1
BORANG PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA
2
PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA
UNIVERSITAS TRISAKTI
Tahun 2018
A. JUDUL PENELITIAN:
Tahun : 2018
C. KETUA PENELITI
3. Jurusan 4. Fakultas :
Teknik Geologi Fakultas Teknologi Kebumian dan
Energi
3
1. PENDAHULUAN
DKI Jakarta merupakan ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
merupakan salah satu wilayah dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta jumlah penduduk pada tahun
2017 adalah 10.177.984 jiwa. Hal ini disebabkan karena Jakarta sendiri merupakan pusat
pemerintahan negara dan perekonomian di Indonesia. Hal itu menyebabkan kebutuhan
akan tempat tinggal, kebutuhan untuk hidup akan semakin tinggi contohnya kebutuhan
akan air bersih yang disediakan oleh PDAM tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
air bersih di seluruh wilayah Jakarta. Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan air
bersih dan kebutuhan lainnya yang tidak dekat dengan sungai akan menggunakan
alternatif lain yaitu air tanah. Air tanah yang dimanfaatkan sejak 1950-an telah digunakan
secara luas, sehingga dampak hal tersebut adalah terjadinya penururnan MAT (muka air
tanah) yang dilakukan dengan cara membandingkan MAT tahun 1970-an hingga akhir
2013 (Tirtomihardjo dan Setiawan, 2013). Penurunan MAT yang terjadi akibat adanya
pengambilan air tanah secara berlebihan yang menyebabkan terjadinya penururnan MAT
yang cepat terutama di bagian Jakarta yang cukup rendah contohnya Jakarta bagian utara
(Abidin,dkk., 2009; Djijono, 2002; Murdohardono dan Sudarsono, 1998). Selain
penurunan MAT ternyata dampak lain dari pencemaran air tanah adalah masuknya air
asin ke akuifer sehingga harus dilakukan pengkajian ulang dari asal air asin tersebut.
Menurut Setiawan, dkk (2017) jika asal air asin pada daerah Jakarta berasal dari akuifer
tertekan yang terjadi akibat adanya pencemaran air asin yang hingga saat ini masih
dilakukan pengkajian tentang asal dari air asin tersebut.
I.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal-usul dari air asin yang telah mencemari
air tanah yang digunakan oleh masyarakat Jakarta berdasarkan analisis kimiawi (Na, K, Mg,
Ca, SO4, HCO3, Cl) serta berdasarkan pengamatan penurunan MAT.
4
2. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka yang dilakukan berupa penguraian pendapat peneliti terdahulu seperti
Murdohardono dan Sudarsono (1998) tentang penurunan tanah wilayah Jakarta dengan metode
monitoring pada titik tertentu yang mengalami penurunan tanah, intrusi air asin pada dataran
dangkal Jakarta (Djijono, 2002), lalu penelitian dengan metode geofisika berupa pencarian
anomali gravitasi sebagai indikasi intrusi air asin (Litanya Octonovrilna dan Putu Pudja, 2006-
2007), Abidin, dkk (2009) yang mengemukakan pendapat tentang Land Subsidence di Jakarta,
Tirtomihardjo, H. dan Setiawan, T (2013) yang menyatakan adanya penurunan MAT dengan
membandingkan MAT pada tahun 1970-an dengan MAT hingga akhir 2013, serta penelitian
dengan pendapat berupa intrusi air asin yang tercemar melalui akuifer pada air tanah di wilayah
Jakarta oleh Setiawan, dkk (2017).
5
3. HIPOTESIS
Hipotesis penulis pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa penyebab terbentuknya
airtanah asin yang terdapat di Pantai Utara, Provinsi DKI Jakarta, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Intrusi Air Laut : Intrusi air laut terjadi akibat pengambilan air pada sumur gali, sehingga
air laut masuk ke daerah pemukiman. Pada tahun 2015 dan 2016 dilakukan penelitian
yang menunjukkan hasil adanya fasies Ca-HCO3 dan HCO3 pada akuifer tertekan pada
wilayah Kota Bekasi, Jakarta Selatan, dan Tangerang Selatan. Hal ini menjelaskan
adanya pertukaran ion Ca dan Na pada akuifer tertekan di Cekungan Air Tanah Jakarta
sehingga membentuk ion Na-Cl itu dijelaskan pada Nababan, dkk (2016)
2. Connate Water : Connate water dapat terjadi karena terbentuknya bersamaan dengan
proses sedimentasi di bawah laut sehingga airtanah tersebut berubah menjadi airtanah
asin. Menurut Hermawan, dkk (2016) keberadaan air asin pada akuifer yang terdapat di
DKI Jakarta karena adanya air connate water. Connate water yang ditemui itu ditandai
oleh meningkatnya nilai TDS dan Cl semakin ke daerah utara DKI Jakarta.
3. Pencemaran : Pencemaran pada airtanah juga dapat terjadi karena adanya aktivitas
permukaan seperti pembuangan sampah, pembuangan limbah industri dan rumah
tangga. Pengamatan yang dilakukan oleh Maria & Rusydi (2016) di Pantai Utara
menunjukkan bahwa adanya kandungan logam besi 0.83 mg/L dan mangan 0.69 mg/L
yang telah melebihi batas persyaratan yang digunakan untuk airtanah yang layak
konsumsi dan menurut Hermawan, dkk (2016) berdasarkan analisa fasies airtanah yang
dilakukan terdapat 1 sampel Mg(HCO3)2 yang diinterpretasikan akibat adanya
pencemaran.
4. Pelarutan : Pelarutan pada airtanah terbentuk karena adanya pelarutan mineral-mineral
garam seperti halide, sulfide pada air tanah. Seperti yang dijelaskan pada Assegaf (2017)
perubahan salinitas yang terjadi pada wilayah Jakarta Barat disebabkan karena adanya
proses pencucin batuan garam.
5. Kombinasi antara salah satu, salah dua, salah tiga atau semua yang ada dari keempat
penyebab yang telah dijelaskan seperti di atas.
4. METODE PENELITIAN
4.1 Persiapan
Tahapan penelitian yang pertama kali yang akan dilakukan adalah persiapan. Persiapan ini
bertujuan untuk mempersiapkan segala kebutuhan yang digunakan untuk penelitian ini.
Persiapan dimulai dari mempersiapkan peta topografi dan peta geologi, laporan – laporan
penelitian terdahulu, kemudian data pemboran, data airtanah, dan studi literatur.
Pada tahapan ini penulis mempelajari daerah penelitian untuk memperdalam pengetahuan
penulis mengenai topik yang akan dikaji.
4.2 Recognition
Tahapan penelitian ini berupa pengecekan langsung ke lapangan dengan tujuan untuk
mengambil beberapa data yang dibutuhkan untuk mendukung metode penelitian yang akan
digunakan penulis. Pada tahapan ini penulis akan melakukan pencarian sumur gali untuk
pengambilan sampel airtanah. Pencarian sumur ini nantinya akan digunakan untuk
mengakumulasi berapa sumur gali yang akan digunakan untuk pengambilan sampel.
6
Setelah itu dilakukan pengukuran pada sumur gali berupa mengukur MAT (muka air
tanah) dengan SNI 6989.58 (Badan Standarisasi Nasional, 2008) digunakan dengan cara
mengonversi kedalaman dari sumur dengan elevasi yang ada pada daerah itu. Kemudian
mengukur pH, suhu, Ec (Electrical Conductivity), dan TDS (Total Disolved Solid) dengan
menggunakan botol polyteline. Nantinya dari beberapa sumur gali yang diuji akan
didapatkan sumur yang mengandung Cl. Sumur yang mengandung Cl itu nantinya akan
menjadi sumur yang konsentrasi penelitiannya lebih terfokuskan untuk pengambilan
sampel selanjutnya pada pengukuran sifat lapangan yang rinci.
Dari data yang didapatkan nantinya dapat dibuat peta sebaran MAT yang bersifat lokal.
Kemudian nanti dari peta sebaran MAT dapat dilihat sebaran TDS dan Cl. Kemudian
setelah diperoleh data dari pengukuran sifat lapangan rinci nantinya akan digunakan sumur
gali yang mewakili air asin 4 lokasi, air payau dan tawar masing masing dengan jumlah 3
lokasi sumur gali.
7
Identifikasi Asal-Usul
Airtanah Asin di Pantai
Utara
Data Sekunder:
Peta Topografi dan Peta
Geologi
Laporan Penelitian
Terdahulu
Data Pemboran
Data Airtanah
Studi Literatur
Data Primer
Prosedur Lapangan :
Kegiatan Lapangan :
Recognition
GPS
Pencarian Sumur Gali
Pengukuran MAT
Pengukuran MAT
Pengukuran Sifat
Pengukuran Sifat
Lapangan
Lapangan Airsumur (pH,
Suhu, Ec, dan TDS ) dan Tabung Plastik 100ml
Contoh air untuk uji lab Buku Catatan Lapangan
parameter khlorida dan Peta
Peta Sebaran
TDS dan Cl
10 Lokasi Terpilih :
Pengukuran MAT
Pengambilan sample untuk uji lab
lengkap Na, K, Mg, Ca, SO4,
HCO3, Cl
8
5. DAFTAR PUSTAKA
- Assegaf,Ab., Hendarmawan, Hutasoit,L.M., Hutabarat,Jo., 2017. Salinitas Airtanah Akuifer
Tertekan Kedalaman 0-20 M Daerah Kalideres-Cengkareng. Indonesian Journal of Geology
and Mining. 27(1), 23-24.
PIT-PAAI Ke-1. 16-17 November, 2016. Bandung, Indonesia.
- Hermawan, E., Larashati S.A., Sarasa, B., Hutasoit,L.M, 2016. Analisis Tipe Airtanah dan
Keberadaan Air Asin di Wilayah DKI Jakarta. Prosiding PIT-PAAI Ke-1. 16-17 November.
2016. Bandung, Indonesia.
- Maria, Rizka. Rusydi F.A., 2016. Karakteristik Hidrogeokimia dan Kualitas Airtanah Tidak
Tertekan di Wilayah Pesisir Indramayu, Jawa Barat. Prosiding PIT-PAAI Ke-1. 16-17
November. 2016. Bandung, Indonesia.
- Nababan, Janner R., Prayogi, T.E., Abdillah.F., Nasution, E., Memet, W., Daryanto, A.,
2016. Perubahan Karakteristik Hidrokimia Air Tanah Pada Akuifer Tidak Tertekan dan
Tertekan di Cekungan Air Tanah Jakarta. Prosiding
- Setiawan, T., Yermia, E., Purnomo, B.J., Tirtomihardjo., Intrusi Air Laut Pada Sistem
Akuifer Tertekan Cekungan Air Tanah Jakarta Berdasarkan Analisis Hidrokimia Dan
Hidroisotop. Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Badan Geologi KESDM.
9
Ya
10
(Rencana pelaksanaan merupakan rencana kerja peneliti mencakup keseluruhan aktivitas
Bulan Ke 1 2 3 4
Kegiatan
Minggu Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persiapan
1). Peta Topografi dan Peta Geologi
2). Laporan Penelitian Terdahulu
3). Data Pemboran
4). Data Airtanah
5). Studi Literatur
Recognition
1). Pencarian Sumur Gali
2). Pengukuran MAT
3). Pengukuran Sifat Lapangan Airsumur (pH, Suhu, Ec, dan TDS )
penelitian selama masa penelitian dalam bentuk matriks)
Laboratorium
Lokal dan Nasional
9. RENCANA BIAYA
Studio
1). Analisis & Evaluasi
2). Penggambaran Hasil
Laporan
1). Pendahuluan
2). Pengerjaan Laporan
3). Draft Akhir
4). Akhir
1. Sumber Biaya:
a. Apakah usulan penelitian ini sepenuhnya dibiayai oleh Universitas
Iya
Tidak
b. Jika Tidak, sebutkan nama instansi dan lampirkan proposal penelitian No.
2. Jenis Pembiayaan
Tahun Anggaran Ke : I / II /III
2.1. Komponen Honorarium
2.1.1. Honorarium Tenaga Ahli
Nama Jenjang Jml Beban Satua Jumlah (Rp.)
Peneliti tugas (sks) n
Devin Young Lee S1 1 Per-1 Rp. 300.000
bulan
Dhany Rizky S1 1 Per-1 Rp. 300.000
Bulan
I Made Dedy S1 1 Per-1 Rp. 300.000
Widiastrawan Bulan
Subtotal-1 Rp. 900.000
Catatan: 1 sks penelitian = 3 jam kerja penelitian/minggu
11
Subtotal-2 Rp.900.000
Subtotal-6 Rp.1.000.000
12
2.4.2. Seminar Ilmiah
No Jenis Pengeluaran Biaya Sat. (Rp) Jumlah (Rp.)
1 Pencetakan Laporan Rp.200.000 Rp.200.000
Subtotal-8 Rp.200.000
2.4.3. Jurnal ilmiah
No Jenis Pengeluaran Biaya Sat. (Rp) Jumlah (Rp.)
1 Biaya Publikasi Rp. 200.000 Rp. 600.000
Subtotal-10 Rp. 600.000
Catatan: maks. 10% dari anggaran yang diajukan
13
5. Rekapitulasi Biaya
Pengesahan
Judul Penelitian
(……………………………………....) (……………………………………....)
Dr. Ir. Fajar Hendrasto, Dr. Ir. M. Burhannudinnur, M.sc
Dip.Geoth.Tech.,M.T(2023/USAKTI) (1978/USAKTI)
14
15
16