Anda di halaman 1dari 5

Nama : Achmad Ariadi

No. Peserta : 19160118010185


NUPTK : 9853-7646-6513-0132
Asal Sekolah : SMP Negeri 5 Kuaro, Paser

PRAKTIK MEMBUAT BAHAN AJAR

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.9 Menganalisis aritmetika sosial 3.9.1 Menentukan nilai keseluruhan, nilai unit, sebagian,
(penjualan, pembelian, potongan, harga jual, dan harga beli
keuntungan, kerugian, bunga 3.9.2 Mengidentifikasi hubungan nilai keseluruhan, nilai unit,
tunggal, persentase, bruto, neto, harga jual, dan harga beli
tara)
3.9.3 Menghitung untung, rugi, persentase untung dan
persentase rugi
3.9.4 Mengidentifikasi hubungan untung, rugi, persentase
untung dan rugi
3.9.5 Menentukan besar diskon (rabat,bruto,netto,dan tara)
3.9.6 Mengidentifikasi hubungan diskon,bruto,netto,dan tara
3.9.7 Menentukan besar bunga tunggal dan pajak

4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan 4.9.1 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang


dengan aritmetika sosial melibatkan nilai keseluruhan, unit, sebagian, harga jual,
(penjualan, pembelian, potongan, dan harga beli
keuntungan, kerugian, bunga 4.9.2 Menyelesaikan permasalahan yang melibatkan untung, rugi,
tunggal, persentase, bruto, neto, persentase untung dan persentase rugi
tara)
4.9.3 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang melibatkan
diskon, bruto, netto, dan tara
4.9.4 Menyelesaikan permasalahan yang melibatkan tentang bunga
tunggal dan pajak

ARITMATIKA SOSIAL

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak mungkin terlepas dari kegiatan yang terkait dengan artimetika
soal. Dalam artimetika sosial ini akan dibahas tentang kegiatan yang terkait dengan dunia
perekonomian, antara lain: penjualan, pembelian, keuntungan, kerugian, bunga, pajak, bruto, neto,
tara. Di dalam materi ini kalian akan diajak untuk menemukan dan memahami rumus terkait kegiatan
artimetika sosial. Diharapkan rumus tersebut, tidak hanya sekadar dihafal, namun juga benar-benar
dipahami. Untuk lebih mudah memahami rumus-rumus yang nanti akan kalian temui, sebaiknya kalian
membuka kembali pemahaman kalian tentang aljabar yang sudah disajikan pada materi sebelumnya.
Setelah mempelajari materi ini diharapkan kalian memahami tentang aktivitas di sekitar kita yang
terkait dengan artimetika sosial. Selain itu, dengan memahami materi ini, diharapkan kalian bisa
mengambil keputusan yang bijak jika suatu ketika dihadapkan pada suatu permasalahan terkait
aritmetika sosial.

Pertemuan I (Pertama)
Contoh kegiatan aritmatika sosial dalam kehidupan sehari-hari:
Amir membeli 50 batang pensil seharga Rp.80.000,00 dan dijual kembali dengan harga Rp.2.500,00 per batang
pensil. Apakah amir untung atau rugi ? berapakah untung atau rugi yang amir terima ? hitung pula persentase
untung atau rugi yang amir peroleh!

1. Nilai Keseluruhan
Yaitu nilai barang (baik kuantitas maupun harga) secara keseluruhan. Berdasarkan contoh di atas,
nilai harga beli keseluruhan 50 batang pensil adalah Rp80.000,00. Sedangkan nilai harga jual
keseluruhannya adalah 50 × Rp.2.500,00 = Rp125.000,00
2. Nilai Unit
Yakni nilai/harga satuan barang. Berdasarkan contoh di atas, nilai unit untuk harga beli adalah
Rp80.000,00 : 50 = Rp1.600,00 sedangkan untuk harga jual adalah Rp2.500,00.

3. Nilai Sebagian
Yakni nilai dari beberapa unit barang. Misalnya nilai jual untuk 10 batang pensil berdasarkan
contoh di atas adalah Rp25.000,00

4. Harga Beli/Harga Pembelian


Yaitu harga barang dari pabrik, grosir, atau tempat lainnya. Misalnya dari soal diatas yaitu harga
beli 50 batang pensil : Rp.80.000,00

5. Harga Jual/Harga Penjualan


Yaitu harga barang yang telah ditetapkan oleh pedagang kepada pembeli. Misalnnya dari soal diatas
yaitu harga jual pensil : Rp.2.500,- per batangnya.

Pertemuan II (Kedua)

1. Keuntungan
Yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian jika harga penjualan lebih dari harga
pembelian.
Untuk mencari untung, yaitu dengan cara :

Untung = Harga Penjualan – Harga Pembelian

Untuk mengetahui untung atau rugi dalam kegiatan jual beli, yang pertama diketahui terlebih
dahulu harga pembelian barang, dan harga penjualan barang. Dikatakan untung apabila harga
penjualan lebih besar dari harga pembelian.

Contoh :
Paman membeli buah mangga untuk dijual kembali, paman membeli buah mangga 10 kg
dengan harga Rp.80.000,- dan dijual kembali dengan harga Rp.10.000,- per kilogram, jika
mangga terjual habis, kejadian apa yang terjadi kepada paman, untung atau rugi ? dan berapa
untung atau rugi yang diterima paman ?
Jawab :
Pertama :
Diketahui : harga pembelian buah mangga, 10 kg = Rp.80.000,-
harga penjualan buah mangga 1 kg = Rp.10.000,-
10 kg = Rp.10.000,- x 10 = Rp.100.000,-
Telah diketahui bahwa harga pembelian 10 kg buah mangga Rp.80.000,- dan harga penjualan
10 kg buah mangga Rp.100.000,-, dapat disimpulkan bahwa Harga penjualan lebih besar dari
harga pembelian dan kejadian yang paman alami adalah paman mendapat keuntungan/untung.

Kedua :
Menentukan untung yang paman dapat :
Karena untung maka kita akan menggunakan rumus yang diatas yaitu :
Untung = harga penjualan – harga pembelian
Untung = Rp.100.000 – Rp.80.000 = Rp.20.000

Jadi, dalam kegiatan jual beli paman di atas, paman mendapatkan keuntungan/untung dan besar
keuntungan yang paman dapatkan dari penjualan buah mangga tersebut adalah Rp.20.000,-

2. Kerugian
Yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian jika harga penjualan kurang dari harga
pembelian.
Untuk mencari rugi, dapat dilakukan dengan cara :

Rugi = Harga Pembelian – Harga Penjualan

Untuk mengetahui untung atau rugi dalam kegiatan jual beli, yang pertama diketahui terlebih
dahulu harga pembelian barang, dan harga penjualan barang. Dikatakan rugi apabila harga
penjualan lebih kecil dari harga pembelian.
Contoh :

Paman membeli buah mangga untuk dijual kembali, paman membeli buah mangga 10 kg
dengan harga Rp.80.000,- dan dijual kembali dengan harga Rp.6.000,- per kilogram, jika
mangga terjual habis, kejadian apa yang terjadi kepada paman, untung atau rugi ? dan berapa
untung atau rugi yang diterima paman ?

Jawab :
Pertama :
Diketahui : harga pembelian buah mangga, 10 kg = Rp.80.000,-
harga penjualan buah mangga 1 kg = Rp.6.000,-
10 kg = Rp.6.000 x 10 = Rp.60.000
Telah diketahui bahwa harga pembelian 10 kg buah mangga Rp.80.000,- dan harga penjualan
10 kg buah mangga Rp.60.000,-, dapat disimpulkan bahwa Harga penjualan lebih kecil dari
harga pembelian dan kejadian yang paman alami adalah paman mendapat kerugian/rugi.

Kedua :
Menentukan kerugian/rugi yang paman dapat :
Karena rugi maka kita akan menggunakan rumus yang diatas yaitu :
Rugi = harga pembelian – harga penjualan
Rugi = Rp.80.000 – Rp.60.000 = Rp.20.000

Jadi, dalam kegiatan jual beli paman diatas, paman mendapatkan kerugian/rugi dan besar besar
kerugian yang paman dapatkan dari penjualan buah mangga tersebut adalah Rp.20.000,-

3. Persentase Untung
Misal : PU = Persentase keuntungan
HB = Harga beli (modal)
HJ = Harga jual (total pemasukan)
Persentase keuntungan dapat ditentukan dengan rumus
𝐻𝐽 − 𝐻𝐵
𝑃𝑈 = × 100%
𝐻𝐵

atau

𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔
% 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 = × 100%
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑖

Contoh 1 (buku siswa)


Pak Dedi membeli suatu motor bekas dengan harga Rp4.000.000,00. Dalam waktu satu minggu
motor tersebut dijual kembali dengan harga Rp4.200.000,00. Tentukan persentase keuntungan Pak
Dedi.

Contoh 2 (buku siswa)


Pak Dedi membeli suatu motor bekas dengan harga Rp4.000.000,00. Dalam waktu satu minggu
motor tersebut dijual kembali dengan harga 105% dari harga beli. Tentukan keuntungan Pak Dedi.

4. Persentase Rugi
Misalkan : PR = Persentase kerugian
HB = Harga beli (modal)
HJ = Harga jual (total pemasukan)
Persentase kerugian dapat ditentukan dengan rumus
𝐻𝐵 − 𝐻𝐽
𝑃𝑅 = × 100%
𝐻𝐵

atau

𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑅𝑢𝑔𝑖
% 𝑅𝑢𝑔𝑖 = × 100%
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑖

Contoh 1 (buku siswa)


Pak Rudi membeli sepetak tanah dengan harga Rp40.000.000,00. Karena terkendala masalah
keluarga, Pak Dedi terpaksa menjual tanah tersebut dengan harga Rp38.000.000,00. Tentukan
persentase kerugian yang ditanggung oleh Pak Rudi.
Contoh 2 (buku siswa)
Pak Rudi membeli sepetak tanah dengan harga Rp40.000.000,00. Karena terkendala masalah
keluarga, Pak Dedi terpaksa menjual tanah tersebut dengan menanggung kerugian 5%. Tentukan
harga jual tanah milik Pak Dedi.

Pertemuan III (Ketiga)

Rabat (Diskon), Bruto, Tarra, dan Neto

1. Rabat (Diskon)
Merupakan potongan harga jual suatu barang pada saat terjadi transaksi jual beli. Tujuan pemberian
rabat (diskon) adalah sebagai ajang promosi agar pembeli mempunyai minat yang besar.

Contoh :

Toko buku “Cahaya Ilmu” membeli beberapa jenis buku pelajaran dari penerbit Erlangga. Buku
matematika dibeli sebanyak 100 buah dengan harga Rp.5.000.000,- dan memperoleh rabat 35%.
Berapa rupiah yang harus dibayar oleh pemilik toko buku itu ?

Jawab :
Diketahui : Harga Beli : Rp.5.000.000,-
Rabat : 35%
Rabat pembelian buku :
Jadi, pemilik toko harus membayar kepada penerbit sebesar :
Rp.5.000.000 – Rp.1.750.000= Rp.3.250.000

Contoh lainnya (pada buku siswa)

2. Bruto, Tara, dan Neto


Istilah Bruto diartikan sebagai berat dari suatu benda bersama pembungkusnya. Bruto juga dikenal
dengan istilah berat kotor. Misal, dalam suatu kemasan snack tertuliskan bruto adalah 350 gram. Ini
berarti bahwa berat snack dengan pembungkusnya adalah 350 gram
Istilah Tara diartikan sebagai selisih antara bruto dengan neto. Misal diketahui pada bungus snack
tertuliskan bruto tertuliskan 350 gram, sedangkan netonya adalah 300 gram. Ini berarti bahwa
taranya adalah 50 gram. Atau secara sederhana berat pembungkus dari snack tersebut tanpa isinya.
Istilah Neto diartikan sebagai berat dari suatu benda tanpa pembungkus benda tersebut. Neto juga
dikenal dengan istilah berat bersih. Misal dalam bungkus suatu snack tertuliskan neto 300 gram. Ini
bermakna bahwa berat snack tersebut tanpa plastik pembungkusnya adalah 300 gram.
Hubungan dari ketiganya dapat dituliskan sebagai berikut :

Bruto = Netto + Tarra

Netto = Bruto – Tarra

Tara = Bruto – Netto

Contoh :
Sebuah karung beras ditimbang, ternyata beratnya 50,25 kg, artinya berat karung + berat beras =
50,25 kg. Jika berat karung 0,25 kg maka berat beras saja (neto) = 50,25 kg – 0,25 kg = 50 kg
Secara matematis dikatakan :
Berat kotor (bruto) = 50,25 kg,
Berat bungkus (tara) = 0,25 kg, dan
Berat bersih (neto) = 50 kg.

Contoh lainnya (pada buku siswa)

Persentase Neto dan Tara


Misal diketahui Neto = N, Tara = T, dan Bruto = B
Persentase Neto=%N, Persentase Tara = %T
Persentase neto dapat dirumuskan
𝑁
%𝑁 = × 100%
𝐵
Persentase tara dapat dirumuskan
𝑇
%𝑇 = × 100%
𝐵

Pertemuan IV (Keempat)

Bunga Tunggal
Secara umum bunga dapat diartikan sebagai jasa berupa uang yang diberikan oleh pihak peminjam
kepada pihak yang meminjamkan modal atas persetujuan bersama.

Misal, jika seseorang meminjam uang di bank sebesar M dengan perjanjian bahwa setelah satu tahun
dari waktu peminjaman, harus mengembalikan pinjaman tersebut sebesar (M + B), maka orang tersebut
telah memberikan jasa terhadap bank sebesar B persatu tahun atau per tahun. Jasa sebesar B disebut
dengan bunga, sedangkan M merupakan besarnya pinjaman yang disebut dengan modal.
Jila pinjaman tersebut dihitung persentase bunga (b) terhadap besarnya modal (M), maka besarnya
bunga pertahun diperoleh :
B=b×M
Lebih umum lagi, jika besarnya bunga ingin dihitung dalam satuan bulan, maka besarnya bunga (B)
tiap bulan dengan persentase bunga (b) dalam tahun adalah.
1
𝐵= ×𝑏×𝑀
12

Pajak
Jika diskon adalah potongan atau pengurangan nilai terhadap nilai atau harga awal, maka sebaliknya
pajak adalah besaran nilai suatu barang atau jasa yang wajib dibayarkan oleh masyarakat kepada
Pemerintah. Pada materi ini yang perlu dipahami adalah bagaimana cara menghitung besaran pajak
secara sederhana. Besarnya pajak diatur oleh peraturan perundang-undangan sesuai dengan jenis pajak.
Dalam transaksi jual beli terdapat jenis pajak yang harus dibayar oleh pembeli, yaitu Pajak
Pertambahan Nilai (PPN)
.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang harus dibayarkan oleh pembeli kepada penjual atas
konsumsi/pembelian barang atau jasa. Penjual tersebut mewakili pemerintah untuk menerima
pembayaran pajak dari pembeli untuk disetorkan ke kas negara. Biasanya besarnya PPN adalah 10%
dari harga jual

Contoh:
Seorang menjual suatu barang dengan harga Rp200.000,00 (tanpa pajak). Barang tersebut dibeli oleh
seseorang dengan dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%. Sehingga uang yang harus dibayarkan
oleh pembeli (termasuk pajak) adalah 100% + 10% × 200.000 = 220.000.

Anda mungkin juga menyukai