Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II
PEMBIASAN CAHAYA (REFRAKSI) PADA LENSA

Tanggal Pengumpulan : 31 Maret 2017


Tanggal Praktikum : 24 Maret 2017
Waktu Prakikum : 13.30 – 15.30 WIB

Nama : Nuri Septia Utami


NIM : 11160163000009
Nama Anggota :
1. Ratna Komala (11160163000026)
Kelas : Pendidikan Fisika 2A

LABORATORIUM OPTIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
PEMBIASAN CAHAYA (REFRAKSI)
PADA LENSA

A. Tujuan Praktikum

1. Menentukan bayangan, perbesaran, dan fokus dari lensa pada cermin


engkung.
2. Mahasiswa dapat memahami hubungan jarak benda (s), jarak
bayangan (s’) dalam menentukan fokus lensa.
3. Mahasiswa dapat menentukan perbesaran dari suatu lensa yang
memiliki fokus tertentu.

B. Dasar Teori

Lensa adalah benda yang dibuat dari bahan optik transparan yang
membentuk permukaan-permukaan cembung atau cekung. Berdasarkan
bentuk lensa ini maka sebuah sinar setelah melalui lensa akan
dikumpulkan di suatu titik atau disebar. Semua efek-efek yang
diperlihatkna lensa adlah karena bentuk permukaan dan juga karena indeks
bias yang dimilikinya. Kita dapat menganalisis lensa menurut rumus
perbesaran pada bidang melengkung sebelumya. Lensa tipis adalah sebuah
lensa yang ketebalannya dapat diabaikan jika di bandingkan jarak fokus
lensa ke objek atau bayangan yang terjadi (Sutrisno, 1984).
Permukaan sferis ada dua macam, yaitu :
a. Lensa Konvergen, sinar sejajar yang menembbus lensa akan
berkumpul menjadi bayangan nyata, juga disebut lensa positif atau
lensa cembung.
b. Lensa Divergen, sinar sejajar yang menembus lensa akan menyebar,
lensa ini disebut lensa negatif atau lensa cekung.
Lensa yang mempunyai permukaan silinder disebut lensa silinder atau
silindris. Lensa ini mempunyai fokus yang positif dan ada pula yang
mempunyai panjang fokus negatif (J. F. Gabriel, 1996 : 142).
Lensa cembung memiliki ketebalan bagian tengah lensa lebih tebal
daripada bagian sisinya atau pinggirnya. Lensa cembung bersifat
mengumpulkan cahaya yang datang (konvergen).
Berbeda dengan lensa cembung, lensa cekung memiliki ketebalan
bagian tengan lebih kecil dibanding pinggirnya. Lensa cekung bersifat
menyebarkan cahaya yang datang (divergen).
Perubahan arah yang dialami oleh permukaan gelombang pada saat
melintas miring dari satu medium ke medium lain disebut dengan
pembiasan atau refraksi. Pada pembiasan juga terjadi perubahan laju
perambatan dan fenomena ini terjadi pada semua jenis gelombang, tetapi
yang paling umum adalah pada gelombang cahaya (Osa, Pauliza. 2008)
Ketika seberkas sinar cahaya yang merambat melalui suatu
medium transparan menemui suatu batas dari medium ttransparan lainnya,
sebagian energinya dipantulkan dan sebagian lagi memasuki medium
kedua. Sinar yang memasuki medium kedua dibelokkan di daerah
perbatasan kemudian dibiaskan. Sinar datang, sinar pantul, dan sinar yang
dibiaskan semuanya terletak pada bidang yang sama (Serway dan Jewett,
2010 : 12-13).
Berpangkal pada penjalaran cahaya dalam medium secara garis
lurus, berkas-berkas cahaya disebut garis cahaya dan digambar secara
garislurus. Dengan menggunakan cara pendekatan ini dapatlah menuliskan
ciri-ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematik. Misalnya untuk rumus-
rumus cermin dan lensa :

C. Alat dan Bahan

No Gambar Nama Alat dan Bahan

1 Kotak Cahaya

2 Rel Presisi

3 Catu Daya

4 Penyangga Sel Presisi


5 Kabel Penghubung

6 Pemegang Kotak Cahaya

7 Lensa f = 50 mm

8 Lensa f = 100 mm

9 Mistar

10 Diagram anak panah


11 Tumpukan berpenjepit

12 Layar Putih

D. Langkah Kerja

No Gambar Langkah Kerja

Siakan alat dan bahan yang


digunakan dalam praktikum
1
dan susunlah peralatan
percobaan lalu rangkai.

Menentukan titik fokus pada


2
bayangan.

Melakukan percobaan dengan


3
menguunakan f = 50 mm.
Melakukan percobaan dengan
4
menguunakan f = 100 mm.

Mengukur tinggi pada


5
bayangan.

E. Data Pengamatan

1. Metode 1

Fokus 1 = 100 mm = 10 cm
s s’ Tegak / Diperbesar /
No s.s’ s+s’
(cm) (cm) terbalik diperkecil
1 5 23 115 28 4,11 Terbalik Diperbesar
2 10 26,3 263 36,3 7,25 Terbalik Diperbesar
3 15 21,2 318 36,2 8,78 Terbalik Diperbesar
4 20 18,5 370 38,5 9,61 Terbalik Diperbesar
5 25 14 350 39 8,97 Terbalik Diperbesar

Fokus 2 = 50 mm = 5 cm
s s’ Tegak / Diperbesar /
No s.s’ s+s’
(cm) (cm) terbalik diperkecil
1 5 23 115 28 4,11 Terbalik Diperbesar
2 10 23,5 235 33,5 7,01 Terbalik Diperbesar
3 15 15,3 229,5 30,3 7,57 Terbalik Diperbesar
4 20 8 160 28 5,71 Terbalik Diperbesar
5 25 5 125 30 4,17 Terbalik Diperbesar

2. Metode 2

Fokus 1 = 100 mm = 10 cm
Tinggi benda yang digunakan (h) = 1 cm
s h’
No
(cm) (cm)
1 23 4,5 4,5 4,18
2 26,3 5,3 5,3 4,17
3 21,2 3 3 5,30
4 18,5 0,9 0,9 9,74
5 14 0,8 0,8 7,78

Fokus 2 = 50 mm = 5 cm
Tinggi benda yang digunakan (h) = 1 cm
No s h’
(cm) (cm)
1 23 3,7 3,7 4,89
2 23,5 4,7 4,7 4,12
3 15,3 2,5 2,5 4,37
4 8 0,6 0,6 5
5 5 0,5 0,5 6

F. Pengolahan Data

 Fokus 1 = 100 mm = 10 cm
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

 Fokus 2 = 50 mm = 2 cm
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

 Fokus 1 = 100 mm = 10 cm
h = 1 cm
(1)

(2)
(3)
(4)
(5)

 Fokus 2 = 50 mm = 5 cm
h = 1 cm
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

G. Pembahasan

Pada percobaan kali ini bertujuan menganalisis hubungan s dan s’


dalam menentukan fokus lensa. Selain itu, bertujuan pula untuk
menentukan perbesaran benda. Lensa yang digunakan pada percobaan ini
ialah lensa positif / lensa cembung. Lensa cembung seperti telah kita
ketahui bersama merupakan lensa yang bersifat konvergen. Hal ini
dikarenakan lensa cembung memfokuskan cahaya yang diterimanya secara
garis sejajar atau mengumpulkan cahaya pada satu titik yaitu lensa fokus.
Seperti halnya yang kita ketahui, ketika sinar dikenakan ada lensa
cembung maka sinar tersebut akan difokuskan pada satu titik. Sehingga
terlihat sebuah bayangan benda. Bayangan yang dimaksud dalam
percobaan ini ialah bayangan yang terlihat ditangkap layar. Melalui
pengamatan dapat diketahui ternyata bahwa lensa cembung bersifat
mengumpulkan cahaya pada satu titik. Karna cahaya yang berasal dari
sumber sebelumnya menyebarkan setelah melalui lensa cahaya ditangkap
layar.
Metode pertama yang dilakukan adalah dengan mengubah jarak
benda sehingga terbentuk bayangan kemudian dapat diketahui jarak
bayangan benda tersebut. Data yang didapatkan kemudian digunakan
untuk menentukan fokus lensa. Seharusnya pengubahan jarak memiliki
hubungan yang sebanding dengan jarak bayangan yang didapatkan
sehingga fokus lensa yang didapatkan akan sama. Faktanya data yang
kami dapatkan berbeda. Hal ini terjadi karna beberapa faktor. Misalnya
saja pada saat percobaan letak diafragma satu celah yang tidak dapat fokus
sehingga cahaya yang menembusnya tidak begitu sempurna dan
mengakibatkan turunnya tingkat fokus lensa oleh karna itu fokus lensa
oleh karena itu fokus lensa yang didapatkan dapat berbeda beda. Data
yang didapatkan untuk fokus lensa pertama sebesar (rerata) +7,236 cm
dari fokus +10 cm. Kemudian untuk kedua lensa kedua (rerata) +5,706 cm
dari fokus +5 cm. Seharusnya jika ditinjau dari persamaan matematis
dengan menentukan jarak benda dari bayangan kita dapat mengetahui
fokus lensa akan tetapi karena ketidakpastian fungsi alat kita tidak
mendapatkan data-data yang tepat.
Metode kedua bertujuan untuk menentukan fokus lensa sama
seperti metode pertama. Hanya saja perlakuannya ditinjau dari
perbesarannya yang terbentuk. Berdasarkan metode ini ternyata kesalahan
yang terjadi jauh lebih besar karna harga fokus lensa yang kami dapatkan
berbeda cukup jauh dengan harga fokus sebenarnya. Faktor yang
menyebabkan hal ini terjadi selain karna hal yang telah disebutkan
sebelumnya dapat pula disebabkan karna tidak adanya ketentuan kejelasan
bayangan yang terbentuk. Data yang didapatkan untuk fokus lensa pertama
(rerata) +6,096 cm dari fokus +10 cm. Untuk fokus yang kedua (rerata)
+7,238 cm dari fokus +5 cm. hal ini terjadi karna keterbatasan baik dari
praktikan maupun dari alat itu sendiri. Dan yang kami lakukan bersifat
relatif, oleh karna itu datanya kurang tepat.
Pada akhirnya, percobaan ini seharusnya dapat menjawab
pertanyaan s (jarak) dan s’ (jarak bayangan) terhadap penentuan fokus
lensa. Bagaimana data yang kami dapatkan bisa digunakan untuk
menentukan fokus lensa akan tetapi hasilnya tidak sepenuhnya sama
dengan informasi yang termuat pada lemsa yang berasal dari pabrik. Hal
ini terjadi karna adanya faktor-faktor sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya.

H. Tugas Pasca Praktikum

1. Buatlah grafik hubungan antara s.s’ terhadap s+s’ (Buat grafik dengan
menggunakan bantuan Ms. Excel dan tentukan persamaannya!
Jawab :
Grafik antara s.s' dan s+s' (f=5
cm)
35
s+s'
30

25
115 125 160 229.5 235
s.s'

Grafik antara s.s' dan s+s' (f=10


cm)
50
40
30
s+s'

20
10
0
115 263 318 350 370
s.s'

2. Tentukan harga fokus lensa berdasarkan grafik s.s’ terhadap s+s’!


Jawab :
a. Harga fokus pada lensa, f = 5 cm adalah
Rerata
b. Harga fokus pada lensa, f = 10 cm adalah
Rerata

3. Buatlah simpulan dari grafik s.s’ terhadap s+s’ yang anda buat.
bandingkan dengan harga fokus lensa yang digunakan! Tentukan pula
harga error yang anda peroleh!
Jawab :
(1)
(2)
Simpulan : Nilai fokus lensa berbanding lurus dengan nilai (s.s’) dan
berbanding terbalik dengan (s+s’).

4. Buatlah grafik hubungan antara s’ terhadap M+1 (Buat grafik dengan


menggunakan bantuan Ms. Excel dan tentukan persamaannya!
Jawab :

Grafik antara s' dan M+1 (f=10 cm)


8
M+1 6
4
2
0
14 18.5 21.2 23 26.3
s'

Grafik antara s' danM+1 (f=5 cm)


6

4
M+1

0
8 9 15.3 23 23.5
s'

5. Tentukan harga fokus lensa berdasarkan grafik s’ terhadap M+1 !


Jawab:
a. Harga fokus lensa pada f = 10 cm
Rerata
b. Harga fokus lensa pada f = 5 cm
Rerata

6. Buatlah simpulan dari grafik s’ terhadap M+1 yang anda buat.


bandingkan dengan harga fokus lensa yang dgunakan! Tentukan pula
harga error yang anda peroleh!
Jawab :
(1)
(2)

7. Bagaimanakah harga fokus dengan menggunakan kedua metode tadi?


Jawab:
Nilai fokus lensa berbanding lurus dengan nilai (s’) dan berbanding
terbalik dengan nilai (M+1).
I. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan, dapat


ditarik kesimpulan bahwa :
1. Lensa mempunyai sifat yang berkebalikan dengan cermin. Lensa
cekung bersifat divergen dan lensa cembung bersifat konvergen.
2. Jarak benda dan juga jarak bayangan erbanding lurus dengan nilai
fokusnya.

J. Kritik dan Saran


 Kritik
1. Praktikan masih kurang menguasai materi praktikum pembiasan
cahaya (refraksi) pada kaca plan paralel sehingga praktikan masih
bingung
2. Ketidaksempurnaan fungsi alat yang ada dilaboratorium ikut
mempengaruhi keberhasilan data percobaan
 Saran
1. Memanfaatkan waktu seefesien mungkin
2. Praktikan lebih cermat lagi dalam melihat pergeseran jarak bayangan
benda dan dalam menentukan fokus pada benda

K. Daftar Pustaka

Gabriel J. F.1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.


Pauliza, Osa. 2008. Fisika Kelompok Teknologi. Bandung : Grafindo
Media Pratama.
Serway dan Jewett. 2010. Fisika Untuk Sains dan teknik. Jakarta : Salemba
Teknika.
Sutrisno. 1984. Seri Fisika Dasar. Bandung : ITB.
Anonim , diakses dari , http://repository.usu.ac.id/bitstream/chapter12.pdf
diakses 26 maret 2017 ,pukul 10.21 WIB

Anda mungkin juga menyukai