Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

SMOKING CESSATION

Disusun oleh

Maranatha
(0000 000 1969)

Pembimbing

Dr. dr. Shirley I. Moningkey, M. Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS MAUK, TANGERANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

Periode Desember 2018 – Januari 2019


Identitas pasien
Nama : Tn. Mangsyur
Jenis Kelamin : Pria
Usia : 80 tahun
Status Pernikahan : menikah
Pekerjaan : Pensiun
Pendidikan : SD
Alamat : Karet
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 53 kg

Kategori Perokok
Mulai merokok sejak ±50 tahun yang lalu.
Jumlah batang rokok yang dihisap dalam satu minggu terakhir adalah sebanyak 4-8 batang
rokok per hari dengan rata-rata 6 batang rokok per hari.
Indeks Brinkman : 10 batang x 40 tahun = 300
Kesimpulan : Maka, pasien merupakan perokok aktif tingkat sedang

Riwayat Mencoba Berhenti Merokok


Pasien mengaku sudah mengurangi frekuensi merokok namun belum bisa berhenti total. Pasien
saat ini sudah tidak bekerja dan biasa merokok di pagi dan malam hari sambil mengkonsumsi
kopi. Pasien mengaku pernah memiliki riwayat penyakit flek paru 20 tahun lalu dan sudah
berobat serta dinyatakan sembuh oleh dokter. Pasien saat ini merasakan bahwa dia ingin berhenti
merokok. Hal yang membawa pasien memutuskan berhenti merokok karena sudah tua dan dia
sering batuk-batuk. Pasien sudah berulang kali mencoba berobat namun belum juga sembuh.

Niat untuk Berhenti Merokok


Alasan pasien berusaha mencoba untuk berhenti merokok adalah agar mengikuti anjuran bidan
untuk kesehatan. Pasien saat ini sudah batuk-batuk lama dan takut penyakit flek paru yang
dahulu dideritanya kambuh kembali. Selain itu, pasien juga takut terkena kanker paru – paru.
Metode
Metode yang digunakan dalam program “Smoking Cessation” ini diambil dari panduan WHO
mengenai European Strategy for Smoking Cessation Policy. Metode ini bertujuan untuk
memotivasi perokok melawan ketergantungannya terhadap rokok. WHO dan American
Psychiatric Association menyebutkan bahwa penyebab utama perokok gagal untuk berhenti
merokok dan kasus relapse dikarenakan efek ketergantungan yang ditimbulkan oleh salah satu
zat yang terkandung dalam rokok yaitu nikotin. Beberapa metode yang digunakan antara lain
adalah:
1. Brief opportunistic advice from a health care professional
Intervensi yang diberikan secara langsung oleh tenaga kesehatan selama 10 - 15 menit dimana
para perokok dijelaskan bahya dari rokok dan diberikan beberapa tips mengenai cara berhenti
merokok dengan pemicu dari lingkungan dan diri sendiri.
2. Individual counseling
Intervensi ini memberikan kesempatan kepada perokok untuk dapat berinteraksi dengan
petugas kesehatan dan menjelaskan kesulitan dalam berhenti merokok sehingga petugas dapat
membantu perokok mencari solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan diri perokok untuk dapat berhenti.
3. Behavioural approach
Para peserta perokok diberikan pilihan, apakah ingin berhenti seketika ( cold turkey ) atau
berhenti secara bertahap melalui pengurangan bertahap dari jumlah rokok yang dihisap
dengan menetapkan target jumlah rokok maksimal yang dapat dihisap dengan menetapkan
target jumlah rokok maksimal yang dapat dihisap dalam kurun waktu tertentu. Pasien juga
dijelaskan melalui prinsip berhenti merokok dimana apabila berhenti lebih cepat lebih baik.
4. Terapi pengganti nikotin
Terapi ini menggunakan permen karet sebagai pengganti sesaat apabila perokok timbul
keinginan untuk merokok.
5. Media Massa
Perokok diberikan beberapa poster, brosur, dan menonton video atau iklan mengenai bahaya
merokok bagi kesehatan sebagai usaha berhenti merokok.
Kelima metode tersebut dilakukan dengan menetapkan target dalam 1 minggu pasien dapat
mengurangi hingga berhenti merokok. Pasien dianjurkan untuk melakukan kunjungan sebanyak
3 kali. Pertemuan pertama adalah saat pasien datang berobat, rentang waktu antara setiap
kunjungan adalah 4 hari. Total waktu pengamatan adalah 9 hari dengan pengamatan efektif 8
hari, mulai tanggal 25 Desember 2018 di Puskesmas Mauk

Hasil pengamatan
Berikut adalah tabel hasil pengamatan jumlah merokok pasien per hari dilakukan pada tanggal :

Tanggal 24 Desember 2018


Jumlah Wakt Skala Tempat Bersama Penyebab
Rokok u Aktivitas Siapa
1 06.00 1 Rumah Sendiri Keinginan
4 12.30 1 Rumah Teman Keinginan
6 16.00 3 Rumah Sendiri Keinginan

Tanggal 25 Desember 2018 (Kunjungan Puskesmas 1)


Jumlah Wakt Skala Tempat Bersama Penyebab
Rokok u Aktivitas Siapa
1 06.00 1 Rumah Sendiri Keinginan
2 12.30 3 Rumah Sendiri Keinginan
3 19.30 3 Rumah Sendiri Keinginan

Tanggal 26 Desember 2018


Jumlah Wakt Skala Tempat Bersama Penyebab
Rokok u Aktivitas Siapa
1 06.00 3 Rumah Sendiri Keinginan
3 15.00 3 Jalan Sendiri Keinginan

Tanggal 27 Desember 2018


Jumlah Wakt Skala Tempat Bersama Penyebab
Rokok u Aktivitas Siapa
0 - - - - -

Tanggal 28 Desember 2018


Jumlah Wakt Skala Tempat Bersama Penyebab
Rokok u Aktivitas Siapa
1 12.30 2 rumah - keinginan

Tanggal 29 Desember 2018 (kunjungan puskemsas 2)


Jumlah Wakt Skala Tempat Bersama Penyebab
Rokok u Aktivitas Siapa
0 - - - - -

Tanggal 30 Desember 2018


Jumlah Wakt Skala Tempat Bersama Penyebab
Rokok u Aktivitas Siapa
0 - - - - -

Tanggal 31 Desember 2018


Jumlah Wakt Skala Tempat Bersama Penyebab
Rokok u Aktivitas Siapa
0 - - - - -

Tanggal 2 Januari 2019 ( dari Kunjungan puskesmas 3)


Jumlah Wakt Skala Tempat Bersama Penyebab
Rokok u Aktivitas Siapa
0 - - - - -
Keterangan:
Skala 1 : kurang penting
Skala 2 : rata-rata
Skala 3 : sangat penting

Hasil pengamatan jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari selama masa observasi :
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah rokok 11 6 4 0 1 0 0 0 0
(batang)

Pembahasan
Tn. Mansyur 80 tahun merupakan seorang perokok aktif tingkat sedang sejak 50 tahun
lalu yang memiliki kebiasaan merokok rata-rata sebanyak 6 batang rokok/hari. Sudah pernah
berusaha sendiri mengurangi kebiasaan merokok namun gagal. Pasien bersedia ikut serta dalam
program “Smoking Cessation” yang diadakan di Puskesmas Mauk dengan target mengurangi
hingga berhenti merokok dalam waktu 7 hari. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, pasien
dapat mencapai target yang ditentukan yaitu berhenti merokok yang sudah dipertahankan oleh
pasien selama 4 hari terakhir dalam masa observasi. (29 Desember – 2 Januari).
Pasien mengaku telah berusaha menaati semua anjuran yang diberikan oleh dokter karena
kekhawatiran akan penyakit yang dideritanya. Anjuran pertama adalah mengurangi jumlah rokok
yang dihisap per hari secara perlahan hingga berhenti. Hal tersebut terlihat dari tabel data jumlah
rokok yang dihisap per hari berkurang jumlahnya dan pasien sempat berhenti pada hari ke 4.
Pada hari ke lima, pasien mengaku bahwa ia terbujuk tawaran temannya dan ia juga meminta
istrinya untuk mengingatkannya. Hal ini menunjukkan adanya niat pada pasien dalam upaya
berhenti merokok sesuai metode Individual conselling
Pasien tidak lagi merokok di dalam rumah karena pasien sudah mengetahui dampak
buruknya bagi kesehatan keluarga yang tinggal di rumah dan menjadi perokok pasif. Sebagian
besar pasien merokok di dalam rumah yang berisi istri dan 1 anaknya.
Tidak terlalu sulit bagi pasien untuk menahan keinginan merokok ketika pasien sedang di
rumah karena pasien takut dengan penyakit yang dideritanya dan sudah sadar degnan bahaya
merokok. Ditambah dukungan kondisi kesehatannya yang sudah mulai menurun dan kondisi
keuangan yang sudah terbatas. Pasien menghabiskan waktu sehari-hari di rumah, tidak bekerja
sehingga banyak waktu luang yang sebenarnya dapat digunakan untuk merokok. Namun pasien
berusaha untuk tidak merokok lagi dan ingat akan isteri dan anaknya.
Selama ini pasien juga pernah menyiasati keinginan untuk merokok dengan permen karet
seperti pada metode terapi pengganti nikotin. Pasien mengaku metode ini cukup efektif dalam
meredam keinginan untuk merokok, namun ia jarang membeli permen karet karena giginya
sudah ompong dan susah mengunyah
Selama mengikuti program “Smoking Cessation” 9 hari ini, pasien menyadari bahwa
hambatan yang dirasakan paling berat dalam upaya mengurangi konsumsi rokok adalah karena
pasien tidak bekerja dan memiliki banyak waktu luang. Hal tersebut terlihat dari jumlah batang
rokok yang dihisap terdistribusi di jam-jam pasien nongkrong di depan rumah. Selain itu,
keinginan pasien sendiri juga cukup kuat ketika sedang sendirian terutama pagi hari saat baru
bangun. Namun, dalam menghadapi segala hambatan ini, pasien berusaha keras melawan
keinginannya untuk merokok dengan cara senantiasa mengingat nasihat dokter mengenai bahaya
merokok bagi kesehatan pasien dan orang-orang serta mencoba untuk meminta isterinya
mengingatkannya, dan menyiasati keinginan untuk merokok dengan mengunyah permen karet.
Melihat hasil yang dicapai pasien selama 10 hari, jumlah rokok yang dihisap per harinya
berkurang secara perlahan. Dukungan dari keluarga sangat berperan penting. Hal ini membuat
pasien cukup yakin bahwa dirinya dapat berhenti merokok.

Kesimpulan
Upaya berhenti merokok bagi perokok aktif yang sudah lama mempunyai kebiasaan
merokok tentu bukan suatu hal yang mudah. Banyak hambatan yang harus dihadapi selama
menjalani upaya berhenti merokok. Baik faktor internal dan eksternal berperan penting dalam
menentukan keberhasilan upaya ini. Faktor internal menjadi faktor utama penentu keberhasilan
yaitu niat yang tumbuh dari dalam diri pasien sendiri untuk berhenti merokok. Sedangkan faktor
eksternal yaitu dapat berupa dukungan keluarga, lingkungan, tenaga kesehatan, masyarakat, dan
peran pemerintah. Keluarga, terutama orang tua dan pasangan, sebagai orang-orang terdekat
pasien wajib lebih dulu memberi contoh yang baik kepada pasien untuk tidak merokok terlebih
merokok di dalam rumah, pasangan berperan untuk mendukung dan mengingatkan mengenai
bahaya merokok terhadap kesehatan pasien dan orang sekitar sehingga pasien dapat senantiasa
mengingat nasihat tersebut. Peran masyarakat yaitu dengan membuat suatu lingkungan tersebut
bebas asap rokok. Pemerintah dapat memberikan edukasi kepada masyarakat agar mengetahui
bahaya merokok melalui media massa, seperti iklan, brosur, spanduk, atau kampanye.

Anda mungkin juga menyukai