BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan tindakan yang dilakukan seseorang untuk membekali diri
dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap mulia yang bermanfaat bagi
kehidupannya. Menurut Bloom (1988) defenisi belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman secara praktis dan
diasosiasikan sebagai proses memperoleh informasi. Pengorganisasian informasi
berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima sebuah informasi, mempersepsi,
mengorganisasi, menyimpan dalam bentuk ingatan dan memanggil kembali
informasi yang tersimpan dalam ingatan tersebut saat dibutuhkan.
Psikologi kognitif ini penting kita pelajari karena memiliki ruang lingkup
pembahasan tentang memori, persepsi, pengambilan keputusan, bahasa, problem
solving, inteligensi, emosi dan kognisi, penalaran, konsep, pengetahuan
(prosedural). Yang mana aspek-aspek tersebut sangat berkaitan erat dengan
aplikasi teori-teori belajar dan berperan penting dalam keberhasilan sebuah proses
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang individu. Oleh karena itu dalam makalah
ini penulis akan mengkaji bagaimana proses pengolahan sebuah
informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas penulis dalam makalah ini sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah proses pengolahan sebuah informasi/pengetahuan dalam ingatan
manusia?
2. Bagaimanakah sistem memori manusia?
3. Bagaimanakah contoh aplikasi pengolahan informasi dalam pembelajaran?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan dalam makalah ini
sebagai berikut:
1. Menjelaskan proses pengolahan sebuah informasi/pengetahuan dalam ingatan
manusia.
2. Menjelaskan sistem memori manusia.
3. Menjelaskan contoh aplikasi pengolahan informasi dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengorganisasian Informasi
Proses terjadinya pengorganisasian informasi diawali dengan
masuknya sebuah stimulus informasi yang berupa benda, suara, maupun gambar
visual melalui panca indera manusia. Stimulus tersebut selanjutnya diteruskan oleh
syaraf sensoris menuju ke pusat susunan syaraf (otak) yang berperan sebagai
pusat kesadaran.
Informasi yang masuk ke dalam otak tersebut kemudian diproses dalam otak
sehingga individu tersebut mengerti, menyadari, menafsirkan, dan menilai stimulus
yang diterima tersebut. Jika stimulus yang masuk mendapat perhatian dan dianggap
bermakna maka akan diingat dan disimpan di dalam memori manusia, sedangkan
stimulus yang tidak mendapat perhatian maka akan dengan cepat dilupakan. Jadi
perhatian terhadap suatu objek tertentu menjadi syarat awal kesediaan seseorang
menyimpan sebuah informasi.
Perhatian dibagi menjadi tiga jenis: yang pertama adalah involuntary yakni
perhatian yang tidak dikehendaki dikarenakan suatu stimulus itu sangat
mengganggu kesadaran seseorang dan sesungguhnya dia tidaklah menginginkan
hal tersebut. Dalam kasus ini, perhatian didapatkan pada basis dari intensitas dari
stimulus itu, seperti; suara yang keras/bising, cahaya yang benderang, dan
sebaginya. Yang kedua adalah nonvoluntary, yakni perhatian yang tidak disengaja
atau disebut juga perhatian yang secara spontan terjadi bila seorang tertarik
terhadap suatu stimulus tertentu yang dirasa menarik untuk dirinya. Dalam situasi ini
seseorang ingin menolak/melawan stimulus tertentu namun perhatiannya tertarik
terhadap stimulus tersebut karena stimulus tersebut memiliki suatu keuntungan
untuk dirinya. Dan yang terakhir adalah voluntary yakni perhatian yang disengaja
karena seseorang dengan penuh kesadaran mengarahkan perhatian pada objek
tertentu.
Jadi proses terjadinya memori mulai stimulus diterima oleh paca indera hingga
informasi tersebut dimunculkan kembali dibagi kedalam tiga tahap:
1. Menerima informasi (encoding):
Sebagaimana penjelasan sebelumnya proses encoding ini bisa terjadi
secara sengaja maupun tidak disengaja. Proses encoding ini butuh
beberapa waktu dan bisa berbeda-beda kecepatannya untuk masing-masing
individu. Contohnya orang dengan tingkat kecerdasan tinggi akan lebih
cepat menyerap informasi jika dibandingkan dengan orang yang tingkat
kecerdasan lebih rendah yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama.
2. Menyimpan informasi (storage)
Storage adalah penyimpanan informasi yang didapat yang telah diproses
dalam proses enconding sebelumnya. Setiap proses belajar akan
meninggalkan jejak-jejak dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan
sementara dalam ingatan dan dapat ditimbulkan kembali saat dibutuhkan.
Sistem penyimpanan ini terbagi menjadi tiga jenis memori yakni apakah
informasi yang masuk hanya masuk dalam pencatatan indera sebagai
ingatan sekilas (sensory memory), ataukah masuk ke dalam memori jangka
pendek (short term memory), atau bahkan bisa masuk ke dalam memori
jangka panjang (long term memory). Informasi yang disimpan ini ini bisa
mudah menghilang apabila tidak sering digunakan, dan apabila jejak memori
tersebut hilang maka memori akan cukup sulit untuk dikembalikan atau
terjadi kelupaan.
3. Memanggil kembali (retrieval)
Adalah proses pemanggilan kembali atau mengingat kembali informasi yang
telah disimpan sebelumnya. Proses ini merupakan suatu proses mencari
informasi di dalam otak, menemukan kembali informasi yang tersimpan di
dalam memori untuk selanjutnya digunakan kembali pada waktu diperlukan.
Cara yang digunakan untuk mengembalikan ingatan yang tersimpan yaitu
melalui proses berikut:
a. Recall: yaitu proses mengingat kembali informasi dari masa lalu tanpa
petunjuk yang ada pada individu. Misalnya mengingat nama orang yang
saat itu tidak berada di depannya.
b. Recognize: yaitu proses mengenali informasi yang pernah disimpan
melalui petunjuk seperti jejak jejak pada ingatan individu. Proses ini bisa
berlangsung dengan cepat atau berjalan beberapa saat.
c. Redintegrative: yaitu proses mengingat tentang suatu kompleks cerita
yang panjang. Proses ini yang memberikan respon pada manusia dapat
menceritakan suatu kejadian dengan runtut. Misalnya menceritakan isi
buku yang telah dibacanya.