Anda di halaman 1dari 79

PEMANGKASAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora L.

)
DI KEBUN BANGELAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII
MALANG JAWA TIMUR

SYAFIRA KHUSNUL AINI

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan laporan tugas akhir berjudul Pemangkasan


Kopi Robusta (Coffea canephora L.) di Kebun Bangelan, PT Perkebunan
Nusantara XII Malang Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
dibagian akhir laporan tugas akhir ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2019

Syafira Khusnul Aini


NIM J3T216087
ii
ABSTRAK

SYAFIRA KHUSNUL AINI. Pemangkasan Kopi Robusta (Coffea canephora L.)


di Kebun Bangelan PT Perkebunan Nusantara XII Malang Jawa Timur. Dibimbing
oleh KETTY SUKETI.
Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan kultur teknis yang secara rutin
dilakukan agar tanaman kopi tumbuh sehat dan produktif. Pemangkasan bertujuan
untuk memperoleh cabang-cabang buah baru secara terus menerus dalam jumlah
yang cukup. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan dan wawasan mengenai teknik budi daya tanaman kopi
yang diterapkan serta membandingkan teori yang didapat pada saat kuliah dengan
ilmu yang didapat di lapang. Kegiatan pemangkasan yang dilakukan meliputi wiwil
kasar, wiwil halus, pangkas bentuk, dan pangkas lepas panen. Hasil pengamatan
menunjukan persentase cabang belum berbuah adalah 50%, cabang berbuah satu
kali (B1) adalah 43%, cabang berbuah dua kali (B2) adalah 6%, dan cabang berbuah
tiga kali (B3) adalah 1%. Rata-rata tinggi tanaman setelah pemangkasan pada
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 2 adalah 115.9 cm dan pada TBM 3 adalah
131 cm. Wiwil kasar bertujuan untuk menghilangkan tunas air. Wiwil halus
bertujuan untuk memudahkan masuknya cahaya matahari dengan cara memangkas
cabang yang tidak dikehendaki seperti cabang kering, cabang sakit, cabang cacing,
cabang balik, cabang tua, dan cabang lanang.

Kata kunci : pemangkasan, cabang, wiwil kasar, wiwil halus

ABSTRACT
SYAFIRA KHUSNUL AINI. Robusta Coffee pruning (Coffea canephora L.) in
Bangelan Estate PT Perkebunan Nusantara XII Malang East Java. Guided by
KETTY SUKETI.
Pruning is one of the technical culture activities that is routinely carried out so
that coffee plants grow healthily and productively. Pruning aims to obtain new fruit
branches continuously in sufficient quantities. This Field Work Practices (PKL)
activities aim to improve skills and insights into the techniques of coffee cultivation
that are applied and compare the theories obtained during lectures with knowledge
gained in the field. The pruning activities carried out included rough pruning,
smooth pruning, pruning shapes, and pruning off the harvest. The observations
show that the percentage of branches have yet to bear fruit is 50%, branches bear
fruit one time (B1) is 43%, branches bear fruit twice (B2) is 6%, and branches bear
fruit three times (B3) is 1%. The average plant height after pruning in Non-
Producing Plants (TBM) 2 is 115.9 cm and in TBM 3 is 131 cm. Rough pruning
aims to remove water shoots. Smooth pruning aims to facilitate air circulation by
pruning unwanted branches such as dry branches, diseased branches, worm
branches, back branches, old branches, and lanang branches.

Key words : pruning, branches, rough pruning, smooth pruning


iv
RINGKASAN

SYAFIRA KHUSNUL AINI. Pemangkasan Kopi Robusta (Coffea canephora L.)


di Kebun Bangelan PT Perkebunan Nusantara XII Malang Jawa Timur. Dibimbing
oleh KETTY SUKETI.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara umum bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan, menambah pengalaman, dan menambah wawasan mengenai teknik
budi daya tanaman kopi serta membandingkan teori yang didapat pada saat kuliah
dengan ilmu yang didapat di lapangan. Sedangkan secara khusus, kegiatan PKL ini
bertujuan untuk mengikuti kegiatan pemangkasan tanaman kopi di Kebun Bangelan
PT Perkebunan Nusantara XII, Wonosari, Malang, Jawa Timur yang dilaksanakan
selama 12 minggu. Metode pelaksanaan yang dilakukan yaitu menjadi karyawan
harian lepas selama 4 minggu, menjadi pendamping mandor selama 4 minggu,
menjadi pendamping asisten selama 4 minggu.
Pengambilan data primer dilakukan dengan melakukan pengamatan di empat
blok berbeda yang terdiri dari dua blok untuk pengamatan TBM dan dua blok untuk
pengamatan TM. Pengambilan sampel tanaman dilakukan dengan berjarak 10
tanaman ke arah utara-selatan dan berjarak 5 tanaman ke arah timur-barat. Faktor
yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah tunas air, dan jumlah cabang produktif
sebelum dan sesudah dilakukan pemangkasan. Pemangkasan yang dilakukan di
Kebun Bangelan yaitu pangkas bentuk, wiwil kasar, wiwil halus, dan Pangkas
Lepas Panen (PLP). Pangkas bentuk dilakukan pada bulan November sampai bulan
Maret (awal musim kemarau). Setelah memasuki musim kemarau, diusahakan tidak
melakukan kegiatan pemangkasan bentuk karena pertumbuhan tanaman kopi sudah
memasuki fase pertumbuhan generatif atau pembentukan bunga. Persentase cabang
produktif hasil pengamatan didapat 50% cabang belum berbuah (B0), 43% cabang
berbuah satu kali (B1), 6% cabang berbuah dua kali (B2), 1% cabang berbuah tiga
kali (B3). Persentase tersebut tidak sesuai dengan standar perusahaan yaitu sebesar
33% untuk masing-masing cabang B0, B1, dan B2 serta masih terdapat cabang B3
yang dipertahankan. Rata-rata tinggi tanaman kopi pada Tanaman Menghasilkan
(TM) adalah 194.95 cm, tinggi tanaman melebihi standar perusahaan yaitu 160 cm
namun masih dapat ditoleransi karena pemetik masih dapat menjangkau tanaman
kopi. Tinggi tanaman kopi setelah pangkas pada TBM 2 yaitu 115.9 cm dan belum
memenuhi standar perusahaan yaitu 120 cm. pada TBM 3 tinggi tanaman setelah
pangkas yaitu 131 cm dan belum memenuhi standar perusahaan yaitu 160 cm. Rata-
rata tunas air yang dipertahankan adalah satu tunas air yang berfungsi untuk
mengisi kekosongan cabang pada keadaan tanaman yang kurang percabangannya.

Kata kunci : cabang, pangkas bentuk, tinggi tanaman, tunas air, wiwil.
vi
PEMANGKASAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora L.) DI
KEBUN BANGELAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA
XII MALANG JAWA TIMUR

SYAFIRA KHUSNUL AINI

Laporan Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
viii
Judul : Pemangkasan Kopi Robusta (Coffea canephora L.) di Kebun
Bangelan PT Perkebunan Nusantara XII Malang Jawa Timur.
Nama : Syafira Khusnul Aini
NIM : J3T216087

Disetujui oleh

Dr Ir Ketty Suketi, MSi


Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Arief Darjanto, MEc Dr Ir Suwarto, MSi


Dekan Ketua Program Studi

Tanggal lulus :
iv
v

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dengan baik. Tema yang dipilih
dalam kegiatan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2019
sampai April 2019 ini ialah kegiatan pemeliharaan tanaman kopi, dengan judul
Pemangkasan Kopi Robusta (Coffea canephora L.) di Kebun Bangelan PT
Perkebunan Nusantara XII Malang Jawa Timur.
Keberhasilan penyusunan laporan akhir ini tidak akan terwujud dan terselesaikan
dengan baik tanpa ada bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka
dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Ir Ketty Suketi, MSi
sebagai dosen pembimbing PKL, Bapak Dr Ir Suwarto, MSi Ketua Program Studi
Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan, Manajer dan seluruh staf Kebun
Bangelan PT Perkebunan Nusantara XII atas izin untuk melakukan kegiatan PKL,
Bapak Galuh Endra Ganesh, SP sebagai pembimbing lapang atas bimbingan dan
dukungannya selama kegiatan praktik kerja lapangan dilaksanakan, Orang tua yang
telah memberikan doa serta dukungan materi dalam penulisan proposal PKL, Dosen
dan seluruh staf pengajar Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor yang telah
memberikan ilmunya selama kegiatan perkuliahan, Rekan–rekan mahasiswa
Institut Pertanian Bogor, khususnya mahasiswa program studi Teknologi dan
Manajemen Produksi Perkebunan angkatan 53 yang telah berjuang bersama.
Demikian laporan akhir ini ditulis agar dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.

Bogor, Juli 2019

Syafira Khusnul Aini


iv
v

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
DAFTAR GAMBAR vi
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
2 TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Klasifikasi Tanaman Kopi 2
2.2 Morfologi Tanaman Kopi 2
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kopi 3
2.4 Pemangkasan Tanaman Kopi 3
2.4.1 Pemangkasan Bentuk 4
2.4.2 Pemangkasan Produksi 4
2.4.3 Pemangkasan Pemeliharaan 4
2.4.4. Pemangkasan Peremajaan (Rejuvenasi) 5
3 METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN 5
3.1 Tempat dan Waktu 5
3.2 Metode Pelaksanaan 5
3.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data 6
3.4 Metode Analisis dan Informasi 7
3.5 Pelaporan 7
4 KEADAAN UMUM LOKASI PKL 7
4.1 Sejarah Perusahaan 7
4.2 Wilayah Administratif 8
4.3 Luas Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan 8
4.4 Keadaan Tanah dan Iklim 8
4.5 Keadaan Tanaman dan Produksi 9
4.6 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 10
4.7 Fasilitas Kebun 11
5 HASIL KEGIATAN PKL 11
5.1 Aspek Teknis 12
5.2 Aspek Manajerial 29
6 PEMBAHASAN 33
7 SIMPULAN DAN SARAN 35
7.1 Simpulan 35
7.2 Saran 36
DAFTAR PUSTAKA 36
LAMPIRAN 37
vi

DAFTAR TABEL

1 Luas lahan, produksi, produktivitas Kebun Bangelan lima tahun terakhir 9


2 Jumlah karyawan staf dan non staf Kebun Bangelan 10
3 Pengamatan pangkas bentuk pada TBM 3 20
4 Pengamatan pangkas bentuk pada TBM 2 21
5 Pengamatan tunas air 22
6 Pengamatan jumlah cabang produktif 26
7 Persentase cabang produktif 27

DAFTAR GAMBAR

1 Kegiatan penyiapan media tanam 12


2 Pembuatan kerangka sungkup 13
3 Pembuatan stek sambung pucuk 14
4 Kegiatan pemeliharaan bibit 15
5 Pendistribusian dan penanaman bibit sulaman 15
6 Gulma dominan di Kebun Bangelan 16
7 Kegiatan pengendalian gulma manual 16
8 Kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi 17
9 Kegiatan pemupukan 18
10 Kegiatan pemasangan trapping 19
11 Pengedalian hama bubuk buah 19
12 Kegiatan pemangkasan bentuk 21
13 Proses kegiatan penyunatan 22
14 Kegiatan wiwil kasar 23
15 Kegiatan wiwil halus 25
16 Simulasi pangkas lepas panen 26
17 Kegiatan taksasi buah 29

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jurnal harian sebagai KHL di Kebun Bangelan PTPN XII 39


2 Jurnal harian sebagai pedamping Mandor di Kebun Bangelan 45
3 Jurnal harian sebagai pendamping Asisten di Kebun Bangelan 49
4 Peta Kebun Bangelan 53
5 Peta Seri Tanah Kebun Bangelan 54
vii

6 Peta Afdeling Besaran Kebun Bangelan 55


7 Perhitungan Tipe Iklim Menurut Schmidth Ferguson 56
8 Struktur Organisasi Afdeling Besaran 57
9 Struktur organisasi Kebun Bangelan 58
10 Buku Rol Karyawan 59
11 Data Curah Hujan Kebun dan Hari Hujan Kebun Bangelan 60
1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor yang cukup menjanjikan karena


mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia. Tanaman kopi di
Indonesia mempunyai lahan dengan luas pada peringkat ketiga setelah karet dan
sawit. Tanaman ini memiliki pertumbuhan produktivitas yang cenderung terus naik
dan harga jualnya pun cenderung meningkat (Suwarto et al. 2014). Indonesia
menjadi penghasil kopi arabika terbaik di dunia dan sebagai penghasil kopi robusta
terbaik kedua di dunia setelah Vietnam. Total produksi kopi Indonesia mencapai
700 000 ton per tahun. Dari jumlah tersebut, 80% kopi robusta dan 90% kopi
arabika diekspor (Rukmana 2014).
Potensi sumber daya agribisnis kopi di Indonesia belum dimanfaatkan secara
optimal, karena tingkat produktivitas kopi Indonesia baru mencapai 760 kg/ha
(Rukmana 2014). Ekspor kopi di Indonesia tergolong masih belum maksimal
karena masih banyak permintaan konsumen yang belum terpenuhi. Hal tersebut
dikarenakan kopi di Indonesia masih banyak dibudidayakan sebagai perkebunan
rakyat sehingga kualitasnya kurang terkontrol dan masih terbatasnya pekebun yang
menerapkan teknik budi daya secara intensif (Anggara dan Marini 2011).
Teknik budi daya tanaman kopi antara lain persiapan lahan, pembibitan,
penanaman, dan pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman kopi menjadi faktor
pembatas umur ekonomis kebun. Dengan pemeliharaan yang baik, kinerja tanaman
kopi akan semakin baik dan umur ekonomis tanaman semakin panjang. Kegiatan
pemeliharaan tanaman kopi terdiri dari beberapa tindakan kultur teknis yang
dilakukan secara terus-menerus antara lain pemangkasan, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, serta pengendalian gulma (Rahardjo 2012).
Pemangkasan merupakan salah satu tindakan kultur teknis yang secara teratur
selalu dilakukan agar tanaman kopi tumbuh sehat dan produktif. Kegiatan
pemangkasan sangat penting karena berkaitan langsung dengan penyediaan
cabang-cabang buah yang menjadi modal utama dalam budi daya tanaman kopi
(Rahardjo 2012). Tujuan pemangkasan selain untuk merapikan tajuk pohon, juga
untuk mengurangi cabang tunas air (wiwilan), mengurangi penguapan,
mempercepat pembungaan, dan untuk menghilangkan bagian tanaman yang rusak.
Pemangkasan dilakukan pada awal atau akhir musim hujan atau setelah pemupukan
(Anggara dan Marini 2011).
2

1.2 Tujuan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan, menambah pengalaman, dan menambah wawasan mengenai teknik
budi daya tanaman kopi serta membandingkan teori yang didapat pada saat kuliah
dengan ilmu yang diperoleh di lapangan. Sedangkan secara khusus, kegiatan PKL
ini bertujuan untuk menambah keterampilan dan mengikuti kegiatan pemangkasan
tanaman kopi di Kebun Bangelan PT Perkebunan Nusantara XII, Wonosari,
Malang, Jawa Timur.

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman Kopi

Berdasarkan klasifikasi botani, kopi termasuk dalam Ordo Rubiaceae, dengan


Genus Coffea dan Spesies Coffea sp (Suwarto et al. 2014). Genus Coffea mencakup
hampir 70 spesies, tetapi hanya ada dua spesies yang ditanam dengan skala besar
di seluruh dunia, yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan kopi robusta (Coffea
canephora var.robusta). Sementara itu, sekitar 2% dari total produksi dunia dari dua
spesies kopi lainnya, yaitu kopi liberika (Coffea liberica), dan kopi ekselsa (Coffea
exelsa) yang ditanam dalam skala terbatas terutama di Afrika Barat dan Asia
(Rahardjo 2017).

2.2 Morfologi Tanaman Kopi

Tanaman kopi mempunyai akar tunggang. Penyebaran akar tanaman kopi relatif
dangkal. Lebih dari 90% berat akar terdapat pada lapisan tanah antara 0-30 cm.
Perakaran tanaman kopi pada dasarnya peka terhadap kandungan bahan organik,
perlakuan tanah, dan saingan rumput. Apabila akar tanaman kopi kekurangan air
atau udara maka tanaman kopi akan menjadi kerdil (Rukmana 2014).
Tanaman kopi mempunyai batang tegak, bercabang, dan tinggi mencapai 12 m.
Tanaman kopi mempunyai beberapa jenis cabang yang memiliki sifat dan fungsi
yang berbeda–beda. Cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus disebut cabang
reproduksi. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak
daun pada cabang utama atau cabang primer. Adapun cabang yang tumbuh pada
cabang primer dan berasal dari tunas sekunder disebut cabang sekunder.
3

Tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar dua tahun. Bunga tersusun
dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 4-6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak
daun dapat menghasilkan 2-3 kelompok bunga.
Bunga kopi berukuran kecil. Mahkota berwarna putih dan harum. Kelopak
bunga berwarna hijau. Benang sari terdiri 5-7 tangkai berukuran pendek. Kelopak
dan mahkota akan membuka saat bunga telah dewasa. Kemudian bunga
berkembang menjadi buah.
Buah muda berwarna hijau. Jika sudah tua, kulitnya menguning lalu menjadi
merah tua. Waktu yang diperlukan sejak terbentuknya bunga hingga buah menjadi
matang sekitar 6-11 bulan, tergantung jenis dan faktor lingkungan. Buah terdiri dari
daging buah dan biji (Suwarto et al. 2014).

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kopi

Ketinggian tempat yang ideal bagi pertumbuhan kopi berbeda-beda. Kopi


arabika biasanya tumbuh di dataran dengan ketinggian 700-1 700 mdpl, sedangkan
kopi robusta biasanya tumbuh di dataran dengan ketinggian 400-700 mdpl.
Tanaman kopi menghendaki curah hujan 2 000-3 000 mm/tahun. Namun,
dengan pemberian mulsa dan teknik pengairan yang baik, tanaman kopi masih
dapat tumbuh baik di lingkungan dengan curah hujan 1 000-1 300 mm/tahun. Curah
hujan sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman, terutama selama proses
pembungaan dan pembentukan buah.
Tanaman kopi dapat tumbuh di area dengan kondisi tanah yang gembur dan
subur (kaya akan bahan organik) serta memiliki pH sekitar 5.5-6.5 untuk kopi
arabika dan sekitar 4.5-6 untuk kopi robusta. Nilai pH tanah yang tidak sesuai
menyebabkan tanaman kopi mengalami penurunan dalam menyerap beberapa
unsur hara. Kondisi tersebut dapat ditanggulangi dengan pemberian kapur di area
penanaman dan tidak boleh berlebih (Anggara dan Marini 2011).
Angin mempunyai peranan yang besar dalam proses penyerbukan. Angin juga
dapat mengakibatkan rusaknya tajuk tanaman atau gugurnya bunga. Angin kencang
pada musim kemarau akan mempercepat terjadinya penguapan air dari daun dan
tanah (evapotranspirasi) sehingga mengakibatkan kekeringan (Suwarto et al. 2014).

2.4 Pemangkasan Tanaman Kopi

Pemangkasan merupakan salah satu tindakan kultur teknis yang secara teratur
selalu dilakukan agar tanaman kopi tumbuh sehat dan produktif. Kegiatan
pemangkasan sangat penting karena berkaitan langsung dengan penyediaan
cabang-cabang buah yang menjadi modal utama dalam budi daya tanaman kopi.
Tujuan dari pemangkasan tanaman kopi antara lain, agar tanaman kopi tetap rendah
dan memudahkan perawatan serta pemanenan, memperoleh cabang-cabang buah
baru secara terus-menerus dalam jumlah yang cukup, memudahkan cahaya
4

matahari masuk dan melancarkan sirkulasi udara dalam tajuk tanaman, dan
mempermudah pengendalian hama dan penyakit serta mencegah penyebarannya.
Pemangkasan tanaman kopi dibagi atas 2 sistem, yaitu sistem pemangkasan
berbatang tunggal dan sistem pemangkasan berbatang ganda. Pada kedua sistem
pemangkasan tersebut diterapkan empat metode pemangkasan, yaitu pemangkasan
produksi, pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan
rejuvenasi (Rukmana 2014).

2.4.1 Pemangkasan Bentuk

Pemangkasan bentuk tanaman kopi dilakukan saat tanaman muda berumur 1-2
tahun. Kegiatan pemangkasan bentuk dilakukan dengan cara memenggal batang
sekaligus atau secara bertahap dan dilakukan juga beberapa penyunatan cabang
primer. Penyunatan cabang primer bertujuan agar tumbuh beberapa reproduksi
cabang primer dari cabang yang disunat sehingga akan membentuk tajuk pohon
(Rahardjo 2012).

2.4.2 Pemangkasan Produksi

Pemangkasan produksi tanaman kopi adalah pemangkasan yang dilakukan pada


tanaman yang telah menghasilkan atau berbuah. Pemangkasan produksi terdiri dari
pemangkasan ringan dan berat. Pemangkasan ringan terdiri dari wiwil kasar dan
wiwil halus. Wiwil kasar merupakan kegiatan membuang semua wiwilan (tunas air)
yang tidak diperlukan dengan cara dipatahkan oleh tangan agar ruas yang terpendek
dari wiwilan ikut terbuang. Wiwil halus memangkas cabang balik, cabang liar,
cabang kering, cabang cacing, dan cabang sakit (Rahardjo 2012).

2.4.3 Pemangkasan Pemeliharaan

Pemangkasan pemeliharaan tanaman kopi terdiri dari pemangkasan ringan dan


berat. Pemangkasan ringan bertujuan untuk membuang wiwilan yang tidak
dikehendaki. Pemangkasan ringan dilakukan sebulan sekali dan hanya
menggunakan tangan. Sementara itu, pemangkasan berat bertujuan membuang
wiwilan , cabang primer yang sudah tua atau cabang–cabang lain yang terserang
hama penyakit, serta daun–daun atau cabang yang kering. Pada pemangkasan berat
biasanya dibutuhkan alat bantu berupa gunting atau pisau (Anggara dan Marini
2011).
5

2.4.4. Pemangkasan Peremajaan (Rejuvenasi)

Pemangkasan peremajaan tanaman kopi bertujuan untuk mempermuda batang


(dengan pemotongan) dan memperbaiki mutu tanaman (disambung) dengan klon
yang lebih unggul. Pemangkasan peremajaan dilakukan apabila produksi terlalu
rendah tetapi keadaan pohon masih cukup baik. Pemangkasan ini dilakukan
menjelang musim hujan terhadap batang dengan ketinggian sekitar 50 cm dari
permukaan tanah (Rukmana 2014). Pemangkasan peremajaan atau rejuvenasi
tanaman kopi yang dilakukan di Kebun Kalisat Jampit adalah pemangkasan sistem
ijen (PSI) (Ihza 2108), sedangkan peremajaan di Kebun Bangelan baru akan
dilaksanakan jika produksi tanaman kopi sudah sangat rendah, tetapi keadaan
tanamannya masih baik untuk dipelihara (Pamungkas 2018).

3 METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Tempat dan Waktu

PKL dilaksanakan di Kebun Bangelan, PT Perkebunan Nusantara XII, Malang,


Jawa Timur. Kegiatan PKL tersebut dilaksanakan selama 3 bulan atau 12 minggu
dimulai dari tanggal 22 Januari sampai dengan 20 April 2019.

3.2 Metode Pelaksanaan

Kegiatan PKL yang dilaksanakan penulis dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: penulis
sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) selama 4 minggu, penulis sebagai
pendamping mandor besar selama 4 minggu, dan penulis sebagai pendamping
asisten afdeling selama 4 minggu.
Tahap pertama selama 4 minggu penulis sebagai KHL dengan mengikuti
serangkaian kegiatan teknis di kebun seperti kegiatan pembibitan dan kegiatan
pemeliharaan yang meliputi: pemangkasan, pengendalian hama, pemupukan, dan
pengendalian gulma. Penulis diawasi oleh mandor-mandor dan asisten pada seluruh
kegiatan tersebut. Penulis membuat jurnal harian pada setiap kegiatan yang
dilakukan (Lampiran 1).
Tahap kedua selama 4 minggu penulis sebagai pendamping mandor dengan
kegiatan merencanakan kegiatan kerja, mengikuti apel pagi untuk memberikan
arahan kepada KHL, dan merencanakan jumlah pekerja yang dibutuhkan. Penulis
membuat laporan pada buku kegiatan sebagai pendamping mandor (Lampiran 2).
Tahap ketiga selama 4 minggu penulis sebagai pendamping asisten dengan
kegiatan merencanakan semua kegiatan di afdeling, mengorganisasikan setiap
6

pekerjaan dan sumber daya manusia, memberi dukungan kepada pekerja agar
berhasil mencapai target, melakukan pengawasan terhadap mandor besar, dan
membuat jadwal apel pagi. Penulis membuat laporan pada buku kegiatan sebagai
pendamping asisten (Lampiran 3).

3.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data terdiri dari 2 bagian yaitu data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh dari wawancara secara langsung
kepada para karyawan dan staf serta mencatat hasil kegiatan terutama untuk
kegiatan pemangkasan di Kebun Bangelan, PT Perkebunan Nusantara XII, Malang,
Jawa Timur.
Pengamatan dilakukan dengan mengumpulkan data hasil penelitian di lapangan
khusus mengenai pemangkasan. Pengambilan sampel dilakukan secara acak
dengan mengambil 10 tanaman di 2 blok pada Tanaman Menghasilkan (TM) dan 2
blok pada Tamanan Belum Menghasilkan (TBM) yang dipilih. Parameter yang
diamati pada kegiatan pemangkasan diantaranya :
1. Sensus Jenis Cabang Produktif Tanaman Kopi.
a. Jumlah cabang tanaman kopi yang belum berbuah (B0) yang dapat
dilihat dari cabang yang masih muda.
b. Jumlah cabang tanaman kopi yang telah berbuah satu kali (B1) dapat
dilihat dari cabang primer yang berbuah pada bagian 1-2 ruas dari
batang utama.
c. Jumlah cabang tanaman kopi yang telah berbuah dua kali (B2) dapat
dilihat dari cabang primer yang berbuah pada bagian 2-3 ruas dari
batang utama.
d. Jumlah cabang tanaman kopi telah berbuah tiga kali (B3) dapat dilihat
dari cabang primer yang berbuah di ruas terakhir atau ruas paling ujung
dari batang utama.
2. Kondisi tanaman kopi
a. Tinggi tanaman : diukur dari permukaan tanah hingga titik tumbuh
tanaman kopi.
b. Jumlah cabang produktif : banyaknya cabang yang sehat dan telah
berbuah.
c. Jumlah tunas air : banyaknya tunas air yang tumbuh pada tanaman kopi.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari kantor induk Kebun Bangelan, data
yang dibutuhkan meliputi SOP (Standar Operasional Prosedur), curah hujan,
kondisi kebun, peta kebun, data pemangkasan dalam kurun waktu 5-10 tahun
terakhir. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari buku dan literatur lain yang
berkaitan dengan aspek pemangkasan.
7

3.4 Metode Analisis dan Informasi

Metode ini dimaksudkan agar data menjadi lebih sederhana dan lebih mudah
dipahami. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan konsep
ilmiah dan perhitungan matematis sehingga diperoleh informasi dengan hasil yang
akurat melalui gambar, tabel, dan grafik. Data hasil yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan SOP yang berlaku di Kebun Bangelan PT Perkebunan
Nusantara XII.

3.5 Pelaporan

Pelaporan kegiatan PKL yang dilakukan pada 22 Januari sampai 20 April 2019
terdiri dari: jurnal harian, laporan mingguan dan bulanan, serta Tugas Akhir (TA).
Selama kegiatan, penulis membuat laporan dalam bentuk jurnal harian, laporan
mingguan, serta laporan bulanan sebagai KHL, pendamping mandor, pendamping
asisten, dan penulis menyusun tugas akhir untuk diseminarkan, diujikan, dan
diserahkan kepada Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor sebagai persyaratan
menyelesaikan studi untuk mendapat gelar Ahli Madya.

4 KEADAAN UMUM LOKASI PKL

4.1 Sejarah Perusahaan

Perkebunan Bangelan didirikan pada tahun 1901 oleh Departemen Nijvorheiden


Handels Afd Over Jariggewassen Bogor. Kebun Bangelan berfungsi sebagai kebun
percobaan, seleksi dan pembibitan yang bertujuan untuk memperoleh bibit kopi
dengan sifat-sifat unggul dan cocok dengan berbagai kondisi lahan di seluruh
Indonesia. Bibit yang diseleksi berasal dari Cilandak Bogor, Kongo, dan Brasilia.
Salah satu orang yang berjasa dalam pengembangan klon kopi adalah PJS
Grammer. Pada tahun 1932, FP Ferwenda yang semula menjabat sebagai Kepala
Afdeling Landbouw Kondligheids bagian Penyelidikan Tanaman dan
Laboratorium Pusat Bogor, ditempatkan di Kebun Bangelan untuk memimpin
usaha percobaan, seleksi, dan pembibitan.
Jenis kopi yang ditanam untuk percobaan adalah kopi Robusta, Excelsa,
Quillow, Liberika, Hibrida Kawisari, dan Kopi Arabika. Bibit atau klon lokal
Bangelan yang dihasilkan melalui seleksi diantaranya, seperti : BGN 300, BGN
325, BGN 371, dan BGN 372. Kebun Bangelan juga memiliki kebun koleksi yang
terdapat sekitar 154 klon kopi. Jenis kopi yang dibudidayakan secara komersial
hingga saat ini adalah kopi Robusta. Sebelum menjadi bagian dari PTPN XII,
Kebun Bangelan beberapa kali mengalami perubahan Organisasi Induk, yaitu pada
tahun 1957-1958 mengalami Nasionalisasi menjadi bagian dari PPN Kesatuan VI
8

hingga 1963. Pada tahun 1963-1968 menjadi bagian dari PPN Antan XII. Tahun
1969-1971 menjadi bagian dari PPN XXIII. Tahun 1972-1994 menjadi bagian dari
PTP XXIII. Tahun 1995-1996 menjadi bagian dari PTP Group Jatim. Pada tahun
1996-saat ini menjadi bagian dari PTPN XII.

4.2 Wilayah Administratif

Perkebunan Bangelan terletak di wilayah Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari,


Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia. Ketinggian dari permukaan laut
berkisar 450-680 mdpl. Jarak tempuh dari Kota Malang menuju Kebun Bangelan
40 km dengan waktu tempuh 55 menit. Bagian utara dari Kebun Bangelan
berbatasan dengan wilayah Desa Sumber Adem dan Sumber Tempur Kecamatan
Wonosari, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Karangejo dan Peniwen
Kecamatan Kromengan, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Jambuwer
Kecamatan Kromengan, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Bangelan
Kecamatan Wonosari dan Desa Karangejo Kecamatan Kromengan. Peta demogafi
Kebun Bangelan dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.3 Luas Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan

Status lahan Kebun Bangelan adalah Hak Guna Usaha (HGU) yang dimuat
dalam sertifikat HGU nomor 1194. Total luas areal konsesi seluruh Kebun
Bangelan sebagai berikut: untuk tanaman kopi dibagi menjadi Tanaman
Menghasilkan (TM) dan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), aneka kayu,
pembibitan dan entres. Luasan areal pada TM kopi Robusta seluas 706.99 ha. TBM
I kopi Robusta 33.51 ha. TBM II kopi Robusta 5 ha. TBM III kopi Robusta 21.05
ha. Kebun percobaan kopi Robusta 5.2 ha. Tanaman Aneka Kayu 4.50 ha. Kebun
entres kopi Robusta 3.65 ha. Kebun Percobaan SE 4 ha. Kebun koleksi kopi 1.15
ha. Kebun Pembibitan Bangelan 1.50 ha. Luasan total pada bagian tanaman yaitu
seluas 786.55 ha. Luasan areal non tanaman meliputi: Emplasement Perum dengan
luasan 6.97 ha. Jalan, jembatan, lapangan, curah, dan lain - lain seluas 88.75 ha.
Hutan lindung yang terdapat di Kebun Bangelan yaitu seluas 0.93 ha. Luasan total
pada bagian non tanaman yaitu seluas 96.65 ha, dan total luas keseluruhan pada
tanaman dan non tanaman mencapai 883.20 ha. Peta luasan areal konsensi dan tata
guna lahan Afdeling 1 Besaran dapat dilihat pada Lampiran 5.
4.4 Keadaan Tanah dan Iklim

Tanah yang berada di PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan tergolong


jenis tanah latosol dan sedikit andosol. Derajat kemasaman tanah Kebun Bangelan
relatif rendah dengan pH 4.5-5.5. Topografi tanah di Kebun Bangelan tergolong
datar bergelombang yaitu dengan kemiringan 0-8% seluas 707.20 ha (80%), 8-15%
seluas 93.05 ha (11%), dan 15-40 % seluas 82.95 ha (9%). Iklim kebun Bangelan
termasuk tipe C menurut Schmidt & Ferguson, dengan rata-rata curah hujan selama
lima tahun terakhir 2 737 mm dengan Hari Hujan (HH) 137, serta memiliki suhu
terendah 23°C dan tertinggi 30°C Kebun Bangelan berada dekat dengan gunung
9

kawi dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 450 680 meter di atas
permukaan laut (mdpl).

4.5 Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman pokok yang dibudidayakan di Kebun Bangelan adalah jenis kopi


Robusta (Coffea canephora L.) dengan dua klon unggulan yang digunakan yaitu
Bangelan (BGN) dengan tipe BGN 300, BGN 325, BGN 371, dan BGN 372. Balai
Penelitian (BP) dengan tipe BP 42, BP 254, BP 358, BP 409, BP 450. Populasi
pohon kopi Robusta yang terdapat pada Kebun Bangelan sebanyak 504 740 pohon
yang menyebar pada areal TM seluas 494.05 ha atau populasi rata-rata 1 213
pohon/ha. Tanaman penaung sebagian besar berupa Lamtoro (Leucaena glauca)
dan sebagian (Glyricidea) untuk naungan tetap pada tanaman menghasilkan,
sedangkan pohon naungan pada tanaman belum menghasilkan yaitu Moghania
macrophylla. Populasi total tanaman penaung tetap maupun sementara rata-rata
seluas 500 pohon/ha. Kebun kopi Bangelan memproduksi biji kering kopi pasar
(OSE) sebagai hasil akhirnya. Bahan baku gelondong Inferior sekitar 5% diolah
melalui proses kering (Dry Process). Bahan baku biji gelondong Superior diolah
melalui proses basah (Wet Process) meliputi sekitar 95% dari total produksi.
Umumnya produksi Wet Process (R/WP) dipasarkan ekspor antara lain ke Jepang,
Jerman, Italia, dan beberapa negara di benua Eropa serta Amerika. Dry Process
(R/DP) yang diproduksi oleh Kebun Bangelan umumnya dijual ke pasar lokal
nusantara. Data lima tahun terakhir produksi dan produktivitas Kebun Bangelan
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Luas lahan, produksi, produktivitas Kebun Bangelan lima tahun terakhir
Tahun Luas lahan (ha) Produksi (ton) Produktivitas (kg/ha)
2014 532.90 523.78 983
2015 566.15 138.53 245
2016 591.15 213.77 362
2017 639.18 123.88 194
2018 706.99 276.44 391
Jumlah 3 036.37 1 276.40 2 175
Sumber : Kantor Induk Kebun Bangelan (2019)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tingkat produksi selama lima tahun
terakhir mengalami fluktuatif. Pada tahun 2013 hingga 2014 mengalami
peningkatan, pada tahun 2014 hingga 2015 mengalami penurunan, pada tahun 2015
hingga 2016 mengalami peningkatan, pada tahun 2016 hingga 2017 mengalami
penurunan. Penulis mendapatkan informasi mengenai penurunan tingkat produksi
disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, kemarau panjang dan ledakan serangan
hama.
10

4.6 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Struktur organisasi pada Kebun Bangelan mempunyai sistem seperti garis


komando dan garis koordinasi. Struktur seperti itu mendeskripsikan bahwa
pimpinan memiliki tanggung jawab terhadap karyawan yang dipimpinnya.
Tenaga kerja di kebun Bangelan dibagi menjadi dua karyawan tetap dan tidak
tetap. Karyawan staf golongan (IIIA-IVD) merupakan karyawan golongan,
sedangkan karyawan (I A-II D) merupakan karyawan non golongan. Jumlah tenaga
kerja pada kebun Bangelan sebanyak 456 orang, dengan rasio pekerja/ha adalah
0.52 HK/ha. Indeks Tenaga Kerja (ITK) dari Direksi untuk perkebunan kopi
Robusta adalah 1.39 HK/ha. Maka pada Kebun Bangelan masih kekurangan
karyawan untuk mencapai standar. Jumlah karyawan staf dan non staf kebun
Bangelan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah karyawan staf dan non staf Kebun Bangelan


Jumlah karyawan (orang)
Afdeling
III A-IV D I B-II D IA KHL Jumlah
Kantor 1 8 8 3 20
Pabrik 0 6 9 42 57
Besaran 1 7 5 138 151
Kp. Baru 0 6 4 218 228
Jumlah 2 27 26 401 456
Sumber : Kantor Induk Bangelan (2019)

Jumlah tenaga kerja (orang) 456


ITK = = 883.20 = 0.52 HK/ha
Luas lahan (ha)

Karyawan pimpinan terdiri atas Manajer, Wakil Manajer (Wamen), Asisten


Akuntansi (Asaku), Asisten Teknik dan Pengolahan (Astekpol), Asisten Tanaman
(Astan) dan kepala balai pengobatan (Mantri). Tugas masing-masing karyawan
dijelaskan sebagai berikut :
Manajer. Bertugas mengontrol dan melaporkan capaian produksi, mutu,
rendemen, mengendalikan penggunaan modal kerja, mengajukan permintaan
modal kerja, melaporkan kegiatan kerja dalam bentuk laporan manajemen (LM),
menyusun rencana kerja triwulan (PPAP), menyusun Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan (RKAP), menyusun rencana kerja kerja jangka panjang (RJP),
memimpin, mengelola, mengawasi perkebunan serta kegiatan-kegiatan yang ada di
kebun dan kantor. Selain itu, manajer bertugas melaksanakan pembinaan dan
pengembangan SDM yang menjadi tanggung jawabnya, serta menjalin hubungan
sosial dengan karyawan dan masyarakat di sekitar Kebun Bangelan.
Asisten Akuntansi (Asaku). Bertanggung jawab kepada manajer atas segala hal
yang berhubungan dengan administrasi, kepegawaian, pembukuan dan keuangan
perkebunan secara keseluruhan. Selain itu Asisten akuntansi bertugas memimpin
dan mengelola kantor induk.
Asisten Teknik dan Pengolahan (Astekpol). Bertugas memimpin dan
mengelola bagian teknik, pengolahan, mesin dan listrik. Astekpol bertanggung
jawab terhadap kelancaran kegiatan pengolahan kopi yang mencakup mesin-mesin
11

pengolahan, alat-alat transportasi, bangunan serta seluruh inventaris pabrik,


mengontrol proses pengolahan untuk mencapai mutu yang sesuai standar,
mengontrol hasil kerja pemeliharaan sarana dan prasarana, memeriksa dan
melaporkan hasil kerja hari ini serta menyusun rencana kerja untuk hari esok,
menyusun RKAP bagian tahunan, menyusun RKO bagian tahunan, menyusun
PPAP bagian triwulan.
Asisten Tanaman (Astan). Bertugas memimpin dan mengelola kebun serta
bertanggung jawab terhadap produksi yang terdapat di afdeling yang dipimpinnya.
Asisten tanaman dibantu oleh mandor besar dan mandor dalam melaksanakan
tugas. Tugas rutin Astan yaitu mengawasi dan memeriksa pelaksanaan rol
karyawan, mengontrol kesiapan kondisi peralatan kerja dan bahan, mengawasi
pelaksanaan kerja, mengevaluasi hasil kerja hari ini dan menyusun rencana kerja
untuk hari esok, mengevaluasi hasil kerja bulanan dibandingkan dengan anggaran,
menyusun, mengajukan permintaan, dan melaksanakan pembayaran upah
karyawan.
Kepala Balai Pengobatan (Mantri). Bertugas dalam melayani seluruh staf
karyawan dan tenaga kerja non staf yang membentuk salah satu unit kesehatan
warga di sekitar Kebun Bangelan.

4.7 Fasilitas Kebun

Kebun Bangelan telah menyediakan fasilitas sarana dalam upaya pengembangan


usaha yaitu; wisma untuk wisata agro yang dinamakan Wisma Nusantara, gedung
agrowisata yang terletak dekat dengan sumber air Umbulan, balai kesehatan,
lapangan tenis, gedung pertemuan, masjid, gereja, sekolah Taman Kanak-Kanak
(TK), Sekolah Dasar Negeri Bangelan 03, lapangan sepak bola dan Cafe Bangelan.

5 HASIL KEGIATAN PKL

Kegiatan PKL yang dilakukan di Kebun Bangelan meliputi aspek teknis dan
aspek manajerial. Aspek teknis yang didapat penulis selama menjadi Karyawan
Harian Lepas (KHL) dimulai dari kegiatan pembibitan sampai dengan kegiatan
pemeliharaan tanaman kopi robusta. Pekerjaan di kebun diawali dengan kegiatan
roll yang rutin dilakukan setiap pagi pada pukul 05.00-05.30 WIB. Kegiatan yang
dilakukan pada roll pagi tersebut meliputi absensi karyawan, pembagian pekerjaan,
dan doa bersama. Semua pekerjaan pada hari Senin sampai Kamis dimulai pukul
06.00-12.30 WIB dan istirahat pada pukul 09.30-10.00 WIB. Khusus pekerjaan
pada hari Jumat dimulai pada pukul 06.00-11.00 WIB tanpa istirahat dan pada hari
Sabtu pekerjaan dimulai pada pukul 06.00-12.00 WIB serta istirahat pada pukul
09.30-10.00 WIB. Pelaksanaan pekerjaan sebagai KHL, pendamping Mandor, dan
pendamping Asisten memiliki empat jam hari kerja dan lima jam hari kerja.
Kegiatan-kegiatan teknis yang dilakukan meliputi pembibitan yang terdiri dari
kegiatan persiapan bahan tanam bibit (pengisian polybag), pembuatan sungkup,
pembuatan dan penanaman stek, penyiangan gulma, pemberian pupuk urea cair,
distribusi bibit, dan penanaman bibit sulaman, kegiatan pemeliharaan meliputi
pengendalian gulma yang terdiri dari pengendalian gulma secara manual dan
12

pengendalian gulma secara kimiawi, pemupukan, pengendalian hama, dan


pemangkasan.

5.1 Aspek Teknis

Pembibitan
Kegiatan pembibitan tanaman kopi robusta di Kebun Bangelan menggunakan 2
cara yaitu secara generatif dan vegetatif. Pembibitan secara generatif yaitu
penanaman biji mulai dari pendederan sampai dengan pembibitan, sedangkan
pembibitan secara vegetatif yang sering dilakukan yaitu stek sambung.
Teknik perbanyakan tanaman kopi robusta yang dilakukan di Kebun Bangelan
lebih banyak menggunakan teknik perbanyakan secara vegetatif dengan melakukan
stek sambung. Kegiatan yang dilakukan di pembibitan antara lain, penyiapan media
tanam, pembuatan sungkup, pembuatan stek sambung, pemeliharaan bibit,
distribusi dan penanaman bibit sulaman.
Persiapan media tanam. Persiapan media tanam untuk bibit kopi robusta
meliputi penyediaan pupuk kompos, tanah, basamid, dan polybag. Perbandingan
pupuk kompos dan tanah yaitu 2:1 atau 1:1 untuk tanah berat dengan penambahan
basamid 500 g/m3. Polybag yang digunakan berukuran 20 x 25 cm. Pengisian tanah
ke dalam polybag menggunakan sekop kecil agar mempermudah dan mempercepat
pekerjaan. Prestasi karyawan dalam pengisian media tanam sebanyak 500 polybag
per orang dan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kegiatan persiapan
media tanam dapat dilihat pada gambar 1.

a b c

Gambar 1 Kegiatan penyiapan media tanam; (a) pencampuran pupuk kandang dan
tanah; (b) pengisian polybag; (c) penataan polybag
Pembuatan sungkup. Pembuatan sungkup bertujuan untuk melindungi bibit
stek sambung dari paparan sinar matahari secara langsung, hujan, dan angin.
Sungkup dibuat dari bambu muda berukuran 2 m untuk kerangka, bambu berukuran
7.67 m untuk penyangga, lalu menggunakan tali rafia untuk mengikat kerangka
dengan penyangga, dan plastik putih transparan sebagai penutup. Sungkup harus
tertutup rapat agar keberhasilan stek sambung tanaman kopi mencapai 85%.
Sungkup dapat dibuka setelah 3 bulan. Kegiatan pembuatan sungkup dapat dilihat
pada Gambar 2.
13

a b

Gambar 2 Pembuatan kerangka sungkup; (a) pemasangan kerangka sungkup; (b)


pengikatan kerangka dengan tali rafia
Pembuatan stek sambung. Stek sambung merupakan cara perkembangbiakan
tanaman kopi secara vegetatif dengan cara penyambungan entres batang atas dan
batang bawah. Entres batang atas diperoleh dari tunas air klon tanaman kopi robusta
dengan menyesuaikan sifat tanah di lokasi penanaman, sedangkan entres batang
bawah diperoleh dari tunas air klon BP 308 karena klon tersebut memiliki akar
tunggang yang kuat, memiliki banyak akar serabut, dan tahan terhadap nematoda.
Pengambilan entres dilakukan pagi hari dimulai pukul 06.00-08.00 karena pada
pagi hari tunas air masih terdapat embun yang dapat meningkatkan keberhasilan
stek sambung. Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan stek sambung
antara lain pisau sambung yang tajam dan bersih, plastik es lilin untuk menutup
sambungan, dan hormon penumbuh akar (Rootone F). Cara pembuatan sambung
stek antara lain, daun dikupir terlebih dahulu, lalu batang atas bagian bawah
dipotong berbentuk “V” dan batang bawah bagian atas dibelah sepanjang 2 cm,
selanjutnya sambungkan batang atas dengan batang bawah dan pastikan kulit
batang atas serta batang bawah tersebut menyatu. Ikat sambungan menggunakan
plastik es lilin sampai menutupi keseluruhan sambungan agar air tidak dapat masuk.
Bagian bawah stek sambungan dipotong meruncing satu arah. Celupkan bagian
bawah batang bawah yang telah disambung ke dalam pasta Rootone F. Tanam
sambungan ke dalam media tanam polybag yang telah disusun di dalam sungkup
dan sungkup ditutup menggunakan plastik putih transparan dengan rapat.
Perbanyakan stek sambung lebih cepat untuk disalurkan dengan menghabiskan
waktu selama 8-9 bulan dibandingkan dengan perbanyakan menggunakan biji yang
menghabiskan waktu sampai 1 tahun. Penanaman stek sambung dilakukan
langsung pada polybag. Prestasi karyawan dalam kegiatan stek sambung ini
sebanyak 250 stek sambung/orang dan sudah sesuai dengan standar perusahaan.
Kegiatan pembuatan stek sambung dapat dilihat pada Gambar 3.
14

a b

c d

Gambar 3 Pembuatan stek sambung pucuk; (a) pengambilan batang entres; (b)
penyambungan batang atas dan batang bawah; (c) sambungan siap
tanam yang telah diikat plastik; (d) penanaman stek sambung pucuk
Pemeliharaan bibit. Pemeliharaan di pembibitan sangat menentukan bahan
tanaman yang berkualitas baik dan siap untuk ditanam di lapang. Pemeliharaan
tersebut meliputi penyiraman, penyiangan gulma, dan pemberian pupuk urea cair.
Penyiraman bibit kopi dilakukan dua kali dalam sehari saat musim kemarau dan
pastikan air siraman tidak terkontaminasi oleh bibit penyakit dan satu kali dalam
sehari saat musim hujan. Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan
mengambil gulma yang berada di dalam dan di luar polybag dengan menggunakan
tangan serta dilakukan setiap satu minggu sekali. Pemberian pupuk urea cair dengan
dosis 10 g/10 liter air diaplikasikan menggunakan gayung dengan dosis 370
ml/polybag dalam satu gayung dapat diaplikasikan untuk 3-4 polybag bibit.
Pengaplikasian pupuk urea cair tersebut tidak boleh mengenai daun karena akan
menyebabkan daun terbakar. Kegiatan pemeliharaan bibit dapat dilihat pada
Gambar 4.
15

a b

Gambar 4 Kegiatan pemeliharaan bibit; (a) pemberian pupuk urea cair; (b)
menyiang gulma yang terdapat pada polybag
Distribusi dan penanaman bibit sulaman. Distribusi bibit siap salur dilakukan
pada bibit berumur 8-9 bulan. Dalam pengangkutannya ke dalam truk dilakukan
dengan cara memegang polybag menggunakan kedua tangan, tangan kanan
memegang bagian atas polybag dan tangan kiri memegang bagian bawah polybag.
Penanaman bibit sulaman dilakukan untuk memenuhi populasi tanaman kopi di
lapang. Populasi tanaman kopi yang berkurang disebabkan pada masa TBM
terdapat tanaman kopi yang mati karena tidak dapat beradaptasi dan bersaing
dengan tanaman sekitarnya. Kegiatan penanaman bibit terdiri dari pembersihan
lahan, pembuatan lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm, penanaman
dengan cara melepas polybag secara perlahan agar akar tanaman kopi tidak terputus
dan bibit ditanam dengan letak mata tunas menghadap ke timur, lalu penutupan
lubang dengan tanah top soil dimasukkan terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan
tanah sub soil. Setelah penanaman, di Kebun Bangelan dilakukan pembuatan
lubang berbentuk persegi panjang di satu sisi sebelah lubang tanam tersebut yang
berfungsi untuk menaruh pupuk organik atau sebagai penampung air hujan dan
dapat diserap maksimal oleh akar tanaman kopi. Kegiatan distribusi dan penanaman
bibit tanaman kopi dapat dilihat pada Gambar 5.

a b c

Gambar 5 Pendistribusian dan penanaman bibit sulaman; (a) pemindahan bibit ke


dalam truk; (b) pembersihan lahan; (c) penanaman bibit sulaman

Pengendalian gulma
Kegiatan pengendalian gulma bertujuan untuk mengurangi persaingan unsur
hara pada tanaman pokok (tanaman kopi) dengan tumbuhan yang tidak dikehendaki
16

(gulma). Kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan dapat secara manual yaitu
dengan menggunakan arit dan secara kimiawi dengan menggunakan herbisida.
Pengendalian gulma dilakukan sebelum kegiatan pemupukan agar pupuk dapat
terserap maksimal oleh tanaman pokok dan mengurangi persaingan unsur hara
dengan gulma dan sebelum kegiatan pemanenan agar memudahkan proses
pemanenan. Jenis gulma dominan yang terdapat di Kebun Bangelan antara lain
serunen (Synedrella nodiflora), babadotan (Ageratum conyzoides), cikraan
(Plumbago zeylanica), mikania (Mikania sp), dan sirih-sirihan (Peperomia
pellucida). Gulma dominan di Kebun Bangelan dapat dilihat pada Gambar 6.

a b c

Gambar 6 Gulma dominan di Kebun Bangelan; (a) sirih-sirihan (Peperomia


pellucida); (b) cikraan (Plumbago zeylanica); (c) babadotan (Ageratum
conyzoides)
Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual di
Kebun Bangelan yaitu membersihkan gulma pada piringan maupun pada gawangan
tanaman kopi dengan menggunakan tenaga manusia yang dibantu dengan alat
berupa cangkul, arit, dan parang. Pengendalian gulma secara manual membutuhkan
banyak tenaga kerja agar prestasi dapat tercapai. Prestasi karyawan dalam kegiatan
ini sebesar 0.13 ha/HK. Kegiatan pengendalian gulma secara manual juga dapat
berupa pembersihan gulma mikania micrantha yang terdapat di atas tanaman kopi
dengan cara memutus batangnya dan kegiatan ini disebut dengan rayutan. Kegiatan
pengendalian gulma secara manual dapat dilihat pada Gambar 7.

a b

Gambar 7 Kegiatan pengendalian gulma manual; (a) pembersihan gulma pada


piringan tanaman kopi; (b) pembersihan gulma mikania micrantha pada
tanaman kopi (rayutan)
17

Pengendalian gulma secara kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi


(Chemical Weeding). Kegiatan Chemical Weeding dilakukan dengan menggunakan
Knapsack Sprayer Tekanan Rendah (KSTR) dengan kapasitas 15 L yang
diaplikasikan oleh tenaga manusia. Jenis herbisida yang digunakan adalah herbisida
sistemik dan tambahan perekat. Herbisida sistemik yang digunakan meliputi Dry
up 480 SL dengan kandungan bahan aktif isopropilamina glifosat 480 g/L dan
Starane 480 EC dengan kandungan bahan aktif fluroksipir metilheptil ester 480 g/L
serta tambahan perekat yang digunakan adalah Agristick 400 L dengan kandungan
bahan aktif alkilaril poliglikol eter 400 ml/L. Dosis dari masing-masing herbisida
untuk satu hektar antara lain Dry Up sebesar 1.2 L/Ha dengan konsentrasi 0.4 %,
Starane sebesar 300 ml/Ha dengan konsentrasi 0.1 %, dan Agristick sebesar 200
ml/Ha dengan konsentrasi 0.1 % yang dilarutkan dalam 200 L air. Kegiatan
pengendalian gulma secara kimiawi memiliki standar kerja 0.33 ha/HK yang
membutuhkan empat orang/hektar. Kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi
dapat dilihat pada Gambar 8.

a b c

Gambar 8 Kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi; (a) pengisian air kedalam
drum 200 L; (b) pelarutan herbisida (c) kegiatan pengendalian gulma
kimiawi dengan menggunakan alat pelindung diri

Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk memenuhi unsur hara tambahan pada tanaman kopi
agar tumbuh dan berproduksi secara optimal. Pemupukan di Kebun Bangelan
diawali dengan persipuk (persiapan pemupukan) dengan membuat alur pupuk
berbentuk “L”, “U”, dan “I” sehari sebelum dilakukan pemupukan. Pemupukan
dilakukan pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. Kriteria areal yang akan
dipupuk yaitu areal tersebut telah dilakukan pengendalian gulma secara kimiawi,
wiwil kasar, dan telah dilakukan satu kali rotasi pemupukan. Pupuk yang digunakan
adalah pupuk anorganik yang terdiri dari pupuk Urea, KCl, dan SP36 untuk
Tanaman Menghasilkan (TM) dengan dosis pupuk campuran sebanyak 410
g/pohon dan dosis campuran untuk TBM sebanyak 215 g/pohon dengan tambahan
Kieserite. Prinsip pemupukan yang diterapkan adalah 6T yaitu tepat cara, tepat
jenis, tepat tempat, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat pengawasan. Alur distribusi
pupuk dimulai dari perhitungan dosis pupuk per pohon sesuai dengan ketentuan
dosis dan dikalikan dengan populasi tanaman kopi dalam satu hektar. Pupuk dapat
diambil setelah bon permintaan diterima oleh gudang induk. Pencampuran pupuk
dilakukan di dalam pabrik agar pupuk terjaga dari hujan ataupun sinar matahari
secara langsung dan dapat diaplikasikan keesokan harinya. Pupuk yang sudah
18

tercampur dimasukkan ke dalam karung dengan berat 20 kg/karung. Karung berisi


pupuk tersebut selanjutnya didistribusikan dan disimpan di lokasi yang akan
dipupuk sesuai dengan rencana dan perhitungan sebelumnya. Pemupukan
dilakukan oleh 5 orang/hektar yang berisi 2 orang persipuk dan 3 orang pemupuk
dengan prestasi pemupukan 0.20 ha/HK. Kegiatan pemupukan dapat dilihat pada
Gambar 9.

a b

Gambar 9 Kegiatan pemupukan; (a) pembuatan alur pupuk; (b) pemberian pupuk
menggunakan gelas plastik

Pengendalian hama
Intensitas hama pada tanaman kopi di Kebun Bangelan tidak mencapai batas
merugikan atau berbahaya namun tetap dikendalikan agar intensitas serangan hama
tetap dibawah ambang batas. Hama dominan yang menyerang buah kopi di Kebun
Bangelan yaitu Penggerek Buah Kopi (PBKo) dan pengendaliannya menggunakan
trapping. PBKo sangat merugikan tanaman kopi karena mampu merusak biji kopi.
Hama PBKo menyerang buah kopi dengan cara membuat lubang gerekan di bagian
ujung buah kopi lalu masuk kedalam buah kopi tersebut. Pemasangan trapping
dilakukan saat akan tumbuh buah atau sebelum panen. Pengisian ulang trapping
dilakukan selama satu bulan dan pengamatannya dilakukan 1 bulan setelah
pemasangan trapping. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan trapping
antara lain botol air mineral 1.5 L yang diberi dua lubang jendela di sisi yang
berbeda di bagian atas dan bawah, larutan feromon sex yang terdiri dari 10 ml etanol
dan 10 ml methanol yang dimasukan ke dalam plastik es lilin sebanyak 20 ml dan
digantungkan diantara kedua lubang. Saat pengaplikasiannya, plastik yang berisi
larutan feromon sex tersebut dilubangi terlebih dahulu agar aromanya terhirup oleh
hama PBKo jantan. Larutan feromon sex tersebut berfungsi untuk menarik hama
PBKo jantan agar terperangkap karena larutan tersebut memiliki aroma yang sama
dengan PBKo betina. Pada bagian bawah botol diberi larutan detergen dengan
maksud agar hama jatuh dilarutan detergen tersebut dan kemudian mati.
Pemasangan trapping dilakukan dengan cara menggantungkannya di setiap
tanaman kopi dengan jarak 10 tanaman ke arah utara-selatan dan 5 tanaman ke arah
timur-barat sebanyak 25 trapping per hektar yang dikerjakan oleh satu orang.
Kegiatan pemasangan trapping dapat dilihat pada Gambar 10.
19

a b

Gambar 10 Kegiatan pemasangan trapping; (a) pemasangan larutan feromon sex;


(b) pengisian larutan detergen ke dalam botol

Pengendalian hama di Kebun Bangelan selain pemasangan trapping juga


dilakukan pemetikan buah yang terserang hama bubuk buah secara manual.
Kegiatan tersebut berfungsi untuk meminimalisir penyebaran hama bubuk buah
agar tidak semakin meluas. Pemetikan dilakukan oleh tenaga manusia
menggunakan tangan. Buah kopi yang dipetik adalah buah kopi berwarna merah,
kuning, hitam, dan terserang hama bubuk buah. Hasil petikan tersebut selanjutnya
dilakukan pengolahan secara dry process dengan dijemur dibawah sinar matahari
secara langsung sampai kadar air mencapai 10.5%. Kegiatan pengendalian hama
dapat dilihat pada Gambar 11.

a b c

Gambar 11 Pengendalian hama bubuk buah; (a) pemetikan buah kopi yang
terserang hama bubuk buah; (b) buah kopi yang terserang hama bubuk
buah; (c) buah kopi yang sudah dibersihkan kulitnya

Pemangkasan
Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan kultur teknis yang secara rutin
dilakukan untuk memperoleh cabang-cabang buah baru agar mencapai produksi
yang optimal. Prinsip dasar dari pemangkasan adalah membuang cabang-cabang
yang tidak dikehendaki seperti cabang-cabang tua yang tidak produktif, cabang-
cabang yang terserang hama penyakit, dan cabang kering. Tujuan dari kegiatan
pemangkasan yaitu untuk memperoleh cabang buah baru, mempermudah
pemanenan, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, masuknya cahaya
matahari, dan memperlancar sirkulasi udara dalam tajuk.
20

Pemangkasan yang dilakukan di Kebun Bangelan terbagi menjadi empat yaitu


pemangkasan pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) yang meliputi pangkas
pemeliharaan berupa wiwil kasar dan wiwil halus dan pangkas bentuk, pada
Tanaman Menghasilkan (TM) meliputi pangkas pemeliharaan, Pangkas Lewat
Panen (PLP), dan pangkas peremajaan (rejuvinasi).
Pemangkasan Bentuk. Pemangkasan bentuk dilakukan pada masa TBM
tanaman kopi untuk membentuk kerangka (frame) agar jumlah cabang maksimal
60 dan ketinggian maksimal 180 cm. Tujuan dari pemangkasan bentuk yaitu untuk
menyiapkan tanaman kopi pada masa TM agar ketinggian tanaman terjangkau
pemetik dan percabangan produksi menjadi optimal. Pelaksanaan pemangkasan
bentuk dilakukan pada bulan November sampai bulan Maret. Persiapan dalam
pemangkasan bentuk memerlukan tenaga yang terlatih, gunting pangkas, dan kayu
yang telah diberi tanda ukuran 120 cm, 150 cm, dan 160-180 cm. Tahap
pelaksanaan pemangkasan bentuk terdiri dari pemenggalan batang (topping) dan
penyunatan (clipping) cabang primer. Pemenggalan batang (topping) bertujuan
agar tanaman tidak terlalu tinggi sehingga memudahkan dalam pemeliharaan dan
pertumbuhan cabang kesamping lebih kuat. Topping dilakukan dengan tiga tahap
yaitu etape satu dengan ketinggian 100 cm, etape dua dengan ketinggian 140 cm,
dan etape tiga dengan ketinggian 180 cm (PTPN XII). Pemangkasan bentuk
pertama kali dilakukan saat tanaman kopi berumur satu tahun setelah tanam dan
diawali dengan melakukan penyunatan (clipping) di ketinggian 80 cm dengan
mempertahankan cabang yang mengarah ke timur, lalu disisakan dua ruas, dan
cabang pasangannya dipangkas. Penyunatan tersebut dilakukan untuk dijadikan
acuan dalam pemangkasan bentuk selanjutnya agar terbentuk tanaman kopi yang
berbentuk mercy. Selanjutnya, di ketinggian 100 cm dilakukan pemenggalan batang
(topping) untuk pelaksanaan etape pertama dan ditumbuhkan satu bayonet sampai
batang berwarna coklat untuk kemudian dilakukan etape kedua saat tinggi tanaman
mencapai 120 cm dengan arah yang berlawanan dari etape pertama. Dalam
pelaksanaan di lapang, dilakukan topping etape dua (diatas ketiak cabang primer)
dengan ketinggian 120-140 cm sesuai keadaan tanaman dan semua wiwilan (tunas
air) yang tumbuh harus dibuang terlebih dahulu agar cabang-cabang lateral tumbuh
kuat. Teknik pemangkasan bentuk di Kebun Bangelan adalah mempertahankan 1
bayonet agar cabang-cabang produktif lebih fokus dalam menerima nutrisi. Data
pengamatan pemangkasan bentuk dapat dilihat pada Tabel 3 dan kegiatan
pemangkasan bentuk dapat dilihat pada Gambar 12.

Tabel 3 Pengamatan pangkas bentuk pada TBM 3


Tinggi tanaman (cm) Jumlah cabang
Tahun Nomor
Blok
tanam contoh Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
pangkas pangkas pangkas pangkas
XII 2016 1 175 144 36 20
2 180 153 32 16
3 193 148 30 18
4 153 135 24 15
5 160 122 28 19
6 132 132 18 18
21

Tabel 3 (lanjutan)
Tinggi tanaman (cm) Jumlah cabang
Tahun Nomor
Blok
tanam contoh Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
pangkas pangkas pangkas pangkas
7 125 120 19 15
8 124 120 22 19
9 122 120 15 13
10 120 120 13 13
Rata-rata blok XII 148 131 24 17
Sumber : Hasil pengamatan penulis 2019

Tabel 4 Pengamatan pangkas bentuk pada TBM 2

Tinggi tanaman (cm) Jumlah cabang


Tahun Nomor
Blok
tanam contoh Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
pangkas pangkas pangkas pangkas
I 2017 1 122 120 20 18
2 134 120 17 12
3 100 100 16 16
4 131 120 23 18
5 140 125 22 12
6 130 100 17 17
7 157 134 24 14
8 154 120 19 7
9 132 120 15 13
10 129 100 24 24
Rata-rata blok I 132.9 115.9 19.7 15
Sumber : Hasil pengamatan penulis 2019

a b c

Gambar 12 Kegiatan pemangkasan bentuk; (a) pengukuran tinggi tanaman


menggunakan tongkat kayu yang diberi tanda ukuran; (b) mengukur
tinggi tunas air setelah dilakukan topping sepanjang 20 cm (satu
jengkal); (c) pemotongan salah satu cabang setelah dilakukan topping
22

Penyunatan (clipping) di Kebun Bangelan disebut dengan pemepetan.


Penyunatan dilakukan untuk mendorong pertumbuhan cabang sekunder agar
produksi lebih optimal (PTPN XII). Penyunatan cabang primer dilakukan dengan
cara memotong cabang yang mengarah ke barat dengan menyisakan 2 cm dari
batang pokok dan cabang yang mengarah ke timur disisakan dua ruas atau 20 cm
dari batang pokok. Penyunatan juga dilakukan untuk menambah cabang pada
tanaman kopi dengan keadaan yang kurang percabangannya. Hasil penyunatan
berupa tunas baru akan tumbuh satu bulan setelah dilakukan pemepetan.
Penyunatan tidak boleh dilakukan saat musim kemarau karena pada saat tersebut
pertumbuhan tanaman kopi berfokus pada pertumbuhan generatif (pembentukan
bunga), sehingga hasil penyunatan tidak akan menjadi tunas baru melainkan
menjadi bunga. Proses penyunatan dapat dilihat pada Gambar 13.

a b c

Gambar 13 Proses kegiatan penyunatan; (a) memotong salah satu cabang; (b)
menyisakan dua ruas pada cabang pasangannya; (c) hasil penyunatan
Wiwil kasar. Wiwil Kasar (WK) merupakan kegiatan pembuangan tunas air
(wiwilan) yang tumbuh pada batang utama tanaman kopi. Kegiatan wiwil kasar
berfungsi agar unsur hara yang terserap oleh tanaman kopi lebih maksimal.
Pembuangan tunas air dimulai dari pangkal batang primer dengan membuang habis
tunas air sampai ketinggian 60 cm dari permukaan tanah dan membuang tunas air
yang tidak dikehendaki, sehingga tidak semua tunas air dibuang. Pada tanaman kopi
yang memiliki percabangan sedikit, tunas air dibiarkan tumbuh 1-2 tunas air untuk
menambah cabang dan dilakukan penyunatan. Kegiatan wiwil kasar dilakukan
setiap bulan pada musim hujan dan dua bulan sekali pada musim kemarau. Tunas
air yang sudah beruas diwiwil menggunakan tangan agar pertumbuhan tunas air
tersebut tidak terlalu cepat. Pengamatan wiwil kasar dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Pengamatan tunas air


Tinggi tanaman Jumlah tunas air
Nomor
Blok
contoh Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Tunas air yang
pangkas pangkas pangkas pangkas dipangkas

I 1 173 170 11 0 11
2 160 158 19 1 18
3 200 195 20 0 20
23

Tabel 5 (lanjutan)
Tinggi tanaman Jumlah tunas air
Nomor
Blok
contoh Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Tunas air yang
pangkas pangkas pangkas pangkas dipangkas

I 4 199 196 21 2 19
5 190 171 36 1 35
6 212 212 18 1 17
7 215 210 33 1 32
8 193 170 61 5 56
9 177 172 29 0 29
10 180 180 32 1 31
Rata-rata blok I 189.9 183.4 28 1 26
XI 1 230 228 14 1 13
2 224 216 32 4 28
3 204 201 16 1 15
4 220 211 23 3 20
5 212 207 19 2 17
6 185 180 26 2 24
7 220 220 10 0 10
8 266 240 33 1 32
9 217 196 44 2 42
10 174 166 7 1 6
Rata-rata blok XI 215.2 206.5 22 2 21
Sumber : Hasil pengamatan penulis 2019

Dalam pelaksanaannya, kegiatan wiwil kasar di Kebun Bangelan biasa


dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembersihan gulma mikania micrantha yang
tumbuh menutupi tanaman kopi dengan cara memotong batangnya sehingga gulma
tersebut akan mengering dan terputus siklus hidupnya. Standar kerja pada kegiatan
wiwil kasar sebesar 0.1 ha/HK. Kegiatan wiwil kasar dapat dilihat pada Gambar 14.

a b c

Gambar 14 Kegiatan wiwil kasar; (a) tunas air sebelum dipangkas; (b) pembuangan
tunas air; (c) hasil pembuangan tunas air
24

Wiwil halus. Wiwil Halus (WH) merupakan kegiatan membuang cabang-


cabang yang tidak berguna dan tidak dikehendaki yang sifatnya mengganggu
cabang-cabang produktif yaitu cabang kering, cabang sakit, cabang cacing, cabang
patah, cabang tua, cabang ke atas, cabang balik, dan cabang yang sudah tidak
produktif seperti B4. Cabang balik tidak perlu dipangkas (optional) jika tidak
mengganggu, namun setelah pemanenan cabang tersebut harus dibuang dan untuk
mengisi kekosongan cabang dilakukan penumbuhan wiwilan baru serta dilakukan
penyunatan untuk menambah cabang baru. Kegiatan WH berfungsi untuk mengatur
pertumbuhan cabang B0 agar kondisi tanaman kopi menjadi lebih produktif dan
unsur hara yang terserap lebih fokus untuk pertumbuhan cabang-cabang produktif.
Pengamatan cabang produktif dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Pengamatan jumlah cabang


Tinggi tanaman Cabang produktif
Nomor Jumlah
Blok Sebelum Sesudah
contoh B0 B1 B2 B3 cabang
pangkas pangkas
I 1 173 170 10 0 0 0 10
2 160 158 12 0 0 0 12
3 200 195 10 50 1 0 61
4 199 196 6 22 0 0 28
5 190 171 15 26 4 0 45
6 212 212 26 23 1 0 50
7 215 210 42 35 8 0 85
8 193 170 52 21 0 0 73
9 177 172 18 32 2 0 52
10 180 180 16 10 5 3 34
Rata-rata blok I 189.9 183.4 21 22 2 0 45
XI 1 230 228 25 23 8 3 59
2 224 216 30 24 4 5 63
3 204 201 23 19 2 1 45
4 220 211 37 15 7 1 60
5 212 207 22 32 3 0 57
6 185 180 17 23 3 0 43
7 220 220 21 15 4 0 40
8 266 240 23 17 4 0 44
9 217 196 25 27 3 0 55
10 174 166 15 19 0 0 34
Rata-rata blok XI 215.2 206.5 24 21 4 1 50
Sumber : Hasil pengamatan penulis 2019

Kegiatan WH dilakukan agar pertumbuhan buah lebih optimal dan berfungsi


untuk melancarkan sirkulasi udara dalam tajuk tanaman kopi serta memudahkan
masuknya cahaya matahari. WH dilakukan dalam dua periode, periode pertama
dilakukan dua atau tiga bulan setelah pelaksanaan pangkas lepas panen dan periode
25

kedua dilakukan secara selektif pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret
(PTPN XII). Kegiatan WH juga harus diselesaikan sebelum dilakukan pemupukan.
Pelaksanaan kegiatan WH harus menggunakan alat berupa gunting pangkas dan
gergaji pangkas serta tidak diperbolehkan membuang cabang menggunakan tangan
karena akan merusak tunas-tunas seri pada cabang primer dan melukai batang
utama. Gunting pangkas digunakan untuk membuang cabang-cabang yang
berukuran kecil sedangkan gergaji pangkas digunakan untuk membuang cabang
yang berukuran besar (PTPN XII). Standar kerja pada kegiatan WH terbagi menjadi
tiga kelas yaitu kelas A dengan standar kerja 0.1 ha/HK, kelas B dengan standar
kerja 0.08 ha/HK, dan kelas C dengan standar kerja 0.05 ha/HK. Kelas tersebut
ditentukan dari keadaan fisik tanaman. Kegiatan wiwil halus dapat dilihat pada
Gambar 15.

a b c

Gambar 15 Kegiatan wiwil halus; (a) memangkas cabang kering; (b) cabang balik;
(c) cabang ke atas
Pangkas Lepas Panen (PLP). Kegiatan PLP dilakukan satu kali dalam setahun
setelah pemanenan. PLP dilakukan pada bulan Agustus dengan memperkirakan
pembungaan terjadi pada bulan Mei tahun berikutnya, maka akan terbentuk delapan
ruas, jika pemangkasan dilakukan pada akhir tahun maka cabang yang dapat
terbentuk hanya lima ruas, yang menyebabkan kerugian tiga ruas karena dalam satu
bulan terbentuk satu ruas. Dalam kegiatan PLP, hal pertama yang harus
diperhatikan adalah membuat perencanaan. Perencanaan dalam kegiatan PLP
berfungsi untuk menentukan produksi tahun berikutnya dan jika terjadi kesalahan
dalam pelaksanaanya, akan membuat produksi tahun berikutnya menurun. Dalam
membuat perencanaan tersebut harus mengetahui produksi tahun sebelum dan
produksi saat ini serta menentukan jumlah cabang yang akan dipertahankan.
Jika produksi tahun depan diharapkan sebanyak 1 ton/ha kopi pasar dengan
rendemen 20% dan populasi tanaman kopi sebanyak 1 111 tanaman/ha (jarak tanam
3 m x 3 m) dengan persentase tanaman kopi berbuah sebesar 80%, maka
perhitungannya adalah sebagai berikut.
100
1 ton/ha kopi pasar = 1 ton x 20 = 5 ton = 5 000 kg/ha kopi basah
Populasi tanaman kopi berbuah = 1 111 pohon/ha x 80% = 889 pohon/ha
Perhitungan untuk menentukan jumlah cabang yang dipertahankan adalah sebagai
berikut.
1 kg kopi gelondong = 850 butir/kg kopi gelondong
5 000 kg/ha kopi gelondong = 5 000 kg/ha x 850 butir/kg = 4 250 000 butir/ha
26

4 250 000 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟/ℎ𝑎


Jumlah butir per tanaman = = 4 780 butir/pohon
889 𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛/ℎ𝑎
1 dompol = 20 butir/dompol
4 780 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟/𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛
4 780 butir/pohon = 20 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟/𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛 = 239 dompol/pohon
1 cabang = 5 dompol/cabang
239 𝑑𝑜𝑚𝑝𝑜𝑙/𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛
239 dompol/pohon = 5 𝑑𝑜𝑚𝑝𝑜𝑙/𝑐𝑎𝑏𝑎𝑛𝑔 = 48 cabang/pohon
Jadi, untuk mencapai produksi 1 ton/ha kopi pasar diperlukan 48 cabang/pohon
dengan jumlah populasi tanaman kopi yang berbuah sebanyak 880 pohon/ha.
Dalam menghitung populasi tanaman kopi yang berbuah, tanaman kopi dengan
jumlah butir diatas 200 dikatakan pohon berbuah dan tanaman kopi dengan jumlah
butir dibawah 200 dikatakan pohon tidak berbuah. Kegiatan simulasi pangkas lepas
panen dapat dilihat pada Gambar 16.

a b c

Gambar 16 Simulasi pangkas lepas panen; (a) kegiatan memangkas cabang


menggunakan gunting pangkas; (b) cabang cacing yang telah
dipangkas; (c) membuang tunas air
Pelaksanaan PLP dilakukan dengan mempertahankan cabang B0 dan cabang-
cabang produktif serta membuang cabang-cabang yang tidak dikehendaki seperti
tunas air, cabang kering/mati, cabang sakit, cabang balik, cabang ke atas (lanang),
cabang cacing, dan cabang tidak produktif. Jika terdapat cabang yang tidak
dikehendaki sudah berbuah, cabang tersebut dipertahankan sampai panen jika
memungkinkan dan setelah panen cabang tersebut harus dibuang. Cabang B3
seharusnya dibuang, tetapi jika ketersediaan cabang pada tanaman kopi kurang
maka lebih baik dipertahankan. Cabang berbuah dapat menghasilkan dompol rata-
rata 8-12 dompol/tanaman dan akan tumbuh satu dompol per satu bulan. Data
pengamatan cabang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Pengamatan jumlah cabang produktif


Tinggi tanaman Cabang produktif
Nomor Jumlah
Blok
contoh Sebelum Sesudah B0 B1 B2 B3 cabang
pangkas pangkas
I 1 173 170 10 0 0 0 10
2 160 158 12 0 0 0 12
3 200 195 10 50 1 0 61
4 199 196 6 22 0 0 28
27

Tabel 7 (lanjutan)
Tinggi tanaman Cabang produktif
Nomor Jumlah
Blok Sebelum Sesudah
contoh B0 B1 B2 B3 cabang
pangkas pangkas
5 190 171 15 26 4 0 45
6 212 212 26 23 1 0 50
7 215 210 42 35 8 0 85
8 193 170 52 21 0 0 73
9 177 172 18 32 2 0 52
10 180 180 16 10 5 3 34
Rata-rata blok I 189.9 183.4 21 22 2 0 45
XI 1 230 228 25 30 8 3 66
2 224 216 42 24 4 5 75
3 204 201 23 19 2 1 45
4 220 211 37 15 7 1 60
5 212 207 22 32 3 0 57
6 185 180 13 23 3 0 39
7 220 220 40 20 4 0 64
8 266 240 37 25 4 0 66
9 217 196 50 27 3 0 80
10 174 166 10 19 0 0 29
Rata-rata blok XI 215.2 206.5 30 23 4 1 59
Sumber : Hasil pengamatan penulis 2019

Dalam pelaksanaan PLP harus dilakukan oleh tenaga kerja ahli dan diawasi oleh
Mandor. Seminggu setelah pelaksanaan PLP, dilakukan pengecekan kembali
dengan menghitung rata-rata jumlah cabang yang telah dilakukan PLP per
hektarnya agar sesuai dengan perencanaan awal. Jika hasil pengecekan mendapat
rata-rata cabang yang tidak sesuai dengan perencanaan awal, dilakukan tindakan
untuk hari selanjutnya dengan mengubah perencanaan yang sudah dibuat. Standar
kerja pada kegiatan PLP adalah 0.05 ha/HK. Dari data pada tabel diatas dapat
dikonversi dalam bentuk persentase (%). Persentase cabang produktif dapat dilihat
pada Tabel 8.

Tabel 8 Persentase cabang produktif


Tinggi tanaman Persentase cabang (%)
Nomor
Blok
contoh Sebelum Sesudah B0 B1 B2 B3
pangkas pangkas
I 1 173 170 100 0 0 0
2 160 158 100 0 0 0
3 200 195 16 82 2 0
4 199 196 21 79 0 0
5 190 171 33 58 9 0
6 212 212 52 46 2 0
28

Tabel 8 (lanjutan)
Tinggi tanaman Persentase cabang (%)
Nomor
Blok Sebelum Sesudah
contoh B0 B1 B2 B3
pangkas pangkas
7 215 210 49 41 9 0
8 193 170 71 29 0 0
9 177 172 35 62 4 0
10 180 180 47 29 15 9
Rata-rata blok I 189.9 183.4 53 43 4 1
XI 1 230 228 38 45 12 5
2 224 216 56 32 5 7
3 204 201 51 42 4 2
4 220 211 62 25 12 2
5 212 207 39 56 5 0
6 185 180 40 53 7 0
7 220 220 63 31 6 0
8 266 240 56 38 6 0
9 217 196 63 34 4 0
10 174 166 44 56 0 0
Rata-rata blok XI 215.2 206.5 51 41 6 2
Rata-rata keseluruhan 202.6 195 52 42 5 1
Sumber : Hasil pengamatan penulis 2019

Taksasi Bunga dan Buah


Taksasi Bunga. Taksasi bunga merupakan kegiatan yang dilakukan pada saat
munculnya bunga masih dalam keadaan kuncup. Taksasi bunga dengan
menggunakan metode slegging factor ini dilakukan setiap bulan untuk memonitor
buah yang tumbuh sampai panen. Pengamatan ini dimulai pada saat bunga masih
dalam stadium lilin atau pada bulan Agustus-September lalu setiap bunga yang
mekar terus diamati sampai bunga tersebut menjadi buah. Pengamatan dilakukan
pada satu cabang sebagai monitor di setiap pohon sampel. Dasar pemilihan pohon
sampel yaitu 10% dari total luasan blok lalu dipilih satu pohon sebagai patokan
kemudian setiap jarak 10 pohon ke Utara-Selatan dan Timur-Barat diberi ajir serta
nomor pohon. Hitung jumlah tanaman yang berbunga pada areal tersebut (PB/ha).
Hitung cabang yang berbunga (Cb), ruas berbunga (Rs dan bunga lilin (BI) yang
terbentuk setiap cabang lalu dirata-ratakan (PTPN XII Kebun Bangelan).
Persentase hasil pengamatan dari stadium lilin sampai menjadi buah biasanya
menurun dan penurunan tersebut tidak boleh ≤ 30%.

Taksasi Buah. Taksasi buah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk


memperkirakan hasil produksi yang akan dipanen pada suatu areal. Taksasi buah
dilakukan pada tanaman sampel yang sudah diberi ajir penanda dan nomor sampel
di setiap tanaman kopi. Cara pemilihan tanaman sampel tersebut yaitu lima tanaman
kopi ke arah barat-timur dan 10 tanaman kopi ke arah utara-selatan. Taksasi buah
dilakukan pada setiap blok. Kegiatan taksasi buah dilakukan dengan cara
29

menghitung semua butir per dompol pada masing-masing tanaman sampel. Setelah
dilakukan perhitungan tersebut, hasil perhitungan dibagi dengan 850 untuk
mengetahui jumlah butir dalam kilogram.

a b

Gambar 17 Kegiatan taksasi buah; (a) kalkulator dan alat tulis untuk kegiatan
taksasi buah; (b) menghitung jumlah butir per dompol.

5.2 Aspek Manajerial

Dalam aspek manajerial penulis mempelajari cara untuk merencanakan,


mengorganisasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan budi daya tanaman
kopi robusta untuk mencapai hasil yang optimal. Tenaga kerja di Kebun Bangelan
terdiri dari tenaga kerja staf dan non staf. Tenaga kerja staf yaitu Manajer, Asisten
Administrasi dan Keuangan Umum, Asisten Teknik dan Pengolahan dan Asisten
Tanaman. Tenaga kerja non staf yaitu karyawan tetap kantor induk, karyawan
bulanan (Mandor yang memiliki golongan), Mandor non golongan, karyawan
harian lepas, karyawan pabrik, dan supir. Dalam tingkat Mandor biasanya
dilakukan rotasi pekerjaan sesuai dengan program kerja yang telah dibuat dan saat
terjadi kendala dalam satu kegiatan akan digantikan oleh kegiatan lain. Oleh sebab
itu, seorang Mandor harus dapat menguasai semua teknis pemeliharaan tanaman
kopi robusta terkecuali untuk Mandor pembibitan karena harus memiliki keahlian
khusus dalam memelihara dan menangani bibit kopi. Pada saat menjadi
pendamping Mandor, penulis mengikuti kegiatan rol (absen) setiap pagi sebelum
melakukan pekerjaan.
Aspek manajerial yang dilakukan oleh penulis di perkebunan kopi robusta yaitu
sebagai pendamping Mandor yang meliputi Mandor pembibitan, Mandor
pemangkasan, Mandor pengendalian gulma kimiawi, Mandor pemupukan, Mandor
pengendalian hama dan sebagai pendamping Asisten Tanaman.
Pendamping Mandor Pembibitan
Mandor pembibitan memiliki tugas yang pertama yaitu mencari tenaga kerja
sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan pekerjaan yang telah ditentukan.
Seorang Mandor pembibitan harus bijak dan teliti dalam mencari tenaga kerja yang
terampil terutama untuk pekerjaan stek sambung pucuk yang membutuhkan tenaga
ahli agar tidak terjadi kegagalan yang menyebabkan persentase bibit yang hidup
menjadi sedikit dan berakibat pada budi daya tanaman kopi selanjutnya. Mandor
30

juga bertugas menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam menunjang
pekerjaan tenaga kerjanya sesuai dengan pekerjaan yang telah ditentukan.
Tugas yang kedua yaitu merencanakan pekerjaan yang akan dilakukan seperti
penyiapan bahan tanam, pembuatan sungkup dan paranet, pembuatan stek sambung
pucuk, dan pekerjaan pemeliharaan di areal pembibitan. Perencanaan dibuat
berdasarkan kebutuhan di areal pembibitan sehari sebelumnya dan dilakukan atas
persetujuan Asisten Tanaman.
Tugas yang ketiga yaitu mengarahkan dan mengorganisasikan tenaga kerja
sesuai dengan kemampuannya dalam bekerja. Dalam hal ini, pengetahuan seorang
Mandor mengenai kemampuan pekerjanya sangat diperlukan dan harus mengetahui
sifat, sikap dan cara kerja dari setiap pekerjanya agar mencapai prestasi yang
diharapkan.
Tugas yang keempat yaitu mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
pekerja. Dalam hal ini, Mandor harus menemani dan mengawasi secara langsung
pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja dan jika pekerjaan tidak sesuai dengan
arahan sebelumnya, Mandor akan menegur dan mengevaluasinya secara langsung
saat pekerjaan sedang berlangsung.
Pada akhir pekerjaan, Mandor melaporkan hasil pekerjaan pada hari tersebut
dengan mengisi buku administrasi di Kantor Afdeling untuk dilaporkan kepada
Asisten Tanaman dan mengikuti evaluasi bersama Asisten Tanaman.

Pendamping Mandor Pemangkasan


Mandor pemangkasan memiliki tugas yang pertama yaitu mencari tenaga kerja
sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan permintaan dari Asisten Tanaman.
Seorang Mandor pemangkasan harus bijak dalam mencari tenaga kerja yang
terampil untuk kegiatan pemangkasan, terutama dalam kegiatan pangkas lepas
panen yang memerlukan tenaga ahli dalam kegiatannya, jika terjadi kesalahan
dalam memilih tenaga kerja akan berakibat pada penurunan produksi tanaman kopi
tahun berikutnya.
Dalam kegiatan pemangkasan, Mandor tidak membuat perencanaan kegiatan
karena perencanaan dibuat oleh Asisten Tanaman dan Mandor mendapat arahan
pekerjaan sehari sebelumnya dari Asisten Tanaman.
Tugas yang kedua yaitu mengarahkan dan mengorganisasikan tenaga kerja
sesuai dengan kemampuannya dalam bekerja dan menempatkan pekerja sesuai
dengan umur dan urutan dalam buku absen. Dalam hal ini, pengetahuan seorang
Mandor mengenai kemampuan pekerjanya sangat diperlukan agar mencapai
prestasi yang diharapkan.
Tugas yang ketiga yaitu mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
pekerja. Dalam hal ini, Mandor harus menemani dan mengawasi secara langsung
pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja dengan cara melihat pekerjaan secara zig-
zag atau berpotongan dengan arah pekerja, jika pekerjaan tidak sesuai dengan
arahan sebelumnya, Mandor akan menegur dan mengevaluasinya secara langsung
saat pekerjaan sedang berlangsung.
Pada akhir pekerjaan, Mandor melaporkan hasil pekerjaan pada hari tersebut
dengan mengisi buku administrasi di Kantor Afdeling untuk dilaporkan kepada
Asisten Tanaman dan mengikuti evaluasi bersama Asisten Tanaman.
31

Pendamping Mandor Pengendalian Gulma Kimiawi (Chemical Weeding)


Mandor Chemical Weeding memiliki tugas yang pertama yaitu mencari tenaga
kerja sesuai dengan kebutuhan. Seorang Mandor Chemical Weeding harus bijak
dalam mencari tenaga kerja yang terampil untuk pekerjaan tersebut. Dalam kegiatan
Chemical Weeding diperlukan tenaga kerja wanita untuk menyemprot dan tenaga
kerja pria untuk mengangkut bahan isi ulang.
Dalam kegiatan Chemical Weeding, Mandor tidak membuat perencanaan
kegiatan karena perencanaan dibuat oleh Asisten Tanaman dan Mandor mendapat
arahan pekerjaan sehari sebelumnya dari Asisten Tanaman.
Tugas yang kedua yaitu mengarahkan dan mengorganisasikan tenaga kerja
sesuai dengan kemampuannya dalam bekerja dan menempatkan pekerja sesuai
dengan umur dan urutan dalam buku absen. Dalam hal ini, pengetahuan seorang
Mandor mengenai kemampuan pekerjanya sangat diperlukan agar mencapai
prestasi yang diharapkan. Mandor menempatkan pekerja pada alur tanaman sesuai
dengan kontur lahan, jika lahan miring, Mandor menempatkan pekerja yang paling
muda di kontur terbawah dan pekerja yang sudah berumur ditempatkan di kontur
teratas. Pekerjaan dilakukan dari bawah menuju atas (dekat jalan).
Tugas yang ketiga yaitu mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
pekerja. Dalam hal ini, Mandor harus menemani dan mengawasi secara langsung
pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, jika pekerjaan tidak sesuai dengan arahan
sebelumnya, Mandor akan menegur dan mengevaluasinya secara langsung saat
pekerjaan sedang berlangsung.
Pada akhir pekerjaan, Mandor melaporkan hasil pekerjaan pada hari tersebut
dengan mengisi buku administrasi di Kantor Afdeling untuk dilaporkan kepada
Asisten Tanaman dan mengikuti evaluasi bersama Asisten Tanaman.

Pendamping Mandor Pemupukan


Mandor pemupukan memiliki tugas yang pertama yaitu mencari tenaga kerja
sesuai dengan kebutuhan. Seorang Mandor pemupukan harus bijak dalam mencari
tenaga kerja yang terampil untuk pekerjaan tersebut. Dalam kegiatan pemupukan
diperlukan tenaga kerja persiapan pemupukan dan tenaga kerja memupuk.
Dalam kegiatan pemupukan, Mandor tidak membuat perencanaan kegiatan
karena perencanaan dibuat oleh Asisten Tanaman dan Mandor mendapat arahan
pekerjaan sehari sebelumnya dari Asisten Tanaman.
Tugas yang kedua yaitu mengarahkan dan mengorganisasikan tenaga kerja
sesuai dengan kemampuannya dalam bekerja. Dalam hal ini, pengetahuan seorang
Mandor mengenai kemampuan pekerjanya sangat diperlukan agar mencapai
prestasi yang diharapkan. Mandor harus dapat mengarahkan pekerjaan agar
mencapai target yang telah direncanakan berupa motivasi untuk pekerjanya.
Tugas yang ketiga yaitu mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
pekerja. Dalam hal ini, Mandor harus menemani dan mengawasi secara langsung
pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, jika pekerjaan tidak sesuai dengan arahan
sebelumnya, Mandor akan menegur dan mengevaluasinya secara langsung saat
pekerjaan sedang berlangsung.
Pada akhir pekerjaan, Mandor melaporkan hasil pekerjaan pada hari tersebut
dengan mengisi buku administrasi di Kantor Afdeling untuk dilaporkan kepada
Asisten Tanaman dan mengikuti evaluasi bersama Asisten Tanaman.
32

Pendamping Mandor Hama dan Penyakit


Mandor hama dan penyakit memiliki tugas yang pertama yaitu mencari tenaga
kerja sesuai dengan kebutuhan. Seorang Mandor hama dan penyakit harus bijak
dalam mencari tenaga kerja yang terampil untuk pekerjaan tersebut. Dalam kegiatan
pengendalian hama dan penyakit diperlukan tenaga kerja hanya untuk
pengaplikasian jamur Beauveria bassiana dan petik bubuk buah untuk
mengendalikan hama PBKo sedangkan untuk kegiatan trapping tidak memerlukan
tenaga kerja.
Dalam kegiatan pengendalian hama dan penyakit, Mandor tidak membuat
perencanaan kegiatan karena perencanaan dibuat oleh Asisten Tanaman dan
Mandor mendapat arahan pekerjaan sehari sebelumnya dari Asisten Tanaman.
Tugas yang kedua yaitu mengarahkan dan mengorganisasikan tenaga kerja
sesuai dengan kemampuannya dalam bekerja. Dalam hal ini, pengetahuan seorang
Mandor mengenai kemampuan pekerjanya sangat diperlukan agar mencapai
prestasi yang diharapkan.
Tugas yang ketiga yaitu mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
pekerja. Dalam hal ini, Mandor harus menemani dan mengawasi secara langsung
pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, jika pekerjaan tidak sesuai dengan arahan
sebelumnya, Mandor akan menegur dan mengevaluasinya secara langsung saat
pekerjaan sedang berlangsung.
Pada akhir pekerjaan, Mandor melaporkan hasil pekerjaan pada hari tersebut
dengan mengisi buku administrasi di Kantor Afdeling untuk dilaporkan kepada
Asisten Tanaman dan mengikuti evaluasi bersama Asisten Tanaman.

Pendamping Asisten Tanaman


Asisten Tanaman (Astan) merupakan pimpinan yang memiliki tanggung jawab
atas suatu afdeling dan membantu manajer dalam mengelola afdeling tersebut.
Seorang Astan harus mampu mengorganisasikan pekerjaan sesuai kemampuan dan
kebutuhan afdeling, mampu menganalisa pekerjaan yang lebih penting, mampu
berkomunikasi dengan baik kepada manajer, para staf, maupun karyawan yang
dipimpinnya, dan mampu bersosialisasi dengan baik kepada masyarakat di
lingkungan perkebunan.
Seorang Astan bertanggung jawab atas semua pekerjaan di lapangan dan
administrasi pada suatu afdeling. Di lapangan, Astan bertugas untuk mengawasi
dan mengecek pekerjaan Mandor dan karyawannya secara langsung di lapangan.
Dalam mengawasi tersebut, diusahakan tidak diketahui oleh Mandor dan
karyawannya. Astan harus terlebih dahulu menguasai kebun seperti batas-batas
kebun, nomor kebun, dan jalan pintas yang terdapat di kebun. Pengawasan tersebut
bertujuan untuk memastikan jumlah karyawan, cara bekerja karyawan, dan luasan
yang dikerjakan. Setelah dua hari dilakukan pengawasan dan pengecekan,
dilakukan pengecekan ulang untuk melihat hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan,
jika terdapat pekerjaan yang belum sesuai perencanaan, dilakukan evaluasi dengan
Mandor keesokan harinya. Oleh karena itu, seorang Astan harus mengetahui
keadaan afdeling yang menjadi tanggung jawabnya. Pada administrasi, seorang
Astan bertanggung jawab dalam pembuatan program kerja meliputi program kerja
untuk lima tahun, satu tahun, triwulan (per tiga bulan), bulanan, per masa (per dua
minggu), mingguan, sampai harian. Dalam pembuatan program tersebut, seorang
33

Astan harus melihat program sebelumnya, RKAP (Rencana Kerja Anggaran


Perusahan), PPAP (Permintaan Pelaksanaan Anggaran Perusahaan), kemampuan
dari afdeling, dan kebutuhan dari afdeling sebagai acuan serta mengetahui keadaan
kebun seperti keadaan lahan dari masing-masing blok. Selanjutnya, seorang Astan
membuat rencana anggaran biaya untuk program kerja yang sudah direncanakan.
Dalam pembuatan rencana anggaran biaya yang diutamakan adalah biaya Mandor,
keamanan, juru tulis, pembantu juru tulis, dan premi. Setelah itu, biaya untuk
karyawan harus disesuaikan dengan volume pekerjaan yang akan dilakukan.
Kemudian rencana anggaran tersebut diberikan kepada manajer untuk disetujui.
Selanjutnya, dilakukan perencanaan pembagian kegiatan yang akan dilakukan dan
mandor yang akan memimpin kegiatan yang telah direncanakan. Perencanaan
kegiatan dilakukan dengan mengarah ke program kerja yang sudah dibuat dan
dikondisikan dengan kondisi tanaman. Program kerja tersebut terdapat di dalam
buku program kerja. Oleh sebab itu, seorang Astan harus mengetahui kemampuan
dari masing-masing Mandor agar pekerjaan dilakukan sesuai perencanaan dan
mencapai prestasi yang diharapkan.

6 PEMBAHASAN

Pemangkasan

Pemangkasan pada tanaman kopi sangat penting dilakukan karena merupakan


titik kritis dalam kegiatan budi daya tanaman kopi. Pemangkasan juga dilakukan
untuk memperoleh cabang-cabang buah baru agar tetap produktif dan mencapai
produksi yang optimal. Kegiatan pemangkasan yang dilakukan oleh penulis di
Kebun Bangelan yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan
pangkas lepas panen. Pemangkasan bentuk dilakukan pada bulan November sampai
bulan Maret (awal musim kemarau). Setelah memasuki musim kemarau,
diusahakan tidak melakukan kegiatan pemangkasan bentuk karena pertumbuhan
tanaman kopi sudah memasuki fase pertumbuhan generatif atau pembentukan
bunga. Pemangkasan pemeliharaan terdiri dari wiwil halus dan wiwil kasar. Wiwil
halus dilakukan dalam dua periode yaitu wiwil halus periode pertama dilakukan
dua atau tiga bulan setelah pangkas lepas panen dan periode kedua dilakukan secara
selektif pada bulan Februari sampai bulan Maret. Wiwil kasar dilakukan satu bulan
sekali saat musim hujan dan dua bulan sekali saat musim kemarau. Pangkas lepas
panen dilakukan setelah panen raya selesai yaitu pada bulan Oktober.

Pemangkasan Bentuk

Pemangkasan bentuk merupakan kegiatan untuk membentuk kerangka (frame)


agar jumlah cabang maksimal 60 dan ketinggian maksimal 180 cm. Tujuan dari
pemangkasan bentuk yaitu untuk menyiapkan tanaman kopi pada masa TM agar
ketinggian tanaman terjangkau pemetik dan percabangan produksi menjadi
optimal. Teknik pemangkasan bentuk di Kebun Bangelan adalah mempertahankan
1 bayonet agar cabang-cabang produktif lebih fokus dalam menerima nutrisi.
Dalam pemangkasan bentuk, dilakukan tiga tahap pemenggalan batang (topping)
34

yaitu topping pertama dilakukan di ketinggian 100 cm pada masa TBM 1, topping
kedua dilakukan di ketinggian 140 cm pada masa TBM 2, dan topping ketiga
dilakukan di ketinggian 180 cm pada masa TBM 3. Hasil pengamatan pemangkasan
bentuk pada tabel 3 dan 4 menunjukan bahwa tinggi rata-rata tanaman kopi pada
TBM 3 sebelum dilakukan pemangkasan adalah 148 cm dan tinggi rata-rata setelah
dilakukan pemangkasan adalah 131 cm. Pada TBM 2 tinggi rata-rata tanaman kopi
sebelum dilakukan pemangkasan adalah 132.9 cm dan tinggi rata-rata setelah
dilakukan pemangkasan adalah 115.9 cm.

Wiwil Kasar

Wiwil kasar bertujuan untuk membuang tunas air (wiwilan) yang tumbuh pada
batang utama tanaman kopi agar unsur hara yang terserap oleh tanaman kopi lebih
maksimal. Pada tanaman kopi yang memiliki percabangan sedikit, tunas air
dibiarkan tumbuh 1-2 tunas air untuk menambah cabang dan dilakukan penyunatan
(clipping) untuk mendorong pertumbuhan cabang sekunder. Jika percabangan pada
tanaman kopi terisi penuh, maka tunas air harus dipangkas sampai habis agar unsur
hara yang terserap oleh tanaman kopi menjadi optimal. Hasil pengamatan tunas air
pada tabel 5 menunjukan bahwa rata-rata tunas air di Blok I adalah 28 tunas air dan
rata-rata tunas air di Blok XI adalah 22.4 tunas air. Tunas air yang disisakan rata-
rata adalah 1 tunas air pada masing-masing blok, karena tunas air tersebut berfungsi
untuk mengisi kekosongan cabang pada tanaman dengan memilih tunas air yang
baik dan kuat untuk dipelihara. Pada blok I keadaan tanah yang subur dan gulma
yang tidak terlalu banyak menyebabkan pertumbuhan tunas air lebih banyak dan
lebih cepat dibandingkan dengan blok XI dengan keadaan lahan yang terdapat
banyak gulma sehingga tunas air dan gulma bersaing dalam menyerap unsur hara
dan menyebabkan pertumbuhan tunas air di blok XI lebih sedikit.

Wiwil Halus

Wiwil halus merupakan kegiatan membuang cabang-cabang yang tidak


berguna dan tidak dikehendaki yang sifatnya mengganggu cabang-cabang produktif
yaitu cabang kering, cabang sakit, cabang cacing, cabang patah, cabang tua, cabang
ke atas, cabang balik, dan cabang yang sudah tidak produktif seperti B4. Cabang
balik tidak selalu dipangkas karena menyesuaikan dengan kondisi tanaman kopi.
Hasil pengamatan pada tabel 6 menunjukan bahwa rata-rata cabang yang dipangkas
pada blok XI adalah 13 dengan jumlah cabang rata-rata setelah pangkas adalah 59
cabang, sedangkan rata-rata cabang yang dipangkas pada blok I adalah enam
dengan jumlah cabang rata-rata setelah pangkas adalah 45 cabang. Rata-rata tinggi
tanaman setelah pangkas pada kedua blok tersebut adalah 195 cm. hal tersebut
melebihi standar yang diberikan perusahan yaitu ketinggian maksimal 180 cm
namun tanaman kopi tersebut masih dalam kondisi yang baik dan masih
memudahkan dalam pemanenan.
Cabang yang tidak dikehendaki harus dipangkas untuk melancarkan sirkulasi
udara dalam tajuk dan memudahkan masuknya cahaya matahari. Namun, pada
kondisi tanaman dengan percabangan yang kurang tidak semua cabang yang tidak
dikehendaki harus dipangkas seperti cabang balik dan cabang B3/B4 jika cabang
tersebut masih terdapat buah yang sehat harus dipertahankan hingga panen dan
35

setelah panen cabang tersebut harus dibuang. Untuk cabang yang tidak dikehendaki
lainnya seperti cabang sakit, cabang kering, cabang lanang, dan cabang cacing
harus dipangkas karena untuk menghindari persaingan unsur hara dengan cabang
produktif sehingga unsur hara yang terserap oleh tanaman kopi menjadi optimal
dalam pembentukan buah dan pertumbuhan cabang-cabang buah baru.
Pangkas Lepas Panen

Pelaksanaan PLP dilakukan dengan mempertahankan cabang B0 dan cabang-


cabang produktif serta membuang cabang-cabang yang tidak dikehendaki seperti
tunas air, cabang kering/mati, cabang sakit, cabang balik, cabang ke atas (lanang),
cabang cacing, dan cabang tidak produktif. Dari hasil pengamatan jumlah cabang
produktif pada tabel 7 cabang B3 masih dipelihara karena dilihat dari cabang
tersebut masih terdapat buah yang sehat dan dipertahankan sampai panen, setelah
panen cabang tersebut harus dibuang dan memperbanyak cabang B0 serta
mempertahankan cabang yang masih produktif.
Jumlah cabang produktif terbanyak terdapat pada blok XI dengan rata-rata 50
cabang/tanaman sedangkan pada blok I rata-rata hanya 45 cabang/tanaman. Untuk
rata-rata jumlah cabang B0, B1, B2, dan B3 juga terbanyak pada blok XI dengan
jumlah 24 cabang B0, 21 cabang B1, 4 cabang B2, dan 1 cabang B3 sedangkan rata-
rata jumlah cabang B0, B1, B2, dan B3 pada blok I adalah 21 cabang B0, 22 cabang
B1, 2 cabang B2, dan tidak ada cabang B3. Hasil pengamatan tersebut setelah
dilakukan konversi ke dalam bentuk persentase didapat masing-masing blok
melebihi standar yang ditentukan perusahaan yaitu rata-rata percabangan B0, B1,
dan B2 sebesar 33%. Hal itu dikarenakan pelaksanaan PLP di tahun sebelumnya
kondisi tanaman kopi kekurangan cabang sehingga, cabang-cabang yang tidak
produktif dipangkas dan menumbuhkan cabang-cabang baru yang lebih produktif.

7 SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Kegiatan praktik kerja lapangan yang dilakukan telah meningkatkan


keterampilan, menambah pengalaman, dan menambah wawasan mengenai teknik
budi daya tanaman kopi khususnya dalam kegiatan pemangkasan di Kebun
Bangelan PT Perkebunan XII. Pemangkasan yang dilakukan di Kebun Bangelan
yaitu pemangkasan bentuk, wiwil kasar, wiwil halus, dan pangkas lepas panen.
Kegiatan pemangkasan menentukan produksi tahun yang akan datang, sehingga
memerlukan tenaga kerja yang ahli dalam kegiatan tersebut. Tunas air yang
dipertahankan bertujuan untuk mengisi kekosongan percabangan pada tanaman
kopi. Cabang yang tidak dikehendaki seperti cabang kering, cabang sakit, cabang
ke atas, cabang cacing, cabang balik, dan cabang yang sudah tidak produktif
dipangkas agar unsur hara yang terserap lebih fokus untuk cabang-cabang yang
menghasilkan buah. Kegiatan pemangkasan memerlukan tenaga kerja yang ahli dan
teliti karena sangat mempengaruhi hasil produksi pada tahun berikutnya.
36

7.2 Saran

Pelatihan mengenai pemangkasan sangat diperlukan untuk meningkatkan


keterampilan dan meminimalisir kesalahan pada saat kegiatan pangkas lepas panen,
karena kegiatan tersebut sangat menentukan produksi untuk tahun berikutnya.
Pelatihan dilakukan secara langsung di lapangan dengan pengarahan yang diberikan
oleh Asisten Tanaman dan dibantu oleh Mandor. Peran dari seorang Asisten
Tanaman sangat penting dalam meningkatkan kualitas dari para karyawan terutama
dalam kegiatan pemangkasan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Marini S. 2011. Si Hitam Menguntungkan Budi Daya dan Pemasaran.


Yogyakarta (ID) : Cahaya Atma Pustaka.
Ihza. 2018. Pemangkasan Tanaman Kopi (Coffea arabica L.) di Kebun Kalisat
Jampit PT Perkebunan Nusantara XII Bondowoso Jawa Timur [Tugas Akhir]:
Institut Pertanian Bogor
Pamungkas. 2018. Manajemen Pemangkasan Tanaman Kopi Robusta (Coffea
canephora L.) di Kebun Bangelan PTPN XII Malang Jawa Timur [Tugas
Akhir]: Institut Pertanian Bogor.
Rahardjo P. 2012. Panduan Budi Daya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta.
Jakarta (ID) : Penebar Swadaya.
Rahardjo P. 2017. Berkebun Kopi. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Rukmana R. 2014. Untung Selangit dari Agribisnis Kopi. Dlm Suyantoro FS.
Yogyakarta (ID) : Lily Publisher.
Suwarto, Octavianty Y, Hermawati S. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan. Jakarta
(ID) : Penebar Swadaya.
[PTPN XII] PT Perkebunan Nusantara XII. 2013. Buku Pedoman Budidaya
Tanaman Kopi Robusta. Surabaya (ID).
37

LAMPIRAN
39

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai KHL di Kebun Bangelan PTPN XII


Prestasi kerja
Tanggal Kegiatan Lokasi Uraian kegiatan
Mahasiswa Karyawan Standar
……..(satuan/HK)……..
22/01/2019 Perkenalan dan - - - Kantor Afdelling Melakukan orientasi pembibitan
orientasi Kebun Bangelan tanaman kopi di Kebun
pembibitan Bangelan, dan mengikuti
evaluasi harian.
23/01/2019 Pembibitan 0.05 ha 0.5 ha 0.5 ha Areal Pembibitan Menyiang gulma secara manual
Afdelling 1 pada areal pembibitan tanaman
Besaran kopi dan memindahkan bibit ke
dalam paranet.
24/01/2019 Pembibitan 36 polybag 500 polybag 500 polybag Areal Pembibitan Mengisi polybag dengan media
Afdelling 1 tanah dan campuran pupuk
Besaran kandang + kompos dengan
perbandingan 1:1 dan
ditambahkan furadan pembuatan
kerangka sungkup.
25/01/2019 Pembibitan 40 polybag 500 polybag 500 polybag Areal Pembibitan Melanjutkan mengisi polybag
Afdelling 1 dengan media tanam, menata
Besaran polybag dengan 2 percobaan
yaitu menata dengan berbentuk
bintang dan menata dengan rapat
serta membuat kerangka sungkup
menggunakan bambu.

39
40

40
Lampiran 1 (lanjutan)
Prestasi kerja
Tanggal Kegiatan Lokasi Uraian kegiatan
Mahasiswa Karyawan Standar
26/01/2019 Pemanenan - - - Blok I Afdelling 1 Memanen buah kopi ekselsa
Besaran dan Pabrik yang sudah berwarna merah,
Kebun Bangelan. melakukan sortasi buah kopi
menjadi beberapa kelompok
seperti kismis, bancuk, dan
berwarna hijau, serta mengolah
buah kopi secara dry process.
28/01/2019 Pembibitan 50 stek 125 stek 125 stek Areal Pembibitan Melakukan stek sambung dari
Afdelling 1 bahan yang diambil pada kebun
Besaran entres Kebun Bangelan dengan
mengambil tunas air dari klon
BGN 939 untuk batang atas dan
tunas air dari klon BP 308 untuk
batang bawah, dan menanam stek
sambung di polybag yang sudah
disediakan.
29/01/2019 Pembibitan 25 stek 125 stek 125 stek Areal Pembibitan Melakukan stek sambung dari
Afdelling 1 bahan yang diambil pada kebun
Besaran entres Kebun Bangelan dengan
mengambil tunas air dari
klon BGN 939 untuk batang atas
dan tunas air dari klon BP 308
untuk batang bawah dan
menanam stek sambung di
polybag.
41

Lampiran 1 (lanjutan)
Prestasi kerja
Tanggal Kegiatan Lokasi Uraian kegiatan
Mahasiswa Karyawan Standar
30/01/2019 Pembibitan 25 stek 125 stek 125 stek Areal Pembibitan Melakukan stek sambung dari
Afdelling 1 bahan yang diambil pada kebun
Besaran entres Kebun Bangelan dengan
mengambil tunas air dari klon
BGN 939 untuk batang atas dan
tunas air dari klon BP 308 untuk
batang bawah, menanam stek
sambung pucuk di polybag yang
sudah disediakan, dan mengukur
diameter batang bibit kopi
sampel menggunakan meteran.
31/01/2019 Pembibitan - - - Areal Pembibitan Memberikan pupuk urea cair
Afdelling 1 dengan dosis 500 g/10 liter dan
Besaran diaplikasikan 1 gayung untuk 3
bibit tanaman kopi.
01/02/2019 Pemangkasan 0.050 ha 0.056 ha 0.056 ha Blok III Afdelling Melakukan pemangkasan wiwil
1 Besaran kasar dan wiwil halus pada
tanaman kopi dengan
memangkas tunas air, cabang
kering, topping, cabang yang
patah terkena air atau tertimpa
pohon, cabang lanang, dan
cabang balik.

42
42

41
Lampiran 1 (lanjutan)
Prestasi kerja
Tanggal Kegiatan Lokasi Uraian kegiatan
Mahasiswa Karyawan Standar
02/02/2019 Pemangkasan 0.050 ha 0.086 ha 0.1 ha Blok I Afdelling 1 Melakukan pemangkasan wiwil
Besaran halus dengan memangkas tunas
air, cabang kering, cabang balik,
topping, dan pemepetan untuk
membuat cabang baru, serta
membersikan gulma di piringan
tanaman kopi.
04/02/2019 Pemangkasan 0.041 ha 0.14 ha 0.1 ha Blok I Afdelling 1 Melanjutkan kegiatan
Besaran pemangkasan yang telah
dilakukan pada hari sebelumnya
tanpa membersihkan gulma di
piringan tanaman kopi.
06/02/2019 Pemangkasan 0.062 ha 0.11 ha 0.1 ha Blok I Afdelling 1 Melakukan pemangkasan wiwil
Besaran halus dengan memangkas tunas
air, cabang kering, cabang balik,
topping, dan pemepetan untuk
membuat cabang baru, serta
membersikan gulma di piringan
tanaman kopi.
07/02/2019 Pemupukan 0.076 ha 0.33 ha 0.33 ha Blok VIII Melakukan persiapan pupuk
Afdelling 1 dengan membuat alur pupuk
Besaran membentuk huruf L dan
melakukan pemupukan dengan
dosis 120 gram per tanaman lalu
alur pupuk tersebut ditutup.
43

Lampiran 1 (lanjutan)
Prestasi kerja
Tanggal Kegiatan Lokasi Uraian kegiatan
Mahasiswa Karyawan Standar
08/02/2019 Penyulaman 6 tanaman 25 tanaman 25 tanaman Blok VI Afdelling Mendistribusikan bibit siap salur
1 Besaran sebanyak 100 bibit untuk
penyulaman menggunakan mobil
pick up dan menanam bibit
dengan lubang tanam berukuran
60 cm x 60 cm x 60 cm.
09/02/2019 Pembibitan - - - Areal Pembibitan Membersihkan areal pembibitan
dan Kebun Koleksi dan membuat ajir penanda klon.
Afdelling 1
Besaran
11/02/2019 Pemasangan 25 trapping 25 trapping 25 trapping Blok III Afdelling Membuat dan memasang
trapping 1 Besaran trapping untuk pengendalian
hama bubuk buah dengan
menggunakan feromon seks
(etanol metanol 1:1)
12/02/2019 Pemangkasan 0.030 ha 0.083 ha 0.13 ha Blok XII afdelling Melakukan pemangkasan bentuk
bentuk 1 Besaran pada tanaman belum
menghasilkan (TBM) 2 kopi
robusta dengan melakukan
topping pada ketinggian 120 cm.
13/02/2019 Pemangkasan 0.030 ha 0.083 ha 0.13 ha Blok XII Afdelling Melanjutkan kegiatan
bentuk 1 Besaran pemangkasan bentuk.

43
44
44

Lampiran 1 (lanjutan)
Prestasi kerja
Tanggal Kegiatan Lokasi Uraian kegiatan
Mahasiswa Karyawan Standar
14/02/2019 Distribusi bibit - - - Blok VI Afdelling Mendistribusikan bibit siap salur
siap salur 1 Besaran untuk penyulaman tanaman kopi
robusta.
16/02/2019 Orientasi TTI - - - Blok IV Afdelling Melakukan orientasi mengenai
(Tanam Tahun 1 Besaran teknis dan tatacara kegiatan TTI.
Ini)
18/02/2019 Pemangkasan 0.009 ha 0.1 ha 0.1 ha Blok XI Afdelling Melakukan pemangkasan wiwil
wiwil halus 1 Besaran halus disertai pembersihan
piringan secara manual.
19/02/2019 Pengendalian 0.12 ha 0.33 ha 0.33 ha Blok XII Afdelling Melaksanakan pengendalian
gulma kimiawi 1 Besaran gulma secara kimiawi
menggunakan herbisida sistemik.
45

Lampiran 2 Jurnal harian sebagai pedamping Mandor di Kebun Bangelan


Prestasi kerja penulis
Tanggal Jumlah KHL Luas Areal Lama Lokasi Hasil kegiatan
yang diawasi yang kegiatan
(orang) diawasi (jam)
(ha)
20/02/2019 1 0.5 5 Areal pembibitan Mengisi polybag dengan media tanam bibit
sebanyak 500 polybag.
21/02/2019 22 6.5 5 Blok I Afdeling 1 Menghitung prestasi karyawan pada
Besaran pengendalian gulma secara kimiawi yaitu
sebesar 0.29 ha/HK.
22/02/2019 23 6.5 4 Blok I dan II Melanjutkan kegiatan pengendalian gulma
Afdeling 1 secara kimiawi dan didapat prestasi karyawan
Besaran 0.28 ha/HK.
23/02/2019 5 5 Blok IV Afdeling Menghitung jumlah buah dalam dompolan
1 Besaran pada tanaman sampel.
25/02/2019 22 5,2 5 Blok X Afdeling Melakukan pemupukan pada TM kopi robusta
1 Besaran dan prestasi kerja karyawan yang didapat 0.24
ha/HK.
26/02/2019 - - - Pabrik Melakukan orientasi mengenai alur proses
pengolahan pengolahan pasca panen kopi dan melakukan
Kebun Bangelan cup testing.
27/02/2019 10 1 5 Blok X Afdeling Melakukan wiwil halus dan membersihkan
1 Besaran piringan. Luasan yang didapat 0.85 ha dan
prestasi karyawan yang didapat 0.085 ha/HK.
28/02/2019 1 0.5 5 Areal pembibitan Melakukan stek sambung dengan hasil yang
Afdeling 1 didapat 125 stek.
Besaran

45
46

46
Lampiran 2 (lanjutan)
Prestasi kerja penulis
Tanggal Jumlah KHL Luas Areal Lama Lokasi Hasil kegiatan
yang diawasi yang kegiatan
(orang) diawasi (jam)
(ha)
01/03/2019 17 5 4 Blok XII Afdeling 1 Melakukan persiapan pemupukan dengan
Besaran membuat alur pupuk berbentuk “U” dan
didapat prestasi karyawan 0.29 ha/HK.
02/03/2019 - - - Blok X Afdeling 1 Melakukan Sharing Session dengan
Besaran asisten tanaman afdelling 1 Besaran
04/03/2019 3 5 Blok II Afdeling 1 Menanam dan menyulam tanaman
Besaran sengon sebanyak 191 tanaman.
05/03/2019 6 0.5 5 Areal Pembibitan Mengisi polybag, menata polybag, dan
Afdeling 1 Besaran mendistibusikan bibit naungan sementara
(tanaman rete-rete) sebanyak 400 bibit.
06/03/2019 8 0.5 5 Areal Pembibitan Menyusun polybag dan distribusi bibit
Afdeling 1 Besaran kopi siap salur sebanyak 260 bibit dan
bibit naungan sementara
(tanaman rete-rete) sebanyak 240 bibit.
08/03/2019 6 0.5 4 Areal Pembibitan Mendistribusikan 400 bibit kopi siap
Afdeling 1 Besaran salur dan 400 bibit naungan sementara
(tanaman rete-rete) serta pengambilan 29
karung pupuk organik (kulit kopi).
09/03/2019 - - 5 Blok III Afdeling 1 Melakukan petik bubuk buah kopi dengan
Besaran mengambil buah kopi yang terserang
hama bubuk buah, berwarna merah, dan
hitam.
47

Lampiran 2 (lamjutan)
Prestasi kerja penulis
Tanggal Jumlah KHL Luas Areal Lama Lokasi Hasil kegiatan
yang diawasi yang kegiatan
(orang) diawasi (jam)
(ha)
11/03/2019 - - - Lapangan tenis Melakukan upacara bendera dalam
Afdeling 1 Besaran rangka HUT PT Perkebunan Nusantara
XII ke 23.
12/03/2019 - - 5 Blok VI dan VIII Melakukan taksasi panen untuk
Afdeling 1 Besaran memperkirakan jumlah produksi saat
panen.
13/03/2019 - - 5 Blok IV Afdeling 1 Melakukan pengisian ulang trapping
Besaran pada tanaman kopi menggunakan
feromon sex dan campuran air dengan
detergen.
14/03/2019 - - 5 Blok I Afdeling 1 Melakukan pengisian ulang trapping
Besaran pada 50 tanaman kopi.
15/03/2019 13 1.5 4 Blok X Afdeling 1 Melakukan kegiatan wiwil kasar dan
Besaran pembersihan piringan TM kopi. Luasan
yang didapat 1.5 ha dan prestasi
karyawan yang didapat adalah 0.11
ha/HK.

47
48

48
Lampiran 2 (lanjutan)
Prestasi kerja penulis
Tanggal Jumlah KHL Luas Areal Lama Lokasi Hasil kegiatan
yang diawasi yang kegiatan
(orang) diawasi (jam)
(ha)
16/03/2019 12 1.1 5 Blok IV Afdeling 1 Melakukan kegiatan wiwil kasar dan
Besaran pembersihan piringan TM kopi. Prestasi
karyawan yang didapat adalah 0.9 ha/HK.
18/03/2019 17 5 Blok I Afdeling 1 Melakukan kegiatan persiapan
Besaran pemupukan dengan membuat alur
berbentuk setengah lingkaran.
19/03/2019 18 1.8 5 Blok X Afdeling 1 Melakukan kegiatan pengendalian gulma
Besaran secara kimiawi dengan prestasi karyawan
yang didapat adalah 0.1 ha/HK.
20/03/2019 9 0.5 5 Areal Pembibitan Mendistribusikan 120 bibit kopi siap
Afdeling 1 Besaran salur dan melakukan stek sambung
tanaman kopi.
49

Lampiran 3 Jurnal harian sebagai pendamping Asisten di Kebun Bangelan


Prestasi kerja penulis
Tanggal Jumlah Luas Areal Lama Lokasi Hasil kegiatan
Mandor yang yang kegiatan
diawasi diawasi (jam)
(orang) (ha)
21/03/2019 - - 5 Kantor Afdeling 1 Mengetahui langkah-langkah pembuatan
Besaran rencana kegiatan (program kerja) untuk
satu bulan dengan melihat program
sebelumnya sebagai acuan.
22/03/2019 - - 4 Kantor Afdeling 1 Mengetahui langkah-langkah pembuatan
Besaran rencana kegiatan (program kerja) untuk
dua minggu pertama dengan melihat
program sebelumnya sebagai acuan.
23/03/2019 - - 5 Kantor Afdeling 1 Mengetahui langkah-langkah pembuatan
Besaran rencana kegiatan (program kerja) untuk
dua minggu terakhir dengan melihat
program sebelumnya sebagai acuan.
25/03/2019 - - 5 Blok XII Afdeling 1 Mengetahui batas-batas blok dan batas-
Besaran batas kebun bagian lungur barat dengan
melihat peta kebun dan pengamatan hama
kutu putih
26/03/2019 - - 5 Blok I, II, VIII, VII, Mengetahui batas-batas blok dan batas-
IX, dan X Afdeling 1 batas kebun bagian lungur utara dengan
Besaran melihat peta kebun.
27/03/2019 - - 5 Blok III, IV, dan V Mengetahui batas-batas blok dan batas-
Afdeling 1 Besaran batas kebun bagian lungur timur dengan
melihat peta kebun.

49
50
50

Lampiran 3 (lanjutan)
Prestasi kerja penulis
Tanggal Jumlah Luas Areal Lama Lokasi Hasil kegiatan
Mandor yang yang kegiatan
diawasi diawasi (jam)
(orang) (ha)
28/03/2019 - - 5 Blok XII dan XI Mengetahui batas-batas blok dan batas-
Afdeling 1 Besaran batas kebun bagian lungur barat dengan
melihat peta kebun.
29/03/2019 - - 4 Kantor Afdeling 1 Merevisi program kegiatan untuk satu
Besaran bulan, dua minggu awal, dan dua minggu
akhir.
30/03/2019 - - 5 Kantor Afdeling 1 Merevisi program kegiatan untuk satu
Besaran bulan, dua minggu awal, dan dua minggu
akhir.
01/04/2019 - - 5 Blok XII Afdeling 1 Mengetahui batas-batas blok dan batas-
Besaran batas kebun bagian lungur barat dengan
melihat peta kebun.
02/04/2019 - - 5 Blok I, II, VIII, VII, Mengetahui batas-batas blok dan batas-
IX, dan X Afdeling 1 batas kebun bagian lungur utara dengan
Besaran melihat peta kebun.
04/04/2019 - - 5 Blok III, IV, dan V Mengetahui batas-batas blok dan batas-
Afdeling 1 Besaran batas kebun bagian lungur timur dengan
melihat peta kebun.
05/03/2019 1 1.5 4 Blok II Afdeling 1 Mengawasi pekerjaan Mandor dalam
Besaran kegiatan wiwil halus dengan luas lahan
yang dikerjakan seluas 1.5 ha dan tenaga
kerja sebanyak tujuh orang.
51

Lampiran 3 (lanjutan)
Prestasi kerja penulis
Tanggal Jumlah Luas Areal Lama Lokasi Hasil kegiatan
Mandor yang yang kegiatan
diawasi diawasi (jam)
(orang) (ha)
06/03/2019 2 - 5 Blok II Afdeling 1 Mengawasi pekerjaan Mandor dalam
Besaran kegiatan dongkel tanaman kopi yang mati
dan kegiatan wiwil kasar.
08/03/2019 - - 4 Kantor Afdeling 1 Merevisi program kegiatan untuk satu
Besaran bulan, dua minggu awal, dan dua minggu
akhir.
09/03/2019 - - 5 Blok I Afdeling 1 Melakukan simulasi kegiatan PLP
Besaran Bersama Mandor Besar.
10/04/2019 - - 5 PTPN XII Afdeling Melakukan supervisi oleh dosen
1 Besaran Teknologi dan Manajemen Produksi
Perkebunan Sekolah Vokasi IPB
11/04/2019 - - 5 Gedung Pertemuan Mengikuti pelatihan dan sosialisasi K3
Afdeling 1 Besaran (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang
disampaikan oleh Kepala Puskesmas
setempat dan dihadiri oleh para karyawan
PTPN XII Kebun Bangelan.
12/04/2019 - - 5 Kantor Afdeling 1 Melakukan draft laporan PKL
Besaran
13/04/2019 - - 5 Laboratorium dan Melakukan inokulasi cendawan
Blok 1 Afdeling 1 Beauveria ke media perbanyakan beras
Besaran jagung dan memahami tata cara taksasi
buah dan bunga.

51
52
52

Lampiran 3 (lanjutan)
Prestasi kerja penulis
Tanggal Jumlah Luas Areal Lama Lokasi Hasil kegiatan
Mandor yang yang kegiatan
diawasi diawasi (jam)
(orang) (ha)
15/04/2019 - - 5 Kantor Afdeling 1 Membuat power point untuk presentasi
Besaran hasil PKL
16/03/2019 - - 5 Kantor Afdeling 1 Melakukan draft laporan PKL
Besaran
18/03/2019 - - 5 Kantor Afdeling 1 Melakukan draft laporan PKL
Besaran
20/03/2019 - - 3 Ruang rapat Melakukan presentasi hasil PKL dan
Afdeling 1 Besaran pamit dengan seluruh staf Kebun
Bangelan.
53

Lampiran 4 Peta Kebun Bangelan


54

Lampiran 5 Peta seri tanah Kebun Bangelan


55

Lampiran 6 Peta Afdeling Besaran Kebun Bangelan


56

Lampiran 7 Perhitungan tipe iklim menurut schmidth ferguson

Tipe Iklim Nilai Q Keterangan


A 0.000-0.143 Sangat Basah
B 0.143-0.333 Basah
C 0.333-0.600 Agak Basah
D 0.600-1.000 Sedang
E 1.000-1.670 Agak Kering
F 1.670-3000 Kering
G 3.000-7.000 Sangat Kering

Bulan basah dan bulan kering Kebun Bangelan

Tahun Bulan Basah Bulan Kering


2009 6 4
2010 11 0
2011 8 4
2012 6 5
2013 8 3
2014 6 6
2015 7 5
2016 12 0
2017 7 5
2018 6 6
Rata- rata 7.7 3.8

Rata − rata bulan kering


Q= Rata − rata bulan basah

3.8
Q = 7.7

Q = 0.493 (Tipe Iklim C/Agak Basah)


57

Lampiran 8 Struktur organisasi Afdeling Besaran

STRUKTUR ORGANISASI AFDELING I BESARAN


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN BANGELAN

Asisten Tanaman

Galuh Endra Ganesh, SP

Mandor Besar

Asmongat

Kepala Mandor Mandor Pemel Mandor Pemel Mandor Pemel & Mandor Mandor Panen Juru Tulis
Keamanan Pembibitan TBM Kopi TM Kopi Panen Aneka Kayu Pengembangan Kopi Robusta
Robusta Robusta & Holtikultura Beauveria bassiana

M. Taufik Mulyanto Suliana Herwin Endik S Suliana Sujiati Dwi Winardi


Sujiati Indra

Wakil Kepala Indra Nyon Hendra Pembt. Juru Tulis


Keamanan
Nyon Hendra Khoirul
Khoirul Umbar
Hadi Rizal Firmansyah
Krismanto Umbar Darmaji
Darmaji Iswadi
Anggota Iswadi Sutikno
Keamanan
Sutikno Hariono
Garis Komando
Hariono
Garis Koordinasi

Karyawan Pelaksana

57
58
58

Lampiran 9 Struktur organisasi Kebun Bangelan

Manajer

Asisten Adminitrasi Asisten Teknik dan Asisten Tanaman Asisten Tanaman Mantri
Keuangan dan Umum Pengolahan Bag. Besaran Bag. Kp Baru Kebun

Kepala Koor Kepala Mandor Kepala Mandor


Administrasi Juru Tulis Juru Tulis
Kepala TU Keamanan TEKPOL Keamanan Besar Keamanan Besar

Mantri Mandor Mandor Mandor Mandor


Mantri Teknik Pengolahan Blok Blok Blok Blok
Koor Tanaman
Pokok

Kepala
Keamanan
59

Lampiran 10 Buku rol karyawan

59
60
60

Lampiran 11 Data curah hujan kebun dan hari hujan Kebun Bangelan Afdeling Besaran

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Bulan
MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH

Jan 456 22 282 20 259 18 396 24 263 15 310 16 338 19 259 17 474 22 351 25

Feb 316 14 334 16 162 15 373 19 434 16 111 9 154 16 419 23 330 18 374 22

Mar 163 13 384 19 229 17 255 17 260 26 282 10 461 18 399 20 389 14 372 17

Apr 188 10 365 19 252 15 281 12 310 13 129 11 486 20 287 15 279 12 205 9

Mei 132 14 283 15 166 12 57 5 245 15 30 4 121 5 173 12 24 5 54 3

Jun 1 1 157 12 - - 11 2 443 18 38 6 - - 277 14 69 5 28 2

Jul 40 2 66 11 - - 5 1 26 2 62 5 - - 218 11 24 1 3 1

Agt 21 1 201 11 8 1 - - - - - - - - 195 13 5 2 - -

Sep 22 6 347 15 - - - - - - - - - - 257 15 25 4 10 4

Okt 81 7 265 14 118 7 14 4 101 5 - - - - 440 19 156 12 - -

Nov 260 14 488 18 277 17 300 12 482 18 221 17 269 13 483 26 550 24 370 16

Des 191 11 284 19 466 22 514 20 552 25 434 28 363 20 239 14 390 19 347 17

Jumlah 1 871 115 3 456 189 1 937 124 2 206 116 3 116 153 1 617 106 2 192 111 3 646 199 2 715 138 2 114 116
Rata -
155.9 9.6 288 15.75 215.2 13.7 220.6 11.6 311.6 15.3 179.6 11.7 313.1 15.8 303.8 16.5 226.25 11.5 211.4 11.6
rata

Keterangan :
Bulan Basah (BB) = CH > 100 mm
Bulan Kering (BK) = CH > 60 mm
61

RIWAYAT HIDUP

Syafira Khusnul Aini, lahir di Bogor pada tanggal 14 Februari 1998. Penulis
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari Bapak Mauludin Hidayat, SE.MM
dan Ibu Eneng Surtiningsih, S.Kep. Pendidikan penulis dimulai dari Pendidikan
dasar di SD Negeri 02 Bogor dan lulus pada tahun 2010, setelah itu penulis
melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 02 Bogor dan lulus pada
tahun 2013. Penulis melanjutkan ke pendidikan menengah atas di SMA Negeri 06
Bogor dan lulus pada tahun 2016. Penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan
tingkat tinggi melalui jalur tes (reguler) Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
dengan program studi Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan. Selama
berkuliah penulis aktif mengikuti organisasi yang terdapat di Sekolah Vokasi dan
organisasi dalam program studi. Organisasi yang diikuti oleh penulis yaitu menjadi
anggota paduan suara Sekolah Vokasi IPB (D’Voice) pada tahun 2017 dan 2018
dan menjadi sekretaris dalam organisasi program studi (Planters) pada periode
2017-2018 dan periode 2018-2019. Penulis juga mengikuti kegiatan yang diadakan
oleh Sekolah Vokasi seperti Vokasi Got Talent (VGT) dan Olimpiade Mahasiswa
Diploma (OMDI). Penulis melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan di Kebun
Bangelan PT Perkebunan Nusantara XII pada tahun 2019 dengan judul tugas akhir
Pemangkasan Kopi Robusta (Coffea Canephora L.) di Kebun Bangelan PT
Perkebunan Nusantara XII Malang Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai