Longsoran Translasi: Longsoran ini terjadi karena bergeraknya massa tanah dan
batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
Longsoran Rotasi: Longsoran rotasi muncul akibat bergeraknya massa tanah dan
batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
Runtuhan Batu: Runtuhan Batu terjadi saat sejumlah besar batuan atau material
lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Biasanya longsoran ini terjadi
pada lereng yang terjal sampaimenggantung, terutama daerah pantai. Runtuhan
batu-batu besar dapat menyebabkan kerusakan parah.
Rayapan Tanah: Longsor jenis ini bergerak lambat serta jenis tanahnya berupa
butiran kasar dan halus. Longsoran ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah
beberapa lama terjadi longsoran jenis rayapan, posisi tiang-tiang, pohon-pohon,
dan rumah akan iring ke bawah.
Aliran bahan rombakan: Longsoran jenis ini terjadi ketika massa tanah bergerak
didorong oleh air dan terjadi di sepanjang lembah yang mencapai ratusan meter
jauhnya. Kecepatannya bergantung pada kemiringan lereng-volume air, dan jenis
materialnya.
Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tanah longsor, yaitu
sebagai berikut :
Membuat Terasering.
Tidak membuka lahan peswahan dan membuat kolam di lereng bagian atas
dekat dengan pemukiman.
Secepat mungkin menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak
masuk ke dalam tanah melalui retakan tersebut.
Tidak melakukan penerbangan pohon secara liar.
Tidak menggali tanah dibawah lereng terjal.
http://www.nusabali.com/berita/9028/longsor-di-banjar-temukus-terjadi-di-4-titik
http://blog-penerang.blogspot.com/2013/04/pengertian-tanah-longsor-dan-
penyebabnya.html
Pemaparan Tentang Gunung Meletus
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti
inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu
menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa
membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer
jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini. Hasil letusan
gunung berapi berupa:
Gas Vulkanik
Lava dan Aliran Pasir serta Batu Panas
Lahar
Abu Letusan
Awan Panas (Piroklastik)
1. Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung
berapi yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO),
Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida (H2S), sulfurdioksida(SO2) dan
nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.
2. Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke
permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir
jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada sedangkan
lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
3. Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tingla di
lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang
terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah.
Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila
gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau
yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan
terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar
puncaknya.
4. Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena
hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.
Dampak abu letusan permasalahan pernafasan, kesulitan penglihatan,
pencemaran sumber air bersih, menyebabkan badai listrik, mengganggu
kerja mesin dan kendaraan bermotor, merusak atap, merusak ladang,
merusak infrastruktur tubuh.
5. Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan
awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan
besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan
disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari
material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan
mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material
letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan
letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak
sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan
km dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa
mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala,
lengan, leher atau kaki dan juga menyebabkan sesak sampai tidak
bernafas.
Sebelum Letusan:
Selama Letusan:
Pasca Letusan:
Dari puncak gunung Agung kita dapat melihat puncak Gunung Rinjani
yang berada di pulau Lombok di sebelah timur, meskipun kedua gunung
tertutup awan karena kedua puncak gunung tersebut berada di atas awan,
kepulauan Nusa Penida di sebelah selatan beserta pantai-pantainya,
termasuk pantai Sanur serta gunung dan danau Batur di sebelah barat laut.
Sejak 120 tahun tersebut, baru pada tahun 1963 Gunung Agung meletus
kembali dan menghasilkan akibat yang sangat merusak. Berdasarkan buku
yang dikarang Kusumadinata pada tahun 1979 gempa bumi sebelum
letusan gunung berapi yang saat ini masih aktif tersebut terjadi pada 16-18
Februari 1963. Gempa tersebut dirasakan dan didengar oleh masyarakat
yang hidup di sekitar Gunung Agung.
Letusan Gunung Agung yang diketahui sebanyak 4 kali sejak tahun 1800,
diantaranya : Di tahun 1808 ; Dalam tahun ini dilontarkan abu dan batu
apung dengan jumlah luar biasa. 1821 Terjadi letusan normal, selanjutnya
tidak ada keterangan. Tahun 1843 Letusan didahului oleh gempa bumi.
Material yang dimuntahkan yaitu abu, pasir, dan batu apung.
Selanjutnya dalam tahun 1908, 1915, dan 1917 di berbagai tempat di dasar
kawah dan pematangnya tampak tembusan fumarola. 1963 Letusan
dimulai tanggal 18 Pebruari 1963 dan berakhir pada tanggal 27 Januari
1964. Letusan bersifat magnatis. Korban tercatat 1.148 orang meninggal
dan 296 orang luka.
Karakter Letusan Pola dan sebaran hasil letusan lampau sebelum tahun
1808, 1821, 1843, dan 1963 menunjukkan tipe letusan yang hampir sama,
diantaranya adalah bersifat eksplosif (letusan, dengan melontarkan batuan
pijar, pecahan lava, hujan piroklastik dan abu), dan efusif berupa aliran
awan panas, dan aliran lava (Sutukno B., 1996).
https://beritabali.com/read/2011/08/06/201107020274/Sejarah-Letusan-Gunung-
Agung.html
http://rolandgoeslaw.wordpress.com/2012/04/05/pengertian-gunung-api/
http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-dan-jenis-gunung-api.html#_
https://clubipa.wordpress.com/2009/12/22/penyebab-dan-akibat-letusan-gunung-
berapi/
http://alampenuhbencana.blogspot.com/p/gunung-meletus.html
A.Djumarma, Some studies of volcanology,petrology and structure of
Mt.Kelut,east Java,Indonesia,thesis,1991.
G.Kelut, Buletin berkala Vulkanologi, Dit Vulkanologi,1985
Penyelidikan Vulkanologi G.Kelut, BPPTK, Dit Vulkanologi,2000.
Buku Kelud Seri Letusan 2007, Pusat Vulkano dan Mitigasi Bencana Geologi,
2007.
Mulyana A.R., dkk, 2003. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Kelud.
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Rosadi. U., dkk, 2007. Laporan Tanggap Darurat Letusan Gunung Kelud Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2007.
Kusumadinata, 1979, Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi
Mawardi dan wahyu Suherman, Penyelidikan Petrokimia G. Agung, 1990,
Direktorat Vulkanologi
Nasution, M. Hendrasto dan Dadi Mulyadi, 1989, laporan Pemetaan Geologi G.
Agung, Direktorat Vulkanologi
Rizal D. Erfan, Yana Karyana, Tardin, Maemunah, Laporan Pengumpulan Bahan
Informasi Kegunungapian G. Agung, Juni 1999, Direktrat Vulkanologi
Sjafra Dwipa, Yusep Hidayat H., Saleh S., Samid, 1993, Pengukuran Potensial
Diri G. Agung, Direktorat Vulkanologi
S. Bronto, M. S. Santoso, A. Martono, Ato Djuhara, 1996, Laporan Pemetaan
Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Agung, Direktorat Vulkanologi
Sulaeman c., 2001, Laporan Pengamatan G. Agung, Direktorat Vulkanologi
http://ifamyumyu.blogspot.com/2013/05/gunungapi-perisai-marr-strato-
kaldera.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Kelud
Gempa bumi adalah pergerakan (bergesernya) lapisan batu bumi yang berasal
dari dasar atau dari bawah permukaan bumi. Atau definisi gempa bumi yang lebih
langkapnya yaitu getaran atau goncangan yang terjadi karena pergerakan
(bergesernya) lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau dari bawah
permukaan bumi dan bisa juga disebabkan adanya letusan gunung api.
1. Gempa bumi vulkanik (Gunung Api) adalah suatu gempa bumi yang
terjadi akibat adanya aktivitas magma gunung api, yang biasa terjadi
sebelum gunung tersebut meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi
maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan
mengakibatkan terjadinya gempa. Gempa bumi ini hanya terdapat di
daerah gunung api yang meletus. Gempa bumi jenis ini lebih bahaya dari
gempa bumi runtuhan.
2. Gempa bumi tektonik adalah Gempa ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempengan tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang kecil sampai yang sangat besar. Daerah
yang sering kali mengalami gempa jenis ini yaitu daerah pegunungan
lipatan muda, adalah daerah rangkaian mediterania dan rangkaian sirkum
pasifik. Bahaya dari gempa ini sangat besar, karena lapisan bumi dapat
mengalami lipatan patahan ataupun pergeseran.
3. Gempa bumi runtuhan adalah jenis gempa bumi yang biasanya terjadi pada
daerah kapur atau pada daerah pertambangan, jenis gempa ini jarang
terjadi dan bahaya yang di akibatkan dari gempa bumi runtuhan kecil,
umumnya gempa runtuhan terjadi pada wilayah lokal.
4. Gempa bumi buatan adalah jenis gempa bumi yang disebabkan oleh
aktivitas dari manusia, misalnya seperti peledakan dinamit, nuklir ataupun
palu rasaksa yang dipukulkan ke permukaan bumi, sehingga menimbulkan
goncangan.
Dampak fisik :
Menimbulkan kemiskinan.
Kelaparan.
Menimbulkan penyakit.
Bila pada sekala yang besar ( dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa
melumpuhkan politik, system ekonomi dan lain-lain.
Dan sebagainya.
Seismograf adalah alat yang digunakan atau dipakai untuk mengukur kuat dan
lemahnya suatu gempa bumi. Berdasarkan arah getaran yang diukur, seismograf
dibedakan menjadi 2 (dua) macam :
https://bmkgkarangasem.wordpress.com/buletin-gempa-bumi/