Anda di halaman 1dari 28

Skenario:

Mengapa harus ada KTI??????

David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

J. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta
sistematis.

Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau
usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang
dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
http://www.acehforum.or.id
VARIABEL PENELITIAN
F.N Kerlinger menyebut variable sebagai sebuah konsep misalnya perempuan dalam
konsep jenis kelamin, pemalas dalam konsep sifat. Sedangkan Sutrisno Hadi
mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. 1)Senada dengan pernyataan
yang pernah di jelaskan oleh dosen pembimbing skripsi saya, variabel adalah sesuatu
yang mempunyai variasi nilai. Misalnya umur, umur mempunyai variasi nilai, yaitu 1
bulan, 1 tahun 4 tahun dst. Variabel juga dapat diartikan atribut dari subjek/objek
yang akan diteliti yang bervariasi antara satu subjek/objek yang satu dengan yang
lain.
Adabeberapa macam variabel penelitian,namun dalam hal ini akan dipaparkan 2
variabel saja, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1.Variabel Bebas (independent variabel)
variabel bebas atau independent sering disebut juga variabel predictor, stimulus,
input, antencendent atau variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas merupakan
variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen
(terikat). Sehingga variabel independent dapat dikatakan sebagai variabel yang
mempengaruhi.
2. Variabel Terikat (dependent variabel)
variabel dependen atau terikat sering juga disebut variabel criteria, respond an
output (hasil). Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel independent (bebas).1)
sumber:
http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/data-
penelitian.html#ixzz2QelzU19s
Variabel Penelitian
A. Definisi
Beberapa definisi Variabel menurut para ahli:
1. Menurut Hatch dan Farhady(1981), variabel dapat didefinisikan sebagai atribut
seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain
atau satu objek dengan objek yang lain.
2. Menurut Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah kontruk(constructs)
atau sifat yang akan dipelajari.
3. Menurut kidder(1981),variabel penelitian adalah suatu kualitas dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
4. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009)
B. Macam –macam Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka macam-
macam variabel penelitian yaitu:
1. Variabel independen
Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa
indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen(terikat). Variabel ini biasa disebut juga variabel eksogen.
2. Variabel dependen
Variabel dependen disebut juga variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa
indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat
disebut juga varabel indogen.
3. Variabel moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.
4. Variabel intervening
Menurut Tuckman(1988), “An intervening variabel is that factor that theoritically
affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulated.”
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
atara variabel independen dengan depende, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini adalah variabel penyela/antara yang terletak dianatara variabel
independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
5. Variabel kontrol
Variabel control adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan, bila akan melakukan
penilitian yang bersifat membandngkan, melalui penelitian eksperimen.
Untuk dapat menetukan kedudukan variabel independen, dependen, moderator,
intervening, atau variabel yang lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi
konsep teoritis yang mendasar maupun hasil dari pengamatan yang empiris
ditempat penelitian. Untuk itu sebelum peneliti memilih variabelapa yang akan
diteliti perlu melakukan kajian teoritis, dan melakukan studi pendahuluan terlebih
dahulu pada obyek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan
penelitian dilakukan dibelakang meja, dan tanpa mengetahui terlebih dahulu
permasalahan yang ada di obyek penelitian.
Daftar Pustaka
Sugiyono, Prof. Dr. (2009). Statistik untuk Penelitian . Bandung : CV. Alfabeta
1. Pengertian masalah? Cara Menetukan suatu masalah?
Diantara syarat yang diajukan oleh para ahli, rumusan hulley dan cummings cukup
komprehensif, informative, dan mudah untuk diingat yakni : FINER
F : feasible (kemampulaksanaan)
Tersedia subjek penelitian
Tersedia dana
Tersedia waktu, alat dan keahlian
Banyak kesenjangan yang dapat dikembangkan menjadi masalah penelitian,
namun tidak cukup subjek penelitian, dana, sarana, keahlian, atau waktu.
Sebagian kendala tersebut mungkin diatasi dengan modifikasi desain,
penyesuaian besar sampel, mengurangi jenis pemeriksaan, dan berbagai kiat
lainnya. Jadi pertimbangan praktislah yang akhirnya menentukan, apakah
masalah kesehatan dapat dijawab dengan penelitian.
I : Interesting (menarik)
Masalah hendaknya menarik bagi peneliti
Dilain sisi peneliti juga dituntut jujur dan taat asas dalam seluruh tahapan
penelitian sampai dengan pelaporan hasilnya. Oki, peneliti harus tertarik pada
substansi yang diteliti. Bila tidak, maka terdapat kemungkinan negative yang
dapat terjadi: mungkin ia akan cepat menyerah apabila dihadapkan pada
berbagai kendala, atau ia tidak akan taat asas pada penelitian yang dirancang
sendiri.
N : Novel (memberikan nilai baru)
Mengemukakan sesuatu yang baru
Mambantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu
Melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian terdahulu
Nilai baru  sering dihubugkan dengan orisinalitas
Penelitian yang sama sekali baru disebut dengan orisisnal, sedangkan yang
mengulang penelitian terdahulu disebut dengan replikatif. Bukan berarti
penelitian harus sama sekali baru,. Pada umumnya penelitian ulangan
dibenarkan apabila:
1. Peneliti ingin menguji konsistensi hasil penelitian terdahulu, apakah hal yang
sama terjadi bila diterapkan pada kondisi atau populasi yang berbeda (beda
ras, usia, kondisi klinis, dsb)
2. Peneliti melihat kekurangan pada metodologi, pelaksanaan, analisis, atau
simpulan penelitian sejenis yang dipublikasikan sebelumnya. Alas an
pengulangan penelitian harus dijelaskan secara spesifik dan eksplisit dalam
latar belakang usulan penelitian.
E : Ethical (etis)
Tidak bertentangan dengan etika
Penelitian apapun khususnya yang menggunakan manusia sebagai subjek, tidak
boleh bertentangan dengan etika. Oki, setiap penelitian yang menggunakan
manusia sebagai subjek harus lebih dulu memperoleh persetujuan dari komisi
etika independen setempat.
R : Relevant (relevan)
Untuk pengembangan ilpeng
Untuk peningkatan tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan
Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
Tiap peneliti harus memprediksi hasil penelitian yang akan diperoleh, apakah
relevan dengan kemajuan ilmu, tata laksana pasien, kebijakan kesehatan, atau
sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
Dapat ditambahkan bahwa setelah menentukan topic penelitian, peneliti harus
membatasi diri pada pertanyaan penelitian yang paling penting.
Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi
ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

2. Fungsi dari penelitian?


Tujuan seseorang melakukan penelitian:
1. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alam
2. Untuk menerangkan hubungan antar berbagai kejadian
3. Untuk memecahkan berbagai maslah yang ditemukan dalam kehidupan
4. Untuk memperlihatkan efek tertentu

Manfaat penelitian
1. dalam bidang akademik atau ilmiah
2. bidang pelayanan masyarakat
3. pengembangan penelitian itu sendiri
walaupun tujuan akhir penelitian dalam bidang kedokteran adalah untuk adalah
untuk peningkatan kualitas tata laksana pasien, namun penelitian dapat bersifat:
1. quick yielding: hasil penelitian dapat segera diterapkan dalam praktik atau
kebijakan seperti kebanyakan penelitian klinis
2. non quick yielding: hasilnya tidak segera diterapkan, seperti kebanyakan
penelitian ilmu-ilmu kedokteran dasar.
Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi
ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

3. Bagaimana berfikir sestematis?


Langkah-langkah Dalam Berpikir Sistematis Sangat singkat, berikut adalah langkah-
langkah dalam pemikiran yang sistematis:
1. Mengidentifikasi dan menganalisismasalahsebelum melompat ke dalam tindakan
2. Merumuskan beberapa pilihan
3. Menentukan dan menetapkan suatu kriteria seleksi
4. Jadilah berani dan membuat keputusan akhir
Sumber: http://id.hicow.com/pemecahan-masalah/berpikir/thomas-edison-
2555938.html

4. Bagaimana cara pendekatan berfikir yg ilmiah?


Kaidah atau sifat Berpikir Ilmiah:
1) skeptis. Selalu mempertanyakan suatu kebenaran (teori) yg ada.
2) analitis. Selalu mencari hubunganhubungan dari sesuatu yg diamati.
3) kritis. Memberikan justifikasi atau
penafsiran dan pertimbangan terhadap
temuan atau mungkin kesalahan dari
hasil kajian sebelumnya.
Pendekatan Berpikir Ilmiah:
1) cara berpikir deduktif. Dari pernyataan (konklusi) yg berlaku secara umum
kemudian ditarik konklusi secara khusus.
2) cara berpikir induktif. Utk memperoleh konklusi yg bersifat umum bertolak dari
fakta-fakta yg bersifat khusus.
Alat utk mencapai pengetahuan tsb dinamakan syllogisme, atau argumentasi yg
terdiri dari 3 proposisi (pernyataan yg menolak/membenarkan suatu keadaan):
1.premis (asumsi/ dasar argumentasi) mayor atau minor.
2.premis minor.
3.konklusi.
Contoh pola pikir Deduktif:
1. Semua manusia pasti mati (premis mayor).
2. Presiden adalah seorang manusia (premis minor).
3. Jadi, presiden pasti mati juga (konklusi).
Contoh pola pikir Induktif:
1. Desa A di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (premis minor).
2. Desa B di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (premis minor).
3. Jadi, semua desa di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin
(konklusi)(premis mayor)
Pendekatan Lainnya
 Metode Positivisme (August Comte; 1798-1857). berpangkal kpd apa yg telah
diketahui, yg aktual atau yg positif. Mengabaikan segala uraian atau persoalan di
luar yang ada sebagai faktamenolak metafisika, shg dlm filsafat ilmu dibatasi
hanya pd segala yg tampak atau gejala-gejala saja.
 Metode Kontemplatif mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal
manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkannya
cenderung akan berbeda-beda. Metode ini mengembangkan suatu kemampuan
akal yang disebut intuisi. Pengetahuan yang diperoleh melalui intuisi ini disebut
cara berkontemplasi seperti yang dilakukan oleh para nabi atau Imam Al-Ghozali.
 Reductio ad absordum, yang sering digunakan dalam matematika,
mengasumsikan sesuatu salah dulu, kemudian jika sesuatu tersebut setelah
dibuktikan ternyata benar maka sesuatu tersebut terbukti benar.
Sumber:
Checkland, P.B., Systems Thinking, Systems Practice. John Wiley, New York (1993).

5. Apasaja persyaratan membuat latarbelakang penelitian, tujuan, rumusan masalah


dan manfaat penelitian yg baik?
Uraian dalam latar belakang masalah hendaknya mencakup 4 hal:
1. Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah
2. Apa yang sudah diketahui (what is known)
3. Apa yang belum diketahui (what is not known-knowledge gap)
4. Apa yang dapat diharap dari penelitian yang direncanakan untuk menutup
knowledge gap tersebut.
Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi
ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

Latar belakang memuat identifikasi masalah berupa ringkasan uraian dibuat secara
padat, tajam dan spesifik yang sekaligus menjadi dasar bagi rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian.
Syarat-syaratnya:
1. Disusun dalam bentuk kalimat Tanya (interogatif) krena lebih bersifat khas dan
tajam sehingga penelitian lebih terfokus, spesifik dan tajam.
2. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda.
Contoh:
“bagaimana pengaruh pemberian obat A pada fungsi ventrikel kiri?”  tidak
bersifat khas karena fungsi ventrikel kiri terdiri atas banyak parameter
“apakah penambahan obat A berhubungan dengan peningkatan curah jantung?”
 lebih khas, tidak dapat ditafsirkan lain.
3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka masing-masing Pertanyaan
harus diformulasikan terpisah agar tiap pertanyaan dapat dijawab secara
terpisah pula.
Contoh:
Penggabungan pertanyaan berikut tidak dapat dijawab dengan satu uji hipotesis:
“Apakah pemberian kalium IV akan menurunkan tekanan darah, mempercepat
laju nadi, serta tidak berpengaruh terhadap kinerja global miokardium?”
Pertanyaan kompleks tersebut diuraikan menjadi tiga, sehingga tiap pertanyaan
dapat dijawab dengan uji hipotesis yang sesuai secara terpisah.
Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.
Edisi ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

Secara garis besar, merumuskan permasalahan dapat dilakukan dengan berbagai


cara. Antara lain :
1. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
a. Permasalahan dibuat untuk mengetahui atau mendeskripsikan suatu
fakta, fenomena atau peristiwa hukum.
b. Permasalahan dibuat untuk mencari hubungan antara dua hal atau dua
fenomena maupun data.
c. Permasalahan dibuat dengan cara membandingkan kedua hal atau
fenomena maupun data yang ada.
2. Berdasarkan teori dasar hukum.
Untuk merumuskan masalah di bidang hukum, biasanya akan lebih mudah
apabila lebih ditujukan untuk mempermasalahkan atau menentukan
“bagaimana” atau “mengapa” subyek hukum, obyek hukum (hak dan
kewajiban), hubungan hukum, peristiwa hukum maupun akibat hukum terhadap
fakta ataupun teori yang ditemukan pada data awal.
3. Cara lain yang lebih sederhana, yaitu dengan cara mempertemukan antaran :
a. Das sollen dengan das sollen (teori dengan teori)
b. Das Sein dengan das sollen (fakta dengan teori)
c. Das Sein dengan das sein (fakta dengan fakta).
http://cambai.multiply.com/journal/item/18/LANGKAH_AWAL_DALAM_PEMBUATA
N_KARYA_TULIS_ILMIAH?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

6. Contoh pemikiran deduktif dan induktif?


Metode induktif
Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Bentuk dari metode induktif
adalah generalisasi dan analogi.
1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip
atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab
akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas
sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian
dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan
hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan
sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti
pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.
Contoh penalaran induktif adalah :
kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata
:. setiap hewan punya mata
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan
arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media
hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan
penanda status sosial.
2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal
dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari
pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara
implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses
berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar
untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan
kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang
dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses
deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan
atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.
Contoh klasik dari penalaran deduktif:
 Semua manusia pasti mati (premis mayor)
 Sokrates adalah manusia. (premis minor)
 Sokrates pasti mati. (kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin
akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan
menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah
penalaran induktif
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/tugas-1-penalaran-deduktif-dan-
induktif/

7. Macam2 penelitian?
JENIS-JENIS METODELOGI PENELITIAN DAN MACAM-MACAM METODELOGI
PENELITIAN
Secara umum metodelogi penelitian dapat kita bagi dalam 7 jenis metodelogi,
diantaranya;
1) Penelitian historis; penelitian yang bertujuan membuat rekunstruksi masa
lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverfikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk
menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat dan akurat.
2) Penelitian diskriptif; penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu
objek penelitian tertentu.
3) Penelitian pengembangan; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki suatu
pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan suatu objek atau gejala.
Dimana peneliti ingin melihat hasil yang lebih efektif dan efisien dari hasil yang
akan dicapainya.
4) Penelitian kasus (lapangan); penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan intraksi lingkungan suatu
unit sosial, baik individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
5) Penelitian korelasional; penelitian yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya
hubungan antara variabel atau gejala tertentu terhadap variabel atau gejala
lainnya.
6) Penelitian tindakan; penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan baru, cara pendekatan baru atau suatu produk
pengetahuan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di
lapangan secara nyata.
7) Penelitian eksperimental; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sebab
akibat tertentu dengan memberikan perlakuan tertentu atau kondisi yang
berbeda.
Untuk lebih jelasnya akan kita uraikan pada pembahasan yang akan datang;
Dari jenis-jenis penelitian diatas lebih bersifat umum atau pertinjauan dari jenis
penelitian secara mendalam dan skarang kita siap membagi beberapa penelitian
berdasarkan beberapa pertimbangan atau kualifikasi tertentu;
Macam macam penelitian sebagai berikut;
1) Secara paradigmatik dikenal ada 3 (tiga) macam paradigma penelitian:
a. Positivistik; fokusnya mencari hubungan antar-variabel --- Madhab Comtean
(August Compte). Akar penelitian kuantitatif.
b. Interpretif (fokusnya pada makna suatu tindakan) --- madhab Weberian.
Akar penelitian kualitatif.
c. Kritik (fokusnya pada wacana. Wacana merupakan medan beroperasinya
kekuasaan) --- madhab postmodernisme (ideologi dan kekuasaan)

2) Secara metodologik, terdapat 4 (dua) macam metode penelitain:


a. Metode Kuantitatif --- dasarnya adalah semua persoalan kehidupan terjadi
dalam hubungan sebab akibat. Tindakan manusia merupakan akibat dari
sebab-sebab tertentu.
b. Metode Kualitatif --- dasarnya adalah manusia merupakan makhluk
berkehendak bebas (free will) yang bertindak atas dasar keinginan pribadi
c. Metode Campuran (Mixing Methods) Kuantitatif dan Kualitatif dasarnya
adalah logika triangulasi (hasil kualitatif bisa dikembangkan untuk diuji
kuantitatif, atau hasil kuantitatif perlu diperdalam kepada para aktor secara
kualitatif)
d. Metode Kritis/Refleksif – dasarnya adalah fungsi praksis (perbaikan) ilmu
pengetahuan untuk mengkritisi dan mengubah situasi yang tidak manusiawi.

3) Berdasarkan dorongannya, terdapat 2 (dua) macam penelitian:


a. applied (terapan) --- tujuannya untuk menyelesaikan persoalan dengan
cepat
b. pure (murni) --- tujuannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan

4) Berdasarkan jenis realitasnya (unit of analysis), terdapat 4 (empat) jenis


penelitian:
a. penelitian mikro objektif (misalnya tentang tindakan-tindakan individual)
b. penelitian mikro subjektif (misalnya tentang pendapat, ide, pengalaman
individual).
c. penelitian makro objektif (misalnya tentang pola-pola struktural umum yang
kasat mata, seperti masyarakat, birokrasi, hukum, arsitektur, pendidikan
dsb).
d. penelitian makro subjektif (misalnya tentang pola-pola struktural umum yang
tidak kasat mata, seperti kultur, norma, dan nilai yang ada di masyarakat)
e. penelitian pertautan (linkage) antar dua atau lebih kuwadran (mikro-makro,
subjektif-objektif)

5) Berdasarkan sifat masalah dan tujuan penelitian terdapat


a. Penelitian eksploratori: Menjelajahi fenomena baru
b. Penelitian deskriptif: Memaparkan fenomena/fakta
c. Penelitian eksplanatori: Menjelaskan (hubungan) dua atau lebih
fenomena/fakta
d. Penelitian Prediktif: Meramalkan kecenderungan fenomena/fakta
berdasarkan data sekarang
e. Penelitian Interpretif: Memahami fenomena (khususnya melalui tindakan
verbal dan diskursif pelaku)
f. Penelitian kritis: Memberikan penafsiran tandingan (alternatif) atas
fenomena berdasarkan pendirian tertentu
g. Penelitian historis: merekonstruksi rangkaian kejadian penting masa lalu.

6) Berdasarkan perolehan data, terdapat 2 (dua) macam jenis penelitian:


a. lapangan (field) (field research)
b. teks (text analysis/studies)

7) Berdasarkan jenis data yang dikaji, terdapat 3 (tiga) kelompok besar analisis
data kualitatif:
a. analisis teks dan bahasa
b. analisis tema budaya
c. analisis kinerja, dan pngalaman individual serta perilaku institusi

8) Berdasarkan metodenya, teks dan bahasa dapat diteliti dengan:


a. Analisis Isi (Content Analysis)
b. Analisis Wacana (Discourse Analysis)
c. Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis)
d. Analisis Bingkai (Framing Analysis)
e. Analisis Semiotik (Semiotic Analysis)
f. Analisis Konstruksi Sosial (Social Construction Analysis)
g. Hermeneutika (Hermeneutics):
 Hermeneutika Intensionalisme --- makna teks ditelusur dari penyusun
teks.
 Hermeneutika Gadamerian. --- makna teks ditelusur pada pembacanya.
http://penelitiannstatistik.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-metodelogi-penelitian-
dan.html

8. Sikap2 yg harus dimiliki oleh seorang peneliti?


Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang
peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baikdan hasil yang baik pula,
peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut ini.
1) Mampu Membedakan Fakta dan Opini
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dandapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini adalahpendapat pribadi
dari seseorang yang tidak dapat dibuktikankebenarannya sehingga di dalam
melakukan studi kepustakaan, seorangpeneliti hendaknya mampu membedakan
antara fakta dan opini agarhasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkankebenarannya.
2) Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi
Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati ketikaberada dalam satu
ruang dengan orang lain. Begitu juga pada saatbertanya, berargumentasi, atau
mempertahankan hasil penelitiannya akansenantiasa menjunjung tinggi sopan santun
dan menghindari perdebatansecara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani
mempertahankankebenaran yang diyakininya karena yakin bahwa pendapatnya
sudahdilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.
3) Mengembangkan Keingintahuan
Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusahamemperluas
pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin ketinggalaninformasi di segala bidang, dan
selalu berusaha mengikuti perkembanganilmu pengetahuan yang semakin hari
semakin canggih dan modern.
4) Kepedulian terhadap Lingkungan
Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik senantiasa peduliterhadap
lingkungannya dan selalu berusaha agar penelitian yangdilakukannya membawa
dampak yang positif bagi lingkungan dan bukansebaliknya, yaitu justru merusak
lingkungan. Semua usaha dilakukanuntuk melestarikan lingkungan agar bermanfaat
bagi generasi selanjutnya.
5) Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis
Pendapat seorang peneliti yang baik selalu bersifat ilmiah dan tidakmengada-ada
tanpa bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu,
peneliti juga harus kritis terhadap permasalahan yang terjadi dan berkembang di
sekitarnya.
6) Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung
Jawab terhadap Usulannya
Peneliti yang baik senantiasa berani dan bertanggung jawabterhadap konsekuensi
yang harus dihadapinya jika sudah mengusulkansesuatu. Usulan tersebut selalu
diembannya dengan baik dandilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian
diwujudkannya dalambentuk nyata sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh orang
lain.
7) Bekerja Sama
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti yang baik mampu bekerjasama dengan orang lain dan
tidak individualis atau mementingkan dirisendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tidak dapat hidup
tanpa bantuanorang lain sehingga keberadaannya senantiasa diharapkan oleh orang lain.
8) Jujur terhadap Fakta
Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak bolehmemanipulasi fakta
demi kepentingan penelitiannya karena penelitianyang baik harus berlandaskan
pada studi kepustakaan yang benar agarkelak jika orang lain melakukan penelitian
yang sama, didapatkan hasilyang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia
harus yakin bahwaitulah yang sebenarnya.
9) Tekun
Sebuah penelitian kadang kala memerlukan waktu yang pendekuntuk
menghasilkan sebuah teori, tetapi kadang kala memerlukan waktuyang sangat
lama, bahkan bertahun-tahun. Seorang peneliti yang baikharus tekun dalam
penelitian yang dilakukannya, tidak boleh malas,mudah jenuh, dan ceroboh, juga
harus rajin, bersemangat, serta tidakmudah putus asa. Dengan demikian, ia akan
mendapatkan hasil yang memuaskan. (Ari Sulistyorini)

Pendapat Para Ahli Tentang Sikap Ilmiah


A. Pengertian
 Menurut Reid (Gokhale dkk: 2009) sikap adalah “a positive or negative sentiment
or mental state, that is learned and organized through experience on the
affective and conative responses of an individual toward some other individual,
object, or event”. Menurut pandangan ini, sikap adalah keadaan mental positif
atau negatif yang dipelajari dan disusun melalui tanggapan afektif dari seseorang
terhadap orang lain, atau terhadap benda, atau terhadap kejadian.
 Menurut Carin dan Sund (1980: 3) sikap ilmiah mencakup sikap :
1) ingin tahu
2) kerendahan hati
3) ragu terhadap sesuatu
4) tekad untuk maju, dan
5) berpikir terbuka.
 Menurut Kobala & Crawley (Morrell dan Lederman: 76) bahwa “students’
attitudes toward science may have an effect on students’ motivation, interest,
and achievement in the sciences”. Selanjutnya, Glick (Morrell dan Lederman: 76)
mengatakan “students’ attitudes toward science appear to be shape by same
factor: teachers, learning environment, self-concept, peers, and parental
influence”. Dari pandangan-pandangan di atas, maka sikap peserta didik
terhadap sains dapat berpengaruh pada motivasi, minat, dan keberhasilan
peserta didik itu sendiri. Sikap terhadap sains adalah kcenderungan pada rasa
senang dan tidak senang terhadap sains, misalnya menganggap sains sukar
dipelajari, kurang menarik, membosankan, dan sebagainya. Sikap peserta didik
terhadap sains dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Pendidik
b. lingkungan belajar
c. konsep diri
d. teman, dan
e. orang tua.
 Menurut Martin, dkk (2005: 17) sikap-sikap ilmiah mencakup :
1) keinginan untuk mengetahui dan memahami
2) bertanya segala sesuatu
3) mengumpulkan data dan memberi arti berdasarkan data tersebut
4) menuntut verifikasi
5) berpikir logis, dan
6) mempertimbangkan gagasan-gagasan
Afektif yang dikembangkan dalam IPA adalah sikap ilmiah yang lazim disebut
scientific attitude. Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak.
 Menurut White (1998), wilayah sikap mencakup juga wilayah kognitif. Sikap
dapat membatasi atau mempermudah peserta didik untuk menerapkan
keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai. Peserta didik tidak akan
berusaha untuk memahami suatu konsep jika dia tidak memiliki kemauan untuk
itu. Karena itu, sikap seseorang terhadap mata pelajaran sangat berpengaruh
pada keberhasilan kegiatan pembelajarannya.

B. Aspek-aspek Sikap Ilmiah


Sikap ilmiah mengandung dua makna (Harlen, 1989), yaitu attitude
toward science dan attitude of science. Sikap yang pertama mengacu pada sikap
terhadap sains sedangkan sikap yang kedua mengacu pada sikap yang melekat
setelah mempelajari sains. Jika seseorang memiliki sikap tertentu, orang itu
cenderung berperilaku secara konsisten pada setiap keadaan.
Dari pandangan Harlen di atas, sikap ilmiah dikelompokkan menjadi dua
yaitu;
1) seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap sains sebagai
suatu cara memandang dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karir
di masa datang
2) seperangkat sikap yang jika diikuti akan membantu proses pemecahan
masalah.
Gega (Patta Bundu, 2006: 140) mengatakan aspek-aspek sikap ilmiah mencakup:
1) sikap ingin tahu
2) sikap penemuan
3) sikap berpikir kritis, dan
4) sikap teguh pendirian.
Harlen (Patta Bundu, 2006: 140) mengatakan aspek-aspek sikap ilmiah
mencakup:
1) sikap ingin tahu
2) sikap respek terhadap data
3) sikap refleksi kritis
4) sikap ketekunan
5) sikap kreatif dan penemuan
6) sikap berpikiran terbuka
7) sikap bekerja sama dengan orang lain
8) sikap keinginan untuk menerima ketidak pastian
9) sikap sensitif terhadap lingkungan.
American Association for Advancement of Science (Patta Bundu, 2006: 140)
memberikan penekanan pada empat sikap ilmiah yaitu:
1) sikap jujur
2) sikap ingin tahu
3) berpikir terbuka, dan
4) sikap keragu-raguan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah
sikap yang melekat dalam diri seseorang setelah mempelajari sains yang
mencakup:
1) sikap ingin tahu
2) sikap respek terhadap data/fakta
3) sikap berpikir kritis
4) sikap penemuan dan kreativitas
5) sikap berpikiran terbuka dan kerjasama
6) sikap ketekunan, dan
7) sikap peka terhadap lingkungan sekitar.
Sikap ingin tahu mendorong akan penemuan sesuatu yang baru yang dengan
berpikir kritis akan meneguhkan pendirian dan berani untuk berbeda pendapat.
Aspek-aspek sikap ilmiah yang dikembangkan dalam pembelajaran sains di sekolah
adalah:
a) Sikap ingin tahu
Aspek sikap ingin tahu meliputi antusias mencari jawaban, perhatian pada objek
yang diamati, antusias pada proses sains, dan menanyakan setiap langkah kegiatan.
b) Sikap respek terhadap data/fakta
Aspek sikap respek terhadap data/fakta meliputi objektif/jujur, tidak purbasangka,
mengambil keputusan sesuai fakta, dan tidak mencampur fakta dan pendapat.
c) Sikap berpikir kritis
Aspek sikap berpikir kritis meliputi meragukan temuan orang lain, menanyakan
setiap perubahan atau hal baru, mengulangi kegiatan yang dilakukan, dan tidak
mengabaikan data meskipun kecil.
d) Sikap penemuan dan kreativitas
Aspek sikap penemuan dan kreativitas meliputi menggunakan fakta-fakta untuk
dasar kesimpulan, menunjukkan laporan berbeda dengan orang lain, merubah
pendapat dalam merespon terhadap fakta, menyarankan percobaan-percobaan
baru, dan menguraikan kesimpulan baru hasil pengamatan.
e) Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama
Aspek sikap berpikiran terbuka dan kerjasama meliputi menghargai pendapat
temuan orang lain, mau merubah pendapat jika data kurang, menerima saran dari
orang lain, tidak merasa selalu benar, menganggap setiap kesimpulan adalah
tentatif, dan berpartisipasi aktif dalam kelompok.
f) Sikap ketekunan
Aspek sikap ketekunan meliputi melanjutkan kebiasaan meneliti, mengulangi
percobaan meskipun berakibat kegagalan, dan melanjutkan satu kegiatan meskipun
orang lain selesai lebih awal.
g) Sikap peka terhadap lingkungan sekitar
Aspek sikap peka terhadap lingkungan sekitar meliputi perhatian terhadap peristiwa
sekitar, partisipasi pada kegiatan sosial, menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
http://www.scribd.com/doc/40750397/Sikap-Ilmiah

9. Skema KTI?
Proposal penelitian terdiri tiga bagian, yaitu: bagian awal, bagian utama dan bagian
akhir.
A. Bagian Awal
1. Cover
Bahan kertas cover adalah kertas karton laminating. Baris paling atas ditulis proposal
penelitian, kemudian secara berurutan ke bawah diikuti :
a. Judul disusun dalam kalimat lugas, singkat, jelas, mengisyaratkan permasalahan
penelitian. Simetris, membentuk segitiga sama kaki terbalik. Pemenggalan frase
judul perlu diperhatikan, agar tidak mempengaruhi makna yang ditulis.
b. Logo Politeknik Kesehatan Depkes Semarang dengan diameter 5,5 cm.
c. Nama mahasiswa ditulis lengkap, tidak boleh disingkat, di bawahnya dicantumkan
nomor induk mahasiswa.
d. Instansi pendidikan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Politeknik
Kesehatan Depkes Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Program
Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan.
e. Waktu pengajuan proposal penelitian dengan menulis tahun di bawah instansi.
2. Halaman Sampul
Isi halaman sampul sama dengan isi cover.
3. Halaman Judul
Isi halaman judul sama dengan cover, namun logo Politeknik Kesehatan Depkes
Semarang dihilangkan, diganti dengan maksud proposal penelitian, yaitu : Proposal
penelitian ini sebagai pedoman pelaksanaan penelitian penyusunan karya tulis
ilmiah.
4. Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan berisi nama mahasiswa, nim, judul proposal penelitian, kalimat
dan tanggal pertujuan, serta tanda tangan pembimbing sebagai bukti menyetujui
proposal penelitian untuk diseminarkan. Halaman persetujuan dicantumkan sebelum
proposal penelitian diseminarkan, setelah proposal penelitian diseminarkan diganti
dengan halaman pengesahan.
5. Halaman Pengesahan
Baris paling atas ditulis Proposal Penelitian, diikuti secara berurutan ke bawah : judul
proposal penelitian, nama mahasiswa, pernyataan telah diseminarkan, tanggal
seminar,
tanda tangan pembimbing karya tulis ilmiah, tanda tangan pembimbing seminar dan
pengesahan oleh Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Jurusan
Kesehatan Lingkungan Purwokerto Politeknik Kesehatan Depkes Semarang berupa
pembubuhan tanda tangan.
6. Halaman Biodata
Biodata minimal berisi; nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, riwayat
pendidikan.
7. Halaman Pernyataan
Halaman pernyataan berisi: nama mahasiswa, nim, judul proposal penelitian,
pernyataan keaslian, tanggal dan tanda tangan mahasiswa
8. Halaman Kata Pengantar
Kata pengantar berisi ucapan syukur kepada Tuhan atas terselesainya proposal
penelitian yang ditulis, tujuan penulisan proposal penelitian dan ucapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu.
9. Halaman Daftar Isi
Daftar isi berisi mengenai gambaran sistematika secara keseluruhan proposal
penelitian, sehingga memudahkan pembaca untuk mencari secara langsung suatu
bab, sub bab tertentu. Di dalam daftar isi dicantumkan urutan judul bab, sub bab
dan anak sub bab serta nomor halaman.
10. Halaman Daftar Tabel
Daftar tabel dicantumkan, bila dalam proposal penelitian terdapat lebih dari satu
tabel.
Daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel dan nomor halaman letak tabel.
11. Halaman Daftar Gambar
Daftar gambar dicantumkan, bila dalam proposal penelitian terdapat lebih dari satu
gambar. Daftar gambar berisi nomor gambar, judul gambar dan nomor halaman
letak
gambar berada.
12. Halaman Daftar Lampiran
Daftar lampiran berisi nomor lampiran dan judul lampiran. Daftar lampiran dibuat,
bila di bagian akhir proposal penelitian terdapat lebih dari satu lampiran.
B. Bagian Isi
1. Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang
Latar belakang berisi: kebijakan umum/teori umum, penjelasan spesifik/teori
spesifik, dampak kalau permasalahan dibiarkan, data penelitian sejenis, data
daerah lain, data lapangan/ rasa keingintahuan peneliti sebagai masalah, dan
penegasan judul.
b. Perumusan Masalah
Perumusan masalah menunjukkan inti pokok permasalahan dan variabel yang
diteliti. Perumusan masalah juga merupakan pertanyaan penelitian yang perlu
dijawab dalam penelitian. Perumusan masalah hendaknya spesifik, singkat, jelas,
disusun dalam kalimat pertanyaan. Perumusan masalah dapat dirinci dalam sub
bab masalah dan sub masalah. Sub bab masalah ditulis dalam satu kalimat
pertanyaan yang bersifat umum, sedangkan sub masalah ditulis secara rinci.
Banyaknya sub masalah berkisar dua sampai dengan lima.
c. Tujuan
Tujuan penelitian merupakan kegiatan yang akan dicapai pada penelitian. Tujuan
penelitian dapat dirinci menjadi sub bab tujuan umum dan sub bab tujuan khusus.
Tujuan disebutkan secara spesifik yang ingin dicapai. Tujuan dirumuskan dalam
kalimat pernyataan, tidak ada kata tanya. Tujuan umum merupakan tujuan global
yang akan dicapai penelitian, sedangkan tujuan khusus merupakan tujuan yang
akan dijalani atau kegiatan yang akan dilakukan pada penelitian. Banyaknya
tujuan khusus berkisar antara dua sampai dengan lima, identik dengan banyaknya
sub masalah.
d. Manfaat
Manfaat penelitian dapat berupa manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Manfaat
teoritis misalnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan manfaat
praktis misalnya untuk mengatasi masalah kehidupan sehari-hari bagi masyarakat,
masukan bagi pengambil kebijakan.
e. Ruang Lingkup
Ruang lingkup berguna untuk membatasi materi penelitian, memperjelas
spesifikasi materi penelitian. Pada ruang lingkup cukup diungkapkan ruang
lingkup materi.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
a. Pengertian
Pengertian berisi pengertian-pengertian variabel/kata pokok penelitian teoritis
yang diungkapkan oleh beberapa referensi, pakar yang diacu oleh peneliti sebagai
landasan penelitian.
b. Hal-hal pokok yang berkaitan dengan masalah penelitian
Pada bagian ini diuraikan teori-teori, hasil penelitian yang relevan dengan
permasalahan penelitian. Hasil studi kepustakaan disusun secara sistematis
mengungkapkan pendekatan teori yang dipergunakan memecahkan permasalahan
penelitian dan merumuskan hipotesis. Hasil studi dapat berupa uraian kualitatif,
atau model matematis yang sesuai dengan konteks pengkajian permasalahan
kesehatan lingkungan dalam penelitian.
c. Faktor-faktor luar yang berhubungan dengan masalah penelitian
Pada anak sub bab ini diuraikan faktor lingkungan, kebijakan umum pemerintah,
iklim, sosial budaya, yang tidak terkait langsung dengan pokok permasalahan
penelitian, faktor tersebut dapat mengganggu, mempengaruhi atau mendukung
permasalahan penelitian.
d. Kerangka Teori
Kerangka teori berisi rangkuman tinjauan pustaka, menjelaskan keterkaitan antar
unsur konsep yang dikaji, disajikan dalam bentuk skematis, secara ringkas
nantinya menjadi kerangka konsep / pikir atau struktur hubungan variabel, dapat
menggunakan pendekatan sistem, epidemiologi, flowchart, alur, modifikasi,
mengadopsi konsep teori tertentu, dll.
e. Hipotesis
Hipotesis diperlukan untuk penelitian analisis inferensial (uji hipotesis) yang
menggunakan uji statistik. Penelitian analisis deskriptif yang tidak menggunakan
uji statistik tidak perlu hipotesis. Hipotesis yang dicantumkan adalah hipotesis nol
(hipotesis statistik).
3. Bab III Metode Penelitian
a. Variabel Penelitian atau Kerangka Pikir
1). Variabel penelitian, khusus penelitian analisis inferensial, penelitiam yamg
menguji hubungan/komparasi antar variabel.
a). Jenis variabel ; dirinci variabel bebas, variabel terikat, dan variabel
pengganggu, yang disebutkan variabel-variabelnya.
b). Struktur hubungan variabel ; berisi gambar secara skematis hubungan antar
variabel dilengkapi variabelnya.
c). Definisi operasional ; variabel dijelaskan dengan kalimat pernyataan, tidak
boleh negatif, tidak boleh kalimat tanya, kata yang didefinisikan tidak
diulang pada pendefinisian, dapat dilakukan pengukuran atau pengumpulan
data, memiliki satuan, disebutkan cara mendapatkan data dan
instrumentnya, satuan/katagori, dan skala data. Dapat disajikan dalam
bentuk tabel
2). Kerangka pikir, khusus penelitian analisis deskriptif yang tidak menyimpulkan
(tidak menguji secara statistik) keterkaitan variabel, pada penelitian analisis
inferensial tidak perlu ada.
a). Komponen penyusun ; sebutkan model pendekatan yang dipergunakan,
misal pendekatan sistem, maka sebutkan komponen yang ada pada input,
proses, out put ; pendekatan epidemiologi, maka sebutkan komponen yang
terdapat dalam host, agent, lingkungan, dll.
b). Gambar kerangka pikir ; gambar secara skematis keterkaitan antar
komponen, dilengkapi isi komponen penyusun.
c). Definisi operasional ; berisi komponen penyusun dijelaskan dengan
kalimat pernyataan, tidak boleh negatif, tidak boleh kalimat tanya, kata
yang didefinisikan tidak diulang pada pendefinisian, dapat dilakukan
pengukuran atau pengumpulan data, memiliki satuan, disebutkan cara
mendapatkan data dan instrumentnya, satuan/katagori, skala data. Dapat
disajikan dalam bentuk tabel.
b. Jenis Penelitian
Sebut jenis penelitian eksperiment atau observasional, analisis inferensial atau
deskriptif, pendekatan crossectional, retrospektif, longitudinal, cohort, design
penelitian, dapat dengan skema.
c. Waktu dan Lokasi
1). Waktu, dirinci range persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian. Alokasi waktu
secara umum yang ditampilkan, secara rinci diperjelas pada ghant chart
dilampirkan.
2). Lokasi, sebutkan nama lembaga, jalan, nomor, rt , rw, desa/kelurahan,
kecamatan, kabupaten (alamat lengkap).
d. Populasi dan Sampel atau Subyek
1). Populasi dan sampel ; digunakan pada penelitian analisis inferensial, penelitian
yang menyimpulkan untuk populasi. Pada populasi sebutkan populasinya dan
banyaknya elemen populasi, sedangkan sampel ditulis dengan menyebutkan
cara mendapatkan dan banyaknya anggota sampel, nama dan cara mengambil
sampel. Pada penelitian total populasi, maka sampel tidak perlu ditulis.
2). Subyek ; dipergunakan untuk khusus penelitian analisis deskriptif. Pada subyek
disebutkan subyek yang diteliti, jumlah subyek yang diukur, cara menentukan
subyek yang diukur. Subyek dapat berupa manusia, benda, kegiatan, rumah,
dsb.
e. Pengumpulan Data
1). Jenis data
Jenis data dapat dirinci dalam sub bab data umum dan data khusus, sub bab
data primer dan sekunder atau langsung disebutkan secara rinci data yang akan
dikumpulkan.
a). Data umum ; sebutkan data kondisi umum lingkungan penelitian, misalnya
: iklim (curah hujan, musim), batas wilayah geografis, topografi, demografi
(jumlah penduduk, pendidikan, pekerjaan) ; lingkungan budaya, dll.
b). Data khusus ; sebutkan data pokok penelitian, yang sesuai dengan variabel
penelitian atau kerangka konsep penelitian, misalnya kelembaban, suhu,
BOD, pencahayaan, kebisingan, kepadatan lalat, nyamuk, jenis sampah,
dll.
2). Sumber data
Sumber data dapat dirinci dalam sub bab data umum dan data khusus, sub bab
data primer dan sekunder atau langsung disebutkan secara rinci sumber data
yang akan dikumpulkan.
a). Data primer, disebutkan asal data, misalnya hasil pengukuran terhadap
objek, hasil pemeriksaan lab, wawancara dengan responden, hasil
pengamatan terhadap obyek, dll.
b). Data sekunder disebut asal data tersebut, misalnya kantor desa, puskesmas,
kantor kecamatan, rumah sakit, perusahaan, industri, dinkes, dll.
3). Cara pengumpulan data
Sebutkan teknik pengumpulan data ; angket, wawancara, observasi,
pengukuran, diskusi, dll (teknik/prosedur dilampirkan). Petugas pengumpul
data perlu ditampilkan oleh peneliti sendiri atau dilakukan oleh orang lain,
petugas, dsb.
4). Instrumen/alat pengumpul data
Disebutkan instrument pengumpul data yang akan digunakan pada penelitian.
Bila berupa prosedur dengan alat yang banyak dilampirkan. Pengembangan
instrument perlu dikemukakan, misalnya uji validitas dan reliabilitas, kalibrasi
alat, standarisasi instrument, uji coba instrument, dll.
f. Pengolahan Data
Kegiatan pengolahan data disebutkan yang hanya dilakukan secara konkrit saja,
tidak bersifat teoritis. Pengolahan data dapat meliputi :
1). Editing, kegiatan editing yang dilakukan meliputi koreksi dan seleksi terhadap
data yang masuk, dijelaskan prosesnya.
2). Coding, pemberian kode terhadap data, kode diupayakan dalam bentuk
numerik.
3). Pengelompokan/klasifikasi Data,
4). Saving, penyimpanan data dapat berupa cd, flasdisk, harddisk, lembaran print
out, manual.
5). Tabulating, disebutkan tabulasi datanya menggunakan manual, software SPSS,
MS Excel.
g. Analisis Data
Analisis data dirinci dalam analisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis
univariat dikemukakan analisis deskriptif yang dilakukan, misal persentase,
hitungan rumus, model penyajian datanya, mean, standar error, dsb. Analisis
bivariat dan multivariat dikemukakan jenis uji statistic, hipotesis statistic (Ho) dan
soft ware program komputer yang digunakan.
C. Bagian Akhir
1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat pustaka yang diacu dalam menyusun proposal penelitian.
Pustaka dapat berupa buku-buku, majalah, koran, internet, makalah seminar, dll.
Penulisan pustaka disusun ke bawah menurut alfabetis. Secara umum dicantumkan
nama pengarang, tahun buku, judul buku digaris bawah atau dimiringkan, kota
penerbit, penerbit.
2. Lampiran
Lampiran berisi dokument yang mendukung penelitian, misalnya: kuesioner, cek list,
prosedur percobaan, prosedur pengukuran, jadwal, dll.
http://id.scribd.com/doc/23200475/Pedoman-Pembuatan-KTI

Anda mungkin juga menyukai