Anda di halaman 1dari 7

Tugas M3 : Aplikasi Teori Belajar dan Pembelajaran

Nama : Ahmad Wahani Adid (19056315610014)


Tugas Makalah Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan dalam Ingatan Manusia

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan tindakan yang dilakukan seseorang untuk membekali diri
dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap mulia yang bermanfaat bagi
kehidupannya. Menurut Bloom (1988) defenisi belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman secara praktis dan
diasosiasikan sebagai proses memperoleh informasi. Pengorganisasian informasi
berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima sebuah informasi, mempersepsi,
mengorganisasi, menyimpan dalam bentuk ingatan dan memanggil kembali
informasi yang tersimpan dalam ingatan tersebut saat dibutuhkan.
Psikologi kognitif ini penting kita pelajari karena memiliki ruang lingkup
pembahasan tentang memori, persepsi, pengambilan keputusan, bahasa, problem
solving, inteligensi, emosi dan kognisi, penalaran, konsep, pengetahuan
(prosedural). Yang mana aspek-aspek tersebut sangat berkaitan erat dengan
aplikasi teori-teori belajar dan berperan penting dalam keberhasilan sebuah proses
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang individu. Oleh karena itu dalam makalah
ini penulis akan mengkaji bagaimana proses pengolahan sebuah
informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas penulis dalam makalah ini sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah proses pengolahan sebuah informasi/pengetahuan dalam ingatan
manusia?
2. Bagaimanakah sistem memori manusia?
3. Bagaimanakah contoh aplikasi pengolahan informasi dalam pembelajaran?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan dalam makalah ini
sebagai berikut:
1. Menjelaskan proses pengolahan sebuah informasi/pengetahuan dalam ingatan
manusia.
2. Menjelaskan sistem memori manusia.
3. Menjelaskan contoh aplikasi pengolahan informasi dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Informasi
Proses terjadinya pengorganisasian informasi diawali dengan
masuknya sebuah stimulus informasi yang berupa benda, suara, maupun gambar
visual melalui panca indera manusia. Stimulus tersebut selanjutnya diteruskan oleh
syaraf sensoris menuju ke pusat susunan syaraf (otak) yang berperan sebagai
pusat kesadaran.
Informasi yang masuk ke dalam otak tersebut kemudian diproses dalam otak
sehingga individu tersebut mengerti, menyadari, menafsirkan, dan menilai stimulus
yang diterima tersebut. Jika stimulus yang masuk mendapat perhatian dan dianggap
bermakna maka akan diingat dan disimpan di dalam memori manusia, sedangkan
stimulus yang tidak mendapat perhatian maka akan dengan cepat dilupakan. Jadi
perhatian terhadap suatu objek tertentu menjadi syarat awal kesediaan seseorang
menyimpan sebuah informasi.
Perhatian dibagi menjadi tiga jenis: yang pertama adalah involuntary yakni
perhatian yang tidak dikehendaki dikarenakan suatu stimulus itu sangat
mengganggu kesadaran seseorang dan sesungguhnya dia tidaklah menginginkan
hal tersebut. Dalam kasus ini, perhatian didapatkan pada basis dari intensitas dari
stimulus itu, seperti; suara yang keras/bising, cahaya yang benderang, dan
sebaginya. Yang kedua adalah nonvoluntary, yakni perhatian yang tidak disengaja
atau disebut juga perhatian yang secara spontan terjadi bila seorang tertarik
terhadap suatu stimulus tertentu yang dirasa menarik untuk dirinya. Dalam situasi ini
seseorang ingin menolak/melawan stimulus tertentu namun perhatiannya tertarik
terhadap stimulus tersebut karena stimulus tersebut memiliki suatu keuntungan
untuk dirinya. Dan yang terakhir adalah voluntary yakni perhatian yang disengaja
karena seseorang dengan penuh kesadaran mengarahkan perhatian pada objek
tertentu.

B. Sistem Memori Manusia


Memori adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menyimpan atau
memelihara informasi sepanjang waktu, dan memproduksi kembali
informasi/pengetahuan yang disimpan pada saat tertentu. Apa yang telah dialami
manusia tidak seluruhnya hilang, tetapi disimpan dalam jiwanya dan apabila suatu
waktu dibutuhkan dapat dimunculkan kembali.
Dengan demikian ingatan adalah gejala psikologi yang berhubungan dengan
masa lampau, berhubungan dengan yang pernah diamati dan dialami. Ingatan juga
meliputi kemampuan untuk menerima (encoding), menyimpan/perekaman
(retention/storage), dan menimbulkan/pemanggilan (remembering/retrieval) kembali
srimulus yang pernah dialami dan diamati. Oleh karenanya maka definisi dari
ingatan (memory) adalah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan
mereproduksi kesan-kesan yang telah lampau.

Jadi proses terjadinya memori mulai stimulus diterima oleh paca indera hingga
informasi tersebut dimunculkan kembali dibagi kedalam tiga tahap:
1. Menerima informasi (encoding):
Sebagaimana penjelasan sebelumnya proses encoding ini bisa terjadi
secara sengaja maupun tidak disengaja. Proses encoding ini butuh
beberapa waktu dan bisa berbeda-beda kecepatannya untuk masing-masing
individu. Contohnya orang dengan tingkat kecerdasan tinggi akan lebih
cepat menyerap informasi jika dibandingkan dengan orang yang tingkat
kecerdasan lebih rendah yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama.
2. Menyimpan informasi (storage)
Storage adalah penyimpanan informasi yang didapat yang telah diproses
dalam proses enconding sebelumnya. Setiap proses belajar akan
meninggalkan jejak-jejak dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan
sementara dalam ingatan dan dapat ditimbulkan kembali saat dibutuhkan.
Sistem penyimpanan ini terbagi menjadi tiga jenis memori yakni apakah
informasi yang masuk hanya masuk dalam pencatatan indera sebagai
ingatan sekilas (sensory memory), ataukah masuk ke dalam memori jangka
pendek (short term memory), atau bahkan bisa masuk ke dalam memori
jangka panjang (long term memory). Informasi yang disimpan ini ini bisa
mudah menghilang apabila tidak sering digunakan, dan apabila jejak memori
tersebut hilang maka memori akan cukup sulit untuk dikembalikan atau
terjadi kelupaan.
3. Memanggil kembali (retrieval)
Adalah proses pemanggilan kembali atau mengingat kembali informasi yang
telah disimpan sebelumnya. Proses ini merupakan suatu proses mencari
informasi di dalam otak, menemukan kembali informasi yang tersimpan di
dalam memori untuk selanjutnya digunakan kembali pada waktu diperlukan.
Cara yang digunakan untuk mengembalikan ingatan yang tersimpan yaitu
melalui proses berikut:
a. Recall: yaitu proses mengingat kembali informasi dari masa lalu tanpa
petunjuk yang ada pada individu. Misalnya mengingat nama orang yang
saat itu tidak berada di depannya.
b. Recognize: yaitu proses mengenali informasi yang pernah disimpan
melalui petunjuk seperti jejak jejak pada ingatan individu. Proses ini bisa
berlangsung dengan cepat atau berjalan beberapa saat.
c. Redintegrative: yaitu proses mengingat tentang suatu kompleks cerita
yang panjang. Proses ini yang memberikan respon pada manusia dapat
menceritakan suatu kejadian dengan runtut. Misalnya menceritakan isi
buku yang telah dibacanya.

Manusia memiliki kemampuan untuk mengingat dan menimbulkan


kembali segala yang tersimpan yang pernah dialami. Namun tidak semua
yang pernah dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya dalam ingatannya
karena ingatan merupakan kemampuan yang bersifat terbatas, hal inilah
yang biasanya disebut dengan lupa atau kegagalan seseorang didalam
menggali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan di gudang
ingatan (Solso;1968). Adapun beberapa penyebab orang mengalami
kegagalan dalam mengingat kembali informasi yang ada diantaranya:
a. Decay Theory: (teori kerusakan), bahwa lupa dapat terjadi karena
informasi yang pernah disimpan di dalam ingatan tidak pernah atau
jarang digunakan, sehingga mengalami kerusakan (hilang dengan
sendirinya).
b. Interference Theory: (teori halangan), bahwa lupa terjadi karena
interferensi atau terhalang oleh informasi yang lain:
1) Retroactive Inhibition: Apabila informasi baru menghalangi
seseorang untuk mengingat informasi lama.
2) Proactive Inhibition: Apabila informasi yang lama menghalangi
seseorang untuk mengingat informasi yang baru.
c. Cue-Dependent Forgetting Theory: lupa terjadi disebabkan oleh terlalu
jauh letak / lemah isyarat sesuatu yang ingin diingat kembali oleh
seseorang.

C. Contoh Aplikasi Pengolahan Informasi dalam Pembelajaran


Pengolahan informasi erat kaitannya dengan proses belajar. Pengolahan
informasi merupakan kemampuan psikis atau mental berupa mengamati,
melihat, menyangka, memperhatikan, berpikir, mempertimbangkan, dan
menilai. Sedangkan di dalam belajar sendiri melibatkan tiga proses yang
berlangsung hampir bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru,
transformasi, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Dahar, 1989).
Belajar menurut Ausubel (1961) ada empat macam tipe belajar yakni:
1. Belajar dengan menerima saja (reception learning): si pelajar hanya
menyerap bahan-bahan yang tersedia baginya sehingga di masa yang akan
datang ia bisa memproduksi kembali.
2. Belajar dengan menemukan seseuatu (discovery learning): si pelajar
menemukan sendiri materi yang harus dipelajari. Ia tidak hanya menyerap,
tetapi mengorganisasi dan mengintegrasikan materi-materi yang
dipelajarinya ke dalam struktur kognitifnya. Pengulangan dari discovery
learning meningkatkan kemampuan penemuan dari individu yang
bersangkutan.
3. Belajar dengan menghafal (rote learning): si pelajar mengingat-ingat bahan
yang dipelajari secara verbatim, yaitu sebagai rangkaian kata-kata.
4. Belajar dengan mengartikan (meaningful learning): si pelajar berada dalam
situasi yang mengandung setidak-tidaknya dua sifat, yakni (a) bahan yang
akan dipelajari secara potensial mempunyai arti; (b) si pelajar sudah
mempunyai kecenderungan berpikir untuk menghubungkan informasi-
informasi atau konsep-konsep baru yang struktur kognitif yang sudah ada
dan relevan.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa belajar dengan menerima saja
biasanya juga disebut belajar dengan menghafal. Sebaliknya, belajar
dengan menemukan adalah belajar dengan mengartikan. Kalau ada belajar
dengan menemukan yang tergolong menghafal, maka itu adalah belajar
dengan coba-salah (trial and error learning). Sebaliknya, jika belajar dengan
menemukan itu tergolong mengartikan, maka itu adalah belajar yang
menggunakan wawasan (insightful problem solving).
Maka aplikasi pengelolahan informasi dalam sebuah proses
pembelajaran dapat ditekankan pada:
1. guru membimbing para peserta didik dalam penerimaan stimulus dengan
cara bagaimana membuat topik pembelajaran yang menarik bagi peserta
didik agar menjadi perhatian peserta didik
2. guru menyusun metode pembelajaran yang membuat peserta didik lebih
mudah mengingat materi pelajaran yang diajarkan, misalnya
menggunakan gambar visual, grafik, kode-kode atau singkatan-singkatan
yang dapat mempermudah peserta didik dalam menyimpan materi
pelajaran di dalam ingatan mereka.
3. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena mengingat akan lebih
efektif apabila peserta didik memiliki minat yang besar dan motivasi yang
kuat untuk mengulang kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pengorganisasian informasi berkaitan dengan bagaimana seseorang
menerima sebuah informasi, mempersepsi, mengorganisasi, menyimpan dalam
bentuk ingatan dan memanggil kembali informasi yang tersimpan dalam ingatan
tersebut saat dibutuhkan. Proses terjadinya pengorganisasian informasi diawali
dengan masuknya sebuah stimulus informasi yang berupa benda, suara, maupun
gambar visual melalui panca indera manusia (encoding). Stimulus tersebut
selanjutnya diteruskan oleh syaraf sensoris menuju ke pusat susunan syaraf (otak)
yang berperan sebagai pusat kesadaran untuk diingat (retention/storage). Informasi
yang masuk ke dalam otak tersebut kemudian diproses dalam otak sehingga
individu tersebut mengerti, menyadari, menafsirkan, dan menilai stimulus yang
diterima tersebut untuk ditimbulkan kembali (remembering/retrieval).
Pengolahan informasi erat kaitannya dengan proses belajar. Dimana pelajar
menerima sebuah informasi melalui panca indera, kemudian mereka menyerap
informasi tersebut dan mengorganisasikan materi-materi yang dipelajarinya ke
dalam struktur kognitifnya sehingga mereka mengingat bahan yang dipelajari, dan
selanjutnya menghubungkan informasi-informasi atau konsep-konsep baru ke
dalam struktur kognitif yang sudah ada dan relevan.
Aplikasi pengolahan informasi ke dalam pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara guru membuat topik pembelajaran yang menarik bagi peserta didik
untuk menarik perhatian peserta didik, guru menyusun metode pembelajaran yang
membuat peserta didik lebih mudah mengingat materi pelajaran yang diajarkan, dan
meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena mengingat akan lebih efektif
apabila peserta didik memiliki minat yang besar dan motivasi yang kuat untuk
mengulang kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai