Anda di halaman 1dari 4

Vol. 3 No. 2 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal.

25-28

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA


SISWA KELAS VIII SMPN 8 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
Fimatesa Windari 1), Fitrani Dwina2), Suherman 3)
1
) FMIPA UNP : email: fimatesawindari@gmail.com
2,3
)Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP

Abstract

Problem solving skills is one of mathematics learning goal in school. In fact, the mathematics learning goal is not
achieved optimally. This is because of strategy that teacher use not suitable with student’s characteristics. One of
strategy that can be used to improve mathematics problem solving skill is inquiry learning strategy. The research had
been done in grade VIII SMPN 8 Padang. The type of this research was quasi experiment with Static Group Design.
Grade VIII E was chosen as an experiment class and VIII D was chosen as a control class. The instrument of this
research was an essay test of mathematics problem solving skills. The result of this research showed that problem
solving skill of student with inquiry learning strategy was better than problem solving skill of student with conventional
learning.
Keywords : inquiry learning strategy, mathematics problem solving skill

PENDAHULUAN berbagai masalah. (3) menyelesaikan masalah, Siswa di


harapkan mampu melakukan menyelesaikan perencanaan
dengan baik. (4) melakukan pengecekan kembali dan
Matematika merupakan salah satu ilmu yang
mengambil kesimpulan.
mendasari perkembangan teknologi. Oleh karena itu
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di
matematika di ajarkan dari sekolah dasar hingga
SMPN 8 Padang, dari tanggal tanggal 28 Agustus 2013
perguruan tinggi. Menurut [1] tujuan pembelajaran
hingga tanggal 4 September 2013 terdapat beberapa fakta
matematika di sekolah yaitu memahami konsep
yang ditemui. Salah satu diantaranya adalah siswa yang
matematika, menggunakan penalaran yang dimiliki,
bersekolah di sini adalah siswa yang memiliki intelegensi
memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan,
yang tinggi. Selain itu sebagian besar siswa di sekolah ini
serta menciptakan sikap menghargai kegunaan
juga mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika siswa
matematika dalam kehidupan.
kurang memahami materi mereka akan gigih bertanya
Pada pembelajaran matematika siswa diharapkan
kepada guru. Saat soal latihan yang diberikan oleh guru
mampu untuk memecahkan masalah yang meliputi
telah selesai dikerjakan, mereka meminta soal tambahan
kemampuan memahami masalah, merancang model
kepada guru. Di saat siswa tidak mengerti mengenai suatu
matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
permasalahan, siswa akan berdiskusi dengan teman yang
solusi yang diperoleh. Seperti yang dikemukakan oleh [2]
lebih mengerti. Berdasarkan karakteristik siswa yang
pemecahan masalah matematik mempunyai dua makna,
mempunyai intelegensi yang baik serta rasa ingin tahu
yaitu : pertama pemecahan masalah sebagai suatu
yang tinggi, pembelajaran akan lebih ideal jika siswa
pendekatan pembelajaran yang digunakan kembali dalam
difasilitasi untuk bisa menemukan konsep-konsep materi
menemukan kembali dan memahami materi konsep dan
sendiri karena mereka mempunyai kemampuan untuk itu.
prinsip matematika. Kedua, pemecahan masalah sebagai
Selain itu, siswa juga kurang terbiasa untuk
suatu kegiatan yang terdiri atas : mengidentifikasikan data
menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.
untuk memecahkan masalah, membuat model matematika
Berdasarkan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh siswa,
dari suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari, memilih
teridentifikasi bahwa sebagian siswa hanya dapat
dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah,
menyelesaikan sampai tahap perencanaan. Sebagian besar
menginterpretasikan hasil sesuai dengan permasalahan
siswa hanya dapat menyelesaikan sampai tahap
asal, menerapkan matematika secara bermakna.
memodelkan, dan sebagian lagi dapat menyelesaikan
Kemampuan pemecahan masalah matematika dapat
sampai tahap menyelesaikan.
dilihat dari [3] : (1) Memahami masalah, siswa dapat
Hal ini kurang sesuai dengan hasil ulangan harian
mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang
matematika siswa yang menunjukkan hasil yang sangat
ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan. (2)
baik. Meskipun nilai Ulangan Hariannya baik, tetapi
merencanakan masalah, siswa dapat merumuskan masalah
berdasarkan hasil tes yang diberikan kemampuan
matematika atau menyusun model matematika. Dan juga
pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.
siswa dapat menerapkan strategi untuk menyelasaikan

25
Vol. 3 No. 2 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal. 25-28

Ketika dilakukan wawancara dengan salah seorang guru berdiskusi mengenai kesimpulan yang di dapatkan selama
matematika, diperoleh informasi bahwa latihan mengenai proses pembelajaran.
pemecahan masalah masih jarang diberikan.
Maka untuk mengatasi permasalahan di atas METODE PENELITIAN
diberikan strategi pembelajaran yang sesuai yaitu strategi
pembelajaran inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri ini Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Dalam
cocok bagi siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang penelitian ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas
baik dan rasa ingin tahu yang tinggi. Strategi eksperimen dan di kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah
pembelajaran inkuiri ini menekankan pada proses berfikir kelas yang diberikan perlakuan dengan strategi
yang sistematis. Sejalan dengan hal ini [4] menerangkan pembelajaran inkuiri. Sedangkan pada kelas kontrol
proses berfikir yang baik dan sistematis adalah digunakan model pembelajaran yang konvensional. Hal
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah. Selain itu yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah
[5] menyebutkan bahwa pemecahan masalah merupakan kemampuan pemecahan masalah siswa. Rancangan
metode berfikir mulai dari pencarian data sampai penelitian yang digunakan adalah Static Group Design
penarikan kesimpulan. yang diadopsi dari [7]. Pada rancangan penelitian ini
Strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan populasi dipilih secara acak untuk ditentukan sebagai
kemampuan pemecahan masalah sehingga siswa terbiasa kelompok percobaan (eksperimen) dan kelompok kontrol.
pada pemikiran yang logis dan sistematis. Ketika siswa Penelitian dilakukan di SMPN 8 Padang di kelas
memecahkan masalah, mereka diharapkan dapat menggali VIII semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014. Kelas
dan menemukan sendiri apa yang terjadi, bagaimana yang terpilih sebagai kelas sampel yaitu kelas VIII E
perencanaan masalahnya serta bagaimana sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D sebagai kelas
penyelesaiannya. Peranan guru adalah sebagai fasilitator, kontrol.
motivator yang memberikan pengarahan. Di dalam proses Jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu data
pembelajaran guru memberikan Lembar Kerja Siswa primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian
(LKS) yang akan digunakan siswa untuk menemukan dan ini yaitu data tes kemampuan pemecahan masalah siswa.
menggali materi yang ada. Data sekunder pada penelitian ini adalah data tentang
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: jumlah siswa yang menjadi populasi dan sampel kelas
apakah kemampuan pemecahan masalah siswa yang VIII SMP N 8 Padang.
belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas
inkuiri lebih baik daripada kemampuan pemecahan dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu strategi
masalah siswa yang belajar dengan metode pembelajaran pembelajaran inkuiri. Variabel terikat yaitu Kemampuan
konvensional?. Sejalan dengan rumusan masalah tersebut pemecahan masalah matematika.
maka artikel ini adalah untuk mengkaji atau menganalisis Prosedur penelitian dibagi atas tiga tahap, yaitu a)
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika tahap persiapan : melaksanakan observasi ke SMPN 8
siswa kelas VIII SMPN 8 Padang dengan menggunakan Padang. Kemudian mengurus surat penelitian dan
strategi pembelajaran inkuiri. menyusun jadwal penelitian. Menentukan kelas sampel,
Hipotesis dalam penelitian ini adalah kemampuan mempersiapkan perangkat, melakukan validasi,
pemecahan masalah siswa yang belajar dengan melaksanakan uji coba perlakuan, menyusun soal tes
menggunakan strategi pembelajaran inkuiri lebih baik akhir berdasarkan indikator kemampuan pemecahan
daripada kemampuan pemecahan masalah siswa yang masalah, menyusun rubrik penskoran serta melakukan
belajar dengan metode pembelajaran konvensional. soal uji coba. b) tahap pelaksanaan adalah melaksanakan
Indikator kemampuan pemecahan masalah yang pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang
digunakan adalah memahami masalah, merencanakan telah di buat pada kelas sampel. c) tahap akhir :
masalah, menyelesaikan serta mengambil kesimpulan. mengadakan tes hasil belajar pada kedua sampel,
Tulisan ini diharapkan bermanfaat bagi guru sebagai mengolah data hasil kedua sampel, menarik kesimpulan
bahan pertimbangan dalam melakukan upaya peningkatan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan teknik analisis
kualitas siswa, khususnya dalam meningkatkan data yang digunakan. Instrumen yang digunakan pada
kemampuan pemecahan masalah siswa dengan penelitian ini berupa tes essay kemampuan pemecahan
menggunakan strategi pembelajaran inkuiri. masalah yang dianalisis dengan menguji hipotesis
Gambaran umum pelaksanaan strategi pembelajaran menggunakan uji-t.
Inkuiri seperti yang dikemukakan oleh [6] adalah
sebagai berikut : Orientasi, Merumuskan masalah, HASIL DAN PEMBAHASAN
Merumuskan hipotesis, Mengumpulkan data, Menguji
hipotesis, Merumuskan kesimpulan, Proses ini adalah Untuk tes kemampuan pemecahan masalah
proses mendeskripsikan temuan berdasarkan hasil diperoleh data seperti yang tertera pada Tabel 1.
pengujian hipotesis. Pada tahap ini siswa dan guru

26
Vol. 3 No. 2 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal. 25-28

TABEL 1
STATISKTIK HASIL TES AKHIR PADA KELAS SAMPEL 120
Standar
Kelas N Xmax Xmin 100
Deviasi

rata-rata nilai
80
Eksperime kelas eksperimen
24 89,04 100 64,81 9,77 kelas kontrol
n 60
Kontrol 24 80,60 100 51,85 13,70 40
20
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata 0
hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi
1 2 3
dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa pada indikator
kelas kontrol. Standar deviasi kelas eksperimen lebih
rendah dari standar deviasi kelas kontrol. Artinya, Gambar 1. Grafik Rata–Rata Skor Kemampuan
penyebaran data hasil belajar siswa pada kelas Pemecahan Masalah Matematika Siswa
eksperimen lebih sedikit dari pada kelas kontrol. Hal ini untuk Setiap Indikator
mengidentifikasikan bahwa jika dilihat dari keragaman Pada gambar 1 di atas terlihat bahwa rata-rata skor
data masing-masing kelas, maka kemampuan pemecahan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di
masalah matematika pada kelas eksperimen hampir kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa di kelas
seragam bila dibandingkan dengan kemampuan kontrol. Tetapi untuk indikator pertama rata-rata di kelas
pemecahan masalah matematika pada kelas kontrol.Skor eksperimen maupun kelas kontrol hampir sama. Hal ini
tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menunjukkan kemampuan siswa dalam memahami
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dikelompokkan masalah di kedua kelas sampel sangat baik. Tetapi untuk
berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah. indikator berikutnya yaitu merencanakan dan
Setiap soal, memuat tiga indikator kemampuan menyelesaikan perencanaan terdapat perbedaan yang
pemecahan masalah matematika. Perhitungan rata-rata signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi
kemampuan pemecahan masalah matematika pada setiap pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan
indikator dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: pemecahan masalah siswa.
Data Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan uji normalitas untuk kelas eksperimen
Berdasarkan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah adalah 0,056 dan 0,513 untuk kelas kontrol. Karena nilai
TABEL 2 P-value yang diperoleh untuk kedua kelas sampel lebih
RATA-RATA NILAI KEMAMPUAN PEMECAHAN besar dari taraf nyata yang digunakan yaitu α = 0,05
MASALAH KELAS SAMPEL TIAP INDIKATOR
berarti H0 di terima maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika siswa berdistribusi normal.
N Indikator No Rata-rata Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh P-
o Soal Eksperimen Kontrol Value = 0,113. Karena P-Value yang diperoleh dari kelas
1 Memahami masalah, 99,1 99 sampel lebih dari α = 0,05, H0 diterima. Berarti, data
dapat mengidentifikasi
unsur-unsur yang 1
sampel mempunyai variansi homogen. Berdasarkan hasil
diketahui, yang s/d uji normalitas dan uji homogenitas diketahui bahwa kelas
ditanyakan, dan 6 sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi
kecukupan unsur yang yang homogen. Untuk menguji hipotesis digunakan uji t.
diperlukan
Berdasarkan hasil perhitungan terlihat bahwa pada taraf
2 Merencanakan 88,7 79
penyelesaian yakni : kepercayaan 95% (α =0,05) diperoleh P-value = 0,019
menyusun model 1 lebih kecil dari α, maka tolak H0. Hal ini menunjukkan
matematika, s/d bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika
menerapkan strategi 6 matematika siswa dengan penerapan strategi Inkuiri lebih
untuk
menyelasaikannya baik dari pada kemampuan pemecahan masalah
3 Menyelesaikan 1 75,5 65 matematika matematika dengan pembelajaran
perencanaan dan s/d konvensional.
mengambil 6 Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data yang
kesimpulan
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematika matematika siswa di
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram
kelas eksperimen lebih baik jika dibandingkan dengan
batang berikut ini
kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena di kelas
eksperimen strategi pembelajaran yang digunakan adalah
strategi pembelajaran inkuiri. Pada strategi pembelajaran
inkuiri siswa di tuntut untuk lebih aktif dalam
menemukan sendiri konsep matematika.

27
Vol. 3 No. 2 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal. 25-28

Sehingga di dalam proses pembelajaran siswa tidak Pada indikator yang ketiga, siswa di harapkan
hanya menghafal rumus yang diberikan oleh guru, tetapi mampu melaksanakan perencanaan serta mengambil
juga siswa mampu memahami rumus yang telah mereka kesimpulan. Berdasarkan tabel 2 mengenai rata-rata skor
temui. Sehingga kemampuan pemecahan masalah kemampuan pemecahan masalah matematika indikator
matematika siswa dapat meningkat jika menggunakan yang ke tiga merupakan indikator yang terendah. Hal ini
strategi pembelajaran inkuiri. Indikator kemampuan disebabkan karena siswa kurang teliti dalam melakukan
pemecahan masalah matematika yang diujikan pada tes operasi hitung. Berdasarkan analisis terhadap lembar
akhir ada tiga. Indikator pertama adalah memahami jawaban tes akhir, diketahui bahwa siswa telah menguasai
masalah, indikator kedua adalah merencanakan konsep yang digunakan, namun mereka cendrung ceroboh
penyelesaian serta indikator yang ketiga adalah dalam menjawab soal. Berikut ini adalah jawaban salah
menyelesaikan perencanaan dan pengmbilan kesimpulan. satu penyelesaian soal oleh siswa.
Berikut ini di jelaskan secara lebih rinci setiap indikator
kemampuan pemecahan masalah matematika
Dalam memahami masalah, siswa diharapkan
mampu untuk dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang
diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang
diperlukan. Berdasarkan tabel, rata-rata skor kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa di kelas
eksperimen hampir sama dengan kelas kontrol. Meskipun
perbedaannya sangat sedikit, yakni 0,01 persen. Hal ini
Gambar 4. Jawaban Siswa yang Menunjukkan
menunjukkan baik siswa di kelas ekperimen maupun
Kemampuan Melaksanakan Perencanaan dan
siswa di kelas kontrol bisa memahami masalah. Berikut
Pengambilan Kesimpulan
ini disajikan salah satu hasil jawaban siswa
Pada gambar 4 di atas terlihat bahwa siswa telah
mampu melaksanakan perencanaan dan pengambilan
kesimpulan. Pada gambar di atas terlihat siswa telah
mempu menjalankan perencanaan secara detail, rinci dan
terstruktur.
Gambar 2. Jawaban Siswa yang Menunjukkan SIMPULAN
Kemampuan Memahami Masalah
Berdasarkan gambar 2 di atas, siswa sudah mampu Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan
memahami soal. Siswa mampu untuk mengidentifikasi bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika
unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan siswa yang belajar dengan menggunakan strategi
kecukupan unsur yang diperlukan. pembelajaran inkuiri lebih baik daripada kemampuan
Dalam merencanakan penyelesaian, siswa di pemecahan masalah matematika siswa yang belajar
harapkan dapat menyusun model matematika, dengan pembelajaran konvensional. Rata-rata skor
menenerapkan strategi yang tepat untuk kemampuan pemecahan masalah matematika siswa untuk
menyelasaikannya. Berdasarkan tabel 2 mengenai rata- setiap indikatornya yang belajar dengan menggunakan
rata skor siswa kelas eksperimen untuk indikator 2 strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi daripada
memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pembelajaran konvensional.
siswa kelas eksperimen mampu merencanakan
penyelesaian dengan benar. Berikut ini adalah salah satu DAFTAR PUSTAKA
jawaban dari siswa di kelas eksperimen [1] Tim penulis. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: BSNP
[2] Sumarmo, Utari.2010. “Berpikir dan Disposisi Matematika: Apa,
Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik.”
Jurnal FPMIPA UPI, Januari 2010 Hlm. 1-27.Tim penulis. 2006.
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: BSNP
[3] Erman Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika
Gambar 3 Jawaban Siswa yang Menunjukkan Kontemporer Edis Revisi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Kemampuan Merencanakan Masalah [4] Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovasif-Progressif:
Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum
Pada gambar di atas terlihat bahwa siswa telah mampu Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
menunjukkan hubungan antara keliling roda, jarak yang di [5] Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta : Kencana
tempuh, serta banyaknya putaran. Hal tersebut
[6] Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
menunjukkan bahwa siswa telah mampu merencanakan
Proses. Jakarta: Kencana
masalah dengan menggunakan strategi yang tepat dalam [7] Seniati, L., Yulianto, A., dan Setiadi, B.N. 2011. Psikologi
menyelesaikan masalah. Eksperimen. Jakarta: Indeks.

28

Anda mungkin juga menyukai