PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Istilah lansia (lanjut usia) pertama kali digunakan oleh Ignas Leo Vascer
seorang dokter Amerika pada tahun 1909 yang diartikan sebagai kelompok manusia
yang telah lanjut usianya. WHO memberikan definisi bahwa tua kronologis adalah
seseorang yang telah berumur 65 tahun atau lebih, sedangkan tua psikologis adalah
seseorang yang belum berumur 65 tahun tapi secara fisis sudah tampak setua usia 65
tahun, misalnya karena suatu setres emosional. Tua fisis adalah sesorang yang
tampak tua karena menderita suatu penyakit kronik (Darmodjo & Hadi, 2004).
keluhan tentang kurangnya kualitas tidur yang disebabkan oleh satu dari sulit
memasuki tidur, sering terbangun malam kemudian kesulitan untuk kembali tidur,
bangun terlalu pagi dan tidur yang tidak nyenyak (Joewana, 2005). Beberapa faktor
penyebab lain, misalnya lansia yang telah pension dan mengalami perubahan sosial,
Bila seseorang memiliki kualitas dan kuantitas tidur yang kurang, dapat
mengakibatkan masalah dalam keluarga dan perkawainan, karena kurang tidur dapat
membuat orang cepat marah dan lebih sulit dalam bergaul. Bila tidur kurang lelap,
maka tubuh akan merasa letih, lemah, dan lesu pada saat bangun (Lacks & Morin,
1992). Menurut Amir (2007) beberapa dampak serius gangguan tidur pada lansia
misalnya mengantuk berlebihan di siang hari, gangguan atensi dan memori, mood
depresi, sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang tidak semestinya, dan penurunan
kualitas hidup.
pemakainya (Coates, 2001). Darmodjo dan Hadi (2006) mengatakan bahwa pada
golongan lansia, berbagai perubahan pada organ dan sistem tubuh akan
obat akibat proses menua antara lain penurunan absorbsi, distribusi, metabolisme,
serta ekskresi obat dalam tubuh. Perubahan tersebut mempengaruhi pemberian obat
pada lansia yang harus diupayakan serasional mungkin, diantara lain dengan cara
pengobatan.
stimulus, hygiene tidur, dan terapi relaksasi dan biofeedback. (Utami, 1991).
mengembalikan fungsi anggota tubuh ke posisi normal, yang paling umum adalah
Cara lain yang efeknya yang hamper sama adalah dengan hidroterapi yang salah
satunya yaitu dengan cara mandi air hangat (Hadibroto & Alam, 2006).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektifitas terapi massage dengan terapi mandi air hangat
2. Tujuan khusus
lansia
lansia