Anda di halaman 1dari 8

VII.

UJI PENGARUH EMPEDU TERHADAP LEMAK, UJI GMELIN, DAN UJI SALIVA

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu membuktikan pengaruh empedu terhadap lemak.
2. Mahasiswa mampu membuktikan adanya kandungan pigmen empedu dalam empedu.
3. Mahasiswa mampu menguji kemampuan enzim amilase pada saliva(air liur) dalam
memecah pati/gula.

B. PENDAHULUAN
Empedu diproduksi oleh hati dan disimpan di dalam kandung empedu. Ketika makanan
mulai dicerna di dalam traktus gastrointestinal bagian atas, kandung empedu mulai dikosongkan,
terutama saat makanan berlemak mencapai duodenum sekitar 30 menit setelah makan. Rangsangan
yang paling kuat menyebabkan kontraksi kandung empedu yakni hormon kolesistokinin. Selain itu
juga dirangsang secara kurang kuat oleh serabut saraf yang menyekresi asetilkolin dari system saraf
vagus dan enterik usus.
Komposisi empedu yakni air, garam empedu (natrium glikokolat dan taurokolat), pigmen
empedu, lesitin, kolesterol, asam lemak dan unsur anorganic (Na, K, Ca, Mg, Cl, HCO3). Garam
empedu mempunyai dua kerja penting yakni:
1. Garam empedu mengurangi tegangan permukaan partikel lemak untuk memecahkan
tetesan lemak menjadi bentuk yang kecil. Proses ini disebut emulsifikasi.
2. Garam empedu membentuk kompleks fisik dengan asam lemak, monogliserida,
kolesterol, dan lemak lain dalam traktus intestinal sehingga memudahkan absorbsi.
Empedu juga bekerja mengeluarkan beberapa produk buangan dari darah yakni bilirubin (produk
akhir dari penghancuran hemoglobin) dan kelebihan kolesterol.
Organ dalam sistem pencernaan manusia menghidrolisis bahan makanan menjadi molekul
lebih sederhana yang dapat diserap ke dalam aliran darah dan diangkut ke sel-sel tubuh. Jika
makanan diikunyah dengan benar, bahan ini bercampur sempurna dengan ludah (saliva) yang
dikeluarkan oleh kelenjar ludah. Saliva adalah cairan yang lebih kental dari pada cairan lainnya.
Saliva terdiri atas 99,24% air dan 0,58% terdiri atas ion- ion seperti kalsium, magnesium, zat- zat
organik seperti musin, enzim amilase atau ptialin.
Amilase adalah enzim yang mempunyai kemampuan untuk menghidrolisis pati, untuk
menghasilkan maltosa, dekstrim, dan molekul glukosa. Enzim amilase dapat berasal dari berbagai
sumber yaitu tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Pada mikroorganisme, amilase merupakan
salah satu sumber enzim yang sangat menguntungkan karena pertumbuhannya lebih cepat dari pada
hewan dan manusia.
Reagen Benedict adalah reagen kimia yang biasa digunakan untuk mendeteksi adanya gula
pereduksi, tapi bahan pereduksi lainnya juga dapat memberikan hasil positif. Gula pereduksi
mencakup monosakarida dan beberapa disakarida, termasuk laktosa dan maltosa. Larutan Benedict
dapat digunakan untuk menguji adanya glukosa dalam urine. Beberapa gula seperti glukosa disebut
gula pereduksi karena mereka mampu mentransfer hidrogen (elektron) ke senyawa lain, proses yang
disebut reduksi. Ketika gula pereduksi dicampur dengan reagen Benedicts dan dipanaskan maka
akan menyebabkan reagen Benedicts berubah warna. Warna ini bervariasi dari hijau sampai merah
bata, tergantung pada jumlah dan jenis gula.
Interprestasi Hasil Tes Benedict:
(-) tidak terjadi perubahan warna / tetap biru jernih (kadar glukosa < 0,5%)
(+1) terjadi warna hijau kekuningan (kadar glukosa 0,5% – 1%) (+2) terjadi warna kuning keruh
(kadar glukosa 1% – 1,5%)
(+3) terjadi warna jingga / lumpur keruh (kadar glukosa 2% – 3,5%) (+4) terjadi warna merah bata
(kadar glukosa >3,5%).
Iodium lugol juga dikenal sebagai larutan Lugol, adalah suatu larutan dari unsur iodium
dan kalium iodida dalam air. Larutan ini sering digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan, untuk
desinfeksi darurat air minum, dan sebagai reagen untuk melacak pati dalam uji rutin laboratorium
dan medis. Larutan Lugol dapat digunakan sebagai uji indikator atas adanya pati dalam senyawa
organik, apabila larutan ini bereaksi dengan mengubah warna biru-gelap/hitam. Larutan unsur
iodium seperti Lugol akan mewarnai pati/kanji karena interaksi iodium dengan struktur lingkar
polisakarida. Pati termasuk pati tanaman amilosa dan amilopektin, serta glikogen pada sel hewan.
Larutan Lugol tidak akan mendeteksi gula-gula sederhana seperti glukosa atau fruktosa.

C. ALAT DAN BAHAN


a) Alat
Mortar dan Alu, tabung reaksi, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, pipet tetes, pipet Mohr
5 mL, corong, gelas ukur, gelas Beker 500 mL, gelas Beker 100 mL, stopwatch, spatula, penangas
air, kertas pH.
b) Bahan
Empedu ayam, 50 mL air ludah (saliva) dalam botol kecil, roti tawar, minyak goreng dalam
botol kecil, HNO3 pekat, larutan Benedict, larutan Lugol, kain kassa (perban).

D. PROSEDUR KERJA
Kegiatan Praktikum 1: Uji pengaruh lemak terhadap empedu (emulsi), dan Uji Gmellin
1. Pengamatan sifat-sifat fisik empedu dan penyiapan sampel
a. Amatilah empedu dan catatlah warna, bau dan konsistensinya
b. Tentukanlah pH empedu tersebut
c. Tumbuklah empedu dengan mortar dan alu sambil ditambahkan sedikit air hingga terbentuk
larutan empedu
2. Percobaan adanya emulsi dengan empedu
a. Siapkan 2 tabung reaksi
b. Ke dalam tabung reaksi 1 : masukkan 1 ml minyak dan 10 ml air
c. Ke dalam tabung reaksi 2 : masukkan 1 ml minyak, 9 ml air dan 1 ml larutan empedu.
d. Kedua tabung reaksi dikocok kuat kemudian dibiarkan 10 menit di dalam rak tabung reaksi.
e. Perhatikanlah emulsi yang terjadi.
3. Percobaan untuk membuktikan adanya pigmen Billirubin dalam empedu (Gmellin’s test)
a. Masukkan asam nitrat pekat (HNO3) sebanyak 3 ml ke dalam tabung reaksi
b.Tuangkan empedu sebanyak 3 ml secara hati-hati melalui dinding tabung reaksi sehingga
terbentuk lapisan atas bawah.
c. Perhatikan warna cincin yang terbentuk pada batas antara kedua lapisan tersebut.

Kegiatan Praktikum 2: Uji saliva pemecah pati/gula


1. Masing – masing kelompok menyiapkan 4 buah tabung reaksi
2. Siapkan sampel ludah di dalam wadah kecil kemudian disaring menggunakan kain kassa. Roti
ditumbuk sampai berbentuk bubur (amilum) sambil ditambahkan sedikit air. Masukkan pada
masing-masing tabung reaksi 3 mL bubur roti (amilum), kemudian dilanjutkan dengan perlakuan –
perlakuan berikut :
a. Tabung A: 3 mL larutan amilum + 3 tetes larutan Benedict , aduk dengan spatula, panaskan
di dalam penangas air suhu 37oC
b. Tabung B: 3 mL larutan amilum + 15 tetes larutan saliva + 3 tetes larutan Benedict, aduk
dengan spatula, panaskan di dalam penangas air suhu 37oC
c. Tabung C: 3 mL larutan amilum + 3 tetes larutan Lugol, aduk dengan spatula, panaskan
dalam penangas air suhu 37oC
d. Tabung D: 3 mL larutan amilum + 15 tetes larutan saliva + 3 tetes larutan Lugol, aduk dengan
spatula, panaskan dalam penangas air suhu 37oC
3. Mengamati perubahan warna yang terjadi.

E. HASIL PRAKTIKUM
1. Sifat-sifat fisis dan reaksinya
a. Warna, bau dan konsistensi:
b. pH :
2. Percobaan emulsi dengan empedu
a. Hasil:
b. Interpretasi:
c. Kesimpulan:
3. Percobaan untuk membuktikan adanya pigmen empedu (Billirubin)
a. Hasil:
b. Interpretasi:
c. Kesimpulan:
4. Percobaan uji saliva pemecah gula
a. Hasil:
b. Interpretasi:
c. Kesimpulan:

DAFTAR PUSTAKA

Andrew, B.L. 1969 Experimental Physiologi, edisi VIII. E dan S Livingstone,


London. Brobeck, J.R 1979 Best & Taylor’s Physiological Basic of
Medical Practice, Edisi AsiaIII. Igaku Shoin, Tokyo.
Bertram J.W., Eder D.J., dan Kaminsky S.L., 2003, Laboratory Atlas of
Anatomy and Physiology, 4th edition, Mc-Graw Hill Companies
Fox, 2002,Human Physiology Laboratory Manual: Concepts and Clinical
Applications, 9th edition, McGraw- Hill
Ganong, William F, 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 22, Penerbit
EGC, Jakarta
Setiadi,2007, Anatomi dan Fisiologi Manusia, Penerbit Graha Ilmu,
Yogyakarta
Sherwood, L.,2012, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 6, Penerbit
EGC, Jakarta
Sloane, Ethel, 2004, Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula, Jilid 1, Penerbit
EGC, Jakarta
Tortora G.J., and Derrickson B.H., 2009, Principles of Anatomy and
Phisiology, Volume 12 th edition, Jon Wiley & Sons
Latihan Praktek KBK untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 2, Salemba
Medika, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai