Anda di halaman 1dari 10

e - ISSN: 2615-8787

HUBUNGAN GAYA BELAJAR BERDASARKAN GENDER DENGAN HASIL


BELAJAR PADA MAHASISWA TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS
NEGERI MALANG

Mufardisah Arief1, Sihkabuden2, Saida Ulfa3


Universitas Negeri Malang
E-mail: mufardisaharief@gmail.com

ABSTRAK

Seorang peserta didik disebut berhasil dalam kegiatan belajar adalah apabila terdapat
perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tercapai atau tidaknya sebuah tujuan pembelajaran
bisa diperhatikan dari hasil belajarnya. Sedangkan hasil belajar itu sendiri berkaitan dengan bagaimana
guru/dosen memahami peserta didiknya terutama karakteristiknya. Dalam hal ini penulis mengambil
gaya belajar sebagai salah satu karakteristik peserta didik dimana ia adalah suatu gabungan dari proses
menyerap, kemudian mengatur dan mengolah informasi. Gaya belajar yang ada pada masing-masing
individu juga dipengaruhi oleh gender. Rancangan penelitian yang dipakai adalah penelitian korelasional,
dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Populasi sebesar 339 mahasiswa dengan sampel
150 mahasiswa (75 laki-laki dan 75 perempuan). Data didapatkan melalui pengisian instrumen gaya
belajar mahasiswa (Kolb’s Inventory Learning Style). Uji analisis menggunakan independent sample t-test
dan uji korelasi Spearman. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa preferensi gaya belajar mahasiswa
dominan pada tipe gaya belajar Diverger sebanyak 33% dan Converger sebanyak 29% . Sedangkan gaya
belajar Assimilator sebesar 11%, Accomodator sebesar 8% dan gaya belajar campuran 23%. Berdasarkan
uji beda menggunakan independent sample t-test , tidak terdapat perbedaan antara nilai gaya belajar
mahasiswa laki- laki dan perempuan dengan nilai t hitung sebesar 0,353 dan nilai t tabel 1,976 (t hitung
< t tabel). Kemudian, tidak terdapat hubungan pada gaya belajar dengan hasil belajar mahasiswa dengan
nilai korelasi yang berbeda-beda pada setiap tipe gaya belajar. Itu artinya Hₒ diterima dan Hₐ ditolak.
Namun, ada salah satu tipe gaya belajar yang memiliki hubungan yang signifikan, yakni gaya belajar
Converger.

Kata Kunci : gaya belajar, hasil belajar, gender, kolb

PENDAHULUAN
Belajar merupakan proses melihat, kemudian disebut sebagai hasil belajar
mengamati dan memahami sesuatu dalam pengertian yang lebih luas yaitu
(Sudjana dalam Rusman,2014). Seseorang mencakup bidang kognitif, afektif, dan
disebut berhasil dalam kegiatan belajar psikomotorik.
adalah apabila terdapat perubahan Hasil belajar juga dapat dikatakan
dari tidak mengerti menjadi mengerti. sebagai prestasi belajar apabila diberikan
Sebab dalam prosesnya, mahasiswa berdasarkan atas tolak ukur tertentu (Ilyas
akan mengalami proses penerimaan dan dalam Sudjana, 2014). Lebih lanjut prestasi
pengelolaan informasi. Tercapai atau belajar merupakan hasil pengukuran
tidaknya sebuah tujuan pembelajaran bisa kepada peserta didik yang meliputi
dilihat pada hasil belajar mahasiswa. Hasil aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
belajar bisa dibilang merupakan suatu setelah melalui proses pembelajaran yang
bagian terpenting dalam pembelajaran. kemudian diukur menggunakan instrumen
Nana Sudjana (2014) memberikan tes yang bqaik dan relevan (Daryanto,
pengertian hasil belajar siswa ialah tingkah 2010). Hasil belajar mahasiswa dapat
laku yang mengalami perubahan yang dilihat pada prestasi akademik serta

Gaya Belajar . . . - Mufardisah, dkk - || 53


prestasi non akademik. Prestasi akademik belajar seseorang adalah gabungan dari
adalah prestasi yang didapatkan dari cara ia menyerap kemudian mengatur
hasil proses belajar mengajar di dalam dan mengolah informasi. Gaya belajar
perkuliahan. Penilaian prestasi akademik secara khusus ada pada masing-masing
mahasiswa dilakukan terhadap penguasaan individu. Terdapat beberapa teori tentang
materi baik yang bersifat kognitif, afektif gaya belajar dan faktor yang dapat
maupun psikomotorik. mempengaruhi gaya belajar seseorang.
Keberhasilan dalam proses Berdasarkan penelitian Kolb (2005)
pembelajaran yang dapat dilihat dalam ada empat tipe gaya belajar, yakni
hasil belajar itu sendiri berkaitan dengan accomodator ialah gaya belajar yang lebih
bagaimana guru/dosen memahami peserta menyukai suatu pengalaman (concentrate
didiknya. Pemahaman tentang peserta didik experience) dan aktif dalam bereksperimen
dapat dilihat dari karakteristiknya. Menurut (active experimentation); diverger
Seels & Richey (dalam Budiningsih, 2004) yakni gaya belajar yang lebih menyukai
menjelaskan bahwa karakteristik siswa pengalaman (concentrate experiencing)
merupakan bagian-bagian pengalaman dan pengamatan (reflective observation);
siswa yang berpengaruh pada keefektifan assimilator yakni gaya belajar yang
proses belajar. lebih menyukai pada sesesuatu yang
Dalam AECT (Richey, 2008) abstrak (abstract conceptualization) dan
dikemukaan tentang definisi teknologi pengamatan (reflective observation); dan
pembelajaran yakni suatu studi dan etika converger yakni gaya belajar yang lebih
praktek untuk memberikan fasilitas menyukai sesuatu yang abstrak (abstract
pembelajaran dan meningkatkan kinerja conceptualization) dan aktif dalam
dengan menciptakan, menggunakan, dan bereksperimen (active experimentation).
mengelola proses teknologi yang tepat
dan sumberdaya . Pada definisi tersebut Gaya belajar tipe assimilator adalah
terdapat beberapa kata kunci seperti Study campuran antara reflective observation
(studi) yang merupakan pemahaman (RO) dan Abstract Conceptualization
teoritis yang diperlukan dalam praktek (AC) jika diformulasikan menjadi
teknologi pendidikan untuk pembangunan RO+AC, atau merupakan kombinasi dari
dan perbaikan pengetahuan melalui suatu pengamatan (watching) dan pemikiran
penelitian dan refleksi terhadap praktek (thinking). Siswa dengan tipe assimilator
pembelajaran. Memahami karakteristik memiliki keunggulan dalam memahami
peserta didik merupakan salah satu studi dan merespon berbagai sajian informasi
penelitian dan refleksi pembelajaran serta mengorganisasikan, merangkumnya,
guna meningkatkan (improving) kinerja dalam suatu format yang logis, singkat
(performance) dan fasilitasi (fatilitating) dan jelas.
dalam pembelajaran. Gaya belajar tipe accomodator
Karakteristik siswa pada dasarnya merupakan perpaduan antara Active
dapat diidentifikasi dari berbagai Experimentation (AE) dan Concrete
sudut pandang, salah satunya adalah Experience (CE) jika diformusilakan
gaya belajarnya. DePorter (1999), menjadi AE + CE, atau merupakan
dalam bukunya Quantum Learning kombinasi berbuat (doing) dengan
mendefinisikan gaya belajar yaitu “a merasakan (feeling). Siswa dengan tipe
person’s learning style is a combination ini senang mengaplikasikan materi yang
of how he or she perceives, then organizes dipelajarinya dalam berbagai situasi baru
and processes information”. Gaya guna memecahkan berbagai masalah nyata

54 || JKTP Volume 1, Nomor 1, April 2018


yang dihadapinya. masyarakat sehingga bersifat fluktuatif
bisa berbeda karena perbedaan budaya,
Gaya belajar tipe diverger adalah agama, adat istiadat, masyarakat, sistem
gabungan Concrete Experience (CE) nilai, dan suku bangsa tertentu. Selain
dan Reflektive Observation (RO) jika itu, gender tidak bersifat universal, akan
diformulasikan menjadi CE + RO, atau tetapi bersifat situasional/tergantung
merupakan kombinasi dari perasaan kondisi masyarakatnya. Gollnick (2013)
(feeling) dan pengamatan (watching). menegaskan bahwa gender atau perbedaan
Siswa yang memiliki tipe diverger budaya laki-laki dan perempuan, yang
memiliki kemampuan imajinasi dan menentukan karakteristik di balik makna
meilhat situasi nyata dari banyak sudut menjadi perempuan atau laki-laki
pandang yang berbeda-beda, kemudian Perbedaan karakteristik gender, dapat
menghubungkannya menjadi sesuatu yang dilihat dalam tabel 1.
utuh. Pendekatannya pada setiap situasi Tabel 1. Karakteristik Gender
adalah “mengamati” dengan seksama dan Karakteristik Laki- Karakteristik
bukan bertindak. laki perempuan
Maskulin Feminim
Gaya belajar tipe converger Rasional Emosional
adalah perpaduan antara Abstract Tegas Fleksibel/plinplan
Conceptualization (AC) dan Active Persaingan Kerjasama
Experimentation (AE) jika diformulasikan Sombong Selalu mengalah
Orientasi dominasi Orientasi menjalin
menjadi AC + AE, atau merupakan hubungan
gabungan dari berfikir (thinking) dan Perhitungan Menggunakan insting
berbuat (doing). Siswa mampu merespon Agresif Pasif
terhadap banyak peluang sehingga mampu Objektif Mengasuh
bekerja secara aktif dalam setiap tugas Fisik Cerewet
Pemarah Sabar
yang terdefinisikan secara baik. Siswa Pemikir Perasa
senang belajar apabila mengerjakan soal
dengan jawaban yang pasti, sehingga National Assessment of Education
kemudian segera mencari jawaban yang Progress (dalam Santrock, 2014)
tepat. Siswa mampu belajar dengan cara mengatakan bahwa dalam sebuah studi
trial and error hanya pada lingkungan yang nasional terbaru tentang prestasi ilmu
dianggapnya lebih aman dari kesalahan. pengetahuan alam (IPA), anak laki-
Siswa dengan tipe gaya belajar converger laki memang mendapatkan prestasi
memiliki kemampuan yang maksimal yang sedikit lebih baik dalam ilmu
pada penemuan fungsi praktis di berbagai pengetahuan alam dibandingkan dengan
ide dan teori. Biasanya siswa mempunyai anak perempuan dikelas empat, delapan,
kemampuan yang baik dalam pemecahan dan dua belas. Selain itu, Burkham, Lee
suatu masalah (problem solving) dan & Smerdon (dalam Santrock, 2014)
pengambilan sebuah keputusan. Siswa berpendapat dalam studi lain yang
juga lebih menyukai tugas-tugas yang berfokus pada pelajar kelas delapan dan
bersifat teknis (aplikatif). sepuluh, anak laki-laki mendapatkan nilai
yang lebih tinggi dari anak perempuan
Gaya belajar sebagai salah satu
dalam tes ilmu pengetahuan alam, terutama
faktor keberhasilan suatu pembelajaran,
diantara siswa-siswa dengan kemampuan
juga dipengaruhi oleh gender. Gender
menengah dan tinggi.
sebagai suatu konsep, merupakan suatu
Berdasarkan penelitian Yurdin (2013)
hasil pemikiran manusia diciptakan oleh
pada pelajaran Biologi pada kelas XI

Gaya Belajar . . . - Mufardisah, dkk - || 55


SMA Negeri 1 Barru berkesimpulan untuk menyadari kebutuhan
bahwa gaya belajar memiliki hubungan mahasiswa yang berbeda-beda,
yang signifikan(bermakna) terhadap sehingga metode atau model
hasil belajar biologi. Selain itu dalam pembelajaran bisa divariasikan
penelitian Unaifah (dalam Ulfah: 2017) sehingga mampu memperoleh hasil
dalam studinya didapatkan kesimpulan yang maksimal.
bahwa gaya belajar (learning style) c) Bagi mahasiswa, dapat mengetahui
siswa memeberikan pengaruh yang tidak gaya belajar dirinya sendiri sehingga
signifikan(bermakna) terhadap hasil dapat meningkatkan hasil belajar.
belajar siswa. Sedangkan dalam penelitian
Muthoharoh, Budiyono dan Nugraheni METODE
(2013) diperoleh dengan sampel sebanyak Jenis penelitian ini merupakan
296 siswa dari populasi yaitu seluruh siswa suatu penelitian korelasi, yaitu tergolong
SMP Negeri se-Kecamatan Ambal Tahun pada penelitian kuantitatif. Penelitian
Pelajaran 2012/2013, diperoleh hasil tidak korelasional menurut (Arikunto, 2006)
ada hubungan yang signifikan (bermakna) memiliki maksud untuk meenyimpulkan
antara siswa laki-laki terhadap hasil ada atau tidak adanya hubungan. Kemudian
belajar pada mata pelajaran matematika apabila ada, seberapa eratnya hubungan
dan tidak ada hubungan yang signifikan serta bermakna atau tidak hubungan itu.
pada siswa perempuan terhadap hasil Populasi pada penelitian ini adalah
belajar matematika. seluruh mahasiswa Jurusan Teknologi
Pendidikan Universitas Negeri Malang
Tujuan pada penelitian ini antara lain;
yang meliputi angkatan 2015, 2016 dan
1. Mendeskripsikan kecenderungan 2017. Jumlah angkatan 2015 sebanyak 130
gaya belajar mahasiswa Teknologi mahasiswa, angkatan 2016 sebanyak 98
Pendidikan Universitas Negeri mahasiswa dan angkatan 2017 sebanyak
Malang 110 mahasiswa. Dalam menentukan jumlah
2. Mengetahui perbedaan gaya belajar sampel, Arikunto (2006) menyatakan
antar gender pada mahasiswa apabila ukuran populasi lebih dari 100,
Teknologi Pendidikan Universitas sampel dapat diambil dari kisaran 10-15%,
Negeri Malang 20-25%, atau lebih dari 25%. Berdasarkan
3. Mengetahui hubungan yang teori-teori tersebut, maka sampel yang
signifikan pada gaya belajar dipergunakan pada penelitian ini adalah
berdasarkan gender dengan hasil sebanyak 150 mahasiswa atau sebesar
belajar Mahasiswa Teknologi 34%.
Pendidikan Universitas Negeri Adapun sampel penelitian
Malang. daimbil dengan menggunakan teknik
purposive sampling pada masing-masing
Beberapa manfaat yang diperoleh kelompok dengan mempertimbangkan
adalah sebagai berikut; gendernya. Dari total angket yang berhasil
a) Bagi peneliti, sebagai pegalaman dikumpulkan danbisa digunakan sebagai
baru, wawasan serta masukan data penelitian :
untuk diri sendiri apabila kelak • Dari angkatan 2015 sebanyak
dapat diterapkan hasilnya dalam 50 angket (25 laki-laki dan 25
kehidupan kerja dan bermasyarakat perempuan)
b) Bagi dosen, sebagai bahan masukan • Dari angkatan 2016 sebanyak

56 || JKTP Volume 1, Nomor 1, April 2018


50 angket (25 laki-laki dan 25 hubungan dari dua variabel tersebut.
perempuan) Koefisien korelasi diinterpretasikan ke
• Dari angkatan 2017 sebanyak dalam tingkatan hubungan sebagai berikut
50 angket (25 laki-laki dan 25 :
perempuan)
Jenis data yang dipergunakan Tabel 2 Interpretasi Koefisien Korelasi
adalah data yang berasal dari mahasiswa Interval Koefisien Tingkat Hubungan
melalui angket/kuisioner gaya belajar 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
dengan menggunakan teori gaya belajar 0,40 – 0,599 Sedang
Kolb (Kolb’s Learning Style) serta data 0,60 – 0,799 Kuat
hasil belajar dari IP (Indeks Prestasi) 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
semester ganjil 2017/2018.
Sumber : Sugiyono (2013)
Instrumen yang digunakan dalam
Sebelum analisis data, terlebih
penelitian ini berupa angket/kuisioner
dahulu dilakukan uji prasyarat yang
yang akan diisi oleh subjek penelitian.
mengindikasikan data memiliki
Angket/kuisioner berisi 40 pernyataan
masalah normalitas atau tidak. Untuk
tertulis yang digunakan untuk memperoleh
mengidentifikasikan data berdistribusi
informasi dari subjek peneltian terkait
normal yaitu dengan melihat nilai 2-tailed
gaya belajarnya. Instrumen angket/
significance yaitu jika masing-masing
kuisioner ini telah diuji coba validitas dan
variabel memiliki nilai lebih besar dari
reliabilitasnya menggunakan uji statistik.
0,05 maka dapat ditarik suatu kesimpulan
Analisis data yang dipergunakan
bahwa variabel penelitian berdistribusi
merupakan analisis deskriptif untuk
normal. Analisis data dapat dilanjutkan
kecenderungan gaya belajar mahasiswa.
apabila data tersebut terdistribusi dengan
Sedangkan untuk tujuan melihat
normal (Rusman,2015)
perbedaan gaya belajar berdasarkan
gender menggunakan independent sample
HASIL DAN PEMBAHASAN
t-test. Uji t dilakukan untuk mengetahui
perbedaan rata-rata dari dua kelompok
yang tidak memiliki hubungan satu dengan Preferensi Gaya Belajar Mahasiswa
yang lain, dengan suatu tujuan apakah Teknologi Pendidikan
kedua kelompok tersebut mempunyai Berdasarakan pengolahan data yang
perbedaan rata-rata sama ataukah tidak ada, dapat diketahui bahwa variabel gaya
secara signifikan (Rusman, 2015). belajar mahasiswa dengan nilai jawaban
Untuk mengetahui hubungan gaya rata-rata tertinggi 4,37 pada pernyataan
belajar dengan hasil belajar menggunakan “bagi saya, setiap kegiatan harus memiliki
uji korelasi Spearman. Uji Spearman tujuan yang jelas”. yang berarti bahwa
merupakan salah satu uji statistik non mahasiswa S1 Teknologi Pendidikan UM
parametris. Uji ini digunakan sebagai uji lebih menyukai dosen atau pembelajaran
alternatif karna data bersifat tidak normal. yang memiliki tujuan yang jelas dalam
Uji Spearman dapat dilakukan jika penyajiannya. Akan lebih baik apabila
data berbentuk numerik-kategorik atau dosen menyebutkan tujuan pembelajaran
kategorik-kategorik. di awal perkuliahan sehingga memudahkan
Teknik ini akan menghasilkan mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran
koefisien korelasi yang mampu kedepannya.
mendeskripsikan derajat keeratan Urutan rata-rata terbesar kedua,

Gaya Belajar . . . - Mufardisah, dkk - || 57


terletak pada butir pernyataan nomer 7 Universitas Negeri Malang dominan
yakni “Saya menyukai pekerjaan dimana bergaya belajar Diverger.
saya punya waktu untuk persiapan dan Tipe gaya belajar Diverger
pelaksanaan yang matang” dengan rata- merupakan mahasiswa yang lebih suka
rata 4,20 yang berarti bahwa mahasiswa S1 terhadap tugas belajar yang memicunya
Teknologi Pendidikan UM lebih menyukai untuk menghasilkan ide-ide dan senang
pembelajaran (dalam hal ini berkaitan mengumpulkan berbagai informasi.
dengan praktikum dan penugasan) Siswa tipe diverger ingin mengalami
dimana mereka tidak dibatasi dan ditekan suatu pengalaman (experience), misalnya
oleh waktu untuk mempersiapkan memecahkan suatu permasalahan,
dan melaksanakannya secara matang. dan berani untuk mencoba, namun
Mahasiswa lebih mementingkan proses cepat merasa bosan jika permasalahan
daripada hasil. ketika proses dilakukan membutuhkan waktu yang cukup lama
secara optimal dan mendalam serta untuk dapat dipahami, dipecahkan, atau
direncanakan secara matang, maka mereka diselesaikan.
yakin akan mendapatkan hasil yang Apabila gaya belajar dapat diketahui
maksimal dalam pembelajaran tersebut. sejak awa, asumsi awal yang ditemukan
Sedangkan rata – rata terendah adalah menyesuaikan sifat perkuliahan/
terletak pada pernyataan nomor 6 pembelajaran atau gaya mengajar untuk
yang berbunyi “Saya sering bertindak menciptakan proses belajar mengajar lebih
tanpa mempertimbangkan konsekuensi efektif. Apabila lingkungan belajarnya
yang mungkin terjadi” dengan rata- tidak cocok dengan gaya belajar tersebut,
rata sebesar 3,02 yang berarti bahwa maka mahasiswa mengalami kesulitan di
mahasiswa S1 Teknologi Pendidikan lingkungan tersebut (Kolb, dalam Kolb
UM ketika melakukan tindakan 2005)
dalam suatu pembelajaran seringkali Mahasiswa dengan tipe diverger akan
mempertimbangkan konsekuensi yang belajar lebih baik jika ada kesempatan untuk
mungkin terjadi. mengamati dan mempertimbangkan, ada
Berdasarkan deskripsi masing- elemen keterlibatan pasif yang kuat seperti
masing item pernyataan kuisioner, dapat mendengarkan pembicara atau menonton
dilihat bahwa total rata-rata (grand video, ada waktu untuk berfikir sebelum
mean) jawaban responden untuk 40 harus bertindak atau berkontribusi, ada
item pernyataan adalah sebesar 3,8 . kesempatan untuk penelitian secara
dapat ditarik kesimpulan bahwa secara mendalam, membuat laporan yang
umum gaya belajar mahasiswa teknologi menganalisis situasi atau masalah dengan
pendidikan UM memiliki kriteria penilaian hati-hati.dan menyelesaikan masalah
‘tinggi’. tanpa mendapat tekanan.
Berdasarkan hasil pengumpulan Berdasarkan hal tersebut, perkuliahan
data sebanyak 150 sampel, diperoleh 4 diharapkan lebih menonjolkan aspek
(empat) tipe gaya belajar dan 1 (satu) tipe penelitian dan pengamatan. Dibutuhkan
gaya belajar campuran. Masing- masing media pembelajaran seperti audio dan
memperoleh presentase 11% Assimilator, video sebagai bahan yang diamati.
8% Accomodator, 33% Diverger, 29% Pembelajaran di jurusan teknologi
Converger dan 23% bergaya belajar pendidikan yang lebih menekankan
campuran. Dapat disimpulkan bahwa kepada praktek diharapkan dapat lebih
mahasiswa Teknologi Pendidikan menekankan kepada pemahaman yang
mendalam.

58 || JKTP Volume 1, Nomor 1, April 2018


bahwa pemilihan gaya belajar mahasiswa
Perbedaan Gaya Belajar berdasarkan laki-laki dan gaya belajar mahasiswa
berbeda.
Gender
Dari data yang diperoleh, dapat
Berdasarkan hasil uji normalitas gaya
ketahui bahwa mahasiswa laki laki
belajar berdasarkan gender menggunakan
lebih cenderung pada gaya belajar tipe
uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil
Converger, yakni dengan persentasi sebesar
bahwa Sig. pada gender 1 (laki-laki) 0,200
32% dari total 75 sampel mahasiswa laki-
dan Sig. pada gender 2 (perempuan)
laki. Sedangkan mahasiswa perempuan
0,200 (p>0,05) berarti sebaran data
lebih memilih gaya belajar tipe Diverger
normal. Sedangkan hasil uji homogenitas
dengan persentase sebesar 36% dari total
diperoleh nilai Sig sebesar 0,894 (p>0,05),
75 sampel mahasiswa perempuan.
artinya data variabel gaya belajar dan
gender mempunyai varian yang sama
Sehingga dapat dilanjutkan untuk Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil
dilakukan uji parametrik komparatif. Pada Belajar
hal ini, peneliti menggunakan independent Hasil penelitian tentang hubungan
sample t-test gaya belajar berdasarkan gender dengan
hasil belajar memperoleh nilai korelasi
Tabel 3. Uji Independent Sample t-test dan nilai signifikansi yang berbeda-beda
Independent Samples Test pada setiap kategorinya, baik berdasarkan
Sig. Sig. Mean 95% Confidence
gender maupun tipe gaya belajarnya. Hasil
(2-tailed) Difference Interval of the uji korelasi dapat dilihat pada tabel 4.
Difference
Tabel 4. Hubungan Gaya Belajar
Lower Upper dengan Hasil Belajar
,894 ,725 ,613 -2,821 4,047

Gaya_
Belajar Hubungan
Gaya belajar Nilai Nilai
Kriteria Kriteria
dengan Hasil Korelasi Signifikansi
Belajar

Berdasarkan Tabel 3. tentang Laki-Laki -0,072


Negatif,
Sangat 0,538
perbedaan gaya belajar berdasarkan Rendah
Positif,
gender dengan menggunakan independet Perempuan 0,169 Sangat
Rendah
0,147 Signifikan

sample t test bebas didapatkan nilai t Assimilator 0,636


Positif,
Kuat
0,008
Tidak
Signifikan
hitung sebesar 0,353 < nilai t tabel (1,976). Accomodator -0,979
Negatif,
Sangat 0,000
Tidak
Signifikan
Dari 100 pengulangan, 95 diantaranya Kuat
Negatif,
memiliki mean antara -2,821 sampai Diverger -0,070 Sangat
Rendah
0,635 Signifikan

4,047. Sehingga dapat ditarik kesimpulan Converger 0,713


Positif,
Kuat
0,058 Signifikan
bahwa tidak terdapat perbedaan antara Campuran 0,973
Positif,
Kuat
0,006
Tidak
Signifikan
gaya belajar laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil uji korelasi pada
Namun, besarnya nilai gaya belajar tabel 4. dapat ditarik kesimpulan bahwa
yang berbeda tidak ada kaitannya dengan tidak terdapat hubungan gaya belajar
perbedaan pemilihan tipe gaya belajar dengan hasil belajar baik berdasarkan
mahasiswa laki-laki dan perempuan. Hal gendernya maupun berdasarkan tipe gaya
tersebut sejalan dengan hasil pengumpulan belajarnya. Hal ini dapat diperoleh dari
data pada 150 sampel yang menunjukkan nilai korelasi dan nilai signifikasinya.
Apabila salah satu dari nilai tersebut tidak

Gaya Belajar . . . - Mufardisah, dkk - || 59


memenuhi kriteria, maka tidak dapat memiliki tipe gaya belajar Diverger,
dikatakan berhubungan. Sehingga Hₒ yakni perpaduan antara perasaan (feeling)
diterima dan Hₐ ditolak. dan pengamatan (watching). (2) Tidak
Namun, pada salah satu tipe gaya belajar terdapat perbedaan pada nilai gaya belajar
yakni tipe Converger dengan nilai korelasi mahasiswa laki-laki dan mahasiswa
0,713 (positif dan kuat) dan memiliki nilai perempuan berdasarkan uji komparatif
signifikasi 0,058 (signifikan/bermakna). statistik. (3) Tidak terdapat hubungan
Peneliti berasumsi bahwa hal ini wajar antara gaya belajar terhadap hasil belajar
terjadi, mengingat jurusan Teknologi mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan
Pendidikan di Universitas Negeri Malang Universitas Negeri Malang.
memiliki berbagai mata kuliah praktikum
yang membuat mahasiswa banyak berbuat DAFTAR PUSTAKA
(doing) sekaligus berfikir (thinking). Arikunto, Suharsimi. 2006. Prinsip-
Hasil penelitian ini sejalan dengan Prinsip dan Teknik Evaluasi
beberapa penelitian terdahulu. Ulfah Pengajaran. Bandung : Remaja
(2017) menyebutkan bahwa tidak terdapat Rosdakarya.
hubungan antara gaya beljaar visual, Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran
auditori dan kinestetik dengan hasil belajar Moral Berpijak pada Karakteristik
siswa. Begitu pula dengan hasil penelitian Siswa dan Budanyanya. Jakarta :
Muthoharoh (2012) yang menyebutkan PT Rineka Cipta.
bahwa tidak terdapat hubungan yang DePorter, B & Hernacki, M.
signifikan (bermakna) antara siswa 1999. Quantum Learning:
laki-laki dan tidak terdapat hubungan Membiasakan Belajar Nyaman
yang signifikan antara siswa perempuan dan Menyenangkan. (terjemahan
terhadap hasil belajar. Alwiyah Abdurrahman). Bandung:
Kolb (2005) menjelaskan bahwa Kaifa (Buku asli diterbitkan tahun
gaya belajar yang dimiliki setiap individu 1992).
berhubungan dengan tingkat partisipasi Daryanto, 2010. Media Pembelajaran.
individu dalam pendidikan formal, namun Yogyakarta : Gava Media
lebih lanjut Kolb menyebutkan bahwa Gollnick, Donna M., Chin, Philips. 2013.
gaya belajar juga berhubungan secara Multicultural Education In a
signifikan dengan bidang akademik Pluralistic Society (Ninth Edition).
yang ditekuni oleh mahasiswa. Peneliti USA : Pearson International
menyimpulkan bahwa, gaya belajar bisa Edition.
jadi berhubungan dengan hasil belajar Kolb, Alice Y. 2005. The Kolb Learning
pada bidang akademik tertentu. Style Inventory Version 3.1 2005
Technical Specifications. Boston. :
SIMPULAN HayGroup.
Berdasarkan hasil penelitian pada Muthoharoh, U., Budiyono, dan
Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Nugraheni, P. 2012. Hubungan
Negeri Malang, tentang hubungan gaya Gender terhadap Hasil Belajar
belajar terhadap hasil belajar mahasiswa Matematika pada Siswa SMP.
Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Jurnal.(Online). (http://ejournal.
Negeri Malang dapat disimpulkan (1) umpwr.ac.id/index.php/ekuivalen/
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan article/download/1174. diakses
Universitas Negeri Malang dominan pada 2 Januari 2018; 21.22 WIB).

60 || JKTP Volume 1, Nomor 1, April 2018


5hml
Richey, R. C., Silber, K.H., & Ely, D.P.
(2008). Reflections on the 2008
AECT Definitions of the Field.
TechTrends, 52(1), 24-25.
Rusman. 2014. Model –Model
Pembelajaran : Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
Rusman, Tedi. 2015. Statistika Penelitian
dan Aplikasinya dengan SPSS.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Santrock, John W. 2014. Psikologi
Pendidikan Edisi kelima Buku
kedua. Jakarta : Salemba
Humanika.
Sudjana, Nana.2014. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung
: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono.2013. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Ulfah, Nadia. 2017. Identifikasi Gaya
Belajar berdasarkan Gender dan
Hubungan denga Hasil Belajar
Siswa SMP Kelas VII se-Kecamatan
Kedaton Kota Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2015/2016.
Skripsi tidak diterbitkan. Bandar
Lampung : FKIP Universitas
Lampung.
Yurdin, Muhajirin. 2013. Hubungan Gaya
Belajar dengan Motivasi Belajar
dengan Hasil Belajar Biologi siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Barru.
Jurnal Biologi, Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Makassar.
http://diglib.unm.ac.id/download.
php?id=408. Diunduh pada tanggal
12 Februari 2018, 14.22.

Gaya Belajar . . . - Mufardisah, dkk - || 61


62 || JKTP Volume 1, Nomor 1, April 2018

Anda mungkin juga menyukai