ARITMATIKA SOSIAL
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak mungkin terlepas dari kegiatan yang terkait dengan artimetika
soal. Dalam artimetika sosial ini akan dibahas tentang kegiatan yang terkait dengan dunia
perekonomian, antara lain: penjualan, pembelian, keuntungan, kerugian, bunga, pajak, bruto, neto,
tara. Di dalam materi ini kalian akan diajak untuk menemukan dan memahami rumus terkait kegiatan
artimetika sosial. Diharapkan rumus tersebut, tidak hanya sekadar dihafal, namun juga benar-benar
dipahami. Untuk lebih mudah memahami rumus-rumus yang nanti akan kalian temui, sebaiknya kalian
membuka kembali pemahaman kalian tentang aljabar yang sudah disajikan pada materi sebelumnya.
Setelah mempelajari materi ini diharapkan kalian memahami tentang aktivitas di sekitar kita yang
terkait dengan artimetika sosial. Selain itu, dengan memahami materi ini, diharapkan kalian bisa
mengambil keputusan yang bijak jika suatu ketika dihadapkan pada suatu permasalahan terkait
aritmetika sosial.
Pertemuan I (Pertama)
Contoh kegiatan aritmatika sosial dalam kehidupan sehari-hari:
Amir membeli 50 batang pensil seharga Rp.80.000,00 dan dijual kembali dengan harga Rp.2.500,00 per batang
pensil. Apakah amir untung atau rugi ? berapakah untung atau rugi yang amir terima ? hitung pula persentase
untung atau rugi yang amir peroleh!
1. Nilai Keseluruhan
Yaitu nilai barang (baik kuantitas maupun harga) secara keseluruhan. Berdasarkan contoh di atas,
nilai harga beli keseluruhan 50 batang pensil adalah Rp80.000,00. Sedangkan nilai harga jual
keseluruhannya adalah 50 × Rp.2.500,00 = Rp125.000,00
2. Nilai Unit
Yakni nilai/harga satuan barang. Berdasarkan contoh di atas, nilai unit untuk harga beli adalah
Rp80.000,00 : 50 = Rp1.600,00 sedangkan untuk harga jual adalah Rp2.500,00.
3. Nilai Sebagian
Yakni nilai dari beberapa unit barang. Misalnya nilai jual untuk 10 batang pensil berdasarkan
contoh di atas adalah Rp25.000,00
Pertemuan II (Kedua)
1. Keuntungan
Yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian jika harga penjualan lebih dari harga
pembelian.
Untuk mencari untung, yaitu dengan cara :
Untuk mengetahui untung atau rugi dalam kegiatan jual beli, yang pertama diketahui terlebih
dahulu harga pembelian barang, dan harga penjualan barang. Dikatakan untung apabila harga
penjualan lebih besar dari harga pembelian.
Contoh :
Paman membeli buah mangga untuk dijual kembali, paman membeli buah mangga 10 kg
dengan harga Rp.80.000,- dan dijual kembali dengan harga Rp.10.000,- per kilogram, jika
mangga terjual habis, kejadian apa yang terjadi kepada paman, untung atau rugi ? dan berapa
untung atau rugi yang diterima paman ?
Jawab :
Pertama :
Diketahui : harga pembelian buah mangga, 10 kg = Rp.80.000,-
harga penjualan buah mangga 1 kg = Rp.10.000,-
10 kg = Rp.10.000,- x 10 = Rp.100.000,-
Telah diketahui bahwa harga pembelian 10 kg buah mangga Rp.80.000,- dan harga penjualan
10 kg buah mangga Rp.100.000,-, dapat disimpulkan bahwa Harga penjualan lebih besar dari
harga pembelian dan kejadian yang paman alami adalah paman mendapat keuntungan/untung.
Kedua :
Menentukan untung yang paman dapat :
Karena untung maka kita akan menggunakan rumus yang diatas yaitu :
Untung = harga penjualan – harga pembelian
Untung = Rp.100.000 – Rp.80.000 = Rp.20.000
Jadi, dalam kegiatan jual beli paman di atas, paman mendapatkan keuntungan/untung dan besar
keuntungan yang paman dapatkan dari penjualan buah mangga tersebut adalah Rp.20.000,-
2. Kerugian
Yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian jika harga penjualan kurang dari harga
pembelian.
Untuk mencari rugi, dapat dilakukan dengan cara :
Untuk mengetahui untung atau rugi dalam kegiatan jual beli, yang pertama diketahui terlebih
dahulu harga pembelian barang, dan harga penjualan barang. Dikatakan rugi apabila harga
penjualan lebih kecil dari harga pembelian.
Contoh :
Paman membeli buah mangga untuk dijual kembali, paman membeli buah mangga 10 kg
dengan harga Rp.80.000,- dan dijual kembali dengan harga Rp.6.000,- per kilogram, jika
mangga terjual habis, kejadian apa yang terjadi kepada paman, untung atau rugi ? dan berapa
untung atau rugi yang diterima paman ?
Jawab :
Pertama :
Diketahui : harga pembelian buah mangga, 10 kg = Rp.80.000,-
harga penjualan buah mangga 1 kg = Rp.6.000,-
10 kg = Rp.6.000 x 10 = Rp.60.000
Telah diketahui bahwa harga pembelian 10 kg buah mangga Rp.80.000,- dan harga penjualan
10 kg buah mangga Rp.60.000,-, dapat disimpulkan bahwa Harga penjualan lebih kecil dari
harga pembelian dan kejadian yang paman alami adalah paman mendapat kerugian/rugi.
Kedua :
Menentukan kerugian/rugi yang paman dapat :
Karena rugi maka kita akan menggunakan rumus yang diatas yaitu :
Rugi = harga pembelian – harga penjualan
Rugi = Rp.80.000 – Rp.60.000 = Rp.20.000
Jadi, dalam kegiatan jual beli paman diatas, paman mendapatkan kerugian/rugi dan besar besar
kerugian yang paman dapatkan dari penjualan buah mangga tersebut adalah Rp.20.000,-
3. Persentase Untung
Misal : PU = Persentase keuntungan
HB = Harga beli (modal)
HJ = Harga jual (total pemasukan)
Persentase keuntungan dapat ditentukan dengan rumus
𝐻𝐽 − 𝐻𝐵
𝑃𝑈 = × 100%
𝐻𝐵
atau
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔
% 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 = × 100%
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑖
4. Persentase Rugi
Misalkan : PR = Persentase kerugian
HB = Harga beli (modal)
HJ = Harga jual (total pemasukan)
Persentase kerugian dapat ditentukan dengan rumus
𝐻𝐵 − 𝐻𝐽
𝑃𝑅 = × 100%
𝐻𝐵
atau
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑅𝑢𝑔𝑖
% 𝑅𝑢𝑔𝑖 = × 100%
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑖
1. Rabat (Diskon)
Merupakan potongan harga jual suatu barang pada saat terjadi transaksi jual beli. Tujuan pemberian
rabat (diskon) adalah sebagai ajang promosi agar pembeli mempunyai minat yang besar.
Contoh :
Toko buku “Cahaya Ilmu” membeli beberapa jenis buku pelajaran dari penerbit Erlangga. Buku
matematika dibeli sebanyak 100 buah dengan harga Rp.5.000.000,- dan memperoleh rabat 35%.
Berapa rupiah yang harus dibayar oleh pemilik toko buku itu ?
Jawab :
Diketahui : Harga Beli : Rp.5.000.000,-
Rabat : 35%
Rabat pembelian buku :
Jadi, pemilik toko harus membayar kepada penerbit sebesar :
Rp.5.000.000 – Rp.1.750.000= Rp.3.250.000
Contoh :
Sebuah karung beras ditimbang, ternyata beratnya 50,25 kg, artinya berat karung + berat beras =
50,25 kg. Jika berat karung 0,25 kg maka berat beras saja (neto) = 50,25 kg – 0,25 kg = 50 kg
Secara matematis dikatakan :
Berat kotor (bruto) = 50,25 kg,
Berat bungkus (tara) = 0,25 kg, dan
Berat bersih (neto) = 50 kg.
Pertemuan IV (Keempat)
Bunga Tunggal
Secara umum bunga dapat diartikan sebagai jasa berupa uang yang diberikan oleh pihak peminjam
kepada pihak yang meminjamkan modal atas persetujuan bersama.
Misal, jika seseorang meminjam uang di bank sebesar M dengan perjanjian bahwa setelah satu tahun
dari waktu peminjaman, harus mengembalikan pinjaman tersebut sebesar (M + B), maka orang tersebut
telah memberikan jasa terhadap bank sebesar B persatu tahun atau per tahun. Jasa sebesar B disebut
dengan bunga, sedangkan M merupakan besarnya pinjaman yang disebut dengan modal.
Jila pinjaman tersebut dihitung persentase bunga (b) terhadap besarnya modal (M), maka besarnya
bunga pertahun diperoleh :
B=b×M
Lebih umum lagi, jika besarnya bunga ingin dihitung dalam satuan bulan, maka besarnya bunga (B)
tiap bulan dengan persentase bunga (b) dalam tahun adalah.
1
𝐵= ×𝑏×𝑀
12
Pajak
Jika diskon adalah potongan atau pengurangan nilai terhadap nilai atau harga awal, maka sebaliknya
pajak adalah besaran nilai suatu barang atau jasa yang wajib dibayarkan oleh masyarakat kepada
Pemerintah. Pada materi ini yang perlu dipahami adalah bagaimana cara menghitung besaran pajak
secara sederhana. Besarnya pajak diatur oleh peraturan perundang-undangan sesuai dengan jenis pajak.
Dalam transaksi jual beli terdapat jenis pajak yang harus dibayar oleh pembeli, yaitu Pajak
Pertambahan Nilai (PPN)
.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang harus dibayarkan oleh pembeli kepada penjual atas
konsumsi/pembelian barang atau jasa. Penjual tersebut mewakili pemerintah untuk menerima
pembayaran pajak dari pembeli untuk disetorkan ke kas negara. Biasanya besarnya PPN adalah 10%
dari harga jual
Contoh:
Seorang menjual suatu barang dengan harga Rp200.000,00 (tanpa pajak). Barang tersebut dibeli oleh
seseorang dengan dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%. Sehingga uang yang harus dibayarkan
oleh pembeli (termasuk pajak) adalah 100% + 10% × 200.000 = 220.000.