Anda di halaman 1dari 12

Artikel keperawatan sebagai ilmu

Artikel ini disusun guna memenuhi tugas Konsep Dasar Keperawatan


Dosen pengampu: Ns.Dera Alfiyanti, S.Kep

Di susun oleh:
Nama : Agung Siswoyo
Nim : G0A011002

FIKKES DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2011

A. PENGERTIAN ILMU

Ilmu merupakan sebuah pengetahuan tentang sebab akibat atau asal usul yang
memiliki ciri adanya suatu metedologi yang harus dicapai secara logis dan koheren,
memiliki hubungan dengan tanggung jawab ilmuwan, bersifat universal, memiliki
objektivitas tanpa disisipi oleh prasangka-prasangka subjektif, dapat dikomunikasikan, kritis
dimana tidak ada teori ilmiah yang definitif, terbuka bagi peninjauan krotis dan berguna
sebagai wujud hubungannya antara teori dan praktek.

Ciri-Ciri ilmu:

1. Adanya suatu metodologi yg harus dicapai secara logis & koheren.


2. Memiliki hubungan dgn tanggung jawab ilmuwan
3. Bersifat universal
4. Memiliki objektifitas
5. Dapat dikomunikasikan
6. Kritis
7. Terbuka bagi peninjauan
8. Berguna sbgai wujud hbgn antara teori & praktek

Dalam memahami sebuah ilmu terdapat sebuah aktivitas yang berpangkal pada
konsep struktur pemikran manusia. Pembentukan sebuah konsep bterkait dengan 4 hal yaitu:

• Kenyataan dimana merupakan sebuah misteri apabila tidak diungkapkan dalam bahasa

• Teori yang merupakan tingkat pengertian seseorang yang sudah teruji sehingga dapat
dipakai dalam pemahaman suatu hal
• Kata-kata yang merupakan cerminan ide-ide yang diungkapkan secara verbal
• Pemikiran yang merupakan hasil akan manusia yang diekspresikan dalam bentuk bahasa

Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan sebuah hasil pemikiran manusia yang dapat
menyesuaikan antara hukum pemikiran dengan dunia luar yang juga mengandung
subjektivitas dan objektivitas dari sesuatu yang dikertahui dengan didasari oleh pemikiran
manusia.

B. KARAKTERISTIK ILMU

Suatu kegiatan dikatakan sebuah ilmu apabila memiliki 6 karakteristik, diantaranya:

1. Masalah
Masalah merupakan suatu kegiatan ilmiah yang bertitik tolak dari persoalan yang
dapat menarik perhatian. Apabila tidak terdapat suatu masalah, maka juga tidak terdapat
sebuah ilmu, sebab ilmu tumbuh dari suatu permasalahan yang ada untuk dipecahkan.
Rasa ingin tahu dari masalah terseb ut itulah yang akan menimbulkan sebuah ilmu.

2. Sikap

Karena adanya suatu masalah, maka seseorang harus memilki sikap terhadap
masalah tersebut agar masalah tersebut dapat teratasi. Sikap ingin tahu inilah yang harus
dimiliki seseorang un tuk menghadapi suatu masalah untuk menghasilkan sebuah ilmu.

3. Metode

Metode merupakan sebuah cara yang digunakan dalam menyelesaikan persoalan.


Tanpa memeliki suatu cara-cara tertentu, masalah sulit terselesaikan, cara-cara yang
dimaksud tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan sebuah
ilmu.

4. Aktivitas

Merupakan seluruh aktivitas manusia dalam menghadapi permasalahn yang jelas dan
terencana. Dengan aktivitas inilah dapat digunakan untuk membangun sebuah ilmu, dan
aktivitas ini tergantung kepada kemampuan yang dimiliki seseorang, keterampilan,
adanya kesadaran moral dan usaha bagi seseorang yang ingin menghasilkan sebuah
ilmu.

5. Solusi

Solusi merupakan ciri yang menandakan bahwa sebuah ilmu akan dapat
memecahkan persoalan dengan menggunakan sebuah prinsip umum atau hukum-hukum
tertentu.
6. Pengaruh

Pengaruh merupakan bagian dari kegiatan ilmiah yang dapat memperlihatkan sejauh
mana pengaruh ilmu terhadap masalah-masalah kehidupan. Apakah berpengaruh positif
atau juga dapat berpengaruh negatif. Hasil pemecahan masalah dan pengaruh tersebut
merupakan konsekuensi dari masing-masing ilmu.

C. UNSUR-UNSUR YANG MEMBENTUK STRUKTUR PEMIKIRAN MANUSIA

Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia. Tanpa pikiran
tersebut, maka pengetahuan tidak akan ada dan untuk dapat tetap ada terdapat 8 unsur yang
membentuk struktur pemikiran manusia, diantaranya:

1. Pengamatan

Unsur ini merupakan bagian dari unsur yang dapat membentuk struktur pikiran
karena melalui pengamatan dapat timbul keterkaitan pada objek tertentu sehingga dapat
membuat sebuah pemikiran.

2. Penyelidikan

Setelah dilakukan pengamatan, maka dapat dihasilkan suatu persepsi dan konsep
yang diingat baik secara sederhana maupun kompleks, sehinnga dapat terbentuk struktur
pemikiran.

3. Percaya

Rasa percaya pada objek muncul dalam kesadaran yang biasanya timbul dari suatu
rasa keraguaan akan objek yang akan diselidiki, melalui rasa percaya terhadap objek
tersebut akan timbul pemikiran untuk mdencapai akan apa yang akan dihasilkan.

4. Keinginan
Keinginan dapat menjadi pembentuk struktur pemikiran. Apabila tidak ada keinginan
untuk mengenal, mengetahui bahkan menyelidiki suatu objek, maka tidak terjadi sebuah
pemikiran.

5. Adanya maksud

Apabila seseorang tidak mempunyai maksud terhadap objek tertentu walaupun telah
diamati dan diselidiki, maka sulit untuk dapat terjadi sebuah pikiran.

6. Mengatur

Pikiran merupakan suatu organisme yang teratur dalam diri seseorang, dan pikiran
dapat mengatur melalui kesadaran. Proses pengaturan ini akhirnya dapat membentuk
sebuah pemikiran.

7. Menyesuaikan

Menyesuaikan merupakan bagian dari komponen yang dapat membentuk sebuah


struktur pemikiran manusia, melalui kemampuan dalam menyesuaikan pemikiran-
pemikiran akan terdapat pembatasan-pembatasan yang dibebankan pada pemikiran
melalui kondisi yang ada dalam keadaan fisik, bilogis, maupun lingkungan.

8. Menikmati

Melalui pikiran-pikiran akan dapat dirasakan kenikmatan tersendiri dalam menekuni


berbagai persoalan hidup. Proses menikamti ini juga akan membentuk struktur
pemikiran manusia.

D. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU

Perkembangan ilmu mengalami beberapa periode atau zaman diantaranya:

a. Zaman Pra Yunani Kuno


Pada zaman ini perkembangan sebuah ilmu dapat diketahui dasar pengalaman. Sikap
pengalaman tersebut dihubungkan dengan kekuatan magis. Adanya penemuan terhadap
bilangan sudah dimulai ke tingkat abstraksi. Kemampuan menulis, berhitung, dan
menentukan kalender atas sintesis dari hasil abstraksi yang dilakukan. Selain itu terdapat
kemampuan meramal yang didasari atas peristiwa yang pernah terjadi.

b. Zaman Yunani Kuno

Pada zaman ini sudah mulai ada perekembangan dalam ilmu yang didasari atas
kebebasan seseorang dalam mengungkapkan ide-ide pendapatnya, sudah tidak mempercayai
adanya kekuatan magis atau mitos yang ada, masyarakat pada zaman itu tidak lagi menerima
begitu saja dari fenomena yang ada, tapi lebih menekankan proses penyelidikan dari
peristiwa tersebut dan pemikiran-pemikiran yang kritis.

c. Zaman Pertengahan

Pada zaman pertengahan para ilmuwan ini dikaitkan dengan para ahli agama
sehingga segala kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung adanya kebenaran agama.
Pada masa itu perkembangan ilmu sudah mulai di wilayah timur melalui peradaban dunia
Islam dengan dilakukannya penerjemahan karya-karya filosofis sehinnga pada zaman itu
terdapat penemuan cara pengamatan astronomi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu bumi,
dan lai-lain, serta terdapat penegasan sistem di desimal dan dasar-dasar aljabar.

d. Zaman Renaissance

Zaman ini terjadi pada tahun 14-17 Masehi dengan ditandai adanya banyak terjadi
penemuan-penemuan ilmu pengetahuan moderen, dan pada zaman ini pemikiran manusia
mulai berkembang yaitu adanya pemikiran bahwa dalam mencapai kemajuan atas hasil
masalah sendiri tidak didasarkan atas campur tangan Illahi, zaman ini sudah ditemukan cara-
cara berpikir ilmiah seperti adanya pengamatan, penyingkiran segala hal yang tidak
termasuk dalam peristiwa yang diamati, idealisasi, dan adanya penyusuanan teori atas dasar
peristiwa, adanya percobaan untuk meguji teori yang ada.
e. Zaman Moderen

Zaman ini terjadi pada tahun 17-19 Masehi dengan ditandai adanya penemuan-
penemuan ilmiah dan telah disusun beberapa langkah dalam berpikir secara ilmiah, menurut
Descrates langkah tersebut antara lain, tidak menerima apapun sebagai hal yang benar
kecuali diyakini sendiri kalau itu memang sesuatu yang benar, adanya pemilihan masalah
menjadikan bagian yang kecil sehingga memudahkan dalam penyelesaian, adanya cara
berpikir dari hal sederhana sehingga ke hal yang paling rumit serta adanya perincian secara
lengkap dan pemeriksaan menyeluruh dari berbagai hal.

f. Zaman Kontemporer

Zaman ini dimulai pada abad ke 20, dimana pada zaman ini terjadi perkembangan
ilmu yang pesat dengan dimulainnya teori-teori alam, serta adanya penemuan teknologi
yang canggih seperti teknologi informasi dan komunikasi. Disamping itu juga terjadi
perkembangan ilmu kedokteran yang terbagi dalam spesialisasi dan subspesialisasi. Seiring
dengan perkembangan ilmu kedokteran, maka ilmu keperawatan juga mulai dikembangkan
dengan perkembangan spesialisasi.

E. KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU

Keperawatan sebagai ilmu memilki objek formal dan materia, sebagai objek forma,
keperawatan memilki cara pandang pada respons manusia terhadap masalah kesehatan
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, kemudian bantuan pada manusia diberikan pada
individu, kelompok atau masyarakat yang tidak mampu berfungsi secara sempurna dalam
masalah kesehatan dan proses penyembuhan, dimana ilmu keperawatan sangat
memperhatikan masalah-masalah keperawatan yang dilakukan dengan mencari kebenaran
secara ilmiah.

Sebagai objek materia, keperawatan memiliki bahasan yang disusun secara


sistematis dan menggunakan metode ilmiah dimana asuhan keperawatan pada manusia
ditujukkan kepada bagian yang tidak dapat berfungsi secara sempurna yang berkaitan
dengan kondisi kesehatan itu sendiri dan manusia sebagai makhluk yang utuh dan unik.
Keperawatan dikatakan sebuah ilmu karena keperawatan memiliki landasan ilmu
pengetahuan yang ilmiah yaitu scientific nursing karena ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan selalu berkembang.

F. PERKEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN

Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain


mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan
zaman. Sebagai ilmu yang mulai berkembang ilmu keperawatan, banyak mendapatkan
tekanan diantaranya tekanan dari luar dan tekanan dari dalam, sebagai contoh, tekanan dari
luar yang berpengaruh pada perkembangan ilmu keperawatan adalah adanya tuntuan
kebutuhan masyarakat dan industri kesehatan dan tekanan dari dalam yaitu masalah
keperawatan yang secara terus menerus ada dan selalu memerlukan jawaban.

Kelompok cabang ilmu keperawatan:

 Ilmu keperawatan dasar

o Konsep dasar keperawatan


o Keperawatan profesional
o Komunikasi keperawatan
o Kepemimpinan dan manajemen keperawatan
o Kebutuhan dasar manusia
o Pendidikan keperawatan
o Pengantar riset keperawatan
o Dokumentasi keperawatan

 Ilmu keperawatan klinik

o Keperawatan anak
o Keperawatan maternitas
o Keperawatan medikal bedah
o Keperawatan jiwa
o Keperawatan gawat darurat

 Ilmu keperawatan komunitas

o Keperawatan komunitas
o Keperawatan keluarga
o Keperawatan gerontik

 Ilmu penunjang

o Imu humaniora
o Ilmu alam dasar
o Ilmu perilaku
o Ilmu sosial
o Ilmu biomedik
o Ilmu kesehatan masyarakat
o Ilmu kedokteran klinik

Untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan oleh komunitas profesional,


maka upaya yang dapat dilakukan menurut Prof. Ma’rifin Husin adalah dengan
menghasilkan masalah baru dalam keperawatan melalui proses berkelanjutan. Dalam proses
berkembangnya ilmu keperawatan dituntut adanya riset dan pengembangan ilmu
keperawatan sehingga diharapkan perawat dapat melakukan penelitian, selain itu dilihat juga
adanya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan, adanya pusat
penapis dan adaptasi teknologi keperawatan serta adanya pengembangan model pemberian
asuhan keperawatan. Untuk menjadi ilmuwan dalam bidang keperawatan, sangat diperlukan
berbagai persyaratan antara lain prosedur ilmiah atau kegiatan ilmiahnya diakui oleh para
ilmuwan lainnya, metode ilmiahnya dapat dipergunakan oleh ilmuwan lainnya dalam bidang
ilmu yang sejenis, pendidikan formal yang ditempuh diakui secara akademis, memiliki
kejujuran ilmiah sehingga tidak akan mengklaim hasil temuan orang lain dianggap miliknya,
dan harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Akhir-akhir ini ilmu keperawatan menunjukkan perkembangannya dengan


terbentuknya pola pembagian kelompok ilmu keperawatan yang terdiri dari ilmu
keperawatan dasar, ilmu keperawatan komunitas, ilmu keperawatan klinik, ilmu penunjang
dengan penjabaran kelompok cabang ilmu keperawatan.

G. TEKANAN DARAH

Tekanan darah adalah tekanan pada pembuluh darah arteri saat darah dipompakan
oleh jantung ke seluruh organ. Alat yang digunakan untuk menguku tekanan darah
adalah Sphymomanometer atau tensimeter. Tekanan darah dapat diukur dengan 2
ukuran,contoh:

o 120/80 mmHg ( milimeters of mercury )


o 120 menunjukkan tekanan sistolik yaitu tekanan pada pembuluh darah arteri saat
jantung berkontraksi ( heart contraction )
o 80 menunjukkan tekanan diastolik tekanan pada pembuluh darah arteri saat
Jantung relaksasi/istirahat (heart relaxtion)

• Faktor –faktor yang mempengaruhi tekanan darah :


o Diet yang tidak seimbang
o Latihan
o Penyakit
o Narkoba dan Alkohol
o Kegemukkan
o Gaya hidup
o Usia
o Merokok

• Tekanan darah tinggi

Efek dari tekanan darah tinggi:

o Otak : stroke
o Mata : kebutaan
o Gagal jantung
o Gagal ginjal

• Tekanan darah rendah

Efek dari tekanan darah rendah:

o Otak : stroke
o Mata : Kebutaan
o Gagal jantung
o Tubuh
o Lemah
o Letih
o Lesu

• Langkah-langkah untuk mengukur tekanan darah:

1. Pasien duduk dan rileks


2. Pasang kantong karet terbungkus kain ( cuff ) pada lengan atas
3. Pasang stetoskop di bagian bawah kain ( cuff )
4. Pompa cuff sehingga aliran darah terhenti sementara
5. Saat tekanan udara diturunkan ada 2 hal yang harus diperhatikan pemeriksa.
Pertama: indikator tekanan darah, kedua : bunyi denyut jantung di stetoskop
6. Saat terdengar denyut untuk pertama kalinya menunjukkan tekanan sistolik
7. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut jantung denyut
jantung yang terdengar akan menghilang, akhir dari bunyi denyut jantung yang
terdengar lewat stetoskop menunjukkan tekanan diastolik.

Anda mungkin juga menyukai