencari kerja mempunyai sertifikat uji kompetensi yang dapat diandalkan untuk
bersaing dipasar kerja.
c. Kebijakan yang mengarah pada upaya penyediaan lapangan kerja di semua sektor terutama
terkait penyediaan lapangan kerja alternatif bagi angkatan kerja yang belum mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasinya. Dalam hal ini sektor informal juga dapat
diandalkan untuk menjadi pengaman dan diharapkan mampu berperan dominan dalam
menyerap banyak tenaga kerja serta menekan jumlah penganggur (kewirausahaan menjadi
salah satu prioritas dalam penciptakan lapangan kerja dan peluang usaha).
d. Kebijakan Penempatan tenaga kerja dan pembinaan tenaga kerja diarahkan untuk
mengurangi jumlah penduduk asing maupun tenaga kerja asing yang akan masuk ke
Indonesia khususnya ke wilayah Provinsi Kalimantan Selatan harus dibatasi jumlahnya,
karena akan mengurangi kesempatan kerja di Provinsi Kalimantan Selatan, mengurangi
migrasi masuk berupa masuknya tenaga kerja dari luar Kalimantan Selatan.
e. Kebijakan perlindungan tenaga kerja yang bertujuan untuk mewujudkan ketenangan
bekerja dan berusaha, sehingga tercipta hubungan yang serasi antara pekerja dan
pengusaha, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja. Dengan
demikian kebijakan perlindungan tenaga kerja ini berguna baik pada tenaga kerja itu
sendiri maupun bagi para pelaku usaha dan lainnya sehingga mampu menciptakan iklim
usaha yang kondusif, menimbulkan ketenangan bekerja dan berusaha, meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan pekerja, pengusaha, dan berbagai pihak terkait. Dengan
upaya ini pada akhirnya juga berpotensi membuka berbagai peluang berusaha dan
berinvestasi untuk menciptakan perluasan kesempatan kerja baru.
f. Kebijakan Pengawasan ketenagakerjaan merupakan bagian integral dari system
perlindungan ketenagakerjaan yang diselenggarakan untuk mewujudkan keadilan sosial
melalui penerapan dan penegakan hukum ketenagakerjaan. Program pengawasan
ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja melaksanakan pembinaan, pemeriksaan dan
pengawasan norma kerja,norma jaminan sosial tenaga kerja, norma keselamatan kerja,
kesehatan kerja, dan lingkungan kerja. Untuk itu, kebijakan pengawasan dan perlindungan
tenaga kerja diarahkan pada :
- Meningkatkan kepesertaan program jaminan sosial bagi tenaga kerja formal maupun di
luar hubungan kerja melalui BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
- Menyiapkan aparat Pengawas Ketengakerjaan secara kualitas maupun kuantitas agar
sebanding dengan jumlah obyek pengawasan/jumlah perusahaan.
- Mengembangkan pembentukan kader norma ketenagakerjaan diperusahaan,
menggalakkan informasi, konsultasi dan sosialisasi sebagai sarana pembinaan
penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaan.

59
- Meningkatkan pengawasan dan penegakan hokum ketenagakerjaan guna menjamin
pemenuhan hak – hak normatif tenaga kerja.
- Meningkatkan efektivitas dan fungsi P2K3 dan Ahli K3 di tempat kerja guna
pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
- Melakukan pencegahan terhadap potensi bahaya besar yang ditimbulkan oleh bahan
kimia berbahaya melalui pembuatan dokumentasi pengendalian potensi bahaya pada
perusahaan – perusahaan yang beresiko sedang dan tinggi.
- Mengembangkan penerapan SMK3 di tempat kerja pada perusahaan – perusahaan yang
berkategori besar (tenaga kerja di atas 100 orang) atau beresiko tinggi.
- Meningkatkan fungsi pelayanan kesehatan kerja (poliklinik perusahaan) di tempat kerja
guna deteksi dini timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di tempat kerja.
- Menjaga hubungan industrial yang kondusif dan penegakan aturan normatif
ketenagakerjaan ( law enforcement).
g. Kebijakan Hubungan Industrial dan Peningkatan kesejahteraan kerja yang menyangkut
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yaitu minimal adaya Peraturan Pemerintan
(PP), atau lebih baik lagi jika ada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dapat menjadi
acuan bersama antara pekerja dan pemberi kerja/pengusaha. Selain itu sebagaimana aturan
yang berlaku secara internasional perlu dibentuk serikat pekerja (SP) yang menjamin
kebebasan berpendapat bagi pekerja. Perangkat hubungan industrial yang terutama adalah
adanya Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit karena diharapkan menjadi ‘jembatan’ utama
dalam pencarian solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
Kebijakan Bidang Ketransmigrasian
a). Kebijakan Pemberdayaan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Strategi yang ditempuh untuk mendukung kebijakan tersebut :
 Pembinaan Potensi Kawasan, Perencanaan sarana dan prasarana, persebaran
penduduk serta perencanaan pengembangan masyarakatnya
 Penyediaan lahan transmigrasi, melalui penyediaan lahan untuk permukiman usaha,
serta sarana dan prasarana
 Partisipasi masyarakat dalam pembentukan lembaga pemerintah dalam
pengembangan kawasan transmigrasi
b). Kebijakan Pemberdayaan dan Pengembangan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
ekonomi baik di kawasan transmigrasi
Strategi yang ditempuh untuk mendukung kebijakan tersebut adalah:
 Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di lokasi transmigrasi melalui
peningkatan wira usaha baru dan peningkatan jumlah kelompok tani.

Kemudian, hasil analisis tersebut dapat diturunkan kepada strategi pencapaian melalui berbagai
program yang dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

60
SUMBER
NO PROGRAM
DANA
1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja APBD
2. Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas APBN
4. Program Penempatan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja APBN
5. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja APBD
Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
6. APBN
Tenaga Kerja
Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem
7. APBN
Pengawasan Ketenagakerjaan
8. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi APBD
Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
9. APBN
Transmigrasi
10. Program Pengembangan Sumber Daya Kawasan Transmigrasi APBD
11. Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi APBN

61
BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
DINAS TENAGA KERJA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KONDISI PENAN L
DATA KINERJA GGUN O
T INDI
INDIKATOR CAPAIAN PADA G K
U KAT
PROGRAM KINERJA PADA TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN PADA TAHUN …..
J SASARA OR AKHIR JAWAB A
KODE DAN PROGRAM TAHUN PERIODE S
U N SAS
KEGIATAN (OUTCOME) DAN AWAL RENSTRA I
A ARA
KEGIATAN PERENCA TARG Rp
N N 2016 2017 2018 2019 2020 2021
NAAN ET .
TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp.
Pelayanan Persentase 100 % 100 % 2.076.225 100 % 1.566.796 100 % 2.389.631 100 % 2.487.475 100 % 2.541.000 100 % 2.619.00 100 % Umpeg
Administrasi pemenuhan sarana 0
Perkantoran dan prasarana yang
dibutuhkan SKPD
Pengadaan dan 100 % 100 % 3,990 100 % 4,200 100 % 4,410 100 % 4,631 100 % 4,862 100 % 5,105 100 % Umpeg
Pengelolaan
saran dan Persentase
prasarana pemenuhan sarana
Pemerintah dan prsarana Pemda
Daerah
Pengembangan 100 % 100 % 393.880 100 % 198.817 100 % 321.096 100 % 382.336 100 % 398.903 100 % 420.498 100 % Umpeg
system Persentase kenaikan
perencanaan, nilai komponen
Pelaporan, perencanaan melalui
capaian kinerja LKIP SKPD
dan keuangan
Peningkatan Persentase kapasitas 100 % 100 % 1,156 100 % 1,717 100 % 1,278 100 % 1,342 100 % 1,409 100 % 1,479 100 % Umpeg
disiplin aparatur dan kualitas aparatur
Peningkatan Persentase indeks 100 % 100 % 2,782 100 % 2,402 100 % 2,522 100 % 2,648 100 % 2,781 100 % 2,920 100 % Umpeg
kapasitas kepuasan layanan
pelayanan publik
public
Peningkatan Persebtase Aset 100% 100% 1.181.440 100% 539.614 100% 2.387.744 100% 1.880.500 100% 973.000 100% 984.000 100%
Sarana dan Yang tercatat
Prasarana
Apartur
Peningkatan Persentase ASN 100 % 100 % 282.275 100 % 147.435 100 % 432.740 100 % 646.500 100 % 705.000 100 % 715.500 100 % Umpeg
kapasitas SKPD yang
sumber daya memiliki sertifikat
62
aparatur keahlian
KONDISI PENA L
DATA KINERJA NGGU O
T
SA INDIKATOR CAPAIAN TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN PADA TAHUN ….. PADA NG K
U
SA PROGRAM KINERJA PADA KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA AKHIR JAWA A
J INDIKATOR
R KODE DAN PROGRAM TAHUN PERIODE B S
U SASARAN
A KEGIATAN (OUTCOME) DAN AWAL RENSTRA I
A
N KEGIATAN PERENCA 2016 2017 2018 2019 2020 2021
N
NAAN Target R
TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp.
p
Peningkatan
kualitas dan Persentase Angkatan 95,17 95,30 362.750 96,00 225.580 96,50 660.000 96,70 970.000 96,80 1.065.000 97,00 1.125.000 97,00
produktivitas Kerja yang bekerja
tenaga kerja
Perluasan dan
pengembangan Persentase Pencari 25 30 1.625.915 35 847.319 40 2.010.000 45 2.165.000 50 2.355.000 55 2.530.000 55
kesempatan Kerja yang
kerja memperoleh
sertifikat
Kompetensi
Perlindungan Persentase
Pengembangan Peningkatan
Lembaga perusahaan 50 55 1.465.900 60 1.165.630 65 2.455.000 70 3.265.000 75 3.675.000 80 3.970.000 80
Ketenagkerjaan yang memiliki
sarana HI

Pengembangan Jumlah 0 1 UPT 566.555 1 UPT 318.500 1 UPT 650.000 1 UPT 825.000 2 UPT 975.000 2 UPT 1.080.000 2 UPT
wilayah Pengembangan
transmigrasi Kawasan
Transmigrasi
Pengembangan 1 UPT 431.710 1 UPT 206.500 1 UPT 125.785.000 1 UPT 1.190.000 2 UPT 1.435.000 2 UPT 1.685.000 2 UPT
sumberdaya Jumlah Sumber daya 0
kawasan Kawasan
transmigrasi Transmigrasi

63
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD
YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

KONDISI KONDISI
KINERJA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KINERJA
NO. INDIKATOR PADA PADA
AWAL 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
RPJMD RPJMD

Misi I : Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Sehat, Cerdas dan Terampil

Jumlah perusahaan yang membentuk sarana hubungan industrial dan


1. 50 55 60 65 70 75 80 80
perlindungan tenaga kerja
2. Persentase pencari kerja yang memperoleh sertifikat kompetensi 25 30 35 40 45 50 55 55
3. Persentase penduduk yang bekerja 95,17 95,30 96 96,5 96,70 96,80 97,00 97,00

Misi III : Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah yang berbasiskan Kearifan Lokal

1. Jumlah Pengembangan Kawasan Transmigrasi 0 1 UPT 1 UPT 1 UPT 1 UPT 2 UPT 2 UPT 2 UPT
2. Jumlah Sumber Daya Kawasan Transmigrasi 0 1 UPT 1 UPT 1 UPT 1 UPT 2 UPT 2 UPT 2 UPT

64
MATRIKS RENCANA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 – 2021
SKPD DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
CARA MENCAPAI TUJUAN DAN
MISI TUJUAN SASARAN DATA TARGET KINERJA KET.
SASARAN
VISI AWAL
TARGET
URAIAN INDIKATOR SATUAN URAIAN INDIKATOR SATUAN (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 KEBIJAKAN PROGRAM
2021
PRO 1.Memberda 1.1.Mewujud 1.1.1.Meningkatkan Dokumen 13 1.1.1.1.Peningkatan 1. Jumlah Dokumen 1 8 9 10 11 12 13 Kesekretariatan
BER yakan dan kan kesejahteraan kualitas Kabupaten/Kota yang Provinsi Tenaga Kerja dan
SAM mendayagun pemerataan tenaga kerja pembangunan membuat dokumen Transmigrasi
A akan Tenaga kesempatan dan ketenagakerjaan PTK dan usulan RKT
SEJ Kerja dan kerja dan Trsnsmigrans dan
AHT Transmigrans penyediaan Kal Sel Ketransmigrasian
ERA secara tenaga kerja Kal Sel
optimal dan sesuai
manusiawi dengan
kebutuhan
pembanguna
n daerah
2. 2.1.Meningk 2.1.1.Mening % 2.1.1.1.Meningkatnya 2.Persentase Tingkat Peningkatan - Program
Menyediakan atkan kualitas katnya daya saing tenaga kerja Pengangguran Terbuka % 4,83 4,8- 4,77 – 4,7 – 4,25 – 4,1 – 3,6 – Kualitas dan Peningkatan
Tenaga Kerja daya saing Daya (TPT) 4,78 4,71 4,5 4,2 4,03 4,00 Produktivitas, Kualitas dan
yang tenaga kerja Saing Penempatan dan Produktivita
kompeten Tenaga 3.Angka partisipasi % 69,31 69,72 69,91 70,07 70,22 70,34 70,46 Perluasan s Tenaga
dan produktif Kerja angkatan kerja Kesempatan Kerja kerja
dengan 4.Persentase Angkatan % 95,17 95,30 96,00 96,50 96,70 96,80 97,00 - Program
Penempatan kerja yang bekerja Penempatan
dan 5.Persentase Pencari dan
Perluasan Kerja yang memperoleh % 25 30 35 40 45 50 55 Perluasan
Kesempatan Sertifikat Kompetensi Kesempatan
kerja untuk 6.Persentase Angkatan Kerja
memenangka Kerja yang dapat % 60,20 7,16 10 12,84 15,68 18,52 21,36
n persaingan ditempatkan di pasar kerja
global 7.Persentase Angkatan
Kerja yang mampu % 0 10 15 20 25 30 35
Berwirausaha
3. 3.1.Mencipta 3.1.1. Hubungan 3.1.1.1.Penguatan 8.Persentase Perselisihan Penguatan - Program
Meningkatka kan Industrial yang Kelembagaan Hubungan Hubungan Industrial % 0 85 85 85 85 85 85 Kelembagan Perlindunga
n pembinaan Hubungan harmonis dan Industrial dan Jamsostek Hubungan n dan
hubungan Industrial Kondusif 9.Persentase peningkatan Industrial Pengemban
industrial dan yang perusahaan yang memiliki % 0 0 10 10 10 10 10 gan
perlindungan harmonis dan sarana HI Lembaga
sosial tenaga kondusif 10.Persentase Ketenagaker
kerja penyelesaian perselisihan % 0 0 20 20 20 20 20 jaan
HI melalui PB
11.Persentase
Peningkatan perusahaan % 0 0 20 25 30 35 40
yang menerapkan

65
perlindungan Jamsos
12. Jumlah perusahaan Perusahaan 147 20 20 20 20 20 20
yang membentuk
LKS bipartit
13. Jumlah perusahaan Perusahaan 805 25 25 25 25 25 25
yang membuat
PP/PKB
14. Jumlah perusahaan Perusahaan 0 0 50 60 70 80 90
yang menerapkan
struktur sekala upah
4. 4.1.Menurun 4.1.1. Zerro Case 4.1.1.1.Meningkatnya 15. Jumlah perusahaan Pengawasan dan - Program
Meningkatka nya perusahaan yang taat yang menerapkan Jamsos Perusahaan 0 0 50 60 70 80 90 Pembinaan Perlindun
n pelanggaran terhadap aturan Perusahaan gan dan
perlindungan terhadap ketenagkerjaan Pengemb
ketenagakerj peraturan angan
aan dan K3 perusahaan Lembaga
sehingga Ketenaga
terlindunginy kerjaan
a hak-hak
Tenaga Kerja
16.Persentase perusahaan
yang taat aturan % 0 0 100 100 100 100 100
ketenagkerjaan
17.Persentase penurunan
perusahaan yang % 0 0 10 10 10 10 10
melanggar aturan
ketenagkerjaan
18.Persentase Perusahaan
yang melanggar norma % 0 0 25 20 15 10 10
ketenagkerjaan
19.Persentase Perusahaan
yang melanggar norma % 0 0 25 20 15 10 10
K3
20.Persentase Penindakan
terhadap perusahaan yang % 0 0 10 10 10 10 10
melanggar peraturan
ketenagkerjaan
5. 5.1.Memberd 5.1.1. Meningkatkan Kawasan 2 5.1.1.1. Peningkat 21.Meningkatnya Pengembangan - Program
Meningkatka ayakan dan Kesejahteraan Kualitas dan Pendapatan Transmigran % 0 0 20 20 20 20 20 dan Pemberdayaan Pengemb
n Mengembang Transmigrasi pengembangan kawasan Kawasan angan
Pemberdayaa kan Kawasan transmigrasi Transmigrasi Sumberda
n dan Transmigrasi ya
Pengembang Kawasan
an Kawasan Transmig
Transmigrasi rasi
22.Persentase luas lahan % 0 0 30 30 30 30 30 - Program
kimtrans yang diusahakan Pengemb
23.Jumlah kelembagaan angan
ekonomi dan sosial Lembaga 0 0 5 7 8 9 10 Wilayah
budaya yang ekonomi Transmig

66
dikembangkan di rasi
kimtrans
24.Jumlah Kepala
Keluarga Kimtrans Yang KK 0 0 20 25 30 35 40
meningkat
25.Jumlah Kimtrans yang
menjadi pusat Wil Kimtrans 0 0 4 5 6 7 8
pertumbuhan Baru
26.Jumlah Sarana dan
Prasarana yang ada di Sarpras 0 0 2 2 4 4 5
Kimtrans

Alasan mengapa target cenderung menurun dari pada tahun sebelumnya karena kami merubah pola perhitungan target, karena selama ini kami hanya menghitung berdasarkan capaian hanya pada satu
SOPD Nakertrans, namun pola kinerja sekarang, Disnakertrans akan berkoordinasi dan bersinergitas dengan SOPD lain dijajaran Pemerintah Provinsi atau lintas sektor yang mebidangi

67

Anda mungkin juga menyukai