Anda di halaman 1dari 6

PERANCANGAN AWAL CHAMBER UNTUK PENGEMBANGAN ALAT TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

TIPE MULTIPLACE
TRANSPORTABLE
DINAR KRESNO PUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terapi oksigen hiperbarik atau hyperbaric oxygen therapy (HBOT) adalah


suatu terapi yang dilakukan dengan cara memberikan 100% oksigen bertekanan
kepada pasien (Mahdi, 1999). Oksigen tersebut memiliki tekanan yang lebih tinggi
daripada tekanan udara atmosfir, biasanya hingga mencapai 3 ATA. Pada mulanya,
terapi ini diperuntukkan bagi penderita decompression sickness yang sering
dialami oleh para penyelam. Seiring dengan berjalannya waktu serta melalui
berbagai uji coba, terapi ini juga efektif dan terbukti mampu membantu dalam
menyembuhkan berbagai penyakit, terutama terkait dengan restrukturisasi sel-sel
tubuh yang rusak. Dewasa ini, penggunaan HBOT semakin populer karena dapat
membantu proses penyembuhan komplikasi diabetes miletus (Oktaria, 2009). Hal
tersebut tentunya sangat relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang mana
jumlah penderita diabetesnya menempati peringkat 7 dunia (IDF, 2014). Lebih dari
itu, HBOT juga dipergunakan untuk menjaga kecantikan, kebugaran, serta
meningkatkan stamina.
Melihat kegunaan dari terapi oksigen hiperbarik yang sangat luas dalam
mengatasi berbagai penyakit serta jumlah pasien yang membutuhkannya maka
keberadaan alat terapi tersebut diperlukan dalam jumlah yang banyak. Akan tetapi,
fakta di lapangan menunjukkan bahwa ketersediaan alat HBOT di Indonesia
sangatlah terbatas. Sejauh ini, hanya beberapa rumah sakit yang memiliki alat
HBOT, antara lain: RSAL Dr. Ramelan, Surabaya; RS PT Arun, Aceh; RSAL Dr
Midiyatos, Tanjung Pinang; RSAL Dr Mintohardjo, Jakarta; RS Pertamina Cilacap;
RSU Sanglah, Denpasar; RS Pertamina Balikpapan; RS Gunung Wenang, Manado;
RSU Makasar; RSAL Halong, Ambon; dan RS Petromer, Sorong (Oktaria, 2009).
PERANCANGAN AWAL CHAMBER UNTUK PENGEMBANGAN ALAT TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK
TIPE MULTIPLACE
TRANSPORTABLE
DINAR KRESNO PUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Berdasarkan kenyataan ini maka pengembangan alat HBOT adalah sesuatu yang
mendesak untuk segera dilakukan.
Secara garis besar, alat HBOT terdiri dari beberapa komponen utama,
seperti hyperbaric chamber, sistem suplai oksigen dan pengkondisian udara beserta
sistem kontrol alirannya, serta monitoring panel. Selain itu, alat tersebut juga
dilengkapi dengan beberapa komponen pendukung yang bertujuan untuk
menunjang kenyamanan dan keamanan pasien. Dari berbagai komponen yang ada,
hyperbaric chamber merupakan komponen yang relatif paling penting untuk
dirancang terlebih dahulu di dalam proses pengembangan alat HBOT.
Hyperbaric chamber adalah suatu ruangan yang digunakan oleh pasien
untuk menerima terapi oksigen bertekanan. Berdasarkan jumlah pasien yang dapat
dilayani, terdapat dua tipe hyperbaric chamber, yaitu monoplace dan multiplace
hyperbaric chamber. Untuk tipe monoplace, ruangan terapi hanya diperuntukan
untuk satu pasien (Mortensen, 2008). Terapi dilaksanakan dengan memasukkan
100% oksigen ke dalam ruangan tersebut. Dalam hal ini, pasien dapat bernafas
dengan bebas tanpa menggunakan masker. Adapun untuk tipe multiplace, jumlah
pasien yang diterapi di dalam ruangan dapat lebih dari satu (Mortensen, 2008).
Masing-masing pasien menggunakan masker atau penutup kepala (helm) untuk
keperluan suplai oksigen bertekanan. Pada sisi lain, tekanan di sekitar pasien
disesuaikan dengan cara memasukkan udara bertekanan ke dalam ruangan. Hal ini
dilakukan mengingat harga oksigen relatif mahal serta bersifat mudah terbakar
(combustible). Jadi, pemakaian oksigen untuk meningkatkan tekanan di dalam
ruangan merupakan langkah pemborosan secara ekonomi dan berbahaya bagi
pasien (Cheng, 2004). Selanjutnya, jika dikaitkan dengan tingkat kebutuhan dan
jumlah pasien yang dapat dilayani maka hyperbaric chamber tipe multiplace
nampak lebih layak untuk dikembangkan di Indonesia daripada tipe monoplace.
Untuk menindaklanjuti hal di atas, diperlukan beberapa kajian guna
memperoleh suatu desain ruangan hiperbarik yang repersentatif. Adapun kajian
tersebut meliputi kekuatan konstruksi pada bentuk chamber, tingkat kenyamanan
pasien, serta proses manufaktur dari bentuk ruangan hiperbarik. Pada umumnya
multiplace chamber berbentuk silinder. Oleh karena bentuk tersebut, chamber
PERANCANGAN AWAL CHAMBER UNTUK PENGEMBANGAN ALAT TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK
TIPE MULTIPLACE
TRANSPORTABLE
DINAR KRESNO PUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

cenderung menanggung besar tegangan yang relatif sama pada tiap sisi
konstruksinya saat dibebani oleh tekanan terapi. Dengan kata lain, chamber
berbentuk silinder memiliki kemampuan yang relatif lebih baik dibandingkan
bentuk lainnya terhadap tekanan yang dimaksud. Sebaliknya, chamber berbentuk
persegi memiliki kekuatan yang relatif lebih rendah. Hal tersebut dikarenakan
terdapatnya sudut-sudut pada bentuk persegi yang mana menjadi titik terjadinya
tegangan maksimal (titik kritis) ketika chamber dibebani oleh tekanan terapi. Akan
tetapi, penambahan penguat konstruksi (support-support) pada titik kritis akan
meminimalisir nilai tegangan yang terjadi pada titik yang dimaksud. Selanjutnya,
pada perbandingan panjang dan lebar yang sama, sebuah chamber berbentuk
silinder memiliki daya guna ruang yang lebih kecil dibandingkan bentuk persegi.
Akibatnya chamber cenderung sempit dan relatif kurang nyaman bagi pasien.
Berbeda dengan bentuk silinder, ruangan hiperbarik berbentuk persegi memiliki
daya guna ruang yang relatif paling besar bila dibandingkan bentuk lain. Alhasil,
space dalam ruangan hiperbarik pun lebih lapang dan memberikan kenyamanan
yang lebih baik terhadap pasien (Aaron, 2002). Sama halnya dengan bejana tekan,
ruangan hiperbarik juga memiliki bagian head dan shell. Biasanya, head memiliki
bentuk elipsoidal dan shell berbentuk silinder. Akan tetapi, manufaktur pada bentuk
tersebut cenderung membutuhkan alat penunjang yang relatif rumit seperti alat cor
(casting)/alat tempa (forging) untuk membuat head serta alat roll pelat untuk
membuat shell. Tentunya, hal ini juga membutuhkan biaya yang relatif tidak
sedikit. Berlainan dengan hal tersebut, chamber dengan bentuk persegi relatif lebih
mudah untuk dimanufaktur. Adapun chamber baik pada bagian head maupun shell
tersusun oleh pelat-pelat dan profil yang ditekuk. Kemudian, pola penyambungan
dilakukan dengan menggunakan las atau baut. Selebihnya, manufaktur hanya
membutuhkan alat penunjang yakni mesin tekuk untuk membuat bentuk chamber.
Dari kajian yang dilakukan, bentuk persegi merupakan bentuk yang representatif
untuk dikembangkan dalam pengembangan multiplace chamber karena selain
memberi kemudahan manufaktur, hal tersebut juga dapat berimplikasi pada
kecepatan proses manufaktur dan menjangkau capability industri menengah
kebawah.
PERANCANGAN AWAL CHAMBER UNTUK PENGEMBANGAN ALAT TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK
TIPE MULTIPLACE
TRANSPORTABLE
DINAR KRESNO PUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Dari uraian di atas, sangatlah layak dibuat sebuah gagasan bahwa diperlukan
suatu perancangan chamber untuk pengembangan alat terapi oksigen hiperbarik
tipe multiplace yang mana selain mampu menahan tekanan terapi, namun tetap
dapat menunjang suatu desain alat HBOT yang mengakomodir kenyamanan pasien.
Disamping itu, rancangan chamber tersebut sesuai standar yang ada serta mampu
memberikan kemudahan dalam proses manufaktur chamber itu sendiri.
Pada tugas akhir ini, pengembangan difokuskan pada perancangan
Preliminary chamber berbentuk persegi untuk pengembangan alat HBOT yang
mana juga merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan penelitian skema RAPID
2014. Secara keseluruhan, chamber mempunyai bentuk yang kompleks. Adapun
analisis yang dilakukan tidak hanya pada bentuk dan jenis material chamber, namun
juga support-support yang dimaksud dan lain sebagainya. Melihat tingkat
kompleksitas yang tinggi serta keterbatasan perhitungan dan alat dalam melakukan
analisis, diperlukan tool untuk memecahkan permasalahan analisis yang dimaksud
untuk penyelesaian yang lebih efisien. Adapun analisis menggunakan software
Autodesk Inventor Professional 2013 dan Simulia Abaqus 6.11.
Lebih daripada itu, sejauh ini alat HBOT tipe multiplace yang terdapat pada
rumah sakit masih bersifat fix (tidak dapat dipindah-pindah). Hal tersebut kurang
relevan mengingat tingginya tingkat penyebaran terkait berbagai kasus penyakit
yang membutuhkan terapi ini sehingga kemampuan alat HBOT tipe multiplace
pada masa kini dinilai masih kurang. Oleh karena itu, pengembangan HBOT yang
transportable merupakan hal yang relatif bijak sehingga alat tersebut diharap
mampu mencapai daerah-daerah pelosok.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang ada, rumusan masalah dalam perancangan ini
adalah:
PERANCANGAN AWAL CHAMBER UNTUK PENGEMBANGAN ALAT TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK
TIPE MULTIPLACE
TRANSPORTABLE
DINAR KRESNO PUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

 Perlu dilakukan suatu perancangan chamber pada alat HBOT yang mampu
menahan tekanan terapi.
 Desain chamber mampu menunjang pengembangan alat HBOT yang
transportable, namun tetap mampu mengakomodir kenyamanan pasien.
 Desain chamber yang memenuhi standar yang ada serta memberikan
kemudahan dalam proses manufaktur.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada perancangan ini meliputi:


 Chamber yang dirancang adalah ruangan hiperbarik tipe multiplace.
 Chamber memiliki kapasitas 6 pasien dan 1 perawat.
 Chamber yang dirancang memiliki tekanan terapi maksimal sebesar 3 ATA.
 Perancangan chamber menggunakan metode komputasi finite element yang
terdapat dalam software Autodesk Inventor Professional 2013 dan Simulia
Abaqus 6.11.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
 Memperoleh suatu desain chamber yang mampu menahan tekanan terapi
(hingga 3 ATA), menunjang suatu pengembangan alat HBOT yang
transportable, mengakomodir kenyamanan pasien, memberikan kemudahan
dalam proses manufaktur, serta memenuhi standar yang ada.
 Membandingkan hasil analisis kekuatan chamber berdasarkan output yang
diperoleh dari analisis elemen hingga (FEA) pada software Autodesk Inventor
Professional 2013 dan Simulia Abaqus 6.11.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini antara lain:
 Menghasilkan suatu rancangan chamber untuk pengembangan alat HBOT tipe
multiplace transportable.
PERANCANGAN AWAL CHAMBER UNTUK PENGEMBANGAN ALAT TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK
TIPE MULTIPLACE
TRANSPORTABLE
DINAR KRESNO PUTRO
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

 Memberikan suatu prosedur perancangan chamber sehingga dapat menjadi


sebuah referensi untuk menghasilkan alat HBOT tipe multiplace transportable
di masa mendatang.

1.6 Sistematika Penulisan


Tugas akhir ini disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat,
dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Menjabarkan sejarah alat HBOT, desain ruangan hiperbarik multiplace,
standar perancangan ruangan hiperbarik, desain alat HBOT yang telah ada, serta
ringkasan dari tinjauan pustaka.
BAB 3 LANDASAN TEORI
Teori yang mendasari penelitian ini meliputi teori terapi oksigen hiperbarik,
pemilihan material, faktor keamanan, perancangan manual rectangular chamber,
persamaan dasar pada metode elemen hingga, serta pengenalan software komputasi
metode elemen hingga.
BAB 4 METODOLOGI PERANCANGAN
Meliputi: sistematika perancangan, perancangan ruangan hiperbarik dan
prosedur perancangan menggunakan software komputasi metode elemen hingga
(FEM).
BAB 5 PEMBAHASAN
Meliputi: hasil perancangan model chamber, hasil perancangan konstruksi
chamber, hasil perancangan konfigurasi chamber, hasil perancangan bentuk frame,
hasil perancangan dan simulasi Desain Chamber Preliminary I, hasil perancangan
dan simulasi Desain Chamber Preliminary II, serta komparasi hasil analisis
kekuatan chamber.
BAB 6 PENUTUP
Meliputi: kesimpulan berdasarkan hasil rancangan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai